• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODAL KERJA DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN : Survey pada Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODAL KERJA DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN : Survey pada Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar/FPEB/395/UN.40.7.D1/LT/2013

PENGARUH MODAL KERJA DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN

(Survey pada Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada

Program Pendidikan Ekonomi

Oleh

Hilman Budiman 0900702

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

(2)

PENGARUH MODAL KERJA DAN PERSAINGAN TERHADAP

PENDAPATAN

(Survey pada Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung)

Oleh:

HILMAN BUDIMAN

Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Hilman 2013

Universitas Pendidikan Indonesia September 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH MODAL KERJA DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN

(Survey pada Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung)

Bandung, September 2013

Skripsi ini disetujui oleh:

Pembimbing I

Dr. Ikaputera Waspada, M.M. NIP. 19610420 198703 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

(4)

ABSTRAK

“Pengaruh Modal Kerja dan Persaingan Terhadap Pendapatan (Survey pada Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung)”

di bawah bimbinganDr. Ikaputera Waspada, MM.

Oleh

Hilman Budiman 0900702

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu penurunan pendapatan yang dihadapi oleh pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung selama beberapa bulan terakhir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh modal kerja dan persaingan terhadap pendapatan pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung.

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian yaitu pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung. Sampel sebanyak 54 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survey eksplanatori dengan menggunakan angket sebagai alat pengumpul data dan teknik menggunakan regresi linier berganda. Dalam analisis data menggunakan bantuan program SPSS 21.00 for

Windows.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh temuan bahwa secara simultan maupun secara parsial variabel modal kerja dan persaingan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan.

(5)

ABSTRACT

The Effect of Working Capital and Competition to the Income of Sellers (The Survey Conducted to Sellers at Bandung Souvenirs Centre)

Under the supervision of Dr. Ikaputera Waspada, MM.

by

Hilman Budiman 0900702

This research is urged by the decrease of income faced by sellers at Bandung Souvenirs Centre in the recent months. The aim of this research is to know the effect of working capital and competition to the income of sellers at Bandung Souvenirs Centre.

The object of this research is the sellers at Bandung Souvenirs Centre with 54 people as the sample. Explanatory survey method is employed in this research by using questionnaire as data collection tools and double linier regression is employed as the technique. The data are analyzed quantitatively by using a program called SPSS 21.00 for Windows.

According to the data analyzed, both simultaneously and partially, the variables of working capital and competition give positive and significant effect to the income of sellers at Bandung Souvenirs Centre.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah... 10

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 10

1.3.1 Tujuan Penelitian... 10

1.3.2 Kegunaan Penelitian... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS... 11

2.1 Kajian Pustaka... 11

2.1.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)... 11

2.1.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)... 11

2.1.1.2 Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)... 12

2.1.1.3 Karakteristik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)... 12

2.1.2 Struktur Pasar... 13

2.1.2.1 Teori Pasar... 13

2.1.3 Pendapatan... 19

2.1.3.1 Pengertian Pendapatan... 19

2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan... 21

2.1.4 Modal Kerja... 23

2.1.4.1 Pengertian Modal Kerja... 23

2.1.4.2 Macam-macam Modal... 24

(7)

2.1.4.4 Penggunaan Modal Kerja... 29

2.1.4.5 Sumber-sumber Modal Kerja UMKM... 29

2.1.4.6 Hakekat Kebutuhan Modal UMKM... 30

2.1.4.7 Pengaruh Modal Kerja Terhadap Pendapatan... 31

2.1.5 Persaingan... 31

2.1.5.1 Pengertian Persaingan... 31

2.1.5.2 Struktur Persaingan... 33

2.1.5.3 Keunggulan-keunggulan dalam Persaingan... 34

2.1.5.4 Persaingan dalam UMKM... 36

2.1.5.5 Pengaruh Persaingan Terhadap Pendapatan... 36

2.1.6 Penelitian Terdahulu... 37

2.2 Kerangka Pemikiran... 38

2.3 Hipotesis... 43

BAB III METODE PENELITIAN... 44

3.1 Objek dan Subjek Penelitian... 44

3.1.1 Objek Penelitian... 44

3.1.2 Subjek Penelitian... 44

3.2 Metode Penelitian... 44

3.3 Operasional Variabel... 45

3.4 Populasi dan Sampel... 47

3.4.1 Populasi... 47

3.4.2 Sampel... 47

3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data... 50

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data... 50

3.5.2 Alat Pengumpulan Data... 50

3.6 Pengujian Instrumen Penelitian... 51

3.6.1 Tes Validitas... 51

3.6.2 Tes Reliabilitas... 52

3.7 Sumber Data... 54

3.8 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis... 54

(8)

3.8.2 Pengujian Hipotesis... 56

3.8.2.1 Uji t Statistik... 56

3.8.2.2 Pengujian Secara Serempak (Uji F)... 56

3.8.2.3 Koefisien Determinasi (R2)... 57

3.9 Uji Asumsi Klasik... 57

3.9.1 Uji Normalitas... 57

3.9.2 Uji Multikolinearitas... 58

3.9.3 Uji Heteroskedastisitas... 59

3.9.4 Uji Autokorelasi... 60

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 63

4.1 Deskripsi Objek Penelitian... 63

4.2 Gambaran Umum Responden... 63

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 64

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 65

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 66

4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha... 67

4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja... 68

4.3 Analisis Instrumen Penelitian... 70

4.3.1 Uji Validitas... 70

4.3.2 Uji Reliabilitas... 71

4.4 Gambaran Umum Variabel Penelitian... 72

4.4.1 Pendapatan... 72

4.4.2 Modal Kerja... 75

4.4.3 Persaingan... 77

4.5 Hasil Pengujian Persyaratan Analisis... 80

4.5.1 Uji Normalitas... 80

4.5.2 Uji Multikolinearitas... 81

4.5.3 Uji Heteroskedastisitas... 82

4.5.4 Uji Autokorelasi... 83

(9)

4.6.1.1 Persamaan Regresi Linear Berganda... 84

4.6.2 Pengujian Hipotesis... 86

4.6.2.1 Pengujian Secara Parsial (Uji t)... 86

4.6.2.2 Pengujian Secara Simultan (Uji F)... 88

4.6.2.3 Koefisien Determinasi (R2)... 88

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian... 89

4.7.1 Pengaruh Modal Kerja Terhadap Pendapatan... 89

4.7.2 Pengaruh Persaingan Terhadap Pendapatan... 91

4.7.3 Pengaruh Modal Kerja dan Persaingan Terhadap Pendapatan.... 93

4.8 Implikasi Pendidikan... 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 96

5.1 Kesimpulan... 96

5.2 Saran... 96

DAFTAR PUSTAKA... 98

LAMPIRAN

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

dan Usaha Besar (UB) Tahun 2011-2012... 1

Tabel 1.2 Peranan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB) terhadap PDRB tanpa Migas Terhadap PDRB Jawa Barat Tahun 2009-2011 (persen)... 3

Tabel 1.3 Perkembangan Unit Usaha dan Tenaga Kerja pada Usaha Miro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Menurut Skala Usaha Propinsi Jawa Barat Tahun 2009-2011... 3

Tabel 1.4 Produktivitas Unit Usaha pada Skala Usaha Tahun 2009-2011 (Juta Rp)... 4

