• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu - Strategi Pengembangan Usaha Pada Jasa Warung Internet GINPI Perumnas Simalingkar Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu - Strategi Pengembangan Usaha Pada Jasa Warung Internet GINPI Perumnas Simalingkar Medan"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan

beberapa hasil penelitian terdahulu yang pernah penulis baca diantaranya :

Mangiwa (2009) dengan judul Analisis Strategi Bisnis Jasa Warung Internet

(Warnet) Studi Kasus Pada Warnet “Global Internet” Kota Depok, pada penelitian

tersebut dijelaskan bahwa berdasarkan diagram SWOT, hasil penelitian

menunjukan Faktor Internal dan Eksternal Global Internet berada pada kuadran

IV, yaitu Strategi Diversifikasi Konsentrik diantaranya merancang sebuah Situs

Portal Informasi, Diversifikasi Horisontal diantaranya menambah usaha foto copy,

dan Usaha Patungan.

Lubis (2011), dengan judul Perencanaan Bisnis Warung Internet ”RR Net”,

pada penelitian tersebut dijelaskan bahwa berdasarkan hasil analisis pada

penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan Semakin maraknya penggunaan

Internet membuat para pebisnis atau investor melirik peluang ini sebagai usaha

yang menjanjikan. Tak hanya konsultan atau pebisnis spesialis, pengusaha

tanggung yang hanya memiliki modal pas-pasan pun dapat membangun bisnis ini

dengan segenap usaha penekanan terhadap biaya. Seperti yang kita ketahui bahwa

(2)

perangkat keras dan perangkat lunak. Tidak ketinggalan izin usaha yang

merupakan hal yang penting.

Saputra (2012), dengan judul Analisis Strategi Bisnis Jasa Warung Internet

D-Zen Net Sidoarjo, pada penelitian tersebut dijelaskan bahwa berdasarkan hasil

analisis pada penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan. Pertama, hasil

analisis usaha jasa warung internet D-Zen Net pada diagram Cartesius SWOT,

berada pada kuadran IV maka strategi yang dapat diterapkan: melakukan strategi

Diversifikasi Konsentrik, melakukan strategi Diversifikasi Horisontal, melakukan

strategi Usaha Patungan.

Maulansyah (2012), dengan judul Analisis Faktor Internal Dan Eksternal

Melalui Pendekatan SWOT Dalam Upaya Penentuan Strategi Pengembangan

Bisnis Di Rumah Makan Khas Sunda Pak H.Ihin Jl. Raya Puncak Km 92 Cipanas

Cianjur, menyimpulkan bahwa strategi yang perlu diterapkan adalah dengan

strategi agresif, yaitu menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang.

Abdillah (2013), dengan judul Upaya Pengembangan Usaha Rumah Kost

Melalui Pendekatan Analisis SWOT, pada penelitian tersebut dijelaskan bahwa

berdasarkan analisis pada penelitian ini diambil kesimpulan usaha rumah kost

kelas c dikawasan Padang Bulan berada pada Kuadran ke II yaitu dimana strategi

yang tepat untuk diimplementasikan merupakan strategi Turn-Around

(Retrenchment), dimana yang termasuk dalam strategi tersebut adalah pengembangan pasar, penetrasi pasar, pengembangan produk, dan diversifikasi

(3)

2.2 Strategi

2.2.1 Konsep Strategi

Strategi (Solihin 2012:24) didefenisikan sebagai berbagai cara untuk

mencapai tujuan. Sejalan dengan perkembangan konsep manajemen strategik,

strategi tidak hanya didefenisikan sebagai cara untuk mencapai tujuan karena

strategi dalam konsep manajemen strategik mencakup juga penetapan berbagai

tujuan itu sendiri yang diharapkan akan menjamin terpeliharanya keunggulan

kompetitif perusahaannya. Menurut Porter dalam Solihin (2012:25) tujuan utama

pembuatan strategi oleh perusahaan adalah agar perusahaan mampu menghadapi

perubahan lingkungan yang terjadi.

