• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Obesitas dengan Ideal Diri pada Remaja di SMU Santo Thomas – 3 Medan Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Obesitas dengan Ideal Diri pada Remaja di SMU Santo Thomas – 3 Medan Tahun 2013"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN IDEAL DIRI PADA REMAJA DI SMU SANTO THOMAS – 3 MEDAN TAHUN 2014

ROMA ULI SIAHAAN 135102031

KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTASKEPERAWATAN

(2)
(3)
(4)

Hubungan Obesitas Dengan Ideal Diri Pada Remaja di SMU Santo Thomas – 3 Medan

Tahun 2014

ABSTRAK

Roma Uli Siahaan

Latar belakang : obesitas adalah keadaan dimana seseorang memiliki berat badan yang lebih berat dibandingkan berat badam idealnya yang disebabkan terjadinya penumpukan lemak ditubuhnya. Obesitas meningkat pada usia remaja, karena penurunan aktivitas fisik dan peningkatan konsumsi tinggi lemak, tinggi karbohidrat dimana memiliki gizi rendah. Pada remaja hal ini dapat disebabkan faktor yang bersifat multifaktorial baik yang bersifat genetik, lingkungan maupun faktor psokologis. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 prevalensi gemuk pada remaja usia 13-15 tahun sebesar 10,8 persen, terdiri atas 8,3 persen gemuk dan 2,5 persen sangat gemuk (obesitas)

Tujuan penelitian : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan obesitas dengan ideal diri pada remaja di SMU Santo Thomas – 3 Medan.

Metodologi : penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 responden. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan consecutive sampling. Analisa data yang digunakan uji adalah chi square.

Hasil : berdasarkan hasil penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 32 orang (53.3%), berumur 16 tahun sebanyak 28 orang (46.7%), suku batak sebanyak 28 orang (46.7%) dan memiliki ideal diri tinggi dengan tidak obesitas sebanyak 16 orang (26.7%) dan ideal rendah dengan obesitas sebanyak 16 orang (26.7%). Uji statistik diperoleh nilai p value = 0.851, dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara obesitas dengan ideal diri pada remaja.

Kesimpulan : penelitian ini membuktikan bahwa obesitas tidak mempengaruhi ideal diri remaja. Jadi, diharapkan remaja menjaga pola asupannya sehari – hari serta pihak sekolah menyediakan tempat konseling bagi remaja yang mengalami obesitas.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat rahmat dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan proposal karya

tulis ilmiah ini yang berjudul “Hubungan Obesitas dengan Ideal Diri pada

Remaja Di SMU Santo Thomas – 3 Medan Tahun 2013.

Peneliti menyadari bahwa dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini

masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan baik dari isi maupun tulisan,

penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang dapat membangun

sehingga dapat menjadi perbaikan dimasa yang akan datang.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapakan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. dr. Dedi Ardinata M.Kes, selaku dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku ketua program studi D

IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Mula Tarigan, S. Kp, M. Kep selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan arahan dan bimbingan dalam menyalesaikan proposal

(6)

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Teristimewa kepada Suami, anak, orangtua, mertua serta saudara

tercinta yang telah banyak membantu baik moril maupun materil,

memberikan dorongan dan semangat serta doa sehingga proposal ini

dapat diselesaikan.

6. Teman-teman program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara T.A. 2013/2014 yang telah banyak

memberi dukungan dalam penulisan proposal ini. Penulis menyadari

karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

Akhirnya kepada Tuhan Yang Maha Esa sajalah penulis berserah diri.

Semoga bantuan yang telah diberikan mendapat imbalan dari Tuhan Yang

Maha Esa. Semoga karya tulis ilmiah ini bermamfaat bagi semua pihak yang

membutuhkannya.

Medan, Juni 2013

Peneliti

(7)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR SKEMA ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

1. Tujuan umum ... 3

2 Tujuan Khusus ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja ... 5

(8)

2. Batasan usia remaja ... 6

B. Ideal diri ... 6

1. Defenisi ... 6

2. Faktor yang mempengaruhi ... 9

C. Obesitas ... 10

1. Defenisi ... 10

2. Penilaian status gizi ... 10

3. Jenis obesitas ... 12

4. Penyebab obesitas ... 14

5. Resiko obesitas ... 16

6. Penanggulangan obesitas ... 18

BAB III : KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep ... 19

B. Hipotesa ... 19

C. Defenisi Operasional ... 20

BAB IV : METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 22

B. Populasi dan Sampel ... 22

C. Tempat penelitian ... 22

D. Waktu Penelitian ... 23

(9)

F. Instrumen Pengumpulan Data ... 24

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 25

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 25

I. Rencana Analisa Data ... 26

BAB V : PEMBAHASAN A.Hasil ... 27

1. Analisis Univariat ... 28

2. Analisis Bivariat ... 28

B.Pembahasan ... 29

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 32

B. Saran ... 32

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.2 Defenisi Operasional ... 20

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin,

Umur dan Suku di SMU Santo Thomas – 3 Medan Tahun 2014 ... 27

Tabel 5.2 Distribusi Responden Distribusi Responden Berdasarkan Status

Obesitas di SMU Santo Thomas – 3 Medan Tahun 2014 ... 28

Tebel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Ideal Diri Remaja di SMU

Santo Thomas – 3 Medan Tahun 2014 ... 28

Tebel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Obesitas dengan

IdealDiri pada Remaja di SMU Santo Thomas – 3 Medan Tahun

(11)

DAFTAR SKEMA

Skema 1.Kerangka Konsep Hubungan Obesitas dengan Ideal Diri pada Remaja

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar konsul Pembuatan Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 2 : Surat Pernyataan Conten Validitas

Lampiran 3 : Surat Izin survey awal

Lampiran 4 : Balasan surat izin penelitian

Lampiran 5 : Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden

Lampiran 6 : Kuisioner

Lampiran 7 : Master Tabel

Lampiran 8 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Ideal Diri

Lampiran 9 : Hasil Out Put Data Penelitian

(13)

Hubungan Obesitas Dengan Ideal Diri Pada Remaja di SMU Santo Thomas – 3 Medan

Tahun 2014

ABSTRAK

Roma Uli Siahaan

Latar belakang : obesitas adalah keadaan dimana seseorang memiliki berat badan yang lebih berat dibandingkan berat badam idealnya yang disebabkan terjadinya penumpukan lemak ditubuhnya. Obesitas meningkat pada usia remaja, karena penurunan aktivitas fisik dan peningkatan konsumsi tinggi lemak, tinggi karbohidrat dimana memiliki gizi rendah. Pada remaja hal ini dapat disebabkan faktor yang bersifat multifaktorial baik yang bersifat genetik, lingkungan maupun faktor psokologis. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 prevalensi gemuk pada remaja usia 13-15 tahun sebesar 10,8 persen, terdiri atas 8,3 persen gemuk dan 2,5 persen sangat gemuk (obesitas)

Tujuan penelitian : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan obesitas dengan ideal diri pada remaja di SMU Santo Thomas – 3 Medan.

Metodologi : penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 responden. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan consecutive sampling. Analisa data yang digunakan uji adalah chi square.

Hasil : berdasarkan hasil penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 32 orang (53.3%), berumur 16 tahun sebanyak 28 orang (46.7%), suku batak sebanyak 28 orang (46.7%) dan memiliki ideal diri tinggi dengan tidak obesitas sebanyak 16 orang (26.7%) dan ideal rendah dengan obesitas sebanyak 16 orang (26.7%). Uji statistik diperoleh nilai p value = 0.851, dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara obesitas dengan ideal diri pada remaja.

Kesimpulan : penelitian ini membuktikan bahwa obesitas tidak mempengaruhi ideal diri remaja. Jadi, diharapkan remaja menjaga pola asupannya sehari – hari serta pihak sekolah menyediakan tempat konseling bagi remaja yang mengalami obesitas.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obesitas atau yang biasa dikenal sebagai kegemukan, merupakan suatu

masalah yang cukup merisaukan di kalangan remaja. Obesitas atau kegemukan

terjadi pada saat badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penunpukan jaringan adipose secara berlebihan. Jadi obesitas adalah keadaan dimana

seseorang memiliki berat badan yang lebih berat dibandingkan berat badam

idealnya yang disebabkan terjadinya penumpukan lemak di tubuhnya.

Sedangkan berat badan berlebih (overweight) adalah kelebihan berat badan termaksud didalamnya otot, tulang, lemak dan air (Provorawati, 2010).

