• Tidak ada hasil yang ditemukan

CONTOH. PERJANJIAN PENGGUNAAN FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM No...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CONTOH. PERJANJIAN PENGGUNAAN FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BAGI BANK UMUM No..."

Copied!
264
0
0

Teks penuh

(1)

102 CONTOH

PERJANJIAN PENGGUNAAN FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI

BAGI BANK UMUM No ...

Pada hari ini, ………., tanggal ……bulan…...…tahun……, yang bertandatangan dibawah ini : --- 1. ...Nama……….., Direktur Akunting dan Sistem Pembayaran, bertempat

tinggal di Jakarta, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, untuk dan atas nama Dewan Gubernur Bank Indonesia dan dengan demikian mewakili Bank Indonesia yang berkedudukan di Jakarta berdasarkan Pasal 39 ayat (3) Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 6 Tahun 2009, untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA --- Dalam hal berdasarkan Anggaran Dasar PT yang bersangkutan tidak diperlukan surat kuasa maka komparisi adalah sebagai berikut :

2. ...Nama……….., Direktur .... (Jabatan)...., bertempat tinggal di ..., dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, selaku demikian mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah mewakili Perusahaan Perseroan PT Bank ….., berdasarkan Pasal ……. Anggaran Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris ..., Nomor ….., tanggal ….. (tanggal dalam angka), yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal ….,

(2)

103 Nomor ….., Tambahan Nomor ….., berikut perubahan-perubahan terakhir dengan Akta Notaris ……, Nomor ….., tanggal ….., yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal …., Nomor ….., Tambahan Nomor …..,

atau ( Jika Direksi harus mendapat persetujuan dari komisaris ) :

2. ...Nama……, Direktur ... (Jabatan)..., bertempat tinggal di ..., dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, selaku demikian mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah mewakili Perusahaan Peseroan PT Bank ….., berdasarkan Pasal ……. Anggaran Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris ……, Nomor ….., tanggal ….., yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal …., Nomor ….., Tambahan Nomor ….., berikut perubahan-perubahan terakhir dengan Akta Notaris ……, Nomor ….., tanggal ….., yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal …., Nomor ….., Tambahan Nomor ….., dan untuk melaksanakan tindakan hukum dalam Perjanjian ini telah mendapatkan persetujuan tertulis dari komisaris Perseroan, sebagaimana ternyata dalam Surat Persetujuan Tertulis tanggal ….., bermeterai cukup yang dilekatkan pada Perjanjian ini, untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA---

(3)

104 2. ...Nama..., Jabatan, bertempat tinggal di ..., dalam hal ini bertindak berdasarkan kekuatan Akta Power of Attorney tertanggal ...nomor ...dibuat di hadapan ..., Notaris di Jakarta, demikian bertindak untuk dan atas nama ..., cabang Indonesia, suatu bank yang didirikan berdasarkan hukum .... (negara kantor pusat bank asing)...., dan dalam hal ini bertindak melalui kantor cabangnya di Indonesia, berkedudukan di Jakarta, ...alamat...., selanjutnya disebut PIHAK KEDUA---

Kedua belah Pihak menyatakan sepakat untuk mengadakan Perjanjian Penggunaan Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum (FLI), dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut :

Pasal 1

(1) PIHAK PERTAMA memberikan FLI kepada PIHAK KEDUA paling banyak sebesar nilai Surat Berharga berupa Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan/atau Surat Berharga Negara (SBN) yang di-repo-kan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA pada rekening RTGS dan FLI-Kliring di Bank Indonesia.

(2) PIHAK KEDUA menerima dan menggunakan FLI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dari PIHAK PERTAMA yang besarnya tercantum dan tercetak pada Hasil Olahan Komputer (HOK) dari Scripless Securities Settlement System Central Computer (SCC) yang terdapat dalam Bank Indonesia - Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS).

(3) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menerima dengan baik HOK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagai satu-satunya dokumen yang membuktikan besarnya FLI yang dapat digunakan oleh PIHAK KEDUA sekaligus merupakan dokumen yang membuktikan besarnya penggunaan FLI

(4)

105 oleh PIHAK KEDUA yang timbul sebagai akibat digunakannya FLI oleh PIHAK KEDUA.

(4) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk menerima dan menggunakan HOK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagai alat bukti yang sah, otentik, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.

Pasal 2

(1) PIHAK KEDUA menggunakan FLI untuk mengatasi kesulitan pendanaan pada saat saldo rekening giro rupiah PIHAK KEDUA di Bank Indonesia tidak mencukupi untuk penyelesaian transaksi keluar (outgoing transaction) yang terjadi dalam sistem Bank Indonesia - Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan/atau kewajiban PIHAK KEDUA untuk penyelesaian akhir kliring debet.

(2) FLI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) yang digunakan oleh PIHAK KEDUA terdiri dari :

a. FLI-RTGS, sejak jam Operasional BI-RTGS dibuka sampai dengan cut-off warning sistem BI-RTGS sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur tentang BI-RTGS.

b. FLI-Kliring, apabila PIHAK KEDUA memiliki kewajiban penyelesaian akhir kliring debet sampai dengan cut-off warning sistem BI-RTGS sepanjang PIHAK KEDUA telah menjadi peserta Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI).

(3) FLI-RTGS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a juga dapat digunakan untuk:

a. menutup kewajiban penyelesaian akhir kliring debet dalam hal pendanaan awal (prefund) dalam bentuk dana tunai (cash prefund) dan/atau surat berharga (collateral prefund) yang disediakan PIHAK KEDUA tidak mencukupi untuk penyelesaian kewajiban PIHAK KEDUA yang timbul dari penyelesaian akhir kliring debet;

(5)

106 b. menutup penyelesaian akhir hasil kliring yang terjadi sebelum cut-off warning Sistem BI-RTGS bagi PIHAK KEDUA yang memiliki kantor sebagai peserta kliring yang berada di wilayah Kliring yang belum menerapkan SKNBI, sepanjang PIHAK KEDUA telah memindahkan surat berharga ke rekening FLI-RTGS dalam jumlah yang cukup sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum.

Pasal 3

(1) PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan me-repo-kan Surat Berharga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dengan nomor seri Surat Berharga sebagaimana tercatat dalam rekening FLI-RTGS dan FLI-Kliring, untuk menyelesaikan kewajiban PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA sebagaimana mestinya sebagai akibat penggunaan FLIS yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.

(2) PIHAK PERTAMA dengan ini menerima dengan baik Surat Berharga dengan nomor seri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang diagunkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA sebagaimana tercatat dalam rekening FLI-RTGS dan FLI-Kliring berdasarkan pembukuan dan HOK pada Bank Indonesia sebagai bukti yang sempurna.

Pasal 4

(1) PIHAK KEDUA harus menyelesaikan FLI yang digunakan pada hari penggunaannya paling lambat sampai dengan pre cut-off time Sistem BI-RTGS sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum.

(2) PIHAK KEDUA dapat memindahkan kembali surat berharga yang diagunkan dari rekening FLI-RTGS ke rekening surat berharga milik PIHAK KEDUA sesuai dengan nilai FLI yang dikembalikan oleh PIHAK KEDUA. (3) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak menyelesaikan FLI yang digunakan pada

(6)

107 hari penggunaan FLI sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka terhadap nilai FLI yang tidak diselesaikan oleh PIHAK KEDUA tersebut diberlakukan sebagai transaksi repo dengan Bank Indonesia dengan jangka waktu 1 (satu) hari sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai transaksi repo overnight.

Pasal 5 (1) Perjanjian ini berakhir apabila :

a. PIHAK PERTAMA mencabut ketentuan yang mengatur tentang pemberian FLI;

b. PIHAK KEDUA dicabut izin usahanya atau dibekukan kegiatan usahanya oleh lembaga/instansi yang berwenang;

(2) Berakhirnya perjanjian ini tidak menghapuskan seluruh kewajiban PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA yang timbul sebagai akibat dari pemberian FLI.

Pasal 6

Dalam hal Perjanjian ini berakhir karena sebab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1), PIHAK PERTAMA berwenang untuk melakukan pendebetan rekening giro Rupiah PIHAK KEDUA pada PIHAK PERTAMA untuk penyelesaian FLI yang diperoleh PIHAK KEDUA.

Pasal 7

PIHAK PERTAMA mengenakan biaya atas penggunaan FLI sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum.

Pasal 8

(1) PIHAK KEDUA setuju bahwa PIHAK PERTAMA berwenang menentukan terjadinya pelanggaran/kealpaan PIHAK KEDUA menurut perjanjian ini. (2) Dalam hal suatu kewajiban PIHAK KEDUA menurut perjanjian ini wajib

dilakukan dalam jangka waktu tertentu, lewatnya waktu saja telah memberikan bukti cukup bahwa PIHAK KEDUA telah melalaikan

(7)

108 kewajibannya

(3) PIHAK KEDUA menyatakan melepaskan hak-haknya untuk menyangkal jumlah kewajiban PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 9

Dalam hal perjanjian berakhir sebagaimana dimaksud pada Pasal 5, para pihak sepakat bahwa perjanjian akan berakhir secara otomatis dengan mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 jo. Pasal 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Pasal 10

(1) Semua pemberitahuan dan/atau surat menyurat antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sehubungan dengan Perjanjian ini dilakukan secara tertulis dan dianggap telah disampaikan kepada yang bersangkutan jika terdapat tanda terima tertulis dari PIHAK PERTAMA dan/atau PIHAK KEDUA.

