• Tidak ada hasil yang ditemukan

Johannis Wemay*, Elsj~ L. dan Widjang H. Sisworo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Johannis Wemay*, Elsj~ L. dan Widjang H. Sisworo"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KEGUNAAN

UNSUR

HARA

P BAG!

TUMBUH-KEMBANG

Azolla

Johannis

Wemay

*,

Elsj~

L.

dan Widjang H. Sisworo

ABSTRAK

1sworo,

*

H

aV1

. dR"

aSJ1

d*

KEGUNAAM UNSUR IIARA P BAGI TUKBUB IlIKBAHG Azolla. Suatu percobaan rUlllahkaca

telah dilakukan untuk mengamati kegunaan P bagi tumbuh k_bang Azolla. Perlakuan

yang di terapkan pada percobaan ini adalah berbagai takaran pupuk P yang diberikan

32

dalam bentuk TSP bertanda P. Takaran yang diapl ikasikan berturut-turut adalah

sebesar 0, 400, BOO, 1200, dan 1600 mg P Iwadah. Dalam percobaan ini digunakan 2

species Azolla yaitu, A. pinnata dan A. microphylla. percobaan berbentuk faktorial

dilaksanakan dalam rancangan acak lengkap, dimana setiap perlakuan diulang _pat

kali. Parameter yang diamati adalah, bobot kering,

%

P-total, serapan p-total,

%

P-berasal dari pupuk (P-bdp), serapan P-bdp, efisiensi penggunaan pupuk P,

%

N-total,

dan korelasi an tara P dan N tanaman. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pemupukan P

dapat meningkatkan tumbuh-kembang Azolla yang dinyatakan antara lain dengan

pening-katan,

%

P-total, serapan p-total,

%

N-total, dan serapan N-total. Ditemukaan juga

perbedaan yang nyata A. pinnata dengan A. microphylla pada parameter yang diamati di

atas.

ABSTRACT

USEPULNESS OP P NUTRIENT POR THE GROWTH AND DEVELOP"ENT OP A%ollaB. A

greenhouse experiment has been conducted to observe the usefulness of nutrient P for

the growth and development of Azolla Treatments applied in this experiment were

several doses of P applied in the form of labelled 32p TSP. The doses were 0, 400,

BOO, 1200, and 1600 mg P/plant container. In this experiment two species of Azolla

were used, nameli A.pinnata and A. microphylla. The design used was a randomized

complete block design which each treatment was replicated four times. The parameters

observed were drymatter weight,

%

of total P, total P-uptake,

%

of total P derived

from fertilize (P-dff), total P-dff uptake and total-N, N correlation between

total-P uptake and total-N uptake. Results from this experiment showed that the growth and

development of Azolla which were expressed i.e. in

%

of total-P, total-P uptake,

%

of total-N, and total-N uptake were increased by the addition of fertilizer-Po It

was also shown that there were differences between A.pinnata and A. microphylla for

the parameters mentioned above.

(2)

PENDAHULUAN

Azalla adalah paku-pakuan air yang hidup pada habitat air tawar

seperti di kolam, saluran air irigasi, danau clan sawah. Paku-pakuan ini dapat memfiksasi N2-udara melalui simbiosis dengan gangang biru

Anabaena azallae yang hidup pada ronga-rongga daunnya. Karena

kemampuan memf iksasi N2-udara in ilah yang menyebabkan Azalla berpotensi untuk menjadi sumber N bagi padi sawah. Penggunaan Azalla sebagai pupuk atau sumber N untuk padi sawah telah diakui manfaat-nya, terutama di Cina dan Vietnam (1, 2).

Untuk memperoleh Azalla menjadi sumber N yang baik bagi padi sawah, maka Azalla sebagai tanaman juga memer lukan berbagai maeam unsur hara. Peneli tian mengenai pengaruh berbagai unsur hara ter-utama yang berkaitan dengan kandungan N-Azalla telah dilakukan aleh AZIZ dan WATANABE (3), dikemukakan bahwa kandungan N-Azalla dapat menu run sebanyak 32% bila kekurangan unsur hara P. Selanjutnya WATANABE et.al (4) menemukan bahwa tumbuh-kembang Azalla sangat erat hubungannya dengan P-tanah tersedia. Sehingga kemungkinan jika ada penambahan P pada tempat Azalla tumbuh, dapat meningkatkan tumbuh-kembang Azalla. Disamping itu, dilaporkan juga bahwa be rat kering

Azalla sangat ditentukan oleh kandungan N-totalnya. Sedangkan

kandungan N ini sangat erat hubungannya dengan kandungan P-totalnya. Dari hasil peneli tian tersebut tampak bahwaunsur hara P merupakan unsur hara yang dapat mempengaruhi tumbuh-kembang, serta kandungan N-total Azalla.