2.2.2 Strategi Bisnis

Strategi bisnis (business strategy) merupakan strategi yang dibuat pada level unit bisnis dan strateginya lebih ditekankan untuk meningkatkan posisi bersaing

produk atau jasa perusahaan di dalam suatu industri atau segmen pasar tertentu

(Solihin 2012:196). Strategi bisnis sering juga disebut strategi bisnis secara

fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan

manajemen, seperti strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi

distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan

keuangan.

Pengembangan perencanaan pada level bisnis mencakup hal-hal berikut,

yakni:

a. Tujuan unit bisnis.

(4)

2.2.3 Tipe Strategi

Strategi pada tingkat bisnis bertujuan untuk mengembangkan suatu bisnis

yang akan memungkinkan perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif atas

persaingnya dalam suatu pasar atau industri. David (2006:224) menyatakan ada

dua belas tipe strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan yang dikelompokkan

dalam empat bagian, yaitu:

1. Strategi Intergrasi

Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan integrasi horizontal. Strategi ini

memungkinkan sebuah perusahaan untuk mendapatkan kontrol atas

distributor, pemasok, atau pesaing.

a. Integrasi ke depan, yaitu memperoleh kepemilikan atau meningkatkan

kendali pada distributor atau pengecer. Strategi ini dipilih jika distributor

organisasi sangat mahal, mutu distributor terbatas, organisasi bersaing

dalam industri sedang bertumbuh, organisasi mempunyai modal dan

skeunggulan produk stabil sangat tinggi, distributor memperoleh laba yang

besar.

b. Integrasi ke belakang, yaitu merujuk pada strategi mencari kepemilikan

dari atau kendali besar pada perusahaan pemasok. Strategi ini terutama

tepat bila perusahaan pemasok saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu

mahal atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.

c. Integrasi horizontal, yaitu merujuk pada strategi mencari kepemilikan dari

atau kendali besar atas perusahaan pesaing. Hal ini dilakukan jika

organisasi dapat memperoleh karakteristik monopolistik dalam bidang atau

(5)

meningkatnya skala ekonomis memberikan keunggulan bersaing yang

besar, organisasi mempunyai modal dan sumber daya manusia yang

berbakat yang diperlukan untuk perluasan perusahaan, pesaing ragu-ragu

karena tidak memiliki kemampuan manajerial.

2. Strategi Intensif

Kelompok strategi ini disebut sebagai strategi intensif karena

mensyaratkan berbagai upaya yang intensif untuk meningkatkan posisi

kompetitif perusahaan dengan produk yang ada. Kelompok strategi ini

meliputi tiga strategi, yaitu:

a. Penetrasi pasar, yaitu berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk

atau jasa yang sudah ada di pasar lewat usaha pemasaran yang lebih

gencar. Strategi ini banyak digunakan sendiri atau dengan kombinasi

strategi lain.

b. Pengembangan pasar, yaitu memperkenalkan produk atau jasa yang sudah

ada ke wilayah geografi baru.

c. Pengembangan produk, yaitu mencari kenaikan penjualan dengan

memperbaiki produk atau jasa yang sudah ada atau mengembangkan

produk atau jasa yang baru.

3. Strategi Diversifikasi

Ada tiga tipe umum dari strategi diversifikasi, yaitu konsentrik (terfokus),

(6)

a. Diversifikasi konsentrik, yaitu menambah produk atau jasa baru tetapi

berkaitan. Hal ini dilakukan jika penambahan produk baru tetapi berkaitan

secara signifikan akan memperkuat penjualan produk yang sudah ada.

b. Diversifikasi konglomerat, yaitu menambah produk atau jasa baru tetapi

tidak berkaitan. Strategi ini tepat untuk dilakukan jika penjualan dan laba

menurun.

c. Diversifikasi horizontal, menambah produk atau jasa baru tetapi tidak

berkaitan dengan pelanggan yang sudah ada. Strategi ini digunakan untuk

meningkatkan pendapatan.

