PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN SEBAGAI UPAYA
MENINGKATKAN SIKAP KEWIRAUSAHAAN AGRISBISNIS BAGI PETANI MUDA
(Studi Kasus di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
Oleh
RATIH RANTIKA SOPYAN 0800015
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
ABSTRAK
Ratih (2013):Pelatihan Kewirausahaan Sebagai Upaya Meningkatkan Sikap Kewirausahaan Agrisbisnis Bagi Petani Muda (Studi Kasus di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang Bandung).
Negara kita sudah lama tergolong sebagai Negara agraris. Namun demikian, perkembangan pertanian di Negara kita masih jauh tertinggal dengan perkembangan pertanian di negara-negara lain, oleh karena itu, perlu adanya peningkatan pembangunan pertanian di neraga kita baik dari segi peningkatan sumberdaya manusianya maupun pemanfaatan sumberdaya alamnya.Salah satu upaya untuk meningkatkan sumberdaya pertanian tersebut dilakukan melalui pelatihankewirausahaanbagipetanimuda.Dalampenelitianini, penulismengkaji pelatihan kewirausahaan bagi petani muda ini dari sudut pandang Pendidikan Nonformal.
Penelitian ini bertujuan : (1)untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang identifikasi kebutuhan pelatihan wirausaha agribisnis dalam upaya meningkatkan keterampilan dan sikap kewirausahaan agribisnis bagi petani muda di Balai Besar Pertanian BBPP Lembang; (2) untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang pelaksanaan pelatihan wirausaha agribisnis dalam upaya meningkatkan keterampilan dan sikap kewirausahaan agribisnis bagi petani muda di Balai Besar Pertanian BBPP Lembang; (3) untuk memperoleh gambaran sikap dan perilaku peserta pelatihan setelah mengikuti pelatihan wirausaha agribisnis dalam upaya upaya meningkatkan keterampilan dan sikap kewirausahaan agribisnis bagi petani muda di Balai Besar Pertanian BBPP Lembang.
Penelitianinimenggunakan metodepenelitiandeskriptipdenganpendekatan kualitatif.Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan kuesioner. Responden dalam penelitian ini sebanyak 21 orang.
Penelitian ini berhasil mengungkap: (1)Penyelenggara pelatihan telah melakukan identifikasi pelatihan sesuai dengan kebutuhan peserta pelatihan; (2) Penyelenggara pelatihan secara maksimal telah berupaya melaksanakan pelatihan ini secara sempurna; (3) Hasil Pelatihan kewirausahaan bagi petani muda telah menunjukkan adanya keberhasilan pembelajaran yang cukup memadai. Keberhasilan itu terlihat dari meningkatnya pemahaman atau pola pikir mereka terhadap wawasan kewirausahaan pertanian. Selain itu, mereka juga memiliki motivasi, sikap dan mental wiarusaha, serta memiliki minat untuk mengembangkan keterampilan yang telah dimilikinya.
LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN
PERSEMBAHAN
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
UCAPAN TERIMA KASIH iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1
B. Identifikasi Masalah 5
C. Perumusan dan Batasan Masalah 5
D. Tujuan Penelitian 6
E. Manfaat Penelitian 7
F. Sistematika Penulisan 8
BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Kewirausahaa 9
1. Pengertian kewirausahaan 9
2. Karakteristik kewirausahaan 10
3. Motivasi Berwirausaha 11
4. Perilaku berwirausaha 12
5. Wirausaha dalam pendidikan umum 13
6. Wirausaha dalam pendidikan luar Sekolah 16
7. Paradigma Wirausaha 17
8. Evaluasi program kewirausahaan... 18
B. Pelatihan 19
1. Definisi Pelatihan 20
2. Tujuan Pelatihan 21
3. Prinsip-prinsip Pelatihan 21
4. Komponen-komponen Pelatihan 24
5. Pelatihan dalam Pendidikan Luar Sekolah 26
6. Model-model Pelatihan dalam Pendidikan Luar Sekolah 28
7. Rancang Bangun Pelatihan 29
C. Perkembangan pertanian 29
D. Sikap 32
1. Definisi sikap 32
2. Ciri-ciri sikap 32
3. Komponen-komponen sikap 32
4. Pembentukan sikap 34
