PENYAKIT BAKTERI PADA KEDELAI
Dl KALIMAWTAN SELATAN
:
IDENTIFIKASI,
KEHILANGAN HASIL, DAN KELANGSUNGAN HlDUP PATOGEN
Oleh
M. HANAFIAH AlNl
PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PENYAKIT BAKTERI PADA KEDELAI DI KALIMANTAN SELATAN: IDENTIFIKASI,
KEHILANGAN HASIL, DAN KELANGSUNGAN HIDUP PATOGEN
Oleh
M. HANAFIAH AINI FIT 87508
Disertasi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor
pada
Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor
BIDANG KEAHLIAN FITOPATOLOGI PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
RINGKASAN
M. HANAFIAH AINI. Penyakit Bakteri pada Kedelai di Kali- mantan Selatan: Identifikasi, Kehilangan Hasil dan Kelang- sungan Hidup Patogen (Di bawah bimbingan RUSMILAH SUSENO, sebagai ketua; M. MACHMUD, BARIZI, SOLEH SOLAHUDDIN dan JUSUP SUTAKARIA, sebagai anggota).
Tulisan ini merupakan hasil penelitian tentang penya- kit pada tanaman kedelai yang terdapat di Kalimantan Sela- tan dengan gejala berupa bercak kecokelatan yang dikeli- lingi klorosis; meliputi identifikasi patogen, daerah se- baran dan intensitas penyakit, kehilangan hasil kedelai yang diakibatkannya, serta kemampuan patogen melangsungkan hidup pada benih kedelai, inang lain, tanah, dan serasah.
Survei dilaksanakan sejak bulan Nopember 1989 sampai Desember 1990. Dalam kurun waktu tersebut, juga dilakukan pengujian dan percobaan, kecuali percobaan infeksi polong, yang dilakukan tersendiri d i lingkungan Kampus IPB sejak
2 Nopember 1991 sampai 28 Februari 1992.
Survei daerah sebaran penyakit pustul bakteri dilaku- kan di seluruh daerah pertanaman kedelai di Kalimantan Se- latan, dengan melihat ada dan tidaknya penyakit pustul bak- teri. Hasil survei menunjukkan bahwa penyakit pustul bak- teri kedelai tersebar di seluruh kabupaten. Untuk menda- patkan data intensitas penyakit diambil satu lokasi contoh per kabupaten secara acak, dan didapatkan bahwa intensitas
i i penyakit berkisar antara ringan sampai cukup berat. Iden- tifikasi patogen secara makroskopis dan fisiologis menun- jukkan bahwa penyakit yang terdapat pada kedelai di Kali- mantan Selatan tersebut: tak lain adalah pustul bakteri kedelai yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas c a m p e s t r i s pv. g l y c i n e s
.
Untuk melihat kehilangan hasil oleh penyakit pustul bakteri dibuat percobaan pot dalam Rancangan Acak Lengkap Faktorial, dan didapatkan bahwa penyakit pustul bakteri dapat menurunkan hasil sebesar 15.9% melalui penurunan jum-
lah polong dan penurunan bobot biji.
Dari sejumlah benih yang berasal dari areal terserang pustul bakteri didapatkan bahwa sebanyak 22% telah terin- feksi bakteri tersebut, dan sebanyak 12% tumbuh menjadi tanaman sakit. Dengan percobaan bak, berukuran lm x lm ditemukan bahwa dari benih terinfeksi akan tumbuh menjadi tanaman sakit dan menular dengan cepat ke tanaman lain. Infeksi polong memperlihatkan bahwa bakteri pustul dapat masuk ke polong melalui luka.
Keberadaan bakteri pustul dalam tanah dan serasah di- lacak dengan metode bakteriofag. Dari percobaan pemberaan lahan bekas tanaman terserang pustul bakteri didapatkan bahwa lahan yang diberakan 3 bulan masih berfungsi sebagai sumber inokulum yang efektif. Rotasi dengan tanaman lain yang bukan inang sama efektifnya dengan pemberaan. Tanaman
i i i
kacang buncis dan kacang jogo (Phaseolus vulgaris) dapat terinfeksi bakteri pustul dengan inokulasi secara pelukaan.
