HUBUNGAN OBESITAS DENGAN IDEAL DIRI PADA REMAJA DI SMU SANTO THOMAS – 3 MEDAN TAHUN 2014
ROMA ULI SIAHAAN 135102031
KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTASKEPERAWATAN
Hubungan Obesitas Dengan Ideal Diri Pada Remaja di SMU Santo Thomas – 3 Medan
Tahun 2014
ABSTRAK
Roma Uli Siahaan
Latar belakang : obesitas adalah keadaan dimana seseorang memiliki berat badan yang lebih berat dibandingkan berat badam idealnya yang disebabkan terjadinya penumpukan lemak ditubuhnya. Obesitas meningkat pada usia remaja, karena penurunan aktivitas fisik dan peningkatan konsumsi tinggi lemak, tinggi karbohidrat dimana memiliki gizi rendah. Pada remaja hal ini dapat disebabkan faktor yang bersifat multifaktorial baik yang bersifat genetik, lingkungan maupun faktor psokologis. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 prevalensi gemuk pada remaja usia 13-15 tahun sebesar 10,8 persen, terdiri atas 8,3 persen gemuk dan 2,5 persen sangat gemuk (obesitas)
Tujuan penelitian : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan obesitas dengan ideal diri pada remaja di SMU Santo Thomas – 3 Medan.
Metodologi : penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 responden. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan consecutive sampling. Analisa data yang digunakan uji adalah chi square.
Hasil : berdasarkan hasil penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 32 orang (53.3%), berumur 16 tahun sebanyak 28 orang (46.7%), suku batak sebanyak 28 orang (46.7%) dan memiliki ideal diri tinggi dengan tidak obesitas sebanyak 16 orang (26.7%) dan ideal rendah dengan obesitas sebanyak 16 orang (26.7%). Uji statistik diperoleh nilai p value = 0.851, dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara obesitas dengan ideal diri pada remaja.
Kesimpulan : penelitian ini membuktikan bahwa obesitas tidak mempengaruhi ideal diri remaja. Jadi, diharapkan remaja menjaga pola asupannya sehari – hari serta pihak sekolah menyediakan tempat konseling bagi remaja yang mengalami obesitas.
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan proposal karya
tulis ilmiah ini yang berjudul “Hubungan Obesitas dengan Ideal Diri pada
Remaja Di SMU Santo Thomas – 3 Medan Tahun 2013.
Peneliti menyadari bahwa dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini
masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan baik dari isi maupun tulisan,
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang dapat membangun
sehingga dapat menjadi perbaikan dimasa yang akan datang.
Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapakan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. dr. Dedi Ardinata M.Kes, selaku dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara
2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku ketua program studi D
IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Mula Tarigan, S. Kp, M. Kep selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam menyalesaikan proposal
4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Teristimewa kepada Suami, anak, orangtua, mertua serta saudara
tercinta yang telah banyak membantu baik moril maupun materil,
memberikan dorongan dan semangat serta doa sehingga proposal ini
dapat diselesaikan.
6. Teman-teman program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara T.A. 2013/2014 yang telah banyak
memberi dukungan dalam penulisan proposal ini. Penulis menyadari
karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Akhirnya kepada Tuhan Yang Maha Esa sajalah penulis berserah diri.
Semoga bantuan yang telah diberikan mendapat imbalan dari Tuhan Yang
Maha Esa. Semoga karya tulis ilmiah ini bermamfaat bagi semua pihak yang
membutuhkannya.
Medan, Juni 2013
Peneliti
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR SKEMA ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
1. Tujuan umum ... 3
2 Tujuan Khusus ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja ... 5
2. Batasan usia remaja ... 6
B. Ideal diri ... 6
1. Defenisi ... 6
2. Faktor yang mempengaruhi ... 9
C. Obesitas ... 10
1. Defenisi ... 10
2. Penilaian status gizi ... 10
3. Jenis obesitas ... 12
4. Penyebab obesitas ... 14
5. Resiko obesitas ... 16
6. Penanggulangan obesitas ... 18
BAB III : KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep ... 19
B. Hipotesa ... 19
C. Defenisi Operasional ... 20
BAB IV : METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 22
B. Populasi dan Sampel ... 22
C. Tempat penelitian ... 22
D. Waktu Penelitian ... 23
F. Instrumen Pengumpulan Data ... 24
G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 25
H. Prosedur Pengumpulan Data ... 25
I. Rencana Analisa Data ... 26
BAB V : PEMBAHASAN A.Hasil ... 27
1. Analisis Univariat ... 28
2. Analisis Bivariat ... 28
B.Pembahasan ... 29
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 32
B. Saran ... 32
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2 Defenisi Operasional ... 20
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin,
Umur dan Suku di SMU Santo Thomas – 3 Medan Tahun 2014 ... 27
Tabel 5.2 Distribusi Responden Distribusi Responden Berdasarkan Status
Obesitas di SMU Santo Thomas – 3 Medan Tahun 2014 ... 28
Tebel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Ideal Diri Remaja di SMU
Santo Thomas – 3 Medan Tahun 2014 ... 28
Tebel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Obesitas dengan
IdealDiri pada Remaja di SMU Santo Thomas – 3 Medan Tahun
DAFTAR SKEMA
Skema 1.Kerangka Konsep Hubungan Obesitas dengan Ideal Diri pada Remaja
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Daftar konsul Pembuatan Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 2 : Surat Pernyataan Conten Validitas
Lampiran 3 : Surat Izin survey awal
Lampiran 4 : Balasan surat izin penelitian
Lampiran 5 : Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden
Lampiran 6 : Kuisioner
Lampiran 7 : Master Tabel
Lampiran 8 : Distribusi Jawaban Responden Tentang Ideal Diri
Lampiran 9 : Hasil Out Put Data Penelitian
Hubungan Obesitas Dengan Ideal Diri Pada Remaja di SMU Santo Thomas – 3 Medan
Tahun 2014
ABSTRAK
Roma Uli Siahaan
Latar belakang : obesitas adalah keadaan dimana seseorang memiliki berat badan yang lebih berat dibandingkan berat badam idealnya yang disebabkan terjadinya penumpukan lemak ditubuhnya. Obesitas meningkat pada usia remaja, karena penurunan aktivitas fisik dan peningkatan konsumsi tinggi lemak, tinggi karbohidrat dimana memiliki gizi rendah. Pada remaja hal ini dapat disebabkan faktor yang bersifat multifaktorial baik yang bersifat genetik, lingkungan maupun faktor psokologis. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 prevalensi gemuk pada remaja usia 13-15 tahun sebesar 10,8 persen, terdiri atas 8,3 persen gemuk dan 2,5 persen sangat gemuk (obesitas)
Tujuan penelitian : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan obesitas dengan ideal diri pada remaja di SMU Santo Thomas – 3 Medan.
Metodologi : penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 60 responden. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan consecutive sampling. Analisa data yang digunakan uji adalah chi square.
Hasil : berdasarkan hasil penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 32 orang (53.3%), berumur 16 tahun sebanyak 28 orang (46.7%), suku batak sebanyak 28 orang (46.7%) dan memiliki ideal diri tinggi dengan tidak obesitas sebanyak 16 orang (26.7%) dan ideal rendah dengan obesitas sebanyak 16 orang (26.7%). Uji statistik diperoleh nilai p value = 0.851, dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara obesitas dengan ideal diri pada remaja.
Kesimpulan : penelitian ini membuktikan bahwa obesitas tidak mempengaruhi ideal diri remaja. Jadi, diharapkan remaja menjaga pola asupannya sehari – hari serta pihak sekolah menyediakan tempat konseling bagi remaja yang mengalami obesitas.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obesitas atau yang biasa dikenal sebagai kegemukan, merupakan suatu
masalah yang cukup merisaukan di kalangan remaja. Obesitas atau kegemukan
terjadi pada saat badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penunpukan jaringan adipose secara berlebihan. Jadi obesitas adalah keadaan dimana
seseorang memiliki berat badan yang lebih berat dibandingkan berat badam
idealnya yang disebabkan terjadinya penumpukan lemak di tubuhnya.
Sedangkan berat badan berlebih (overweight) adalah kelebihan berat badan termaksud didalamnya otot, tulang, lemak dan air (Provorawati, 2010).
