• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYAKIT BAKTERI PADA KEDELAI Dl KALIMAWTAN SELATAN : IDENTIFIKASI, KEHILANGAN HASIL, DAN KELANGSUNGAN HlDUP PATOGEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENYAKIT BAKTERI PADA KEDELAI Dl KALIMAWTAN SELATAN : IDENTIFIKASI, KEHILANGAN HASIL, DAN KELANGSUNGAN HlDUP PATOGEN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENYAKIT BAKTERI PADA KEDELAI

Dl KALIMAWTAN SELATAN

:

IDENTIFIKASI,

KEHILANGAN HASIL, DAN KELANGSUNGAN HlDUP PATOGEN

Oleh

M. HANAFIAH AlNl

PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PENYAKIT BAKTERI PADA KEDELAI DI KALIMANTAN SELATAN: IDENTIFIKASI,

KEHILANGAN HASIL, DAN KELANGSUNGAN HIDUP PATOGEN

Oleh

M. HANAFIAH AINI FIT 87508

Disertasi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor

pada

Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor

BIDANG KEAHLIAN FITOPATOLOGI PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

RINGKASAN

M. HANAFIAH AINI. Penyakit Bakteri pada Kedelai di Kali- mantan Selatan: Identifikasi, Kehilangan Hasil dan Kelang- sungan Hidup Patogen (Di bawah bimbingan RUSMILAH SUSENO, sebagai ketua; M. MACHMUD, BARIZI, SOLEH SOLAHUDDIN dan JUSUP SUTAKARIA, sebagai anggota).

Tulisan ini merupakan hasil penelitian tentang penya- kit pada tanaman kedelai yang terdapat di Kalimantan Sela- tan dengan gejala berupa bercak kecokelatan yang dikeli- lingi klorosis; meliputi identifikasi patogen, daerah se- baran dan intensitas penyakit, kehilangan hasil kedelai yang diakibatkannya, serta kemampuan patogen melangsungkan hidup pada benih kedelai, inang lain, tanah, dan serasah.

Survei dilaksanakan sejak bulan Nopember 1989 sampai Desember 1990. Dalam kurun waktu tersebut, juga dilakukan pengujian dan percobaan, kecuali percobaan infeksi polong, yang dilakukan tersendiri d i lingkungan Kampus IPB sejak

2 Nopember 1991 sampai 28 Februari 1992.

Survei daerah sebaran penyakit pustul bakteri dilaku- kan di seluruh daerah pertanaman kedelai di Kalimantan Se- latan, dengan melihat ada dan tidaknya penyakit pustul bak- teri. Hasil survei menunjukkan bahwa penyakit pustul bak- teri kedelai tersebar di seluruh kabupaten. Untuk menda- patkan data intensitas penyakit diambil satu lokasi contoh per kabupaten secara acak, dan didapatkan bahwa intensitas

(4)

i i penyakit berkisar antara ringan sampai cukup berat. Iden- tifikasi patogen secara makroskopis dan fisiologis menun- jukkan bahwa penyakit yang terdapat pada kedelai di Kali- mantan Selatan tersebut: tak lain adalah pustul bakteri kedelai yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas c a m p e s t r i s pv. g l y c i n e s

.

Untuk melihat kehilangan hasil oleh penyakit pustul bakteri dibuat percobaan pot dalam Rancangan Acak Lengkap Faktorial, dan didapatkan bahwa penyakit pustul bakteri dapat menurunkan hasil sebesar 15.9% melalui penurunan jum-

lah polong dan penurunan bobot biji.

Dari sejumlah benih yang berasal dari areal terserang pustul bakteri didapatkan bahwa sebanyak 22% telah terin- feksi bakteri tersebut, dan sebanyak 12% tumbuh menjadi tanaman sakit. Dengan percobaan bak, berukuran lm x lm ditemukan bahwa dari benih terinfeksi akan tumbuh menjadi tanaman sakit dan menular dengan cepat ke tanaman lain. Infeksi polong memperlihatkan bahwa bakteri pustul dapat masuk ke polong melalui luka.

