No. Daftar/FPEB/395/UN.40.7.D1/LT/2013
PENGARUH MODAL KERJA DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN
(Survey pada Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada
Program Pendidikan Ekonomi
Oleh
Hilman Budiman 0900702
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
PENGARUH MODAL KERJA DAN PERSAINGAN TERHADAP
PENDAPATAN
(Survey pada Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung)
Oleh:
HILMAN BUDIMAN
Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Hilman 2013
Universitas Pendidikan Indonesia September 2013
Hak Cipta dilindungi Undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH MODAL KERJA DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN
(Survey pada Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung)
Bandung, September 2013
Skripsi ini disetujui oleh:
Pembimbing I
Dr. Ikaputera Waspada, M.M. NIP. 19610420 198703 1 002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
UPI Bandung
ABSTRAK
“Pengaruh Modal Kerja dan Persaingan Terhadap Pendapatan (Survey pada Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung)”
di bawah bimbinganDr. Ikaputera Waspada, MM.
Oleh
Hilman Budiman 0900702
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu penurunan pendapatan yang dihadapi oleh pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung selama beberapa bulan terakhir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh modal kerja dan persaingan terhadap pendapatan pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung.
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian yaitu pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung. Sampel sebanyak 54 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survey eksplanatori dengan menggunakan angket sebagai alat pengumpul data dan teknik menggunakan regresi linier berganda. Dalam analisis data menggunakan bantuan program SPSS 21.00 for
Windows.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh temuan bahwa secara simultan maupun secara parsial variabel modal kerja dan persaingan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan.
ABSTRACT
The Effect of Working Capital and Competition to the Income of Sellers (The Survey Conducted to Sellers at Bandung Souvenirs Centre)
Under the supervision of Dr. Ikaputera Waspada, MM.
by
Hilman Budiman 0900702
This research is urged by the decrease of income faced by sellers at Bandung Souvenirs Centre in the recent months. The aim of this research is to know the effect of working capital and competition to the income of sellers at Bandung Souvenirs Centre.
The object of this research is the sellers at Bandung Souvenirs Centre with 54 people as the sample. Explanatory survey method is employed in this research by using questionnaire as data collection tools and double linier regression is employed as the technique. The data are analyzed quantitatively by using a program called SPSS 21.00 for Windows.
According to the data analyzed, both simultaneously and partially, the variables of working capital and competition give positive and significant effect to the income of sellers at Bandung Souvenirs Centre.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR GAMBAR... xii
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Rumusan Masalah... 10
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 10
1.3.1 Tujuan Penelitian... 10
1.3.2 Kegunaan Penelitian... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS... 11
2.1 Kajian Pustaka... 11
2.1.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)... 11
2.1.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)... 11
2.1.1.2 Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)... 12
2.1.1.3 Karakteristik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)... 12
2.1.2 Struktur Pasar... 13
2.1.2.1 Teori Pasar... 13
2.1.3 Pendapatan... 19
2.1.3.1 Pengertian Pendapatan... 19
2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan... 21
2.1.4 Modal Kerja... 23
2.1.4.1 Pengertian Modal Kerja... 23
2.1.4.2 Macam-macam Modal... 24
2.1.4.4 Penggunaan Modal Kerja... 29
2.1.4.5 Sumber-sumber Modal Kerja UMKM... 29
2.1.4.6 Hakekat Kebutuhan Modal UMKM... 30
2.1.4.7 Pengaruh Modal Kerja Terhadap Pendapatan... 31
2.1.5 Persaingan... 31
2.1.5.1 Pengertian Persaingan... 31
2.1.5.2 Struktur Persaingan... 33
2.1.5.3 Keunggulan-keunggulan dalam Persaingan... 34
2.1.5.4 Persaingan dalam UMKM... 36
2.1.5.5 Pengaruh Persaingan Terhadap Pendapatan... 36
2.1.6 Penelitian Terdahulu... 37
2.2 Kerangka Pemikiran... 38
2.3 Hipotesis... 43
BAB III METODE PENELITIAN... 44
3.1 Objek dan Subjek Penelitian... 44
3.1.1 Objek Penelitian... 44
3.1.2 Subjek Penelitian... 44
3.2 Metode Penelitian... 44
3.3 Operasional Variabel... 45
3.4 Populasi dan Sampel... 47
3.4.1 Populasi... 47
3.4.2 Sampel... 47
3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data... 50
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data... 50
3.5.2 Alat Pengumpulan Data... 50
3.6 Pengujian Instrumen Penelitian... 51
3.6.1 Tes Validitas... 51
3.6.2 Tes Reliabilitas... 52
3.7 Sumber Data... 54
3.8 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis... 54
3.8.2 Pengujian Hipotesis... 56
3.8.2.1 Uji t Statistik... 56
3.8.2.2 Pengujian Secara Serempak (Uji F)... 56
3.8.2.3 Koefisien Determinasi (R2)... 57
3.9 Uji Asumsi Klasik... 57
3.9.1 Uji Normalitas... 57
3.9.2 Uji Multikolinearitas... 58
3.9.3 Uji Heteroskedastisitas... 59
3.9.4 Uji Autokorelasi... 60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 63
4.1 Deskripsi Objek Penelitian... 63
4.2 Gambaran Umum Responden... 63
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 64
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 65
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 66
4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha... 67
4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja... 68
4.3 Analisis Instrumen Penelitian... 70
4.3.1 Uji Validitas... 70
4.3.2 Uji Reliabilitas... 71
4.4 Gambaran Umum Variabel Penelitian... 72
4.4.1 Pendapatan... 72
4.4.2 Modal Kerja... 75
4.4.3 Persaingan... 77
4.5 Hasil Pengujian Persyaratan Analisis... 80
4.5.1 Uji Normalitas... 80
4.5.2 Uji Multikolinearitas... 81
4.5.3 Uji Heteroskedastisitas... 82
4.5.4 Uji Autokorelasi... 83
4.6.1.1 Persamaan Regresi Linear Berganda... 84
4.6.2 Pengujian Hipotesis... 86
4.6.2.1 Pengujian Secara Parsial (Uji t)... 86
4.6.2.2 Pengujian Secara Simultan (Uji F)... 88
4.6.2.3 Koefisien Determinasi (R2)... 88
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian... 89
4.7.1 Pengaruh Modal Kerja Terhadap Pendapatan... 89
4.7.2 Pengaruh Persaingan Terhadap Pendapatan... 91
4.7.3 Pengaruh Modal Kerja dan Persaingan Terhadap Pendapatan.... 93
4.8 Implikasi Pendidikan... 94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 96
5.1 Kesimpulan... 96
5.2 Saran... 96
DAFTAR PUSTAKA... 98
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
dan Usaha Besar (UB) Tahun 2011-2012... 1