Tabel 1.5 Perkembangan Usaha Mikro dan Usaha Kecil pada Industri Makanan dan Minuman Non Formal Kota Bandung Tahun 2009-2012... 5

Tabel 1.6 Perkembangan Pendapatan Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung Periode November 2012-April 2013... 6

Tabel 1.7 Persentase Tujuh Jenis Kendala Utama UMKM Hasil Survey khusus UMKM 2012... 9

Tabel 2.1 Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)... 12

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu... 37

Tabel 3.1 Operasional Variabel... 45

Tabel 3.2 Ukuran Sampel Dari Setiap Daerah Penelitian... 49

Tabel 3.3 Batas-batar Nilai r (korelasi)... 54

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 64

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 65

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 66

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjalankan Usaha... 67

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja... 69

Tabel 4.6 Uji Validitas Variabel Persaingan... 70

Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Variabel Persaingan... 71

Tabel 4.8 Pendapatan Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung Bulan Agustus 2012-Juli 2013... 72

Tabel 4.9 Gambaran Pendapatan Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung... 73

(11)

Tabel 4.11 Modal Kerja Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung

Bulan Agustus 2012-Juli 2013... 75

Tabel 4.12 Gambaran Modal Kerja Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung. 76 Tabel 4.13 Modal Kerja Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung Bulan Agustus 2012-Juli 2013... 76

Tabel 4.14 Klasifikasi Persaingan Responden Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung... 78

Tabel 4.15 Gambaran Persaingan Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung... 79

Tabel 4.16 Persaingan Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung... 80

Tabel 4.17 Corelation Statistics... 82

Tabel 4.18 Uji Autokorelasi... 83

Tabel 4.19 Coefficientsa... 85

Tabel 4.20 Uji t... 86

Tabel 4.21 Uji F... 88

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Perkembangan Pendapatan Pedagang Sentra Oleh-oleh

Khas Kota Bandung Periode November 2012-April 2013... 7

Gambar 2.1 Keseimbangan Pasar Monopolistik Jangka Pendek yang Mengalami Keuntungan... 17

Gambar 2.2 Keseimbangan Pasar Monopolistik Jangka Pendek yang Mengalami Kerugian... 18

Gambar 2.3 Keseimbangan Perusahaan Pasar Monopolistik dalam Jangka Panjang... 19

Gambar 2.4 Kurva TR, MR, AR dalam Pasar Persaingan Sempurna... 20

Gambar 2.5 Kurva TR, MR, AR dalam Pasar Persaingan Tidak Sempurna... 21

Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran... 43

Gambar 3.1 Statistika d Durbin-Watson... 61

Gambar 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 64

Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 65

Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir.. 66

Gambar 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjalankan Usaha... 68

Gambar 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja... 69

Gambar 4.6 Pendapatan Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung Bulan Agustus 2012-Juli 2013... 74

Gambar 4.7 Modal Kerja Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung Bulan Agustus 2012-Juli 2013... 77

Gambar 4.8 Persaingan Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung... 80

Gambar 4.9 Uji Normalitas... 81

Gambar 4.10 Uji Heteroskedastisitas... 83

Gambar 4.11 Pengujian Autokorelasi Metode Durbin Watson... 84

Gambar 4.12 Uji t Variabel Modal Kerja... 87

(13)

1

wBAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang di kawasan Asia

Tenggara yang terus berupaya untuk mencapai pembangunan ekonomi ke arah

yang lebih baik. Pembangunan ekonomi akan tercapai apabila kegiatan

perekonomiannya berjalan dengan baik. Penopang perekonomian tersebut salah

satunya lewat sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Perkembangan UMKM di Indonesia dari tahun 2011 sampai 2012 mengalami

perkembangan yang cukup baik, baik dari segi unit usaha, tenaga kerja, maupun

kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) , hal tersebut bisa dilihat

pada tabel 1.1 dibawah ini :

Tabel 1.1

Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB) Tahun 2011-2012

(14)

2

Sumber : www.depkop.go.id, 2013. Keterangan : *) Angka Sangat Sementara

**) Angka Prediksi

Berdasarkan tabel 1.1 diatas menunjukan bahwa UMKM di Indonesia dari

tahun 2011 sampai tahun 2012 mengalami perkembangan yang cukup baik, baik

dari segi unit usaha, tenaga kerja, maupun kontribusinya terhadap Produk

Domestik Bruto (PDB). Dari segi unit usahanya UMKM mengalami

perkembangan sebesar 2,41 persen, dari segi tenaga kerja juga mengalami

perkembangan dari tahun 2011 sampai 2012 yaitu sebesar 5,83 persen, dan

kontribusi UMKM terhadap PDB juga mengalami perkembangan yang cukup

baik yaitu kontribusinya sebesar 13,15 persen. Dari keterangan diatas menunjukan

bahwa UMKM memiliki peranan yang cukup baik sekaligus penopang bagi

perekonomian Indonesia.

Di Propinsi Jawa Barat, UMKM juga memiliki peranan yang sangat

penting terhadap perekonomian. Hal itu bisa dilihat pada tabel 1.2 dimana peranan

UMKM Jawa Barat pada tahun 2009 memiliki kontribusi sebesar 52,88 persen

terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Barat. Selanjutnya pada

tahun 2010 dan 2011 peranan UMKM Jawa Barat mengalami kenaikan

masing-masing sebesar 53,68 persen dan 54,20 persen. Kondisi tersebut berbanding

terbalik dengan peranan Usaha Besar (UB) terhadap PDRB Jawa Barat yang

mengalami penurunan dari tahun 2009 sampai 2011 yaitu pada tahun 2009

sebesar 47,12 persen, tahun 2010 sebesar 46,32 persen, dan pada tahun 2011

kembali mengalami penurunan yang hanya memiliki kontribusi sebesar 45,80

persen terhadap PDRB Jawa Barat. Berikut tabel mengenai peranan UMKM dan

UB terhadap PDRB tanpa migas di Propinsi Jawa Barat tahun 2009-2011 :

(15)

3

Tabel 1.2

Peranan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB) Terhadap PDRB Tanpa Migas Propinsi Jawa Barat

Tahun 2009-2011 (Persen)

Tahun UMKM UB

2009 52,88 47,12

2010 53,68 46,32

2011 54,20 45,80

Sumber : Dinas KUMKM Propinsi Jawa Barat, 2012.

Selanjutnya di Propinsi Jawa Barat juga UMKM mengalami

perkembangan yang cukup baik, baik dari segi unit usaha maupun terhadap

penyerapan tenaga kerjanya. Hal itu bisa dilihat pada tabel 1.3 dibawah ini :

Tabel 1.3

Perkembangan Unit Usaha dan Tenaga Kerja pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Menurut Skala Usaha Propinsi Jawa Barat

Tahun 2009-2011

Tahun Jumlah Unit Usaha

(Unit)

Tenaga Kerja (Orang)

2009 8.524.494 13.542.296

2010 8.730.254 13.966.311

2011 8.750.914 14.278.402

Sumber : Dinas KUMKM Propinsi Jawa Barat, 2012.