(2) Pemberitahuan dan/atau surat menyurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialamatkan kepada :

PIHAK PERTAMA : BANK INDONESIA

Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran u.p. Bagian Penyelenggaraan Setelmen

Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 PIHAK KEDUA : ... ... ... ... Pasal 11

(8)

109 kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah untuk mufakat.

(2) Apabila penyelesaian secara musyawarah untuk mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya melalui pengadilan dan memilih tempat kediaman dan domisili yang tetap di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Pasal 12

Para pihak sepakat bahwa hal-hal lain yang belum diatur dalam perjanjian ini dan segala perubahan atas kesepakatan dalam perjanjian ini akan diatur kemudian dalam bentuk addendum atau surat yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.

Pasal 13

Perjanjian ini dibuat pada hari dan tanggal sebagaimana dimaksud pada awal perjanjian, dibuat dalam rangkap 2 (dua), masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,

(9)

110 CONTOH PERHITUNGAN BIAYA ATAS PENGGUNAAN FLI

Tabel Ilustrasi Penggunaan dan Perhitungan biaya Atas Penggunaan FLI

(nominal dalam ribuan rupiah)

No. Transaksi Nominal FLI (Extend) Pelunasan FLI (Redeem) Waktu Saldo penggunaan FLI Waktu penggunaan RRT PUAS O/N terakhir sblm hr penggunaan Perhitungan Biaya Sebenarnya Pembulatan ke atas dalam hitungan menit Nominal FLI yang diperhitungkan Biaya atas Penggunaan FLI (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 400.000 - 10:00:00 400.000 0:00:00 60 7,50% 800.000 15,87 2 - 400.000 10:05:00 0 0:05:00 3 300.000 - 10:10:00 300.000 0:00:00 3 100.000 - 10:30:00 400.000 0:20:00 4 - 100.000 10:45:00 300.000 0:15:00 5 - - 11:00:00 300.000 0:15:00 6 200.000 11:25:00 500.000 0:25:00 25 7,50% 300.000 2,48 7 500.000 11:25:50 1.000.000 0:00:50 1 7,50% 500.000 0,17 8 450.000 11:35:10 550.000 0:09:20 10 7,50% 1.000.000 3,31 9 300.000 11:35:20 250.000 0:00:10 1 7,50% 550.000 0,18 10 200.000 11:35:25 50.000 0:00:05 1 7,50% 250.000 0,08 11 50.000 12:00:00 - 0:24:35 25 7,50% 50.000 0,41 T o t a l B i a y a 22,50 Penjelasan:

1. Kolom 2 : Bank menggunakan FLI (extend) untuk pertama kalinya pada hari transaksi sebesar Rp400 juta pada pukul 10:00:00. Selanjutnya pada pukul 10:10:00 dan pukul 10:30:00 Bank menggunakan kembali FLIS masing-masing sebesar Rp300 juta dan Rp100 juta. Setelah satu jam pertama, pada pukul 11:25:00 dan pukul 11:25:50 Bank kembali menggunakan FLIS masing-masing sebesar Rp200 juta dan Rp500 juta.

2. Kolom 3 : Pada pukul 10:05:00 dan pukul 10:45:00 terdapat transfer masuk (incoming transaction) di Sistem BI-RTGS masing-masing sebesar Rp400 juta dan Rp100 juta. Transfer masuk tersebut digunakan untuk menutupi penggunaan FLI (redeem). Setelah satu jam pertama, pada pukul 11:35 terdapat tiga kali transfer masuk (incoming transaction) masing-masing sebesar Rp450 juta, Rp300 juta dan Rp200 juta. Pada pukul 12:00:00 kembali terdapat transfer masuk (incoming transaction) sebesar Rp50 juta yang melunasi saldo penggunaan FLI.

(10)

111 3. Kolom 5 : saldo penggunaan FLI diperoleh dari hasil bersih dari nilai

penggunaan dan penyelesaian FLI.

4. Kolom 6 : perhitungan waktu penggunaan FLI yang sebenarnya (dalam hitungan detik)

5. Kolom 7 : pembulatan waktu penggunaan FLI (dibulatkan ke atas dalam hitungan menit)

6. Kolom 8 : Rata-rata tertimbang PUAB O/N terakhir sebelum hari penggunaan FLI sebesar 7,5% yang merupakan hasil perkalian rata-rata tertimbang indikasi imbalan PUAB O/N dengan nisbah bagi hasil PUAB O/N.

7. Kolom 9 : perhitungan nominal FLI yang digunakan sebagai dasar hitung perhitungan imbalan atas penggunaan FLI

a) Biaya FLI untuk 1 jam pertama penggunaan FLI (Pukul 10:00:00 s/d 11:00:00) : dihitung berdasarkan akumulasi nilai nominal FLI yang digunakan Bank (kolom 2) dalam kurun waktu 1 jam pertama penggunaan FLI, yaitu sebesar Rp.800 juta dengan waktu penggunaan yang dibulatkan selama 60 menit (1 jam).

b) Biaya FLI setelah 1 jam pertama penggunaan FLI : dihitung berdasarkan outstanding FLI (kolom 5) yang digunakan Bank setelah 1 jam pertama dengan perhitungan waktu penggunaan dibulatkan ke atas dalam hitungan menit.

8. Kolom 10 : perhitungan biaya penggunaan FLI dengan rumus:

Nominal Penggunaan FLI x {(waktu penggunaan FLI) / (10,5 jam x 60 menit)} x RRT PUAB O/N Terakhir sebelum hari penggunaan FLI x (1/360)

atau

(11)

112 PERJANJIAN PENGGUNAAN

FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

No ...

Pada hari ini, ………., tanggal ……bulan…...…tahun……, yang bertandatangan dibawah ini : --- 1. ...Nama………..,Direktur Pengelolaan Moneter, bertempat tinggal di Jakarta,

dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, untuk dan atas nama Dewan Gubernur Bank Indonesia dan dengan demikian mewakili Bank Indonesia yang berkedudukan di Jakarta berdasarkan Pasal 39 ayat (3) Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 6 Tahun 2009, untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA ---

Dalam hal berdasarkan Anggaran Dasar PT yang bersangkutan tidak diperlukan surat kuasa maka komparisi adalah sebagai berikut :

2. ...Nama……….., Direktur .... (Jabatan)...., bertempat tinggal di ..., dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, selaku demikian mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah mewakili Perusahaan Perseroan PT Bank ….., berdasarkan Pasal ……. Anggaran Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris ...……, Nomor ….., tanggal ….. (tanggal dalam angka), yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal …., Nomor ….., Tambahan Nomor ….., berikut perubahan-perubahan terakhir dengan Akta Notaris ……, Nomor ….., tanggal ….., yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal …., Nomor ….., Tambahan Nomor …..,

atau ( Jika Direksi harus mendapat persetujuan dari komisaris ) :

2. ...Nama……, Direktur ... (Jabatan)..., bertempat tinggal di ..., dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, selaku

(12)

demikian mewakili Direksi dari dan oleh karena itu untuk dan atas nama serta sah mewakili Perusahaan Peseroan PT Bank ….., berdasarkan Pasal ……. Anggaran Dasarnya yang dimuat dalam Akta Notaris ……, Nomor ….., tanggal ….., yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal …., Nomor ….., Tambahan Nomor ….., berikut perubahan-perubahan terakhir dengan Akta Notaris ……, Nomor ….., tanggal ….., yang termuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal …., Nomor ….., Tambahan Nomor ….., dan untuk melaksanakan tindakan hukum dalam Perjanjian ini telah mendapatkan persetujuan tertulis dari komisaris Perseroan, sebagaimana ternyata dalam Surat Persetujuan Tertulis tanggal ….., bermeterai cukup yang dilekatkan pada Perjanjian ini, untuk selanjutnya disebut PIHAK KEDUA--- Jika PIHAK KEDUA adalah Bank Asing maka komparisi adalah sebagai berikut : 2. ...Nama..., Jabatan, bertempat tinggal di ..., dalam hal ini bertindak

berdasarkan kekuatan Akta Power of Attorney tertanggal ...nomor ...dibuat di hadapan ..., Notaris di Jakarta, demikian bertindak untuk dan atas nama ..., cabang Indonesia, suatu bank yang didirikan berdasarkan hukum .... (negara kantor pusat bank asing)...., dan dalam hal ini bertindak melalui kantor cabangnya di Indonesia, berkedudukan di Jakarta, ...alamat...., selanjutnya disebut PIHAK KEDUA--- Kedua belah Pihak menyatakan sepakat untuk mengadakan Perjanjian Penggunaan Fasilitas Likuiditas Intrahari Berdasarkan Prinsip Syariah (FLIS), dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut :

Pasal 1

(1) PIHAK PERTAMA memberikan FLIS kepada PIHAK KEDUA paling banyak sebesar nilai Surat Berharga berupa Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan/atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang di-repo-kan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA pada rekening FLIS-RTGS dan FLIS-Kliring di Bank Indonesia.