Berdasarkan uraian diatas dilakukan suat,u pereobaan bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemupukan P terhadap tumbuh-kembang Azalla yang dinyatakan dalam berbagai parameter.

BAHAN DAN METODE

Pada pereobaan ini digunakan dua species Azalia, yaitu A.

pjnnata dan A. mjcraphylla, di tumbuh-kembangkan pada wadah plastik

berukuran berukuran 30 x 20 x 12 em, berisi tanah sawah sebanyak 2 kg kering udara, digenangi air sampai setinggi 10 em dari permukaan tanah. Sebanyak 10 gram Azalla segar di inokulasikan pada setiap wadah.

(3)

3'>

diberikan dalam bentuk TSP bertanda ~P. Takaran yang digunakan ber turut-turut: 0, 400, 800, 1200 dan 1600 mg P/wadah, atau setara dengan 0, 50, 100, 150 dan 200 kg P205/ha. Selain unsur hara P, un-tuk tumbuh-kembang Azolla, pada tiap wadah di tambahkan unsur hara N dan K masing-masing setara dengan 30 kg N {ureaj dan 60 kg K20 {KCl)/ha.

Percobaan berbentuk faktoT'ial dilaksanakan dalam bentuk Ranca-ngan Acak Lengkap di mana setiap perlakuan diulang empat kali. Para-meter yang diamati meliputi, bobot k ring, % P-total, serapan P-total,

%

P-berasal dari pupuk (P-bdp), serapan P-bdp, efisiensi pe-nggunaan P-pupuk,

%

N-total, serapan N-total, dan korelasi an tara serapan P-total dengan serapan N-total.

Percobaan ini dilakukan di rumah kaca Bidang Pertanian, Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, dari tanggal 11 September - 12 Oktober

1989.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bobot Kering. Pada Tabel 1 disajikan bobot kering Azolla,

pemupukan P tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata, baik terhadap

A. pinnata maupun A. microphylla. Begitu juga terhadap bobot kering

an tara kedua perlakuan tersebut. Terlihatnya penurunan bobot kering

Azolla pada takaran pemupukan P yang lebih tinggi. Hal ini diduga

disebabkan tumbuh-kembang Azolla pada takaran tersebut cepat, sehingga pada saat dipanen {umur 21 harij telah mulai terjadi de-komposisi.

Persentase P-total

(%

P-total) dan Serapan P-total. Pada Tabel

2 dan 3, disaj ikan hasil analisis % P-total dan serapan P-total. Diketahui bahwa pemupukan P dengan nyata menaikkan

%

P-total Azolla akan tetapi terdapat perbedaan yang nyata an tara kenaikan

%

P-total

A. pinnata dengan A. microphylla. Pemupukan P menghasilkan

%

P-total

A. pinnata lebih tinggi dibandingkan dengan A. microphylla. Diduga

hal ini disebabkan karena A. pinnata merupakan species lokal lebih tanggap terhadap hara P dibandingkan dengan A. microphylla, salah satu species introduksi. Serapan P-total tampaknya sebanding dengan % P-total Azolla, dimana % P-total yang rendah akan menghasilkan serapan P-total yang rendah, sebaliknya

%

P-total yang tinggi akan

(4)

menghasilkan serapan P-total yang tinggi pula. Dari data pada Tabel 3 dapat disimpulkan bahwa serapan P-total Azolla lebih ditentukan ol~h

%

P-total AZDlla daripada bobot keringnya.

Persentase P-bdp, Serapan P-bdp dan Efisiensi Penggunaan Pupuk

P.

Menaikkan takaran pupuk P, mengakibatkan meningkatkan

%

P-bdp dalam

P-Azolla. Akan tetapi pemupukan lebih dari 800 mg P/wadah, tidak

lagi berbeda kenaikan

%

P-bdp dalam Azolia (Tabel 4). Terlihat pula bahwa A. pinnata lebih mampu dan berbeda nyata menggunakan P-pupuk daripada A. microphylla. Hal ini diperkuat oleh data serapan P-total yang menunjukkan bahwa A. pinnata menyerap lebih banyak dibanding A.

microphylla (Tabel 3). Seperti pada serapan P-total, tampaknya

se-rapan P-bdp juga lebih ditentukan oleh

%

P-total Azolla dibandingkan dengan

%

P-bdp (Tabel 5). Umumnya efisiensi penggunaan pupuk P akan menu run jika takaran pupuk P dinaikkan. Tampak bahwa ada perbedaan dalam efisiensi penggunaan pupuk P, dimana A. pinnata lebih efisien dibandingkan dengan A. microphylla (Tabel 6).

Persentase N-total (% N-total), Serapan N-total, dan Korelasi

antara Serapan P-total dengan Serapan N-total. Pada Tabel 7

menun-jukkan bahwa peningkatan takaran P akan meningkatkan

%

N-total tetapi baru pada takaran 1200 mg P/wadah atau lebih tinggi, berbeda nyata dengan takaran 800 mg P/wadah atau lebih rendah. Diketahui juga bahwa

%

N-total A. pinnata lebih rendah dan berbeda nyata jika dibandingkan dengan A. microphylla. Hasil ini sama dengan yang di temukan WATANABE et. al (5), mengatakan bahwa kandungan N Azolla hanya meningkat sampai suatu batas tertentu bila dihubungkan dengan kandungan P nya. Apabila % P-Azolla sudah mencapai 0,15%, kandungan P tidak akan lagi mempengaruhi kandungan N-Azolla. Penemuan lain WATANABE (4) mengungkapkan bahwa serapan N-total Azolla ditentukan oleh serapan P-totalnya, hal ini mungkin dapat mendukung hasil yang ditemukan pada percobaan ini.

Pada Tabel 8 disajikan korelasi antara serapan P-total dan N-total Azolla. Dari perhitungan korelasi antara serapan P-total dengan serapan N-total ditunjukkan hubungan yang sangat erat antara keduanya baik pada A. pinnata (r = 0.627**) maupun pada A.

micro-phylla (r = 0.856**) (Tabel 8). -Menurut WATANABE et.al (5), memang

(5)

maka Azolla akan tumbuh-kembang secara optimal sehingga dapat digunakan sebagai sumber N bagi padi sawah.

KESIMPULAN

Data dari percobaan ini menunjukkan bahwa,

1. Untuk parameter

%

P-total, serapan P-total, efisiensi penggunaan pupuk P, dan

%

N-total, terlihat bahwa takaran P sampai takaran tertentu (800 mg P/wadah) dapat meningkatkan nilai parameter tersebut diatas.

2. Pada umumnya untuk semua parameter yang diamati nilai A. pinnata sampai takaran P 800 mg/wadah selalu lebih tinggi daripada nilai

A. microphylla, kecuali untuk parameter

%

N-total dan serapan

N-total.

3. Terdapat hubungan yang erat antara serapan P-total dengan serapan N-total.

4. Serapan P-total dan N-total lebih ditentukan oleh

%

P-total daripada bobot kering. Hal ini perlu diperhatikan bila akan diaplikasi di lapangan. Takaran P yang optimal untuk memperoleh bobot kering/segar yang cukup baik, sehingga memperoleh kandungan

N-Azolla yang tinggi, dibutuhkan pemupukan P antara 800 - 1200

mg/wadah atau setara 100 - ISO kg P20S/ha.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada para teknisi Kelompok Tanah dan Nutrisi Bidang Pertanian, Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, yang telah membantu terselenggaranya percobaan ini dengan baik.

DAFTAR PUSTMA

1. DAO, T. T., and TRAN, T.Q., "The use of Azalia in rice production in Vietnam", Nitrogen and Rice, International Rice Research Institute, Los Banos, Laguna, (1979) 39S.

2. LIU CHUNG-CHU, "The use of Azalia in rice production in China", Ni trogen and Rice, International Rice Research Institute, Los

(6)

Banos, Laguna (1979) 375.

3,

AZIZ, T., and WATANABE, 1., Influence of nutrients on the growth and mineral composition of

Azalia

pinnata

R. Br. (Bicol, Philippines). 1983, Bangladesh J. Bot. 12 2 (1983) 166.

4. WATANABE, I., LIN, C., RAMIREZ, C., LAPIS, M. T., SANTIAGO VENTURA, T., and LIU, C.

C.,

"Physiology and agronomy of

Azolla

anabaena symbiosis", Nitrogen Fixation With Non; Legumes

(SKINNER, F, A ed.) (1989) 57.

5. WATANABE, I., VENTURA, W., RAMIREZ, C., MASCARINA, G., and PADRE

JR, B.,

Azolla

decomposition and nitrogen availability to

lowland rice. Report for the Final FAO/IAEA/SIDA co-opera tion Research Meeting at IAEA, Viena Austria, 25 - 29 Septem-ber 1989 (unpublished).

Tabel 1. Pengaruh berbagai takaran P terhadap bobot kering

Azolia

Takaran P mgP/wadah .. Bobot kering

A.pinnata

A.microphylla

gram/wadah Rata-rata takaran

o

400 800 1200 1600 Rata-rata species BNT takaran (t) species (s)

t

x s

KK (% ) 3,92 3,613,30 5,03 5,135,08 5,38 3,31 4,34 4,17 5,24 4,70 3,81 4,123,96 4,46 4,22 tn tn tn 29,34

(7)

Tabel 2. Pengaruh berbagai takaran P terhadap

%

P-total

Azolla

Takaran P

%

P-total

A.pinnata

A.microphylla

Rata-rata takaran mgP/wadah ..

°

400

800 1200 1600 Rata-rata species: BNT takaran (t) speci es (s)

t

x s

KK 1%) • • • • • • • • • • • • • • • •• % ••••••••••••••••••• 0,07 0,060,06 0,43 0,240,33 0,66 0,430,55 0,76 0,550,65 0,75 0,620,69 0,53 0,38 0,07 0,04tn 16,66

(8)

Tabel 3. Pengaruh berbagai takaran P terhadap serapan P-total

Azol1a'

Takaran P mgP/wadah serapan P-total

A.pinnata

A.microphylla

mgP/wadah Rata-rata takaran

o

400

800 1200 1600 Rata-rata species: BNT takaran (t) species (s)

t

x s

KK (% ) 2,95 2,092,52 22,56 12,2817,42 36,01 14,6625,34 31,69 14,6623,69 28,81 24,4826,25 24,40 16,72 8,92 5,64tn 42,30

(9)

Tabel 4. Pengaruh berbagai takaran terhadap

%

P-bdp

Azalia

Takaran P mgP/wadah

%

P-bdp

A.pinnata

A.micraphylla

••••••••••••••••• % Rata-rata takaran

o

400

800

1200 1600 Rata-rata species: BNT takaran (t) species (s)

t

x s

KK (% ) 2,82 2,722,77 3,46 3,043,25 3,39 3,423,41 3,69 3,263,47 2,67 2,49 0,26 0,16tn 10,12

(10)

Tabel 5. Pengaruh berbagai takaran P terhadap serapan P-bdp

Azolla

Takaran P mg P/wadah serapan P-bdp

A.pjnnata

A.mjcrophylla

... mg Piwadah Rata-rata takaran

°

400 800 1200 1600 Rata-rata species: BNT takaran (t) species (s)

t

x s

KK (%) 0,57 0,320,45 1,23 0,440,83 1,06 1,021,04 1,05 0,790,92 0,78 0,51 0,24 0,15 0,34 36,07

(11)

Tabel 6. Pengaruh berbagai takaran P terhadap efisiensi penggunaan pupuk P oleh

Azolla

Takaran P mg P/wadah .• efisiensi

A.pinnata

A.microphylla

•••••••••••••••• % Rata-rata takaran

o

400

800

1200

1600

Rata-rata species: BNT takaran (t) species (s)

t

x s

KK (% ) 1,43 0,811,12 1,53 0,541,04 0,88 0,840,86 0,65 0,480,51

0,90

0,53 0,27 0,17 0,38 36,87

(12)

