No Daftar : 117/UN.40.FPEB.1.PL/2013
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENDAPATAN PEDAGANG SEMBAKO (
Suatu Kasus PadaPedagang Sembako di Pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Ekonomi
Oleh
TYAS SASETYOWATI 0 8 0 7113
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENDAPATAN PEDAGANG SEMBAKO (Suatu Kasus Pada
Pedagang Sembako di Pasar Pananjung Kecamatan
Pangandaran)
Oleh:
Tyas Sasetyowati
Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Tyas Sasetyowati 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
April 2013
Hak Cipta dilindungi Undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEDAGANG SEMBAKO (Suatu Kasus Pada Pedagang
Sembako di Pasar pananjung Kecamatan pangandaran)
Skripsi ini disetujui oleh:
Bandung, April 2013
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ikaputera Waspada,MM Susanti Kurniawati, S.Pd.,M.Si
NIP. 19610420 198703 1 002 NIP. 19760111 200912 2 003
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
UPI Bandung
Dr. Ikaputera Waspada, MM.
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
i ABSTRAK
Judul : “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
Pedagang Sembako” (Suatu Kasus Pada Pedagang Sembako Di
Pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran). Penulis : Tyas Sasetyowati (0807113).
Pembimbing : Dr. Ikaputera Waspada,MM. Susanti Kurniawati, S.Pd.,M.Si.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya penurunan pendapatan yang diperoleh para pedagang sembako di Pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh modal, perilaku kewirausahaan dan persaingan terhadap pendapatan pedagang sembako. Adapun yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah modal, perilaku kewirausahaan, persaingan sebagai variabel bebas (X) dan pendapatan pedagang sembako sebagai variabel terikat (Y).
Metode penelitian yang penulis gunakan adalah deskriptif analitik yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Pada penelitian ini angket digunakan sebagai alat pengumpul data. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan bantuan program Eviews 7.0. Penelitian ini memiliki populasi sebanyak 44 orang. Dikarenakan populasinya kurang dari 100 maka dalam penelitian ini semua pedagang atau populasi dijadikan subjek penelitian.
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ii
Abstract
Title : "Analysis of Factors Affecting Revenue
Traders Groceries "(A Case On Groceries In The Market Traders Pananjung Pangandaran district).
Author : Tyas Sasetyowati (0807113). Supervisor : Dr. Ikaputera Waspada, MM.
Susanti Kurniawati, S.Pd., M.Si.
This research is motivated by a decrease in earned income traders Pananjung Market District groceries in Pangandaran. This study was conducted to determine the effect of capital, entrepreneurship and competitive behavior against income trader groceries. As the research object in this study is the capital, entrepreneurial behavior, competition as the independent variable (X) and groceries merchant revenue as the dependent variable (Y).
The research method that I use is that a descriptive analytic methods in researching the status of human groups, an object, a set of conditions, a system of thought, or a class of events in the present. Questionnaire used in this study as a data collection tool. While the analysis of the data used is multiple linear regression with the help of Eviews 7.0 program. This study has a population of 44 people. Because the population is less than 100 then all the traders in this study or the subject of the study population.
Partial results of the study showed that capital, entrepreneurship and competition behaviors significantly influence income merchants groceries. Then simultaneously capital, entrepreneurship and competition behaviors significantly influence the income of traders Pananjung Market District groceries in
Pangandaran. Through the coefficient of determination (R2), it is known that the three independent variables that affect or contribute 84.25% of the rise and fall of income as the dependent variable.
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
vi DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN
BERITA ACARA KATA MUTIARA
ABSTRAK………….... i
KATA PENGANTAR………. ii
UCAPAN TERIMAKASIH……… iii
DAFTAR ISI………. v
DAFTAR TABEL……… x
DAFTAR GAMBAR……… xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang………... 1
1.2Rumusan Masalah……….. 11
1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian……….. 11
1.3.1Tujuan Penelitian………... 11
1.3.2Manfaat Penelitian………. 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka……… 13
2.1.1 Pendapatan……… 13
2.1.1.1 Pengertian Pendapatan……….. 13
2.1.1.2 Pendapatan UMKM……….. 15
2.1.1.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan……….. 16
2.1.2 Modal……… 19
2.1.2.1 Pengertian Modal………. 19
2.1.2.2 Jenis-jenis Modal……… 20
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
vii
2.1.3 Perilaku Kewirausahaan……… 22
2.1.3.1 Pengertian Perilaku Kewirausahaan……….. 22
2.1.3.2 Ciri-ciri Perilaku Kewirausahaan……….. 26
2.1.4 Persaingan………. 32
2.1.4.1 Pengertian Persaingan………... 32
2.1.4.2 Struktur pasar……… 32
2.1.4.3 Strategi Persaingan………... 44
2.1.4.4 Tujuan Persaingan………. 45
2.1.5 Penelitian Terdahulu……….……… 46
2.2 Kerangka Pemikiran……….. 52
2.3 Hipotesis……… 59
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian………. 60
3.7 Pengujian Instrumen Penelitian………. 67
3.7.1 Tes Validitas………. 67
3.7.2 Tes Reliabilitas……….. 69
3.8 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis………. 70
3.8.1 Teknik Analisis Data……… 70
3.8.1.1 Uji Asumsi Klasik………. 71
3.8.1.1.1 Uji Multikolinearitas……….. 71
3.8.1.1.2 Uji Heteroskedastisitas……….. 71
3.8.1.1.3 Uji Autokorelasi………. 72
3.8.2 Pengujian Hipotesis………... 73
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
viii
3.8.2.2 Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)….. 76
3.8.2.3 Pengujian Koefisien Determinasi (R2 )………. 77
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian……….. 78
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian………. 78
4.1.2 Gambaran Umum Responden………. 79
4.1.2.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………... 79
4.1.2.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia……….. 81
4.1.2.3 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Lama Usaha……… 82