(13)

(2) PIHAK KEDUA menerima dan menggunakan FLIS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dari PIHAK PERTAMA yang besarnya tercantum dan tercetak pada Hasil Olahan Komputer (HOK) dari Scripless Securities Settlement System Central Computer (SCC) yang terdapat dalam Bank Indonesia - Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS).

(3) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menerima dengan baik HOK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagai satu-satunya dokumen yang membuktikan besarnya FLIS yang dapat digunakan oleh PIHAK KEDUA sekaligus merupakan dokumen yang membuktikan besarnya penggunaan FLIS oleh PIHAK KEDUA yang timbul sebagai akibat digunakannya FLIS oleh PIHAK KEDUA.

(4) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk menerima dan menggunakan HOK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagai alat bukti yang sah, otentik, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.

Pasal 2

(1) PIHAK KEDUA menggunakan FLIS untuk mengatasi kesulitan pendanaan pada saat saldo rekening giro rupiah PIHAK KEDUA di Bank Indonesia tidak mencukupi untuk penyelesaian transaksi keluar (outgoing transaction) yang terjadi dalam sistem Bank Indonesia - Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan/atau kewajiban PIHAK KEDUA untuk penyelesaian akhir kliring debet.

(2) FLIS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) yang digunakan oleh PIHAK KEDUA terdiri dari :

a. FLIS-RTGS, sejak jam Operasional BI-RTGS dibuka sampai dengan cut-off warning sistem BI-RTGS sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur tentang BI-RTGS.

b. FLIS-Kliring, apabila PIHAK KEDUA memiliki kewajiban penyelesaian akhir kliring debet sampai dengan cut-off warning sistem BI-RTGS sepanjang PIHAK KEDUA telah menjadi peserta Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI).

(3) FLIS-RTGS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a juga dapat digunakan untuk:

a. menutup kewajiban penyelesaian akhir kliring debet dalam hal pendanaan awal (prefund) dalam bentuk dana tunai (cash prefund) dan/atau surat berharga (collateral prefund) yang disediakan PIHAK KEDUA tidak mencukupi untuk penyelesaian kewajiban PIHAK KEDUA yang timbul dari penyelesaian akhir kliring debet;

(14)

b. menutup penyelesaian akhir kliring hasil kliring yang terjadi sebelum cut-off warning Sistem BI-RTGS bagi PIHAK KEDUA yang memiliki kantor sebagai peserta kliring yang berada di wilayah Kliring yang belum menerapkan SKNBI, sepanjang PIHAK KEDUA telah memindahkan surat berharga ke rekening FLIS-RTGS dalam jumlah yang cukup sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Fasilitas Likuiditas Intrahari Berdasarkan Prinsip Syariah.

Pasal 3

(1) PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan me-repo-kan Surat Berharga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dengan nomor seri Surat Berharga sebagaimana tercatat dalam rekening FLIS-RTGS dan FLIS-Kliring, untuk menyelesaikan kewajiban PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA sebagaimana mestinya sebagai akibat penggunaan FLIS yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.

(2) PIHAK PERTAMA dengan ini menerima dengan baik Surat Berharga dengan nomor seri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang diagunkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA sebagaimana tercatat dalam rekening FLIS-RTGS dan FLIS-Kliring berdasarkan pembukuan dan HOK pada Bank Indonesia sebagai bukti yang sempurna.

Pasal 4

(1) PIHAK KEDUA harus menyelesaikan FLIS yang digunakan pada hari penggunaannya paling lambat sampai dengan pre cut-off time Sistem BI-RTGS sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Fasilitas Likuiditas Intrahari Berdasarkan Prinsip Syariah.

(2) PIHAK KEDUA dapat memindahkan kembali surat berharga yang diagunkan dari rekening FLIS-RTGS ke rekening surat berharga milik PIHAK KEDUA sesuai dengan nilai FLIS yang dikembalikan oleh PIHAK KEDUA.

(3) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak menyelesaikan FLIS yang digunakan pada hari penggunaan FLIS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka terhadap nilai FLIS yang tidak diselesaikan oleh PIHAK KEDUA tersebut diberlakukan sebagai transaksi repo dengan Bank Indonesia dengan jangka waktu 1 (satu) hari sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai transaksi repo overnight.

(15)

Pasal 5 (1) Perjanjian ini berakhir apabila :

a. PIHAK PERTAMA mencabut ketentuan yang mengatur tentang pemberian FLIS;

b. PIHAK KEDUA dicabut izin usahanya atau dibekukan kegiatan usahanya oleh lembaga/instansi yang berwenang;

(2) Berakhirnya perjanjian ini tidak menghapuskan seluruh kewajiban PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA yang timbul sebagai akibat dari pemberian FLIS.

Pasal 6

Dalam hal Perjanjian ini berakhir karena sebab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1), PIHAK PERTAMA berwenang untuk melakukan pendebetan rekening giro Rupiah PIHAK KEDUA pada PIHAK PERTAMA untuk penyelesaian FLIS yang diperoleh PIHAK KEDUA.

Pasal 7

PIHAK PERTAMA mengenakan biaya atas penggunaan FLIS sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Fasilitas Likuiditas Intrahari Berdasarkan Prinsip Syariah.

Pasal 8

(1) PIHAK KEDUA setuju bahwa PIHAK PERTAMA berwenang menentukan terjadinya pelanggaran/kealpaan PIHAK KEDUA menurut perjanjian ini. (2) Dalam hal suatu kewajiban PIHAK KEDUA menurut perjanjian ini wajib

dilakukan dalam jangka waktu tertentu, lewatnya waktu saja telah memberikan bukti cukup bahwa PIHAK KEDUA telah melalaikan kewajibannya

(3) PIHAK KEDUA menyatakan melepaskan hak-haknya untuk menyangkal jumlah kewajiban PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA.

Pasal 9

Dalam hal perjanjian berakhir sebagaimana dimaksud pada Pasal 5, para pihak sepakat bahwa perjanjian akan berakhir secara otomatis dengan mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 jo. Pasal 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

(16)

Pasal 10

(1) Semua pemberitahuan dan/atau surat menyurat antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sehubungan dengan Perjanjian ini dilakukan secara tertulis dan dianggap telah disampaikan kepada yang bersangkutan jika terdapat tanda terima tertulis dari PIHAK PERTAMA dan/atau PIHAK KEDUA.

(2) Pemberitahuan dan/atau surat menyurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialamatkan kepada :

PIHAK PERTAMA : BANK INDONESIA

Direktorat Pengelolaan Moneter u.p. Biro Operasi Moneter Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 PIHAK KEDUA : ... ... ... ... Pasal 11

(1) Apabila timbul perselisihan sebagai akibat dari pelaksanaan perjanjian ini, kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah untuk mufakat.

(2) Apabila penyelesaian secara musyawarah untuk mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya melalui pengadilan dan memilih tempat kediaman dan domisili yang tetap di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Pasal 12

Para pihak sepakat bahwa hal-hal lain yang belum diatur dalam perjanjian ini dan segala perubahan atas kesepakatan dalam perjanjian ini akan diatur kemudian dalam bentuk addendum atau surat yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.

(17)

Pasal 13

Perjanjian ini dibuat pada hari dan tanggal sebagaimana dimaksud pada awal perjanjian, dibuat dalam rangkap 2 (dua), masing-masing bermaterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,

(18)

119 Lampiran-4

CONTOH PERHITUNGAN BIAYA ATAS PENGGUNAAN FLIS

Tabel Ilustrasi Penggunaan dan Perhitungan biaya Atas Penggunaan FLIS

(nominal dalam ribuan rupiah)

No. Transaksi Nominal FLIS (Extend) Pelunasan FLIS (Redeem) Waktu Saldo penggunaan FLIS Waktu penggunaan RRT PUAS O/N terakhir sblm hr penggunaan Perhitungan Biaya Sebenarnya Pembulatan ke atas dalam hitungan menit Nominal FLIS yang diperhitungkan Biaya atas Penggunaan FLIS (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 1 400.000 - 10:00:00 400.000 0:00:00 60 7,50% 800.000 15,87 2 - 400.000 10:05:00 0 0:05:00 3 300.000 - 10:10:00 300.000 0:00:00 3 100.000 - 10:30:00 400.000 0:20:00 4 - 100.000 10:45:00 300.000 0:15:00 5 - - 11:00:00 300.000 0:15:00 6 200.000 11:25:00 500.000 0:25:00 25 7,50% 300.000 2,48 7 500.000 11:25:50 1.000.000 0:00:50 1 7,50% 500.000 0,17 8 450.000 11:35:10 550.000 0:09:20 10 7,50% 1.000.000 3,31 9 300.000 11:35:20 250.000 0:00:10 1 7,50% 550.000 0,18 10 200.000 11:35:25 50.000 0:00:05 1 7,50% 250.000 0,08 11 50.000 12:00:00 - 0:24:35 25 7,50% 50.000 0,41 T o t a l B i a y a 22,50 Penjelasan:

1. Kolom 2 : Bank menggunakan FLIS (extend) untuk pertama kalinya pada hari transaksi sebesar Rp400 juta pada pukul 10:00:00. Selanjutnya pada pukul 10:10:00 dan pukul 10:30:00 Bank menggunakan kembali FLIS masing-masing sebesar Rp300 juta dan Rp100 juta. Setelah satu jam pertama, pada pukul 11:25:00 dan pukul 11:25:50 Bank kembali menggunakan FLIS masing-masing sebesar Rp200 juta dan Rp500 juta.