Keberadaan bakteri pustul dalam tanah dan serasah di- lacak dengan metode bakteriofag. Dari percobaan pemberaan lahan bekas tanaman terserang pustul bakteri didapatkan bahwa lahan yang diberakan 3 bulan masih berfungsi sebagai sumber inokulum yang efektif. Rotasi dengan tanaman lain yang bukan inang sama efektifnya dengan pemberaan. Tanaman

(5)

i i i

kacang buncis dan kacang jogo (Phaseolus vulgaris) dapat terinfeksi bakteri pustul dengan inokulasi secara pelukaan.

Pada serasah yang terletak di permukaan tanah, bakteri pustul masih dapat dilacak setelah dibiarkan selama tiga bulan. Tetapi pada serasah yang terbenam dalam tanah, bak- teri hanya dapat dilacak satu bulan setelah dibenamkan.

(6)

Judul Disertasi: PENYAKIT BAKTERI PADA KEDELAI DI KALI- MANTAN SELATAN: IDENTIFIKASI, KEHILANGAN HASIL, DAN KELANGSUNGAN HIDUP PATOGEN Nama Mahasiswa : M. HANAFIAH AINI

Nomor Pokok : FIT 87508

Menyetujui:

1. Komisi Pembimbing

(Prof. Dr.Ir. Rusmilah Suseno)

7 /

(Prof.

,

/

(Dr. Ir. Soleh Solahuddin)

I

(Prof. Dr. Ir. Jusup Sutakaria)

Bidang Keahlian logi/Fitopatologi

I

r

Soemartono Sosromarsa

+

//

r. Ir. Edi Guhardja)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 15 Mei 1943 di Amun- tail Kalimantan Selatan, dari ibu Siti Maryam dan ayah Mu- hammad Aini sebagai anak kelima dari enam bersaudara. se- telah menamatkan SDN 6 tahun pada tahun 1957, lalu masuk SMPN Amuntai. Lulus SMP pada tahun 1960 dan masuk SMAN Amuntai, Jurusan B. Lulus SMA pada tahun 1963 dan langsung masuk Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat (Un- lam) Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Pada tahun 1967, pe- nulis lulus Sarjana Muda dan tahun 1975 lulus Sarjana. Pa- da tahun 1979 penulis masuk pendidikan lanjutan pada Fakul- tas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor (IPB) dan menda- patkan gelar Magister Sains pada tahun 1981. Pada tahun 1987 kembali masuk pendidikan lanjutan S-3 di Fakultas Pas- casarjana, IPB Bogor, sampai sekarang.

Pada tahun 1969, penulis diangkat sebagai Asisten Te- tap pada Fakultas Pertanian Unlam dengan ijazah Sarjana Muda. Setelah lulus Sarjana pada tahun 1975, penulis men-

jadi salah satu staf pengajar di Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Unlam Banjarbaru. Pada tahun 1981, penulis diangkat sebagai Ketua Jurusan tersebut. Pa- da tahun 1983, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendi- dikan dan Kebudayaan No. 100242/C/1/83, diangkat sebagai Pembantu Dekan I, Fakultas Pertanian Unlam.

(8)

vii Dalam tiga tahun berturut-turut, 1982-1984, penulis mendapat penghargaan sebagai Dosen Teladan I Tingkat Fa- kultas Pertanian Unlam, dan pada tahun 1984 penulis seka- ligus mendapat penghargaan sebagai Dosen Teladan I tingkat Universitas Lambung Mangkurat.

Pada tahun 1975 penulis menikah dengan Dra. Hajjah Masriah dan telah dikaruniai dua orang anak: Agus Harya Maulana (lahir pada tanggal 17 Agustus 1976), dan Yuni Savitri Maulani (lahir pada tanggal 22 Juni 1985).

(9)

UCAPAN TERIMA KASM

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan ba- nyak terima kasih yang tulus dan penghargaan yang sebesar- besarnya kepada Ketua Komisi Penasehat, Ibu Prof. Dr. Ir. Rusmilah Suseno atas kesediaan, kepercayaan, perhatian, saran, dan bimbingannya selama perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk disertasi ini.

Kepada Bapak Dr. M. Machmud, M.Sc. selaku anggota Komisi Penasehat, penulis menyampaikan terima kasih atas kepercayaan, segala petunjuk, dan bekal yang diberikan.