4.1.2.4 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan……… 84
4.1.3 Uji Validitas Dan Reliabilitas………. 85
4.1.3.1 Uji Validitas……… 85
4.1.3.2 Uji Reliabilitas……… 87
4.1.4 Gambaran Umum Variabel Penelitian……… 89
4.1.4.1 Pendapatan Usaha Pedagang Sembako ………. 89
4.1.4.2 Modal usaha Pedagang Sembako……… 91
4.1.3.3 Perilaku Kewirausahaan Pedagang Sembako………….. 93
4.1.4.4 Persaingan Pada Pedagang Sembako……… 101
4.1.5 Hasil Analisis Data……… 106
4.1.6 Uji Asumsi Klasik……… 109
4.1.6.1 Uji Multikolinearitas……….. 109
4.1.6.2 Uji Heteroskedastisitas……….. 110
4.1.6.3 Uji Autokorelasi………. 113
4.1.7 Pengujian Hipotesis……….. 115
4.1.7.1 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)... 115
4.1.7.2 Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)…… 117
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ix
4.2 Pembahasan………. 118
4.2.1 Pengaruh Modal Terhadap Pendapatan
Pedagang Sembako……… 119
4.2.2 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Pendapatan
Pedagang Sembako……… 121
4.2.3 Pengaruh Persaingan Terhadap Pendapatan
Pedagang Sembako……… 123
4.2.4 Pengaruh Modal, Perilaku Kewirausahaan Dan
Persaingan Terhadap Pendapatan Pedagang Sembako…… 127
4.3 Implikasi Pendidikan……… 130
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan……… 133
5.2 Saran……….. 134
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pendapatan Pedagang Sembako Periode
Agustus 2011–Januari 2012……… 7
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan…… 84
Tabel 4.5 Uji Validitas Variabel Perilaku Kewirausahaan………. 86
Tabel 4.6 Uji Validitas Variabel Persaingan……… 87
Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Variabel Perilaku Kewirausahaan………… 88
Tabel 4.8 Uji Reliabilitas Variabel Persaingan………. 88
Tabel 4.9 Klasifikasi Rata-rata Pendapatan Perbulan Dalam Rentang Waktu Tiga Bulan……… 90
Tabel 4.10 Klasifikasi Rata-rata Modal Perbulan Dalam Rentang Waktu Tiga Bulan………. 92
Tabel 4.11 Skor Alternatif Jawaban Skala Likert………. 93
Tabel 4.12 Skala Penilaian Dan Penafsiran Variabel Perilaku Kewirausahaan……… 95
Tabel 4.13 Deskripsi Skor Capaian Variabel Perilaku Kewirausahaan Pedagang Sembako……… 97
Tabel 4.14 Skala Penilaian Dan Penafsiran Variabel Perilaku Kewirausahaan Pedagang Sembako……….. 101
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
xi
Pedagang Sembako……….. 103
Tabel 4.17 Skala Penilaian Dan Penafsiran Variabel Persaingan Pedagang Sembako……… 106
Tabel 4.18 Hasil Regresi……… 108
Tabel 4.19 Hasil Identifikasi Heteroskedastisitas Uji Park………. 113
Tabel 4.20 Nilai Durbin Watson………. 114
Tabel 4.21 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)……….. 115
Tabel 4.22 Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)………. 117
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Perolehan Keuntungan
Pada Pasar Persaingan Monopolistik……… 42
Gambar 2.2 Mengalami Kerugian Pada Pasar Persaingan Monopolistik……… 42
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran………. 59
Gambar 3.1 Statistik Durbin-Watson……… 73
Gambar 3.2 Uji Pihak Kanan……… 75
Gambar 3.3 Uji Pihak Kiri……… 76
Gambar 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……… 80 Gambar 4.2 Responden Berdasarkan Usia……… 82
Gambar 4.3 Responden Berdasarkan Lama Usaha……… 83
Gambar 4.4 Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan……… 85
Gambar 4.5 Klasifikasi Rata-rata Pendapatan Perbulan Responden…….. 90
Gambar 4.6 Klasifikasi Rata-rata Modal Perbulan Responden………….. 92
Gambar 4.7 Grafik Sebar X1……….. 111
Gambar 4.8 Grafik Sebar X2……….. 111
Gambar 4.9 Grafik Sebar X3……….. 112
1
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Semenjak krisis ekonomi tahun 1997 perekonomian Indonesia semakin
terpuruk. Banyak perusahaan-perusahaan besar yang bergerak di sektor formal yang
menutup usahanya karena tidak mampu bertahan sehingga membawa dampak buruk
seperti Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Hal ini tentunya membuat jumlah
pengangguran di Indonesia semakin meningkat yang pada akhirnya kesempatan kerja
berkurang dan ketimpangan distribusi pendapatan semakin besar. Berbeda halnya
dengan yang dialami oleh perusahaan-perusahaan besar, usaha kecil justru masih bisa
bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi. Hal tersebut dikarenakan usaha kecil
lebih fleksibel dan tingkat ketergantungannya terhadap pembiayaan melalui kredit
perbankan tidak terlalu besar. Kebanyakan dari usaha kecil ini membiayai usahanya
dari modal sendiri atau keluarga.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Mudrajad Kuncoro dalam Ary Setiawan
(2008) menyatakan bahwa “ Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terbukti
tahan terhadap krisis dan mampu survive karena pertama, tidak memiliki utang luar
negeri. Kedua, tidak banyak utang ke perbankan karena mereka dianggap
unbankable, ketiga menggunakan input lokal”.
Kemampuannya bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi ternyata membuat
2
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
memperbaiki kehidupan ekonominya. Usaha kecil yang tergolong ke dalam Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ini perlu dikembangkan karena dapat
menciptakan kesempatan kerja. Hal tersebut diperjelas oleh Tulus Tambunan
(2002:22) bahwa:
UMKM di Indonesia sangat penting terutama dalam menciptakan kesempatan kerja. Pendapat ini didasarkan kenyataan bahwa, disatu pihak jumlah angkatan kerja di Indonesia sangat berlimpah mengikuti jumlah penduduk yang besar dan dipihak lain usaha besar tidak sanggup menyerap semua pencari pekerjaan. Ketidak sanggupan usaha besar dalam menciptakan kesempatan kerja yang besar, disebabkan memang pada umumnya kelompok usaha tersebut relatif padat modal, sedangkan UMKM relatif padat karya.
UMKM tidak hanya menciptakan lapangan pekerjaan saja tetapi juga
memberikan kontribusi yang besar dalam upaya meningkatkan pendapatan bagi
masyarakat. Ary Setiawan (2008) juga mengatakan bahwa “Sejak tahun 2008 sampai
2011, tercatat ada sekitar 52,77 juta unit UMKM di Indonesia yang telah memberikan
lapangan pekerjaan cukup besar bagi masyarakat lokal yang ada di sekitar lokasi
usaha”. Itu artinya banyak masyarakat yang memperoleh pendapatan dari usaha kecil.
Kondisi ini tentu merupakan perkembangan baik bagi perekonomian Indonesia,
mengingat UMKM berperan penting sebagai saka guru dan penyelamat
perekonomian nasional sejak krisis ekonomi melanda Indonesia pada tahun
1997-1998.