Berdasarkan tabel 1.3 diatas menunjukan bahwa perkembangan UMKM di

Propinsi Jawa Barat mengalami kenaikan baik dari segi unit usaha maupun tenaga

kerjanya. Dari segi unit usaha mengalami kenaikan tiap tahunnya, yaitu pada

tahun 2009 jumlah UMKM di Propinsi Jawa Barat sebanyak 8.524.494 unit, pada

tahun 2010 naik menjadi 8.730.254 unit, dan pada tahun 2011 juga mengalami

kenaikan menjadi 8.750.914 unit. Selanjutnya dari segi tenaga kerjanya juga

mengalami kenaikan. Pada tahun 2009 UMKM Propinsi Jawa Barat mampu

menyerap tenaga kerja sebanyak 13.542.296 orang, pada tahun 2010 bertambah

menjadi 13.966.311 orang, dan pada tahun 2011 bertambah kembali menjadi

14.278.402 orang. Jadi dapat disimpulkan bahwa perkembangan UMKM di

Propinsi Jawa Barat tiap tahunnya selalu mengalami kenaikan baik dari segi unit

usaha maupun terhadap penyerapan tenaga kerjanya. Hal ini mengindikasikan

(16)

4

untuk dikembangkan kedepannya agar mampu menanggulangi masalah

pemerataan pendapatan dimasyarakat.

Selanjutnya di Propinsi Jawa Barat peranan UMKM dan UB terhadap

produktivitas unit usahanya juga mengalami perkembangan yang cukup baik. Hal

tersebut bisa dilihat pada tabel 1.4 dibawah ini :

Tabel 1.4

Produktivitas Unit Usaha Menurut Skala Usaha Tahun 2009 – 2011 (Juta Rp)

Tahun Mikro Kecil Menengah Besar

2009 24,01 675,94 9.862,74 222.621,50

2010 26,98 760,32 11.202,40 239.594,98

2011 30,22 785,70 11.577,38 239.807,54

Sumber : Dinas KUMKM Propinsi Jawa Barat, 2012.

Berdasarkan tabel 1.4 diatas menunjukan bahwa produktivitas unit usaha

baik pada usaha mikro, kecil, menengah maupun usaha besar mengalami

perkembangan yang cukup baik tiap tahunnya. Namun dari perkembangan

tersebut produktivitas unit usaha mikro adalah yang terkecil dibanding dengan

usaha kecil, menengah maupun usaha besar. Produktivitas unit usaha mikro pada

tahun 2009 hanya sebesar 24,01 juta, tahun 2010 sebesar 26,98 juta, dan pada

tahun 2011 sebesar 30,22 juta. Hal ini mengindikasikan bahwa unit usaha pada

usaha mikro masih memerlukan penanganan yang lebih serius kedepannya baik

oleh pemerintah maupun pihak-pihak terkait.

Berdasarkan kondisi perkembanganya tersebut, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian tentang UMKM khususnya pada industri makanan

dan minuman di Kota Bandung, karena perkembangan industri makanan dan

minuman Kota Bandung mengalami fluktuatif yang menurun tiap tahunnya

dibanding dengan industri-industri lainnya seperti handycraft, produksi, dan

perdagangan. Adapun perkembangan industri makanan dan minuman Kota

(17)

5

Tabel 1.5

Perkembangan Data Usaha Mikro dan Usaha Kecil Kota Bandung Tahun 2009 – 2012

Sumber : Dinas KUKM dan PERINDAG Kota Bandung, 2013.

Berdasarkan tabel 1.5 diatas menunjukan bahwa pada tahun 2009 sampai

tahun 2012 industri makanan dan minuman Kota Bandung khususnya pada usaha

mikro dan usaha kecil memiliki perkembangan yang fluktuatif menurun, baik dari

segi unit usahanya, tenaga kerja, aset, maupun omsetnya. Hal tersebut

mengindikasikan bahwa perkembangan industri makanan dan minuman di Kota

Tahun URAIAN USAHA MIKRO USAHA KECIL

MINUMAN 244 1.080 2.612.100.000 11.436.055.000 53 415 1.452.300.000 29.585.820.000

HANDYCRAFT 134 664 1.361.650.000 5.011.100.000 17 241 474.000.000 6.676.000.000 PRODUKSI 132 659 2.619.500.000 6.957.040.000 33 358 4.441.600.000 19.495.600.000

PERDAGANGAN 188 651 2.899.500.000 11.337.180.000 19 134 1.579.995.737 10.823.250.800

2010

PERDAGANGAN 38 127 197.000.000 1.177.300.000 2 13 50.000.000 500.000.000

(18)

6

Bandung memiliki masalah yang harus ditangani oleh pihak-pihak yang terlibat

didalamnya. Pada saat pra penelitian penulis juga menemukan adanya

permasalahan yang dialami oleh para pelaku UMKM khususnya pada pedagang

sentra oleh-oleh khas Kota Bandung. Permasalahan tersebut diantaranya dari

perkembangan pendapatan yang diterima oleh pedagang sentra oleh-oleh khas

Kota Bandung, dimana pendapatan tiap bulannya mengalami penurunan. Untuk

lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel 1.6 dibawah ini :

Tabel 1.6

Perkembangan Pendapatan Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung Periode November 2012 – April 2013

Bulan Total Pendapatan

(RP)

Perkembangan (%)

November 8.907.630.000 -

Desember 8.837.500.000 - 0,78 %

Januari 8.796.100.000 - 0,46 %

Februari 8.713.150.000 - 0,94 %

Maret 8.718.000.000 0,05 %

April 8.692.220.000 - 0,29 %

Sumber : pra penelitian dari 54 responden, diolah.

Berdasarkan tabel 1.6 diatas yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap

54 responden terlihat bahwa perkembangan pendapatan pedagang di sentra

oleh-oleh khas Kota Bandung mengalami perkembangan yang fluktuatif menurun tiap

bulannya dimana pendapatan paling rendah yaitu pada bulan April yang hanya

sebesar Rp. 8.692.220.000,00 atau sekitar -0,29 persen, sedangkan perkembangan

pendapatan yang mengalami kenaikan (positif) terdapat pada bulan Maret 2013

yaitu sebesar Rp. 8.718.000.000,00 atau sekitar 0,05 persen. Untuk lebih jelasnya

(19)

7

Gambar 1.1

Perkembangan Pendapatan Pedagang Sentra Oleh-Oleh Khas Kota Bandung Periode November 2012 sampai April 2013

Berdasarkan gambar 1.1 diatas terlihat jelas bahwa dalam periode

November 2012 sampai April 2013 terjadi perkembangan pendapatan yang

fluktuatif menurun pada pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung. Hal

tersebut disebabkan karena terbatasnya modal kerja. Menurut Tulus Tambunan

(2002: 69) ada beberapa masalah yang umum dihadapi oleh pengusaha kecil dan

menengah seperti :

1. Keterbatasan modal kerja atau modal investasi.

2. Kesulitan mendapatkan bahan baku dengan kualitas yang baik dan harga yang

terjangkau.

3. Keterbatasan teknologi.

4. SDM dengan kualitas yang baik (terutama manajemen dan teknisi produksi)

5. Informasi khususnya mengenai pasar.

6. Kesulitan dalam pemasaran (termasuk distribusi).

Selanjutnya menurut Ina Primiana (2009: 50) ada beberapa hal yang

menjadi pokok permasalahan UMKM dalam hal permodalan, yaitu :

1. Kesulitan akses ke bank dikarenakan ketidakmampuan dalam hal

menyediakan persyaratan agar bankable. Sebetulnya bank Indonesia telah

membentuk P3UKM yang membantu UMKM agar dapat lebih mudah akses

ke Bank. Tetapi kenyataanya tidak semua UMKM dapat memenuhi

persyaratan collateral. Artinya masih lebih banyak UMKM yang belum

terjaring.

Perkembangan Pendapatan Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung

Periode November 2012 sampai April 2013

(20)

8

2. Ketidaktahuan UMKM terhadap cara memperoleh dana dari sumber-sumber

lain selain perbankan, yang dapat menjadi alternatif pembiayaan.

3. Tidak tersedianya modal pada saat pesanan datang. Artinya mereka

membutuhkan dana cepat untuk memenuhi pesanan. Hal ini tidak

dimungkinkan bila melalui perbankan, karena waktu yang dibutuhkan sejak

pengajuan hingga dana cair bisa mencapai 2-3 bulan, belum lagi kalau

pengajuan kreditnya ditolak yang bisa menyebabkan hilangnya kesempatan

memperoleh keuntungan. Biasanya mereka mencari jalan agar dapat

memperoleh dana cepat yaitu dengan meminjam sesama pengusaha atau

rentenir.

Selanjutnya menurut Paul A Samuelson dan William D.N (1999 : 121)

mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan antara lain

modal, latar belakang pendidikan, sikap kewirausahaan, pelayanan, persaingan

yang ketat, dan keterampilan yang dimiliki oleh produsen serta karyawannya.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pendapatan tersebut diantaranya modal.

Modal disini diasumsikan sebagai modal kerja. Modal kerja sangatlah penting

bagi kelangsungan usaha, karena dengan modal yang kuat otomatis kelangsungan

operasional perusahaan ataupun pedagang pun akan berjalan dengan baik

sehingga proses produksi pun akan berjalan dengan optimal. Hal tersebut senada

dengan yang diungkapkan oleh Bambang Riyanto (1995: 57) bahwa “ Semakin

tinggi modal yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin tinggi pula profit yang

akan diperoleh karena perusahaan memiliki modal yang dapat dipergunakan untuk

pemasaran dan membeli bahan baku berkualitas”. Hal tersebut mengindikasikan

bahwa modal kerja berpengaruh positif terhadap pendapatan.

Disamping itu permasalahan yang sering dialami oleh pelaku UMKM

khususnya permasalahan yang sering dialami oleh pedagang sentra oleh-oleh khas

Kota Bandung adalah persaingan. Menurut Paton dan Littleton (1984: 167) dalam

Wahjono (2010) menyatakan bahwa pendapatan dapat dipengaruhi oleh faktor

(21)

9

Berdasarkan keterangan diatas juga diperkuat lagi oleh hasil survei

UMKM Jawa Barat Tahun 2012 yang dilakukan oleh dinas terkait bahwa ada

tujuh kendala utama yang berhasil diidentifikasi. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat

pada tabel 1.7 dibawah ini :

Tabel 1.7

Persentase Tujuh Jenis Kendala Utama UMKM Hasil Survey Khusus UMKM 2012

No Jenis Kendala Persentase

1 Tidak bisa bersaing 24,69

2 Permodalan 23,44

3 Sarana dan Prasarana Tidak Menunjang 7,88

4 Biaya Produksi Tinggi 6,85

5 Banjir 6,43

6 Sulit memperoleh bahan baku 6,02

7 Pemasaran 4,77

8 Lain-lain 19,92

Total 100,00

Sumber : Dinas KUMKM Propinsi Jawa Barat, 2012.

Berdasarkan tabel 1.7 diatas menunjukan bahwa kendala bagi pelaku

UMKM yang pertama adalah tidak bisa bersaing dengan para pesaingnya. Dari

hasil survei UMKM tersebut kendala tidak bisa bersaing memiliki persentase

sebesar 24,69 persen disusul kendala yang kedua adalah mengenai permodalan

dengan persentase sebesar 23,44 persen, disusul sarana dan prasarana tidak

menunjang 7,88 persen, biaya produksi tinggi sebesar 6,85 persen, banjir sebesar

6,43 persen, sulit memperoleh bahan baku sebesar 6,02 persen, pemasaran sebesar

4,77 persen , dan lain-lain sebesar 19,92 persen. Jadi dapat disimpulkan bahwa

kendala utama yang dirasakan oleh pelaku UMKM adalah mengenai persaingan

dan permodalan dalam hal ini mengenai modal kerja.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan mengambil judul : PENGARUH MODAL KERJA DAN

(22)

10

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah

sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh modal kerja terhadap pendapatan?

2. Bagaimana pengaruh persaingan terhadap pendapatan?

3. Bagaimana pengaruh modal kerja dan persaingan terhadap pendapatan?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh modal kerja terhadap pendapatan.

2. Untuk mengetahui pengaruh persaingan terhadap pendapatan.

3. Untuk mengetahui pengaruh modal kerja dan persaingan terhadap

pendapatan.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kegunaan Teoritis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu

pengetahuan khususnya ilmu ekonomi mikro serta dapat dijadikan sebagai

bahan literatur dan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

2. Kegunaan Praktis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar pertimbangan bagi

pembuat kebijakan khususnya mengenai kajian ekonomi mikro dalam

(23)

44

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Dan Subjek Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pendapatan sebagai variabel dependen, modal

kerja dan persaingan sebagai variabel independen. Pada penelitian ini dilakukan

untuk meneliti variabel-variabel yang mempengaruhi pendapatan yaitu modal

kerja dan persaingan.

Peneliti memandang bahwa modal kerja dan persaingan memiliki

pengaruh terhadap pendapatan pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung.

3.1.2 Subjek Penelitian

Pada penelitian ini penulis mengambil subjek penelitian terhadap para

pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung yang berada di daerah Leuwi

Panjang, Pasar Baru, Pasteur, Cihampeulas, Kebon Kalapa, Cicaheum, dan Pasar

Kosambi. Penelitian ini akan dilaksanakan sekitar bulan Juli sampai Agustus.

3.2 Metode Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 136) menyatakan bahwa metode

penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

penelitiannya.

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka metode penelitian yang

digunakan adalah penelitian Survey Explanatory, yaitu suatu metode penelitian

yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuisioner

sebagai alat pengumpulan data yang utama (Masri Singarimbun 1983: 30).

Adapun tujuan dari penelitian Survey Explanatory yang digunakan adalah:

1. Penjagaan (eksploratif)

(24)

45

3. Penjelasan (explanatory atau confirmotory) yakni untuk menjelaskan

hubungan kausal dan pengujian hipotesis

4. Evaluasi

5. Prediksi atau meramalkan kejadian tertentu dimasa datang

6. Penelitian operasional

7. Pengembangan indikator-indikator sosial.

3.3 Operasional Variabel

Variabel yang akan diteliti dikelompokan dalam konsep teoritis, empiris,

dan analitis. Konsep teoritis merupakan variabel utama yang bersifat umum.