Tabel 7. Pengaruh berbagai takaran P terhadap

%

N-total

Azolla

Takaran P ~ N-total

A.pinnata

A.microphylla

Rata-rata takaran mg P/wadah ..

o

400 800 1200 1600 Rata-rata species: BNT takaran (t) species (s)

t

x s

KK

(%)

••••••••••••••••• % •••••••••••••••••• ,. 2,27 2,262,67 3,50 3,072,78 3,33 2,922,62 2;60 3,312,95 2,40 3,572,98 2,42 3,02 0,28 0,17 0,39 16,50

(13)

Tabel 8. Korelasi antara serapan P-total dengan N-total Azolla

A.pinnata A. microphylla

Serapan P-to

SerapanSerapanN-toP-to Serapan N-to

(x)

(y) (x)

(y)

--- --- --- ---

...

. mg/wadah ...

...

mg/wadah ...

2,81 81,72 2,02 72,71 17,60 11 7 ,0612,22 110,78 29,46 113,9110,9560,02 31,63 146,5043,22 243,69 23,15 60,2023,35 102,71 3,54 108,0970,91 1,71 10,57 62,7211 ,40 129,39 34,19 123,1925,38 189,54 36,83 119,6326,11 158,32 43,56 159,9029,43 189,74 4,03 118,57 3,56 112,45 19,31 140,9714,11 191,73 43,50 148,4291,7511,78 39,51 109,3138,30 226,01 24,88 84,0434,79 243,12 1,42 49,46 1,09 41,18 42,76 186,9111,40 152,39 36,92 115,8610,5562,75 18,81 59,0512,76 83,68 23,68 74,8810,36 58,99 r = 0,627** r = 0,856**

(14)

DISKUSI

ROSALINA R.

1. Fase pertumbuhan yang mana dari Azalia optimum mengikat N

?

2. Apakah Azalia berbunga

?

Karena pada fase berbunga tersebut

kebutuhan N akan rendah.

JOHANNIS w.

1. Azalia tidak memiliki fase pertumbuhan seperti tanaman padi atau

kacang-kacangan, tapi akan aptimum mengikat N2-udara jika tumbuh kembangnya baik. Dan penelitian terdahulu, N2-udara tertinggi di temukan pada umur Azalla 18 - 21hari.

2. Azalia tidak berbunga, dan kebutuhan N pada Azalia memang rendah.

N hanya dibutuhkan sebagai starter pada pertumbuhan awal.

TUTI RAIS

Usul : Di dalam Abstrak supaya dimasukan hasil penelitian Anda mengenai :

1. Berapa dasis pupuk P yang terbaik untuk A. pinata dan berapa dosis pupuk P yang terbaik untuk A. micraphylla.

2. Dan mungkin tujuan penelitian yang akan dicapai juga perlu dicantumkan.

JOHANNIS W. Usul: Kami terima.

1. Untuk A. pinata dosis P yang baik, tidak melebihi 800 mg P/wadah setara 100 Kg P20S/ha, sedangkan A. micraphylla bisa sampai 1200 mg P atau setara ISO kg PZ05/ha, tapi tidak melebihi.

2. Bagi kami ini adalah penelitian penunjang dimana tujuan kami untuk mendapatkan informasi yang jelas mengenai Azalia

YATI SUDARYATI SOEKA

1. Apakah tanah yang dipakai dan apakah ditanam dalam keadaan murni/tanpa unsur hara lain atau tanah yang diambil sembarangan

?

(15)

2. Pupuk dalam bentuk apa

?

JOHANNIS w.

1. Tanah yang dipakai bukan dalam keadaan murni tapi tanah dari Kebon Percobaan Muara Bogor.

2. Pupuk dalam bentuk TSP.

NGAD[MAN

1. Apa beda morpologi A. pinata dengan A. microphyiila

?

2. Medium tanah yang digunakan jenis tanah apa

?

3. P-total dan serapan P-pupuk oleh A.pinata lebih baik daripada A.

microphyila, lalu bagaimana dengan laju pertumbuhan dan

biomosanya

?

4. Apa korelasi pupuk P dengan fiksasi N oleh tanaman Azolia sehingga pemberian pupuk P bisa meningkatkan fiksasi N-udara.