Disamping itu, UMKM juga memiliki peran penting dalam menunjang
perekonomian nasional. Hal ini dapat kita lihat pada saat krisis ekonomi global yang
terjadi pada tahun 2008. Banyak negara-negara maju mendapatkan imbas yang cukup
3
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Indonesia tidak mendapatkan imbas yang begitu besar, dikarenakan Indonesia
mempunyai pengalaman dalam menghadapi krisis ekonomi tahun 1997 dan sektor
UMKM yang menjadi salah satu benteng perekonomian rakyat sehingga kondisi
ekonomi Indonesia tidak semakin terpuruk.
Keberadaan usaha kecil harus tetap dipertahankan dan dikembangkan agar
dapat terus berperan dalam meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat terutama
masyarakat pedesaan. Hal tersebut diperjelas oleh Mudrajad Kuncoro (2007 : 363),
bahwa:
Usaha kecil akan menimbulkan dampak positif terhadap peningkatan jumlah angkatan kerja, pengangguran, jumlah kemiskinan, pemerataan dalam distribusi pendapatan dan pembangunan ekonomi pedesaan. Jelas bahwa usaha kecil perlu dikembangkan dan mendapat perhatian karena tidak hanya memberikan penghasilan bagi sebagian besar angkatan kerja Indonesia, tetapi juga merupakan ujung tombak dalam upaya pengentasan kemiskinan.
Dari pernyataan di atas, tidak dapat dipungkiri bahwa usaha kecil di Indonesia
memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang pada
akhirnya akan meningkatkan dan memperlancar perekonomian negara.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada umumnya mempunyai
karakteristik sebagai suatu bisnis yang berskala kecil sampai sedang baik dalam
pengertian pendanaan, maupun jumlah tenaga kerja yang dipergunakan dalam
organisasi bisnis tersebut. Banyak sekali UMKM yang berpotensi untuk diangkat dan
digali menjadi salah satu bidang usaha yang menghasilkan keuntungan dan income
4
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
bergerak di bidang perdagangan seperti pedagang sembako yang berada di pasar
Pananjung Kecamatan Pangandaran.
Pasar Pananjung merupakan pusat jual beli masyarakat Kecamatan
Pangandaran pada khususnya karena merupakan pasar induk yang ada di Kecamatan
Pangandaran. Bahkan banyak juga masyarakat diluar Kecamatan Pangandaran yang
berbelanja ke Pasar Pananjung karena dirasa lebih lengkap dibanding pasar lain.
Pasar Pananjung secara keseluruhan mencakup wilayah seluas 1,8 Ha. Luas ini terdiri
dari bangunan permanen (kios), los pasar, bango serta fasilitas umum. Kios atau toko
dibedakan dalam beberapa kelas mulai dari blok A sampai H tergantung dari letak
kios tersebut. Jumlah pedagang yang terdapat di pasar pananjung hingga saat ini
berjumlah 649 kios dan diantaranya ada pedagang sembako yang berjumlah 44 orang
dan sisanya terdiri dari pedagang pakaian, sepatu, sayuran, buah-buahan, toko besi,
toko emas, gerabah dan masih banyak lagi pedagang- pedagang lain yang berjualan
dengan produk yang berbeda.
Usaha berdagang sembako merupakan usaha yang cukup mendatangkan
keuntungan mengingat usaha ini menjual berbagai kebutuhan sehari-hari. Sembako
adalah singkatan dari sembilan bahan pokok yang terdiri dari sembilan jenis
kebutuhan pokok masyarakat. Adapun kesembilan bahan kebutuhan pokok sesuai
dengan keputusan Menteri Industri dan Perdagangan No. 115/MPP/KEP/2/1998
tanggal 27 Februari 1998 adalah sebagai berikut:
1. Beras
5
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Telur ayam
4. Daging sapi dan ayam
5. Susu
6. Gula pasir
7. Garam yang mengandung yodium
8. Minyak goreng dan margarin
9. Minyak tanah atau gas elpiji.
Namun berbeda halnya dengan pedagang sembako yang ada di Pasar
Pananjung. Mereka tidak menjual seluruh kebutuhan pokok yang tergabung dalam
sembako akan tetapi hanya menjual tujuh jenis kebutuhan dari sembilan kebutuhan
pokok diantaranya adalah beras, susu, telur ayam, gula pasir, garam, minyak goreng
dan margarin, serta minyak tanah atau gas elpiji. Selain kebutuhan pokok tadi
pedagang sembako yang ada di Pasar Pananjung juga menjual berbagai bahan
makanan seperti mie instan, tepung terigu, ikan sarden kalengan, kornet dll, kemudian
menjual berbagai macam makanan ringan, berbagai macam minuman, kebutuhan
untuk menunjang kebersihan dan kesegaran jasmani seperti sabun mandi dan sabun
untuk mencuci, shampo, pasta gigi, sikat gigi dll, berbagai macam rokok serta
obat-obatan.
Sebagai pedagang yang menjual kebutuhan sehari-hari atau kebutuhan pokok
pedagang sembako seharusnya tidak pernah sepi dibanjiri oleh pembeli karena ketika
pendapatan masyarakat mengalami penurunan mereka akan tetap membeli berbagai
6
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kebutuhan sehari-hari secara grosir maupun eceran, daerah Pangandaran merupakan
daerah wisata maka di waktu-waktu tertentu seperti menjelang hari raya besar dan
liburan pendapatan pedagang sembako di pasar Pananjung bisa lebih meningkat
karena lebih banyak konsumen yang berbelanja. Hal tersebut menunjukkan
banyaknya peluang yang dapat dimanfaatkan oleh pedagang sembako untuk
meningkatkan pendapatannya.
Namun pada perkembangannya atau kenyataannya tidak demikian. Pada
perkembangannya usaha kecil seperti pedagang sembako sering kali mengalami
beberapa kendala atau permasalahan dalam menjalankan usahanya. Menurut
Mudrajad Kuncoro (2007:368), “Ada beberapa kendala yang dihadapi pengusaha
kecil dalam mengembangkan usahanya seperti tingkat kemampuan, keterampilan,
keahlian, manajemen sumber daya manusia, kewirausahaan, pemasaran dan
keuangan”.