4. Strategi Defensif

Strategi defensif adalah strategi yang bertujuan untuk bertahan. Adapun jenis

dari strategi ini adalah sebagai berikut:

a. Retrechment (Penciutan), yaitu mengubah pengelompokkan lewat penghematan biaya dan aset untuk membalik penjualan dan laba yang

menurun.

b. Divestasi, yaitu menjual suatu divisi atau bagian dari suatu organisasi.

Strategi ini dilakukan apabila organisasi telah melakukan strategi

penciutan dan gagal menghasilkan perbaikan yang diperlukan.

c. Likuidasi, yaitu menjual semua aset sebuah perusahaan. Strategi ini

dilakukan apabila organisasi telah melakukan strategi penciutan dan

(7)

2.2.4 Formulasi Strategi Melalui Pendekatan SWOT

Formulasi strategi merupakan perencanaan jangka panjang perusahaan. Formulasi strategi dimulai dengan kegiatan analisis situasi. Alat analisis situasional yang banyak dilakukan dalam melakukan formulasi strategi adalah analisis SWOT.

Analisis SWOT adalah keseluruhan evaluasi tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan (Kotler 2009:51). Analisis situasi ini mengharuskan para manager strategis untuk menemukan kesesuaian strategis antara peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kekuatan internal, di samping memperhatikan ancaman-ancaman eksternal dan kelemahan-kelemahan internal. Dari hasil analisis SWOT akan diperoleh strategi alternatif perusahaan untuk membantu manajer strategis memutuskan ke arah mana perusahaan dapat tumbuh dan berkembang.

Setiap perusahaan harus melakukan analisis SWOT agar mampu memenangkan persaingan bisnis. Tanpa memiliki strategi yang baik, maka usaha tersebut akan mengalami kemerosotan.

Dalam menggunakan SWOT, setelah pengklasifikasian faktor internal dan

faktor eksternal diidentifikasi, maka selanjutnya dilakukan tahap penyusunan

Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS) dan Matriks Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS). Berikut ini adalah tahap-tahap penentuan Faktor Strategi Internal (IFAS) :

1) Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan

perusahaan dalam kolom 1.

2) Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari

1,0(paling penting) sampai 0,0 tidak penting, berdasarkan pengaruh

faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategi perusahaan. (Semua bobot tersebut

jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).

3) Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang

(8)

kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat

baik). Sedangkan varibel yang bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya,

jika kelemahan perusahaan besar sekali, maka nilainya adalah 1,

sedangkan jika kelemahan dibawah rata-rata, nilainya adalah 4.

4) Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor

pembobotan untuk masing-maing faktor yang nilainya bervariasi mulai

dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

5) Jumlahkan seluruh hasil perkalian dari bobot dan rating, dan letakkan pada

sub total. Setelah mendapatkan sub total pada kekuatan dan kelemahan,

maka selanjutnya dicari selisih diantara keduanya untuk kemudian angka

(9)

Tabel 2.2.4.1Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS)

Faktor-faktor Strategis Internal Bobot Rating

Bobot x

Rating

Kekuatan (Strength)

Sub Total

Kelemahan (Weakness)

Sub Total

Total 1.00

Selisih Skor Kekuatan dengan Skor

Kelemahan

Sumber : Rangkuti (2009:25)

Tahap-tahap penentuan Faktor Strategi Eksternal (EFAS) :

1) Tentukan faktor-faktor yang menjadi peluang serta ancaman perusahaan

dalam kolom 1.

2) Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0

(paling penting) sampai 0,0 tidak penting, berdasarkan pengaruh

faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategi perusahaan. (Semua bobot tersebut

jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).

3) Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang

(10)

kategori peluang) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat

baik). Sedangkan varibel yang bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya,

jika ancaman perusahaan besar sekali, maka nilainya adalah 1, sedangkan

jika ancaman dibawah rata-rata, nilainya adalah 4.

4) