• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN LITERATUR. Pada awalnya gula tebu dikenal oleh orang-orang Polinesia, kemudian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN LITERATUR. Pada awalnya gula tebu dikenal oleh orang-orang Polinesia, kemudian"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN LITERATUR Sejarah Tebu

Pada awalnya gula tebu dikenal oleh orang-orang Polinesia, kemudian menyebar ke India. Pada tahun 510 Sebelum Masehi, ketika menguasai India, Raja Darius dari Persia menemukan ”batang rerumputan yang menghasilkan madu tanpa lebah”. Seperti halnya pada berbagai penemuan manusia lainnya, keberadaan tebu sangat dirahasiakan dan dijaga ketat, sedangakan produk olahannya diekspor dan untuk menghasilkan keuntungan yang sangat besar.

Rahasia tanaman tebu akhirnya terbongkar setelah terjadi ekspansi besar-besaran oleh orang-orang Arab pada abad ketujuh sebelum sesudah masehi. Ketika mereka menguasai Persia pada tahun 642 mereka menemukan tanaman tebu yang sedang tumbuh dan kemudian mempelajari cara pembuatan gula. Selama ekspansi berlanjut mereka mendirikan pengolahan-pengolahan gula di berbagai daratan lain yang mereka kuasai, termasuk di Afrika Utara dan Spanyol.

Gula dikenal oleh orang-orang barat Eropa sebagai hasil dari Perang Salib pada abad ke-11. Para prajurit yang pulang menceritakan keberadaan ”rempah baru” yang enak ini. Gula pertama diketahui tercatat di Inggris pada tahun 1099. Abad-abad berikutnya merupakan periode ekspansi besar-besaran perdagangan barat Eropa dengan dunia Timur, termasuk didalamnya adalah impor gula. Sebagai contoh, dalam sebuah catatan pada tahun 1319 harga gula di London sebesar ”dua shilling tiap pound”. Nilai ini setara dengan beberapa bulan upah buruh rata-rata, sehingga dapat dikatakan gula sangatlah mewah pada waktu itu.

(2)

Karena merupakan barang mahal, gula sering kali dianggap sebagai obat. Banyak petunjuk kesehatan dari abad ke-13 hingga 15 yang merekomendasikan pemberian gula kepada orang-orang cacat untuk memperkokoh kekuatan mereka.

Secara ekonomi gula sangatlah penting sehingga seluruh kekuatan Eropa membangun atau berusaha membangun jajahan di pulau-pulau kecil Karibia dan berbagai pertempuran terjadi untuk menguasai pulau-pulau tersebut. Selanjutnya tanaman tebu dibudidayakan di berbagai perkebunan besar di kawasan-kawasan lain di dunia (India, Indonesia, Filipina dan kawasan Pasifik) untuk memenuhi kebutuhan pasar Eropa dan lokal (Food Info, 2008).

Tebu

Tebu merupakan tanaman tropis yang termasuk keluarga Gramineae, kelas monokotil dan jenis glumaceae. Pada saat ini budidaya tebu merupakan hibrida kompleks yang berevolusi dari berbagai spesies.

Hal ini dikenal dengan nama ilmiah saccharum officinarum L. Sebenarnya

Offincinarum merupakan salah satu spesies (Sundara, 2000).

Bahan baku untuk pengolahan gula putih yang paling umum digunakan adalah batang tanaman tebu (saccharum officinarum L.) atau umbi tanaman bit gula (Beta Vulgaris). Batang tanaman tebu yang masih segar hampir seluruhnya (99%) tersusun atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Dari sejumlah itu, kira-kira 75% diantaranya dalam bentuk air (H2O), dan 25% sisanya dalam bentuk bahan kering (Adikoesoemo, 1984).

(3)

Pengolahan Tebu Menjadi Gula

Tujuan dari proses pengolahan tebu adalah untuk memisahkan gula atau sukrosa yang terkandung dalam batang tanaman tebu atau umbi tanaman bit gula tersebut sebanyak-banyaknya (Adikoesoemo, 1984).