Obesitas meningkat pada usia remaja, karena penurunan aktivitas fisik

dan peningkatan konsumsi tinggi lemak, tinggi karbihidrat dimana memiliki

gizi rendah. Pada remaja hal ini dapat disebabkan faktor yang bersifat

multifaktorial baik yang bersifat genetik, lingkungan maupun faktor psokologis

(Provorawati, 2010).

Dalam 10 tahun terakhir ini, angka prevalensi atau kejadian obesitas

diseluruh dunia menunjukkan peningkatan yang signifikan. Saat ini, 1,6miliar

orang dewasa di seluruh dunia mengalami berat badan lebih (overweight ), dan sekurang-kurangnya 400 juta diantaranya mengalami obesitas. Pada tahun

2015, diperkirakan 2,3 miliar orang dewasa akan mengalami overweight dan 700 juta di antaranya mengalami obesitas. Kejadian obesitas di negara – negara

(15)

tingkatan epidemi. Kejadian ini tidak hanya terjadi di negara – negara maju

saja, obesitas di beberapa negara berkembang bahkan telah menjadi masalah

kesehatan yang lebih serius. Sebagai contoh, 70% dan penduduk dewasa

Polynesia di Samoa masuk kategori obesitas (WHO, 1998).

Prevalensi overweight dan obesitas juga meningkat sangat tajam di kawasan Asia – Pasifik. Sebagai contoh, 20,5% dari penduduk Korea Selatan

tergolong overweight dan 1,5% tergolong obesitas. Di Thailand, 16%

penduduknya mengalami overweight dan 4% mengalami obesitas. Didaerah

perkotaan Cina, prevalensi overweight adalah 12,% pada laki-laki dan 14,4%

pada perempuan, sedang di daerah pedesaan prevalensi overweight pada

laki-laki dan perempuan masing – masing adalah 5,3% dan 9,8% (Inoue, 2000).

Di Indonesia, angka prevalensi obesitas juga menunjukkan angka yang

cukup mengkhawatirkan. Berdasarkan data SUSENAS tahun 2004, prevalensi

obesitas pada anak telah mencapai 11%. Berdasarkan data Riset Kesehatan

Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi nasional obesitas umum pada

penduduk berusia ≥ 15 tahun adalah 10,3% terdiri dari laki-laki 13,9%,

dan perempuan 23,8% , sedangkan prevalensi overweight pada anak-anak usia

6-14 tahun pada laki-laki 9,5% dan pada perempuan 6,4%. Angka ini hampir

sama dengan estimasi WHO sebesar 10% pada anak usia 5 -17 tahun

(SUSENAS, 2004).

Pada awalnya, obesitas tidak dianggap sebagai penyakit serius oleh

Organisasi Kesehatan Dunia WHO, karena obesitas diasumsikan hanya

(16)

Saat itu perhatian WHO lebih difokuskan pada masalah kurang gizi di negara

berkembang dan para dokter pun menganggap obesitas sebagai masalah kecil,

karena penyebabnya adalah ketidak – mampuan dalam mengelola asupan gizi.

Pada akhirnya WHO harus mengakui realita di masyarakat bahwa angka

prevalensi masalah gizi lebih (over-nutrition) termasuk obesitas, ternyata lebih banyak terjadi daripada masalah gizi kurang (under-nutrition). Saat ini obesitas

sudah menjadi penyakit epidemik global yang banyak terjadi pada orang

dewasa maupun pada anak-anak (James, P,Obesity: A Global Problem).

Ideal diri adalah persepsi tentang bagaimana dia harus berperilaku

standar, tujuan, keinginan atau nilai pribadi tertentu. Sering disebut bahwa

ideal diri sama dengan cita – cita, keinginan, harapan tentang diri sendiri (Bisri,

1995).

Persepsi individu tentang bagaimana seharusnya berperilaku

berdasarkan standar, aspirasi, tujuan atau nilai yang diyakini. Ideal diri harus

cukup tinggi supaya mendukung respek terhadap diri dan tidak terlalu tinggi,

terlalu menuntut, samar – samar atau kabur, ideal diri akan melahirkan harapan

individu terhadap dirinya saat berada ditengah masyarakat dengan norma

tertentu (Bisri, 1995).

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik dan berminat untuk

(17)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, maka yang menjadi

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan obesitas

dengan ideal diri (self – ideal) pada remaja di SMU Santo Thomas – 3 Medan. C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan obesitas dengan ideal diri (self – ideal) pada remaja di SMU Santo Thomas – 3 Medan.

b. Tujuan Khusus

Dengan memperhatikan permasalahan yang dikemukanan di atas, maka

tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui gambaran ideal diri pada remaja yang mengalami

obesitas di SMU Santo Thomas – 3 Medan.

2. Untuk mengetahui gambaran obesitas siswa SMU Santo Thomas –

3 Medan.

3. Untuk mengetahui hubungan obesitas dan ideal diri siswa SMU

Santo Thomas – 3 Medan.

D. Manfaat Peneliti

1. Bagi Peneliti Sendiri

Mendapatkan pengetahuan dan penglaman yang nyata dalam

melakukan penelitian di bidang kesehatan khususnya pada siswa SMU

Santo Thomas – 3 Medan yang berhubungan dengan ideal diri

(18)

Hasil peneliti ini dapat dipergunakan untuk membantu para guru

khususnya guru BP ( Bimbingan Penyuluhan) dan siswa dengan

obesitas mengetahui dampak buruk obesitas serta menumbuhkan

rasa percaya diri terhadap tubuh yang tidak ideal.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini sebagai dasar untuk melakukan penelitian lebih

lanjut berkait pada obesitas dengan ideal diri di SMU Santo Thomas

– 3 Medan.

Diharapkan hasil penelitian ini menambah pengetahuan para siswa

tentang obesitas, dampak penyakit yang ditimbulkan dan menjalani

(19)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Remaja

1. Defenisi Remaja

Sarwono (2001) menyatakan bahwa remaja berada dalam periode

transisi antara anak-anak dan orang dewasa dengan segala perkembangan

biologis, kognitif, dan psikososial. Ada beberapa definisi mengenai remaja,

Hurlock dalam bukunya Psikologi Perkembangan mendefinisikan masa remaja

sebagai masa penuh kegoncangan, taraf mencari identitas diri dan merupakan

periode yang paling berat (Hurlock, 1993).

Zakiah Darajad mendefinisikan remaja adalah masa peralihan, yang

ditempuh oleh seseorang dari anak-anak menuju dewasa, meliputi semua

perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa

(Darajad, 1990). Zakiah Darajad dalam bukunya yang lain mendefinisikan

remaja sebagai tahap umur yang datang setelah masa anak-anak berakhir,

ditandai oleh pertumbuhan fisik yang cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar

dan membawah akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan,

serta kepribadian remaja (Darajad, 1990).

Hasan Bisri dalam bukunya Remaja Berkualitas, mengartikan remaja

adalah mereka yang telah meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh dengan

ketergantungan dan menuju masa pembentukan tanggung jawab (Bisri, 1995).

(20)

seorang anak tahun untuk anak perempuan dan 12 – 20 tahun untuk anak laki –

laki.

Menurut undang – undang No. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan

anak, remaja adalah individu yang belum mencapai 21 tahun dan belum

menikah. Menurut undang – undang Perburuhan anak dianggap remaja apabila

telah mencapai umur 16 – 18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai

tempat untuk tinggal. Menurut UU Perkawinan No 1 tahun 1974, anak

dianggap sudah remaja apabila cukup matang untuk menikah, yaitu umur 16

tahun untuk anak perempuan dan 19 tahun untuk anak laki – laki.

Menurut DikNas anak dianggap remaja bila anak sudah berumur 18

tahun, yang sesuai dengan saat lulus Sekolah Menengah. Sedangkan menurut

WHO, remaja bila anak telah mencapai umur 10 – 18 tahun (Soetjiningsih,

2004).

Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik suatu kesimpulan masa

remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, karena pada

masa ini remaja telah mengalami perkembangan fisik maupun psikis yang

sangat pesat, dimana secara fisik remaja telah menyamai orang dewasa, tetapi

secara psikologis mereka belum matang.

2. Batasan Usia Remaja

Terdapat batasan usia pada masa remaja yang difokuskan pada upaya

meninggalkan sikap dan perilaku kekanak – kanakan untuk mencapai

kemampuan bersikap dan berperilaku dewasa. Menurut Kartini Kartono (1995)

(21)

a. Remaja Awal (12-15 Tahun)

Pada masa ini, remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat

dan perkembangan intelektual yang sangat intensif, sehingga minat anak pada

dunia luar sangat besar dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap kanak –

kanak lagi namun belum bisa meninggalkan pola kekanak – kanakannya.