Kepada Bapak Prof. Dr. Barizi, MES selaku anggota KO- misi Penasehat, penulis menyampaikan terima kasih atas ke- sediaan, kritik, saran, dan petunjuk yang diberikan dengan tulus kepada penulis, terutama dalam ha1 pengambilan contoh dan pengolahan data.

Kepada Bapak Dr. Ir. Soleh Solahuddin, penulis juga mengucapkan terima kasih atas kesediaannya sebagai anggota Komisi Penasehat, meskipun pada saat itu beliau sangat si- buk sebagai Dekan Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Jusup Sutakaria, penulis juga mengucapkan terima kasih atas kesediaan beliau sebagai anggota Komisi Penasehat, sehingga segi bimbingan akan se- makin lengkap.

(10)

ix Kepada Dekan Fakultas Pertanian Unlam yang lama, Dr. Ir. Ismet Ahmad, M.Sc., dan Rektor Unlam yang lama, Prof. Drs. Kustan Basri, diucapkan terima kasih atas izin yang diberikannya kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan ke program S3 pada Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Tim Mana- jemen Program Doktor, Direktorat Jenderal Pendidikan Ting- gi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sebagai penanggung biaya pendidikan. Selain itu, penulis juga mengucapkan te- rima kasih kepada Ketua Yayasan Supersemar atas bantuan da- na, sehingga penelitian Program S3 ini dapat berlangsung dengan lancar

.

Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala Cabang Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan serta Kepala Balai Penyuluhan Pertaniannya atas segala informasi yang diberikan dalam rangka pelaksanaan survei.

Kepada Ketua Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fa- kultas Pertanian Unlam, penulis juga mengucapkan terima ka- sih atas ijin penggunaan laboratorium dan peralatannya. Serta ucapan terima kasih ditu jukan kepada teman se jawat yang ikut membantu, baik berupa tenaga maupun berupa pemi- kiran.

(11)

X

Tak terlupakan rasa terima kasih penulis kepada isteri dan kedua anak tercinta yang sangatmendorong maju motivasi penulis untuk menyelesaikan studi ini.

Dengan memanjatkan doa dan puji syukur k e hadirat Allah SWT semoga Dia senantiasa memberkahi kita untuk men- capai tujuan kita semua. Amin.

(12)

DAFTAR IS1

Halaman

DAFTAR TABEL

...

xiv

DAFTAR GAMBAR

...

xx PENDAHULUAN

...

1 TINJAUAN PUSTAKA

...

4 Hawar Bakteri

...

5 Gejala Penyakit

...

5 Organisme Penyebab

...

6

Penyakit Pustul Bakteri

...

6

Gejala penyakit

...

7

Organisme penyebab

...

7

Interaksi inang . patogen

...

1 0 Interaksi inang

.

patogen . lingkungan

..

1 0 Identifikasi Bakteri Patogen

...

11

Kehilangan Hasil

...

16

Cara Bakteri Patogen Bertahan Hidup

...

Hubungan patogen dengan benih

...

Hubungan patogen dengan serasah

...

BAHAN DAN METODE

...

Tempat dan Waktu Penelitian

...

Isolasi Patogen dan Uji Postulat Koch

...

Survei Penyebaran dan Intensitas Serangan Penyakit Pustul Bakteri Kedelai di Kalimantan Selatan

...

Daerah sebaran penyakit

...

Intensitas penyakit

...

Identifikasi Patogen

...

25

Uji Reaksi Gram

...

25

(13)

Halaman Uji oksidase

...

2 6

Uji hambatan pertumbuhan oleh TZC

...

2 7

Uji warna pertumbuhan bakteri pada medium

sumbat kentang

...

2 7

Uji metabolisme oksidatif-fermentattif

..

2 8

Hidrolisis pati

...

2 9

Pencairan gelatin

...

2 9

Pembentukan asam dari sukrosa

...

3 0

Kehilangan Hasil

...

3 0

Hubungan Patogen dengan Benih Kedelai

...

3 2

Persentase benih terinfeksi dan lokasi

bakteri

...

3 2

Persentase tanaman sakit yang benihnya

berasal dari tanaman terserang

...

3 3

Infeksi melalui polong

...

3 3

Perkembangan populasi bakteri pada benih

dalam kurun waktu

...

3 4

Peranan Benih dalam Penularan Penyakit

...

3 6

Inang Kacang-kacangan Lain

...