Pengolahan tebu menjadi gula berlangsung melalui beberapa tahap yaitu pemerahan cairan tebu (ekstraksi nira), pembersihan kotoran dari dalam nira, penguapan dan pemisahan kristal gula. Sebelum sampai ke tahap pengolahan, didahului dengan tahap panen dan pengangkutan yang merupakan tahap penyediaan bahan (Mubyarto, 1984).

Setelah tebu ditimbang, tebu seyogianya secepat mungkin diangkut kepabrik untuk segera digiling dalam waktu 24 jam. Apabila lebih lama ditahan akan menurun kualitasnya karena proses inversi terus berjalan atau terjadi penguraian sukrosa yang akan menurunkan kandungan gulanya. Sebelum digiling tebu dipotong-potong dalam unit pemotong pendahuluan disebut crushers, pisau potong rafelaar dan lain-lain untuk kemudian diperah dalam beberapa tahap. Sistem perah pada umumnya terdiri dari satu unit prapengolah (crushers, pisau pemotong, rafelaar, dan lain-lain.), kemudian dikaitkan dengan 4-6 unit gilingan. Selain air biasa dapat digunakan air panas untuk air imbibisi di muka gilingan akhir yang berfungsi memperbaiki ekstraksi gula dari ampas. Sistem imbibisi yang rasional dapat mengurangi kehilangan gula dari ampas. Nira perahan gilingan 1 dan 2, ditambah nira yang berasal dari unit pra pengolah dinamakan nira mentah. Bahan ini diproses lebih lanjut untuk memisahkan gula dari air dan bagian bukan gula lainnya. Sementara itu nira dari gilingan 3 dan 4 bersama

(4)

dengan air imbisisi dingin atau panas disirkulasikan kembali dalam unit operasi perahan.

Untuk membuat gula putih, air kapur diberikan dalam jumlah yang lebih besar dengan kelebihan air kapur akan membentuk endapan yang tidak larut. Apabila dipakai asam sulfit melalui SO2 yang dialirkan kedalam larutan nira mentah, dan kapur yang berlebihan. Prosedur pembuatan gula putih ini disebut sulfitasi, dimana prosesnya berdasarkan sistem kontinu. Jika digunakan untuk menetralkan air kapur yang lebih itu CO2 atau asam H2CO3, maka prosedur pembutan gula putih disebut proses karbonitasi.

Kandungan kapur yang tinggi di dalam nira encer cenderung mengakibatkan inkrutasi dalam pan penguapan dan dalam pan pemasakan, yang menghambat perpindahan panas, sehingga konsumsi uap meningkat. Disamping itu kandungan kapur yang tinggi mempersukar kristalisasi, pemasakan serta semakin meningkatnya jumlah molasses, dengan demikian penentuan kandungan kapur dalam nira encer merupakan analisa yang amat penting dalam rangka pengawasan produksi gula (Moerdokusumo, 1993).

Dalam rangkaian proses pemurnian gula, stasiun pemurnian nira memegang peranan yang sangat penting, terutama terhadap kualitas gula produk. Melalui stasiun pemurnian, sebagian besar bukan gula akan diendapkan di clarifier sebagai nira kotor, kemudian dibuang dalam bentuk padat disebut dengan blotong. Bukan gula yang ikut dalam proses kristalisasi akan mempengaruhi mutu masakan, gula produk dan mutu tetes. Semakin besar jumlah bukan gula yang terolah akan makin rendah mutu gula produk, ditunjukkan oleh ukuran kristalisasi yang terjadi. Hommes, seorang ahli gula mengatakan jumlah bahan yang ikut

(5)

dalam proses kristalisasi akan mempengaruhi hasil gula sampai 0,4 bagian yang ikut dalam proses penyaringan dan siklus yang terlalu panjang dalam proses pemurnian, untuk memperoleh hasil pemurnian yang optimal diusahakan jumlah bahan ikutan sedikit mungkin (Soerjadi, 1980).