Obesitas meningkat pada usia remaja, karena penurunan aktivitas fisik
dan peningkatan konsumsi tinggi lemak, tinggi karbihidrat dimana memiliki
gizi rendah. Pada remaja hal ini dapat disebabkan faktor yang bersifat
multifaktorial baik yang bersifat genetik, lingkungan maupun faktor psokologis
(Provorawati, 2010).
Dalam 10 tahun terakhir ini, angka prevalensi atau kejadian obesitas
diseluruh dunia menunjukkan peningkatan yang signifikan. Saat ini, 1,6miliar
orang dewasa di seluruh dunia mengalami berat badan lebih (overweight ), dan sekurang-kurangnya 400 juta diantaranya mengalami obesitas. Pada tahun
2015, diperkirakan 2,3 miliar orang dewasa akan mengalami overweight dan 700 juta di antaranya mengalami obesitas. Kejadian obesitas di negara – negara
tingkatan epidemi. Kejadian ini tidak hanya terjadi di negara – negara maju
saja, obesitas di beberapa negara berkembang bahkan telah menjadi masalah
kesehatan yang lebih serius. Sebagai contoh, 70% dan penduduk dewasa
Polynesia di Samoa masuk kategori obesitas (WHO, 1998).
Prevalensi overweight dan obesitas juga meningkat sangat tajam di kawasan Asia – Pasifik. Sebagai contoh, 20,5% dari penduduk Korea Selatan
tergolong overweight dan 1,5% tergolong obesitas. Di Thailand, 16%
penduduknya mengalami overweight dan 4% mengalami obesitas. Didaerah
perkotaan Cina, prevalensi overweight adalah 12,% pada laki-laki dan 14,4%
pada perempuan, sedang di daerah pedesaan prevalensi overweight pada
laki-laki dan perempuan masing – masing adalah 5,3% dan 9,8% (Inoue, 2000).
Di Indonesia, angka prevalensi obesitas juga menunjukkan angka yang
cukup mengkhawatirkan. Berdasarkan data SUSENAS tahun 2004, prevalensi
obesitas pada anak telah mencapai 11%. Berdasarkan data Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi nasional obesitas umum pada
penduduk berusia ≥ 15 tahun adalah 10,3% terdiri dari laki-laki 13,9%,
dan perempuan 23,8% , sedangkan prevalensi overweight pada anak-anak usia
6-14 tahun pada laki-laki 9,5% dan pada perempuan 6,4%. Angka ini hampir
sama dengan estimasi WHO sebesar 10% pada anak usia 5 -17 tahun
(SUSENAS, 2004).
Pada awalnya, obesitas tidak dianggap sebagai penyakit serius oleh
Organisasi Kesehatan Dunia WHO, karena obesitas diasumsikan hanya
Saat itu perhatian WHO lebih difokuskan pada masalah kurang gizi di negara
berkembang dan para dokter pun menganggap obesitas sebagai masalah kecil,
karena penyebabnya adalah ketidak – mampuan dalam mengelola asupan gizi.
Pada akhirnya WHO harus mengakui realita di masyarakat bahwa angka
prevalensi masalah gizi lebih (over-nutrition) termasuk obesitas, ternyata lebih banyak terjadi daripada masalah gizi kurang (under-nutrition). Saat ini obesitas
sudah menjadi penyakit epidemik global yang banyak terjadi pada orang
dewasa maupun pada anak-anak (James, P,Obesity: A Global Problem).
Ideal diri adalah persepsi tentang bagaimana dia harus berperilaku
standar, tujuan, keinginan atau nilai pribadi tertentu. Sering disebut bahwa
ideal diri sama dengan cita – cita, keinginan, harapan tentang diri sendiri (Bisri,
1995).
Persepsi individu tentang bagaimana seharusnya berperilaku
berdasarkan standar, aspirasi, tujuan atau nilai yang diyakini. Ideal diri harus
cukup tinggi supaya mendukung respek terhadap diri dan tidak terlalu tinggi,
terlalu menuntut, samar – samar atau kabur, ideal diri akan melahirkan harapan
individu terhadap dirinya saat berada ditengah masyarakat dengan norma
tertentu (Bisri, 1995).
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik dan berminat untuk
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut, maka yang menjadi
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan obesitas
dengan ideal diri (self – ideal) pada remaja di SMU Santo Thomas – 3 Medan. C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan obesitas dengan ideal diri (self – ideal) pada remaja di SMU Santo Thomas – 3 Medan.
b. Tujuan Khusus
Dengan memperhatikan permasalahan yang dikemukanan di atas, maka
tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui gambaran ideal diri pada remaja yang mengalami
obesitas di SMU Santo Thomas – 3 Medan.
2. Untuk mengetahui gambaran obesitas siswa SMU Santo Thomas –
3 Medan.
3. Untuk mengetahui hubungan obesitas dan ideal diri siswa SMU
Santo Thomas – 3 Medan.
D. Manfaat Peneliti
1. Bagi Peneliti Sendiri
Mendapatkan pengetahuan dan penglaman yang nyata dalam
melakukan penelitian di bidang kesehatan khususnya pada siswa SMU
Santo Thomas – 3 Medan yang berhubungan dengan ideal diri
Hasil peneliti ini dapat dipergunakan untuk membantu para guru
khususnya guru BP ( Bimbingan Penyuluhan) dan siswa dengan
obesitas mengetahui dampak buruk obesitas serta menumbuhkan
rasa percaya diri terhadap tubuh yang tidak ideal.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini sebagai dasar untuk melakukan penelitian lebih
lanjut berkait pada obesitas dengan ideal diri di SMU Santo Thomas
– 3 Medan.
Diharapkan hasil penelitian ini menambah pengetahuan para siswa
tentang obesitas, dampak penyakit yang ditimbulkan dan menjalani
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Remaja
1. Defenisi Remaja
Sarwono (2001) menyatakan bahwa remaja berada dalam periode
transisi antara anak-anak dan orang dewasa dengan segala perkembangan
biologis, kognitif, dan psikososial. Ada beberapa definisi mengenai remaja,
Hurlock dalam bukunya Psikologi Perkembangan mendefinisikan masa remaja
sebagai masa penuh kegoncangan, taraf mencari identitas diri dan merupakan
periode yang paling berat (Hurlock, 1993).
Zakiah Darajad mendefinisikan remaja adalah masa peralihan, yang
ditempuh oleh seseorang dari anak-anak menuju dewasa, meliputi semua
perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa
(Darajad, 1990). Zakiah Darajad dalam bukunya yang lain mendefinisikan
remaja sebagai tahap umur yang datang setelah masa anak-anak berakhir,
ditandai oleh pertumbuhan fisik yang cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar
dan membawah akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan,
serta kepribadian remaja (Darajad, 1990).
Hasan Bisri dalam bukunya Remaja Berkualitas, mengartikan remaja
adalah mereka yang telah meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh dengan
ketergantungan dan menuju masa pembentukan tanggung jawab (Bisri, 1995).
seorang anak tahun untuk anak perempuan dan 12 – 20 tahun untuk anak laki –
laki.
Menurut undang – undang No. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan
anak, remaja adalah individu yang belum mencapai 21 tahun dan belum
menikah. Menurut undang – undang Perburuhan anak dianggap remaja apabila
telah mencapai umur 16 – 18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai
tempat untuk tinggal. Menurut UU Perkawinan No 1 tahun 1974, anak
dianggap sudah remaja apabila cukup matang untuk menikah, yaitu umur 16
tahun untuk anak perempuan dan 19 tahun untuk anak laki – laki.
Menurut DikNas anak dianggap remaja bila anak sudah berumur 18
tahun, yang sesuai dengan saat lulus Sekolah Menengah. Sedangkan menurut
WHO, remaja bila anak telah mencapai umur 10 – 18 tahun (Soetjiningsih,
2004).
Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik suatu kesimpulan masa
remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, karena pada
masa ini remaja telah mengalami perkembangan fisik maupun psikis yang
sangat pesat, dimana secara fisik remaja telah menyamai orang dewasa, tetapi
secara psikologis mereka belum matang.
2. Batasan Usia Remaja
Terdapat batasan usia pada masa remaja yang difokuskan pada upaya
meninggalkan sikap dan perilaku kekanak – kanakan untuk mencapai
kemampuan bersikap dan berperilaku dewasa. Menurut Kartini Kartono (1995)
a. Remaja Awal (12-15 Tahun)
Pada masa ini, remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat
dan perkembangan intelektual yang sangat intensif, sehingga minat anak pada
dunia luar sangat besar dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap kanak –
kanak lagi namun belum bisa meninggalkan pola kekanak – kanakannya.