Selain itu pada masa ini remaja sering merasa sunyi, ragu – ragu, tidak stabil,

tidak puas dan merasa kecewa.

b. Remaja Pertengahan (15-18 Tahun)

Kepribadian remaja pada masa ini masih kekanak – kanakan tetapi pada

masa remaja ini timbul unsur baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan

kehidupan badaniah sendiri. Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan

melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis. Maka dari

perasaan yang penuh keraguan pada masa remaja awal ini rentan akan timbul

kemantapan pada diri sendiri. Rasa percaya diri pada remaja menimbulkan

kesanggupan pada dirinya untuk melakukan penilaian terhadap tingkah laku

yang dilakukannya. Selain itu pada masa ini remaja menemukan diri sendiri

atau jati dirinya.

c. Remaja Akhir (18-21 Tahun)

Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal

dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan

keberanian. Remaja mulai memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan

hidupnya. Remaja sudah mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola

(22)

B.Ideal Diri

1. Defenisi Ideal Diri

Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dia harus

berperilaku bagaimana dia harus berperilaku berdasarkan standar, tujuan,

keinginan atau nilai pribadi tertentu. Sering disebut bahwa ideal diri sama

dengan cita – cita, keinginan, harapan tentang diri sendiri (Dalami, Suliswati,

Farida, Rochimah & Banon, 2009).

Persepsi individu tentang bagaimana seharusnya berperilaku

berdasarkan standar, aspirasi, tujuan atau nilai yang diyakini. Penetapan ideal

diri dipengaruhi oleh kebudayaan, keluarga dan ambisi, keinginan kemampuan

individu dalam menyesuaikan diri dengan orang serta prestasi masyarakat

setempat. Individu cenderung mensetting tujuan yang sesuai dengan

kemampuannya, kultural, realita, menghindari kegagalan dan rasa cemas

(Dalami, dkk, 2009).

Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang diinginkannya atau

sejumlah inspirasi, cita – cita, nilai yang ingin dicapai. Ideal diri akan

mewujidkan cita – cita dan harapan pribadi yang berdasarkan norma sosial

(keluarga, budaya) dan kepada siapa ia ingin lakukan (Riyadi & Purwanto,

2009).

Ideal diri mulai berkembang pada masa kanak – kanak yang

diperngaruhi oleh orang penting dari dirinya yang memberikan tuntunan dan

harapan. Pada masa remaja, ideal diri akan dibentuk melalui proses identifikasi

(23)

dalam batas yang dapat dicapai. Hal ini diperlukan oleh individu untuk

memacu dirinya ke tingkat yang lebih tinggi (Riyadi & Purwanto, 2009).

Ideal diri harus cukup tinggi supaya mendukung respek terhadap diri

dan tidak terlalu tinggi, terlalu menuntut, samar – samar atau kabur, ideal diri

akan berada ditengah masyarakat dengan norma tertentu, Ideal diri berperan

sebagai pengatur internal dan membantu individu mempertahankan

kemampuannya menghadapi konflik atau kondisi yang membuat bingung, ideal

diri penting untuk mempertahankan kesehatan dan keseimbangan mental (

Mubarak & Chayatin, 2006).

Ideal diri biasa juga bersifat realistis, bias juga tidak. Saat ideal diri

seseorang mendekati persepsinya tentang diri sendiri, orang tersebut cenderung

tidak ingin berubah dari kondisinya saat ini. Sebaliknya, jika ideal diri tersebut

tidak sesuai dengan persepsinya tentang diri sendiri, orang tersebut akan

terpacu untuk memperbaiki dirinya. Tetapi ingat, jika ideal diri terlalu tinggi

justru dapat menyebabkan harga diri rendah. Beberapa hal yang berkaitan

dengan ideal diri antara lain :

a. Pembentukan ideal diri pertama kali terjadi pada masa kanak – kanak

b. Masa remaja terbentuk melalui proses identifikasi terhadap orangtua, guru,

dan teman

c. Ideal diri dipengaruhi oleh orang – oarng yang dianggap penting dalam

memberikan tuntutan dan harapan

d. Ideal diri mewujudkan cita – cita dan harapan pribadi berdasarkan norma

(24)

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi Ideal Diri

Adapun faktor yang mempengaruhi ideal diri :

a. Kecenderungan individu untuk menetapkan ideal diri pada batas

kemampuan

b. Faktor budaya yang mempengaruhi individu yang menetapkan ideal diri.

Standar yang terbentuk ini kemudian akan dibandingkan dengan standar

kelompok teman

c. Ambisi dan keinginan untuk sukses dan melampaui orang lain, kebutuhan

yang realistis, keinginan untuk menghindari kegagalan, perasaan cemas dan

rendah diri ( Mubarak & Chayatin, 2006).

Semua faktor diatas mempengaruhi individu dalam menetapkan ideal

diri. Individu yang mampu berfungsi, akan mendemostrasikan kesesuain antara

persepsi diri dan ideal diri, sehingga ia akan dapat apa yang ingin ia inginkan.

Ideal diri hendaknya tidak terlalu tinggi, akan tetapi masih lebih tinggi dari

kemampuan agar tetap menjadi pendorong atau motivasi dala hidupnya.

Gangguan ideal diri terjadi karena ideal diri terlalu tinggi, sukar dicapai dan

tidak realistik (Riyadi & Purwanto, 2009).

C.Obesitas

1. Defenisi obesitas

Obesitas didefenisikan sebagai akumulasi lemak tubuh yang berlebihan

sedikitnya 20% di atas berat badan rata – rata sesuai umur, jenis kelamin, dan

(25)

Obesitas biasa disebut dalam bahasa awam sebagai kegemukan atau

berat badan yang berlebihan. Permasalahan ini terjadi hampir diseluruh dunia

dengan prevalensi yang semakin meningkat, baik di negara – negara maju

ataupun negara berkembang, termasuk Indonesia. Sejak tahun 1998, WHO juga

telah mendeklarasikan obesitas sebagai epidemik global ( Aryani, 2010).

2. Penilaian status gizi

Beberapa metoda yang telah dibakukan untuk menentukan

status gizi adalah sebagai berikut :

a. Tabel Metropolitan Life Insurance Co

Cara menentukan besar kecilnya perawakan atau postur tubuh

adalah dengan rumus :

b. Pengukuran Jaringan Lemak Bawah Kulit

Metoda ini dilakukan dengan alat khusu yang disebut “skinfold capiler”, yang mengukur ketebalan jaringan lemak dibawah kulit. Pada wanita pengukuran dilakukan di lengan atas bagian belakang (triceps). Bila ketebalan lemak mencapai lebih dari 2,5 cm, maka wanita itu

kegemukan. Pada pria pengukuran dilakukan di bawah tulang belikat (

subscapula). Ketebalan lemak yang mencapai lebih dari 1,5 cm termaksud kegemukan. Metode ini memerlukan keterampilan khusus

dan biasanya dilakukan waktu pemeriksaan pasien oleh dokter atau

dalam penelitian – penelitian.

(26)

Kegemukan pada dasarny bertingkat – tingkat. Semakin banyak lemak

di dalam tubuh, maka tingkat kegemukannya semakin besar. Untuk mengetahui

tingkat kegemukan, kegemukan bisa dihitung dengan kalkulator untuk melihat

posisi masing – masing.

d. Tentu saja, masing – masing penderita kegemukan harus jujur pada

dirinya sendiri. Dengan demikian, dapat diketahui tingkat kegemukan yang

dialaminya secara lebih pasti. Klasifikasi yang digunakan disini adalah kategori

berdasarkan aturan untuk orang – orang di Asia Pacific. Indonesia termasuk

bagi dari Asia Pacific.

Tabel 2.1

Klasifikasi Status Gizi

Klasifikasi Status Gizi Indeks Massa Tubuh (IMT)

Underweight < 18,5 kg/m2

Batas Normal 18,5 – 22,9 kg/m2

Overweight ≥ 23 kg/m2

At Risk 23,0 – 24,9 kg/m2

Obese ≥ 25 kg/m2

(27)

e. Rumus Broca

Penilaian status gizi seseorang dengan menggunakan Broca

adalah dengan cara menimbang berat badan (BB) dan mengukur tinggi

badannya (TB). Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :

3. Jenis obesitas

Terdapat beberapa jenis obesitas

a. Obesitas berdasarkan usia

 kegemukan pada masa bayi (infancy-onset obesity)

Kegemukan dapat terjadi pada semua umur, mulai dari bayi, anak – anak,

remaja sampai dewasa. Kegemukan pada masa bayi (infancy-onset obesity) dimulai sejak bayi baru lahir sampai berumur 24 bulan. Hal ini umumnya disebabkan karena bayi mendapatkan makanan yang berlebih.