Lemahnya kemampuan manajerial dan sumber daya manusia mengakibatkan
pengusaha kecil tidak mampu menjalankan usahanya dengan baik. Selain itu
globalisasi ekonomi yang terjadi saat ini ternyata memberikan dampak yang kurang
baik bagi para pengusaha kecil seperti pedagang sembako. Globalisasi ekonomi telah
melahirkan berbagai ritel modern seperti alfamart dan indomart yang saat ini juga
berkembang di daerah Pangandaran. Hal tersebut terbukti dengan terus bertambahnya
ritel modern dari waktu ke waktu bahkan ada beberapa diantaranya yang lokasinya
7
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kehadiran ritel modern ini berdampak negatif terhadap perkembangan
pedagang sembako. Adanya permasalahan yang dihadapi oleh pedagang sembako
membuat usahanya mengalami pasang surut. Hal tersebut dapat dilihat dari
pendapatan yang diperoleh para pedagang sembako periode Agustus 2011 sampai
dengan Januari 2012. Berdasarkan hasil penelitian awal pada 10 orang pedagang
sembako di pasar Pananjung diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1.1
Pendapatan Pedagang Sembako di Pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran Periode Agustus 2011 – Januari 2012
(dalam ribu rupiah)
No Nama Toko Pendapatan
Agustus September Oktober November Desember Januari
1 Asep 55.500 44.000 55.000 55.000 60.300 44.300
2 Atin 137.000 89.000 80.000 90.000 90.000 85.000
3 Vina 80.000 89.000 89.000 87.800 88.100 80.000
4 Yati 70.000 54.000 52.000 60.980 72.000 68.000
5 Otong 113.000 114.000 111.000 98.000 111.000 97.000
6 Rizki 88.000 79.000 77.000 80.000 82.000 80.000
7 Assalam 110.000 109.000 100.000 105.000 106.000 102.000
8 Ferry 120.000 112.000 98.000 98.000 100.000 95.000
9 Hj. Iis 60.000 52.000 55.000 57.500 50.000 55.000
10 Yanti 50.000 47.000 48.000 45.000 47.000 48.000 Total
Pendapatan 883.500 790.200 765.000 777.280 806.400 754.300 Sumber: Data Hasil Pra Penelitian, diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada periode Agustus 2011 s-d
Januari 2012 pendapatan pedagang sembako berfluktuatif. Pada bulan September
hampir seluruh pendapatan pedagang mengalami penurunan. Hal itu dapat dilihat dari
8
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Rp. 790.200.000,00 di bulan September. Berarti adanya penurunan pendapatan pada
bulan September sebesar 10,56%. Sama halnya seperti bulan September, pada bulan
Oktober pendapatan pedagang pun mengalami penurunan meskipun ada beberapa
diantara pedangan yang pendapatannya tetap tidak mengalami penurunan atau
kenaikan dan penurunan pada bulan oktober ini tidak terlalu besar seperti yang terjadi
pada bulan September. Kemudian pada bulan November dan Desember pendaptan
pedagang mengalami kenaikan setelah itu pada bulan Januari mengalami penurunan
kembali. Untuk lebih jelasnya hal tersebut dapat dilihat dalam tabel perkembangan
pendapatan pedagang sembako periode Agustus 2011 s-d Januari 2012 dibawah ini:
Tabel 1.2
Perkembangan Pendapatan Pedagang Sembako di Pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran Periode Agustus 2011 - Januari 2012
(dalam ribu rupiah)
Bulan Rata-rata Pendapatan Persentase (%)
Agustus 88.350 0
September 79.020 -10,56%
Oktober 76.500 -3,18%
November 77.728 1,60%
Desember 80.640 3,74%
Januari 75.430 -6,46%
Sumber: Data Hasil Pra Penelitian, diolah
Seperti pada tabel 1.1, pada tabel ini pun menunjukkan adanya perkembangan
pendapatan yang naik turun. Meskipun perkembangan yang berfluktuatif itu sudah
biasa terjadi dalam sebuah usaha, namun dalam hal ini berfluktuatifnya pendapatan
pedagang sembako lebih cenderung pada penurunan pendapatan walaupun beberapa
9
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1,6% dan pada bulan Desember naik kembali sebesar 3,74%. Akan tetapi kenaikan
tersebut tidak begitu besar. Sedangkan penurunan pendapatan lebih sering terjadi
yaitu pada bulan September, Oktober dan Januari. Penurunan terbesar pun dialami
pada bulan September yaitu sebesar 10,56%. Adanya penurunan pendapatan
menunjukkan bahwa perkembangan usaha sedang tidak baik. Jika penurunan
pendapatan terus saja dibiarkan maka akan menimbulkan kelesuan pada usahanya
karena tidak dapat berkembang dan akhirnya berdampak pada kesejahteraan
pedagang itu sendri sebagai masayarakat.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada saat pra penelitian,
penurunan pendapatan terjadi karena sebagian besar dari para pedagang tidak
memiliki dana yang lebih untuk menambah persediaan barang dagangannya.
Sehingga ketika ada pembeli yang menginginkan barang dalam jumlah banyak dan
beragam dia tidak bisa memenuhinya, maka secara otomatis peluang untuk
mendapatkan pendapatan yang lebih besar akan hilang. Para pedagang rata-rata
membiayai usahanya dari modal sendiri atau keluarga. Jarang dari mereka yang
meminjam dana dari pihak bank untuk modal usahanya karena prosedurnya yang
terlalu sulit. Sehingga pedagang hanya menggunakan modal seadanya dari yang ia
miliki. Keterbatasan modal memang merupakan masalah umum yang dihadapi oleh
para pengusaha kecil sejak dulu dan itu terjadi di negara mana pun juga khususnya di
dalam kelompok negara berkembang seperti Indonesia.
Kemudian hadirnya pendatang baru yang memunculkan adanya persaingan.
10
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pada beberapa toko. Sehingga terkadang ketika ada pedagang baru pelanggan toko
suka berpindah tempat belanja karena pada dasarnya konsumen itu tidak hanya
sekedar membeli tetapi juga mencari kepuasan dan kenyamanan dalam berbelanja.
Selain itu ada diantara pedagang yang menjual barang dagangannya dengan harga
yang lebih murah. Biasanya pedagang yang seperti itu memiliki modal yang cukup
besar. Pedagang dengan modal yang besar akan membeli stock barang dari supplier
dengan jumlah yang cukup banyak. Sehingga pedagang tersebut bisa mendapatkan
potongan harga atas barang yang ia beli. Dengan begitu ia bisa menjual barang
dengan harga yang lebih murah dari pedagang lain. Hal tersebut akhirnya memicu
adanya persaingan diantara pedagang karena biasanya konsumen lebih menyukai
barang dengan harga yang murah apalagi jika kualitas barangnya sama.