Selain itu pada masa ini remaja sering merasa sunyi, ragu – ragu, tidak stabil,
tidak puas dan merasa kecewa.
b. Remaja Pertengahan (15-18 Tahun)
Kepribadian remaja pada masa ini masih kekanak – kanakan tetapi pada
masa remaja ini timbul unsur baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan
kehidupan badaniah sendiri. Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan
melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis. Maka dari
perasaan yang penuh keraguan pada masa remaja awal ini rentan akan timbul
kemantapan pada diri sendiri. Rasa percaya diri pada remaja menimbulkan
kesanggupan pada dirinya untuk melakukan penilaian terhadap tingkah laku
yang dilakukannya. Selain itu pada masa ini remaja menemukan diri sendiri
atau jati dirinya.
c. Remaja Akhir (18-21 Tahun)
Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal
dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan
keberanian. Remaja mulai memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan
hidupnya. Remaja sudah mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola
B.Ideal Diri
1. Defenisi Ideal Diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dia harus
berperilaku bagaimana dia harus berperilaku berdasarkan standar, tujuan,
keinginan atau nilai pribadi tertentu. Sering disebut bahwa ideal diri sama
dengan cita – cita, keinginan, harapan tentang diri sendiri (Dalami, Suliswati,
Farida, Rochimah & Banon, 2009).
Persepsi individu tentang bagaimana seharusnya berperilaku
berdasarkan standar, aspirasi, tujuan atau nilai yang diyakini. Penetapan ideal
diri dipengaruhi oleh kebudayaan, keluarga dan ambisi, keinginan kemampuan
individu dalam menyesuaikan diri dengan orang serta prestasi masyarakat
setempat. Individu cenderung mensetting tujuan yang sesuai dengan
kemampuannya, kultural, realita, menghindari kegagalan dan rasa cemas
(Dalami, dkk, 2009).
Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang diinginkannya atau
sejumlah inspirasi, cita – cita, nilai yang ingin dicapai. Ideal diri akan
mewujidkan cita – cita dan harapan pribadi yang berdasarkan norma sosial
(keluarga, budaya) dan kepada siapa ia ingin lakukan (Riyadi & Purwanto,
2009).
Ideal diri mulai berkembang pada masa kanak – kanak yang
diperngaruhi oleh orang penting dari dirinya yang memberikan tuntunan dan
harapan. Pada masa remaja, ideal diri akan dibentuk melalui proses identifikasi
dalam batas yang dapat dicapai. Hal ini diperlukan oleh individu untuk
memacu dirinya ke tingkat yang lebih tinggi (Riyadi & Purwanto, 2009).
Ideal diri harus cukup tinggi supaya mendukung respek terhadap diri
dan tidak terlalu tinggi, terlalu menuntut, samar – samar atau kabur, ideal diri
akan berada ditengah masyarakat dengan norma tertentu, Ideal diri berperan
sebagai pengatur internal dan membantu individu mempertahankan
kemampuannya menghadapi konflik atau kondisi yang membuat bingung, ideal
diri penting untuk mempertahankan kesehatan dan keseimbangan mental (
Mubarak & Chayatin, 2006).
Ideal diri biasa juga bersifat realistis, bias juga tidak. Saat ideal diri
seseorang mendekati persepsinya tentang diri sendiri, orang tersebut cenderung
tidak ingin berubah dari kondisinya saat ini. Sebaliknya, jika ideal diri tersebut
tidak sesuai dengan persepsinya tentang diri sendiri, orang tersebut akan
terpacu untuk memperbaiki dirinya. Tetapi ingat, jika ideal diri terlalu tinggi
justru dapat menyebabkan harga diri rendah. Beberapa hal yang berkaitan
dengan ideal diri antara lain :
a. Pembentukan ideal diri pertama kali terjadi pada masa kanak – kanak
b. Masa remaja terbentuk melalui proses identifikasi terhadap orangtua, guru,
dan teman
c. Ideal diri dipengaruhi oleh orang – oarng yang dianggap penting dalam
memberikan tuntutan dan harapan
d. Ideal diri mewujudkan cita – cita dan harapan pribadi berdasarkan norma
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi Ideal Diri
Adapun faktor yang mempengaruhi ideal diri :
a. Kecenderungan individu untuk menetapkan ideal diri pada batas
kemampuan
b. Faktor budaya yang mempengaruhi individu yang menetapkan ideal diri.
Standar yang terbentuk ini kemudian akan dibandingkan dengan standar
kelompok teman
c. Ambisi dan keinginan untuk sukses dan melampaui orang lain, kebutuhan
yang realistis, keinginan untuk menghindari kegagalan, perasaan cemas dan
rendah diri ( Mubarak & Chayatin, 2006).
Semua faktor diatas mempengaruhi individu dalam menetapkan ideal
diri. Individu yang mampu berfungsi, akan mendemostrasikan kesesuain antara
persepsi diri dan ideal diri, sehingga ia akan dapat apa yang ingin ia inginkan.
Ideal diri hendaknya tidak terlalu tinggi, akan tetapi masih lebih tinggi dari
kemampuan agar tetap menjadi pendorong atau motivasi dala hidupnya.
Gangguan ideal diri terjadi karena ideal diri terlalu tinggi, sukar dicapai dan
tidak realistik (Riyadi & Purwanto, 2009).
C.Obesitas
1. Defenisi obesitas
Obesitas didefenisikan sebagai akumulasi lemak tubuh yang berlebihan
sedikitnya 20% di atas berat badan rata – rata sesuai umur, jenis kelamin, dan
Obesitas biasa disebut dalam bahasa awam sebagai kegemukan atau
berat badan yang berlebihan. Permasalahan ini terjadi hampir diseluruh dunia
dengan prevalensi yang semakin meningkat, baik di negara – negara maju
ataupun negara berkembang, termasuk Indonesia. Sejak tahun 1998, WHO juga
telah mendeklarasikan obesitas sebagai epidemik global ( Aryani, 2010).
2. Penilaian status gizi
Beberapa metoda yang telah dibakukan untuk menentukan
status gizi adalah sebagai berikut :
a. Tabel Metropolitan Life Insurance Co
Cara menentukan besar kecilnya perawakan atau postur tubuh
adalah dengan rumus :
b. Pengukuran Jaringan Lemak Bawah Kulit
Metoda ini dilakukan dengan alat khusu yang disebut “skinfold capiler”, yang mengukur ketebalan jaringan lemak dibawah kulit. Pada wanita pengukuran dilakukan di lengan atas bagian belakang (triceps). Bila ketebalan lemak mencapai lebih dari 2,5 cm, maka wanita itu
kegemukan. Pada pria pengukuran dilakukan di bawah tulang belikat (
subscapula). Ketebalan lemak yang mencapai lebih dari 1,5 cm termaksud kegemukan. Metode ini memerlukan keterampilan khusus
dan biasanya dilakukan waktu pemeriksaan pasien oleh dokter atau
dalam penelitian – penelitian.
Kegemukan pada dasarny bertingkat – tingkat. Semakin banyak lemak
di dalam tubuh, maka tingkat kegemukannya semakin besar. Untuk mengetahui
tingkat kegemukan, kegemukan bisa dihitung dengan kalkulator untuk melihat
posisi masing – masing.
d. Tentu saja, masing – masing penderita kegemukan harus jujur pada
dirinya sendiri. Dengan demikian, dapat diketahui tingkat kegemukan yang
dialaminya secara lebih pasti. Klasifikasi yang digunakan disini adalah kategori
berdasarkan aturan untuk orang – orang di Asia Pacific. Indonesia termasuk
bagi dari Asia Pacific.
Tabel 2.1
Klasifikasi Status Gizi
Klasifikasi Status Gizi Indeks Massa Tubuh (IMT)
Underweight < 18,5 kg/m2
Batas Normal 18,5 – 22,9 kg/m2
Overweight ≥ 23 kg/m2
At Risk 23,0 – 24,9 kg/m2
Obese ≥ 25 kg/m2
e. Rumus Broca
Penilaian status gizi seseorang dengan menggunakan Broca
adalah dengan cara menimbang berat badan (BB) dan mengukur tinggi
badannya (TB). Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :
3. Jenis obesitas
Terdapat beberapa jenis obesitas
a. Obesitas berdasarkan usia
kegemukan pada masa bayi (infancy-onset obesity)
Kegemukan dapat terjadi pada semua umur, mulai dari bayi, anak – anak,
remaja sampai dewasa. Kegemukan pada masa bayi (infancy-onset obesity) dimulai sejak bayi baru lahir sampai berumur 24 bulan. Hal ini umumnya disebabkan karena bayi mendapatkan makanan yang berlebih.