Tabel 1.2 Peranan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB) terhadap PDRB tanpa Migas Terhadap PDRB Jawa Barat Tahun 2009-2011 (persen)... 3
Tabel 1.3 Perkembangan Unit Usaha dan Tenaga Kerja pada Usaha Miro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Menurut Skala Usaha Propinsi Jawa Barat Tahun 2009-2011... 3
Tabel 1.4 Produktivitas Unit Usaha pada Skala Usaha Tahun 2009-2011 (Juta Rp)... 4
Tabel 1.5 Perkembangan Usaha Mikro dan Usaha Kecil pada Industri Makanan dan Minuman Non Formal Kota Bandung Tahun 2009-2012... 5
Tabel 1.6 Perkembangan Pendapatan Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung Periode November 2012-April 2013... 6
Tabel 1.7 Persentase Tujuh Jenis Kendala Utama UMKM Hasil Survey khusus UMKM 2012... 9
Tabel 2.1 Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)... 12
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu... 37
Tabel 3.1 Operasional Variabel... 45
Tabel 3.2 Ukuran Sampel Dari Setiap Daerah Penelitian... 49
Tabel 3.3 Batas-batar Nilai r (korelasi)... 54
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 64
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 65
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 66
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjalankan Usaha... 67
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja... 69
Tabel 4.6 Uji Validitas Variabel Persaingan... 70
Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Variabel Persaingan... 71
Tabel 4.8 Pendapatan Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung Bulan Agustus 2012-Juli 2013... 72
Tabel 4.9 Gambaran Pendapatan Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung... 73
Tabel 4.11 Modal Kerja Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung
Bulan Agustus 2012-Juli 2013... 75
Tabel 4.12 Gambaran Modal Kerja Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung. 76 Tabel 4.13 Modal Kerja Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung Bulan Agustus 2012-Juli 2013... 76
Tabel 4.14 Klasifikasi Persaingan Responden Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung... 78
Tabel 4.15 Gambaran Persaingan Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung... 79
Tabel 4.16 Persaingan Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung... 80
Tabel 4.17 Corelation Statistics... 82
Tabel 4.18 Uji Autokorelasi... 83
Tabel 4.19 Coefficientsa... 85
Tabel 4.20 Uji t... 86
Tabel 4.21 Uji F... 88
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Perkembangan Pendapatan Pedagang Sentra Oleh-oleh
Khas Kota Bandung Periode November 2012-April 2013... 7
Gambar 2.1 Keseimbangan Pasar Monopolistik Jangka Pendek yang Mengalami Keuntungan... 17
Gambar 2.2 Keseimbangan Pasar Monopolistik Jangka Pendek yang Mengalami Kerugian... 18
Gambar 2.3 Keseimbangan Perusahaan Pasar Monopolistik dalam Jangka Panjang... 19
Gambar 2.4 Kurva TR, MR, AR dalam Pasar Persaingan Sempurna... 20
Gambar 2.5 Kurva TR, MR, AR dalam Pasar Persaingan Tidak Sempurna... 21
Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran... 43
Gambar 3.1 Statistika d Durbin-Watson... 61
Gambar 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 64
Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 65
Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir.. 66
Gambar 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjalankan Usaha... 68
Gambar 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja... 69
Gambar 4.6 Pendapatan Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung Bulan Agustus 2012-Juli 2013... 74
Gambar 4.7 Modal Kerja Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung Bulan Agustus 2012-Juli 2013... 77
Gambar 4.8 Persaingan Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung... 80
Gambar 4.9 Uji Normalitas... 81
Gambar 4.10 Uji Heteroskedastisitas... 83
Gambar 4.11 Pengujian Autokorelasi Metode Durbin Watson... 84
Gambar 4.12 Uji t Variabel Modal Kerja... 87
1
wBAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang di kawasan Asia
Tenggara yang terus berupaya untuk mencapai pembangunan ekonomi ke arah
yang lebih baik. Pembangunan ekonomi akan tercapai apabila kegiatan
perekonomiannya berjalan dengan baik. Penopang perekonomian tersebut salah
satunya lewat sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Perkembangan UMKM di Indonesia dari tahun 2011 sampai 2012 mengalami
perkembangan yang cukup baik, baik dari segi unit usaha, tenaga kerja, maupun
kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) , hal tersebut bisa dilihat
pada tabel 1.1 dibawah ini :
Tabel 1.1
Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB) Tahun 2011-2012
2
Sumber : www.depkop.go.id, 2013. Keterangan : *) Angka Sangat Sementara
**) Angka Prediksi
Berdasarkan tabel 1.1 diatas menunjukan bahwa UMKM di Indonesia dari
tahun 2011 sampai tahun 2012 mengalami perkembangan yang cukup baik, baik
dari segi unit usaha, tenaga kerja, maupun kontribusinya terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB). Dari segi unit usahanya UMKM mengalami
perkembangan sebesar 2,41 persen, dari segi tenaga kerja juga mengalami
perkembangan dari tahun 2011 sampai 2012 yaitu sebesar 5,83 persen, dan
kontribusi UMKM terhadap PDB juga mengalami perkembangan yang cukup
baik yaitu kontribusinya sebesar 13,15 persen. Dari keterangan diatas menunjukan
bahwa UMKM memiliki peranan yang cukup baik sekaligus penopang bagi
perekonomian Indonesia.
Di Propinsi Jawa Barat, UMKM juga memiliki peranan yang sangat
penting terhadap perekonomian. Hal itu bisa dilihat pada tabel 1.2 dimana peranan
UMKM Jawa Barat pada tahun 2009 memiliki kontribusi sebesar 52,88 persen
terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Barat. Selanjutnya pada
tahun 2010 dan 2011 peranan UMKM Jawa Barat mengalami kenaikan
masing-masing sebesar 53,68 persen dan 54,20 persen. Kondisi tersebut berbanding
terbalik dengan peranan Usaha Besar (UB) terhadap PDRB Jawa Barat yang
mengalami penurunan dari tahun 2009 sampai 2011 yaitu pada tahun 2009
sebesar 47,12 persen, tahun 2010 sebesar 46,32 persen, dan pada tahun 2011
kembali mengalami penurunan yang hanya memiliki kontribusi sebesar 45,80
persen terhadap PDRB Jawa Barat. Berikut tabel mengenai peranan UMKM dan
UB terhadap PDRB tanpa migas di Propinsi Jawa Barat tahun 2009-2011 :
3
Tabel 1.2
Peranan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB) Terhadap PDRB Tanpa Migas Propinsi Jawa Barat
Tahun 2009-2011 (Persen)
Tahun UMKM UB
2009 52,88 47,12
2010 53,68 46,32
2011 54,20 45,80
Sumber : Dinas KUMKM Propinsi Jawa Barat, 2012.
Selanjutnya di Propinsi Jawa Barat juga UMKM mengalami
perkembangan yang cukup baik, baik dari segi unit usaha maupun terhadap
penyerapan tenaga kerjanya. Hal itu bisa dilihat pada tabel 1.3 dibawah ini :
Tabel 1.3
Perkembangan Unit Usaha dan Tenaga Kerja pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Menurut Skala Usaha Propinsi Jawa Barat
Tahun 2009-2011
Tahun Jumlah Unit Usaha
(Unit)
Tenaga Kerja (Orang)
2009 8.524.494 13.542.296
2010 8.730.254 13.966.311
2011 8.750.914 14.278.402
Sumber : Dinas KUMKM Propinsi Jawa Barat, 2012.