Apabila kegemukan pada masa bayi ini terus berlangsung sampai umur 2

tahun, maka biasanya akan berlanjut terus sampai masa kanak – kanak.

Para peneliti mengungkapkan bahwa 30% dari bayi yang menderita

kegemukan sampai umur 6 bulan, kelak akan menjadi orang dewasa yang

gemuk pula.

 Kegemukan pada masa dewasa (adult-onset obesity) BB normal = TB – 100

BB ideal = BB normal – 10% (BB normal)

Ket :

(28)

Kegemukan saat dewasa biasanya terjadi setelah usia 30 tahun lebih.

Berdasarkan penelitian, setelah umur 25 tahun metabolisme basal turun

4% setiap 10 tahun berikutnya. Ini berarti makin tua seseorang maka

metabolisme basalnya makin rendah sehingga ada kelebihan energi dalam

tubuh yang akan ditumpuk sebagai jaringan lemak. Ditambah pula

kesibukan dalam pekerjaan serta tanggung jawabnya semakin bertambah

sehingga tidak sempat untuk berolahraga. Bila keadaan ini berlangsung

lama, lambat – laun tubuh akan menderita kegemukan.

b. Obesitas berdasarkan atas kondisi sel – sel lemak

 Jenis Hipertropik

Kegemukan yang terjadi karena ukuran sel – sel lemak yang membesar

disebut dengan obesitas Hipertropik. Hasil penelitian dua orang peneliti

yakni Hirsch dan Knittle mengungkapkan bahwa ukuran sel lemak normal adalah 0,3 ug, sedangkan jumlah sel lemak seseorang dengan berat normal

adalah 2 x 10 pangkat 10.

 Jenis Hiperplastik

Pada obesitas Hiperplastik, seseorang mempunyai jumlah sel lemak lebih

banyak – mungkin sampai jumlah 2 x 10 pangkat 16 – dibandingkan

dengan jumlah normal.

 Jenis Hipertropik – Hiperplastik

Obesitas Hipertropik – Hiperplastikterjadi apabila kelebihan gizi

berlangsung lama dan ukuran sel lemak telah mencapai maksimal yaitu 0,9

(29)

mulai memperbanyak diri sehingga jumlahnya bertambah banyak dan

dapat mencapai 2 x 10 pangkat 16 atau bahkan sampai tidak terbatas.

c. Obesitas berdasarkan atas distribusi jaringan lemak

 Obesitas tipe buah apel (tipe android)

Kegemukan tipe buah apel menpunyai gejala – gejala penimbunan

terutama di bagian tubuh sebelah atas yaitu di muka, leher, pundak, dada

dan perut. Umumnya tipe ini terdapat pada laki – laki, oleh karena itu

disebut tipe android (andro = laki – laki, bahasa latin).

 obesitas tipe per (tipe android)

Kegemukan tipe buah per ditandai dengan penimbunan lemak yang

berlebihan di bagian tubuh sebelah bawah yaitu perut, panggul, pantat/

bokong dan paha. Umumnya tipe ini terdapat pada wanita, oleh karena itu

disebut tipe ginoid (gino = perempuan).

d. Obesitas berdasarkan atas jaringan lemak yang tertimbun didaerah perut/

sentral

Pada obesitas sentral, penimbunan lemak terutama terdapat di daerah

perut ditandai dengan meningkatnya lingkar pinggang. Pada wanita

lingkar pinggang mencapai lebih dari 88 cm dan pada laki – laki lebih

dari 102 cm (Tirtawinata, 2012).

4. Penyebab obesitas

Adapun faktor yang menyebabkan obesitas adalah

(30)

Ada sebagian orang yang tidak dapat mengendalikan nafsu makannya

sehingga mereka makan berlebihan. Mereka selalu makan sekenyang –

kenyangnya, baik makan sehari – hari dirumah maupun di restoran ataupun

di pesta – pesta. Kebiasaan ini merupakan kebiasaan yang salah

mengakibatkan kegemukan. Para ahli menganjurkan agar makan

secukupnya saja, supaya ada ruang dalam perutnya untuk minuman, buah –

buahan sebagai pencuci ulut serta untuk pernafasan (Tirtawinata, 2012).

b. Kurang gerak badan

Faktor lain yang menyebabkan kegemukan adalah kurang gerak yang berarti

kurang melakukan aktivitas jasmani serta pola hidup yang terlalu santai.

Keadaan ekonomi yang membaik dan kemajuan teknologi yang pesat

membuat kehidupan seseorang lebih santai karena pekerjaan yang tadinya

dikerjakan dengan tenaga manusia sekarangdigantikan oleh mesin

(Tirtawinata, 2012).

c. Faktor psikologi

Keadaan psikologis seseorang dapat menyebabkan perubahan perilakunya.

Ketakutan, kecemasan, kesedihan, kebosanan dan stres karena tekanan

hidup akan menyebabkab perilaku yang berbeda – beda bagi setiap orang.

Ada yang mengatasi stres dengan tidur atau melamun, ada yang melakukan

olahraga atau jalan – jalan, ada pula yang menenggak minuman keras atau

menelan obat terlarang. Sebagian orang ada yang memilih makan berlebih

(31)

makanan berlebihan sebagai pelarian, karena proses makan selalu

memberikan rasa nikmat, kenyang dan nyaman, maka rasa kenyang dan

nyaman itu diidentikkan dengan rasa aman dan tenang. Makan berlebihan

sebagai “pelipur lara” ini dalam jangka panjang akan mengakibatkan

obesitas (Tirtawinata, 2012).

d. Faktor keturunan

Suatu penelitian di Amerika Serikat membuktikan bahwa apabila kedua

orang tua mempunyai berat badan normal, biasa berat badan anak –

anaknya juga normal; kecenderungan anak – anaknya menjadi gemuk

hanya sekitar 10%.

Apabila salah satu orang tuanya gemuk, maka kecenderungan anak –

anaknya menjadi gemuk meningkat menjadi 40 – 50%. Sedangkan bila

kedua orang tuanya gemuk, maka peluang anak – anaknya menjadi gemuk

meningkat lagi menjadi 70 – 80%. Menurut ilmu genetika, kegemukan

diturunkan dari orang tua ke anaknya, sesuai dengan hukum Mendel

(Tirtawinata, 2012).

5. Resiko obesitas

Penyakit generatif adalah penyakit yang disebabkan oleh

menurunannya fungsi organ – organ tubuh karena usia lanjut (Tirtawinata,

2012).

a. Penyakit Degeneratif

Hasil dari berbagai penelitian mengungkapkan bahwa angka kesakitan

(32)

berat badan normal, yang berarti penderit kegemukan lebih sering terserang

penyakit dari pada orang dengan berat badan normal. Demikian juga angka

kematian (mortalitas) pada penderita obesitas lebih tinggi dibandingkan dengan anga kematian pada orang dengan berat badan normal (Tirtawinata,

2012).

b. penyakit kanker

Obesitas merupakan faktor risiko terhadap terjadinya penyakit kanker.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa laki – laki penderita obesitas

mempunyai risiko lebih besar terkena usus besar dan kanker kelenjar

prostat, bila dibandingkan dengan laki – laki berbobot normal. Adapun

wanita kegemukan berisiko tinggi terkena kanker payudara, kanker indung

telur (ovarium) dan kanker mulut rahim, terutama pada wanita pasca menopause yaitu yang telah berhenti haidnya (Tirtawinata, 2012).

c. osteo-artritis

Penderita obesitas mempunyai risiko lebih tinggi terhadap penyakit osteo

– artritis daripada orang dengan berat badan normal. osteo – artritis adalah

radang di persendian tulang. Salah satu jenis artritis adalah penyakit akut

atau disebut juga gangguan asam urat yang disebabkan karena adanya

kadar asam urat dalam darah. Apabila kadar asam urat itu sangat jenuh,

maka akan terbentuk kristal asam urat yang mengendap disendi – sendi

tulang sehingga terasa sakit sekali bila sendi itu digerakkan (Tirtawinata,

(33)

d. batu empedu

Cairan empedu di hasilkan oleh hati (liver) dan ditampung dalam kantung

empedu. Fungsi cairan empedu adalah mencerna lemak makanan yang

kemudian mengalami metabolisme dalam tubuh menjadi energi yang

digunakan untuk aktifitas sehari-hari (Tirtawinata, 2012).