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap 35
6. Metode mempengaruhi sikap 37
E. Kerangka pemikiran 37
4. Prinsip pembelajaran pendidikan luar sekolah 43
5. Dasar-dasar pengembangan pendidikan luar sekolah 44
BAB III: METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Sampel Penelitian 61
B. Pendekatan dan Metode Penelitian 61
C. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 63
D. Teknik Analisis Data 64
1. Reduksi Data 65
2. Display Data 65
3. Verifikasi Data 66
E. Definisi Operasional 67
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Sejarah perkembangan lembaga 70
B. Hasil Penelitian 78
1. Identifikasi Kebutuhan Pelatihan yang Dilakukan dalam Pelatihan Kewirausahaan Sebagai Upaya Meningkatkan Sikap Kewirausahaan Agribisnis Bagi Petani Muda 78
2. Pelaksanaan Pelatihan Kewirausahaan Sebagai Upaya Meningkatkan Sikap Kewirausahaan Agribisnis Bagi Petani Muda 81
3. Sikap Peserta Pelatihan Kewirausahaan Sebagai Upaya Meningkatkan Sikap Kewirausahaan Agribisnis Bagi Petani Muda 89
a. Aspek Kognitif 90
b. Aspek Afektif 91
c. Aspek Psikomotor 91
C. Pembahasan Hasil Penelitian 95
1. Pembahasan Identifikasi atau Perencanaan Pelatihan Kewirausahaan Agribisnis 95
2. Pembahasan Pelaksanaan Pelatihan Kewirausahaan Agribisnis 98
3. Pembahasan Perubahan Sikap Peserta Pelatihan Kewirausahaan Agribisnis 103
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 112
B. Saran 114
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
Pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan perekonomian,
mengingat fungsi dan perannya dalam penyediaan pangan bagi penduduk,
papan dan energi, serta tempat bergantungnya mata pencaharian penduduk di
perdesaan. Sektor ini mempunyai sumbangan yang signifikan dalam
pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), peningkatan devisadan
peningkatan kesejahteraan petani, sehingga pembangunan pertanian dapat
dikatakan sebagai motor penggerak dan penyangga perekonomian nasional.
Dalam Rencana Strategis Kementerian Pertanian tahun 2010-2014
(Kementerian Pertanian RI, 2012 : 1)telah menetapkan empat target sukses
yang ingin dicapai Kementerian Pertanianyaitu:
(1) pencapaian swasembada kedelai, gula dan daging sapi dan swasembada berkelanjutan untuk padi dan jagung; (2) peningkatan diversifikasi pangan; (3) peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor; serta (4) peningkatan kesejahteraan petani.
Strategi pembangunan pertanian yang ditempuh untuk mencapai Empat
Target Sukses difokuskan pada penanganan tujuh aspek dasar yang disebut
Tujuh Gema Revitalisasi, yaitu: (1) revitalisasi lahan; (2) revitalisasi
perbenihan ; (5) revitalisasi pembiayaan petani; (6) revitalisasi kelembagaan
Untuk mengejawantahkan program tersebut Kementerian Pertanian
berupaya meningkatkan seluruh peran lembaga yang terkait dengan bidang
pertanian untuk berupaya keras meningkatkan sumberdaya pertanian. Dari
semua sasaran peningkatan sumberdaya pertanian, petani merupakan ujung
tombak dari meningkatnya kualitas pertanian di Negara kita. Oleh karena itu,
pembinaan dan pemberdayaan petani mutlak diperlukan.
Negara kita sudah lama tergolong sebagai Negara agraris. Namun
demikian, perkembangan pertanian di Negara kita masih jauh tertinggal
dengan perkembangan pertanian di negara-negara lain. Oleh karena itu, perlu
adanya peningkatan pembangunan pertanian di neraga kita baik dari segi
peningkatan sumberdaya manusianya maupun pemanfaatan sumberdaya
alamnya.
Departemen Pertanian (2006) dalam upaya pengembangan Sumber Daya
Manusia (SDM) Pertanian memiliki salah satu program yang disebut Rural
Empowerment and Agricultural Development (READ).Tujuandari program
ini adalah pemberdayaan petani sebagai upaya dalam meningkatkan
kemandirian dan kesejahteraan petani.