Berdasarkan tabel 1.3 diatas menunjukan bahwa perkembangan UMKM di
Propinsi Jawa Barat mengalami kenaikan baik dari segi unit usaha maupun tenaga
kerjanya. Dari segi unit usaha mengalami kenaikan tiap tahunnya, yaitu pada
tahun 2009 jumlah UMKM di Propinsi Jawa Barat sebanyak 8.524.494 unit, pada
tahun 2010 naik menjadi 8.730.254 unit, dan pada tahun 2011 juga mengalami
kenaikan menjadi 8.750.914 unit. Selanjutnya dari segi tenaga kerjanya juga
mengalami kenaikan. Pada tahun 2009 UMKM Propinsi Jawa Barat mampu
menyerap tenaga kerja sebanyak 13.542.296 orang, pada tahun 2010 bertambah
menjadi 13.966.311 orang, dan pada tahun 2011 bertambah kembali menjadi
14.278.402 orang. Jadi dapat disimpulkan bahwa perkembangan UMKM di
Propinsi Jawa Barat tiap tahunnya selalu mengalami kenaikan baik dari segi unit
usaha maupun terhadap penyerapan tenaga kerjanya. Hal ini mengindikasikan
4
untuk dikembangkan kedepannya agar mampu menanggulangi masalah
pemerataan pendapatan dimasyarakat.
Selanjutnya di Propinsi Jawa Barat peranan UMKM dan UB terhadap
produktivitas unit usahanya juga mengalami perkembangan yang cukup baik. Hal
tersebut bisa dilihat pada tabel 1.4 dibawah ini :
Tabel 1.4
Produktivitas Unit Usaha Menurut Skala Usaha Tahun 2009 – 2011 (Juta Rp)
Tahun Mikro Kecil Menengah Besar
2009 24,01 675,94 9.862,74 222.621,50
2010 26,98 760,32 11.202,40 239.594,98
2011 30,22 785,70 11.577,38 239.807,54
Sumber : Dinas KUMKM Propinsi Jawa Barat, 2012.
Berdasarkan tabel 1.4 diatas menunjukan bahwa produktivitas unit usaha
baik pada usaha mikro, kecil, menengah maupun usaha besar mengalami
perkembangan yang cukup baik tiap tahunnya. Namun dari perkembangan
tersebut produktivitas unit usaha mikro adalah yang terkecil dibanding dengan
usaha kecil, menengah maupun usaha besar. Produktivitas unit usaha mikro pada
tahun 2009 hanya sebesar 24,01 juta, tahun 2010 sebesar 26,98 juta, dan pada
tahun 2011 sebesar 30,22 juta. Hal ini mengindikasikan bahwa unit usaha pada
usaha mikro masih memerlukan penanganan yang lebih serius kedepannya baik
oleh pemerintah maupun pihak-pihak terkait.
Berdasarkan kondisi perkembanganya tersebut, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian tentang UMKM khususnya pada industri makanan
dan minuman di Kota Bandung, karena perkembangan industri makanan dan
minuman Kota Bandung mengalami fluktuatif yang menurun tiap tahunnya
dibanding dengan industri-industri lainnya seperti handycraft, produksi, dan
perdagangan. Adapun perkembangan industri makanan dan minuman Kota
5
Tabel 1.5
Perkembangan Data Usaha Mikro dan Usaha Kecil Kota Bandung Tahun 2009 – 2012
Sumber : Dinas KUKM dan PERINDAG Kota Bandung, 2013.
Berdasarkan tabel 1.5 diatas menunjukan bahwa pada tahun 2009 sampai
tahun 2012 industri makanan dan minuman Kota Bandung khususnya pada usaha
mikro dan usaha kecil memiliki perkembangan yang fluktuatif menurun, baik dari
segi unit usahanya, tenaga kerja, aset, maupun omsetnya. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa perkembangan industri makanan dan minuman di Kota
Tahun URAIAN USAHA MIKRO USAHA KECIL
MINUMAN 244 1.080 2.612.100.000 11.436.055.000 53 415 1.452.300.000 29.585.820.000
HANDYCRAFT 134 664 1.361.650.000 5.011.100.000 17 241 474.000.000 6.676.000.000 PRODUKSI 132 659 2.619.500.000 6.957.040.000 33 358 4.441.600.000 19.495.600.000
PERDAGANGAN 188 651 2.899.500.000 11.337.180.000 19 134 1.579.995.737 10.823.250.800
2010
PERDAGANGAN 38 127 197.000.000 1.177.300.000 2 13 50.000.000 500.000.000
6
Bandung memiliki masalah yang harus ditangani oleh pihak-pihak yang terlibat
didalamnya. Pada saat pra penelitian penulis juga menemukan adanya
permasalahan yang dialami oleh para pelaku UMKM khususnya pada pedagang
sentra oleh-oleh khas Kota Bandung. Permasalahan tersebut diantaranya dari
perkembangan pendapatan yang diterima oleh pedagang sentra oleh-oleh khas
Kota Bandung, dimana pendapatan tiap bulannya mengalami penurunan. Untuk
lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel 1.6 dibawah ini :
Tabel 1.6
Perkembangan Pendapatan Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung Periode November 2012 – April 2013
Bulan Total Pendapatan
(RP)
Perkembangan (%)
November 8.907.630.000 -
Desember 8.837.500.000 - 0,78 %
Januari 8.796.100.000 - 0,46 %
Februari 8.713.150.000 - 0,94 %
Maret 8.718.000.000 0,05 %
April 8.692.220.000 - 0,29 %
Sumber : pra penelitian dari 54 responden, diolah.
Berdasarkan tabel 1.6 diatas yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap
54 responden terlihat bahwa perkembangan pendapatan pedagang di sentra
oleh-oleh khas Kota Bandung mengalami perkembangan yang fluktuatif menurun tiap
bulannya dimana pendapatan paling rendah yaitu pada bulan April yang hanya
sebesar Rp. 8.692.220.000,00 atau sekitar -0,29 persen, sedangkan perkembangan
pendapatan yang mengalami kenaikan (positif) terdapat pada bulan Maret 2013
yaitu sebesar Rp. 8.718.000.000,00 atau sekitar 0,05 persen. Untuk lebih jelasnya
7
Gambar 1.1
Perkembangan Pendapatan Pedagang Sentra Oleh-Oleh Khas Kota Bandung Periode November 2012 sampai April 2013
Berdasarkan gambar 1.1 diatas terlihat jelas bahwa dalam periode
November 2012 sampai April 2013 terjadi perkembangan pendapatan yang
fluktuatif menurun pada pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung. Hal
tersebut disebabkan karena terbatasnya modal kerja. Menurut Tulus Tambunan
(2002: 69) ada beberapa masalah yang umum dihadapi oleh pengusaha kecil dan
menengah seperti :
1. Keterbatasan modal kerja atau modal investasi.
2. Kesulitan mendapatkan bahan baku dengan kualitas yang baik dan harga yang
terjangkau.
3. Keterbatasan teknologi.
4. SDM dengan kualitas yang baik (terutama manajemen dan teknisi produksi)
5. Informasi khususnya mengenai pasar.
6. Kesulitan dalam pemasaran (termasuk distribusi).
Selanjutnya menurut Ina Primiana (2009: 50) ada beberapa hal yang
menjadi pokok permasalahan UMKM dalam hal permodalan, yaitu :
1. Kesulitan akses ke bank dikarenakan ketidakmampuan dalam hal
menyediakan persyaratan agar bankable. Sebetulnya bank Indonesia telah
membentuk P3UKM yang membantu UMKM agar dapat lebih mudah akses
ke Bank. Tetapi kenyataanya tidak semua UMKM dapat memenuhi
persyaratan collateral. Artinya masih lebih banyak UMKM yang belum
terjaring.
Perkembangan Pendapatan Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung
Periode November 2012 sampai April 2013
8
2. Ketidaktahuan UMKM terhadap cara memperoleh dana dari sumber-sumber
lain selain perbankan, yang dapat menjadi alternatif pembiayaan.
3. Tidak tersedianya modal pada saat pesanan datang. Artinya mereka
membutuhkan dana cepat untuk memenuhi pesanan. Hal ini tidak
dimungkinkan bila melalui perbankan, karena waktu yang dibutuhkan sejak
pengajuan hingga dana cair bisa mencapai 2-3 bulan, belum lagi kalau
pengajuan kreditnya ditolak yang bisa menyebabkan hilangnya kesempatan
memperoleh keuntungan. Biasanya mereka mencari jalan agar dapat
memperoleh dana cepat yaitu dengan meminjam sesama pengusaha atau
rentenir.
Selanjutnya menurut Paul A Samuelson dan William D.N (1999 : 121)
mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan antara lain
modal, latar belakang pendidikan, sikap kewirausahaan, pelayanan, persaingan
yang ketat, dan keterampilan yang dimiliki oleh produsen serta karyawannya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pendapatan tersebut diantaranya modal.
Modal disini diasumsikan sebagai modal kerja. Modal kerja sangatlah penting
bagi kelangsungan usaha, karena dengan modal yang kuat otomatis kelangsungan
operasional perusahaan ataupun pedagang pun akan berjalan dengan baik
sehingga proses produksi pun akan berjalan dengan optimal. Hal tersebut senada
dengan yang diungkapkan oleh Bambang Riyanto (1995: 57) bahwa “ Semakin
tinggi modal yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin tinggi pula profit yang
akan diperoleh karena perusahaan memiliki modal yang dapat dipergunakan untuk
pemasaran dan membeli bahan baku berkualitas”. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa modal kerja berpengaruh positif terhadap pendapatan.
Disamping itu permasalahan yang sering dialami oleh pelaku UMKM
khususnya permasalahan yang sering dialami oleh pedagang sentra oleh-oleh khas
Kota Bandung adalah persaingan. Menurut Paton dan Littleton (1984: 167) dalam
Wahjono (2010) menyatakan bahwa pendapatan dapat dipengaruhi oleh faktor
9
Berdasarkan keterangan diatas juga diperkuat lagi oleh hasil survei
UMKM Jawa Barat Tahun 2012 yang dilakukan oleh dinas terkait bahwa ada
tujuh kendala utama yang berhasil diidentifikasi. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat
pada tabel 1.7 dibawah ini :
Tabel 1.7
Persentase Tujuh Jenis Kendala Utama UMKM Hasil Survey Khusus UMKM 2012
No Jenis Kendala Persentase
1 Tidak bisa bersaing 24,69
2 Permodalan 23,44
3 Sarana dan Prasarana Tidak Menunjang 7,88
4 Biaya Produksi Tinggi 6,85
5 Banjir 6,43
6 Sulit memperoleh bahan baku 6,02
7 Pemasaran 4,77
8 Lain-lain 19,92
Total 100,00
Sumber : Dinas KUMKM Propinsi Jawa Barat, 2012.
Berdasarkan tabel 1.7 diatas menunjukan bahwa kendala bagi pelaku
UMKM yang pertama adalah tidak bisa bersaing dengan para pesaingnya. Dari
hasil survei UMKM tersebut kendala tidak bisa bersaing memiliki persentase
sebesar 24,69 persen disusul kendala yang kedua adalah mengenai permodalan
dengan persentase sebesar 23,44 persen, disusul sarana dan prasarana tidak
menunjang 7,88 persen, biaya produksi tinggi sebesar 6,85 persen, banjir sebesar
6,43 persen, sulit memperoleh bahan baku sebesar 6,02 persen, pemasaran sebesar
4,77 persen , dan lain-lain sebesar 19,92 persen. Jadi dapat disimpulkan bahwa
kendala utama yang dirasakan oleh pelaku UMKM adalah mengenai persaingan
dan permodalan dalam hal ini mengenai modal kerja.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan mengambil judul : PENGARUH MODAL KERJA DAN
10
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh modal kerja terhadap pendapatan?
2. Bagaimana pengaruh persaingan terhadap pendapatan?
3. Bagaimana pengaruh modal kerja dan persaingan terhadap pendapatan?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh modal kerja terhadap pendapatan.
2. Untuk mengetahui pengaruh persaingan terhadap pendapatan.
3. Untuk mengetahui pengaruh modal kerja dan persaingan terhadap
pendapatan.
1.3.2 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kegunaan Teoritis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu
pengetahuan khususnya ilmu ekonomi mikro serta dapat dijadikan sebagai
bahan literatur dan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
2. Kegunaan Praktis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar pertimbangan bagi
pembuat kebijakan khususnya mengenai kajian ekonomi mikro dalam
44
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Dan Subjek Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pendapatan sebagai variabel dependen, modal
kerja dan persaingan sebagai variabel independen. Pada penelitian ini dilakukan
untuk meneliti variabel-variabel yang mempengaruhi pendapatan yaitu modal
kerja dan persaingan.
Peneliti memandang bahwa modal kerja dan persaingan memiliki
pengaruh terhadap pendapatan pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung.
3.1.2 Subjek Penelitian
Pada penelitian ini penulis mengambil subjek penelitian terhadap para
pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung yang berada di daerah Leuwi
Panjang, Pasar Baru, Pasteur, Cihampeulas, Kebon Kalapa, Cicaheum, dan Pasar
Kosambi. Penelitian ini akan dilaksanakan sekitar bulan Juli sampai Agustus.
3.2 Metode Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 136) menyatakan bahwa metode
penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
penelitiannya.
Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian Survey Explanatory, yaitu suatu metode penelitian
yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuisioner
sebagai alat pengumpulan data yang utama (Masri Singarimbun 1983: 30).
