• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh : Pusat Kajian FISIP UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Bebas dari Korupsi, Bersih, Melayani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh : Pusat Kajian FISIP UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Bebas dari Korupsi, Bersih, Melayani"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

Pusat Kajian FISIP UIN

Sunan Gunung Djati

Bandung

Bebas dari Korupsi,

Bersih, Melayani

(2)
(3)

LAPORAN SURVEY PERSEPSI KORUPSI

DI STKS BANDUNG

TAHUN 2017

“Dan janganlah sebahagian kamu

memakan harta sebahagian yang lain

di antara kamu dengan jalan yang batil

dan (janganlah) kamu membawa (urusan)

harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan

sebahagian daripada harta benda orang lain itu

dengan (jalan berbuat) dosa,

padahal kamu mengetahui"

(Q.S Al-Baqarah ayat 188)

(4)
(5)

1

HASIL SURVEI PERSEPSI KORUPSI

DI STKS BANDUNG

TAHUN 2017

Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung merupakan Perguruan Tinggi Kedinasan di bawah Kementerian Sosial RI yang menyelenggarakan program pendidikan Diploma IV Pekerjaan Sosial dan Program Pascasarjana Spesialis Pekerjaan Sosial. STKS Bandung selalu berupaya untuk menciptakan layanan terbaik, bersih, akuntabel dan transparan. STKS Bandung juga selalu mendukung dan berperan aktif dalam kegiatan pencegahan dan pemberantasan korupsi terutama di lingkungannya. Salah satu upaya yang dilakukan oleh STKS dalam rangka pencegahan dan pemberatansan korupsi adalah dengan melakukan survei indeks persepsi korupsi secara berkala.

Tujuan dilaksanakannya survei persepsi korupsi ini untuk mendapatkan informasi tentang persepsi korupsi dari pengguna layanan di STKS Bandung sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas layanan secara berkesinambungan serta mewujudkan pelaksanaan penyelenggaraan negara yang bebas dari korupsi. Sasaran survei ini adalah terselenggaranya pelayanan yang bersih, akuntabel dan transparan di STKS Bandung.

(6)

2

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode survei. Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi yang mempunyai kaitan secara langsung terhadap kegiatan pelayanan akademik di STKS Bandung. Jumlah responden dalam survei persepsi korupsi pada tahun 2017 ini adalah sebanyak 224 orang responden yang dipilih secara random (acak).

Teknik pengumpulan data dalam survei persepsi korupsi pada tahun 2017 ini dilakukan dengan menggunakan pembagian kuesioner. Unsur penilaian persepsi korupsi terdiri dari 6 unsur yaitu:

Tabel 1

Unsur Pertanyaan Kuesioner Persepsi Korupsi di STKS Bandung

No Unsur

1 Persepsi korupsi tentang praktik percaloan dalam pengurusan pelayanan di STKS Bandung

2 Persepsi korupsi tentang penawaran untuk memperoleh pelayanan yang lebih cepat/ mudah dengan memberikan imbalan tertentu di STKS Bandung

3 Persepsi korupsi tentang permintaan komisi dalam pengurusan layanan di STKS Bandung

4 Persepsi korupsi tentang memberikan tanda terima kasih atas pelayanan yang diterima (meskipun tidak diminta) di STKS Bandung

5 Persepsi korupsi tentang melihat dan mendengar terjadinya praktik KKN di STKS Bandung

6 Persepsi korupsi tentang terdapatnya praktik KKN dalam pengurusan layanan di STKS Bandung

(7)

3

Berdasarkan hasil survei terhadap 224 orang responden yang dipilih secara random (acak) di STKS Bandung, maka diperoleh persepsi korupsi di STKS Bandung sebagai berikut:

1. Persepsi Korupsi tentang Praktik Percaloan dalam Pengurusan Pelayanan di STKS Bandung

Gambar 1 Persepsi Korupsi Tentang Praktik Percaloan dalam Pengurusan Pelayanan di STKS Bandung

Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa sebanyak 93,30% responden menyatakan tidak ada sama sekali praktik percaloan dalam pengurusan pelayanan di STKS Bandung di mana. Namun sebanyak 5,36% responden menyatakan kadang-kadang/pernah ada praktik percaloan dalam pengurusan pelayanan di STKS Bandung, sedangkan sisanya sebanyak 1,34%

(8)

4

responden menyatakan masih/selalu ada praktik percaloan dalam pengurusan pelayanan di STKS Bandung sampai dengan saat ini. Menurut responden hal ini biasanya terjadi pada saat penerimaan mahasiswa baru, peminjaman fasilitas kampus, dan terjadi prioritas pelayanan kepada mahasiswa yang dikenal petugas.