Konsep empiris merupakan konsep yang bersifat operasional dan terjabar dari

konsep teoritis. Sedangkan konsep analitis adalah penjabaran dari konsep teoritis

dimana data itu diperoleh. Adapun bentuk operasionalnya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep Analitis

(25)

46 promosi. Casse & Fair (2002: 372) harga, dan promosi.

1. Skor persaingan produk yang meliputi : a. Keunggulan produk - Persaingan dalam bahan dasar produk harga yang meliputi : a. Persaingan mulut ke mulut (word

(26)

47

3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan karakteristik objek penelitian. Menurut

Sugiyono (2007: 61) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek

atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut

Riduwan dan Akdon (2010: 238) populasi adalah keseluruhan dari karakteristik

atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian atau populasi

merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi

syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh pedagang

sentra oleh-oleh khas Kota Bandung. Adapun daerah sentra oleh-oleh khas Kota

Bandung meliputi daerah Leuwi Panjang, Pasar Baru, Pasteur, Cihampeulas,

Cicaheum, Kebon Kalapa, dan Pasar Kosambi. Populasi yang didapat dari

daerah-daerah tersebut berjumlah 117 pedagang.

3.4.2 Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 131) Sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Riduwan dan Akdon (2010: 240)

sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan

tertentu yang akan diteliti. Untuk memudahkan dalam melakukan penelitian maka

digunakan teknik pengambilan sampel.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Proportionate

Stratified Random Sampling. Menurut Riduwan dan Akdon (2010: 242) teknik

Proportionate Stratified Random Sampling adalah pengambilan sampel dari

anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional. Pada penelitian ini

penulis menggunakan sampel dari populasi pedagang sentra oleh-oleh khas Kota

Bandung yang meliputi daerah Leuwi Panjang, Pasar Baru, Pasteur, Cihampeulas,

(27)

48

n=

(Riduwan dan Akdon, 2010: 249)

Dimana :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah Populasi

d2 = Presisi yang ditetapkan

Adapun populasi pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung berjumlah

117 pedagang, yang dimana jumlah tersebut mencakup daerah Leuwi Panjang

berjumlah 50 pedagang, Pasar Baru 15 pedagang, Pasteur 15 pedagang,

Cihampeulas 9 pedagang, Cicaheum 6 pedagang, Kebon Kalapa 7 pedagang,

Pasar Kosambi 15 pedagang. Dari data populasi tersebut maka jumlah sampelnya

sebagai berikut :

Diketahui :

N = 117

d2 = 10% (0.1)2

Ditanyakan Sampel ?

Dijawab :

n =

n =

n =

(28)

49

Berdasarkan hasil perhitungan sampel diatas, maka penulis mendapat

ukuran sampel sebesar 54 responden. Pada penelitian ini penulis menggunakan

teknik Proportionate Stratified Random Sampling dimana pengambilan sampel

dari masing-masing daerah sentra oleh-oleh khas Kota Bandung dihitung secara

proporsional.

Tabel 3.2

Ukuran Sampel Dari Setiap Daerah Penelitian

No Nama Daerah Ukuran Populasi Ukuran Sampel

1 Leuwi Panjang 50 24

2 Pasar Baru 15 7

3 Pasteur 15 7

4 Cihampeulas 9 4

5 Kebon Kalapa 7 3

6 Cicaheum 6 3

7 Pasar Kosambi 15 6

Total 117 54

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa total populasi sentra

oleh-oleh khas Kota Bandung berjumlah 117 pedagang, dimana populasi tersebut

tersebar diberbagai daerah di Kota Bandung yang meliputi :

1. Leuwi Panjang berjumlah 50 responden

2. Pasar Baru berjumlah 15 responden

3. Pasteur berjumlah 15 responden

4. Cihampeulas berjumlah 9 responden

5. Kebon Kalapa berjumlah 7 responden

6. Cicaheum berjumlah 6 responden

7. Pasar Kosambi berjumlah 15 responden

Sedangkan untuk ukuran sampel berjumlah 54 responden meliputi :

1. Leuwi Panjang berjumlah 24 responden.

(29)

50

3. Pasteur berjumlah 7 responden.

4. Cihampeulas berjumlah 4 responden.

5. Kebon Kalapa berjumlah 3 responden.

6. Cicaheum berjumlah 3 responden.

7. Pasar Kosambi berjumlah 6 responden.

3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain :

1. Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden agar diperoleh data yang dibutuhkan.

2. Observasi adalah teknik pengumpulan data melalui pengalaman langsung

pada objek yang diteliti.

3. Wawancara adalah teknik pengumpulan data untuk memperoleh informasi

secara langsung dengan cara tanya jawab lisan kepada para responden yang

dipergunakan sebagai pelengkap data.

4. Studi literatur, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan

data-data dari buku-buku, internet, dan media cetak lainnya yang

berhubungan dengan konsep dan permasalahan yang diteliti.

3.5.2 Alat Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian alat pengumpulan data atau instrumen penelitian

akan menentukan data yang dikumpulkan. Adapun instrumen penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah angket mengenai modal kerja dan

persaingan terhadap pendapatan pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung.

Adapun langkah-langkah dalam penyusunan angket adalah sebagai berikut :

1. Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu mengetahui pengaruh modal

kerja dan persaingan terhadap pendapatan pada pedagang sentra oleh-oleh

(30)

51

2. Objek yang menjadi responden yaitu para pedagang sentra oleh-oleh khas

Kota Bandung.

3. Menyusun kisi-kisi

4. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.

5. Menyusun pertanyaan dan alternatif jawabannya untuk jenis pertanyaan yang

sifatnya tertutup.

6. Menyusun pertanyaan untuk jenis pertanyaan yang sifatnya terbuka dan tidak

disediakan alternatif jawabannya.

7. Menetapkan kriteria skor untuk setiap pertanyaan yang sifatnya tertutup.

8. Memperbanyak angket

9. Menyebarkan angket.

10. Mengelola dan menganalisis hasil angket.

3.6 Pengujian Instrumen Penelitian

Agar hasil penelitian tidak bias dan tidak diragukan kebenarannya, maka

penulis mengadakan pengujian terhadap alat ukur yang digunakan, diantaranya :

3.6.1 Tes Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen. Dikatakan valid berarti instrument tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2005: 173).