2. Kolom 3 : Pada pukul 10:05:00 dan pukul 10:45:00 terdapat transfer masuk (incoming transaction) di Sistem BI-RTGS masing-masing sebesar Rp400 juta dan Rp100 juta. Transfer masuk tersebut digunakan untuk menutupi penggunaan FLIS (redeem). Setelah satu jam pertama, pada pukul 11:35 terdapat tiga kali transfer masuk

(19)

120 masuk (incoming transaction) sebesar Rp50 juta yang melunasi saldo penggunaan FLIS.

3. Kolom 5 : saldo penggunaan FLIS diperoleh dari hasil bersih dari nilai penggunaan dan penyelesaian FLIS.

4. Kolom 6 : perhitungan waktu penggunaan FLIS yang sebenarnya (dalam hitungan detik)

5. Kolom 7 : pembulatan waktu penggunaan FLIS (dibulatkan ke atas dalam hitungan menit)

6. Kolom 8 : Rata-rata tertimbang PUAS O/N terakhir sebelum hari penggunaan FLIS sebesar 7,5% yang merupakan hasil perkalian rata-rata tertimbang indikasi imbalan PUAS O/N dengan nisbah bagi hasil PUAS O/N.

7. Kolom 9 : perhitungan nominal FLIS yang digunakan sebagai dasar hitung perhitungan imbalan atas penggunaan FLIS

a) Biaya FLIS untuk 1 jam pertama penggunaan FLIS (Pukul 10:00:00 s/d 11:00:00) : dihitung berdasarkan akumulasi nilai nominal FLIS yang digunakan Bank (kolom 2) dalam kurun waktu 1 jam pertama penggunaan FLIS, yaitu sebesar Rp.800 juta dengan waktu penggunaan yang dibulatkan selama 60 menit (1 jam).

b) Biaya FLIS setelah 1 jam pertama penggunaan FLIS : dihitung berdasarkan outstanding FLIS (kolom 5) yang digunakan Bank setelah 1 jam pertama dengan perhitungan waktu penggunaan dibulatkan ke atas dalam hitungan menit.

8. Kolom 10 : perhitungan biaya penggunaan FLIS dengan rumus:

Nominal Penggunaan FLIS x {(waktu penggunaan FLIS) / (10,5 jam x 60 menit)} x RRT PUAS O/N Terakhir sebelum hari penggunaan FLIS x (1/360)

atau

(20)

Contoh Daftar Lembaga Pemeringkat dan Peringkat yang Diakui Bank Indonesia Untuk Agunan Obligasi Korporasi

Perusahaan Pemeringkat

Peringkat

Teratas Teratas Ke-2 Teratas Ke-3

Fitch Ratings AAA AA+ AA

Moody’s Investor Service Aaa Aa1 Aa2

Standard and Poor’s AAA AA+ AA

PT. Fitch Ratings Indonesia AAA(idn) AA+(idn) AA(idn)

PT ICRA Indonesia [Idr]AAA [Idr]AA+ [Idr]AA

PT. Pemeringkat Efek Indonesia idAAA idAA+ idAA

DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN

(21)

Lampiran II.a Contoh Surat Permohonan/Perpanjangan FPJP

Nomor : [diisi dengan nomor surat] Kepada

[diisi sesuai ketentuan SE]

Perihal : Permohonan/Perpanjangan1 Fasilitas Pendanaan Jangka

Pendek (FPJP)

Sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/16/PBI/2012 tanggal 23 November 2012 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum, bersama ini kami mengajukan permohonan/perpanjangan1 FPJP untuk jangka

waktu ... ( ... ) hari dari tanggal………… sampai dengan tanggal……… sebesar Rp ... (terbilang : ...) untuk memenuhi perkiraan kekurangan Giro Wajib Minimum (GWM) kami.

Sehubungan dengan pengajuan permohonan/perpanjangan1 FPJP

dimaksud, dengan ini kami lampirkan dokumen sebagai berikut : 1. Surat pernyataan kesulitan likuiditas;

2. Surat pernyataan agunan FPJP;

3. Surat kesanggupan membayar kewajiban FPJP;

4. Surat pernyataan Bank mengenai kebenaran data dan dokumen;2

5. Surat persetujuan Dewan Komisaris atau keputusan RUPS mengenai penggunaan aset Bank sebagai agunan FPJP, sesuai dengan anggaran dasar Bank dan perundang-undangan yang berlaku;

6. Dokumen perhitungan rasio KPMM;

7. Proyeksi arus kas dan dokumen pendukung lainnya; 8. Daftar aset yang menjadi agunan FPJP;

9. Print-out hasil pengagunan (pledge) di BI-SSSS;3

10.Surat pernyataan pengagunan SBIS;4

11.Konfirmasi pemblokiran agunan dari KSEI dan hasil pemeringkatan dari perusahaan pemeringkat yang diakui oleh Bank Indonesia;5

1 Coret yang tidak perlu

2 Hanya disampaikan pada saat permohonan FPJP

3 Dalam hal agunan berupa SBI, dan/atau SBN

4 Dalam hal agunan berupa SBIS

5 Dalam hal agunan berupa Obligasi Korporasi 12. Dokumen …

(22)

12.Dokumen atas aset kredit yang menjadi agunan FPJP;6

Surat permohonan beserta lampiran tersebut di atas kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari terdapat hal-hal yang tidak benar maka kami bersedia menerima risiko dan akibat dari tindakan yang diambil oleh Bank Indonesia.

Demikian permohonan kami, atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.

(tempat, tanggal)

Komisaris Direksi

(Nama Bank….) (Nama Bank…..)

ttd ttd

Meterai

--- ---

(Komisaris) (Direktur/SetingkatDirektur)

CC.

[diisi sesuai ketentuan SE]

DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN

MULYA E. SIREGAR

(23)

Lampiran II.b Contoh Surat Pernyataan Kesulitan Likuiditas Dalam Rangka

Permohonan/Perpanjangan/Penambahan1 FPJP

No. [diisi dengan nomor surat] Kepada

[diisi sesuai ketentuan SE]

Perihal : Surat Pernyataan Kesulitan Likuiditas

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ……….. 2

Jabatan : Direktur ……. 3 Bank ……….……... 4

dalam hal ini bertindak dalam jabatan tersebut di atas, dengan ini menyatakan bahwa :

Bank mengalami kesulitan likuiditas yang disebabkan oleh a)……..

b)…….. dst

Bank telah berupaya untuk mengatasi kesulitan likuiditas tersebut namun belum dapat mengatasi kesulitan likuiditas tersebut. Adapun langkah-langkah yang telah diambil oleh Bank adalah

a)…….. b)…….. dst

1 Coret yang tidak perlu

2 Diisi dengan nama direksi Bank yang berwenang mewakili 3 Diisi dengan jabatan direksi yang berwenang mewakili Bank

4 Diisi dengan nama Bank yang mengajukan permohonan FPJP Demikian …

(24)

Demikian pernyataan kami.

[kota], [tanggal, bln, tahun]

Tanda tangan

……….5

DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN

MULYA E. SIREGAR

5 Diisi dengan nama dan jabatan direksi yang berwenang mewakili Bank Materai Rp. 6000,-

(25)

Lampiran II.c Contoh Surat Pernyataan Agunan FPJP

No. [diisi dengan nomor surat] Kepada

[diisi sesuai ketentuan SE]

Perihal : Surat Pernyataan Agunan FPJP Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ……….. 1

Jabatan : Direktur ……. 2 Bank ……….……... 3

dalam hal ini bertindak dalam jabatan tersebut di atas, dengan ini menyatakan bahwa :

Seluruh aset yang menjadi agunan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) tidak sedang dijaminkan kepada pihak lain, tidak di bawah sitaan, tidak tersangkut dalam suatu perkara atau sengketa, dan memenuhi seluruh persyaratan agunan FPJP sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran Bank Indonesia yang mengatur mengenai pemberian FPJP.