Jumlah cairan empedu yang diproduksi tergantung pada jumlah lemak

dalam makan. Bila makanan banyak mengandung lemak, maka makin

banyak pula cairan empedu yang diproduksi. Cairan empedu yang

berlebihan dan menjadi jenuh akan mengendap dan membentuk batu

empedu. Gejala penyakit empedu adalah rasa nyeri yang sangat hebat

(kolik) di derah perut bagian kanan atas (Tirtawinata, 2012).

e. Penampilan Fisik

Dampak sosial yang diakibatkan oleh obesitas ialah pandangan dari segi

estetika yaitu yang berkaitan dengan keindahan, keserasian tubuh dan

kecantikkan. Sebenarnya hal ini sangat relatif, tergantung pada zaman dan

mode. Dalam kehidupan sehari – hari, mereka yang menderita obesitas

kesukaran memilih pakaian jadi yang pas dan kesukaran mendapatkan

pekerjaan bila dibandingkan dengan orang – orang yang berbadan langsing

yang kualisifikasinya sama (Tirtawinata, 2012). 6. Penanggulangan obesitas

a. Perilaku Sehat

Seseorang sangat mempengaruhi kesehatannya. Modifikasi perilaku

(34)

pada mereka yng menjalani terapi obesitas. Melalui modifikasi perilaku

ini dapat diketahui faktor atau situasi apa yang dapat membuat berat

badan menjadi berlebih sehingga diharapkan dapat membantu

mengatasi ketidakpatuhan dalam terapi obesitas (Andri & Hurmaly,

2013).

b. Aktivitas fisik

Tujuan aktivitas fisik dalam penurunan berat badan adalah

membakar lebih banyak kalori. Banyaknya kalori yang dibakar

bergantung dari frekuensi, durasi dan intensitas latihan yang dilakukan.

Salah satu cara untuk menghilangkan lemak tubuh adalah aerobik atau

berjalan kaki selama 30 menit setiap hari (Andri & Hurmaly, 2013).

c. Perubahan Pola Makan

Inti dari perubahan pola makan ini adalah mengurangi asupan

kalori total. Bicarakan dengan dokter atau ahli gizi untuk mengetahui

kebutuhan kalorimu. Diet ekstrem tidak disarankan karena dapat

mengurangi nutrisi yang seharusnya diperlukan dalam masa

pertumbuhan remaja, misalnya dengan terjadinya defisiensi vitamin.

Puasa terus – menerus juga bukanlah suatu jawaban karena penurunan

berat badan kebanyakan berasal dari kehilangan air dari dalam tubuh

(35)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka Konsep merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian

yang dilakukan dan memberikan landasan kuat terhadap topik yang

dipilih sesuai dengan identifikasi masalahnya (Hidayat, 2007).

Adapun kerangka konsep dari penelitian yang berjudul “Hubungan

Obesitas dengan Ideal Diri pada Remaja di SMU Santo Thomas – 3

Medan” adalah sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 3.1. kerangka konsep B. Hipotesa

Secara umum pengertian hipotesis yaitu suatu pernyataan yang masih

lemah dan membutuhkan pembuktian untuk menegaskan apakah hipotesis

tersebut dapat diterima atau harus ditolak, berdasarkan fakta atau data empiris

yang telah dikumpulkan dalam penelitian (Hidayat, 2007).

Dari kerangka konsep yang sudah dibentuk menjadi hubungan –

hubungan variabel tersebut, maka dapat dibuat kalimat hipotesa sebagai berikut

:

(36)

Ha : ada hubungan obesitas dengan ideal diri remaja di SMU Santo

Thomas – 3 Medan Tahun 2014.

Ho : tidak ada hubungan obesitas dengan ideal diri remaja di SMU Santo

Thomas – 3 Medan Tahun 2014.

C. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah mendefenisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu

objek atau fenomena. Defenisi Operasional ditentukan berdasarkan

parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara

pengukurannya merupakan cara di mana variabel dapat di ukur dan

[image:36.595.115.508.491.745.2]

ditentukan karakteristiknya (Hidayat, 2007).

Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel

Penelitian

Definisi Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Idependen (bebas) yaitu obesitas pada remaja SMU Kegemukan atau

berat badan yang

berlebih pada remaja akibat penimbunan lemak yang berlebih pada Menggunakan timbangan dan microtoice untuk menghitung Indeks Massa 1. Normal apabila IMT

18,5 – 22,9

2. Obesitas

apabila IMT

>30

(37)

Santo

Thomas –

3 Medan.

siswa SMU yang

berusia 15 – 19

tahun Tubuh (IMT) Dependen (terikat) yaitu ideal diri remaja Penilaian siswa/ siswi SMU

Santo Thomas –

3 Medan yang

berusia 15 – 18

tahun tentang evaluasi memandang dirinya, terutama sikap menerima, menolak, dan indikasi besarnya kepercayaan individu terhadap kemampuan, kesuksesan, keberhargaan Kuesioner ideal diri dengan pertanyaan sebanyak 15 soal dan jawaban

SS : 1

S : 2

TS : 3

R : 4

STS : 5

Skor :

Ideal diri

rendah : 46 –

75.

Ideal diri tinggi

: 15 – 45.

(38)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan

desain deskriptif korelasi yaitu desain penelitian yang mengkaji

hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok

subjek (Elfindri, Zainal & Rizanda, 2011). Penelitian ini bertujuan

untuk mengidentifikasi hubungan obesitas dengan ideal diri remaja di

SMU Santo Thomas – 3 Medan.

B. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010).

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja kelas X, kelas XI dan kelas

XII yang mengalami obesitas dan tidak obesitas di SMU Santo Thomas

– 3.

2. Sampel

Sampel yang digunakan peneliti adalah siswa di SMU Santo Thomas – 3

yang mengalami obesitas dengan IMT 30 dan siswa – siswi yang tidak

mengalami obesitas dengan IMT ≤ 22.9. Jadi sampel dalam penelitian ini

sebanyak 60 siswa, masing – masing 30 siswa yang obesitas dan 30 siswa yang

(39)

kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sehingga jumlah responden

terpenuhi (Nursalam, 2008).

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMU Santo Thomas – 3 Medan dengan

pertimbangan lokasi mudah dijangkau oleh peneliti sehingga

penggunaan waktu dan biaya lebih ekonomis dan efisien dan adanya

populasi yang mencukupi untuk dijadikan responden serta lokasi ini

juga belum pernah ada penelitian yang sama sebelumnya.

D. Waktu Penelitian

Penelitian mengenai hubungan obesitas dengan ideal diri remaja di

SMU Santo Thomas – 3 dilaksanakan mulai Oktober 2013 – Juni 2014.

Yang dimulai dari pengajuan judul, penunjuk pembimbing, seminar

proposal, pengumpulan data, pengolahan data, dan sidang KTI.

E. Etika Penelitian

Penelitian dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari

institusi pendidikan yaitu Program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas

Keperawatan Sumatera Utara dan izin dari kepala SMU Santo Thomas

– 3 Medan. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik

yaitu memberikan penjelasan kepada calon responden penelitian

tentang tujuan, manfaat dan prosedur pelaksanaan penelitian. Peneliti

(40)

ditandatangani oleh responden. Dalam penelitian ini responden tidak

ada yang menolak untuk dilakukan penelitian, kuesioner tidak

dicantumkan nama responden (anomity), tetapi hanya menggunakan inisial. Jawaban yang diberikan responden adalah jawaban sendiri tanpa

dipengaruhi oleh siapapun dan akan dijaga kerahasiaannya

(confidentiality), data-data yang diperoleh dari responden hanya untuk kepentingan penelitian (Hidayat, 2010)

F. Instrumen Pengumpulan Data

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner.

Kuisioner disusun oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka yang

terdiri dari dua bagian, Bagian pertama berisi pertanyaan terntang

demografi seperti : usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan dan

IMT, sedangkan bagian kedua berisi pertanyaan tentang gambaran ideal

diri responden.

Untuk mengukur obesitas adalah timbangan berat badan dan

microtoise untuk mengukur tinggi badan. Untuk menentukan obesitas

dan tidak obesitas metode yang diguna adalah IMT, yang didapat

dengan cara membagi BB dengan kuadrat dari tinggi badan seseorang,

dikatakan obesitas jika nilai IMT ≥ 30.

Kuisioner ideal diri adalah berupa pertanyaan – pertanyaan yang

diberikan responden. Kuisioner ini terdiri 15 butir pertanyaan dengan

menggunakan skala likert dengan pilihan jawaban yaitu : SS : 5, S : 4,

(41)

tertinggi 75. Semakin tinggi skor maka semakin rendah ideal diri

demikian sebaliknya. Ideal diri responden dikategorikan berdasarkan

rumus statistik menurut Sudjan (1992)

P =

Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang (nilai tertinggi

dikurangi nilai terendah) sebesar 60 dan 2 kategori kelas untuk ideal

diri didapatlah panjang kelas sebesar 30. Menggunakan P = 30 dan

nilai terendah 15 sebagai batas bawah kelas interval pertama, maka

ideal diri responden dikategorikan atas kelas interval sebagai berikut :

15 – 45 adalah ideal diri tinggi dan 46 – 75 adalah ideal diri rendah.