Hasil gula yang diperoleh sebagian besar adalah sebagai hasil pengkristalan di dalam pan-pan masak dengan menggunakan vakum. Larutan gula dipekatan dengan cara menguapkan airnya di dalam pan-pan, menggunakan pemanas vakum di dalam elemen-elemen pemanas jenis callandria atau ceoil. Proses kristalisasi melewati 3 (tiga) fase yang berbeda, memerlukan cara yang khusus serta operasi khusus untuk mendapatkan hasil serta efisiensi yang tertinggi. Fase-fase yang dimaksud adalah:

1. Pembentukan inti/ inti kristal

2. Pembesaran gula kristal, didapat ukuran yang dikehendaki

3. Mendapatkan kristal untuk mengakhiri konsentrasi dari masakan untuk mendapatkan hasil kristal tertinggi tiap 100 gram gula dalam bahan dasar. (Landherr, 1980).

Tujuan dari pengkristalan gula ada 2 (dua). Yang pertama ialah agar kristal gula nantinya dengan mudah dapat dipisahkan kotorannya dalam proses pemutaran, sehingga didapat hasil yang memiliki tingkat kemurnian tinggi. Yang kedua adalah perlu untuk mengubah sukrosa dalam larutan menjadi kristal, agar pengambilan gula setinggi-tingginya, dan sisa gula dalam larutan terakhir (tetes) serendah-rendahnya. Sebab adanya gula dalam tetes terutama yang mungkin dapat dikristalkan adalah suatu kerugian (Soejadi, 1980).

(6)

Unit operasi kristalisasi inilah yang merupakan pusat pembuatan gula yang sangat penting dan paling kritis. Dalam rangka proses pengawasan proses pembuatan gula, apabila neraca polarisasi diperhatikan, maka terlepas dari kehilangan pol dalam ampas dan blotong, hasil maksimal yang diperoleh dalam kristalisasi nira kental adalah efisiensi dan kemampuan unit operasi menekan kandungan gula dalam molase serendah mungkin (Moerdokusumo, 1993).

Setelah timbul kristal gula pada pan pemasakan, dalam waktu singkat,

massecuite akan diturunkan ke pemutaran. Pemutar itu besar, berotasi, berbentuk tabung silinder dengan sumbu vertikal yang digerakkan oleh elektromotor. Sumbu ini berputar dengan kecepatan tinggi di dalam tabung. Massecuite dipompa ketika alat pemutar berputar dengan lambat, dan ketika pembongkaran selesai, mesin akan kembali berputar secara cepat, sehingga siklus sebelumnya kembali terjadi dengan cara yang sama. Putaran harus berputar dengan kecepatan tinggi untuk dapat memisahkan gula kristal dengan molasses secepatnya (Barnes, 1974).

Proses Penggilingan Tebu

Setelah melalui stasiun timbangan, tebu dipindahkan dari truk kontainer ke meja tebu yang mempunyai ukuran 4m x 7m dengan kecepatan rantai 5 m/mnt. Pemindahan ini dilakukan dengan cane lifter yang dikendalikan oleh seorang operator. Dengan kapasitas 10 ton cane lifter ini digerakkan oleh elektromotor. Peralatan-peralatan pada cane handling stasion ini bekerja dengan sistim hidrolik.

Tebu dari truk biasanya dipindahkan ke feeding cane carrier dengan alat pengungkit berupa alat yang digerakkan oleh hidrolik sampai kemiringan 600 selama 30 detik. Dengan demikian tebu dari truk akan tumpah kedalam feeding cane carrier.

(7)

Selain itu apabila tebu diletakkan dengan sistem curah (tebu diletakkan dihalaman pabrik) maka tebu akan dimasukkan kedalam feeding cane carrier

dengan memakai staker.

Pada ujung cane feeding table dan cane feeding carrier terdapat leveler

yaitu cakar berputar yang mempunyai ukuran pisau perata 16 mm x 490 mm x 100 mm dan berjumlah 46 buah berfungsi untuk meratakan dan mengatur tebu masuk ke alat pemotong.

Mutu dan Rendemen

Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok dan paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Sebagai produk makanan tentunya harus memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan sehingga layak untuk dikonsumsi. Di Indonesia ada tiga jenis gula yang beredar di pasaran, yaitu gula kristal mentah atau raw sugar yang digunakan sebagai bahan baku industri gula rafinasi, gula kristal putih yang dikonsumsi secara langsung dan gula rafinasi sebagai bahan baku industri makanan dan minuman.