3 8

Kelangsungan Hidup Patogen dalam Tanah

...

3 9

Pernberaan tanah

...

3 9

Perkembangan populasi bakteri pustul

dalam tanah

...

3 9

Potensi lahan yang diberakan sebagai

sumber inokulum

...

4 1

Rotasi tanaman

...

41 Kelangsungan Hidup Patogen dalam Serasah 4 1

.

...

HASIL

...

4 4

Survei Daerah Sebaran dan Intensitas

Penyakit Pustul Bakteri Kedelai di Kalimantan

(14)

Halaman Daerah sebaran penyakit

...

4 4

Intensitas penyakit

...

4 8

Isolasi dan Uji Patogenisitas

...

50

Identifikasi

...

50

Kehilangan Hasil

...

50

...

Hubungan Patogen dengan Benih Kedelai 52

Persentase biji terinfeksi

...

52

Persentase tanaman sakit yang benihnya

berasal dari areal terserang

...

54

...

Lokasi bakteri di dalam benih 54

Infeksi melalui polong

...

56

Perkembangan populasi bakteri pada benih

...

dalam kurun waktu 56

...

Peranan Benih dalam Penularan Penyakit 57

...

Inang Kacang-kacangan Lain 58

Kelangsungan Hidup Patogen dalam Tanah

...

59

Perkembangan populasi bakteri pustul

dalam tanah

...

59

Tanah sebagai sumber inokulum

...

59

...

Rotasi tanaman 6 0

...

Kelangsungan Hidup Patogen dalam Serasah 6 1

...

PEMBAHASAN 65

...

KESIMPULAN 7 2 SARAN

...

7 4

...

DAFTAR PUSTAKA 75

(15)

Nomor Halaman Teks

1. Uji fisiologis untuk membedakan spesies

dari genus Xanthomonas menurut Dye (1980)

...

2. Uji fisiologis untuk membedakan spesies dari genus Xanthomonas menurut Mof>fett dan Croft (1980)

...

3 . Daerah sebaran penyakit pustul bakteri kede-

lai di Kalimantan Selatan

...

4. Hasil survei penyakit pustul bakteri pada tanaman kedelai di Kalimantan Selatan

...

5. Ciri-ciri fisiologis dan biokimia bakteri pustul dari Kalimantan Selatan

...

6. Pengaruh penyakit pustul bakteri terhadap hasil dan komponen hasil kedelai

...

7. Lokasi bakteri pustul dalam benih

...

8. Jumlah kumulatif persentase tanaman terserang

tiap bak per pengamatan

...

9. Hasil pengujian inang

...

10. Jumlah plak dari 1 ml supernatan larutan

...

contoh tanah yang diperkaya

11. Hasil rotasi tanaman pada tanaman kedelai terakhir

...

12. Jumlah plak dari 1 ml supernatan larutan

rendaman serasah

...

1. Jumlah tanaman sakit dan persentasenya per petak contoh menurut kategori serangan dalam

.

lokasi Gunung Makmur, ~leihari, yang disurvei pada musim hujan (20 Nopember) 1989

...

2. U j i proporsional pengaruh letak pertanaman di lapangan terhadap intensitas penyakit pustul bakteri kedelai untuk data lokasi Gunung

(16)

Nomor Halaman

3. Jumlah tanaman sakit dan persentasenya per petak contoh menurut kategori serangan dalam lokasi Gunung Makmur, Pleihari, yang disurvei pada awal musim kemarau (25 Maret) 1990

...

4. Uji proporsional pengaruh letak pertanaman di lapangan terhadap intensitas penyakit pustul bakteri kedelai untuk data lokasi .Gunung Makmur pada awal musim kemarau 1990

...

5. Jumlah tanaman sakit dan persentasenya per

petak contoh menurut kategori serangan dalam lokasi Muara Rintis, Ilung, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, yang disurvei pada akhir

musim hujan (8 Februari) 1990

...

6. Uji proporsional pengaruh letak pertanaman di

lapangan terhadap intensitas penyakit pustul bakteri kedelai untuk data lokasi Muara Rin- tis, Ilung, pada akhir musim hujan 1990

...

7. Jumlah tanaman sakit dan persentasenya per

petak contoh menurut kategori serangan dalam lokasi Muara Rintis, Ilung, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, yang disurvei pada awal musim hujan (2 Desember) 1990

...