G. Uji Validitas Dan Reabilitas Instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk menguji kesahihan instrumen penelitian di mana berarti instrumen penelitian dapat mengukur apa

yang hendak diukur (Notoadmodjo, 2010). Satu butir instrumen

penelitian dikatakan valid dan dapat mengukur variabel penelitian yang dimaksud jika nilai koefisien validitasnya adalah 4. Uji validitas ini dilakukan dengan cara conten validity kepada 2 orang yang ahli

dibidang. Instrumen dinyatakan valid apabila nilai Conten Validity Index (CVI) adalah 1.0.

2. Uji Reliabilitas

(42)

reliabel apabila koefisien α 0,70 atau lebih. Dalam penelitian ini nilai

realibilitas cronsbach’s alphanya 0.851 jadi kuesioner yang digunakan

oleh peneliti telah teruji validitas dan reliabelitasnya.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimulai setelah peneliti mengajukan

permohonan izin untuk melakukan penelitian pada Ketua Program

D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Setelah mendapat izin

dari Akademik, peneliti mengantar surat izin tersebut kepada Kepala

SMU Santo Thomas – 3 Medan.

Kemudian setelah mendapat izin dari Kepala SMU Santo Thomas

– 3 Medan, peneliti melaksanakan proses pengumpulan data dari

responden. Peneliti menjelaskan tujuan penelitian ini kepada calon

responden dan meminta kesediaannya untuk menjadi subjek penelitian.

Setelah responden setuju untuk menjadi subjek penelitian, peneliti

mengajukan surat persetujuan menjadi responden untuk ditanda

tangani.

Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden.

Peneliti mengingatkan responden untuk mengisi kuesioner sesuai yang

dialami dengan jujur dan mengingatkan untuk mengisi semua

pertanyaan dan pernyataan yang ada dilembar kuesioner. Selanjutnya

peneliti memberikan penilaian berdasarkan kriteria yang disusun

(43)

I. Rencana Analisa Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif,

dimana dalam pengolahan data akan menggunakan teknik statistik,

yakni teknik pengolahan data menggunakan analisis statistik

(Notoatmodjo, 2010). Langkah-langkah yang digunakan dalam

menganalisa data pada penelitian ini adalah dengan melakukan analisis

deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriftif untuk mengetahui

frekuensi dan persentase remaja yang obesitas dan tidak obesitas, serta

frekuensi dan persentase ideal diri tinggi dan rendah serta analisis

inferensial untuk menguji ada tidaknya hubungan antara obesitas

dengan ideal diri. Uji statistik yang digunakan adalah chi square.

Dikatakan ada hubungan jika nilai p < 0,05. Data diolah dengan

(44)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang Penelitian dengan

judul “Hubungan Antara Obesitas Dengan Ideal Diri (Self – Ideal) pada Remaja di SMU Santo Thomas – 3 Medan” dengan jumlah sampel sebanyak

60 orang remaja, dimana 30 orang yang mengalami obesitas dan 30 orang yang

tidak mengalami obesitas.

1. Analisa Univariat

Analisa data dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan

(45)
[image:45.595.110.500.187.465.2]

Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin, Umur dan Suku di SMU Santo Thomas – 3 Medan Tahun 2014

Karakteristik Responden

Tidak Obesitas

Obesitas Total

F % f % F %

Jenis kelamin

Perempuan 17 28 .3

15 25.0 32 53.3

Laki – laki 13 21.7 15 25.0 28 46.7

Umur

15 1 1.7 2 3.3 3 5.0

16 14 23.3 14 23.3 28 46.7

17 12 20.0 9 15.0 21 35.0

18 3 5.0 4 6.7 7 11.7

19 0 0 1 1.7 1 1.7

Suku

Toba 10 16.7 18 30.0 28 46.7

Karo 8 13.3 4 6.7 12 20.0

Simalungun 5 8.3 4 6.7 9 15.0

Jawa 4 6.7 1 1.7 5 8.3

Cina 3 5.0 3 5.0 6 10.0

Berdasarkan tabel 5.1 diperoleh data bahwa responden berjenis kelamin

perempuan sebanyak 32 orang (53.3%) dengan siswa tidak obesitas berjumlah

17 orang (28.3%) dan obesitas berjumlah 15 orang (25.0%), berumur 16 tahun

sebanyak 28 orang (46.7%) dengan siswa tidak obesitas dan siswa obesitas

berjumlah sama yaitu 14 orang (23.3%), dan bersuku batak toba sebanyak 28

orang (46.7%), dengan siswa tidak obesitas berjumlah 10 orang (16.6%) dan

(46)
[image:46.595.110.503.151.250.2]

Tabel 5.2.

Distribusi Responden Berdasarkan Status Obesitas di SMU Santo Thomas – 3 Medan Tahun 2014

Status Obesitas Frekuensi Persentase (%)

Tidak Obesitas Obesitas 30 30 50.0 50.0

Berdasarkan tabel 5.2 diperoleh data bahwa responden yang obesitas

dan tidak obesitas memiliki frekuensi yang sama masing – masing sebanyak

30 orang (50.0%).

Tabel 5.3.

Distribusi Responden Berdasarkan Ideal Diri Remaja di SMU Santo Thomas – 3 Medan Tahun 2014

Ideal Diri Frekuensi Persentase (%)

Tinggi Rendah 30 30 50.0 50.0

Berdasarkan tabel 5.3 diperoleh data bahwa responden yang memiliki

ideal diri tinggi sama dengan yang memiliki ideal diri rendah dengan masing –

masing sebanyak 30 orang (50.0 %).

2. Analisis Bivariat

Hubungan obesitas dengan ideal diri pada remaja di SMU Santo

(47)

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Obesitas dengan Ideal Diri pada Remaja di SMU Santo Thomas – 3 Medan

Tahun 2014 Ideal Diri Status Obesitas Jumlah Tidak Obesitas Obesitas

f % F % f %

Tinggi Rendah 16 14 26.7 23.3 14 16 23.3 26.7 30 30 100 100

P = 0.851

Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa dari 60 responden yang diteliti

terhadap remaja tentang hubungan obesitas dengan ideal diri pada remaja di

SMU Santo Thomas – 3 Medan Tahun 2014, terdapat 16 responden (26.7%)

tidak obesitas dengan ideal diri tinggi, dan 14 responden (23.3%) tidak obesitas

dengan ideal diri rendah sedangkan pada obesitas terdapat 14 orang (23.3%)

dengan ideal diri tinggi, 16 orang (26.7%) dengan ideal diri rendah.

B. Pembahasan

Pada pembahasan ini peneliti menguraikan tujuan penelitian ini yaitu

bagaimana karakteristik para responden, bagaimana ideal diri responden, serta

(48)

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil a. Obesitas

Obesitas didefenisikan sebagai akumulasi lemak tubuh yang berlebihan

sedikitnya 20% di atas berat badan rata – rata sesuai umur, jenis kelamin, dan

berat badan (Mubarak & Chayatin, 2006).

Obesitas biasa disebut dalam bahasa awam sebagai kegemukan atau

berat badan yang berlebihan. Permasalahan ini terjadi hampir diseluruh dunia

dengan prevalensi yang semakin meningkat, baik di negara – negara maju

ataupun negara berkembang, termasuk Indonesia. Sejak tahun 1998, WHO juga

telah mendeklarasikan obesitas sebagai epidemik global ( Aryani, 2010).

Berdasarkan tabel 5.2 diperoleh data bahwa responden yang obesitas

dan tidak obesitas memiliki frekuensi yang sama masing – masing sebanyak

30 orang (50,0%).

b. Ideal Diri

Ideal diri adalah persepsi tentang bagaimana dia harus berperilaku

standar, tujuan, keinginan atau nilai pribadi tertentu. Sering disebut bahwa

ideal diri sama dengan cita – cita, keinginan, harapan tentang diri sendiri (Bisri,

1995).

Persepsi individu tentang bagaimana seharusnya berperilaku

berdasarkan standar, aspirasi, tujuan atau nilai yang diyakini. Ideal diri harus

cukup tinggi supaya mendukung respek terhadap diri dan tidak terlalu tinggi,

(49)

individu terhadap dirinya saat berada ditengah masyarakat dengan norma

tertentu (Bisri, 1995).