Adapun tujuan dari penelitian Survey Explanatory yang digunakan adalah:
1. Penjagaan (eksploratif)
45
3. Penjelasan (explanatory atau confirmotory) yakni untuk menjelaskan
hubungan kausal dan pengujian hipotesis
4. Evaluasi
5. Prediksi atau meramalkan kejadian tertentu dimasa datang
6. Penelitian operasional
7. Pengembangan indikator-indikator sosial.
3.3 Operasional Variabel
Variabel yang akan diteliti dikelompokan dalam konsep teoritis, empiris,
dan analitis. Konsep teoritis merupakan variabel utama yang bersifat umum.
Konsep empiris merupakan konsep yang bersifat operasional dan terjabar dari
konsep teoritis. Sedangkan konsep analitis adalah penjabaran dari konsep teoritis
dimana data itu diperoleh. Adapun bentuk operasionalnya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep Analitis
46 promosi. Casse & Fair (2002: 372) harga, dan promosi.
1. Skor persaingan produk yang meliputi : a. Keunggulan produk - Persaingan dalam bahan dasar produk harga yang meliputi : a. Persaingan mulut ke mulut (word
47
3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan karakteristik objek penelitian. Menurut
Sugiyono (2007: 61) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek
atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut
Riduwan dan Akdon (2010: 238) populasi adalah keseluruhan dari karakteristik
atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian atau populasi
merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi
syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh pedagang
sentra oleh-oleh khas Kota Bandung. Adapun daerah sentra oleh-oleh khas Kota
Bandung meliputi daerah Leuwi Panjang, Pasar Baru, Pasteur, Cihampeulas,
Cicaheum, Kebon Kalapa, dan Pasar Kosambi. Populasi yang didapat dari
daerah-daerah tersebut berjumlah 117 pedagang.
3.4.2 Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 131) Sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Riduwan dan Akdon (2010: 240)
sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan
tertentu yang akan diteliti. Untuk memudahkan dalam melakukan penelitian maka
digunakan teknik pengambilan sampel.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Proportionate
Stratified Random Sampling. Menurut Riduwan dan Akdon (2010: 242) teknik
Proportionate Stratified Random Sampling adalah pengambilan sampel dari
anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional. Pada penelitian ini
penulis menggunakan sampel dari populasi pedagang sentra oleh-oleh khas Kota
Bandung yang meliputi daerah Leuwi Panjang, Pasar Baru, Pasteur, Cihampeulas,
48
n=
(Riduwan dan Akdon, 2010: 249)
Dimana :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah Populasi
d2 = Presisi yang ditetapkan
Adapun populasi pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung berjumlah
117 pedagang, yang dimana jumlah tersebut mencakup daerah Leuwi Panjang
berjumlah 50 pedagang, Pasar Baru 15 pedagang, Pasteur 15 pedagang,
Cihampeulas 9 pedagang, Cicaheum 6 pedagang, Kebon Kalapa 7 pedagang,
Pasar Kosambi 15 pedagang. Dari data populasi tersebut maka jumlah sampelnya
sebagai berikut :
Diketahui :
N = 117
d2 = 10% (0.1)2
Ditanyakan Sampel ?
Dijawab :
n =
n =
n =
49
Berdasarkan hasil perhitungan sampel diatas, maka penulis mendapat
ukuran sampel sebesar 54 responden. Pada penelitian ini penulis menggunakan
teknik Proportionate Stratified Random Sampling dimana pengambilan sampel
dari masing-masing daerah sentra oleh-oleh khas Kota Bandung dihitung secara
proporsional.
Tabel 3.2
Ukuran Sampel Dari Setiap Daerah Penelitian
No Nama Daerah Ukuran Populasi Ukuran Sampel
1 Leuwi Panjang 50 24
2 Pasar Baru 15 7
3 Pasteur 15 7
4 Cihampeulas 9 4
5 Kebon Kalapa 7 3
6 Cicaheum 6 3
7 Pasar Kosambi 15 6
Total 117 54
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa total populasi sentra
oleh-oleh khas Kota Bandung berjumlah 117 pedagang, dimana populasi tersebut
tersebar diberbagai daerah di Kota Bandung yang meliputi :
1. Leuwi Panjang berjumlah 50 responden
2. Pasar Baru berjumlah 15 responden
3. Pasteur berjumlah 15 responden
4. Cihampeulas berjumlah 9 responden
5. Kebon Kalapa berjumlah 7 responden
6. Cicaheum berjumlah 6 responden
7. Pasar Kosambi berjumlah 15 responden
Sedangkan untuk ukuran sampel berjumlah 54 responden meliputi :
1. Leuwi Panjang berjumlah 24 responden.
50
3. Pasteur berjumlah 7 responden.
4. Cihampeulas berjumlah 4 responden.
5. Kebon Kalapa berjumlah 3 responden.
6. Cicaheum berjumlah 3 responden.
7. Pasar Kosambi berjumlah 6 responden.
3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain :
1. Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden agar diperoleh data yang dibutuhkan.
2. Observasi adalah teknik pengumpulan data melalui pengalaman langsung
pada objek yang diteliti.
3. Wawancara adalah teknik pengumpulan data untuk memperoleh informasi
secara langsung dengan cara tanya jawab lisan kepada para responden yang
dipergunakan sebagai pelengkap data.
4. Studi literatur, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan
data-data dari buku-buku, internet, dan media cetak lainnya yang
berhubungan dengan konsep dan permasalahan yang diteliti.
3.5.2 Alat Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian alat pengumpulan data atau instrumen penelitian
akan menentukan data yang dikumpulkan. Adapun instrumen penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah angket mengenai modal kerja dan
persaingan terhadap pendapatan pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung.
Adapun langkah-langkah dalam penyusunan angket adalah sebagai berikut :
1. Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu mengetahui pengaruh modal
kerja dan persaingan terhadap pendapatan pada pedagang sentra oleh-oleh
51
2. Objek yang menjadi responden yaitu para pedagang sentra oleh-oleh khas
Kota Bandung.
3. Menyusun kisi-kisi
4. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.
5. Menyusun pertanyaan dan alternatif jawabannya untuk jenis pertanyaan yang
sifatnya tertutup.
6. Menyusun pertanyaan untuk jenis pertanyaan yang sifatnya terbuka dan tidak
disediakan alternatif jawabannya.
7. Menetapkan kriteria skor untuk setiap pertanyaan yang sifatnya tertutup.
8. Memperbanyak angket
9. Menyebarkan angket.
10. Mengelola dan menganalisis hasil angket.
3.6 Pengujian Instrumen Penelitian
Agar hasil penelitian tidak bias dan tidak diragukan kebenarannya, maka
penulis mengadakan pengujian terhadap alat ukur yang digunakan, diantaranya :
3.6.1 Tes Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Dikatakan valid berarti instrument tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2005: 173).
Suatu tes dikatakan memiliki validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan
fungsi ukurannya, dalam uji validitas ini digunakan teknik korelasi produk
moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:
(Suharsimi Arikunto, 2006: 170)
Dimana :
52
Y = Skor total item instrumen
∑X = Jumlah skor dalam distribusi X
∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y
∑X2
= Jumlah kuadrat pada masing-masing skor X
∑Y2
= Jumlah kuadrat pada masing-masing skor Y
N = Jumlah responden
Adapun kriterianya sebagai berikut :
Rxy < 0,20 : Validitas sangat rendah
0,20 - 0,39 : Validitas rendah
0,40 - 0,59 : Validitas sedang/cukup
0,60 - 0,89 : Validitas tinggi
0,90 - 1,00 : Validitas sangat tinggi
Pada penelitian ini uji validitasnya dengan cara membandingkan nilai thitung
dengan ttabel, karena datanya diperoleh dari sampel. Adapun perbandingannya dengan menggunakan tarif signifikan α = 0,05 adalah sebagai berikut :
Jika thitung ≥ ttabel instrumen valid
Sebaliknya jika thitung ≤ ttabel instrumen tidak valid
3.6.2 Tes Reliabilitas
Tes reliabilitas digunakan sebagai alat pengumpul data yang dapat
dipercaya karena instrumen sudah baik. Reliabilitas menunjukan pada tingkat
keterandalan sesuatu. Uji reliabilitas ini menggunakan rumus alpha karena data
berupa skor dari 1-5. Adapun rumus untuk mencari reliabilitas instrumen adalah :
r11 =
53
Dimana :
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2 b = Jumlah varians butir
2 t
= Varians total
Jumlah varian dicari terlebih dahulu dengan cara mencari nilai varian dari
setiap item dengan persamaan sebagai berikut:
2
b
(Suharsimi, 2006: 171)
Dimana :
2
b
= Harga varians tiap item
∑x2 = Jumlah kuadrat jawaban responden tiap item
(∑x2) = Jumlah kuadrat skor seluruh responden dari tiap item
N = Jumlah responden
Setelah nilai varians item diketahui langkah selanjutnya yaitu dengan
mencari varians total dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
2
t
(Suharsimi, 2006: 171)
Dimana :
2
t
= Harga varians total
∑x2 = Jumlah kuadrat skor total
54
N = Jumlah responden
Langkah selanjutnya mengkonsultasikan harga r11 pada penafsiran indeks
korelasi, yaitu :
Tabel 3.3
Batas-batas nilai r (korelasi)
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,000-0,199 0,200-0,399 0,400-0,599 0,600-0,799 0,800-1,000
Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat Sumber : Sugiyono (2009: 231)
Keputusannya dengan membandingkan r11 dengan r tabel, dengan ketentuan
sebagai berikut :
Jika r 11 > r tabel berarti reliabel dan jika r11 < r tabel berarti tidak reliabel.
3.7 Sumber Data
Sumber data dalam suatu penelitian merupakan subjek dari mana data
tersebut diperoleh (Suharsimi Arikunto, 2006: 129). Adapun sumber data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Data Primer, data yang diperoleh dari responden yaitu data pendapatan
pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung.
2. Data Sekunder, data yang diperoleh dari BPS, Dinas KUMKM Propinsi Jawa
Barat, Dinas KUKM dan Perindag Kota Bandung, dan internet.
3.8 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.8.1 Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan, maka dilakukan
pengolahan data. Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data
55
harus diubah menjadi data interval melalui Methods of Succesive Interval (MSI).
Salah satu kegunaan dari Methods of Succesive Interval (MSI) dalam pengukuran
adalah untuk menaikan pengukuran dari ordinal ke interval. Sesuai dengan apa
yang dikemukakan oleh Harun Al-rasyid (1993: 131-134) dalam bukunya teknik
penarikan sampel dan penyusunan skala.
Langkah kerja Methods of Succesive Interval (MSI) adalah sebagai
berikut:
a. Perhatikan tiap butir pertanyaan, misalnya dalam angket.
b. Untuk butir tersebut, tentukan berapa banyak orang yang mendapatkan
(menjawab) skor 1,2,3,4,5 yang disebut frekuensi.
c. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut
Proporsi (P).
d. Tentukan Proporsi Kumulatif (PK) dengan cara menjumlah antara proporsi
yang ada dengan proporsi sebelumnya.
e. Dengan menggunakan tabel distribusi normal baku, tentukan nilai Z untuk
setiap kategori.
f. Tentukan nilai densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan
menggunakan tabel ordinat distribusi normal baku.
g. Hitung SV (Scale Value)= Nilai Skala dengan rumus sebagai berikut:
SV =
h. Menghitung skor hasil transformasi untuk setiap pilihan jawaban dengan
rumus:
Y = SV + [1+(SVMin)] dimana K = 1 + [SVMin]
Permasalahan yang diajukan akan dilakukan dengan menggunakan
statistik parametrik. Model analisis yang digunakan untuk melihat pengaruh
56
kebenaran dari hipotesis akan digunakan model persamaan regresi berganda
sebagai berikut:
Y = a+ β1X1i+ β2X2i + ei
Dimana :
Y : Pendapatan
X1i :Modal Kerja
X2i : Persaingan
a : Konstanta
β1, β2 :Koefisien masing-masing variabel
ei : Faktor Penganggu
3.8.2 Pengujian Hipotesis 3.8.2.1 Uji t Statistik
Pengujian ini dilakukan untuk menguji hipotesis:
Ho : masing- masing variabel Xi secara parsial tidak berpengaruh terhadap
variabel Y, dimana i = X1, X2, X3, X4.
Hi : masing-masing variabel Xi secara parsial berpengaruh terhadap variabel Y,
dimana i = X1, X2, X3, X4.
Untuk menguji rumusan hipotesis diatas digunakan uji t dengan rumus:
t =
Se
; i = X
1, X2, X3, X4.
Kaidah keputusan:
Tolak Ho jika t hitung > t tabel, dan terima Ho jika t hitung < t tabel.
3.8.2.2 Pengujian Secara Serempak (Uji F)
Uji F dilakukan untuk menguji hipotesis secara simultan dengan ketentuan
sebagai berikut:
- Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
- Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
57
F =
Sudjana (2005 : 385)
3.8.2.3 Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian dilakukan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan variabel
independen (X1,X2) terhadap variabel dependen (Y).
Dengan ketentuan sebagai berikut :
- Jika nilai semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel
semakin erat atau baik.
- Dan sebaliknya jika nilai semakin menjauhi angka 1, maka hubungan
antara variabel kurang erat atau kurang baik.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
R2 = 1-
(
Sudjana, 2005 : 383)3.9 Uji Asumsi Klasik 3.9.1 Uji Normalitas
Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan analisis
statistik parametrik yaitu uji normalitas data. Uji normalitas adalah pengujian
yang ditujukan untuk mengetahui sifat distribusi dari penelitian. Uji ini berfungsi
untuk menguji normal tidaknya sampel penelitian, yakni menguji sebaran data
yang dianalisa. Pada uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan alat
statistik non paramterik yakni uji Kolmogorof Smirnov dan anlisa kurva. Menurut
uji Kolmogorof Smirnov kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :
1) Data berdistristribusi normal jika signifikansinya lebih dari 0,05 dan teknik
analisa yang digunakan adalah teknik analisa parametrik.