Demikian pernyataan kami.

[kota], [tanggal, bln, tahun]

Tanda tangan ……….4

DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN

MULYA E. SIREGAR

1 Diisi dengan nama direksi Bank yang berwenang mewakili 2 Diisi dengan jabatan direksi yang berwenang mewakili Bank

3 Diisi dengan nama Bank yang mengajukan permohonan FPJP

4 Diisi dengan nama dan jabatan direksi yang berwenang mewakili Bank Materai Rp. 6000,-

(26)

Contoh Surat Kesanggupan Membayar Dalam Rangka Permohonan/Perpanjangan/Penambahan Plafon1 FPJP

No. [diisi dengan nomor surat] Kepada

[diisi sesuai ketentuan SE]

Perihal : Surat Kesanggupan Membayar Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ………...………2

Jabatan : Direktur ……. 3 Bank ……….4

dalam hal ini bertindak dalam jabatan tersebut di atas, dengan ini menyatakan kesanggupan membayar atas segala kewajiban terkait Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada Bank ………….4 pada saat tanggal jatuh waktu yaitu

tanggal ………5 dengan plafon sejumlah Rp.……….6 berikut

biaya bunga dan biaya lain yang timbul sehubungan dengan pemberian FPJP dari Bank Indonesia, serta menyatakan tunduk pada seluruh ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia dan Surat Edaran Bank Indonesia yang mengatur mengenai pemberian FPJP.

[kota], [tanggal, bln, tahun]

Tanda tangan ………..7

DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN

MULYA E. SIREGAR

1

Coret yang tidak perlu

2

Diisi dengan nama direksi Bank yang berwenang mewakili

3

Diisi dengan jabatan direksi yang berwenang mewakili Bank

4

Diisi dengan nama Bank yang mengajukan permohonan FPJP

5

Diisi dengan tanggal jatuh waktu FPJP

6

Diisi dengan jumlah FPJP yang diajukan

7

Diisi dengan nama dan jabatan direksi Bank yang berwenang mewakili

Materai Rp. 6000,-

(27)

Lampiran II.e SURAT PERNYATAAN KEBENARAN

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : ………...1

Jabatan : Direktur ...2 Bank ...3

Alamat : ...4

bahwa berkaitan dengan permohonan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) yang diajukan kepada Bank Indonesia, dengan ini untuk dan atas nama Bank ...3 menyatakan bahwa seluruh dokumen, data,

penjelasan dan keterangan yang disampaikan kepada Bank Indonesia dijamin kebenarannya serta telah memenuhi ketentuan yang berlaku, termasuk dalam hal terdapat permohonan perpanjangan dan/atau penambahan plafon FPJP.

Bahwa apabila dikemudian hari ditemukan hal-hal yang sebaliknya, segala akibat hukum yang timbul menjadi tanggung jawab kami sepenuhnya.

Demikian surat pernyataan ini dibuat secara sukarela dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun juga.

[kota], [tanggal, bln, tahun] Tanda tangan

……….5

DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN

MULYA E. SIREGAR

1 Diisi dengan nama direksi Bank yang berwenang mewakili 2 Diisi dengan jabatan direksi yang berwenang mewakili Bank

3 Diisi dengan nama Bank yang mengajukan permohonan FPJP

4 Diisi alamat Bank yang mengajukan permohonan FPJP

5 Diisi dengan nama dan jabatan direksi yang berwenang mewakili Materai Rp. 6000,-

(28)

Proyeksi Arus Kas

Nama Bank : ……….

Posisi : Tanggal ………….

Proyeksi arus kas - Berdasarkan Pendekatan Remaining Maturity

Posisi Remaining Maturity

H H+1 H+2 H+29 H+30

I. Settlement/pos-pos tertentu yang

mempengaruhi ON B/S Rupiah

A. Saldo Giro BI

1. Rupiah

2. Valas

B. Kas / Uang Tunai

1. Rupiah

2. Valas

C. Transaksi Jatuh Waktu

1. Transaksi Antar Bank

1.1 Penempatan Pada Bank Lain Jatuh waktu

(placement jatuh waktu)

1.2 Pinjaman Kepada Bank Lain Jatuh waktu

(borrowing jatuh waktu)

1.3 Reverse repo SBI/SBIS

1.4 Repo SBI/SBIS

1.5 Reverse repo SBN

1.6 Repo SBN

1.7 Reverse repo SSB/SSBS Korporasi 1.8 Repo SSB/SSBS Korporasi 1.9 Antar bank aktiva lainnya 1.10 Antar bank pasiva lainnya 2. Transaksi Dengan Bank Indonesia

2.1 SBI/SBIS

a SBI/SBIS Jatuh waktu b Settlement SBI/SBIS 2.2 Deposit Facility/FASBIS jatuh waktu 2.3 Term Deposit jatuh waktu 2.4 Lending/Financing Facility jatuh waktu

2.5 Repo

a SBI/SBIS jatuh waktu

b SBN jatuh waktu

2.6 Reverse Repo SBN

3. Transaksi Dengan Pemerintah dan Korporasi

3.1 SBN

3.2 SSB/SSBS Korporasi

3.3 Obligasi/Sukuk Subordinasi 3.4 SSB/SSBS yang Diterbitkan

D. Kredit/Pembiayaan

(29)

---

Lanjutan Lampiran III

Proyeksi arus kas - Berdasarkan Pendekatan Remaining Maturity

Posisi Remaining Maturity

H H+1 H+2 H+29 H+30

2. Pinjaman/pembiayaan yang diterima

E. Dana Pihak Ketiga

1. Tabungan dan Giro

2. Deposito

II. Settlement/Pos-pos tertentu yang

mempengaruhi OFF B/S Rupiah

A. Dengan Bank Indonesia

1. Spot/tod/tom

a. arus kas masuk (beli Rupiah)

b. arus kas keluar (jual Rupiah)

2. Forward

a. arus kas masuk (beli Rupiah) b. arus kas keluar (jual Rupiah)

3. Swap

a. arus kas masuk (beli Rupiah) b. arus kas keluar (jual Rupiah)

4. Option

a. arus kas masuk (beli Rupiah) b. arus kas keluar (jual Rupiah) 5. Transaksi Derivatif Lainnya

a. arus kas masuk (beli Rupiah) b. arus kas keluar (jual Rupiah)

B. Dengan Pihak Lainnya

1. Dengan Bank

1.1. Spot/tod/tom

a. arus kas masuk (beli Rupiah)

b. arus kas keluar (jual Rupiah)

1.2. Forward

a. arus kas masuk (beli Rupiah) b. arus kas keluar (jual Rupiah)

1.3. Swap

a. arus kas masuk (beli Rupiah) b. arus kas keluar (jual Rupiah)

1.4. Option

a. arus kas masuk (beli Rupiah) b. arus kas keluar (jual Rupiah) 1.5. Transaksi Derivatif Lainnya

a. arus kas masuk (beli Rupiah) b. arus kas keluar (jual Rupiah)

2. Dengan Nasabah Perorangan

2.1. Spot/tod/tom

a. arus kas masuk (beli Rupiah)

(30)

Proyeksi arus kas - Berdasarkan Pendekatan Remaining Maturity

Posisi Remaining Maturity

H H+1 H+2 H+29 H+30

2.2. Forward

a. arus kas masuk (beli Rupiah) b. arus kas keluar (jual Rupiah)

2.3. Swap

a. arus kas masuk (beli Rupiah) b. arus kas keluar (jual Rupiah)

2.4. Option

a. arus kas masuk (beli Rupiah) b. arus kas keluar (jual Rupiah) 2.5. Transaksi Derivatif Lainnya

a. arus kas masuk (beli Rupiah) b. arus kas keluar (jual Rupiah)

3. Dengan Nasabah Korporasi

3.1. Spot/tod/tom

a. arus kas masuk (beli Rupiah)

b. arus kas keluar (jual Rupiah)

3.2. Forward

a. arus kas masuk (beli Rupiah) b. arus kas keluar (jual Rupiah)

3.3. Swap

a. arus kas masuk (beli Rupiah) b. arus kas keluar (jual Rupiah)

3.4. Option

a. arus kas masuk (beli Rupiah) b. arus kas keluar (jual Rupiah) 3.5. Transaksi Derivatif Lainnya

a. arus kas masuk (beli Rupiah) b. arus kas keluar (jual Rupiah) III. Settlement/Pos-pos tertentu yang

Mempengaruhi ON B/S Valas

A. Transaksi Antar Bank

1. Saldo Nostro

2. Saldo Vostro

3. Penempatan Pada Bank Lain Jatuh waktu

(placement jatuh waktu)

4. Pinjaman Kepada Bank Lain Jatuh waktu

(borrowing jatuh waktu)