Berdasarkan tabel 5.3 diperoleh data bahwa responden yang memiliki

ideal diri tinggi sama dengan yang memiliki ideal diri rendah dengan masing –

masing sebanyak 30 orang (50.0 %).

c. Hubungan Obesitas dengan Ideal Diri di SMU Santo Thomas – 3 Medan

Berdasarkan hasil penelitian ini tidak ditemukan hubungan obesitas

dengan ideal diri pada remaja. Dari hasil penelitian mayoritas responden tidak

obesitas dengan ideal diri tinggi sebanyak 16 orang (26,7%), dan mayoritas

responden obesitas dengan ideal diri tinggi sebanyak 14 orang (23.3%). Hal ini

pun dibuktikan dengan uji statistik chi square pada tingkat signifikan α = 0,05 (95%), maka didapatkan ρ < α (0.851 < 0.05) berarti Ho gagal ditolak. Maka

secara statistik menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara

obesitas dengan ideal diri pada remaja.

2. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan dimana pada penelitian

ini hanya menganalisa data untuk mengetahui hubungan antara variabel

independent dengan dependent tanpa menilai seberapa erat hubungan tersebut

dan variabel manakah yang paling mempengaruhi serta seberapa berpengaruh

(50)

3. Implikasi Untuk Asuhan Kebidanan/Pendidikan Bidan

a. Hasil penelitian ini memberi informasi bagi pelayanan kebidanan

sebagai sumber informasi bagi petugas kesehatan terutama dalam

pemahaman ideal diri pada remaja yang mengalami obesitas.

b. Sebagai penelitian dan sumber informasi untuk penelitian berikutnya

(51)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian hubunganobesitas dengan ideal diri pada

remaja di SMU Santo Thomas -3 Medan tahun 2014, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari hasil uji statistik pada responden berdasarkan karakteristik jenis

kelamin responden mayoritas berjenis kelamin perempuan sebanyak 32

orang (53.3%), berdasarkan karakteristik umur mayoritas berumur 16

tahun sebanyak 28 orang (46.7%), dari berdasarkan karakteristik suku

responden mayoritas suku batak toba sebanyak 28 orang (46.7%)

2. Dari hasil uji statistik pada 37 responden berdasarkan tidak obesitas

mayoritas terdapat 16 orang (26.7%) ) dengan ideal diri tinggi dan

obesitas mayoritas terdapat 16 orang dengan ideal diri rendah.

3. Dari hasil uji statistik pada 60 responden diperoleh nilai p = 0.851 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan obesitas dengan ideal diri

pada remaja.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan diatas maka peneliti pun

memberikan sedikit saran berdasarkan pemikiran serta pengetahuan yang

sederhana sebagai berikut:

(52)

Peneliti berharap dikemudian hari dapat mengembangkan lagi pebelitian ini.

Dimana peneliti juga mendapatkan pengetahuan dan penglaman yang nyata

dalam melakukan penelitian di bidang kesehatan khususnya pada siswa

SMU Santo Thomas – 3 Medan yang berhubungan dengan ideal diri

2. Bagi Tempat Yang diteliti

Peneliti berharap hasil peneliti ini dapat dipergunakan untuk membantu para

guru khususnya guru BP ( Bimbingan Penyuluhan) dan siswa dengan

obesitas mengetahui dampak buruk obesitas serta menumbuhkan rasa

percaya diri terhadap tubuh yang tidak ideal.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti berharap hasil penelitian ini sebagai dasar untuk melakukan

penelitian lebih lanjut berkait pada obesitas dengan ideal diri di SMU Santo

(53)

DAFTAR PUSTAKA

Andri, F., Hurmaly, T. (2013). Diet Sehat Khusus Remaja Berdasarkan Golongan Darah A B Ab O. Bandung : ISBN.

Arikunto, Suharsimi. 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Aryani, R. (2010). Kesehatan Remaja : Problem dan Solusinya. Jakarta : Salemba Medika.

Bisri, H. (1995). Remaja Berkualitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Dalami, E., Suliswati, Farida, P., Rochimah, & Banon, E. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Masalah Psikososial, cetakan pertama. Jakarta : Trans Info Media.

Darajat, Z. (1990). Kesehatan Mental. Jakarta: CV Haji Masagung.

Elfindri, Hasnita, E., Abidin, Z., & Elmiyasna, M, R. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan, Cetakan Pertama. Jakarta : Baduose Media Jakarta.

Hidayat, A. (2010). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data, Cetakan keempat. Jakarta : Salemba Medika.

Hurmaly, T., & Andri, F. (2013). Diet Sehat Khusus Remaja Berdasarkan Golongan Darah A, B, AB, O, Edisi pertama. Yogjakarta : Khitah Publishing.

Hurlock, E.B. (2000). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Kartini, K. (2005). Patologi Sosial 2; Kenakalan Remaja. Jakarta : Rajawali Pers.

Mubarak, I., & Chayatin, N. (2006). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Teori & Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC.

Notoadmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi tiga. Jakarta : Rineka Cipta.

(54)

Proverawati, A. (2010). Obesitas dan Gangguan Perilaku Makan Pada Remaja. Yogjakarta : Nuha Medika.

Riyadi, S., & Purwanto, T. ( 2009). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Santrock. J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja.(edisi keenam) Jakarta : Erlangga.

Sitohang, A. N., & Siregar, S. L. F., (2012). Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah, Medan : Program D IV Bidan Pendidik.

Suyanto. (2011). Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan, Edisi pertama. Yogjakarta : Muha Medika.

Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya, cetakan pertama. Jakarta : Sagung Seto.

Putri,R. (2012). Hubungan Obesitas Dengan Citra Tubuh Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI). FIK UI : Skripsi.

Tirtawinata, Ch.(2012). Ingin Menjadi Langsing : Penanggulangan Obesitas Secara Terpadu, Edisi pertama. Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

http://health.okezone.com/read/2014/04/17/482/972012/kondisi-obesitas-di-indonesia-kian-mengkhawatirkan

(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)

Lampiran 6

Kuesioner

“Hubungan Obesitas dengan Ideal Diri Remaja di SMU Santo Thomas – 3 Medan”

Kode Responden : (diisi oleh peneliti)

Tanggal Pengisian :

A.Data Demografi

Jenis Kelamin : Pria/Wanita

Usia : ... tahun Berat Badan : ... kg

Tinggi Badan : ... cm IMT : ...

B.Kuesioner Ideal Diri

Petunjuk pengisian lembar kuesioner.

Berikut ini terdapat beberapa pertanyaan. Baca dan pahami baik – baik setiap pertanyaan, lalu berikan tanda silang (X) pada pertanyaan yang paling sesuai dengan diri anda, pada salah satu jawaban yang tersedia, yaitu :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

R : Ragu – ragu

(63)

No. Pertanyaan SS S TS R STS

1. Saya merasaa penampilan saya tidak sempurna

karena memiliki tubuh yang besar

2. Saya merasa agak kesulitan beraktivitas dengan

tubuh saya yang besar

3. Saya merasa malu dengan bentuk tubuh saya karena

saya merasa tidak menarik bagi lawan jenis

4. Saya merasa kurang dihargai oleh teman – teman

ataupun orang – orang disekitar saya karena bentuk

tubuh saya yang besar

5. Saya merasa tubuh saya lebih besar dibandingkan

tubuh teman – teman sebaya saya

6. Saya merasa malu apabila ada teman atau orang lain

yang memperhatikan bentuk tubuh saya

7. Saya merasa malu apabila tampil di depan umum

karena saya merasa badan saya yang besar

8. Saya merasa minder untuk berkenalan dengan orang

lain karena bentuk tubuh yang besar

9. Saya tidak puas dengan berat badan saya

10. Saya merasa frustasi atau bingung tentang

penampilan saya

11. Saya merasa senang dengan diri sendiri

(64)

13. Saya merasa bahwa orang disekitar saya mengagumi

saya

14. Saya merasa tidak menarik

15. Saya merasa khawatir tentang apa yang orang

(65)

Lampiran 7

MASTER TABEL no.