Dalam program READ tersebut terdapa tempat sasaran tipologi petani
yakni:
bekerja di luar desa; (4) petani subsistem dan komersial dengan tambahan penghasilan dari bekerja di luar sektor pertanian.
Dalam pemberdayaan sumberdaya pertanian, pemberdayaan petani muda
merupakan sasaran yang paling tepat, karena petani muda merupakan penerus
pembangunan pertanian yang akan menerima tongkat estapet pembangunan
dari generasi-generasi sebelumnya. Namun demikian, tidak semua generasi
muda berkeinginan untuk menjadi petani.
Henda Suhenda (2012) menyebutkan, sampai tahun 2012, negara kita
baru memiliki sekitar 40 juta petani muda. Suatu angka yang sangat masih
kurang untuk membangun pertanian yang berkualitas di negara kita
ini.Terdapat beberapa alasan generasi muda tak berminat menjadi petani,
yaitu (1) profesi petani masih termarjinalkan; (2) petani terkesan kumuh,
kotor, dan miskin; (3) kurangnya pemberian promosi daya tarik kepada
generasi muda tentang dunia pertanian.
Untuk memberikan daya tarik tentang dunia pertanian kepada generasi
muda tentang pertanian perlu diberikan motivasi dan inovasi baru di bidang
pertanian, yakni berupa wirausaha agribisnis. Hal ini sesuai dengan Peraturan
Menteri Pertanian No. 02/Permentan/OT.140/1/2012 Pedoman Pengelolaan
BantuanSosial Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2012 yang dalam
salah satu programnya menyebutkan bahwa Pengembangan SDM Pertanian
dan Kelembagaan Petani salah satunya dilakukan melalui program
Untuk melaksanakan program tersebut, Balai Besar Pelatihan Pertanian
(BBPP) Bandung telah menyelenggarakan Pelatihan Kewirausahaan Bagi
Petani Muda yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap dalam bidang kewirausahaan di bidang agribisnis.
Seorang pakar kewirausahaan David Mc Clelland mengatakan, bahwa
jika 2% saja penduduk sebuah negara terlibat aktif dalam kewirausahaan,
maka dapat dipastikan bahwa negara tersebut akan sejahtera. Oleh karena
itu, Indonesia dari tahun ke tahunt erus mengembangkan berbagai upaya yang
dapat mendorong setiap orang untuk dapat menjadi wirausahawan.Sampai
saat ini Indonesia masih membutuhkan sekitar 4,76 juta orang wirausaha
baru dengan beragam keahlian untuk menggerakkan perekonomian nasional.
Jumlah tersebut sekitar 2% dari sedikitnya 238 juta orang penduduk agar
Indonesia dapat berdayasaing tinggi dan membuka lapangan kerja baru.
Jumlah penduduk Indonesia yang berprofesi sebagai wirausaha saat ini masih
terbilang minim. Bahkan, lanjutnya, jumlah penduduk yang berwirausaha itu
baru mencapai 0,18% dari total penduduk nasional sebanyak 238 juta orang.
(www.depkop.go.id, download tanggal 16 Oktober 2012, jam: 19:45).
Penulis sangat tertarik untuk mengkaji pelatihan ini dari sudut pandang
Pendidikan Nonformal. Oleh karena itu. Berdasarkan latar belakang tersebut
penulis berkehendak mengkaji pelatihan tersebut dalam sebuah penelitian
yang berjudul Pelatihan Kewirausahaan Sebagai Upaya Meningkatkan
Sikap Kewirausahaan Bagi Petani Muda (Studi Kasus di Balai Besar
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkanlatarbelakangpenelitian,
penulisdapatmengidentifikasikanbeberapahalsebagaiberikut:
1. Pelatihan yang diberikan kepada Petani Muda peserta Pelatihan
Kewirausahaan Agribisnis telah berhasil merubah pola pikir para Petani
Muda peserta Pelatihan. Setelah mengikuti pelatihan ini, para petani muda
telah memapu mengembangangkan jiwa dan sikap kewirausahaan
agribsinis dan tumbuhnya wirausaha baru dari kalangan petani muda.