Apabila kegemukan pada masa bayi ini terus berlangsung sampai umur 2
tahun, maka biasanya akan berlanjut terus sampai masa kanak – kanak.
Para peneliti mengungkapkan bahwa 30% dari bayi yang menderita
kegemukan sampai umur 6 bulan, kelak akan menjadi orang dewasa yang
gemuk pula.
Kegemukan pada masa dewasa (adult-onset obesity) BB normal = TB – 100
BB ideal = BB normal – 10% (BB normal)
Ket :
Kegemukan saat dewasa biasanya terjadi setelah usia 30 tahun lebih.
Berdasarkan penelitian, setelah umur 25 tahun metabolisme basal turun
4% setiap 10 tahun berikutnya. Ini berarti makin tua seseorang maka
metabolisme basalnya makin rendah sehingga ada kelebihan energi dalam
tubuh yang akan ditumpuk sebagai jaringan lemak. Ditambah pula
kesibukan dalam pekerjaan serta tanggung jawabnya semakin bertambah
sehingga tidak sempat untuk berolahraga. Bila keadaan ini berlangsung
lama, lambat – laun tubuh akan menderita kegemukan.
b. Obesitas berdasarkan atas kondisi sel – sel lemak
Jenis Hipertropik
Kegemukan yang terjadi karena ukuran sel – sel lemak yang membesar
disebut dengan obesitas Hipertropik. Hasil penelitian dua orang peneliti
yakni Hirsch dan Knittle mengungkapkan bahwa ukuran sel lemak normal adalah 0,3 ug, sedangkan jumlah sel lemak seseorang dengan berat normal
adalah 2 x 10 pangkat 10.
Jenis Hiperplastik
Pada obesitas Hiperplastik, seseorang mempunyai jumlah sel lemak lebih
banyak – mungkin sampai jumlah 2 x 10 pangkat 16 – dibandingkan
dengan jumlah normal.
Jenis Hipertropik – Hiperplastik
Obesitas Hipertropik – Hiperplastikterjadi apabila kelebihan gizi
berlangsung lama dan ukuran sel lemak telah mencapai maksimal yaitu 0,9
mulai memperbanyak diri sehingga jumlahnya bertambah banyak dan
dapat mencapai 2 x 10 pangkat 16 atau bahkan sampai tidak terbatas.
c. Obesitas berdasarkan atas distribusi jaringan lemak
Obesitas tipe buah apel (tipe android)
Kegemukan tipe buah apel menpunyai gejala – gejala penimbunan
terutama di bagian tubuh sebelah atas yaitu di muka, leher, pundak, dada
dan perut. Umumnya tipe ini terdapat pada laki – laki, oleh karena itu
disebut tipe android (andro = laki – laki, bahasa latin).
obesitas tipe per (tipe android)
Kegemukan tipe buah per ditandai dengan penimbunan lemak yang
berlebihan di bagian tubuh sebelah bawah yaitu perut, panggul, pantat/
bokong dan paha. Umumnya tipe ini terdapat pada wanita, oleh karena itu
disebut tipe ginoid (gino = perempuan).
d. Obesitas berdasarkan atas jaringan lemak yang tertimbun didaerah perut/
sentral
Pada obesitas sentral, penimbunan lemak terutama terdapat di daerah
perut ditandai dengan meningkatnya lingkar pinggang. Pada wanita
lingkar pinggang mencapai lebih dari 88 cm dan pada laki – laki lebih
dari 102 cm (Tirtawinata, 2012).
4. Penyebab obesitas
Adapun faktor yang menyebabkan obesitas adalah
Ada sebagian orang yang tidak dapat mengendalikan nafsu makannya
sehingga mereka makan berlebihan. Mereka selalu makan sekenyang –
kenyangnya, baik makan sehari – hari dirumah maupun di restoran ataupun
di pesta – pesta. Kebiasaan ini merupakan kebiasaan yang salah
mengakibatkan kegemukan. Para ahli menganjurkan agar makan
secukupnya saja, supaya ada ruang dalam perutnya untuk minuman, buah –
buahan sebagai pencuci ulut serta untuk pernafasan (Tirtawinata, 2012).
b. Kurang gerak badan
Faktor lain yang menyebabkan kegemukan adalah kurang gerak yang berarti
kurang melakukan aktivitas jasmani serta pola hidup yang terlalu santai.
Keadaan ekonomi yang membaik dan kemajuan teknologi yang pesat
membuat kehidupan seseorang lebih santai karena pekerjaan yang tadinya
dikerjakan dengan tenaga manusia sekarangdigantikan oleh mesin
(Tirtawinata, 2012).
c. Faktor psikologi
Keadaan psikologis seseorang dapat menyebabkan perubahan perilakunya.
Ketakutan, kecemasan, kesedihan, kebosanan dan stres karena tekanan
hidup akan menyebabkab perilaku yang berbeda – beda bagi setiap orang.
Ada yang mengatasi stres dengan tidur atau melamun, ada yang melakukan
olahraga atau jalan – jalan, ada pula yang menenggak minuman keras atau
menelan obat terlarang. Sebagian orang ada yang memilih makan berlebih
makanan berlebihan sebagai pelarian, karena proses makan selalu
memberikan rasa nikmat, kenyang dan nyaman, maka rasa kenyang dan
nyaman itu diidentikkan dengan rasa aman dan tenang. Makan berlebihan
sebagai “pelipur lara” ini dalam jangka panjang akan mengakibatkan
obesitas (Tirtawinata, 2012).
d. Faktor keturunan
Suatu penelitian di Amerika Serikat membuktikan bahwa apabila kedua
orang tua mempunyai berat badan normal, biasa berat badan anak –
anaknya juga normal; kecenderungan anak – anaknya menjadi gemuk
hanya sekitar 10%.
Apabila salah satu orang tuanya gemuk, maka kecenderungan anak –
anaknya menjadi gemuk meningkat menjadi 40 – 50%. Sedangkan bila
kedua orang tuanya gemuk, maka peluang anak – anaknya menjadi gemuk
meningkat lagi menjadi 70 – 80%. Menurut ilmu genetika, kegemukan
diturunkan dari orang tua ke anaknya, sesuai dengan hukum Mendel
(Tirtawinata, 2012).
5. Resiko obesitas
Penyakit generatif adalah penyakit yang disebabkan oleh
menurunannya fungsi organ – organ tubuh karena usia lanjut (Tirtawinata,
2012).
a. Penyakit Degeneratif
Hasil dari berbagai penelitian mengungkapkan bahwa angka kesakitan
berat badan normal, yang berarti penderit kegemukan lebih sering terserang
penyakit dari pada orang dengan berat badan normal. Demikian juga angka
kematian (mortalitas) pada penderita obesitas lebih tinggi dibandingkan dengan anga kematian pada orang dengan berat badan normal (Tirtawinata,
2012).
b. penyakit kanker
Obesitas merupakan faktor risiko terhadap terjadinya penyakit kanker.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa laki – laki penderita obesitas
mempunyai risiko lebih besar terkena usus besar dan kanker kelenjar
prostat, bila dibandingkan dengan laki – laki berbobot normal. Adapun
wanita kegemukan berisiko tinggi terkena kanker payudara, kanker indung
telur (ovarium) dan kanker mulut rahim, terutama pada wanita pasca menopause yaitu yang telah berhenti haidnya (Tirtawinata, 2012).
c. osteo-artritis
Penderita obesitas mempunyai risiko lebih tinggi terhadap penyakit osteo
– artritis daripada orang dengan berat badan normal. osteo – artritis adalah
radang di persendian tulang. Salah satu jenis artritis adalah penyakit akut
atau disebut juga gangguan asam urat yang disebabkan karena adanya
kadar asam urat dalam darah. Apabila kadar asam urat itu sangat jenuh,
maka akan terbentuk kristal asam urat yang mengendap disendi – sendi
tulang sehingga terasa sakit sekali bila sendi itu digerakkan (Tirtawinata,
d. batu empedu
Cairan empedu di hasilkan oleh hati (liver) dan ditampung dalam kantung
empedu. Fungsi cairan empedu adalah mencerna lemak makanan yang
kemudian mengalami metabolisme dalam tubuh menjadi energi yang
digunakan untuk aktifitas sehari-hari (Tirtawinata, 2012).