Pada serasah yang terletak di permukaan tanah, bakteri pustul masih dapat dilacak setelah dibiarkan selama tiga bulan. Tetapi pada serasah yang terbenam dalam tanah, bak- teri hanya dapat dilacak satu bulan setelah dibenamkan.
Judul Disertasi: PENYAKIT BAKTERI PADA KEDELAI DI KALI- MANTAN SELATAN: IDENTIFIKASI, KEHILANGAN HASIL, DAN KELANGSUNGAN HIDUP PATOGEN Nama Mahasiswa : M. HANAFIAH AINI
Nomor Pokok : FIT 87508
Menyetujui:
1. Komisi Pembimbing
(Prof. Dr.Ir. Rusmilah Suseno)
7 /
(Prof.
,
/
(Dr. Ir. Soleh Solahuddin)
I
(Prof. Dr. Ir. Jusup Sutakaria)
Bidang Keahlian logi/Fitopatologi
I
r
Soemartono Sosromarsa+
//r. Ir. Edi Guhardja)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 15 Mei 1943 di Amun- tail Kalimantan Selatan, dari ibu Siti Maryam dan ayah Mu- hammad Aini sebagai anak kelima dari enam bersaudara. se- telah menamatkan SDN 6 tahun pada tahun 1957, lalu masuk SMPN Amuntai. Lulus SMP pada tahun 1960 dan masuk SMAN Amuntai, Jurusan B. Lulus SMA pada tahun 1963 dan langsung masuk Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat (Un- lam) Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Pada tahun 1967, pe- nulis lulus Sarjana Muda dan tahun 1975 lulus Sarjana. Pa- da tahun 1979 penulis masuk pendidikan lanjutan pada Fakul- tas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor (IPB) dan menda- patkan gelar Magister Sains pada tahun 1981. Pada tahun 1987 kembali masuk pendidikan lanjutan S-3 di Fakultas Pas- casarjana, IPB Bogor, sampai sekarang.
Pada tahun 1969, penulis diangkat sebagai Asisten Te- tap pada Fakultas Pertanian Unlam dengan ijazah Sarjana Muda. Setelah lulus Sarjana pada tahun 1975, penulis men-
jadi salah satu staf pengajar di Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Unlam Banjarbaru. Pada tahun 1981, penulis diangkat sebagai Ketua Jurusan tersebut. Pa- da tahun 1983, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendi- dikan dan Kebudayaan No. 100242/C/1/83, diangkat sebagai Pembantu Dekan I, Fakultas Pertanian Unlam.
vii Dalam tiga tahun berturut-turut, 1982-1984, penulis mendapat penghargaan sebagai Dosen Teladan I Tingkat Fa- kultas Pertanian Unlam, dan pada tahun 1984 penulis seka- ligus mendapat penghargaan sebagai Dosen Teladan I tingkat Universitas Lambung Mangkurat.
Pada tahun 1975 penulis menikah dengan Dra. Hajjah Masriah dan telah dikaruniai dua orang anak: Agus Harya Maulana (lahir pada tanggal 17 Agustus 1976), dan Yuni Savitri Maulani (lahir pada tanggal 22 Juni 1985).
UCAPAN TERIMA KASM
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan ba- nyak terima kasih yang tulus dan penghargaan yang sebesar- besarnya kepada Ketua Komisi Penasehat, Ibu Prof. Dr. Ir. Rusmilah Suseno atas kesediaan, kepercayaan, perhatian, saran, dan bimbingannya selama perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk disertasi ini.
Kepada Bapak Dr. M. Machmud, M.Sc. selaku anggota Komisi Penasehat, penulis menyampaikan terima kasih atas kepercayaan, segala petunjuk, dan bekal yang diberikan.
Kepada Bapak Prof. Dr. Barizi, MES selaku anggota KO- misi Penasehat, penulis menyampaikan terima kasih atas ke- sediaan, kritik, saran, dan petunjuk yang diberikan dengan tulus kepada penulis, terutama dalam ha1 pengambilan contoh dan pengolahan data.