Hasil survei tahun 2017 ini menunjukkan terjadinya penurunan apabila dibandingkan dengan hasil survei pada tahun 2016 lalu, di mana sebanyak 90,12% responden menyatakan tidak ada sama sekali praktik percaloan dalam pengurusan pelayanan di STKS Bandung. Hanya 8,64% responden yang menyatakan kadang-kadang/ pernah ada praktik percaloan, dan sisanya sebanyak 1,24% menyatakan masih ada praktik percaloan dalam pengurusan pelayanan di STKS Bandung.

2. Persepsi Korupsi tentang Penawaran Untuk Memperoleh Pelayanan yang Lebih Cepat/ Mudah dengan Memberikan Imbalan Tertentu di STKS Bandung

(9)

5

Gambar 2 Persepsi Korupsi tentang Penawaran untuk Memperoleh Pelayanan yang Lebih Cepat/ Mudah dengan Memberikan Imbalan Tertentu di STKS

Bandung

Persepsi korupsi tentang penawaran untuk memperoleh pelayanan yang lebih cepat/ mudah dengan memberikan imbalan tertentu di STKS Bandung, di mana sebanyak 91,96% responden menyatakan tidak pernah sama sekali ada penawaran seperti itu. Namun, sebanyak 8,04% responden yang menyatakan kadang-kadang/ pernah dan sebanyak tidak ada responden yang menyatakan masih ada ada penawaran untuk memperoleh pelayanan yang lebih cepat/ mudah dengan memberikan imbalan tertentu di STKS Bandung. Responden mengemukakan bahwa penawaran dengan imbalan seperti ini sering terjadi pada saat peminjaman kendaraan dan menerima pelayanan perkuliahan.

(10)

6

Hasil survei tahun 2017 ini menunjukkan terjadi penurunan persepsi korupsi apabila dibandingkan dengan hasil survei yang dilakukan pada tahun 2016 lalu, di mana sebanyak 91,36% responden menyatakan tidak ada sama sekali penawaran untuk memperoleh pelayanan yang lebih cepat/mudah dengan memberikan imbalan tertentu di STKS Bandung dan bahya 8,64% responden yang menyatakan masih ada penawaran untuk memperoleh pelayanan yang lebih cepat/ mudah dengan memberikan imbalan tertentu di STKS Bandung.

3. Persepsi Korupsi tentang Permintaan Komisi dalam Pengurusan Layanan di STKS Bandung

Gambar 3 Persepsi Korupsi tentang Permintaan Komisi dalam Pengurusan Layanan di STKS Bandung

(11)

7

Persepsi Korupsi tentang Permintaan Komisi dalam Pengurusan Layanan di STKS Bandung diketahui bahwa sebanyak 96,88% responden menilai tidak ada sama sekali permintaan komisi dalam pengurusan pelayanan di STKS Bandung. Namun demikian sebanyak 3,12% menyatakan pernah terjadi, dan tidak ada responden yang menyatakan masih ada permintaan komisi dalam pengurusan pelayanan di STKS Bandung. Responden yang menyatakan pernah dan masih ada permintaan komisi dalam pengurusan pelayanan di STKS Bandung mengemukakan bahwa hal tersebut terjadi ketika mahasiswa meminjam perlengkapan untuk kegiatan ekstrakurikuler dan untuk menjaga keamanan kegiatan mahasiswa yang diselenggarakan dalam kampus.