Selanjutnya yang membuat pendapatan pedagang mengalami penurunan adalah
kurangnya pengalaman yang dimiliki oleh pedagang, pedagang juga kurang bisa
membaca peluang yang sekiranya akan mendatangkan pendapatan baginya. Padahal
jika dilihat banyak peluang yang dapat meningkatkan pendapatan pedagang sembako
di Pasar Pananjung seperti yang telah dijelaskan di atas. Akan tetapi para pedagang
kurang bisa melihat peluang tersebut dan memanfaatkannya dengan baik. Disamping
itu kurangnya inovasi yang dilakukan oleh pedagang, kebanyakan dari pedagang
masih menggunakan cara lama dalam menjalankan usahanya dan masih kurangnya
baiknya pengelolaan usaha.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa menurunnya
11
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yang dimiliki, perilaku kewirausahaan yang masih rendah dan adanya persaingan
yang semakin ketat diantara pedagang. Oleh karena itu dengan melihat permasalahan
di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pendapatan
pedagang sembako di Pasar Pananjung kecamatan Pangandaran. Adapun judul dari
penelitian ini adalah “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
Pedagang Sembako” (Suatu Kasus Pada Pedagang Sembako di Pasar
Pananjung Kecamatan Pangandaran).
1.2Rumusan Masalah
Lingkup permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh modal terhadap pendapatan pedagang sembako di Pasar
Pananjung Kecamatan Pangandaran?
2. Bagaimana pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap pendapatan pedagang
sembako di Pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran?
3. Bagaimana pengaruh persaingan terhadap pendapatan pedagang sembako di
Pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran?
4. Bagaimana pengaruh modal, perilaku kewirausahaan dan persaingan terhadap
pendapatan pedagang sembako di Pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran?
1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yaitu:
1. Mengetahui pengaruh modal terhadap pendapatan pedagang sembako di Pasar
12
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Mengetahui pengaruh perilaku kewirausahaan terhadap pendapatan pedagang
sembako di Pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran.
3. Mengetahui pengaruh persaingan terhadap pendapatan pedagang sembako di
Pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran.
4. Mengetahui pengaruh modal, perilaku kewirausahaan dan persaingan terhadap
pendapatan pedagang sembako di Pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran.
1.3.2Manfaat Penelitian
1.3.2.1Manfaat Secara Teoritis
Adapun manfaat teoritis dari penelitian yaitu:
Memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu ekonomi,
khususnya ekonomi mikro terkait dengan pendapatan.
1.3.2.2Manfaat Secara Praktis
Adapun manfaat praktis dari penelitian yaitu:
1. Bagi pedagang dapat dimanfaatkan sebagai acuan atau bahan untuk kemajuan
dan keberhasilan usahanya.
2. Bagi penulis menambah wawasan mengenai ilmu ekonomi mikro dan
memberikan pengalaman dengan terjun langsung ke lapangan serta dapat
memberikan informasi, sumber pengetahuan, dan bahan kepustakaan atau
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
60
BAB III
METODE PENELITIAN
1.1Objek Penelitian
Dalam penelitian ini objek penelitian yang digunakan terdiri dari variabel bebas
dan variabel terikat. Pendapatan pedagang sembako sebagai variabel terikat (Y) dan
modal, perilaku kewirausahaan serta persaingan sebagai variabel bebas (X). Subjek
penelitiannya adalah para pedagang sembako di Pasar Pananjung Kecamatan
Pangandaran.
1.2Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan untuk
mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah atau menguji hipotesis.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
analitik. Metode deskriptif analitik menurut M. Nazir (2005 : 54) adalah “Suatu
metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Metode
deskriptif analitik merupakan penyelidikan deskriptif yang berusaha mencari
pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang atau muncul pada saat penelitian
61
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1.3 Populasi dan Sampel
1.3.1 Populasi
Populasi menurut Suharsimi Arikunto (2010 : 174) adalah keseluruhan subjek
penelitian. Populasi ini bisa berupa sekelompok manusia, nilai-nilai, tes, gejala,
pendapat, peristiwa- peristiwa, benda dan lain- lain. Adapun yang menjadi populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang sembako di pasar Pananjung kecamatan
Pangandaran yang berjumlah 44 orang dan sudah memiliki toko atau tempat usaha
yang tetap tidak berpindah- pindah.
1.3.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi yang ingin diteliti. Apa yang akan dipelajari dari sampel itu kesimpulannya
akan dapat diberlakukan untuk populasi tersebut. Oleh karena itu, sampel yang
diambil dari populasi harus betul-betul representatif/mewakili (Sugiyono, 1994 :58).
Dikarenakan jumlah pedagang atau populsai dari objek penelitian di pasar
Pananjung Kecamatan Pangandaran kurang dari 100 yaitu hanya 44 orang, maka
dalam penelititan ini semua pedagang atau populasi dijadikan subjek penelitian. Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan Suharsimi Arikunto (2010: 134) bahwa untuk
sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil
semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah
subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15%, atau 20-25% atau lebih. Oleh karena
itu sampel yang diambil sejumlah populasi yaitu 44 orang. Dengan demikian teknik
62
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
jenuh (sensus). Menurut Sugiyono (1994: 62) istilah lain dari sampling jenuh adalah
sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
1.4 Operasional Variabel
Dalam suatu penelitian agar dapat membedakan konsep teoritis, konsep analitis
maka perlu adanya penjabaran konsep. Operasional masing-masing variabel dapat
dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Konsep Variabel Definisi
Operasional /
63
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
uang atau asset b2. Nilai mobil yang dimiliki
64
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c. Hasrat akan
c1. Pedagang datang setiap hari ke toko dan melayani
65
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
f. Tingkat energi
66
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1.5 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut
Suharsimi Arikunto (2010 :172) yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian
67
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
yaitu berasal dari data yang langsung diperoleh dari pedagang sembako di Pasar
Pananjung sebagai responden melalui kuisioner atau angket.
1.6 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Angket, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui penggunaan daftar
pertanyaan yang telah disusun dan disebar kepada responden agar diperoleh data
yang dibutuhkan.
2. Studi dokumentasi, yaitu dengan memanfaatkan informasi-informasi yang berupa
laporan, catatan, serta dokumen yang berhubungan dengan masalah yang akan
diteliti.
3. Studi literatur, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mencari dan
memperoleh data dari buku, berbagai laporan penelitian para ahli, majalah, serta
media cetak dan media elektronik lainnya.