Kepada Bapak Dr. Ir. Soleh Solahuddin, penulis juga mengucapkan terima kasih atas kesediaannya sebagai anggota Komisi Penasehat, meskipun pada saat itu beliau sangat si- buk sebagai Dekan Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Jusup Sutakaria, penulis juga mengucapkan terima kasih atas kesediaan beliau sebagai anggota Komisi Penasehat, sehingga segi bimbingan akan se- makin lengkap.
ix Kepada Dekan Fakultas Pertanian Unlam yang lama, Dr. Ir. Ismet Ahmad, M.Sc., dan Rektor Unlam yang lama, Prof. Drs. Kustan Basri, diucapkan terima kasih atas izin yang diberikannya kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan ke program S3 pada Fakultas Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Tim Mana- jemen Program Doktor, Direktorat Jenderal Pendidikan Ting- gi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sebagai penanggung biaya pendidikan. Selain itu, penulis juga mengucapkan te- rima kasih kepada Ketua Yayasan Supersemar atas bantuan da- na, sehingga penelitian Program S3 ini dapat berlangsung dengan lancar
.
Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala Cabang Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan serta Kepala Balai Penyuluhan Pertaniannya atas segala informasi yang diberikan dalam rangka pelaksanaan survei.
Kepada Ketua Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fa- kultas Pertanian Unlam, penulis juga mengucapkan terima ka- sih atas ijin penggunaan laboratorium dan peralatannya. Serta ucapan terima kasih ditu jukan kepada teman se jawat yang ikut membantu, baik berupa tenaga maupun berupa pemi- kiran.
X
Tak terlupakan rasa terima kasih penulis kepada isteri dan kedua anak tercinta yang sangatmendorong maju motivasi penulis untuk menyelesaikan studi ini.
Dengan memanjatkan doa dan puji syukur k e hadirat Allah SWT semoga Dia senantiasa memberkahi kita untuk men- capai tujuan kita semua. Amin.
DAFTAR IS1
Halaman
DAFTAR TABEL
...
xivDAFTAR GAMBAR
...
xx PENDAHULUAN...
1 TINJAUAN PUSTAKA...
4 Hawar Bakteri...
5 Gejala Penyakit...
5 Organisme Penyebab...
6Penyakit Pustul Bakteri
...
6Gejala penyakit
...
7Organisme penyebab
...
7Interaksi inang . patogen
...
1 0 Interaksi inang.
patogen . lingkungan..
1 0 Identifikasi Bakteri Patogen...
11Kehilangan Hasil
...
16Cara Bakteri Patogen Bertahan Hidup
...
Hubungan patogen dengan benih...
Hubungan patogen dengan serasah...
BAHAN DAN METODE...
Tempat dan Waktu Penelitian...
Isolasi Patogen dan Uji Postulat Koch...
Survei Penyebaran dan Intensitas Serangan Penyakit Pustul Bakteri Kedelai di Kalimantan Selatan...
Daerah sebaran penyakit...
Intensitas penyakit...
Identifikasi Patogen...
25Uji Reaksi Gram
...
25Halaman Uji oksidase
...
2 6Uji hambatan pertumbuhan oleh TZC
...
2 7Uji warna pertumbuhan bakteri pada medium
sumbat kentang
...
2 7Uji metabolisme oksidatif-fermentattif
..
2 8Hidrolisis pati
...
2 9Pencairan gelatin
...
2 9Pembentukan asam dari sukrosa
...
3 0Kehilangan Hasil
...
3 0Hubungan Patogen dengan Benih Kedelai
...
3 2Persentase benih terinfeksi dan lokasi
bakteri
...
3 2Persentase tanaman sakit yang benihnya
berasal dari tanaman terserang
...
3 3Infeksi melalui polong
...
3 3Perkembangan populasi bakteri pada benih
dalam kurun waktu
...
3 4Peranan Benih dalam Penularan Penyakit
...
3 6Inang Kacang-kacangan Lain
...
3 8Kelangsungan Hidup Patogen dalam Tanah
...
3 9Pernberaan tanah
...
