• Tidak ada hasil yang ditemukan

NUR AINI XII AK- Laporan kadar sulfat gravimetri.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NUR AINI XII AK- Laporan kadar sulfat gravimetri.docx"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Praktikum

Nama : Nur Aini

NIS : 120101022

Kelas/kelompok/sub kel : XII AK/I/R2

Judul praktikum : Analisa Air dengan Penetapan Kadar Sulfat metode Gravimetri Tanggal : 04 November 2014

I. Tujuan

 Siswa dapat mengetahui cara penetapan kadar sulfat dengan metode gravimetri

 Siswa dapat menetapkan kadar sulfat dalam sampel air.

II. Dasar Teori

a. Sumber Air

Secara keseluruhan, air yang terdapat dipermukaan bumi membentuk sebuah lingkaran (siklus) air. Air di lautan, sungai, sumur, danau dan waduk akan menguap menjadi uap air. Titik uap akan bergerombol membentuk awan. Kandungan uap di awan akan terkondensasi menjadi butiran-butirn air hujan. Selanjutnya hujan membasahi permukaan bumi dan meresap menjadi air tanah sehingga membentuk mata air, sumur, danau ataupun mengalir melewati sungai menuju lautan. Siklus air tersebut akan berputar terus menerus

Sumber air secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut:

• Air Laut

Air laut memiliki rasa asin karena mengandung senyawa garam murni (NaCl) yang cukup tinggi, kadar garam murni sekitar 3% dari jumlah total keseluruhan air laut. Saat ini teknologi yang dapat merubah air laut menjadi air tawar yang layak dikonsumsi masih teknologi tinggi yaitu dengan filterisasi dan destilasi dimana proses ini memerlukan energi yang besar sehingga hanya negeri kaya dan maju yang baru bisa mengaplikasikan teknologi penjernihan air laut.

(2)

• Air Hujan

Air hujan merupakan hasil proses penguapan (evaporasi) air di permukaan bumi akibat pemanasan oleh sinar matahari. Dalam keadaan ideal (tanpa pencemaran air) air hujan merupakan air bersih dan dapat langsung dikonsumsi manusia. Namun pada saat evaporasi berlangsung air yang menguap sudah tercemar, dan air hujan yang turun juga tercemar oleh polusi udara (industry, otomotif dll) akhirnya air hujan tidak lagi mempunyai pH normal lagi melainkan bersifat asam.

• Air Permukaan

Air permukaan adalah semua air yang terdapat di permukaan tanah, antara lain sumur, sungai, rawa dan danau. Air permukaan berasal dari air hujan yang meresap dan membentuk mata air di gunung atau hutan, kemudian mengalir di permukaan bumi dan membentuk sungai atau mengumpul di tempat cekung yang membentuk danau ataupun rawa.

• Air tanah

Menurut definisi undang-undang sumber daya air, air tanah merupakan air yang terdapat didalam tanah atau batuan di bawah permukaan tanah. Air tanah memiliki kandungan mineral yang cukup tinggi, sifat dan kandungan mineral air tanah dipengaruhi oleh lapisan tanah yang dilaluinya. Kandungan mineral air tanah antara lain Na, Mg, Ca, Fe, dan O2.

Air tanah digolongkan menjadi tiga, yaitu air tanah dangkal (kurang lebih 15 meter di bawah permukaan tanah, air tanah dalam (100-300 meter di bawah permukaan tanah) dan mata air ( mata air merupakan air tanah yang keluar langsung dari permukaan tanah, mata air memiliki kualitas hampir sama dengan kualitas air tanah dalam/dangkal).