Gula yang kita konsumsi sehari-hari adalah gula kristal putih secara internasional disebut sebagai plantation white sugar. Gula kristal putih dibuat dari tebu yang diolah melalui berbagai tahapan proses, untuk Indonesia kebanyakan menggunakan proses sulfitasi dalam pengolahan gula. Kriteria mutu gula yang berlaku di Indonesia saat ini pada dasarnya mengacu pada kriteria lama yang dikenal dengan SHS (Superieure Hoofd Suiker). Secara garis besar kriteria mutu gula yang kita ikuti meliputi kadar air, polarisasi, warna larutan, warna kristal, kadar SO2, abu konduktivitas dan besar jenis butir.

Standarisasi kualitas gula bertujuan untuk melindungi konsumen dari penggunaan makanan yang tidak sesuai standar sedangkan manfaatnya bagi produsen

(8)

adalah dapat membuat sasaran kualitas produknya dengan jelas dan sesuai keinginan konsumen serta meningkatkan daya saing gula nasional sehingga tuntutan konsumen terhadap peningkatan kualitas dan pelayanan terpenuhi. Spesifikasi persyaratan kualitas Gula Kristal Putih berdasarkan SNI disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Syarat mutu gula kristal putih (SNI-3140-200/Rev 2005)

No. Kriteria Uji Satuan Persyaratan

1 Polarisasi oZ Min 99,5

2 Warna Kristal CT 5 – 10

3 Susut Pengeringan % b/b Maks 0,1

4 Warna Larutan Iu 81 – 300

5 Abu Konduktivitas % b/b Maks 0,15

6 Besar Jenis Butir Mm 0,8 – 1,2

7 Belerang (SO2) Mg/kg Maks 30

8 Kadar Air % Maks 0,1

9 Timbal (Pb) Mg/kg Maks 2,0

10 Arsen (As) Mg/kg Maks 1,0

11 Tembaga (Cu) Mg/kg Maks 2,0

Rendemen adalah persentase perbandingan antara gula yang dihasilkan dengan sejumlah tebu yang digiling. Tujuan utama penanaman tebu adalah untuk memperoleh hasil hablur yang tinggi. Hablur adalah gula sukrosa yang dikristalkan. Dalam sistem produksi gula, pembentukan gula terjadi di dalam proses metabolisme tanaman. Proses ini terjadi di lapangan (on farm). Pabrik gula sebenarnya hanya berfungsi sebagai alat ekstraksi untuk mengeluarkan nira dari batang tebu dan mengolahnya menjadi gula kristal. Hablur yang dihasilkan mencerminkan dengan rendemen tebu. Dalam prosesnya ternyata rendemen yang dihasilkan oleh tanaman dipengaruhi oleh keadaan tanaman dan proses penggilingan di pabrik. Untuk mendapatkan rendemen yang tinggi, tanaman harus bermutu baik dan ditebang pada saat yang tepat. Namun sebaik apapun mutu tebu,

(9)

jika pabrik sebagai sarana pengolahan tidak baik, hablur yang didapat akan berbeda dengan kandungan sukrosa yang ada di batang.

Konsep Dasar Sistem Informasi

Sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur (O’Brien, 2005).

Sebuah sistem informasi meliputi input (data, perintah), pemrosesan (trnasformasi yang mengubah input menjadi output, dan output (laporan, perhitungan). Sistem informasi mengerjakan input-input dan menghasilkan output-output yang dikirimkan kepada pengguna (user) atau dikirim ke sistem lain.

Sistem informasi dibangun untuk mencapai beberapa tujuan, satu dari tujuan primer adalah mengolah data menjadi informasi atau pengetahuan secara ekonomis. Beberapa istilah didefenisikan berkaitan dengan pernyataannya di atas.