Hasil survei tahun 2017 ini menunjukkan terjadi penurunan persepsi korupsi apabila dibandingkan dengan hasil survei yang dilakukan pada tahun 2016 lalu, di mana sebanyak 97,52% responden menyatakan tidak pernah ada sama sekali permintaan komisi dalam pengurusan pelayanan di STKS Bandung. Hanya 1,24% responden menyatakan kadang-kadang/ pernah ada permintaan komisi dalam pengurusan pelayanan di STKS Bandung,

(12)

8

dan yang masih/ selalu ada permintaan komisi dalam pengurusan pelayanan di STKS Bandung sebanyak 1,24%.

4. Persepsi Korupsi Tentang Memberikan Tanda Terima Kasih atas Pelayanan yang Diterima (Meskipun Tidak Diminta) di STKS Bandung

Gambar 4 Persepsi Korupsi Tentang Memberikan Tanda Terimakasih atas Pelayanan yang Diterima (Meskipun Tidak Diminta) di STKS Bandung

(13)

9

Berdasarkan gambar 4 di atas diketahui bahwa sebanyak 92,41% responden menyatakan bahwa tidak ada sama sekali pemberian tanda terima kasih atas pelayanan yang diterima di STKS Bandung. Namun sebanyak 5,36% responden menyatakan kadang-kadang/ pernah dan 2,23% responden menyatakan masih memberikan tanda terimakasih atas pelayanan yang diterimanya. Responden yang menyebutkan kadang-kadang dan masih memberikan tanda terima kasih terutama terjadi ketika perkuliahan berlangsung, yaitu berupa menyiapkan air minum oleh mahasiswa untuk dosen yang mengajar hanya untuk menunjukkan kasih sayang dan perhatian kepada dosen yang mengajar.

Hasil survei tahun 2017 ini menunjukkan terjadi penurunan apabila dibandingkan dengan hasil survei yang dilakukan pada tahun 2016 lalu, di mana sebanyak 83,95% responden menyatakan tidak ada sama sekali pemberian tanda terima kasih atas pelayanan yang diterima di STKS Bandung. Hanya 2,35% responden yang menyatakan bahwa kadang-kadang/ pernah ada pemberian tanda terima kasih atas pelayanan yang diterima di STKS Bandung, dan sebanyak 3,70% lainnya menyatakan masih/ selalu ada pemberian tanda terima kasih atas pelayanan yang diterima di STKS Bandung.

(14)

10

5. Persepsi Korupsi Tentang Melihat dan Mendengar Terjadinya Praktik KKN di STKS Bandung

Gambar 5 Persepsi Korupsi Tentang Melihat dan Mendengar Terjadinya Praktik KKN di STKS Bandung

Persepsi korupsi tentang melihat dan mendengar terjadinya praktik KKN (Kolusi Korupsi dan Nepotisme) di STKS Bandung, sebanyak 86,61% responden menyatakan tidak pernah sama sekali melihat atau mendengar terjadinya praktik KKN di STKS Bandung. Namun masih ada sebanyak 8,93% responden yang menyatakan kadang-kadang/ pernah melihat atau mendengar terjadinya praktik KKN di STKS Bandung. Sedangkan sisanya sebanyak 4,46% responden

(15)

11

menyatakan masih melihat dan mendengar terjadinya praktik KKN di STKS Bandung.

Pengalaman terkait hal ini dinyatakan oleh responden bahwa mereka pernah mendengar masih ada mahasiswa yang lulus ujian masuk STKS Bandung karena ada relasi dengan orang yang ada di STKS Bandung (staf STKS Bandung). Pengalaman lainnya dinyatakan responden terkait dengan nilai mata kuliah dengan adanya pemungutan biaya untuk tugas lapangan. Responden menyatakan bahwa dalam kenyataannya yang disebut praktik lapangan tersebut adalah hanya rekreasi saja. Responden menganggap biaya yang diminta oknum dosen tidak sepadan dengan pengalaman praktik lapangan yang diperoleh mahasiswa. Selain itu, nilai yang diperoleh mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan praktik lapangan tersebut dijamin lebih baik dibandingkan dengan yang tidak mengikuti praktik lapangan.