2. Pelatihan yang diberikan kepada Petani Muda peserta Pelatihan
Kewirausahaan Agribisnis telah berhasil memberikan pengetahuan
wirausaha agribisnis kepada para Petani Muda peserta Pelatihan.
3. Proses pelatihan yang diberikan selama Pelatihan Kewirausahaan
Agribisnis telah sesuai dengan metode pembelajaran dalam pelatihan
sehingga menjadikan pelatihan ini menarik bagai para petani muda
peserta pelatihan.
C. PERUMUSAN DAN BATASAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan, makadapat
disimpulkan perumusan masalahnya adalah “Bagaimana peran pelatihan
wirausaha agribisnis dalam upaya meningkatkan keterampilan dan sikap
kewirausahaan agribisnis bagi petani muda”.
Merujuk kepada hasil identifikasi masalah dan perumusan masalah,
1. Bagaimana identifikasi kebutuhan pelatihan yang dilakukan dalam
pelatihan wirausaha agribisnis dalam upaya meningkatkan keterampilan
dan sikap kewirausahaan agribisnis bagi petani muda di Balai Besar
Pertanian BBPP Lembang?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pelatihan yang dilakukan dalam pelatihan
wirausaha agribisnis dalam upaya meningkatkan keterampilan dan sikap
kewirausahaan agribisnis bagi petani muda di Balai Besar Pertanian BBPP
Lembang?
3. Bagaimanakah sikap dan perilaku peserta pelatihan setelah mengikuti
pelatihan wirausaha agribisnis dalam upaya meningkatkan keterampilan
dan sikap kewirausahaan agribisnis bagi petani muda di Balai Besar
Pertanian BBPP Lembang?
D. TUJUAN PENELITIAN
Adapuntujuandaripenelitianiniadalah :
1. Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang identifikasi kebutuhan
pelatihanwirausaha agribisnis dalam upaya meningkatkan keterampilan
dan sikap kewirausahaan agribisnis bagi petani muda di Balai Besar
Pertanian BBPP Lembang.
2. Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang pelaksanaan
pelatihanwirausaha agribisnis dalam upaya meningkatkan keterampilan
dan sikap kewirausahaan agribisnis bagi petani muda di Balai Besar
3. Untuk memperoleh gambaran sikap dan perilaku peserta pelatihan setelah
mengikuti pelatihan wirausaha agribisnis dalam upaya upaya
meningkatkan keterampilan dan sikap kewirausahaan agribisnis bagi
petani muda di Balai Besar Pertanian BBPP Lembang.
E. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat dari penelitian ini terbagi kepada manfaat teoretis dan
manfaat praktis.
1. SecaraTeoritis
Penelitian ini untuk mempelajari dan mengembangkan khasanah
keilmuan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) terutama bidang pelatihan.
Perbedaan pelatihan dalam bidang pertanian dengan pelatihan lainnya adalah
pada pelatihan wirausaha pertanian lebih menekankan kepada inovasi.Respon
positif yang berasal dari suatu pembelajaran langsung yang mengharuskannya
berfikir, mencari jalan, dan membuat berbagai macam terobosan dalam
mengatasi permasalahan yang khususnya bidangpertanian.
2. SecaraPraktis
a. Bagi peserta belajar, diperoleh cara belajar dalam bidang
kewirausahaan yang lebih efisien
b. BagiPeneliti
Dengan penelitian ini, peneliti berharap mendapat wawasan
pengetahuan dan pengembangan pola piker peneliti khususnya dalam
membandingkan antara teori pelatihan yang diperoleh di bangku
kuliah dengan realita pelaksanaannya di lapangan.
c. BagiDuniaPendidikanLuarSekolah (PLS)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam
melaksanakan dan memperdalam masalah pelatihan sebagai satuan
PLS.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk mempermudah penulisan dan pengkajian hasil penelitian ini,
penulis memberikan gambaran umum tentang materi yang akan dibahas
sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang Penelitian;
Identifikasi Masalah; Pembatasan dan PerumusanMasalah; TujuanPenelitian;
Manfaat Penelitian; dan Sistematika Penulisan.