Responden JK Umur suku BB TB IMT Obesitas

Ideal Diri

jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

(66)
(67)
(68)
(69)

Keterangan Jenis Kelamin : Umur : Suku :

1 : Perempuan 1:15 1 : Batak 2 : Lakilaki 2:16 2 : Karo

3:17 3:Mandailing 4:18 4 : Jawa

5:15 5 : Cina

Obesitas : Ideal Diri :

(70)

Lampiran 8

Distribusi Jawaban Responden Tentang Ideal Diri

No Pernyataan

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Ragu Sangat Tidak Setuju

F % f % f % f % f %

1 Saya merasaa penampilan saya tidak sempurna karena memiliki tubuh yang besar

15 25 3 5 18 30 14 23.3 10 16.7

2 Saya merasa agak kesulitan beraktivitas dengan tubuh saya yang besar 14 23.3 5 8.3 24 40 11 18.3 6 10

3 Saya merasa malu dengan bentuk tubuh saya karena saya merasa tidak menarik bagi lawan jenis

18 30 2 3.3 25 30 11 18.3 4 6.7

4 Saya merasa kurang dihargai oleh teman – teman ataupun orang – orang disekitar saya karena bentuk tubuh saya yang besar

25 30 3 5 26 43.3 6 10 0 0

5 Saya merasa tubuh saya lebih besar dibandingkan tubuh teman – teman sebaya saya

15 25 10 16.7 23 38.3 11 18.3 1 1.7

6 Saya merasa malu apabila ada teman atau orang lain yang memperhatikan bentuk tubuh saya

17 28.3 5 8.3 22 36.7 10 16.7 6 10

7 Saya merasa malu apabila tampil di depan umum karena saya merasa badan saya yang besar

18 30 7 11.7 22 36.7 10 16.7 3 5

(71)

tubuh yang besar

9 Saya tidak puas dengan berat badan saya 12 20 7 11.7 17 28.3 15 25 9 15

10 Saya merasa frustasi atau bingung tentang penampilan saya 20 33.3 8 13.3 18 30 10 16.7 4 6.7

11 Saya merasa senang dengan diri sendiri 3 5 5 8.3 6 10 17 28.3 29 48.3

12 Saya merasa senang dengan penampilan saya sendiri 0 0 4 6.7 6 10 22 36.7 28 46.7

13 Saya merasa bahwa orang disekitar saya mengagumi saya 3 5 12 20 14 23.3 18 30 13 21.7

14 Saya merasa tidak menarik 21 35 7 11.7 23 38.3 8 13.3 1 1.7

(72)

Lampiran 9

Reliability Case Processing Summary

N %

Cases Valid 60 56.6

Excludeda 46 43.4

Total 106 100.0

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.851 15

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted

P1 40.53 90.423 .602 .835

P2 40.98 92.695 .624 .834

P3 40.87 89.033 .747 .826

P4 41.33 94.497 .595 .837

P5 41.00 95.424 .547 .839

P6 40.70 88.451 .718 .827

P7 41.05 88.489 .772 .825

P8 41.17 89.938 .791 .826

P9 40.52 97.542 .347 .850

P10 41.05 88.930 .733 .827

P11 39.48 109.678 -.103 .871

P12 39.32 112.593 -.257 .871

P13 40.12 109.054 -.078 .870

P14 41.20 90.841 .748 .828

(73)

JK * obesitas Crosstabulation

obesitas

Total normal obes

JK perempuan Count 17 15 32

% within JK 53.1% 46.9% 100.0% % within

obesitas 56.7% 50.0% 53.3% % of Total 28.3% 25.0% 53.3%

laki-laki Count 13 15 28

% within JK 46.4% 53.6% 100.0% % within

obesitas 43.3% 50.0% 46.7% % of Total 21.7% 25.0% 46.7%

Total Count 30 30 60

% within JK 50.0% 50.0% 100.0% % within

(74)

umur * obesitas Crosstabulation

obesitas

Total normal obes

umur 15 Count 1 2 3

% within umur 33.3% 66.7% 100.0% % within

obesitas 3.3% 6.7% 5.0% % of Total 1.7% 3.3% 5.0%

16 Count 14 14 28

% within umur 50.0% 50.0% 100.0% % within

obesitas 46.7% 46.7% 46.7% % of Total 23.3% 23.3% 46.7%

17 Count 12 9 21

% within umur 57.1% 42.9% 100.0% % within

obesitas 40.0% 30.0% 35.0% % of Total 20.0% 15.0% 35.0%

18 Count 3 4 7

% within umur 42.9% 57.1% 100.0% % within

obesitas 10.0% 13.3% 11.7% % of Total 5.0% 6.7% 11.7%

19 Count 0 1 1

% within umur .0% 100.0% 100.0% % within

obesitas .0% 3.3% 1.7% % of Total .0% 1.7% 1.7%

Total Count 30 30 60

% within umur 50.0% 50.0% 100.0% % within

(75)

Suku Crosstab

obesitas

Total normal obes

suku Batak Count 10 18 28

% within suku 35.7% 64.3% 100.0% % within obesitas 33.3% 60.0% 46.7% % of Total 16.7% 30.0% 46.7%

karo Count 8 4 12

% within suku 66.7% 33.3% 100.0% % within obesitas 26.7% 13.3% 20.0% % of Total 13.3% 6.7% 20.0%

mandailing Count 5 4 9

% within suku 55.6% 44.4% 100.0% % within obesitas 16.7% 13.3% 15.0% % of Total 8.3% 6.7% 15.0%

jawa Count 4 1 5

% within suku 80.0% 20.0% 100.0% % within obesitas 13.3% 3.3% 8.3% % of Total 6.7% 1.7% 8.3%

cina Count 3 3 6

% within suku 50.0% 50.0% 100.0% % within obesitas 10.0% 10.0% 10.0% % of Total 5.0% 5.0% 10.0%

Total Count 30 30 60

% within suku 50.0% 50.0% 100.0% % within obesitas 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 50.0% 50.0% 100.0%

(76)

   

Obesitas

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid normal 30 28.3 50.0 50.0

obes 30 28.3 50.0 100.0

Total 60 56.6 100.0 Missing System 46 43.4

Total 106 100.0

Ideldiri

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tinggi 30 28.3 50.0 50.0

rendah 30 28.3 50.0 100.0

Total 60 56.6 100.0 Missing System 46 43.4

(77)

obesitas * ideldiri Crosstabulation

Ideldiri

Total tinggi Rendah

obesitas normal Count 16 14 30 % within

obesitas 53.3% 46.7% 100.0% % within ideldiri 53.3% 46.7% 50.0% % of Total 26.7% 23.3% 50.0%

Obes Count 14 16 30

% within

obesitas 46.7% 53.3% 100.0% % within ideldiri 46.7% 53.3% 50.0% % of Total 23.3% 26.7% 50.0%

Total Count 30 30 60

% within

obesitas 50.0% 50.0% 100.0% % within ideldiri 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 50.0% 50.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square .267a 1 .606

Continuity Correctionb .067 1 .796 Likelihood Ratio .267 1 .605

Fisher's Exact Test .797 .398

Linear-by-Linear

Association .262 1 .609

N of Valid Casesb 60

(78)

Lampiran 10

DAFTARRIWAYAT HIDUP Data Pribadi

Nama : ROMA ULI SIAHAAN

Tempat/ Tanggal Lahir : Kisaran, 21 Maret 1983

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jln. Yulius Usman Lorong Pukat Rt. 20 No. 19 Jambi

Riwayat Pendidikan

Tahun 1989 – 1995 : SD Swasta Khatolik Mariana Medan

Tahun 1995 – 1998 : SLTP Swasta Markus Medan

Tahun 1998 – 2001 : SMU Santo Thomas – 3 Medan

Tahun 2002 - 2005 : D-III Akademi Kebidanan Bakti Inang Persada Medan

Tahun 2013 - 2014 : DIV Bidan Pendidik FKEP USU

Riwayat Pekerjaan

Januari 2006 – Juni 2006 : Bekerja dipraktek dokter Rokan Hulu - Riau

Juli 2006 – juli 2008 : Bidan PTT di desa Rambah Jaya Kab. Rokan Hulu – Riau

Gambar

Tabel 3.2. Definisi Operasional
Tabel 5.1
Tabel 5.2.

Referensi

Dokumen terkait

Maksud penyusunan Laporan Kinerja Biro Kerja Sama Luar Negeri Tahun 2016 adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri kepada Sekretaris Jenderal

Aktivitas peserta didik dikatakan terlaksana dengan baik dan mendukung dalam melatihkan keterampilan berpikir kritis, jika persentase aktivitas yang relevan lebih besar

karyawan yang tidak hadir pada hari kerja baik itu karena karyawan. mengambil jatah cuti, izin tidak masuk, dinas luar, sakit (dengan

Menumbuhkan pemahaman orang tua tentang anak hiperaktif melalui media konseling dapat pula dilakukan dengan jalan yang terbuka, misalnya. percakapan yang mendukung

Tujuan: Mengetahui ada tidaknya penderita OMSK dengan kolesteatom yang mengalami gangguan pengecapan, adanya hubungan antara OMSK dengan kolesteatom (tingkat kolesteatom),

[r]

Fanni Rahmawati. Pengembangan Media Virtual berbasis Website untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Penataan Barang Dagangan di SMK Kota Surakarta. Kopembimbing:

Sebagaimana yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu untuk mengukur umur sampel stalagmit sehingga dapat digunakan untuk mengkaji iklim masa lampau, maka berdasarkan