1. Item Data merujuk kepada penjelasan mendasar pada hal-hal, kejadian-kejadian, dan transaksi-transaksi yang direkam, dipilah, dan disimpan, tetapi tidak teratur untuk mengalurkan suatu arti. Item Data bisa jadi angka (numeric), alphanumeric, bentuk-bentuk, suara-suara atau citra-citra. Sebuah

database terdiri dari item data yang disimpan dan diatur untuk pengambilan. 2. Informasi adalah data yang telah diatur sehingga data itu memiliki arti dan

nilai bagi penerimanya. Penerima menerjemahkan pengertian dan menarik kesimpulan dan implikasi. Data yang diolah oleh sebuah program aplikasi mewakili sebuah kegunaan yang lebih spesifik dan nilai tambah yang lebih tinggi daripada pengambilan sederhana dari database.

(10)

3. Pengetahuan mengandung data atau informasi yang telah diatur dan diolah untuk mengalurkan pemahaman, pengalaman, pembelajaran terkumpul, dan penguasaan seperti berlaku pada suatu masalah atau kegiatan. Data yang diolah untuk menghasilkan implikasi kritis dan untuk menggambarkan pengalaman dan penguasaan yang lalu menyediakan pengguna pengetahuan organisasi, yang mana memiliki nilai potensial (Turban dkk, 2001).

Jadi, suatu sistem pada dasarnya merupakan sekumpulan elemen yang saling terkait dan terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sebagai gambaran, jika dalam suatu sistem terdapat elemen yang tidak bermanfaat dalam mencapai tujuan, maka elemen tersebut dipastikan bukanlah bagian dari sistem.

Pengembangan sistem informasi dilakukan melalui beberapa tahapan, yang selanjutnya disebut dengan istilah siklus sistem informasi , yaitu:

1. Analisis Kelayakan

Di sini berkaitan dengan analisis bidang aplikasi yang potensial, studi pendahuluan tentang biaya dan manfaat (“cost-benefit study”), dan menentukan skala prioritas bidang aplikasi.

2. Koleksi persyaratan dan analisis

Dalam hal ini dilakukan identifikasi persyaratan data yang diminta oleh pemakai dengan melakukan interaksi dengan calon pemakai (misal, melalui wawancara atau menyebar angket).

(11)

3. Perancangan

Pada tahap ini terdapat dua kegiatan, yaitu perancangan sistem basis data dan perancangan sistem aplikasi (program) untuk menggunakan dan memproses basis data.

4. Implementasi

Hasil rancangan pada tahap 3 diimplementasikan dalam sistem komputer dengan memasukkan semua data dalam basis data, kemudian transaksi basis data yang dirancang dalam program aplikasi diuji-cobakan.

5. Validasi

Untuk menyatakan bahwa sistem dapat diterima, dalam arti sesuai dengan kriteria yang ditentukan maka dilakukan validasi atau penilaian terhadap hasil uji-coba sistem. Dalam hal ini, apakah hasil uji-coba sudah sesuai dengan kriteria atau persyaratan yang diminta oleh pemakai.

6. Operasional

Tahap operasional dapat dilakukan jika fungsi sistem telah berjalan dan lolos dari tahap validasi. Para pemakai, baik itu dari sistem lama atau pemakai baru harus bekerja dengan sistem yang baru. Pengembangan program aplikasi baru dalam tahap operasional ini masih memungkinkan, tetapi harus melalui tahapan di atas dan pada akhirnya juga harus dilakukan validasi sebelum masuk pada tahap operasional. Dalam tahap operasional ini juga dilakukan pemantauan terhadap kemampuan kerja sistem, dan pemeliharaan sistem (Waljiyanto, 2003).

(12)

Konsep-Konsep Sistem Informasi Berbasis Komputer

Sistem informasi yang berbasis komputer adalah sistem informasi yang menggunakan teknologi komputer untuk menunjukkan beberapa atau semua tugas yang dimaksud. Sistem seperti ini mencakup sebuah personal computer (PC) dan

software,atau mencakup beberapa ribu komputer dengan beberapa ukuran dengan ribuan printer, dan peralatan lainnya, seperti halnya jaringan komunikasi dan

database.

Dalam banyak kasus sistem informasi juga melibatkan manusia. Komponen dasar dari sistem informasi dapat dilihat sebagai berikut:

1. Hardware, adalah sebuah kumpulan peralatan seperti processor, keyboard,

dan printer yang menerima data dan informasi, memproses dan menampilkan output.