Jumlah cairan empedu yang diproduksi tergantung pada jumlah lemak
dalam makan. Bila makanan banyak mengandung lemak, maka makin
banyak pula cairan empedu yang diproduksi. Cairan empedu yang
berlebihan dan menjadi jenuh akan mengendap dan membentuk batu
empedu. Gejala penyakit empedu adalah rasa nyeri yang sangat hebat
(kolik) di derah perut bagian kanan atas (Tirtawinata, 2012).
e. Penampilan Fisik
Dampak sosial yang diakibatkan oleh obesitas ialah pandangan dari segi
estetika yaitu yang berkaitan dengan keindahan, keserasian tubuh dan
kecantikkan. Sebenarnya hal ini sangat relatif, tergantung pada zaman dan
mode. Dalam kehidupan sehari – hari, mereka yang menderita obesitas
kesukaran memilih pakaian jadi yang pas dan kesukaran mendapatkan
pekerjaan bila dibandingkan dengan orang – orang yang berbadan langsing
yang kualisifikasinya sama (Tirtawinata, 2012). 6. Penanggulangan obesitas
a. Perilaku Sehat
Seseorang sangat mempengaruhi kesehatannya. Modifikasi perilaku
pada mereka yng menjalani terapi obesitas. Melalui modifikasi perilaku
ini dapat diketahui faktor atau situasi apa yang dapat membuat berat
badan menjadi berlebih sehingga diharapkan dapat membantu
mengatasi ketidakpatuhan dalam terapi obesitas (Andri & Hurmaly,
2013).
b. Aktivitas fisik
Tujuan aktivitas fisik dalam penurunan berat badan adalah
membakar lebih banyak kalori. Banyaknya kalori yang dibakar
bergantung dari frekuensi, durasi dan intensitas latihan yang dilakukan.
Salah satu cara untuk menghilangkan lemak tubuh adalah aerobik atau
berjalan kaki selama 30 menit setiap hari (Andri & Hurmaly, 2013).
c. Perubahan Pola Makan
Inti dari perubahan pola makan ini adalah mengurangi asupan
kalori total. Bicarakan dengan dokter atau ahli gizi untuk mengetahui
kebutuhan kalorimu. Diet ekstrem tidak disarankan karena dapat
mengurangi nutrisi yang seharusnya diperlukan dalam masa
pertumbuhan remaja, misalnya dengan terjadinya defisiensi vitamin.
Puasa terus – menerus juga bukanlah suatu jawaban karena penurunan
berat badan kebanyakan berasal dari kehilangan air dari dalam tubuh
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Kerangka Konsep merupakan justifikasi ilmiah terhadap penelitian
yang dilakukan dan memberikan landasan kuat terhadap topik yang
dipilih sesuai dengan identifikasi masalahnya (Hidayat, 2007).
Adapun kerangka konsep dari penelitian yang berjudul “Hubungan
Obesitas dengan Ideal Diri pada Remaja di SMU Santo Thomas – 3
Medan” adalah sebagai berikut :
Variabel Independen Variabel Dependen
Skema 3.1. kerangka konsep B. Hipotesa
Secara umum pengertian hipotesis yaitu suatu pernyataan yang masih
lemah dan membutuhkan pembuktian untuk menegaskan apakah hipotesis
tersebut dapat diterima atau harus ditolak, berdasarkan fakta atau data empiris
yang telah dikumpulkan dalam penelitian (Hidayat, 2007).
Dari kerangka konsep yang sudah dibentuk menjadi hubungan –
hubungan variabel tersebut, maka dapat dibuat kalimat hipotesa sebagai berikut
:
Ha : ada hubungan obesitas dengan ideal diri remaja di SMU Santo
Thomas – 3 Medan Tahun 2014.
Ho : tidak ada hubungan obesitas dengan ideal diri remaja di SMU Santo
Thomas – 3 Medan Tahun 2014.
C. Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah mendefenisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu
objek atau fenomena. Defenisi Operasional ditentukan berdasarkan
parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara
pengukurannya merupakan cara di mana variabel dapat di ukur dan
[image:36.595.115.508.491.745.2]ditentukan karakteristiknya (Hidayat, 2007).
Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel
Penelitian
Definisi Operasional
Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Idependen (bebas) yaitu obesitas pada remaja SMU Kegemukan atau
berat badan yang
berlebih pada remaja akibat penimbunan lemak yang berlebih pada Menggunakan timbangan dan microtoice untuk menghitung Indeks Massa 1. Normal apabila IMT
18,5 – 22,9
2. Obesitas
apabila IMT
>30
Santo
Thomas –
3 Medan.
siswa SMU yang
berusia 15 – 19
tahun Tubuh (IMT) Dependen (terikat) yaitu ideal diri remaja Penilaian siswa/ siswi SMU
Santo Thomas –
3 Medan yang
berusia 15 – 18
tahun tentang evaluasi memandang dirinya, terutama sikap menerima, menolak, dan indikasi besarnya kepercayaan individu terhadap kemampuan, kesuksesan, keberhargaan Kuesioner ideal diri dengan pertanyaan sebanyak 15 soal dan jawaban
SS : 1
S : 2
TS : 3
R : 4
STS : 5
Skor :
Ideal diri
rendah : 46 –
75.
Ideal diri tinggi
: 15 – 45.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan
desain deskriptif korelasi yaitu desain penelitian yang mengkaji
hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok
subjek (Elfindri, Zainal & Rizanda, 2011). Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi hubungan obesitas dengan ideal diri remaja di
SMU Santo Thomas – 3 Medan.
B. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010).
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja kelas X, kelas XI dan kelas
XII yang mengalami obesitas dan tidak obesitas di SMU Santo Thomas
– 3.
2. Sampel
Sampel yang digunakan peneliti adalah siswa di SMU Santo Thomas – 3
yang mengalami obesitas dengan IMT 30 dan siswa – siswi yang tidak
mengalami obesitas dengan IMT ≤ 22.9. Jadi sampel dalam penelitian ini
sebanyak 60 siswa, masing – masing 30 siswa yang obesitas dan 30 siswa yang
kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian sehingga jumlah responden
terpenuhi (Nursalam, 2008).
C. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMU Santo Thomas – 3 Medan dengan
pertimbangan lokasi mudah dijangkau oleh peneliti sehingga
penggunaan waktu dan biaya lebih ekonomis dan efisien dan adanya
populasi yang mencukupi untuk dijadikan responden serta lokasi ini
juga belum pernah ada penelitian yang sama sebelumnya.
D. Waktu Penelitian
Penelitian mengenai hubungan obesitas dengan ideal diri remaja di
SMU Santo Thomas – 3 dilaksanakan mulai Oktober 2013 – Juni 2014.
Yang dimulai dari pengajuan judul, penunjuk pembimbing, seminar
proposal, pengumpulan data, pengolahan data, dan sidang KTI.
E. Etika Penelitian
Penelitian dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari
institusi pendidikan yaitu Program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas
Keperawatan Sumatera Utara dan izin dari kepala SMU Santo Thomas
– 3 Medan. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik
yaitu memberikan penjelasan kepada calon responden penelitian
tentang tujuan, manfaat dan prosedur pelaksanaan penelitian. Peneliti
ditandatangani oleh responden. Dalam penelitian ini responden tidak
ada yang menolak untuk dilakukan penelitian, kuesioner tidak
dicantumkan nama responden (anomity), tetapi hanya menggunakan inisial. Jawaban yang diberikan responden adalah jawaban sendiri tanpa
dipengaruhi oleh siapapun dan akan dijaga kerahasiaannya
(confidentiality), data-data yang diperoleh dari responden hanya untuk kepentingan penelitian (Hidayat, 2010)
F. Instrumen Pengumpulan Data
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner.
Kuisioner disusun oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka yang
terdiri dari dua bagian, Bagian pertama berisi pertanyaan terntang
demografi seperti : usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan dan
IMT, sedangkan bagian kedua berisi pertanyaan tentang gambaran ideal
diri responden.
Untuk mengukur obesitas adalah timbangan berat badan dan
microtoise untuk mengukur tinggi badan. Untuk menentukan obesitas
dan tidak obesitas metode yang diguna adalah IMT, yang didapat
dengan cara membagi BB dengan kuadrat dari tinggi badan seseorang,
dikatakan obesitas jika nilai IMT ≥ 30.