1.7 Pengujian Instrumen penelitian
1.7.1 Tes Validitas
Tes validitas ini hanya diterapkan pada variabel yang menggunakan skala
ordinal dengan indikator likert yaitu variabel perilaku kewirausahaan dan persaingan.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan
suatu alat ukur. Suatu tes dikatakan memiliki validitas tinggi apabila tes tersebut
68
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tersebut. Dalam uji validitas ini digunakan teknik korelasi Product Moment dengan
bantuan program Microsoft Office Ecxel 2007 dengan rumus :
2.
(Suharsimi Arikunto, 2010 : 211)
Dengan menggunakan taraf signifikan = 0,05 koefisien korelasi yang
diperoleh dari hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai dari tabel korelasi nilai r
dengan derajat kebebasan (n-2), dimana n menyatakan jumlah banyaknya responden.
Jika r hitung > r 0,05 dikatakan valid, sebaliknya jika r hitung r 0,05 tidak valid. Jika
instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya.
(Riduwan, 2008 : 217).
Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi
Antara 0,600 – 0,799 : tinggi
Antara 0,400 – 0,599 : cukup tinggi
Antara 0,200 – 0,399 : rendah
Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah
69
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1.7.2 Tes Reliabilitas
Sama halnya seperti pada tes validitas, pada tes realibilitas ini juga hanya
diterapkan pada variabel yang menggunakan sekala ordinal dengan indikator likert
yaitu variabel perilaku kewirausahaan dan persaingan. Tes reliabilitas adalah tes yang
digunakan dalam penelitian untuk mengetahui apakah alat pengumpul data yang
digunakan menunjukan tingkat ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan, dan
konsistensi dalam mengungkapkan gejala dari sekelompok individu walaupun
dilaksanakan pada waktu yang berbeda.
Untuk menghitung uji reliabilitas, penelitian ini menggunakan rumus alpha
yang dibantu dengan menggunakan program Microsoft Office Ecxel 2007. Rumus
alpha sebagai berikut :
(Suharsimi Arikunto, 2010 : 239)
Dimana: r11 = reliabilitas instrumen
k = banyak butir pernyataan atau banyaknya soal n2
= Jumlah varians butir t2 = varians total
Kriteria pengujiannya adalah jika r hitung lebih besar dari r tabel dengan taraf
signifikansi pada = 0,05, maka instrumen tersebut adalah reliabel, sebaliknya jika r
70
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1.8 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
3.8.1 Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan perlu diperhatikan dengan
pengolahan data yang telah terkumpul. Jenis data yang terkumpul dalam penelitian
ini adalah terdapat data ordinal. Dengan adanya data berjenis ordinal maka data
tersebut harus diubah menjadi data interval melalui Methods of Succesive Interval
(MSI). Salah satu kegunaan dari Methods of Succesive Interval (MSI) dalam
pengukuran adalah untuk menaikkan pengukuran dari ordinal ke interval. Data yang
dirubah atau dinaikan dari ordinal menjadi interval dalam penelitian ini yaitu data
mengenai perilaku kewirausahaan (X2) dan persaingan (X3).
Dalam penelitian ini, menganalisis data akan menggunakan analisis regresi
linier berganda (multiple linear regression method). Tujuannya untuk mengetahui
variabel-variabel yang dapat mempengaruhi pendapatan. Alat bantu analisis yang
digunakan yaitu dengan menggunakan program komputer Econometric Views
(EViews) versi 7.0. Tujuan Analisis Regresi Linier Berganda adalah untuk
mempelajari bagaimana eratnya pengaruh antara satu atau beberapa variabel bebas
dengan satu variabel terikat. Model Persamaan Regresi Linier Berganda, sebagai
berikut:
Y = β0+ β1X1+ β2X2 - β3X3 + e
Dimana :
Y = Pendapatan X2 = Perilaku Kewirausahaan
71
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1.8.1.1Uji Asumsi Klasik
1.8.1.1.1Multikolinearitas
Istilah multikolinearitas berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau
eksak (perfect or exact) diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Istilah
kolinearitas ganda (multicollinearity) menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan
linear yang sempurna. Jadi, multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linear
antarvariabel independen. (Yana Rohmana, 2010 : 140-141).
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas adalah
dengan uji derajat nol atau melihat korelasi parsial antar variabel independen dengan
bantuan program komputer Econometric Views (EViews) versi 7.0. Sebagai aturan
main yang kasar (rule of thumb), jika koefisien korelasi cukup tinggi katakanlah
diatas 0,85 maka kita duga ada multikolinieritas dalam model. Sebaliknya jika
koefisien korelasi relatif rendah maka kita duga model tidak mengandung unsur
multikolinieritas (Agus Widarjono, 2005 : 135). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinieritas dalam penelitian ini dilihat dari nilai R2 dan kolerasi parsial
antarvariabel independen.
1.8.1.1.2Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana faktor gangguan tidak memiliki
varian yang sama (Gujarati, 2001 : 177). Heteroskedastisitas merupakan suatu
fenomena dimana estimator regresi bias, namun varian tidak efisien (semakin besar
72
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokesdasitas dan jika berbeda disebut
heteroskedasitas.
Salah satu cara untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas adalah dengan
menggunakan metode informal (Grafik) dan metode yang dibantu dengan program
komputer Econometric Views (EViews) versi 7.0.
1.8.1.1.3Autokorelasi
Secara harfiah, autokorelasi berarti adanya korelasi antara anggota observasi
satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Dalam kaitannya dengan asumsi
metode OLS, autokorelasi merupakan korelasi antara satu residual dengan residual
yang lain. Sedangkan salah satu asumsi penting metode OLS berkaitan dengan
residual adalah tidak adanya hubungan antara residual satu dengan residual yang lain
(Agus Widarjono, 2005 : 177).
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi pada model
regresi adalah dengan metode Durbin-Watson. Untuk uji metode Durbin Watson
dilakukan dengan program komputer Econometric Views (EViews) versi 7.0.
Durbin-Watson mengembangkan uji statistic yang disebut uji statistic d. Ada
tidaknya autokorelasi dapat dilihat dalam tabel uji statistic Durbin-Watson d sebagai
73
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.2
Uji Statistik Durbin-Watson
Nilai statistik d Hasil
0 <d <dL Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif
dL≤ d ≤ du Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan
du≤ d ≤ 4 - du Menerima hipotesis nol; tidak ada autokorelasi positif/negatif
4 – du≤ d ≤ 4 - dL Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan
4 – dL≤ d ≤ 4 Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi negatif
0 dL du 4 - du 4 - dL 4
Gambar 3.1 Statistik Durbin - Watson
(Yana Rohmana, 2010:195)
1.8.2 Pengujian Hipotesis
1.8.2.1Uji t (Pengujian Hipotesis Regresi Majemuk Secara Individual)
Bertujuan untuk mengkaji tingkat signifikan dari setiap variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y). Uji t adalah cara untuk membuktikan bahwa koefisien
regresi suatu model secara statistik signifikan atau tidak, dengan cara
Autokorelasi Positif
Ragu - ragu Tidak ada Autokolerasi
74
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
membandingkan t-hitung dengan t-tabel pada tingkat signifikansi tertentu, dengan
rumus sebagai berikut:
t = β
^− β
1
Se (β^1)
t = bk Sek
(Gujarati, 2001: 78)
Uji hipotesis positif satu arah
a. Uji hipotesis satu arah variabel modal (X1) terhadap variabel pendapatan
(Y)
H0 : β1 ≤ 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif variabel modal (X1) terhadap
variabel pendapatan (Y).