Hasil survei tahun 2017 ini menunjukkan terjadi penurunan persepsi korupsi apabila dibandingkan dengan hasil survei yang dilakukan pada tahun 2016 lalu, di mana sebanyak 69,14% responden menyatakan bahwa tidak ada sama sekali melihat dan mendengar terjadinya praktik KKN (Kolusi Korupsi dan Nepotisme) di STKS

(16)

12

Bandung. Namun masih ada17,28% responden yang menyatakan bahwa kadang-kadang/pernah melihat dan mendengar terjadinya praktik KKN (Kolusi Korupsi dan Nepotisme) di STKS Bandung, dan yang menyatakan bahwa masih melihat dan mendengar terjadinya praktik KKN (Kolusi Korupsi dan Nepotisme) di STKS Bandung, yaitu sebanyak 13,58% responden.

6. Persepsi Korupsi Tentang Terdapatnya Praktik KKN dalam Pengurusan Layanan di STKS Bandung

Gambar 6 Persepsi Korupsi Tentang Terdapatnya Praktik KKN dalam Pengurusan Layanan di STKS Bandung

(17)

13

Terkait dengan persepsi korupsi tentang terdapat praktik KKN dalam pengurusan layanan di STKS Bandung, sebanyak 81,70% responden menjawab tidak ada sama sekali praktik KKN dalam pengurusan layanan di STKS Bandung. Namun masih ada sebanyak 15,62% responden yang menyatakan kadang-kadang/ pernah terdapat praktik KKN dalam pengurusan layanan di STKS Bandung. Sedangkan sisanya sebanyak 2,68% responden menyatakan terdapat praktik KKN dalam pengurusan layanan di STKS Bandung sampai dengan saat ini.

Pengalaman responden yang menyatakan masih ada dan kadang-kadang ada adalah terkait dengan proses penerimaan mahasiswa baru dan meminta dipercepat persetujuan dalam proses seleksi judul Karya Ilmiah Akhir (KIA). Dalam pernyataannya responden tidak menjelaskan apakah oknum tersebut dosen yang menyeleksi, dosen lain di luar tim seleksi, atau petugas lain.

Hasil survei tahun 2017 ini menunjukkan terjadi penurunan apabila dibandingkan dengan hasil survei pada tahun 2016 lalu, di mana sebanyak 82,72% responden menyatakan bahwa tidak ada sama sekali praktik KKN dalam pengurusan layanan di STKS

(18)

14

Bandung, 16,05% responden menyatakan kadang-kadang/ pernah ada praktik KKN dalam pengurusan layanan di STKS Bandung, sedangkan sisanya sebanyak 1,23% menyatakan masih/selalu ada praktik KKN dalam pengurusan layanan di STKS Bandung.

Berdasarkan hasil analisa penilaian persepsi korupsi pada setiap unsur diketahui bahwa unsur yang terkait dengan praktik KKN dalam pengurusan layanan di STKS Bandung merupakan unsur dengan nilai persepsi korupsi yang paling tinggi. Dengan demikian secara umum masih terdapat praktik KKN dalam pengurusan layanan di STKS Bandung.

Unsur yang perlu ditingkatkan kualitasnya yaitu unsur pemberian tanda terimakasih yang memungkinkan terjadinya gratifikasi yang mengarah pada peluang Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Masih ditemukan adanya pemberian tanda terima kasih dari responden meskipun tidak diminta dengan persentase yang sangat kecil. Dalam rangka upaya perbaikan dan peningkatan kualitas layanan maka semua petugas tidak diperkenankan menerima tanda terimakasih dalam bentuk apapun baik barang maupaun uang dengan nilai berapapun. Apabila ada paksaan dari untuk menerima sekedar oleh-oleh atau kenang-kenangan, harus tertelusur dan ada surat pernyataan yang ditandatangani oleh pemberi.

(19)

15

Unsur lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah unsur permintaan komisi meskipun dengan persentase yang sangat kecil. Responden menyatakan pernah terjadi permintaan komisi dalam pengurusan pelayanan di STKS Bandung. STKS Bandung juga harus terus melakukan upaya perbaikan kinerja layanan misalnya dengan membuat sistem layanan online yang dalam prosesnya diharapkan proses kegiatan layanan akan lebih cepat, transparan, akuntabel, tidak ada ucapan terimakasih atau gratifikasi serta terdokumentasi dengan baik.