Kuisioner ideal diri adalah berupa pertanyaan – pertanyaan yang
diberikan responden. Kuisioner ini terdiri 15 butir pertanyaan dengan
menggunakan skala likert dengan pilihan jawaban yaitu : SS : 5, S : 4,
tertinggi 75. Semakin tinggi skor maka semakin rendah ideal diri
demikian sebaliknya. Ideal diri responden dikategorikan berdasarkan
rumus statistik menurut Sudjan (1992)
P =
Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang (nilai tertinggi
dikurangi nilai terendah) sebesar 60 dan 2 kategori kelas untuk ideal
diri didapatlah panjang kelas sebesar 30. Menggunakan P = 30 dan
nilai terendah 15 sebagai batas bawah kelas interval pertama, maka
ideal diri responden dikategorikan atas kelas interval sebagai berikut :
15 – 45 adalah ideal diri tinggi dan 46 – 75 adalah ideal diri rendah.
G. Uji Validitas Dan Reabilitas Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji kesahihan instrumen penelitian di mana berarti instrumen penelitian dapat mengukur apa
yang hendak diukur (Notoadmodjo, 2010). Satu butir instrumen
penelitian dikatakan valid dan dapat mengukur variabel penelitian yang dimaksud jika nilai koefisien validitasnya adalah 4. Uji validitas ini dilakukan dengan cara conten validity kepada 2 orang yang ahli
dibidang. Instrumen dinyatakan valid apabila nilai Conten Validity Index (CVI) adalah 1.0.
2. Uji Reliabilitas
reliabel apabila koefisien α 0,70 atau lebih. Dalam penelitian ini nilai
realibilitas cronsbach’s alphanya 0.851 jadi kuesioner yang digunakan
oleh peneliti telah teruji validitas dan reliabelitasnya.
H. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimulai setelah peneliti mengajukan
permohonan izin untuk melakukan penelitian pada Ketua Program
D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Setelah mendapat izin
dari Akademik, peneliti mengantar surat izin tersebut kepada Kepala
SMU Santo Thomas – 3 Medan.
Kemudian setelah mendapat izin dari Kepala SMU Santo Thomas
– 3 Medan, peneliti melaksanakan proses pengumpulan data dari
responden. Peneliti menjelaskan tujuan penelitian ini kepada calon
responden dan meminta kesediaannya untuk menjadi subjek penelitian.
Setelah responden setuju untuk menjadi subjek penelitian, peneliti
mengajukan surat persetujuan menjadi responden untuk ditanda
tangani.
Peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden.
Peneliti mengingatkan responden untuk mengisi kuesioner sesuai yang
dialami dengan jujur dan mengingatkan untuk mengisi semua
pertanyaan dan pernyataan yang ada dilembar kuesioner. Selanjutnya
peneliti memberikan penilaian berdasarkan kriteria yang disusun
I. Rencana Analisa Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif,
dimana dalam pengolahan data akan menggunakan teknik statistik,
yakni teknik pengolahan data menggunakan analisis statistik
(Notoatmodjo, 2010). Langkah-langkah yang digunakan dalam
menganalisa data pada penelitian ini adalah dengan melakukan analisis
deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriftif untuk mengetahui
frekuensi dan persentase remaja yang obesitas dan tidak obesitas, serta
frekuensi dan persentase ideal diri tinggi dan rendah serta analisis
inferensial untuk menguji ada tidaknya hubungan antara obesitas
dengan ideal diri. Uji statistik yang digunakan adalah chi square.
Dikatakan ada hubungan jika nilai p < 0,05. Data diolah dengan
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang Penelitian dengan
judul “Hubungan Antara Obesitas Dengan Ideal Diri (Self – Ideal) pada Remaja di SMU Santo Thomas – 3 Medan” dengan jumlah sampel sebanyak
60 orang remaja, dimana 30 orang yang mengalami obesitas dan 30 orang yang
tidak mengalami obesitas.
1. Analisa Univariat
Analisa data dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Jenis Kelamin, Umur dan Suku di SMU Santo Thomas – 3 Medan Tahun 2014
Karakteristik Responden
Tidak Obesitas
Obesitas Total
F % f % F %
Jenis kelamin
Perempuan 17 28 .3
15 25.0 32 53.3
Laki – laki 13 21.7 15 25.0 28 46.7
Umur
15 1 1.7 2 3.3 3 5.0
16 14 23.3 14 23.3 28 46.7
17 12 20.0 9 15.0 21 35.0
18 3 5.0 4 6.7 7 11.7
19 0 0 1 1.7 1 1.7
Suku
Toba 10 16.7 18 30.0 28 46.7
Karo 8 13.3 4 6.7 12 20.0
Simalungun 5 8.3 4 6.7 9 15.0
Jawa 4 6.7 1 1.7 5 8.3
Cina 3 5.0 3 5.0 6 10.0
Berdasarkan tabel 5.1 diperoleh data bahwa responden berjenis kelamin
perempuan sebanyak 32 orang (53.3%) dengan siswa tidak obesitas berjumlah
17 orang (28.3%) dan obesitas berjumlah 15 orang (25.0%), berumur 16 tahun
sebanyak 28 orang (46.7%) dengan siswa tidak obesitas dan siswa obesitas
berjumlah sama yaitu 14 orang (23.3%), dan bersuku batak toba sebanyak 28
orang (46.7%), dengan siswa tidak obesitas berjumlah 10 orang (16.6%) dan
Tabel 5.2.
Distribusi Responden Berdasarkan Status Obesitas di SMU Santo Thomas – 3 Medan Tahun 2014
Status Obesitas Frekuensi Persentase (%)
Tidak Obesitas Obesitas 30 30 50.0 50.0
Berdasarkan tabel 5.2 diperoleh data bahwa responden yang obesitas
dan tidak obesitas memiliki frekuensi yang sama masing – masing sebanyak
30 orang (50.0%).
Tabel 5.3.
Distribusi Responden Berdasarkan Ideal Diri Remaja di SMU Santo Thomas – 3 Medan Tahun 2014
Ideal Diri Frekuensi Persentase (%)
Tinggi Rendah 30 30 50.0 50.0
Berdasarkan tabel 5.3 diperoleh data bahwa responden yang memiliki
ideal diri tinggi sama dengan yang memiliki ideal diri rendah dengan masing –
masing sebanyak 30 orang (50.0 %).
2. Analisis Bivariat
Hubungan obesitas dengan ideal diri pada remaja di SMU Santo
Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Obesitas dengan Ideal Diri pada Remaja di SMU Santo Thomas – 3 Medan
Tahun 2014 Ideal Diri Status Obesitas Jumlah Tidak Obesitas Obesitas
f % F % f %
Tinggi Rendah 16 14 26.7 23.3 14 16 23.3 26.7 30 30 100 100
P = 0.851
Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa dari 60 responden yang diteliti
terhadap remaja tentang hubungan obesitas dengan ideal diri pada remaja di
SMU Santo Thomas – 3 Medan Tahun 2014, terdapat 16 responden (26.7%)
tidak obesitas dengan ideal diri tinggi, dan 14 responden (23.3%) tidak obesitas
dengan ideal diri rendah sedangkan pada obesitas terdapat 14 orang (23.3%)
dengan ideal diri tinggi, 16 orang (26.7%) dengan ideal diri rendah.
B. Pembahasan
Pada pembahasan ini peneliti menguraikan tujuan penelitian ini yaitu
bagaimana karakteristik para responden, bagaimana ideal diri responden, serta
1. Interpretasi dan Diskusi Hasil a. Obesitas
Obesitas didefenisikan sebagai akumulasi lemak tubuh yang berlebihan
sedikitnya 20% di atas berat badan rata – rata sesuai umur, jenis kelamin, dan
berat badan (Mubarak & Chayatin, 2006).
Obesitas biasa disebut dalam bahasa awam sebagai kegemukan atau
berat badan yang berlebihan. Permasalahan ini terjadi hampir diseluruh dunia
dengan prevalensi yang semakin meningkat, baik di negara – negara maju
ataupun negara berkembang, termasuk Indonesia. Sejak tahun 1998, WHO juga
telah mendeklarasikan obesitas sebagai epidemik global ( Aryani, 2010).