3 9Perkembangan populasi bakteri pustul
dalam tanah
...
3 9Potensi lahan yang diberakan sebagai
sumber inokulum
...
4 1Rotasi tanaman
...
41 Kelangsungan Hidup Patogen dalam Serasah 4 1.
...
HASIL
...
4 4Survei Daerah Sebaran dan Intensitas
Penyakit Pustul Bakteri Kedelai di Kalimantan
Halaman Daerah sebaran penyakit
...
4 4Intensitas penyakit
...
4 8Isolasi dan Uji Patogenisitas
...
50Identifikasi
...
50Kehilangan Hasil
...
50...
Hubungan Patogen dengan Benih Kedelai 52
Persentase biji terinfeksi
...
52Persentase tanaman sakit yang benihnya
berasal dari areal terserang
...
54...
Lokasi bakteri di dalam benih 54
Infeksi melalui polong
...
56Perkembangan populasi bakteri pada benih
...
dalam kurun waktu 56
...
Peranan Benih dalam Penularan Penyakit 57
...
Inang Kacang-kacangan Lain 58
Kelangsungan Hidup Patogen dalam Tanah
...
59Perkembangan populasi bakteri pustul
dalam tanah
...
59Tanah sebagai sumber inokulum
...
59...
Rotasi tanaman 6 0
...
Kelangsungan Hidup Patogen dalam Serasah 6 1
...
PEMBAHASAN 65...
KESIMPULAN 7 2 SARAN...
7 4...
DAFTAR PUSTAKA 75Nomor Halaman Teks
1. Uji fisiologis untuk membedakan spesies
dari genus Xanthomonas menurut Dye (1980)
...
2. Uji fisiologis untuk membedakan spesies dari genus Xanthomonas menurut Mof>fett dan Croft (1980)
...
3 . Daerah sebaran penyakit pustul bakteri kede-
lai di Kalimantan Selatan
...
4. Hasil survei penyakit pustul bakteri pada tanaman kedelai di Kalimantan Selatan
...
5. Ciri-ciri fisiologis dan biokimia bakteri pustul dari Kalimantan Selatan
...
6. Pengaruh penyakit pustul bakteri terhadap hasil dan komponen hasil kedelai
...
7. Lokasi bakteri pustul dalam benih
...
8. Jumlah kumulatif persentase tanaman terserangtiap bak per pengamatan
...
9. Hasil pengujian inang
...
10. Jumlah plak dari 1 ml supernatan larutan
...
contoh tanah yang diperkaya
11. Hasil rotasi tanaman pada tanaman kedelai terakhir
...
12. Jumlah plak dari 1 ml supernatan larutan
rendaman serasah
...
1. Jumlah tanaman sakit dan persentasenya per petak contoh menurut kategori serangan dalam
.
lokasi Gunung Makmur, ~leihari, yang disurvei pada musim hujan (20 Nopember) 1989...
2. U j i proporsional pengaruh letak pertanaman di lapangan terhadap intensitas penyakit pustul bakteri kedelai untuk data lokasi Gunung
Nomor Halaman
3. Jumlah tanaman sakit dan persentasenya per petak contoh menurut kategori serangan dalam lokasi Gunung Makmur, Pleihari, yang disurvei pada awal musim kemarau (25 Maret) 1990
...
4. Uji proporsional pengaruh letak pertanaman di lapangan terhadap intensitas penyakit pustul bakteri kedelai untuk data lokasi .Gunung Makmur pada awal musim kemarau 1990...
5. Jumlah tanaman sakit dan persentasenya perpetak contoh menurut kategori serangan dalam lokasi Muara Rintis, Ilung, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, yang disurvei pada akhir
musim hujan (8 Februari) 1990
...
6. Uji proporsional pengaruh letak pertanaman dilapangan terhadap intensitas penyakit pustul bakteri kedelai untuk data lokasi Muara Rin- tis, Ilung, pada akhir musim hujan 1990
...
7. Jumlah tanaman sakit dan persentasenya perpetak contoh menurut kategori serangan dalam lokasi Muara Rintis, Ilung, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, yang disurvei pada awal musim hujan (2 Desember) 1990
...