Ha : β1 > 0, artinya terdapat pengaruh positif varibel modal (X1) terhadap
variabel pendapatan (Y).
b. Uji hipotesis satu arah variabel perilaku kewirausahaan (X1) terhadap
pendapatan (Y).
H0 : β2 ≤ 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif variabel perilaku
kewirausahaan (X2) terhadap pendapatan (Y).
Ha : β2 > 0, artinya terdapat pengaruh positif variabel perilaku kewirausahaan
75
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.2 Uji Pihak Kanan
Kriteria uji t adalah sebagai berikut:
Jika nilai t-hitung > nilai t-tabel, maka: H0 ditolak dan Ha diterima artinya signifikan.
Jika nilai t-hitung < nilai t-tabel, maka: H0 diterima dan Ha ditolak artinya tidak
signifikan.
Uji hipotesis negatif satu arah
Uji hipotesis satu arah variabel persaingan (X3) terhadap variabel
pendapatan (Y)
H0 : β3 ≥ 0, artinya tidak terdapat pengaruh negatif variabel persaingan (X3)
terhadap variabel pendapatan (Y).
Ha : β3 < 0, artinya terdapat pengaruh negatif variabel persaingan (X3) terhadap
76
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 3.3 Uji Pihak Kiri
Kriteria uji t adalah sebagai berikut:
Jika nilai -t-hitung < nilai -t-tabel, maka: H0 ditolak dan Ha diterima artinya
signifikan.
Jika nilai -t-hitung > nilai -t-tabel, maka: H0 diterima dan Ha ditolak artinya tidak
1.8.2.2Uji F (Pengujian Hipotesis Regresi Majemuk Secara Keseluruhan)
Pengujian F statistik digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel
bebas secara keseluruhan terhadap variabel terikat. Untuk menguji rumusan hipotesis
diatas digunakan uji F dengan rumus :
F= (Sudjana, 1996: 385)
Hipotesis
H0 : β = 0, artinya tidak terdapat pengaruh variabel modal, perilaku
kewirausahaan dan persaingan (X1, X2 dan X3) terhadap variabel pendapatan
(Y).
1 R
n k ) 1 (k R2 2
77
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
H1 : β ≠ 0, artinya terdapat pengaruh variabel modal, perilaku kewirausahaan
dan persaingan (X1, X2 dan X3) terhadap variabel pendapatan (Y).
Kriteria Uji F
1. Jika F hitung < F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak artinya keseluruhan
variabel bebas X tidak berpengaruh terhadap variabel terikat Y.
2. Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima artinya keseluruhan
variabel bebas X berpengaruh terhadap variabel terikat Y.
1.8.2.3Uji R2 (Koefisien Determinasi)
Menurut Gujarati (2001 : 98) dijelaskan bahwa koefisien determinasi (R2) yaitu angka
yang menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan variabel bebas
terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut. Koefisien determinasi sebagai alat ukur
kebaikan dari persamaan regresi yaitu memberikan proporsi atau presentase variasi
total dalam variabel tidak bebas Y yang dijelaskan oleh variabel bebas X. Nilai R2
berkisar antara 0 dan 1 (0 < R2< 1), dengan ketentuan sebagai berikut :
Jika R2 semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat semakin dekat, atau dengan kata lain model tersebut
dapat dinilai baik.
Jika R2 semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat jauh atau tidak erat, atau dengan kata lain model
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
133
4
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat menarik
kesimpulan tentang pengaruh modal, perilaku kewirausahaan dan persaingan terhadap
pendapatan usaha melalui suatu kasus pada pedagang sembako di pasar Pananjung
Kecamatan Pangandaran. Adapun kesimpulannya sebagai berikut:
1. Modal, perilaku kewirausahaan dan persaingan secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh terhadap pendapatan pedagang sembako di Pasar Pananjung.
2. Modal berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap pendapatan usaha
pedagang sembako di Pasar Pananjung Kecamatan Pangandaran. Artinya semakin
besar atau meningkatnya modal yang dimiliki maka pendapatan yang diperoleh
akan semakin meningkat dan sebaliknya jika modal yang dimiliki kecil atau
mnurun maka pendapatan yang diperoleh pun akan menurun.
3. Perilaku kewirausahaan berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap
pendapatan usaha pedagang sembako di Pasar pananjung Kecamatan
Pangandaran. Artinya ketika perilaku kewirausahaan yang dimiliki pedagang
semakin meningkat maka pendapatan akan meningkat dan begitu pun sebaliknya.
4. Persaingan berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap pendapatan.
134
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
untuk lebih unggul dari yang lain sehingga pendapatan semakin meningkat dan
begitu pun sebaliknya.
5.2Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis uraikan diantaranya sebagai berikut:
1. Para pedagang sembako di pasar Pananjung haruslah dapat memahami
faktor-faktor yang mempengaruhi besar atau kecilnya pendapatan yang diterima, baik
dari faktor modal, perilaku kewirausahaan dan persaingan yang dimiliki atau pun
faktor-faktor lain yang diduga dapat mempengaruhi pendapatan usaha pedagang,
guna mempertahankan kelangsungan usaha dan memperoleh pendapatan yang
tinggi.
2. Untuk meningkatkan pendapatan maka para pedagang harus meningkatkan
modalnya terutama modal lancar, yaitu uang kas dan persediaan barang dagangan
yang habis dalam satu kali putaran produksi atau kurang dari satu tahun. Modal
dalam sebuah usaha baik itu modal yang terdiri dari modal lancar dan tetap
haruslah tetap ada dan bahkan meningkat agar pedagang sembako mendapatkan
pendapatan yang lebih tinggi.