2) Data berdistribusi tidak normal jika signifikansinya kurang dari 0,05 dan
teknik analisa yang digunakan adalah teknik analisa non parametrik.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan analisa kurva dengan kriteria;
58
3.9.2 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah situasi dimana terdapat korelasi variabel bebas
antara satu variabel dengan variabel yang lainnya. Ada beberapa cara untuk
mendeteksi keberadaan multikolinearitas dalam model OLS (Gujarati, 2001: 166),
yaitu :
1) Mendeteksi nilai koefisien determinasi (R2) dan nilai thitung. Jika R2 tinggi
(biasanya berkisar 0,7 – 1,0) tetapi sangat sedikit koefisien regresi yang
signifikan secara statistik, maka kemungkinan ada gejala multikolinearitas.
2) Melakukan uji korelasi derajat nol. Apabila koefisien korelasinya tinggi, perlu
dicurigai adanya masalah multikolinearitas. Akan tetapi tingginya koefisien
korelasi tersebut tidak menjamin terjadi multikolinearitas.
3) Menguji korelasi antar sesama variabel bebas dengan cara meregresi setiap Xi
terhadap X lainnya. Dari regresi tersebut, kita dapatkan R2 dan F. Jika nilai
Fhitung melebihi nilai kritis Ftabel pada tingkat derajat kepercayaan tertentu, maka
terdapat multikolinieritas variabel bebas.
4) Regresi Auxiliary. Kita menguji multikolinearitas hanya dengan melihat
hubungan secara individual antara satu variabel independen dengan satu
variabel independen lainnya.
5) Variance inflation factor dan tolerance.
Dalam penelitian ini akan mendeteksi ada atau tidaknya multiko dengan
uji Variance inflation factor dan tolerance. (VIF), dengan bantuan program SPSS
21.00 for Windows. Untuk melihat gejala multikolinearitas, kita dapat melihat dari
hasil Collinerity Statistics. Hasil VIF yang lebih besar dari lima menunjukan
adanya gejala multikolinearitas.
Apabila terjadi multikolinearitas, maka menurut Gujarati (2001: 168-171)
disarankan untuk mengatasinya dapat dilakukan melalui cara berikut ini :
1) Adanya informasi sebelumnya (informasi apriori)
2) Menghubungkan data cross sectional dan data urutan waktu, yang dikenal
59
3) Mengeluarkan satu variabel atau lebih
4) Transformasi variabel serta penambahan variabel baru.
3.9.3 Uji Heteroskedastisitas
Salah satu asumsi pokok dalam model regresi linier klasik adalah bahwa
varian-varian setiap disturbance term yang dibatasi oleh nilai tertentu mengenai
variabel-variabel bebas adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan
δ2
. Inilah yang disebut dengan asumsi heteroskedastisitas (Gujarati, 2001: 177).
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Jika varian residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap
maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Keadaan heteroskedastisitas dapat terjadi oleh sebab-sebab sebagai berikut :
1) Sifat variabel yang diikutsertakan kedalam model.
2) Sifat data yang digunakan dalam analisis. Pada penelitian dengan
menggunakan data runtun waktu, kemungkinan asumsi itu benar .
Ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mengetahui adanya
heteroskedastisitas (Agus Widarjono, 2005: 147-161), yaitu sebagai berikut:
1) Metode grafik, kriteria yang digunakan dalam metode ini adalah
a. Jika grafik mengikuti pola tertentu misal linier, kuadratik atau hubungan
lain berarti pada model tersebut terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika pada grafik plot tidak mengikuti pola atau aturan tertentu maka pada
model tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.
2) Uji Park (Park Test), yakni menggunakan grafik yang menggambarkan
keterkaitan nilai-nilai variabel bebas (misalkan X1) dengan nilai-nilai taksiran
variabel pengganggu yang dikuadratkan (^u2).
3) Uji Glejser (Glejser Test), yakni dengan cara meregres nilai taksiran absolut
variabel pengganggu terhadap variabel X1 dalam berbagai bentuk,
60
ȗi = β1 + β2X1 + ˅1 atau ȗi = β1 + β2 √ i+ ˅1
4) Uji Korelasi rank Spearman (Spearman’s rank correlation test). Koefisien
korelasi rank Spearman tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi
heteroskedastisitas berdasarkan rumusan sebagai berikut :
rs = 1 – 6
[
]
Dimana :
d1 = setiap pasangan rank
n = jumlah pasangan rank
5) Uji White (White Test). Uji White juga dapat melakukan pengujian terhadap
gejala heteroskedastisitas yaitu dengan cara meregresi residual kuadrat
dengan variabel bebas, variabel bebas kuadrat dan perkalian variabel bebas.
Ini dilakukan dengan cara membandingkan antara
χ
2hitung denganχ
2
tabel, jika
χ
2hitung >
χ
2
tabel maka hipotesis yang menyatakan gejala heteroskedastisitas
diterima dan sebaliknya jika
χ
2hitung <χ
2
tabel maka hipotesis yang menyatakan
gejala heteroskedastisitas ditolak.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji metode grafik, dengan
bantuan program SPSS 21.00 for Windows. Dalam regresi, salah satu asumsi yang
harus dipenuhi adalah bahwa varians dari residual dari satu pengamatan ke
pengamatan lain tidak memiliki pola tertentu. Salah satu uji untuk menguji
heteroskedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran dari varians residual.
3.9.4 Uji Autokorelasi
Autokorelasi berarti adanya korelasi antar anggota observasi antar
observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Dalam kaitannya
dengan asumsi metode OLS, autokorelasi merupakan korelasi antara satu residual
dengan residual lainnya. Sedangkan salah satu asumsi penting metode OLS
berkaitan dengan residual adalah tidak adanya hubungan antara residual satu
61
Akibat dari adanya autokorelasi adalah sebagai berikut :
1. Varian sampel tidak dapat menggambarkan varian populasi.
2. Model regresi yang dihasilkan tidak dapat dipergunakan untuk menduga nilai
variabel terikat dari nilai variabel bebas tertentu.
3. Varian dari koefisiennya menjadi tidak minim lagi (tidak efisien), sehingga
koefisien estimasi yang diperoleh kurang akurat.
4. Uji t tidak berlaku lagi, jika uji t tetap digunakan maka kesimpulan yang
diperoleh salah.
Adapun cara untuk mendeteksi ada atau tidak autokorelasi pada model
regresi dapat dilakukan melalui cara sebagai berikut :
1. Grafichal Model, metode grafik yang memperlihatkan hubungan residual
dengan trend waktu.