JOHANNIS W.

1. Tidak kelihatan. 2. Jenis Latosol.

3. Laju pertumbuhan kedua jenis ini boleh dikatakan hampir sarna, sebab doubling time 3 - 5 hari.

4. Ya. Sebab kandungan N dalam Azolia juga di tentukan oleh P yang diserap Azolia

ALl RAHAYU

1. Bagaimana menghitung efisiensi pupuk P, contoh 1,43 % dan

lain-lain .

2. Berapa persen efisiensi pupuk P yang mungkin terbesar.

JOHANNIS W.

1. Didapat dari : Serapan P-berasal dari pupuk

X 100% . Aplikasi pemupukan

2. - Tergantung pada tanaman yang dipupuk.

(16)

SUIJARNO R.

Anda mengadakan percobaan ini daln.m pot dan menghasilkan Lakaran 800

mg P yang

paling

bnik,

IWI'ap~

P yan~\

diperlukan

per

ha.

hila

di Iaksanakan di lapangan.

JOHANNfS W.

Pada percobaan ini 100 gr itu setal'a 100 kg TSP /1111.

SOET.lI PTO K.

Pada '[abel-Tabel yang ditampilkan ban yak data yang memiliki koefisi-en keragaman (KK) cukup Linggi, sedangkan percobaan tersebut dilaku-kan dalam r'llmahkaca. Mohon di tanggapi

.JOHANNIS W.

Kami k ira in i karena penyebaran yang Udak mer'ata sehingga di temui KK yang besar, serapan P oleh Azalia adalah biasa.

UKUP SUDRIATNA

Mohon informasi apa yang dimasud dengan tumbuh kembang

?

.JOHANNIS W.

Yang dimaksud tumbuh kembang adalah pertumbuhan diperkembangkan Azalia dalam arti doubling limenya.

Gambar

Tabel 1. Pengaruh berbagai takaran P terhadap bobot kering Azolia Takaran P mgP/wadah .
Tabel 2. Pengaruh berbagai takaran P terhadap % P-total Azolla Takaran P % P-total A.pinnata A.microphylla Rata-ratatakaran mgP/wadah .
Tabel 3. Pengaruh berbagai takaran P terhadap serapan P-total Azol1a' Takaran P mgP/wadah serapan P-totalA.pinnata A.microphyllamgP/wadah Rata-rata takaran o 400 800 1200 1600 Rata-rata species: BNT takaran (t) species (s) t x s KK ( % ) 2,95 2,09 2,5222,5
Tabel 4. Pengaruh berbagai takaran terhadap % P-bdp Azalia Takaran P mgP/wadah % P-bdpA.pinnata A.micraphylla•••••••••••••••••% Rata-ratatakaran o 400 800 1200 1600 Rata-rata species: BNT takaran (t) species (s) t x s KK ( % ) 2,82 2,72 2,773,463,043,253,3
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil diketahi bahwa sampai saat ini panitia pengadaan belum pernah menemukan adanya keluhan seputar penggunaan SPSE, namun keluhan lisan sempat

Sebagai persediaan yaitu untuk melakukan peramalan permintaan produk yang akurat merupakan hal yang sangat sulit, agar dapat melayani pelanggan setiap waktu

Hasil penelitian dapat menunjukkan bahwa: pertama, layanan nasabah priority pada Bank Syariah Mandiri KCP Wiyung yaitu layanan ritel yang diberikan kepada

Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki kemampuan, kemauan,

Wawancara dilakukan untuk menggali data-data atau informasi terkait asal-usul diterapkannya kurikulum pendidikan anti korupsi dan respon peserta didik, guru dan

Pada jenis kontrak ini perencanaan komunikasi menjadi penting karena hal-hal yang berhubungan dengan dokumen harus benar-benar direncanakan dan dapat dipakai selama pada proses

Dengan demikian, peran humas pemerintah dalam pemasaran #ViralkanKabarBaik dapat menggunakan media massa atau pers sebagai media pemasarannya atau sebagai tools

Data yang diperoleh meliputi data tentang pelaksanaan pembelajaran, strategi pembe- lajaran yang digunakan, kurikulum, alat peraga edukatif (APE) yang digunakan, kompetensi