Berdasarkan tabel 5.2 diperoleh data bahwa responden yang obesitas
dan tidak obesitas memiliki frekuensi yang sama masing – masing sebanyak
30 orang (50,0%).
b. Ideal Diri
Ideal diri adalah persepsi tentang bagaimana dia harus berperilaku
standar, tujuan, keinginan atau nilai pribadi tertentu. Sering disebut bahwa
ideal diri sama dengan cita – cita, keinginan, harapan tentang diri sendiri (Bisri,
1995).
Persepsi individu tentang bagaimana seharusnya berperilaku
berdasarkan standar, aspirasi, tujuan atau nilai yang diyakini. Ideal diri harus
cukup tinggi supaya mendukung respek terhadap diri dan tidak terlalu tinggi,
individu terhadap dirinya saat berada ditengah masyarakat dengan norma
tertentu (Bisri, 1995).
Berdasarkan tabel 5.3 diperoleh data bahwa responden yang memiliki
ideal diri tinggi sama dengan yang memiliki ideal diri rendah dengan masing –
masing sebanyak 30 orang (50.0 %).
c. Hubungan Obesitas dengan Ideal Diri di SMU Santo Thomas – 3 Medan
Berdasarkan hasil penelitian ini tidak ditemukan hubungan obesitas
dengan ideal diri pada remaja. Dari hasil penelitian mayoritas responden tidak
obesitas dengan ideal diri tinggi sebanyak 16 orang (26,7%), dan mayoritas
responden obesitas dengan ideal diri tinggi sebanyak 14 orang (23.3%). Hal ini
pun dibuktikan dengan uji statistik chi square pada tingkat signifikan α = 0,05 (95%), maka didapatkan ρ < α (0.851 < 0.05) berarti Ho gagal ditolak. Maka
secara statistik menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara
obesitas dengan ideal diri pada remaja.
2. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan dimana pada penelitian
ini hanya menganalisa data untuk mengetahui hubungan antara variabel
independent dengan dependent tanpa menilai seberapa erat hubungan tersebut
dan variabel manakah yang paling mempengaruhi serta seberapa berpengaruh
3. Implikasi Untuk Asuhan Kebidanan/Pendidikan Bidan
a. Hasil penelitian ini memberi informasi bagi pelayanan kebidanan
sebagai sumber informasi bagi petugas kesehatan terutama dalam
pemahaman ideal diri pada remaja yang mengalami obesitas.
b. Sebagai penelitian dan sumber informasi untuk penelitian berikutnya
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian hubunganobesitas dengan ideal diri pada
remaja di SMU Santo Thomas -3 Medan tahun 2014, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil uji statistik pada responden berdasarkan karakteristik jenis
kelamin responden mayoritas berjenis kelamin perempuan sebanyak 32
orang (53.3%), berdasarkan karakteristik umur mayoritas berumur 16
tahun sebanyak 28 orang (46.7%), dari berdasarkan karakteristik suku
responden mayoritas suku batak toba sebanyak 28 orang (46.7%)
2. Dari hasil uji statistik pada 37 responden berdasarkan tidak obesitas
mayoritas terdapat 16 orang (26.7%) ) dengan ideal diri tinggi dan
obesitas mayoritas terdapat 16 orang dengan ideal diri rendah.
3. Dari hasil uji statistik pada 60 responden diperoleh nilai p = 0.851 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan obesitas dengan ideal diri
pada remaja.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan diatas maka peneliti pun
memberikan sedikit saran berdasarkan pemikiran serta pengetahuan yang
sederhana sebagai berikut:
Peneliti berharap dikemudian hari dapat mengembangkan lagi pebelitian ini.
Dimana peneliti juga mendapatkan pengetahuan dan penglaman yang nyata
dalam melakukan penelitian di bidang kesehatan khususnya pada siswa
SMU Santo Thomas – 3 Medan yang berhubungan dengan ideal diri
2. Bagi Tempat Yang diteliti
Peneliti berharap hasil peneliti ini dapat dipergunakan untuk membantu para
guru khususnya guru BP ( Bimbingan Penyuluhan) dan siswa dengan
obesitas mengetahui dampak buruk obesitas serta menumbuhkan rasa
percaya diri terhadap tubuh yang tidak ideal.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti berharap hasil penelitian ini sebagai dasar untuk melakukan
penelitian lebih lanjut berkait pada obesitas dengan ideal diri di SMU Santo
DAFTAR PUSTAKA
Andri, F., Hurmaly, T. (2013). Diet Sehat Khusus Remaja Berdasarkan Golongan Darah A B Ab O. Bandung : ISBN.
Arikunto, Suharsimi. 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta
Aryani, R. (2010). Kesehatan Remaja : Problem dan Solusinya. Jakarta : Salemba Medika.
Bisri, H. (1995). Remaja Berkualitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Dalami, E., Suliswati, Farida, P., Rochimah, & Banon, E. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Masalah Psikososial, cetakan pertama. Jakarta : Trans Info Media.
Darajat, Z. (1990). Kesehatan Mental. Jakarta: CV Haji Masagung.
Elfindri, Hasnita, E., Abidin, Z., & Elmiyasna, M, R. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan, Cetakan Pertama. Jakarta : Baduose Media Jakarta.
Hidayat, A. (2010). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data, Cetakan keempat. Jakarta : Salemba Medika.
Hurmaly, T., & Andri, F. (2013). Diet Sehat Khusus Remaja Berdasarkan Golongan Darah A, B, AB, O, Edisi pertama. Yogjakarta : Khitah Publishing.
Hurlock, E.B. (2000). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Kartini, K. (2005). Patologi Sosial 2; Kenakalan Remaja. Jakarta : Rajawali Pers.
Mubarak, I., & Chayatin, N. (2006). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Teori & Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC.
Notoadmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi tiga. Jakarta : Rineka Cipta.
Proverawati, A. (2010). Obesitas dan Gangguan Perilaku Makan Pada Remaja. Yogjakarta : Nuha Medika.
Riyadi, S., & Purwanto, T. ( 2009). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Santrock. J. W. (2003). Adolescence: Perkembangan Remaja.(edisi keenam) Jakarta : Erlangga.
Sitohang, A. N., & Siregar, S. L. F., (2012). Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah, Medan : Program D IV Bidan Pendidik.
Suyanto. (2011). Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan, Edisi pertama. Yogjakarta : Muha Medika.
Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya, cetakan pertama. Jakarta : Sagung Seto.
Putri,R. (2012). Hubungan Obesitas Dengan Citra Tubuh Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI). FIK UI : Skripsi.
Tirtawinata, Ch.(2012). Ingin Menjadi Langsing : Penanggulangan Obesitas Secara Terpadu, Edisi pertama. Jakarta : Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
http://health.okezone.com/read/2014/04/17/482/972012/kondisi-obesitas-di-indonesia-kian-mengkhawatirkan
Lampiran 6
Kuesioner
“Hubungan Obesitas dengan Ideal Diri Remaja di SMU Santo Thomas – 3 Medan”
Kode Responden : (diisi oleh peneliti)
Tanggal Pengisian :
A.Data Demografi
Jenis Kelamin : Pria/Wanita
Usia : ... tahun Berat Badan : ... kg
Tinggi Badan : ... cm IMT : ...
B.Kuesioner Ideal Diri
Petunjuk pengisian lembar kuesioner.
Berikut ini terdapat beberapa pertanyaan. Baca dan pahami baik – baik setiap pertanyaan, lalu berikan tanda silang (X) pada pertanyaan yang paling sesuai dengan diri anda, pada salah satu jawaban yang tersedia, yaitu :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
R : Ragu – ragu
No. Pertanyaan SS S TS R STS
1. Saya merasaa penampilan saya tidak sempurna
karena memiliki tubuh yang besar
2. Saya merasa agak kesulitan beraktivitas dengan
tubuh saya yang besar
3. Saya merasa malu dengan bentuk tubuh saya karena
saya merasa tidak menarik bagi lawan jenis
4. Saya merasa kurang dihargai oleh teman – teman
ataupun orang – orang disekitar saya karena bentuk
tubuh saya yang besar
5. Saya merasa tubuh saya lebih besar dibandingkan
tubuh teman – teman sebaya saya
6. Saya merasa malu apabila ada teman atau orang lain
yang memperhatikan bentuk tubuh saya
7. Saya merasa malu apabila tampil di depan umum
karena saya merasa badan saya yang besar
8. Saya merasa minder untuk berkenalan dengan orang
lain karena bentuk tubuh yang besar
9. Saya tidak puas dengan berat badan saya
10. Saya merasa frustasi atau bingung tentang
penampilan saya
11. Saya merasa senang dengan diri sendiri
13. Saya merasa bahwa orang disekitar saya mengagumi
saya
14. Saya merasa tidak menarik
15. Saya merasa khawatir tentang apa yang orang
Lampiran 7
MASTER TABEL no.