Suatu tes dikatakan memiliki validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan

fungsi ukurannya, dalam uji validitas ini digunakan teknik korelasi produk

moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

  

(Suharsimi Arikunto, 2006: 170)

Dimana :

(31)

52

Y = Skor total item instrumen

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2

= Jumlah kuadrat pada masing-masing skor X

∑Y2

= Jumlah kuadrat pada masing-masing skor Y

N = Jumlah responden

Adapun kriterianya sebagai berikut :

Rxy < 0,20 : Validitas sangat rendah

0,20 - 0,39 : Validitas rendah

0,40 - 0,59 : Validitas sedang/cukup

0,60 - 0,89 : Validitas tinggi

0,90 - 1,00 : Validitas sangat tinggi

Pada penelitian ini uji validitasnya dengan cara membandingkan nilai thitung

dengan ttabel, karena datanya diperoleh dari sampel. Adapun perbandingannya dengan menggunakan tarif signifikan α = 0,05 adalah sebagai berikut :

Jika thitung ≥ ttabel instrumen valid

Sebaliknya jika thitung ≤ ttabel instrumen tidak valid

3.6.2 Tes Reliabilitas

Tes reliabilitas digunakan sebagai alat pengumpul data yang dapat

dipercaya karena instrumen sudah baik. Reliabilitas menunjukan pada tingkat

keterandalan sesuatu. Uji reliabilitas ini menggunakan rumus alpha karena data

berupa skor dari 1-5. Adapun rumus untuk mencari reliabilitas instrumen adalah :

r11 =

(32)

53

Dimana :

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2 b

= Jumlah varians butir

2 t

= Varians total

Jumlah varian dicari terlebih dahulu dengan cara mencari nilai varian dari

setiap item dengan persamaan sebagai berikut:

2

b

(Suharsimi, 2006: 171)

Dimana :

2

b

 = Harga varians tiap item

x2 = Jumlah kuadrat jawaban responden tiap item

(∑x2) = Jumlah kuadrat skor seluruh responden dari tiap item

N = Jumlah responden

Setelah nilai varians item diketahui langkah selanjutnya yaitu dengan

mencari varians total dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

2

t

(Suharsimi, 2006: 171)

Dimana :

2

t

 = Harga varians total

x2 = Jumlah kuadrat skor total

(33)

54

N = Jumlah responden

Langkah selanjutnya mengkonsultasikan harga r11 pada penafsiran indeks

korelasi, yaitu :

Tabel 3.3

Batas-batas nilai r (korelasi)

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,000-0,199 0,200-0,399 0,400-0,599 0,600-0,799 0,800-1,000

Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat Sumber : Sugiyono (2009: 231)

Keputusannya dengan membandingkan r11 dengan r tabel, dengan ketentuan

sebagai berikut :

Jika r 11 > r tabel berarti reliabel dan jika r11 < r tabel berarti tidak reliabel.

3.7 Sumber Data

Sumber data dalam suatu penelitian merupakan subjek dari mana data

tersebut diperoleh (Suharsimi Arikunto, 2006: 129). Adapun sumber data dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Data Primer, data yang diperoleh dari responden yaitu data pendapatan

pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung.

2. Data Sekunder, data yang diperoleh dari BPS, Dinas KUMKM Propinsi Jawa

Barat, Dinas KUKM dan Perindag Kota Bandung, dan internet.

3.8 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.8.1 Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan, maka dilakukan

pengolahan data. Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data

(34)

55

harus diubah menjadi data interval melalui Methods of Succesive Interval (MSI).

Salah satu kegunaan dari Methods of Succesive Interval (MSI) dalam pengukuran

adalah untuk menaikan pengukuran dari ordinal ke interval. Sesuai dengan apa

yang dikemukakan oleh Harun Al-rasyid (1993: 131-134) dalam bukunya teknik

penarikan sampel dan penyusunan skala.

Langkah kerja Methods of Succesive Interval (MSI) adalah sebagai

berikut:

a. Perhatikan tiap butir pertanyaan, misalnya dalam angket.

b. Untuk butir tersebut, tentukan berapa banyak orang yang mendapatkan

(menjawab) skor 1,2,3,4,5 yang disebut frekuensi.

c. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut

Proporsi (P).

d. Tentukan Proporsi Kumulatif (PK) dengan cara menjumlah antara proporsi

yang ada dengan proporsi sebelumnya.

e. Dengan menggunakan tabel distribusi normal baku, tentukan nilai Z untuk

setiap kategori.

f. Tentukan nilai densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan

menggunakan tabel ordinat distribusi normal baku.

g. Hitung SV (Scale Value)= Nilai Skala dengan rumus sebagai berikut:

SV =

h. Menghitung skor hasil transformasi untuk setiap pilihan jawaban dengan

rumus:

Y = SV + [1+(SVMin)] dimana K = 1 + [SVMin]

Permasalahan yang diajukan akan dilakukan dengan menggunakan

statistik parametrik. Model analisis yang digunakan untuk melihat pengaruh

(35)

56

kebenaran dari hipotesis akan digunakan model persamaan regresi berganda

sebagai berikut:

Y = a+ β1X1i+ β2X2i + ei

Dimana :

Y : Pendapatan

X1i :Modal Kerja

X2i : Persaingan

a : Konstanta

β1, β2 :Koefisien masing-masing variabel

ei : Faktor Penganggu

3.8.2 Pengujian Hipotesis 3.8.2.1 Uji t Statistik

Pengujian ini dilakukan untuk menguji hipotesis:

Ho : masing- masing variabel Xi secara parsial tidak berpengaruh terhadap

variabel Y, dimana i = X1, X2, X3, X4.

Hi : masing-masing variabel Xi secara parsial berpengaruh terhadap variabel Y,

dimana i = X1, X2, X3, X4.

Untuk menguji rumusan hipotesis diatas digunakan uji t dengan rumus:

t =

Se

; i = X

1, X2, X3, X4.

Kaidah keputusan:

Tolak Ho jika t hitung > t tabel, dan terima Ho jika t hitung < t tabel.

3.8.2.2 Pengujian Secara Serempak (Uji F)

Uji F dilakukan untuk menguji hipotesis secara simultan dengan ketentuan

sebagai berikut:

- Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

- Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

(36)

57

F =

Sudjana (2005 : 385)

3.8.2.3 Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian dilakukan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan variabel

independen (X1,X2) terhadap variabel dependen (Y).

Dengan ketentuan sebagai berikut :

- Jika nilai semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel

semakin erat atau baik.

- Dan sebaliknya jika nilai semakin menjauhi angka 1, maka hubungan

antara variabel kurang erat atau kurang baik.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

R2 = 1-

(

Sudjana, 2005 : 383)

3.9 Uji Asumsi Klasik 3.9.1 Uji Normalitas

Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan analisis

statistik parametrik yaitu uji normalitas data. Uji normalitas adalah pengujian

yang ditujukan untuk mengetahui sifat distribusi dari penelitian. Uji ini berfungsi

untuk menguji normal tidaknya sampel penelitian, yakni menguji sebaran data

yang dianalisa. Pada uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan alat

statistik non paramterik yakni uji Kolmogorof Smirnov dan anlisa kurva. Menurut

uji Kolmogorof Smirnov kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :

1) Data berdistristribusi normal jika signifikansinya lebih dari 0,05 dan teknik

analisa yang digunakan adalah teknik analisa parametrik.

2) Data berdistribusi tidak normal jika signifikansinya kurang dari 0,05 dan

teknik analisa yang digunakan adalah teknik analisa non parametrik.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan analisa kurva dengan kriteria;

(37)

58

3.9.2 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah situasi dimana terdapat korelasi variabel bebas

antara satu variabel dengan variabel yang lainnya. Ada beberapa cara untuk

mendeteksi keberadaan multikolinearitas dalam model OLS (Gujarati, 2001: 166),

yaitu :

1) Mendeteksi nilai koefisien determinasi (R2) dan nilai thitung. Jika R2 tinggi

(biasanya berkisar 0,7 – 1,0) tetapi sangat sedikit koefisien regresi yang

signifikan secara statistik, maka kemungkinan ada gejala multikolinearitas.

2) Melakukan uji korelasi derajat nol. Apabila koefisien korelasinya tinggi, perlu

dicurigai adanya masalah multikolinearitas. Akan tetapi tingginya koefisien

korelasi tersebut tidak menjamin terjadi multikolinearitas.