8. Uji proporsional pengaruh letak pertanaman di lapangan terhadap intensitas penyakit pustul bakteri kedelai untuk data lokasi Muara Rin- tis, Ilung, pada awal musim hujan 1990

...

9. Jumlah tanaman sakit dan persentasenya per

petak contoh menurut kategori serangan dalam lokasi PIR Karet Paringin, Kabupaten Hulu Sungai Utara, yang disurvei pada akhir musim hujan (8 Februari) 1990

...

10. Uji proporsional pengaruh letak pertanaman di

lapangan terhadap intensitas penyakit pustul bakteri kedelai untuk data lokasi PIRSUS Ka- ret Paringin, pada akhir musim hujan 1990

...

11. Jumlah tanaman sakit dan persentasenya per

petak contoh menurut kategori serangan dalam lokasi PIRSUS Karang Bintang, Batu Licin, Kabupaten Kotabaru, yang disurvei pada akhir musim hujan (11 Februari) 1990

...

(17)

Nomor Halaman

12. Uji proporsional pengaruh letak pertanaman di lapangan terhadap intensitas penyakit pustul bakteri kedelai untuk data lokasi PIRSUS Karang Bintang, pada akhir musim hujan 1990 13. Jumlah tanaman sakit dan persentasenya per

petak contoh menurut kategori serangan dalam lokasi Sungai Seluang, Kabupaten Barito

Kuala, yang disurvei pada musim kemarau

(6 Juli) 1990

...

14. Uji proporsional pengaruh letak pertanaman di

lapangan terhadap intensitas penyakit pustul bakteri kedelai untuk data lokasi Sungai Seluang, Kabupaten Barito Kuala, pada musim

kemarau 1990

...

100 15. Jumlah tanaman sakit dan persentasenya per

petak contoh menurut kategori serangan dalam lokasi Paku, Simpang Empat, Kabupaten Banjar,

pada musim kemarau (14 Mei) 1990

...

101 16. Uji proporsional pengaruh letak pertanaman di

lapangan terhadap intensitas penyakit pustul bakteri kedelai untuk data lokasi Paku,

Simpang Empat, Kabupaten Banjar, pada musim

kemarau 1990

...

103 17. Jumlah tanaman sakit dan persentasenya per

petak contoh menurut kategori serangan dalam lokasi Pulau Pinang, Kabupaten Tapin, pada

musim kemarau (7 Juli) 1990

...

104 18. Uji proporsional pengaruh letak pertanaman di

lapangan terhadap intensitas penyakit pustul bakteri kedelai untuk data lokasi Pulau Pi-

nang, Kabupaten Tapin, pada musim kemarau 1990 106 19. Jumlah tanaman sakit dan persentasenya per

petak contoh menurut kategori serangan dalam lokasi Padang Batung, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, pada awal musim kemarau (5 Maret)

1990

...

107 20. Uji proporsional pengaruh letak pertanaman di

lapangan terhadap intensitas penyakit pustul bakteri kedelai untuk data lokasi Padang Batung, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, pada

(18)

xvii

Nomor Halaman

21. Jumlah tanaman sakit dan persentasenya per petak contoh menurut kategori serangan dalam lokasi Nalui, Jaro, Kabupaten Tabalong, pada

musim kemarau (3 Juni) 1990

...

110 22. Uji proporsional pengaruh letak pertanaman di

lapangan terhadap intensitas penyakit pustul bakteri kedelai untuk data lokasi Nalui, Jaro,

Kabupaten Tabalong, pada musim kemarau 1990 111 23. Penggolongan frekuensi penyakit pustul bakteri

menurut kategori serangan dan umur kedelai pada lokasi Gunung Makmur Maret 1990 untuk

varietas Wilis

...

112 24. Penggolongan frekuensi penyakit pustul bakteri

menurut kategori serangan dan umur kedelai pada lokasi Muara Rintis Februari 1990 untuk

varietas Kerinci

...

112 25. Penggolongan frekuensi penyakit pustul bakteri

menurut kategori serangan dan umur kedelai pada lokasi Muara Rintis Desernber 1990 untuk

varietas Wilis

...