2. Software adalah sebuah kumpulan program yang memungkinkan hardware

memproses data.

3. Database adalah kumpulan file, table, yang saling berhubungan yang menyimpan data dan hubungan diantara mereka.

4. Jaringan adalah hubungan sistem yang mengizinkan untuk membagi sumber data oleh komputer yang berbeda.

5. Manusia adalah individu yang bekerja dengan sistem atau yang menggunakan outputnya (Turban dkk, 2001)

Sistem informasi berbasis komputer menyebar rata pada hampir semua aspek kehidupan kita. Kemampuannya membantu menyelesaikan masalah dan membuat keputusan membuatnya tak terhilangkan dalam bisnis dan manajemen. Bisnis yang terus menerus menghadapi masalah, yang mana merupakan

(13)

keadaan-keadaan yang tidak diinginkan. Keputusan yang dibutuhkan ketika seorang individu atau suatu kelompok harus memilih arah kegiatan. Sistem informasi berbasis komputer mengambil data sebagai bahan mentah, mengolah data itu, dan menghasilkan informasi sebagai luaran. Ketika data kadang bisa menjadi berguna sebagai informasi, biasanya data itu harus dimanipulasi untuk menghasilkan informasi, yang mana merupakan fakta, statistik, dan item lain yang berguna untuk pelaporan dan pembuatan keputusan (Oz, 2002).

Database (Basis Data)

Seperti yang disebutkan di atas, salah satu komponen dari sistem informasi adalah basis data. Didefenisikan oleh Fathansyah (2001), basis terdiri dari dua kata, basis dan data, basis berarti markas, gudang atau tempat berkumpul, sedang data adalah representasi dari sesuatu dalam bentuk angka, huruf, symbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya.

Menurut Haag dkk, (2000), ada beberapa karakteristik penting dari sebuah

database,yaitu:

a. Sebuah kumpulan informasi, terkadang suatu database terdiri dari lebih dari satu file, meski beberapa ada yang terdiri hanya satu file. File ini mengandung informasi yang saling berkaitan, bisa dikatakan ada hubungan antara keduanya. Misalnya, katakanlah suatu database berisi data-data mengenai inventariasi suatu gudang, satu berisi mengenai daftar barang yang ada, kedua file lain yang berisi mengenai harga dan tanggal pembelian barang-barang yang ada. Jadi, suatu database bisa terdiri dari beberapa file.

(14)

b. Susunan logis (Logical Structure), pada database, anda mengatur dan mengakses informasi berdasarkan pada susunan logisnya, bukan posisi fisiknya. Maksudnya, jika sebuah database diakses, cukup dicari field apa dan data apa tanpa harus tahu dimana letaknya, sedang jika digunakansebuah spreadsheet, untuk mengakses suatu data, perlu diketahui posisi fisiknya (kolom dan baris keberapa).

c. Kaitan logis antara informasi, dalam lingkungan database, kaitan atau hubungan (relationship) dibuat antara informasi yang menunjukkan bagaimana file, harus didefenisikan primary key untuk setiap file. Primary key adalah sebuah field dalam database yang secara unik menjelaskan tiap rekaman. Jika primary key ini juga tampil dalam file lain, maka juga disebut foreign key.

Fathansyah (2001) mendefinisikan basis data dari beberapa sudut pandang, yaitu:

a. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah.

b. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan bersama dengan cara sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

c. Kumpulan file/table/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis.

(15)

Menurut Waljiyanto (2003), dalam model data konseptual digunakan konsep entity (“entity”), atribut (“attribute”) dan hubungan (“relationship”). Pengertian ketiga istilah masing-masing adalah:

a. Entiti (entitas) merupakan penyjian objek, kejadian atau konsep dari dunia nyata (“real world”) yang keberadaannya secara eksplisit didefenisikan dan disimpan dalam basis data.

b. Atribut merupakan keterangan-keterangan yang dimiliki oleh suatu entity.

c. Hubungan merupakan interaksi antar entity satu dengan yang lain.