8. Uji proporsional pengaruh letak pertanaman di lapangan terhadap intensitas penyakit pustul bakteri kedelai untuk data lokasi Muara Rin- tis, Ilung, pada awal musim hujan 1990...
9. Jumlah tanaman sakit dan persentasenya perpetak contoh menurut kategori serangan dalam lokasi PIR Karet Paringin, Kabupaten Hulu Sungai Utara, yang disurvei pada akhir musim hujan (8 Februari) 1990
...
10. Uji proporsional pengaruh letak pertanaman dilapangan terhadap intensitas penyakit pustul bakteri kedelai untuk data lokasi PIRSUS Ka- ret Paringin, pada akhir musim hujan 1990
...
11. Jumlah tanaman sakit dan persentasenya perpetak contoh menurut kategori serangan dalam lokasi PIRSUS Karang Bintang, Batu Licin, Kabupaten Kotabaru, yang disurvei pada akhir musim hujan (11 Februari) 1990
...
Nomor Halaman
12. Uji proporsional pengaruh letak pertanaman di lapangan terhadap intensitas penyakit pustul bakteri kedelai untuk data lokasi PIRSUS Karang Bintang, pada akhir musim hujan 1990 13. Jumlah tanaman sakit dan persentasenya per
petak contoh menurut kategori serangan dalam lokasi Sungai Seluang, Kabupaten Barito
Kuala, yang disurvei pada musim kemarau
(6 Juli) 1990
...
14. Uji proporsional pengaruh letak pertanaman dilapangan terhadap intensitas penyakit pustul bakteri kedelai untuk data lokasi Sungai Seluang, Kabupaten Barito Kuala, pada musim
kemarau 1990
...
100 15. Jumlah tanaman sakit dan persentasenya perpetak contoh menurut kategori serangan dalam lokasi Paku, Simpang Empat, Kabupaten Banjar,
pada musim kemarau (14 Mei) 1990
...
101 16. Uji proporsional pengaruh letak pertanaman dilapangan terhadap intensitas penyakit pustul bakteri kedelai untuk data lokasi Paku,
Simpang Empat, Kabupaten Banjar, pada musim
kemarau 1990
...
103 17. Jumlah tanaman sakit dan persentasenya perpetak contoh menurut kategori serangan dalam lokasi Pulau Pinang, Kabupaten Tapin, pada
musim kemarau (7 Juli) 1990
...
104 18. Uji proporsional pengaruh letak pertanaman dilapangan terhadap intensitas penyakit pustul bakteri kedelai untuk data lokasi Pulau Pi-
nang, Kabupaten Tapin, pada musim kemarau 1990 106 19. Jumlah tanaman sakit dan persentasenya per
petak contoh menurut kategori serangan dalam lokasi Padang Batung, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, pada awal musim kemarau (5 Maret)
1990
...
107 20. Uji proporsional pengaruh letak pertanaman dilapangan terhadap intensitas penyakit pustul bakteri kedelai untuk data lokasi Padang Batung, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, pada
xvii
Nomor Halaman
21. Jumlah tanaman sakit dan persentasenya per petak contoh menurut kategori serangan dalam lokasi Nalui, Jaro, Kabupaten Tabalong, pada
musim kemarau (3 Juni) 1990
...
110 22. Uji proporsional pengaruh letak pertanaman dilapangan terhadap intensitas penyakit pustul bakteri kedelai untuk data lokasi Nalui, Jaro,
Kabupaten Tabalong, pada musim kemarau 1990 111 23. Penggolongan frekuensi penyakit pustul bakteri
menurut kategori serangan dan umur kedelai pada lokasi Gunung Makmur Maret 1990 untuk
varietas Wilis
...
112 24. Penggolongan frekuensi penyakit pustul bakterimenurut kategori serangan dan umur kedelai pada lokasi Muara Rintis Februari 1990 untuk
varietas Kerinci
...
112 25. Penggolongan frekuensi penyakit pustul bakterimenurut kategori serangan dan umur kedelai pada lokasi Muara Rintis Desernber 1990 untuk
varietas Wilis
...