113 26. Penggolongan frekuensi penyakit pustul bakteri

menurut kategori serangan dan umur kedelai pada lokasi PIR Paringin Februari 1990 untuk

...

varietas Kerinci 113

27. Penggolongan frekuensi penyakit pustul bakteri menurut kategori serangan dan umur kedelai pada lokasi PIRSUS Karang Bintang Februari

1990 untuk varietas Kerinci

...

114 28. Penggolongan frekuensi penyakit pustul bakteri

menurut kategori serangan dan musim pada lo-

...

kasi Gunung Makmur untuk varietas Wilis 114 29. Penggolongan frekuensi penyakit pustul bakteri

menurut kategori serangan dan varietas kedelai umur 70 hari pada lokasi Gunung Makmur

untuk Pleihari Nopember 1989

...

115 30, Penggolongan frekuensi penyakit pustul bakteri

menurut kategori serangan dan varietas kedelai

(19)

xviii

Nomor Halaman

31. Penggolongan frekuensi penyakit pustul bak- teri menurut kategori serangan dan varietas kedelai pada lokasi Paku, Simpang Empat,

Banjar, Mei 1990

...

116

32. Penggolongan frekuensi penyakit pustul bak- teri menurut kategori serangan dan lokasi un-

tuk varietas Kerinci, umur 75 hari, Juli 1990 116 33. Penggolongan frekuensi penyakit pustul bak-

teri menurut kategori serangan dan lokasi untuk varietas Wilis, umur 60 hari, Juni-Juli

1990

...

116 34. Analisis ragam berat biji per pot

...

117 35. Nilai LSR untuk tiap selang rata-rata berat

biji/pot (0.05)

...

117 36. Data berat biji per pot

...

118 37. Analisis ragam jumlah polong per pot

...

119 38. Nilai LSR untuk tiap selang rata-rata jumlah

polong/pot (0.05)

...

119 39. Data jumlah polong per pot

...

120 40. Analisis ragam jumlah biji per polong

...

121 41. Nilai LSR untuk tiap selang rata-rata jumlah

biji/polong (0.05)

...

121 42. Data jumlah biji per polong

...

122 43. Analisis ragam berat 100 biji

...

123 44. Nilai LSR untuk tiap selang rata-rata berat

100 biji (0.05)

...

123 45. Data berat per 100 biji

...

124 46. Perkembangan populasi bakteri pustul di dalam

benih terinfeksi menurut waktu dan ulangan

..

125 47. Data jumlah kumulatif tanaman terserang tiap

bak per pengamatan

...

125 48. Laju infeksi menurut bak dan rata-ratanya

...

126

(20)

Nomor Halaman 49. Data iklim untuk daerah Banjarbaru dan

sekitarnya, tahun 1990

...

127 50. Data iklim untuk daerah Pantai Hambawang dan

sekitarnya, tahun 1989

...

128 51. Data iklim untuk daerah Pantai Hambawang dan

sekitarnya, tahun 1990

...

129 52. Data iklim untuk daerah Pleihari dan seki-

tarnya, tahun 1989

...

130 53. Data iklim untuk daerah Pleihari dan seki-

(21)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Pembesaran sel pada pembentukan pustul

(dikutip dari Groth dan Braun, 1986)

...

11 2. I1Flowchart diagramM untuk identifikasi

bakteri patogen tumbuhan hingga tingkat genus

(Schaad, 1988)

...

13 3. Tata letak penanaman benih terinfeksi dan

benih sehat

...

37

4 . Skema penampang peletakan nampan yang berisi

serasah

...

42

5 . Lokasi penyebaran penyakit pustul bakteri di

Kalimantan Selatan

...

4 5

6 . Gejala pustul bakteri kedelai

...

4 6

7. Perbedaan gejala pustul bakteri dibanding

hawar bakteri dan karat

...

47 8. Beberapa hasil pengujian sifat fisiologis

...

52 9. Isolasi bakteri dari biji

...

55 10. Gejala inokulasi polong dengan bakteri pustul 5 6 11. Populasi bakteri pada benih terinfeksi yang

diisolasi 1, 2, dan 3 bulan setelah panen

...

57 12. Kurva perkembangan tanaman tertular

...

59 13. Contoh hasil isolasi bakteriofag

...

62

Referensi

Dokumen terkait