Responden JK Umur suku BB TB IMT Obesitas
Ideal Diri
jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Keterangan Jenis Kelamin : Umur : Suku :
1 : Perempuan 1:15 1 : Batak 2 : Lakilaki 2:16 2 : Karo
3:17 3:Mandailing 4:18 4 : Jawa
5:15 5 : Cina
Obesitas : Ideal Diri :
Lampiran 8
Distribusi Jawaban Responden Tentang Ideal Diri
No Pernyataan
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Ragu Sangat Tidak Setuju
F % f % f % f % f %
1 Saya merasaa penampilan saya tidak sempurna karena memiliki tubuh yang besar
15 25 3 5 18 30 14 23.3 10 16.7
2 Saya merasa agak kesulitan beraktivitas dengan tubuh saya yang besar 14 23.3 5 8.3 24 40 11 18.3 6 10
3 Saya merasa malu dengan bentuk tubuh saya karena saya merasa tidak menarik bagi lawan jenis
18 30 2 3.3 25 30 11 18.3 4 6.7
4 Saya merasa kurang dihargai oleh teman – teman ataupun orang – orang disekitar saya karena bentuk tubuh saya yang besar
25 30 3 5 26 43.3 6 10 0 0
5 Saya merasa tubuh saya lebih besar dibandingkan tubuh teman – teman sebaya saya
15 25 10 16.7 23 38.3 11 18.3 1 1.7
6 Saya merasa malu apabila ada teman atau orang lain yang memperhatikan bentuk tubuh saya
17 28.3 5 8.3 22 36.7 10 16.7 6 10
7 Saya merasa malu apabila tampil di depan umum karena saya merasa badan saya yang besar
18 30 7 11.7 22 36.7 10 16.7 3 5
tubuh yang besar
9 Saya tidak puas dengan berat badan saya 12 20 7 11.7 17 28.3 15 25 9 15
10 Saya merasa frustasi atau bingung tentang penampilan saya 20 33.3 8 13.3 18 30 10 16.7 4 6.7
11 Saya merasa senang dengan diri sendiri 3 5 5 8.3 6 10 17 28.3 29 48.3
12 Saya merasa senang dengan penampilan saya sendiri 0 0 4 6.7 6 10 22 36.7 28 46.7
13 Saya merasa bahwa orang disekitar saya mengagumi saya 3 5 12 20 14 23.3 18 30 13 21.7
14 Saya merasa tidak menarik 21 35 7 11.7 23 38.3 8 13.3 1 1.7
Lampiran 9
Reliability Case Processing Summary
N %
Cases Valid 60 56.6
Excludeda 46 43.4
Total 106 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.851 15
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item
Deleted
P1 40.53 90.423 .602 .835
P2 40.98 92.695 .624 .834
P3 40.87 89.033 .747 .826
P4 41.33 94.497 .595 .837
P5 41.00 95.424 .547 .839
P6 40.70 88.451 .718 .827
P7 41.05 88.489 .772 .825
P8 41.17 89.938 .791 .826
P9 40.52 97.542 .347 .850
P10 41.05 88.930 .733 .827
P11 39.48 109.678 -.103 .871
P12 39.32 112.593 -.257 .871
P13 40.12 109.054 -.078 .870
P14 41.20 90.841 .748 .828
JK * obesitas Crosstabulation
obesitas
Total normal obes
JK perempuan Count 17 15 32
% within JK 53.1% 46.9% 100.0% % within
obesitas 56.7% 50.0% 53.3% % of Total 28.3% 25.0% 53.3%
laki-laki Count 13 15 28
% within JK 46.4% 53.6% 100.0% % within
obesitas 43.3% 50.0% 46.7% % of Total 21.7% 25.0% 46.7%
Total Count 30 30 60
% within JK 50.0% 50.0% 100.0% % within
umur * obesitas Crosstabulation
obesitas
Total normal obes
umur 15 Count 1 2 3
% within umur 33.3% 66.7% 100.0% % within
obesitas 3.3% 6.7% 5.0% % of Total 1.7% 3.3% 5.0%
16 Count 14 14 28
% within umur 50.0% 50.0% 100.0% % within
obesitas 46.7% 46.7% 46.7% % of Total 23.3% 23.3% 46.7%
17 Count 12 9 21
% within umur 57.1% 42.9% 100.0% % within
obesitas 40.0% 30.0% 35.0% % of Total 20.0% 15.0% 35.0%
18 Count 3 4 7
% within umur 42.9% 57.1% 100.0% % within
obesitas 10.0% 13.3% 11.7% % of Total 5.0% 6.7% 11.7%
19 Count 0 1 1
% within umur .0% 100.0% 100.0% % within
obesitas .0% 3.3% 1.7% % of Total .0% 1.7% 1.7%
Total Count 30 30 60
% within umur 50.0% 50.0% 100.0% % within
Suku Crosstab
obesitas
Total normal obes
suku Batak Count 10 18 28
% within suku 35.7% 64.3% 100.0% % within obesitas 33.3% 60.0% 46.7% % of Total 16.7% 30.0% 46.7%
karo Count 8 4 12
% within suku 66.7% 33.3% 100.0% % within obesitas 26.7% 13.3% 20.0% % of Total 13.3% 6.7% 20.0%
mandailing Count 5 4 9
% within suku 55.6% 44.4% 100.0% % within obesitas 16.7% 13.3% 15.0% % of Total 8.3% 6.7% 15.0%
jawa Count 4 1 5
% within suku 80.0% 20.0% 100.0% % within obesitas 13.3% 3.3% 8.3% % of Total 6.7% 1.7% 8.3%
cina Count 3 3 6
% within suku 50.0% 50.0% 100.0% % within obesitas 10.0% 10.0% 10.0% % of Total 5.0% 5.0% 10.0%
Total Count 30 30 60
% within suku 50.0% 50.0% 100.0% % within obesitas 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Obesitas
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid normal 30 28.3 50.0 50.0
obes 30 28.3 50.0 100.0
Total 60 56.6 100.0 Missing System 46 43.4
Total 106 100.0
Ideldiri
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tinggi 30 28.3 50.0 50.0
rendah 30 28.3 50.0 100.0
Total 60 56.6 100.0 Missing System 46 43.4
obesitas * ideldiri Crosstabulation
Ideldiri
Total tinggi Rendah
obesitas normal Count 16 14 30 % within
obesitas 53.3% 46.7% 100.0% % within ideldiri 53.3% 46.7% 50.0% % of Total 26.7% 23.3% 50.0%
Obes Count 14 16 30
% within
obesitas 46.7% 53.3% 100.0% % within ideldiri 46.7% 53.3% 50.0% % of Total 23.3% 26.7% 50.0%
Total Count 30 30 60
% within
obesitas 50.0% 50.0% 100.0% % within ideldiri 100.0% 100.0% 100.0% % of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-sided)
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square .267a 1 .606
Continuity Correctionb .067 1 .796 Likelihood Ratio .267 1 .605
Fisher's Exact Test .797 .398
Linear-by-Linear
Association .262 1 .609
N of Valid Casesb 60
Lampiran 10
DAFTARRIWAYAT HIDUP Data Pribadi
Nama : ROMA ULI SIAHAAN
Tempat/ Tanggal Lahir : Kisaran, 21 Maret 1983
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jln. Yulius Usman Lorong Pukat Rt. 20 No. 19 Jambi
Riwayat Pendidikan
Tahun 1989 – 1995 : SD Swasta Khatolik Mariana Medan
Tahun 1995 – 1998 : SLTP Swasta Markus Medan
Tahun 1998 – 2001 : SMU Santo Thomas – 3 Medan
Tahun 2002 - 2005 : D-III Akademi Kebidanan Bakti Inang Persada Medan
Tahun 2013 - 2014 : DIV Bidan Pendidik FKEP USU
Riwayat Pekerjaan
Januari 2006 – Juni 2006 : Bekerja dipraktek dokter Rokan Hulu - Riau
Juli 2006 – juli 2008 : Bidan PTT di desa Rambah Jaya Kab. Rokan Hulu – Riau