3) Menguji korelasi antar sesama variabel bebas dengan cara meregresi setiap Xi

terhadap X lainnya. Dari regresi tersebut, kita dapatkan R2 dan F. Jika nilai

Fhitung melebihi nilai kritis Ftabel pada tingkat derajat kepercayaan tertentu, maka

terdapat multikolinieritas variabel bebas.

4) Regresi Auxiliary. Kita menguji multikolinearitas hanya dengan melihat

hubungan secara individual antara satu variabel independen dengan satu

variabel independen lainnya.

5) Variance inflation factor dan tolerance.

Dalam penelitian ini akan mendeteksi ada atau tidaknya multiko dengan

uji Variance inflation factor dan tolerance. (VIF), dengan bantuan program SPSS

21.00 for Windows. Untuk melihat gejala multikolinearitas, kita dapat melihat dari

hasil Collinerity Statistics. Hasil VIF yang lebih besar dari lima menunjukan

adanya gejala multikolinearitas.

Apabila terjadi multikolinearitas, maka menurut Gujarati (2001: 168-171)

disarankan untuk mengatasinya dapat dilakukan melalui cara berikut ini :

1) Adanya informasi sebelumnya (informasi apriori)

2) Menghubungkan data cross sectional dan data urutan waktu, yang dikenal

(38)

59

3) Mengeluarkan satu variabel atau lebih

4) Transformasi variabel serta penambahan variabel baru.

3.9.3 Uji Heteroskedastisitas

Salah satu asumsi pokok dalam model regresi linier klasik adalah bahwa

varian-varian setiap disturbance term yang dibatasi oleh nilai tertentu mengenai

variabel-variabel bebas adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan

δ2

. Inilah yang disebut dengan asumsi heteroskedastisitas (Gujarati, 2001: 177).

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Jika varian residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap

maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Keadaan heteroskedastisitas dapat terjadi oleh sebab-sebab sebagai berikut :

1) Sifat variabel yang diikutsertakan kedalam model.

2) Sifat data yang digunakan dalam analisis. Pada penelitian dengan

menggunakan data runtun waktu, kemungkinan asumsi itu benar .

Ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mengetahui adanya

heteroskedastisitas (Agus Widarjono, 2005: 147-161), yaitu sebagai berikut:

1) Metode grafik, kriteria yang digunakan dalam metode ini adalah

a. Jika grafik mengikuti pola tertentu misal linier, kuadratik atau hubungan

lain berarti pada model tersebut terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika pada grafik plot tidak mengikuti pola atau aturan tertentu maka pada

model tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.

2) Uji Park (Park Test), yakni menggunakan grafik yang menggambarkan

keterkaitan nilai-nilai variabel bebas (misalkan X1) dengan nilai-nilai taksiran

variabel pengganggu yang dikuadratkan (^u2).

3) Uji Glejser (Glejser Test), yakni dengan cara meregres nilai taksiran absolut

variabel pengganggu terhadap variabel X1 dalam berbagai bentuk,

(39)

60

ȗi = β1 + β2X1 + ˅1 atau ȗi = β1 + β2 √ i+ ˅1

4) Uji Korelasi rank Spearman (Spearman’s rank correlation test). Koefisien

korelasi rank Spearman tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi

heteroskedastisitas berdasarkan rumusan sebagai berikut :

rs = 1 – 6

[

]

Dimana :

d1 = setiap pasangan rank

n = jumlah pasangan rank

5) Uji White (White Test). Uji White juga dapat melakukan pengujian terhadap

gejala heteroskedastisitas yaitu dengan cara meregresi residual kuadrat

dengan variabel bebas, variabel bebas kuadrat dan perkalian variabel bebas.

Ini dilakukan dengan cara membandingkan antara

χ

2hitung dengan

χ

2

tabel, jika

χ

2

hitung >

χ

2

tabel maka hipotesis yang menyatakan gejala heteroskedastisitas

diterima dan sebaliknya jika

χ

2hitung <

χ

2

tabel maka hipotesis yang menyatakan

gejala heteroskedastisitas ditolak.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji metode grafik, dengan

bantuan program SPSS 21.00 for Windows. Dalam regresi, salah satu asumsi yang

harus dipenuhi adalah bahwa varians dari residual dari satu pengamatan ke

pengamatan lain tidak memiliki pola tertentu. Salah satu uji untuk menguji

heteroskedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran dari varians residual.

3.9.4 Uji Autokorelasi

Autokorelasi berarti adanya korelasi antar anggota observasi antar

observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Dalam kaitannya

dengan asumsi metode OLS, autokorelasi merupakan korelasi antara satu residual

dengan residual lainnya. Sedangkan salah satu asumsi penting metode OLS

berkaitan dengan residual adalah tidak adanya hubungan antara residual satu

(40)

61

Akibat dari adanya autokorelasi adalah sebagai berikut :

1. Varian sampel tidak dapat menggambarkan varian populasi.

2. Model regresi yang dihasilkan tidak dapat dipergunakan untuk menduga nilai

variabel terikat dari nilai variabel bebas tertentu.

3. Varian dari koefisiennya menjadi tidak minim lagi (tidak efisien), sehingga

koefisien estimasi yang diperoleh kurang akurat.

4. Uji t tidak berlaku lagi, jika uji t tetap digunakan maka kesimpulan yang

diperoleh salah.

Adapun cara untuk mendeteksi ada atau tidak autokorelasi pada model

regresi dapat dilakukan melalui cara sebagai berikut :

1. Grafichal Model, metode grafik yang memperlihatkan hubungan residual

dengan trend waktu.

2. Runt Test, uji loncatan atau uji Geary (Geary Test).

3. Uji Breusch-Pagan-Godfrey untuk korelasi berordo tinggi.

4. Uji d Durbin-Watson, yaitu membandingkan nilai statistik Durbin-Watson

hitung dengan Durbin-Watson tabel. Nilai Durbin-Watson menunjukan ada

atau tidaknya autokorelasi baik positif maupun negatif, jika digambarkan

akan terlihat seperti pada gambar berikut ini :

5.

autokorelasi Tidak dapat

diputuskan

Tolak H0

berarti ada autokorelasi

(41)

62

dU =Durbin Tabel Up

H0 = tidak ada autokorelasi positif

H*0 = tidak autokorelasi negatif

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji Durbin- Watson dengan

bantuan program SPSS 21.00 for Windows. Uji ini menghasilkan nilai DW hitung

(42)

96

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari hasil pembahasan

tentang pengaruh modal kerja dan persaingan terhadap pendapatan dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan. Artinya

semakin tinggi modal kerja yang dimiliki pedagang maka pendapatan juga

akan semakin tinggi.

2. Persaingan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan. Artinya

semakin tinggi tingkat persaingan, maka pendapatan juga akan semakin

tinggi.

3. Modal kerja dan persaingan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pendapatan. Artinya semakin tinggi modal kerja dan persaingan, pendapatan

juga akan semakin tinggi.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan kesimpulan yang

diperoleh maka ada beberapa saran yang bisa dilakukan, yaitu sebagai berikut:

1. Para pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung harus menggunakan

pembukuan dalam mengelola keuangannya khususnya dalam mengatur modal

kerja agar lebih efektif dan efiesien dalam menunjang kegiatan

operasionalnya demi meningkatkan pendapatannya.