2. Runt Test, uji loncatan atau uji Geary (Geary Test).
3. Uji Breusch-Pagan-Godfrey untuk korelasi berordo tinggi.
4. Uji d Durbin-Watson, yaitu membandingkan nilai statistik Durbin-Watson
hitung dengan Durbin-Watson tabel. Nilai Durbin-Watson menunjukan ada
atau tidaknya autokorelasi baik positif maupun negatif, jika digambarkan
akan terlihat seperti pada gambar berikut ini :
5.
autokorelasi Tidak dapat
diputuskan
Tolak H0
berarti ada autokorelasi
62
dU =Durbin Tabel Up
H0 = tidak ada autokorelasi positif
H*0 = tidak autokorelasi negatif
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji Durbin- Watson dengan
bantuan program SPSS 21.00 for Windows. Uji ini menghasilkan nilai DW hitung
96
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari hasil pembahasan
tentang pengaruh modal kerja dan persaingan terhadap pendapatan dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan. Artinya
semakin tinggi modal kerja yang dimiliki pedagang maka pendapatan juga
akan semakin tinggi.
2. Persaingan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan. Artinya
semakin tinggi tingkat persaingan, maka pendapatan juga akan semakin
tinggi.
3. Modal kerja dan persaingan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pendapatan. Artinya semakin tinggi modal kerja dan persaingan, pendapatan
juga akan semakin tinggi.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan kesimpulan yang
diperoleh maka ada beberapa saran yang bisa dilakukan, yaitu sebagai berikut:
1. Para pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung harus menggunakan
pembukuan dalam mengelola keuangannya khususnya dalam mengatur modal
kerja agar lebih efektif dan efiesien dalam menunjang kegiatan
operasionalnya demi meningkatkan pendapatannya.
2. Sebagai upaya dalam menghadapi persaingan, para pedagang harus
memperkuat strategi bersaing baik itu dengan penetapan harga maupun
strategi dalam memperbaiki kualitas produk yang sedang diminati konsumen
dengan lebih kreatif dan inovatif agar dapat mempertahankan kelangsungan
usahanya dan bisa menghadapi persaingan yang ada, karena dengan hal itu
97
3. Dalam hal modal kerja dan persaingan, pedagang harus memiliki
pengetahuan maupun keterampilan dalam mengelola modal kerja maupun
dalam menghadapi persaingan yang ada, pengetahuan maupun keterampilan
tersebut sangat penting karena dalam mengelola suatu usaha dan menghadapi
persaingan diperlukan suatu perencanaan yang matang dan strategi
persaingan yang tepat.
4. Penulis menganalisis mengenai modal kerja dan persaingan sehingga
diperlukan penelitian lebih lanjut dalam menganalisis variabel lain yang
mempengaruhi pendapatan pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung.
Faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti latar belakang pendidikan,
perilaku kewirausahaan, keterampilan yang dimiliki, kualitas produk, harga,
selera konsumen dan pelayanan.
98
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ahman, Eeng & Yana Rohmana. (2007). Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Bandung : Laboratorium Ekonomi dan Koperasi UPI.
______. (2009). Teori Ekonomi Mikro. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Al Rasyid, Harun. (1993). Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala. Bandung: Pascasarjana Universitas Padjadjaran.
Anatan, Lina dan Lena Ellitan. (2009). Strategi Bersaing. Bandung: Alfabeta
Andreas. (2011). Manajamen Keuangan UKM. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Anoraga, Pandji & Sudantoko. (2002). Koperasi, Kewirausahaan, dan Usaha
Kecil. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek edisi
revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.
Bachtiar, Hasan. (2003). Manajemen Industri. Bandung: Ramadhan Citra Grafika.
Budiwati, Neti dan Lizza Suzanti. (2007). Manajemen Keuangan Koperasi. Bandung: Lab. Koperasi.
Case, Karl E. & Fair, Ray C. (2002). Prinsip-prinsip Ekonomi Mikro. Jakarta. PT Prehallindo.
Clapham, Ronald. 1991.Pengusaha Kecil dan Menengah di Asia Tenggara.
Penerjemah Masri Maris. Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial. Jakarta.
Damodar, Gujarati. (2001). Ekonometrika Dasar. Jakarta : Erlangga.
Depdiknas. (2008).Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.
Handoko, T. Hani. (2000). Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta: BPFE.
99
______. (2003). Manajemen Pemasaran. Jakarta. PT Prehallindo.
Mahoney & Pandian. (1992). The Resouce-Based View Within the Conversation
of Strategic Management. Strategic Management Journal Vol. 13 :
363-380.
Porter, A. Michael. (2008). On Competition. Boston : Harvard Business School Publishing Corporation.
Primiana, Ina. (2009). Menggerakan Sektor Riil UKM dan Industri. Bandung: Alfabeta.
Riduwan dan Akdon. (2010). Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.
Riyanto, Bambang. (1995). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan edisi empat. Yogyakarta: FE UGM.
S. Munawir. (2004). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Ke-4. Yogyakarta: Liberty.
Samuelson, Paul. A & Nordhaus, William D. (1997). Mikroekonomi. Jakarta : Erlangga.
______. (1999). Mikroekonomi. Jakarta : Erlangga.
Singarimbun, Masri. (1983). Metoda Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2005). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
______. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sukirno, Sadono. (2002). Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta : RajaGrafindo.
Swastha, Basu dan Irawan. (2000). Bisnis Pengantar Modern.(Edisi II, Get VHI). Yogyakarta : Liberty.
Tambunan, Tulus. (2002). Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia: Beberapa
Isu Penting. Jakarta: Salemba Empat.
100
Wahjono, S.I. (2010). Bisnis Modern (First Ed). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Widarjono, Agus. (2005). Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis. Ekonosia : Universitas Islam Indonesia.
Sumber Lainnya
Aprilianti, Santika Pratama. (2007). Pengaruh Persaingan, Perilaku
Kewirausahaan, dan Lokasi Usaha Terhadap Pendapatan Para Pedagang Pakaian Jadi di Plaza Parahyangan. Skripsi UPI: Tidak diterbitkan.
Asih, Adinda Asmara. (2010). Pengaruh Daya Saing, Promosi dan Lokasi
terhadap Pendapatan di Toko Kerajinan Kulit Garut. Skripsi UPI : Tidak
diterbitkan.
Diah, Sulis Tianding. (2006). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
Skala Kecil di Kota Cimahi. Skripsi UPI : Tidak diterbitkan.
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) Provinsi Jawa Barat.
Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.
Ekawati, Jessy Kartika. (2012). Pengaruh Harga Jual dan Modal Kerja Terhadap
Pendapatan Pengrajin Tahu. . Skripsi UPI : Tidak diterbitkan.
Rahim, Aulia. (2011). Pengaruh Persaingan dan Lokasi Terhadap Volume
Penjualan. Skripsi UPI : Tidak diterbitkan
Tulus T.H. Tambunan. Pasar Bebas ASEAN: Peluang, Tantangan, dan Ancaman
bagi UMKM Indonesia.(Jurnal INFOKOP vol 21. 2012) h.13-35
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
www.bps.go.id