5. Reverse repo SSB/SSBS

6. Repo SSB/SSBS

7. Antar bank aktiva lainnya

8. Antar bank pasiva lainnya

B. Transaksi Dengan Bank Indonesia

1. Term Deposit jatuh waktu

(31)

---

Lanjutan Lampiran III

Proyeksi arus kas - Berdasarkan Pendekatan Remaining Maturity

Posisi Remaining Maturity

H H+1 H+2 H+29 H+30 1. SBN 2. SSB/SSBS Korporasi 3. Obligasi/Sukuk Subordinasi 4. SSB/SSBS yang Diterbitkan D. Kredit/Pembiayaan

1. Kredit/Pembiayaan yang diberikan 2. Pinjaman/Pembiayaan yang diterima

E. Dana Pihak Ketiga

1. Tabungan

2. Deposito

IV. Settlement/Pos-pos tertentu yang

Mempengaruhi OFF B/S Valas

A. Dengan Bank Indonesia

1. Spot/tod/tom

a. arus kas masuk (beli valas)

b. arus kas keluar (jual valas)

2. Forward

a. arus kas masuk (beli valas) b. arus kas keluar (jual valas)

3. Swap

a. arus kas masuk (beli valas) b. arus kas keluar (jual valas)

4. Option

a. arus kas masuk (beli valas) b. arus kas keluar (jual valas) 5. Transaksi Derivatif Lainnya

a. arus kas masuk (beli valas) b. arus kas keluar (jual valas)

B. Dengan Pihak Lainnya

1. Dengan Pihak Bank

1.1. Spot/tod/tom

a. arus kas masuk (beli valas)

b. arus kas keluar (jual valas)

1.2. Forward

a. arus kas masuk (beli valas) b. arus kas keluar (jual valas)

1.3. Swap

a. arus kas masuk (beli valas) b. arus kas keluar (jual valas)

1.4. Option

a. arus kas masuk (beli valas) b. arus kas keluar (jual valas) 1.5. Transaksi Detivatif Lainnya

(32)

Proyeksi arus kas - Berdasarkan Pendekatan Remaining Maturity

Posisi Remaining Maturity

H H+1 H+2 H+29 H+30

a. arus kas masuk (beli valas) b. arus kas keluar (jual valas)

2. Dengan Nasabah Perorangan

2.1. Spot/tod/tom

a. arus kas masuk (beli valas)

b. arus kas keluar (jual valas)

2.2. Forward

a. arus kas masuk (beli valas) b. arus kas keluar (jual valas)

2.3. Swap

a. arus kas masuk (beli valas) b. arus kas keluar (jual valas)

2.4. Option

a. arus kas masuk (beli valas) b. arus kas keluar (jual valas) 2.5. Transaksi Derivatif Lainnya

a. arus kas masuk (beli valas) b. arus kas keluar (jual valas)

3. Dengan Nasabah Korporasi

3.1. Spot/tod/tom

a. arus kas masuk (beli valas)

b. arus kas keluar (jual valas)

3.2. Forward

a. arus kas masuk (beli valas) b. arus kas keluar (jual valas)

3.3. Swap

a. arus kas masuk (beli valas) b. arus kas keluar (jual valas)

3.4. Option

a. arus kas masuk (beli valas) b. arus kas keluar (jual valas) 3.5. Transaksi Derivatif Lainnya

a. arus kas masuk (beli valas) b. arus kas keluar (jual valas)

(33)

---

Lanjutan Lampiran III

Proyeksi Arus Kas – Berdasarkan Pendekatan Behavioral

Posisi Proyeksi

Ket

H H+1 H+14 W3 W4

I. Penarikan dan Setoran DPK

A Tabungan dan Giro

1. Nasabah Perorangan

1.1 Rupiah

a. arus kas masuk b. arus kas keluar

1.2 Valas

a. arus kas masuk

b. arus kas keluar

2. Nasabah Korporasi

2.1 Rupiah

a. arus kas masuk

b. arus kas keluar

2.2 Valas

a. arus kas masuk

b. arus kas keluar

B Deposito

1. Nasabah Perorangan

1.1 Rupiah

a. arus kas masuk

b. arus kas keluar

1.2 Valas

a. arus kas masuk

b. arus kas keluar

2. Nasabah Korporasi

2.1 Rupiah

a. arus kas masuk

b. arus kas keluar

2.2 Valas

a. arus kas masuk

b. arus kas keluar

II. Transaksi Antar Bank

1. Rupiah

a. Penempatan Pada Bank lain Jatuh

Waktu (placement jatuh waktu) b. Pinjaman dari Bank lain Jatuh Waktu

(borrowing jatuh waktu)

2. Valas

a. Penempatan Pada Bank lain Jatuh

Waktu (placement jatuh waktu) b. Pinjaman dari Bank lain Jatuh waktu

(borrowing jatuh waktu)

III. Surat-Surat Berharga

1. Pembayaran Pokok dan Bunga/Imbalan

dari SSB/SSBS yang diterbitkan

a. Rupiah

b. Valas

2. Buyback SBN dan SSB/SSBS lainnya

a. Rupiah

b. Valas

3. Call Option Obligasi Subordinasi

a. Rupiah

(34)

Proyeksi Arus Kas – Berdasarkan Pendekatan Behavioral Posisi Proyeksi Ket H H+1 H+14 W3 W4 IV. Kredit/Pembiayaan

1. Kredit/pembiayaan yang diberikan

a. Rupiah

b. Valas

2. Realisasi penyaluran kredit/pembiayaan

a. Rupiah

b. Valas

V. Pasar Modal Dalam Negeri dan Luar

Negeri

1. Penerbitan Surat utang baru

a. Rupiah

b. Valas

2. Penerbitan Saham (IPO dan Right Issues)

a. Rupiah

b. Valas

Petunjuk pengisian pada Lampiran II ini mengikuti ketentuan Bank Indonesia dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/39/DPM tanggal 28 Desember 2012 perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/3/DPM tanggal 4 Februari 2011 perihal Laporan Harian Bank Umum.

DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN

(35)

Lampiran IV.a

AGUNAN BERUPA SURAT BERHARGA

Jenis

Seri

Sisa Jangka

Waktu

Tanggal

Jatuh

Tempo

Harga

*)

Rata-rata

Tertimbang

Tingkat Diskonto

Saat Penerbitan

**)

Nilai Nominal

Nilai Jual

*)

SBI

SBIS

SBN

Obligasi

Korporasi

*) Tidak berlaku untuk SBIS **) Hanya berlaku untuk SBI

DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN

MULYA E. SIREGAR

(36)

DAFTAR ASET KREDIT LANCAR SELAMA 12 BULAN TERAKHIR YANG DIAGUNKAN BANK ………

Mulai Akhir Rp (juta) Va (ribu) Rp (juta) Va (ribu) Nominal Rp (juta)

Persentase terhadap

Plafon

Debitur Kredit Agunan

No Nama Nomor Debtor Identification Number (DIN) NPWP Alamat dan Telp Nomor Perjanjian Kredit / Surat Perjanjian Kredit Nomor Rekening Nama Pemilik Nilai Pengikatan Nomor Bukti Kepemilikan

Nilai Taksasi Agunan **)

Total dalam mata uang asal Total dalam Jutaan Rupiah

No Pengikatan/ Pembebanan *) Baki Debet Jenis Agunan Penilai Agunan ***) Nomor Polis Asuransi Nilai Agunan Tertanggung (apabila ada) Jenis Kredit Nomor Asuransi Kredit dan Nilai Tertanggung (apabila ada) Jangka Waktu

(yyy/mm/dd) Plafon Kredit

Catatan:

*) Apabila agunan kredit memiliki akta Fidusia, APHT, atau Hipotek cantumkan no. Akta-akta tersebut

**) nilai yang dicantumkan sesuai pasal 48 Peraturan Bank Indonesia No.9/6/PBI/2007 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Bank Indonesia No.7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum antara lain telah memperhitungkan jangka waktu dari penilaian agunan terakhir dilakukan.

***) Diisi " independen", apabila menggunakan penilai agunan independen dan "intern bank", apabila menggunakan penilai agunan dari pihak internal b ank

Disclaimer :

Aset kredit sebagaimana terdapat pada daftar diatas telah memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam pasal 4 ayat (4) Peraturan Bank Indonesia No14/16/PBI/2012 tanggal 23 November 2012 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

Informasi yang disampaikan sesuai dengan portofolio kredit yang sebenarnya. Apabila di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian data yang disampaikan, segala risiko yang muncul atas penyampaian data tersebut menjadi tanggung jawab kami.

Jakarta,...

DIREKTUR UTAMA DIREKTUR

DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN

(37)

Lampiran IV.c

PERUBAHAN DAFTAR ASET KREDIT LANCAR BANK……….