2. Sebagai upaya dalam menghadapi persaingan, para pedagang harus

memperkuat strategi bersaing baik itu dengan penetapan harga maupun

strategi dalam memperbaiki kualitas produk yang sedang diminati konsumen

dengan lebih kreatif dan inovatif agar dapat mempertahankan kelangsungan

usahanya dan bisa menghadapi persaingan yang ada, karena dengan hal itu

(43)

97

3. Dalam hal modal kerja dan persaingan, pedagang harus memiliki

pengetahuan maupun keterampilan dalam mengelola modal kerja maupun

dalam menghadapi persaingan yang ada, pengetahuan maupun keterampilan

tersebut sangat penting karena dalam mengelola suatu usaha dan menghadapi

persaingan diperlukan suatu perencanaan yang matang dan strategi

persaingan yang tepat.

4. Penulis menganalisis mengenai modal kerja dan persaingan sehingga

diperlukan penelitian lebih lanjut dalam menganalisis variabel lain yang

mempengaruhi pendapatan pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung.

Faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti latar belakang pendidikan,

perilaku kewirausahaan, keterampilan yang dimiliki, kualitas produk, harga,

selera konsumen dan pelayanan.

(44)

98

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ahman, Eeng & Yana Rohmana. (2007). Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Bandung : Laboratorium Ekonomi dan Koperasi UPI.

______. (2009). Teori Ekonomi Mikro. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Al Rasyid, Harun. (1993). Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala. Bandung: Pascasarjana Universitas Padjadjaran.

Anatan, Lina dan Lena Ellitan. (2009). Strategi Bersaing. Bandung: Alfabeta

Andreas. (2011). Manajamen Keuangan UKM. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anoraga, Pandji & Sudantoko. (2002). Koperasi, Kewirausahaan, dan Usaha

Kecil. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek edisi

revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.

Bachtiar, Hasan. (2003). Manajemen Industri. Bandung: Ramadhan Citra Grafika.

Budiwati, Neti dan Lizza Suzanti. (2007). Manajemen Keuangan Koperasi. Bandung: Lab. Koperasi.

Case, Karl E. & Fair, Ray C. (2002). Prinsip-prinsip Ekonomi Mikro. Jakarta. PT Prehallindo.

Clapham, Ronald. 1991.Pengusaha Kecil dan Menengah di Asia Tenggara.

Penerjemah Masri Maris. Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial. Jakarta.

Damodar, Gujarati. (2001). Ekonometrika Dasar. Jakarta : Erlangga.

Depdiknas. (2008).Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Handoko, T. Hani. (2000). Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta: BPFE.

(45)

99

______. (2003). Manajemen Pemasaran. Jakarta. PT Prehallindo.

Mahoney & Pandian. (1992). The Resouce-Based View Within the Conversation

of Strategic Management. Strategic Management Journal Vol. 13 :

363-380.

Porter, A. Michael. (2008). On Competition. Boston : Harvard Business School Publishing Corporation.

Primiana, Ina. (2009). Menggerakan Sektor Riil UKM dan Industri. Bandung: Alfabeta.

Riduwan dan Akdon. (2010). Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.

Riyanto, Bambang. (1995). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan edisi empat. Yogyakarta: FE UGM.

S. Munawir. (2004). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Ke-4. Yogyakarta: Liberty.

Samuelson, Paul. A & Nordhaus, William D. (1997). Mikroekonomi. Jakarta : Erlangga.

______. (1999). Mikroekonomi. Jakarta : Erlangga.

Singarimbun, Masri. (1983). Metoda Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2005). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

______. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukirno, Sadono. (2002). Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta : RajaGrafindo.

Swastha, Basu dan Irawan. (2000). Bisnis Pengantar Modern.(Edisi II, Get VHI). Yogyakarta : Liberty.

Tambunan, Tulus. (2002). Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia: Beberapa

Isu Penting. Jakarta: Salemba Empat.

(46)

100

Wahjono, S.I. (2010). Bisnis Modern (First Ed). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Widarjono, Agus. (2005). Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis. Ekonosia : Universitas Islam Indonesia.

Sumber Lainnya

Aprilianti, Santika Pratama. (2007). Pengaruh Persaingan, Perilaku

Kewirausahaan, dan Lokasi Usaha Terhadap Pendapatan Para Pedagang Pakaian Jadi di Plaza Parahyangan. Skripsi UPI: Tidak diterbitkan.

Asih, Adinda Asmara. (2010). Pengaruh Daya Saing, Promosi dan Lokasi

terhadap Pendapatan di Toko Kerajinan Kulit Garut. Skripsi UPI : Tidak

diterbitkan.

Diah, Sulis Tianding. (2006). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

Skala Kecil di Kota Cimahi. Skripsi UPI : Tidak diterbitkan.

Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) Provinsi Jawa Barat.

Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.

Ekawati, Jessy Kartika. (2012). Pengaruh Harga Jual dan Modal Kerja Terhadap

Pendapatan Pengrajin Tahu. . Skripsi UPI : Tidak diterbitkan.

Rahim, Aulia. (2011). Pengaruh Persaingan dan Lokasi Terhadap Volume

Penjualan. Skripsi UPI : Tidak diterbitkan

Tulus T.H. Tambunan. Pasar Bebas ASEAN: Peluang, Tantangan, dan Ancaman

bagi UMKM Indonesia.(Jurnal INFOKOP vol 21. 2012) h.13-35

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

www.bps.go.id

Gambar

Tabel 4.11 Modal Kerja Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung Bulan Agustus 2012-Juli 2013...................................................
Tabel 1.1 Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB)
Tabel 1.3 Perkembangan Unit Usaha dan Tenaga Kerja pada Usaha Mikro, Kecil dan
Tabel 1.4 Produktivitas Unit Usaha Menurut Skala Usaha Tahun 2009
+7

Referensi

Dokumen terkait

Changes in the frequency, intensity, spatial extent and duration of weather and climate events, alongside increases in population growth and density in many areas, mean

Penelitian ini penting dilakukan di Indonesia, mengingat Indonesia merupakan negara dengan pola kepemilikan terkonsentrasi pada pihak keluarga sebagai pengendali

(6) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (l) sampai dengan ayat (5) ditetapkan oleh Pemerintah dan dilaporkan dalam APBN Perubahan Tahun Anggaran

Menteri Sekretaris Negara Nomor 1 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Negara, Sekretariat Wakil Presiden adalah lembaga pemerintah yang berkedudukan

Serta panitia-panitia Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) yang berperan serta dalam proses awal sampai akhir pelaksanaannya. Sarana prasarana yang disediakan Universitas

Hasil yang didapatkan adalah sebuah perancangan sistem informasi peternakan berbasis website yang dapat digunakan oleh calon pembeli (melihat tampilan website dan

Di saat ketika mana para mufassir mengeluarkan makna-makna dari Al- Qur’an dengan kurangnya cabang-cabang ilmu metode yang mereka tersebut harus memhalusi dengan cermat

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh percaya diri anak di TK Thoriqussalam yang belum berkembang dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan hasil pretest yang