b. Sulfat

Sulfat didalam lingkungan (air) dapat berada secara ilmiah dan atau dari aktivitas manusia, misalnya dari limbah industry dan limbah laboratorium. Secara ilmiah sulfat biasanya berasal dari pelarutan mineral yang mengandung S, misalnya gips (CaSO4.2H2O) dan kalsium sufat anhidrat ( CaSO4). Selain itu

dapat juga berasal dari oksidasi senyawa organik yang mengandung sulfat adalah antara lain industri kertas,tekstil dan industri logam . Ion sulfat merupakan sejenis ion padatan dengan rumus empiris SO4 dengan massa

molekul 96.06 satuan massa atom. Sulfat terdiri atom pusat sulfur dikelilingi oleh empat atom oksigen dalam susunan tetrahidron ion sulfat bermuatan dua negatif dan merupakan basa konjugat ion hidrogen sulfat (bisulfit) H2SO4- yaitu

bes konjugat asam sulfat H2SO4 terdapat sulfat organik seperti dimetil sulfat

yang merupakan senyawa kovalen dengan rumus (CH3O)2SO2 dan merupakan

(3)

Ion sulfat adalah salah satu anion utama yang muncul di air alami atau alam. Sulfat adalah salah satu ion penting dalam ketersediaan air karena efek pentingnya bagi manusia saat ketersediaannya dalam jumlah besar. Untuk hal sulfat direkomendasikan batas maksimal sulfat dalam air sekitar 250 mg/l untuk air yang dikonsumsi manusia Sulfat dikenal sangat larut dalam air kecuali di dalam Kalsium Sulfat, Stronsium Sulfat. Barium Sulfat sangat berguna dalam proses gravimetri sulfat. Penambahan Barium Klorida pada suatu larutan yang mengandung ion sulfat. Kelihatan endapan putih, yaitu barium sulfat yang menunjukkan adanya anion sulfat. Ion sulfat bisa menjadi ligan yang menghubungkan mana-mana satu dengan oksigen (monodentant) dan dua oksigen sebagai kelat atau jembatan (Jakaoktasano, 2012)

III. Alat dan Bahan

Alat:

pemanas listrik

oven pengering

tanur dengan penunjuk temperature

desikator

timbangan analitik

gelas piala

cawan porselin

botol semprot

saringan membrane berukuran pori 0,45 µm

gelas piala 500 mL

Bahan:

• larutan indicator metil merah • asam klorida, HCl (1:1) • larutan barium Klorida • pereaksi AgNO3-HNO3

• Air suling

Kertas saring bebas abu (Whatman no.42) • Serbuk natrium sulfat, Na2SO4

(4)

IV. Prosedur

a. Apabila contoh uji keruh, saring dengan saringan membran berukuran pori 0,45 µm

b. Apabila contoh uji tidak segera dianalisis, awetan dengan mendinginkan pada temperature 4oC.

c. Ukur 250 mL contoh uji dan masukkan kedalam gelas piala 500 mL

d. Atur pH 4,5-5,5 dengan menambahkan HCl menggunakan pHmeter atau indicator metil merah sampai berwarna orange.

e. Tambahkan 1 mL -2 mL HCl f. Panaskan sampai mendidih

g. Sambil dikocok, tambahkan secara perlahan larutan BaCl2 hangat sampai proses

pengendapan BaSO4 sempurna, diamkan beberapa saat.

h. Tambahkan larutan BaCl2 sampai berlebih dan tidak terbentuk endapan lagi.

i. Panaskan endapan BaSO4 bersama larutan yang tersisa, pada temperature 80oC –

90oC selama paling sedikit 2 jam, tetapi lebih baik selama 24 jam

j. Timbang kemudian panaskan cawan porselin pada temperature 105oC selama 2

jam sampai bebas air, kemudian dinginkan dalam desikator. k. Timbang kemudian panaskan cawan porselin sampai botot tetap

l. Dinginkan endapan BaSO4 yang didapatkan dari langkah a) sampai g) hingga

temperature kamar

m. Saring endapan BaSO4 dengan kertas saring bebas abu (Whatman no. 42)

n. Cuci endapan BaSO4 dengan air suling hangat sampai air cucian tidak

mengandung klorida melalui tes dengan pereaksi AgNO3-HNO3

o. Letakkan kertas saring bersama endapan BaSO4 dalam cawan porselin yang sudah

diketahui bobotnya.