Merujuk pada Perjanjian Pemberian FPJP No…. tanggal …. Jo. Perjanjian Pengikatan Fidusia No. …tanggal ….., berhubungan adanya kewajiban bagi PIHAK PERTAMA (BANK …) untuk menjaga nilai jaminan dari perjanjian FPJP, PIHAK PERTAMA setuju untuk mengganti dan PIHAK KEDUA (BANK INDONESIA) setuju untuk menerima penggantian dari PIHAK PERTAMA (BANK…) obyek jaminan fidusia sebagai berikut:

1) menarik Obyek Jaminan Fidusia nomor ……. yang tertuang pada Daftar Aset Kredit Lancar Bank yang merupakan bagian dari Akta Fidusia;

2) mengganti Obyek Jaminan Fidusia tersebut pada angka 1) di atas, menjadi sebagai berikut:

Mulai Akhir Rp (juta) Va (ribu) Rp (juta) Va (ribu) Nominal Rp

(juta)

Persentase terhadap

Plafon

Total dalam Jutaan Rupiah

Nomor Polis Asuransi Nilai Agunan Tertanggung (apabila ada) Nama Pemilik Nilai Pengikatan AGUNAN

Total dalam mata uang asal

Baki Debet KREDIT Jenis Agunan No Pengikatan/ Pembebanan *) Nomor Bukti Kepemilikan

Nilai Taksasi Agunan **) Penilai Agunan ***) Nomor Perjanjian Kredit / Surat Perjanjian Kredit Nomor Rekening Jenis Kredit Nomor Asuransi Kredit dan Nilai Tertanggung (apabila ada) Jangka Waktu

(yyy/mm/dd) Plafon Kredit

DEBITUR No Nama Nomor Debtor Identification Number (DIN) NPWP Alamat dan Telp Catatan:

*) Apabila agunan kredit memiliki akta Fidusia, APHT, atau Hipotek cantumkan no. Akta-akta tersebut

**) nilai yang dicantumkan sesuai pasal 48 Peraturan Bank Indonesia No.9/6/PBI/2007 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan B ank Indonesia No.7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum antara lain telah memperhitungkan jangka waktu dari penilaian agunan terakhir dilakukan.

***) Diisi " independen", apabila menggunakan penilai agunan independen dan "intern bank", apabila menggunakan penilai agunan dari pihak internal bank

Disclaimer :

Aset kredit sebagaimana terdapat pada daftar diatas telah memenuhi kriteria sebagaimana diatur dalam pasal 4 ayat (4) Peraturan Bank Indonesia No14/16/PBI/2012 tanggal 23 November 2012 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

Informasi yang disampaikan sesuai dengan portofolio kredit yang sebenarnya. Apabila di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian data yang disampaikan, segala risiko yang muncul atas penyampaian data tersebut menjadi tanggung jawab kami.

Jakarta,...

DIREKTUR UTAMA DIREKTUR

DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN

MULYA E. SIREGAR

(38)

Contoh Surat Pernyataan Agunan berupa Aset Kredit No. [diisi dengan nomor surat]

Kepada

[diisi sesuai ketentuan SE]

Perihal : Surat Pernyataan Agunan berupa Aset Kredit

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ……….. 1

Jabatan : Direktur ……. 2 Bank ……….……... 3

dalam hal ini bertindak dalam jabatan tersebut di atas, dengan ini menyatakan bahwa :

1. seluruh Aset Kredit yang diajukan bukan kredit konsumsi kecuali KPR;

2. seluruh Aset Kredit dijamin dengan agunan tanah dan/atau bangunan yang memiliki nilai paling rendah 140% dari plafon kredit yang telah dinilai oleh penilai independen;

3. sisa jangka waktu jatuh tempo kredit paling singkat 12 (dua belas) bulan sejak penandatanganan FPJP;

4. baki debet (outstanding) kredit tidak melebihi plafon kredit dan BMPK pada saat FPJP diberikan;

5. seluruh Aset Kredit yang diagunkan memiliki perjanjian kredit dan pengikatan agunan yang memiliki kekuatan hukum;

6. seluruh Aset Kredit yang diagunkan bukan merupakan kredit kepada pihak terkait Bank; dan

7. kualitas seluruh Aset Kredit yang diajukan untuk menjadi agunan FPJP adalah benar tergolong kualitas lancar paling singkat 12 (dua belas) bulan terakhir berturut-turut.

1 Diisi dengan nama direksi Bank yang berwenang mewakili 2 Diisi dengan jabatan direksi yang berwenang mewakili Bank

(39)

Lanjutan Lampiran V Demikian pernyataan kami.

[kota], [tanggal, bln, tahun]

Tanda tangan

……….4

DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN

MULYA E. SIREGAR

4 Diisi dengan nama dan jabatan direksi yang berwenang mewakili Bank Materai Rp. 6000,-

(40)

Contoh Surat Permohonan Penambahan Plafon FPJP Nomor : [diisi dengan nomor surat]

Kepada

[diisi sesuai ketentuan SE]

Perihal : Permohonan Penambahan Plafon Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP)

Sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/16/PBI/2012 tanggal 23 November 2012 tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum dan Surat Persetujuan Pemberian FPJP No. …. tanggal …, bersama ini kami mengajukan permohonan penambahan plafon FPJP sebesar Rp ... (terbilang : ...) untuk memenuhi perkiraan kekurangan Giro Wajib Minimum (GWM) kami, sehingga seluruh plafon FPJP Bank … menjadi sebesar Rp ... (terbilang : ...).

Sehubungan dengan pengajuan permohonan penambahan plafon FPJP dimaksud, dengan ini kami lampirkan dokumen sebagai berikut : 1. Surat pernyataan kesulitan likuiditas;

2. Surat pernyataan agunan FPJP;

3. Surat kesanggupan membayar kewajiban FPJP;

4. Dokumen perhitungan rasio KPMM;

5. Proyeksi arus kas dan dokumen pendukung lainnya; 6. Daftar aset yang menjadi agunan FPJP;

7. Print-out hasil pengagunan (pledge) di BI-SSSS;1

8. Surat pernyataan pengagunan SBIS;2

9. Konfirmasi pemblokiran agunan dari KSEI dan hasil pemeringkatan dari perusahaan pemeringkat yang diakui oleh Bank Indonesia;3

10.Dokumen atas aset kredit yang menjadi agunan FPJP;4

Surat permohonan beserta lampiran tersebut di atas kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari terdapat hal-hal

1 Dalam hal agunan berupa SBI, SUN dan/atau SBNSBSN

2 Dalam hal agunan berupa SBISSUN

3 Dalam hal agunan berupa Obligasi Korporasi

(41)

Lanjutan Lampiran VI yang tidak benar maka kami bersedia menerima risiko dan akibat dari tindakan yang diambil oleh Bank Indonesia.

Demikian permohonan kami, atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.

(tempat, tanggal)

Komisaris Direksi

(Nama Bank….) (Nama Bank…..)

ttd ttd

Meterai

--- ---

(Komisaris) (Direktur/SetingkatDirektur)

CC.

[diisi sesuai ketentuan SE]

DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN

MULYA E. SIREGAR

16

(42)

Contoh Perhitungan Nilai Agunan FPJP 1. Perhitungan Nilai Agunan FPJP dalam bentuk SBI

a. SBI 1 bulan seri IDBIxxxxxxxxx dengan karakteristik: nilai nominal Rp100 miliar, rata-rata tertimbang tingkat diskonto saat penerbitan 8,75000%, sisa jangka waktu 9 hari, dengan harga 99,78173 (sebagaimana tercantum dalam BI-SSSS).

b. SBI 3 bulan seri IDBIxxxxxxxxx dengan karakteristik: nilai nominal Rp50 miliar, rata-rata tertimbang tingkat diskonto saat penerbitan 7,83333%, sisa jangka waktu 58 hari, dengan harga 98,75369 (sebagaimana tercantum dalam BI-SSSS).

Perhitungan Nilai Jual SBI dihitung berdasarkan harga setiap seri SBI: a. Nilai Jual SBI = Rp100 miliar x 99,78173% = Rp

99.781.730.000,00

b. Nilai Jual SBI = Rp 50 miliar x 98,75369% = Rp 49.376.845.000,00

Jumlah Nilai Jual SBI (a + b) = Rp149.158.575.000,00

Nilai agunan adalah sebesar 100% dari Nilai Jual SBI, yaitu Rp149.158.575.000,00. Dengan demikian, plafon FPJP adalah sebesar Rp149.158.575.000,00 untuk menutup kekurangan Giro Wajib Minimum.

2. Perhitungan Nilai Agunan FPJP dalam bentuk SUN

a. Obligasi Negara (ON) seri FRxxxx dengan karakteristik: 50.000 unit (nilai nominal Rp50 miliar), sisa jangka waktu 3686 hari, dengan harga 108,05988% (sebagaimana tercantum dalam BI-SSSS).

b. ON seri ZCxxxx (zero coupon bond) dengan karakteristik: 50.000 unit (nilai nominal Rp50 miliar), sisa jangka waktu 527 hari, dengan harga 89,19250% (sebagaimana tercantum dalam BI-SSSS). c. SPN seri SPNxxxxxxxxxx dengan karakteristik: 50.000 unit (nilai nominal Rp50 miliar), sisa jangka waktu 351 hari, dengan harga 93,99088% (sebagaimana tercantum dalam BI-SSSS).