3. Pedagang haruslah meningkatkan perilaku kewirausahaannya dengan cara
memperluas wawasan dengan mencari informasi dari berbagai sumber baik dari
buku, televisi, internet atau sumber-sumber lainnya serta apabila ada kesempatan
para pedagang diharapkan dapat mengikuti berbagai pelatihan yang berhubungan
135
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kewirausahaan akan tercipta inovasi-inovasi dan kreatifitas yang pada akhirnya
dapat meningkatkan pendapatan. Serta pedagang akan cepat tanggap dalam
menghadapi kondisi lingkungan usaha yang selalu berubah setiap saat.
4. Sebagai upaya untuk menghadapi persaingan antar pedagang yang semakin ketat,
maka para pedagang harus lebih memotivasi diri sendiri untuk terus terpacu lagi
untuk lebih unggul dari pedagang lain dalam segala hal. Pedagang haruslah
menerapkan strategi persaingan yang tepat agar dapat bertahan dalam menghadapi
persaingan dan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi.
5. Untuk mendukung peningkatan wawasan atau pengetahuan para pedagang
tentang dunia usaha, sebaiknya pemerintah daerah setempat melalui instansi
terkait dapat ikut berperan serta dalam membantu para pedagang dengan cara
mengadakan pelatihan-pelatihan atau seminar tentang wirausaha bagi para
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Agus Widarjono. (2005). Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan
Bisnis. Yogyakarta : EKONISIA FE UII.
Arief Rahman. (2010). Definisi dan Kriteria UKM menurut Lembaga dan Negara
Asing. [Online]. Tersedia :
http//www.gereliku.web.id/news/criteria-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm. [22 September 2012].
Ary Setiawan. (2008). Peran UMKM Dalam Mengatasi Krisis Dan Peran Serta
Dalam Perekonomian. [Online]. Tersedia
:http://www.scribd.com/doc/102335452/Usaha-Mikro-Kecil-dan-Menengah-UMKM-Indonesia. [5 September 2012].
Asmie Poniwati. (2008). “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional Di Kota Yogyakarta”. Jurnal Neo-Bis. 2, (2), 197-210.
Bambang Riyanto. (2008). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta :
BPFE- Yogyakarta.
Case and Fair. (2007). Prinsip-prinsip Ekonomi Mikro. Jakarta : Erlangga.
Damodar, Gujarati. (2001). Ekonometrika Dasar, Jakarta : Erlangga.
Eeng Ahman dan Yana Rohmana. (2007). Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Bandung
: Laboratorium Ekonomi dan Koperasi.
Fitra Dila Lestari. (2011). Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Dan Persaingan
Terhadap Pendapatan Pedagang Di Daerah Wisata Pantai Pangandaran
(Suatu Kasus Pada Pedagang Di Sepanjang Pantai Pangandaran Kabupaten
Ciamis). Skripsi Upi tidak dipublikasikan.
Henry Faizal Noor. (2007). Ekonomi Manajerial. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Iskandar Putong. (2010). Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta : Mitra
Wacana Media.
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. (2011). Metode Penelitian Survai. Jakarta :
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia. (1998). Keputusan
Menteri Perindustrian dan perdagangan Republik Indonesia Nomor
115/MPP/KEP/2/1998.[Online].Tersedia:http://202.47.80.12/detail_peraturan.
[ 5 September 2012].
Meredith, Geoffrey. (2000). Kewirausahaan Teori dan Praktek. Jakarta : PT. Pustaka
Binaman Pressindo.
Mira Yuni Safitri Purwani. (2008). Pengaruh Persaingan Dan Perilaku
Kewirausahaan Terhadap Pendapatan Usaha (Suatu Kasus Pada Pedagang
Pakaian Dewasa di Mall Metro Tradae Center (MTC)). Skripsi Upi tidak
dipublikasikan.
Mudrajad Kuncoro. (2007). Ekonomika Industri Indonesia Menuju Negara Industri
Baru 2030. Yogyakarta : CV. ANDI.
Neti Budiwati dan Lizza Suzanti. (2010). Manajemen Keuangan Koperasi, Konsep
dan Aplikasi. Bandung : Laboratorium Ekonomi dan Koperasi.
Porter, Michael. (1994). Keunggulan Bersaing Menciptkan dan Mempertahankan
Kinerja Unggul. Jakarta : Binarupa Aksara.
Puji Astuti. (2005). Pengaruh Nilai Marjin Pemasaran Terhadap Pendapatan
Pengrajin Gula Kelapa di Desa Karang Duren Kecamatan Tengaran
Kabupaten Semarang. [Online]. Tersedia :
http://www.scribd.com/doc/49694459/12/d-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pendapatan. [30 September 2012].
Riduwan. (2008). Dasar-dasar Statistika. Bandung : Alfabeta.
Saifudin Azwar. (2011). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Offset.
Samuelson, P.A. & W.D.Nordhaus. (1996). Mikro Ekonomi Edisi Keempatbelas.
Jakarta : Erlangga.
Sadono Sukirno. (2005). Teori Pengantar Mikro Ekonomi. Jakarta : PT. Raja
Tyas Sasetyowati, 2013
Analisis faktor faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang sembako Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Setyawan Joe. (1994). Strategi Efektif Berwirausaha. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Sigit Sardjono.(2009). Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Surabaya : Tiga N
Sri Haryani. (2010). Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pada
Industri Paving Blok Nanjung. Skripsi Upi tidak dipublikasikan.
Staton, J. W. (1998). Manajemen Pemasaran. Jakarta : Bina Rupa Aksara.
Sugiyono. (1994). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT. Rineka Jakarta.
Suryana. (2006). Kewirausahaan Pedoman Praktis. Jakarta : Salemba Empat.
Tavi Supriana dan Vita Lestari Nasution. (2010). “Peran Usaha TKI Purna Terhadap
Pengembangan Ekonomi Lokal Dan Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
Usaha TKI Purna Di Provinsi Sumatera Utara”. Jurnal Makara Sosial
Humaniora. 14, (1), 42-50.
Tulus Tambunan. (2002). Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia. Jakarta : Salemba
Empat.
………. (2009). UMKM di Indonesia. Bogor : Ghalia Indonesia.
Yana Rohmana. (2010). Ekonometrika Teori dan Aplikasi dengan Eviews.
Bandung : Laboratorium Pend. EKOP FPEB UPI.
Yeni Mirah Dwi Nursanti. (2009). Pengaruh Kredit Permodalan, Perilaku
Kewirausahaan Dan pengalaman Usaha Terhadap Pendapatan Usaha Kecil.
Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Koperasi. 4, (1), 53-64.
Zimmerer, Thomas W. (2008). Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Jakarta
Tyas Sasetyowati, 2013