113 26. Penggolongan frekuensi penyakit pustul bakterimenurut kategori serangan dan umur kedelai pada lokasi PIR Paringin Februari 1990 untuk
...
varietas Kerinci 113
27. Penggolongan frekuensi penyakit pustul bakteri menurut kategori serangan dan umur kedelai pada lokasi PIRSUS Karang Bintang Februari
1990 untuk varietas Kerinci
...
114 28. Penggolongan frekuensi penyakit pustul bakterimenurut kategori serangan dan musim pada lo-
...
kasi Gunung Makmur untuk varietas Wilis 114 29. Penggolongan frekuensi penyakit pustul bakteri
menurut kategori serangan dan varietas kedelai umur 70 hari pada lokasi Gunung Makmur
untuk Pleihari Nopember 1989
...
115 30, Penggolongan frekuensi penyakit pustul bakterimenurut kategori serangan dan varietas kedelai
xviii
Nomor Halaman
31. Penggolongan frekuensi penyakit pustul bak- teri menurut kategori serangan dan varietas kedelai pada lokasi Paku, Simpang Empat,
Banjar, Mei 1990
...
11632. Penggolongan frekuensi penyakit pustul bak- teri menurut kategori serangan dan lokasi un-
tuk varietas Kerinci, umur 75 hari, Juli 1990 116 33. Penggolongan frekuensi penyakit pustul bak-
teri menurut kategori serangan dan lokasi untuk varietas Wilis, umur 60 hari, Juni-Juli
1990
...
116 34. Analisis ragam berat biji per pot...
117 35. Nilai LSR untuk tiap selang rata-rata beratbiji/pot (0.05)
...
117 36. Data berat biji per pot...
118 37. Analisis ragam jumlah polong per pot...
119 38. Nilai LSR untuk tiap selang rata-rata jumlahpolong/pot (0.05)
...
119 39. Data jumlah polong per pot...
120 40. Analisis ragam jumlah biji per polong...
121 41. Nilai LSR untuk tiap selang rata-rata jumlahbiji/polong (0.05)
...
121 42. Data jumlah biji per polong...
122 43. Analisis ragam berat 100 biji...
123 44. Nilai LSR untuk tiap selang rata-rata berat100 biji (0.05)
...
123 45. Data berat per 100 biji...
124 46. Perkembangan populasi bakteri pustul di dalambenih terinfeksi menurut waktu dan ulangan
..
125 47. Data jumlah kumulatif tanaman terserang tiapbak per pengamatan
...
125 48. Laju infeksi menurut bak dan rata-ratanya...
126Nomor Halaman 49. Data iklim untuk daerah Banjarbaru dan
sekitarnya, tahun 1990
...
127 50. Data iklim untuk daerah Pantai Hambawang dansekitarnya, tahun 1989
...
128 51. Data iklim untuk daerah Pantai Hambawang dansekitarnya, tahun 1990
...
129 52. Data iklim untuk daerah Pleihari dan seki-tarnya, tahun 1989
...
130 53. Data iklim untuk daerah Pleihari dan seki-DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
1. Pembesaran sel pada pembentukan pustul
(dikutip dari Groth dan Braun, 1986)
...
11 2. I1Flowchart diagramM untuk identifikasibakteri patogen tumbuhan hingga tingkat genus
(Schaad, 1988)
...
13 3. Tata letak penanaman benih terinfeksi danbenih sehat
...
374 . Skema penampang peletakan nampan yang berisi
serasah
...
425 . Lokasi penyebaran penyakit pustul bakteri di
Kalimantan Selatan
...
4 56 . Gejala pustul bakteri kedelai
...
4 67. Perbedaan gejala pustul bakteri dibanding
hawar bakteri dan karat
...
47 8. Beberapa hasil pengujian sifat fisiologis...
52 9. Isolasi bakteri dari biji...
55 10. Gejala inokulasi polong dengan bakteri pustul 5 6 11. Populasi bakteri pada benih terinfeksi yangdiisolasi 1, 2, dan 3 bulan setelah panen