DBMS adalah kependekan dari DataBase Management System/Sistem Pengelola Basis Data. Menurut Fathansyah (2001), perangkat lunak yang termasuk DBMS anatara lain, dBaseIV, FoxBase, Rbase; MsAcess dan Borland Paradox (untuk kelas sederhana) atau Borlan Interbase, MS-SQLServr, CA-Open Ingres, Oracle, Informix dan Sybase (untuk kelas kompleks/berat). Namun, pada buku yang sama, Fathansyah juga menyebutkan adanya Aplikasi (Perangkat Lunak) lain. Menurutnya, aplikasi lain ini bisa dibuat sendiri dan keberadaannya tergantung kebutuhan (opsional). Pembuatan aplikasi ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi lain, disebut development tools.

Menggunakan perangkat lunak pengolah kata (word processor), berarti anda mengembangkan dan kerja dengan sebuah dokumen. Menggunakan perangkat lunak spreadset, berarti anda mengembangkan dan kerja dengan sebuah patrun (template) atau spreadsheet. Menggunakan perangkat lunak manajemen informasi pribadi, berarti anda mengembangkan dan kerja dengan sebuah buku telepon atau kalender perjanjian. Hal yang sama juga benar dalam sebuah

(16)

lingkungan database. Sebuah DBMS adalah perangkat lunak yang anda gunakan untuk menspesifikkan aturan logis untuk sebuah database dan mengaksesnya. Sebuah DBMS mengandung lima komponen perangkat lunak :

a. Mesin DBMS

b. Subsistem defenisi data c. Subsistem manipulasi data d. Subsistem pembuatan aplikasi

e. Subsistem administrasi data (Haag dkk, 2000).

Basis data hanyalah sebuah objek yang pasif/mati. Ia ada karena ada pembuatnya. Ia tidak akan pernah berguna jika tidak ada pengelolanya/penggeraknya. Yang menjadi pengelola/penggeraknya secara langsung adalah program/aplikasi (software). Gabungan keduanya, (basis data dan pengolahannya) menghasilakan sebuah sistem. Karena itu, secara umum sebuah basis data merupakan sistem yang terdiri atas kumpulan file (tabel) yang saling berhubungan (dalam sebuah basis data di sebuah sistem komputer) dan DBMS yang memungkinkan beberapa pemakai dan/atau program lain untuk mengakses dan memanipulasi file-file (tabel-tabel) tersebut (Fathansyah, 2001).

Dalam skripsi ini, luaran yang dihasilkan akan dibuat dengan menggunakan MsVB6.0, ada beberapa alasan mengapa MsVB6.0 yang dipilih dalam perancangan program dalam skripsi ini. Menurut Hadi (2004), salah satu alasan yang membuat MsVB6.0 begitu banyak digunakan adalah karena adanya fasilitas editor yang serba fungsi. Fasilitas tersebut adalah Integrated development Environment (IDE). Fasilitas ini memberikan kemudahan dalam mengelola sumber-sumber program dan menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan,

(17)

seperti untuk membuat sebuah aplikasi, menulis kode, mencoba eksekusi program, dan mengompilasi kode program hingga menjadi file EXE.

Selain itu, menurut Pamungkas (2002), MsVB6.0 merupakan bahasa pemrograman tercepat dan termudah untuk membuat suatu aplikasi dalam

Microsoft Windows. Dengan menggunakan metode Graphical User Interface(GUI), MsVB6.0 memudahkan pembuat program untuk berinteraksi langsung dengan elemen-elemen untuk setiap bentuk pemrograman. Sebagai tambahan, MsVB6.0 juga memiliki kemampuan untuk mengakses data dari hampir semua program yang berjalan under Windows, seperti Microsoft Word, Excel, Access, bahkan sampai file video sekalipun (dalam hal ini tidak semua file

video yang dapat diakses MsVB6.0).

MsVB6.0 banyak dipakai oleh para programmer dan pengembang aplikasi, karena kemudahan yang ditawarkan. Dalam pengembangan aplikasi, para programmer tidak terlalu dipusingkan dengan tampilan dari program, karena MsVB6.0 menyediakan banyak komponen kontrol untuk desain tampilan dari program. Dengan MsVB6.0 dapat dikembangkan berbagai jenis aplikasi, seperti aplikasi database, jaringan, internet, multimedia grafik dan lain-lain (Mangkulo, 2004).

ADO Data Control (Adodc) dan Structured Query Language (SQL)

Adodc merupakan salah satu komponen dari Active-x Data Object (ADO) yang berfungsi untuk membaca isi tabel atau query. Dengan Adodc, anda dapat melihat dan menggunakan isi tabel atau query tanpa harus mengakses langsung ke tabel atau query tersebut. Itu terjadi karena pada waktu sebuah Adodc membaca ke

(18)

tabel atau query, Adodc tersebut mengkopi isi tabel tersebut sehingga anda tinggal menggunakan data yang terdapat pada Adodc tersebut (Mangkulo, 2004).

SQL adalah kependekan dari Structured Query Languange. Dalam bahasa Ingggris, SQL dibaca SEQUEL dan bukan ES-KYU-EL. Bahasa ini merupakan standart yang digunakan untuk mengakses basis data relasional. SQL memiliki beberapa kelebihan, antara lain, SQL menyederhanakan pemerolehan data dan mengurangi kepadatan jaringan.

Hal tersebut dilakukan karena: Pertama, SQL hanya memerlukan beberapa perintah singkat untuk menampilkan data, dibandingkan alogaritma panjang (dalam bahasa pemrograman) yang harus ditulis dalam banyak baris perintah, lalu kedua, SQL lebih spesifik dalam pengiriman perintah dalam suatu jaringan(berhubungan dengan alasan pertama) sehingga mengurangi beban server

jaringan, sehingga jaringan bisa berjalan lebih cepat (Kadir, 2002)

Seperti yang diutarakan Mangkulo (2004), Adodc mampu melihat dan menggunakan isi tabel dan query. Dalam prakteknya, ternyata Adodc bisa dimanipulasi dengan menggunakan perintah-perintah SQL. Dan hal ini bisa dilakukan dengan mudah, jauh lebih mudah dibanding melakukannya dengan perintah-perintah standart MsVB6.0.

(19)

Sistem Informasi Manajemen Pengolahan Tebu

Pengolahan tebu menjadi gula secara garis besar adalah sebagai berikut.

Gambar 1. Proses Pengolahan Gula Pemurnian Penggilingan Pemasakan Penggudangan Pengkristalan Penerimaan

Gambar

Tabel 1. Syarat mutu gula kristal putih (SNI-3140-200/Rev 2005)  No.  Kriteria Uji  Satuan  Persyaratan
Gambar 1. Proses Pengolahan Gula Pemurnian Penggilingan Pemasakan  Penggudangan Pengkristalan Penerimaan

Referensi

Dokumen terkait

Adapun hasil yang didapat dari proses tersebut adalah kelas VII-1 MTs PAB 2 Sampali Tahun Pembelajaran 2017-2018 yang berjumlah 35 orang siswa sebagai kelas

Ibu Pratista Arya Satwika, S.Psi., M.Psi., Psikolog, selaku Koordinator Skripsi Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta atas arahan

Masyarakat Semende memiliki Lembaga adat yang sampai saat ini masih ada dalam masyarakat Semende adalah Lembaga Adat Bemeraje Anak Belai yang terdiri dari Payung jurai

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu kegiatan kurikuler yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa program pendidikan yang bertujuan untuk membentuk

Variasi konsentrasi pati singkong pada edible coating (1%, 2% dan 3%) memberikan pengaruh yang berbeda nyata dengan kontrol (tanpa edible coating) terhadap susut

Fungsi-fungsi dari Sistem Laboratorium Bahasa ini melakukan koneksi dengan database MySql di sebuah komputer yang nantinya akan dijadikan server (di salah satu komputer yang

Iklan Baris Iklan Baris Serba Serbi JAKARTA BARAT RUPA-RUPA SEKOLAH Rumah Dijual Rumah Dikontrakan LAIN-LAIN JAKARTA PUSAT JAKARTA PUSAT JAKARTA SELATAN JAKARTA TIMUR

3) Teknik transplantasi karang secara sederhana sebagai salah satu metode yang dapat digunakan dalam merehabilitasi ekosistem terumbu karang yang sudah mulai