Nilai Pasar SUN dihitung sebagai berikut:

a. Nilai Pasar ON = Rp 50 miliar x 108,05988% = Rp 54.029.940.000,00

b. Nilai Pasar ONZC = Rp 50 miliar x 89,19250% = Rp

44.596.250.000,00

(43)

Lanjutan Lampiran VII c. Nilai Pasar SPN = Rp 50 miliar x 93,99088% = Rp

46.995.440.000,00

Jumlah Nilai Pasar SUN (a + b +c) = Rp145.621.630.000,00

Nilai agunan (cash value) ditetapkan sebesar 100%/105% dari Nilai

Pasar SUN, yaitu {(Rp54.029.940.000,00  100/105) +

(Rp44.596.250.000,00  100/105) + (Rp46.995.440.000,00  100/105) = Rp138.687.266.666,67.

Dengan demikian, plafon FPJP adalah sebesar Rp138.687.266.666,67 untuk menutup kekurangan Giro Wajib Minimum.

3. Perhitungan Nilai Agunan FPJP dalam bentuk SBSN

SBSN seri IFRxxxx dengan karakteristik: 100.000 unit (nilai nominal 100 miliar), sisa jangka waktu 1500 hari, dengan harga 92,01250% (sebagaimana tercantum dalam BI-SSSS).

Nilai Pasar SBSN yang dimiliki dihitung sebagai berikut:

Nilai Pasar SBSN = Rp 100 miliar x 92,01250% = Rp92.012.500.000,00 Nilai agunan (cash value) ditetapkan sebesar 105% dari Nilai Pasar SBSN, yaitu:

Rp 92.012.500.000,00 x 100/105 = Rp87.630.952.380,95.

Dengan demikian, plafon FPJP adalah sebesar Rp87.630.952.380,95 untuk menutup kekurangan Giro Wajib Minimum.

4. Perhitungan Nilai Agunan FPJP dalam bentuk SBI dan SUN

a. SBI 1 bulan seri IDBIxxxxxxxxx dengan karakteristik: nilai nominal Rp100 miliar, rata-rata tertimbang tingkat diskonto saat penerbitan 8,75000%, sisa jangka waktu 9 hari, dengan harga 99,78173% (sebagaimana tercantum dalam BI-SSSS);

b. ON seri VRxxxx dengan karakteristik: 50.000 unit (nilai nominal Rp50 miliar), sisa jangka waktu 2874 hari, dengan harga 98,96500% (sebagaimana tercantum dalam BI-SSSS).

Nilai Jual SBI dan Nilai Pasar ON yang dimiliki dihitung sebagai berikut:

a. Nilai Pasar SBI= Rp 100 miliar x 99,78173%= Rp99.781.730.000,00

b. Nilai ...

(44)

b. Nilai Pasar ON = Rp 50 miliar x 98,96500% = Rp 49.482.500.000,00

Jumlah Nilai Jual SBI dan Nilai Pasar SUN (a + b) = Rp149.264.230.000,00

Nilai agunan (cash value) ditetapkan sebesar 100% dari Nilai Jual SBI dan 100%/105% dari Nilai Pasar SUN, yaitu Rp99.781.730.000,00 + (Rp49.482.500.000,00  100/105) = Rp146.907.920.476,19.

Dengan demikian, plafon FPJP adalah sebesar Rp146.907.920.476,19 untuk menutup kekurangan Giro Wajib Minimum.

5. Perhitungan Nilai Agunan FPJP dalam bentuk Obligasi Korporasi

a. Obligasi korporasi PT. ABC tahun 2006 seri xx dengan karakteristik: nilai nominal Rp50 miliar, sisa jangka waktu 3686 hari, dengan harga 100,930%, rating peringkat teratas (misal

idAAA).

b. Obligasi korporasi PT. XYZ tahun 2005 seri xx dengan karakteristik: nilai nominal Rp50 miliar, sisa jangka waktu 527 hari, dengan harga 93,303%, rating peringkat kedua teratas (misal idAA+).

c. Obligasi korporasi PT. JKL tahun 2005 seri xx dengan karakteristik: nilai nominal Rp50 miliar, sisa jangka waktu 351 hari, dengan harga 90,500%, rating peringkat ketiga teratas (misal idAA).

Nilai Pasar obligasi korporasi dihitung sebagai berikut:

a. Nilai pasar obligasi korporasi PT. ABC tahun 2006 seri xx = Rp 50 miliar x 100,930% = Rp 50.465.000.000,00

b. Nilai pasar obligasi korporasi PT. XYZ tahun 2005 seri xx = Rp 50 miliar x 93,303% = Rp 46.651.500.000,00

c. Nilai pasar obligasi korporasi PT. JKL tahun 2005 seri xx = Rp 50 miliar x 90.500% = Rp 45.250.000.000,00

Nilai agunan (cash value) ditetapkan sebesar :

a. Rp 50.465.000.000,00 x 100/135 = Rp 37.381.481.481,48 b. Rp 46.651.500.000,00 x 100/140 = Rp 33.322.500.000,00 c. Rp 45.250.000.000,00 x 100/145 = Rp 31.206.896.551,72 Total nilai agunan sebesar Rp 101.910.878.033,20.

Dengan demikian, plafon FPJP adalah sebesar Rp 101.910.878.033,20 untuk menutup kekurangan Giro Wajib Minimum.

(45)

Lanjutan Lampiran VII

6. Perhitungan Nilai Agunan Gabungan dari Beberapa Jenis Agunan Perhitungan nilai plafon FPJP dari beberapa jenis agunan merupakan jumlah gabungan dari nilai masing-masing jenis agunan sesuai dengan contoh perhitungan agunan angka 1 sampai dengan angka 5 di atas.

DEPARTEMEN PENELITIAN DAN PENGATURAN PERBANKAN

MULYA E. SIREGAR

(46)

PERJANJIAN PEMBERIAN

FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK Nomor:………

Pada hari ini……. tanggal ………… pukul……….. (Waktu Indonesia Bagian Barat):... Menghadap di hadapan saya, Sarjana Hukum, Notaris di Jakartadihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal dan akan disebut pada bagian akhir akta ini:

1. ...; Anggota Dewan Gubernur Bidang ……….., bertempat tinggal di ……., dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut untuk dan atas nama Dewan Gubernur Bank Indonesia, berdasarkan surat kuasa dari Gubernur Bank Indonesia Nomor … tanggal …, dan dengan demikian mewakili Bank

Indonesia yang berkedudukan di Jakarta

berdasarkan Pasal 39 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009 tentang

Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia menjadi Undang-Undang, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA---

2. ...; Direktur Utama/Direktur perseroan yang ditunjuk di bawah ini, bertempat tinggal di ………, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut, demikian berdasarkan Pasal ... Anggaran Dasar perseroan terbatas PT. Bank ..., berkedudukan di ... yang Anggaran Dasarnya (beserta

perubahannya) (jika telah ada perubahan

Anggaran Dasar) (berturut-turut) telah dimuat dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal ... No..., Tambahan Nomor ..., selanjutnya disebut PIHAK KEDUA;---

Gambar

Tabel Ilustrasi Penggunaan dan Perhitungan biaya Atas Penggunaan FLI
Tabel Ilustrasi Penggunaan dan Perhitungan biaya Atas Penggunaan FLIS

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, ISIS juga telah membuat peraturan yang harus ditaati oleh seluruh penduduk salah satu kota yang telah dikuasai, salah satunya adalah “bertobat atau

Dari berbagai informasi di atas, dapat diketahui bahwa perencanaan pendidikan berbasis multikultural yang dilakukan oleh Dekan FKIP pada prodi PGSD UM Palangkaraya

Setiap penelitian memiliki cara atau metode yang dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaannya. Hal ini disebut dengan metodologi penelitian. 52) bahwa metodologi

Teknologi informatika dalam dunia modern ini merupakan salah satu pendukung dari kehidupan manusia sehari-hari.Misalkanya teknologi hotspot , yang sering kita jumpai

Sarung tangan yang kuat, tahan bahan kimia yang sesuai dengan standar yang disahkan, harus dipakai setiap saat bila menangani produk kimia, jika penilaian risiko menunjukkan,

Analisis Kemampuan Pedagogical Content Knowledge (PCK) Guru IPA Kelas VIII SMP Negeri di Kabupaten Magetan Dalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa perlakuan ekstraksi karagenan menggunakan larutan NaOH yang berbeda konsentrasinya menghasilkan nilai kadar sulfat yang berbeda

Penelitian ini mencoba untuk menentukan kombinasi suhu dan lama pemanasan biji karet yang menghasilkan rendemen dan sifat fisiko-kimia minyak biji karet yang paling optimal