(20)

16

INSTRUMEN SURVEI PERSEPSI KORUPSI DI

STKS BANDUNG TAHUN 2017

Petunjuk Pengisian:

Pilih salah satu alternative jawaban yang telah disediakan dengan cara memberi tanda silang (X) sesuai dengan pengalaman saudara dalam menerima pelayanan di STKS Bandung

No PERTANYAAN DAN ALTERNATIF JAWABAN (diisi oleh pengumpul data) SKOR

1 Persepsi korupsi tentang praktik percaloan dalam pengurusan pelayanan di STKS Bandung

a. Masih

b. Kadang-Kadang c. Tidak Ada Sama Sekali

2 Persepsi korupsi tentang penawaran untuk memperoleh pelayanan yang lebih cepat/mudah dengan member imbalan tertentu di STKS Bandung

a. Masih

b. Kadang-Kadang c. Tidak Ada Sama Sekali

3 Persepsi korupsi tentang permintaan komisi dalam pengurusan pelayanan di STKS Bandung

a. Masih

b. Kadang-Kadang c. Tidak Ada Sama Sekali

4 Persepsi korupsi tentang memberian tanda terima kasih atas pelayanan yang diterima (meskipun tidak diminta) di STKS Bandung

a. Masih

b. Kadang-Kadang c. Tidak Ada Sama Sekali LAMPIRAN

(21)

17

5 Persepsi korupsi tentang melihat dan mendengar terjadinya praktik KKN di STKS Bandung

a. Masih

b. Kadang-Kadang c. Tidak Ada Sama Sekali

6 Persepsi korupsi tentang terdapatnya praktik KKN dalampengurusan layanan di STKS Bandung

a. Masih

b. Kadang-Kadang c. Tidak Ada Sama Sekali

(22)

Gambar

Gambar 2 Persepsi Korupsi tentang Penawaran untuk Memperoleh Pelayanan  yang Lebih Cepat/ Mudah dengan Memberikan Imbalan Tertentu di STKS
Gambar 3 Persepsi Korupsi tentang Permintaan Komisi dalam Pengurusan  Layanan di STKS Bandung
Gambar 4 Persepsi Korupsi Tentang Memberikan Tanda Terimakasih atas  Pelayanan yang Diterima (Meskipun Tidak Diminta) di STKS Bandung
Gambar 5 Persepsi Korupsi Tentang Melihat dan Mendengar Terjadinya Praktik  KKN di STKS Bandung
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai daerah otonom, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dalam menjalankan otonominya, didukung dengan Organisasi Perangkat Daerah yang ditetapkan dengan

Dari grafik dan tabel tersebut terlihat bahwa hubungan angka bebas jentik dengan kejadian demam berdarah dengue di tingkat puskesmas di Kota Medan pada tahun

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tipe-tipe register yang digunakan oleh komunitas driver ojek online, yaitu adanya register tema yang berupa perekonomian dan

Hal ini menyebabkan tubuh tetap berada dalam kondisi anemia karena eritrosit yang telah dikeluarkan tidak dapat bekerja secara optimal akibat infestasi Babesia sp.. Kondisi

Pada hasil pelaksanaan lembaga pelaksana program Gerdu Kempling untuk menambah nilai bantuan peralatan usaha yang diberikan, untuk lebih menunjang perkembangan dari

Di dalam Sistem Informasi Akuntansi pada Toko JB terdapat 9 proses, yaitu kelola data supplier, kelola data customer, kelola data pegawai, kelola data barang, proses

Berdasarkan data tabel tersebut, maka produk pengembangan akan berakhir saat skor penilaian terhadap media pembelajaran ini telah memenuhi syarat kelayakan dengan tingkat kesesuaian

Logika fuzzy dapat digunakan untuk menggambarkan suatu sistem dinamika yang kacau, dan logika fuzzy dapat berguna untuk sistem yang bersifat dinamis yang kompleks