p. Bakar dalam tanur pada temperature 800oC ± 5oC selama 1 jam

q. Dinginkan dinginkan dalam desikator, kemudian timbang sampai bobot tetap. r. Lakukan analisis blanko: 250 mL air suling, lakukan langkah b) – o)

(5)

V. Data Pengamatan Sampel cawan konstan(mg) cawan + isi (mg) SO4 2- (mg/L) Air Sumur Saleba’ 51815,3 51844,8 48,5688 51931,8 51955,8 39,5136 Air Sumur Loktuan 53884,8 53911,8 44,4528 53243,5 53267,4 39,34896 Air Sumur Kanaan 53001,5 53010,0 13,9944 52839,6 52851,6 19,7568 Air Pureit 52235,2 52245,0 16,13472 54449,2 54459,0 16,13472 VI. Pembahasan

Pada praktikum ini dilakukan analisa kadar sulfat dalam sampel air dengan metode gravimetric. Sampel sebelumnya ditambahkan dengan larutan HCl untuk mengatur pH antara 4,5-5,5. Penambahan HCl ini berfungsi untuk melarutkan kandungan sulfat yang terdapat pada sampel dan dipanaskan dengan tujuan mempercepat kelarutan, reaksi yang terjadi :

SO42-(aq) + 2 HCl(aq) H2SO4(aq) + 2 Cl-(aq)

Sampel kemudian ditambahkan larutan BaCl2 yang berfungsi untuk

mengendapkan sulfat dalam bentuk barium sulfat yang terdapat dalam sample air lalu dipanaskan lagi untuk menguapkan ion Cl- yang terdapat pada sampel, reaksi

yang terjadi :

H2SO4(aq) + BaCl2(aq) BaSO4(s) + 2 HCl(aq)

Endapan yang terbentuk lalu disaring dan dicuci dengan aquades hangat untuk menghilangkan kandungan ion Ba2+, dengan reaksi :

BaSO4(s) + H2O Ba2+(s) + SO42-(aq) + H2O(aq)

Endapan tersebut kemudian dikeringkan dalam oven selama 1 jam pada suhu 800oC, dinginkan dalam desikator lalu timbang, perlakuan ini diulangi sampai

didapat berat endapan yang konstan.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, didapat rata-rata kadar sulfat dalam sampel air sumur loktuan adalah 41,900 mg/L, sesuai dengan ketetapan Dep.Kes.RI tentang kadar sulfat yang diperbolehkan dalam air yaitu, 200-400 mg/L maka kadarv sulfat dalam sampel air sumur loktuan tidak melebihi ambang batas yang ditentukan.

(6)

VII. Kesimpulan

Kadar sulfat dalam sampel air sumur loktuan adalah 41,900 mg/L maka dapat disimpulkan bahwa kadar sulfat dalam sampel air sumur loktuan tidak melebihi kadar maksimum yang telah ditetapkan oleh Dep.Kes.RI yaitu, 200-400 mg/L.

VIII. Daftar Pustaka

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Penerbit Kanisius: Yogyakarta

Sutrisno,C.T.2006. Teknologi Penyedia Air Bersih. Cetakan Kedua. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

 Jakaoktasano. 2012. Analisis Grafimetri Penentuan Kadar Sulfat

Bontang , 04 November 2014

INSTRUKTUR PRAKTIKAN

(WAHYU JULI HASTUTI, M.PD) (NUR AINI) NIP: 197607102000122005 NIS:120101022

Referensi

Dokumen terkait

Dari analisa sampel yang diperiksa, dapat disimpulkan bahwa kadar klorida (Cl) pada air reservoir di Hamparan Perak yang diperiksa tersebut dimana kadar yang diperoleh adalah

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/Menkes/Per/IV/2010 tentang kualitas air bersih adalah kadar sulfat yaitu 250 mg/l, pada penelitian yang dilakukan dari ketiga titik

Kadar fosfat yang diperbolehkan untuk air minum adalah 0,2 mg/L, sedangkan semua sampel airtanah yang terdapat di daerah penelitian telah melebihi ambang batas maksimum