Bab II Kajian Pustaka yang terdiri dari Teori Pelatihan dan Teori
Kewirausahaan, dan Teori Pendidikan Luar Sekolah.
Bab III Metode Penelitian yang terdiri dari Subjek Penelitian;
Pendekatan dan MetodePenelitian; Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data;
Analisis Data; dan Definisi Operasional;
Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan, dan Bab V Penutup yang
terdiri dari Kesimpulan dan Rekomendasi. Serta terakhir berupa Daftar
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal yang berhubungan dengan
pelaksanaan penelitian ini. Adapun yang akan diuraikan dalam penelitian ini
meliputi lokasi dan subjek sampel penelitian; metode penelitian; definisi
operasional setiap variabel; teknik pengumpulan data; dan teknik analisis data.
A. Lokasidan Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah peserta pelatihan yang telah
mengikuti pelatihan kewirausahaan bagi petani muda sebanyak 21 orang sesuai
dengan fokus permasalahan yakni perubahan sikap dan perilaku kewirausahaan
setelah mengikuti pelatihan kewirausahaan bagi petani muda.
Lokasi penelitian adalah di tempat pelatihan berlangsung yakni BalaiBesar
Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang Bandung.A dapun yang menjadi subjek
dalam penelitian inia dalah peserta pelatihan sebanyak 21 orang dan 5 orang
fasilitator.
B. Pendekatan dan Metode Penelitian
1. PendekatanPenelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Trisnamansyah (2007: 39-40) berpendapat, deskriptif kualitatif
dan saling pengaruh mempengaruhi antara yang menjadi fokus
penelitiannya dengan aspek-aspek lainnya yang terkait “.
Melalui penelitian deskripsi, maka data tentang pelatihan
kewirausahaan bagi petani muda terutama berkaitan dengan identifikasi
kebutuhan, perancangan pelatihan, pelaksanaan pelatihan, sikap dan
perilaku peserta setelah mengikuti pelatihan dapat diperoleh secara
lengkap, mendalam dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat
tercapai.
2. MetodePenelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
metode studi kasus. Metode studi kasus ini digunakan karena untuk
mengetahui seseuatu keadaan secara intensif seperti yang dinyatakan
Trisnamansyah(2007: 14) bahwa studi kasus adalah “penelitian mendalam
mengenai unit social tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang
lengkap dan terorganisasi secara baik mengenai unit tersebut”.
Menurut Trisnamansyah (2007: 14) tujuan studi kasus, yaitu “untuk
mempelajari secara intensif latar belakang keadaandan interaksi
lingkungan suatu unit sosial, individu, kelompok, danlembaga”.
Metode studi kasus biasanya menekankan pada satu aspek kehidupan
secara mendalam dan intensif. Dalam penelitian ini, yang menjadi studi
kasus adalah perilaku peserta pelatihan setelah mengikuti pelatihan.
Pertanyaan yang diajukan adalah dalam penelitian ini berdasar pada
C. Sampel Penelitian
Pengambilan sampel pada penelitian ini berdasarkan kepada pendapat
Nasution (1998: 13) yang mengemukakan bahwa penelitian kualitatif umumnya mengambil informan (subjek penelitian) secara purposive
sampling,yakni pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling
mengetahui tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa, sehinggaakanmemudahkanpenelitimenjelajahiobjekatausituasisosial
yang diteliti.
Adapun tujuan dari pemilihan sampel secara purposive ini sebagaimana dikemukan Alwasilah (2003: 1470) adalah:
1. Karena kekhasan dari latar, individu, atau kegiatan 2. Demi heteroginitas dalam populasi
3. Untuk mengkaji kasus-kasus yang kritis terhadap teori yang ada
4. Mencari perbandingan-perbandingan untuk mencerahkan alasan-alasan perbedaan antar latar, kejadian, atau individu.
Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 8 orang
yang terdiri dari petani muda peserta pelatihan 5 orang, alumni peserta
pelatihan yang pernah magang di Jepang 2 orang, dan ketua pelaksana 1
orang. Pengambilan sampel ini selain berdasarkan keakraban peneliti
dengan objek penelitian, juga berdasarkan keaktifan peserta pelatihan dan
D. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini disesuaikan
dengan fokus dan tujuan penelitian. Dalam penelitian kualitatif, sampel
sumber data dipilih, dan mengutamakan perspektif emic artinya
mementingkan pandangan informan, yakni bagaimana mereka memandang
dan menafsirkan dunia dari pendiriannya (Sugiyono, 2005: 206).
Sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian, maka yang dijadikan sampel
dan sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mendapatkan data tentang identifikasi kebutuhan pelatihan, sumber
datanya adalah penyelenggara Pelatihan Kewirausahaan Agribisnis bagi
Petani Muda dan Fasilitator Pelatihan. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah studi dokumentasi dan wawancara.
2. Untuk mendapatkan data tentang pelaksanaan pelatihan yang dilakukan
dalam Pelatihan Kewirausahaan Agribisnis bagi PetaniMuda, maka sumber
datanya adalah setiap sessie pelatihan (proses pembelajaran) yang
dilaksanakan selama pelatihanb erlangsung. Setiap kegiatan yang
dilaksanakan dalam proses pembelajaran selama pelatihan dicatat dan
dianalisis. Teknik pengumpulan datanya adalah observasi danwawancara.
3. Untuk memperoleh data tentang sikap dan perilaku peserta pelatihan setelah
mengikuti pelatihan wirausaha agribisnis, sumber datanya adalah peserta
pelatihan. Teknik pengumpulan datanya adalah wawancara dan penyebaran
E. TeknikAnalisis Data
Proses analisis data dalam studi ini dimulai dengan menelaah seluruh
data yang berhasild ikumpulkan, baik dari hasil wawancara, pengamatan,
maupun dari studi dokumenter. Data-data tersebut tentu masih berupa
tumpukan data mentah yang tidak mungkin untuk ditransfer secaralangsung
kedalam laporan penelitian.
Setelah seluruh data dikaji, kemudian dilakukan reduksi data dengan
jalan membuat abstraksi, yakni merangkum hal-hal yang bersifat inti,
mensistematisasi, dan menjaga agar pernyataan-pernyataan yang penting
tidak hilang atau terbuang. Dengan cara seperti ini diharapkan dapat
memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil penelitian.
Berkenaan dengan penelitian Pelatihan Kewirausahaan Bagi Petani
Muda, peneliti melakukan terlebih dahulu terhadapobjek yang akan diteliti,
kemudian penulis menginventarisir permasalahan-permasalahan yang perlu
diteliti.
Dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses
di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Singkatnya, analisis data
kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data daripada setelah
selesai pengumpulan data. Teknik analisis data tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak.Semakin
kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui
reduksi data.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya apabila diperlukan.
2. Display Data
Setelah data direduksi, makalangkah selanjutnya adalah mendisplay
data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bias dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan
sebagainya.Yangseringdigunakan untuk menyajikan data dalam penelitian
kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan
data akan memudahkan dalam memahami apa yang terjadi, merencanakan
kerja selanjutnya berdasarkan apa yang yang telah difahami tersebut.
3. Verifikasi Data
Langkah selanjutnya dalam analisis data kualitatif adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah bila diketemukan bukti-bukti yang
kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi
apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel.
F. DEFINISI OPERASIONAL
1. Pelatihan
Simamora dalam Mustafa Kamil (2010:3) mendefinisikan pelatihan
sebagai serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan
keahlian-keahlian, pengetahuan, ataupun perubahan sikap seorang
individu.
Pelatihan dalam penelitian ini adalah serangkaian kegiatan belajar
teori dan praktek tentang kewirausahaan agribisnsis yang pesertanya
terdiri dari para petani muda.
2. Kewirausahaan
Mahmud Machfoed (2004:1)menyebutkan bahwa wirausaha
merupakan terjemahan dari kata entreupreneur. Kata tersebut berasal
dari bahasa Perancis entreprende yang berarti bertaanggung jawab.
Wirausahawan adalah orang yang bertanggungjawab dalam menyusun,
mengelola, dan mengukur risiko suatu usaha atau bisnis. Kewirausahaan
diartikan sebagai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang
dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya
mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk
baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan
besar. Dengan kata lain kewirausahaan (entrepreneur) merupakan proses
menciptakan sesuatu yang berbeda dengan mengabdikan seluruh waktu
dan tenaganya disertai dengan menanggung resiko keuangan, kejiwaan,
sosial, dan menerima balas jasa dalam bentuk uang dan kepuasan
pribadinya.
Kewirausahaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kewirausahaan agribisnis yang dikelola para petani muda.
3. Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang
mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir. Penyebutan "hulu"
dan "hilir" mengacu pada pandangan pokok bahwa agribisnis bekerja
pada rantai sektor pangan. Agribisnis dalam penelitian ini usaha di
bidang pertanian dalam meningkatkan mutu hasil pertanian yang
bermutu dan dapat bersaing di pasaran
4. Sikap sikap adalah proses pengorganisasian motivasi, emosi, persepsi,
dan kognitif yang bersifat jangka panjang dan berkaitan dengan aspek
lingkungan di sekitarnya. Sikap dalam penelitian ini adalah perubahan
pandangan peserta pelatihan terhadap kewirausahaan agrisbisnis setelah
mengikuti pelatihan
5. Petani Muda
Dalam buku Panduan Teknis Pelatihan Kewirausahaan Bagi Petani
Muda BBPP Lembang (2012 : 6) disebutkan, petani muda adalah petani
yang berusia antara 22 -27 tahun yang aktif bergelut dalam usaha bidang
BAB V
KESIMPULAN dan SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan penelitian, hasil analisis data, temuan penelitian, dan
pembahasannya, peneliti manarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Penyelenggara pelatihan telah melakukan identifikasi pelatihan sesuai
dengan kebutuhan peserta pelatihan. Beberapa identifikasi pelatihan yang
dilakukan oleh penyelenggara adalah nenentukan tujuan program
pelatihan, menentukan sumber belajar (fasilitator), menentukan calon
peserta yang merupakan sasaran pelatihan, menentukan penyusunan
materi, dan menentukan target pelatihan. Dengan identifikasi pelatihan
ini, peserta pelatihan telah benar-benar merasa terpenuhi keterampilan
yang dibutuhkan melalui mengikuti kegiatan pelatihan kewirausahaan bagi
petani muda
2. Penyelenggara pelatihan secara maksimal telah berupaya melaksanakan
pelatihan ini secara sempurna. Bukti upaya maksimal ini antara lain
dengan menghadirkan fasilitator yang mumpuni pada bidang pertanian.
Selain itu, penyelenggara juga melibatkan peserta dalam kegiatan
identifikasi kebutuhan belajar, penentuan tujuan, penyusunan rancangan
belajar, kegiatan pengembangan bahan belajar, dan kegiatan evaluasi.
Dalam upaya menyelenggarakan pelatihan, pihak peneyelenggara telah
diantaranya menyusun kurikulum pelatihan, dalam hal ini kurikulum
pelatihan kewirausahaan agribisnis bagi petani muda. Sementara itu,
metode dan teknik pembelajaran yang dipakai dalam pelatihan adalah
andragogi, yakni pembelajaran bagi orang dewasa. Metode dan teknik ini
digunakan karena sesuai dengan tingkatan usia para peserta pelatihan.
Pihak penyelenggara juga melakukan evaluasi terhadap pelatihan yang
dilaksanakan. Dalam pelatihan kewirausahaan agribisnis, penyelenggara
melakukan evaluasi berupa daily mood morning yakni evaluasi yang
ditujukan untuk mengetahui suasana hati (sedih/biasa/gembira) baik
sebelum maupun sesudah mengikuti pelatihan. Daily Mood Monitoringi
dilaksanakan setiap hari, dimana setiap peserta wajib memasukkan satu
koin ke dalam kotak yang telah disediakan sesuai dengan suasana hati
sebelum mengikuti pelatihan. Evaluasi lainnya adalah evaluasi
penguasaan materi pelatihan yang dilaksanakan baik secara tertulis
maupun tanya jawab secara lisan. Sedangkan untuk menunjang kelancaran
pelatihan, pihak penyelenggara telah menata dan menyediakan sarana dan
fasilitas sesuai dengan dana pelatihan yang tersedia.
3. Pelatihan kewirausahaan bagi petani muda telah menunjukkan adanya
keberhasilan pembelajaran yang cukup memadai. Keberhasilan itu terlihat
dari meningkatnya pemahaman atau pola pikir para peserta pelatihan baik
secara kognitif, afektif, maupun konatif. Para peserta pelatihan, rata-rata
merasakan memperoleh wawasan kewirausahaan agribisnis yang
mental wiarusaha, serta memiliki minat untuk mengembangkan
keterampilan yang telah dimilikinya. Salah satu hal yang menjadi
pendorong bagi peserta pelatihan adalah diperlihatkannya keberhasilan
para alumni pelatihan kewirausahaan agribisnis bagi petani muda angkatan
sebelumnya. Mereka mendapatkan keteladanan dan contoh keberhasilan
para usahawan muda di bidang agribisnis.
B. Saran
1. Pihak Penyelenggara
Untuk lebih meningkatkan kualitas penyelenggaraan dan hasil
pelatihan, pihak penyelenggara Pelatihan Kewirausahaan Agribisnis Bagi
Petani Muda hendaknya, lebih mematangkan perencanaan, pelaksanaan
maupun evaluasi yang dilengkapi dengan pengadministrasian dan
pendokumentasian yang lengkap. Hal tersebut perlu dilakukan untuk
memudahkan dalam pelaporan dan sebagai dokumentasi yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber pembanding bagi pihak lain yang akan
menyelenggarakan program pelatihan serupa.
2. Bagi Peserta Pelatihan
Pelatihan akan terasa manfaatnya, apabila hasil pelatihan tersebut
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, peserta pelatihan
harus berupaya mengaplikasikan hasil pelatihan yang telah diikutinya,
3. Bagi Peneliti Lain
Bagi peneliti lain yang berminat untuk meneliti objek penelitian yang
sama, para peneliti agar melakukan penelitian pada objek lainnya yang
belum diungkap lebih dalam dalam penelitian ini misalnya tentang
DAFTAR PUSTAKA
Buchari Alma (2007) Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum,
Bandung : Alfabeta
Ferinadewi, E (2008) Merek dan Psikologi Konsumen, Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Geoffrey Meredith (2005) Kewirausahaan, Teori dan Praktek, Jakarta : PPM
Mas’ud , Mahfoedz (2005) Kewirausahaan Suatu Pendekatan Kontemporer,
Jakarta : UPP AMP, YKPN
Mustofa Kamil (2010) Model Pendidikan dan Pelatihan, Konsep dan Aplikasi, Bandung : Alfabeta
Mosher, A.T (1966) Getting Agriculture Moving, Newyoyrk : Praeger,
Inc. Publisher
Slameto (2010) Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya,
Jakarta : Rineka Cipta
Sudjana, H. D, (2005) Strategi Pembelajaran, Falah Production Bandung
--- (2005) Sistem Dan Manajemen Pelatihan, Teori dan Praktek, Bandung : Falah Production.
--- (2004) Pendidikan Non Formal, Wawasan, Sejarah Perkembangan, Filsafat, Teori pendukung Asas,
Bandung : Falah Production.
--- (2004) Manajemen Program Pendidikan Untuk Pendidikan Non Formal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bandung : Falah Production.
--- (2000) Metode dan teknik Pembelajaran Parftisifatif,
Bandung : Falah Production.
Sugiyono (2010) Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif, dan R&D,
Bandung : Alfabeta
Winardi (2007) Entrepreneur dan Entrepreneurship, Jakarta :
Prenada Media.
--- (2007) Motivasi dan Pemotivasian, Jakarta :Rajawali.
Sumber dari Internet
nicokani.blogspot.com/2012/03/softskill.htm, tersedia tanggal 16 Oktober 2012, jam 15:55 WIB
www.depkop.go.id, tersedia tanggal tanggal 16 Oktober 2012, jam: 19:45
ayiolim.wordpress.com/.../pendidikan-luar-sekolah, tersedia tanggal 16 Oktober 2012, jam: 19:55 WIB
www. paudni.kemdikbud.go.id/dirjen-paudni-buka-rakornas-pus, tersedia tanggal 11 November 2012, jam 09:49 WIB
www.bpplsp-reg-1.go.id/buletin/read.php?id=82, tersedia tanggal 11 November 2012, jam 15:43 WIB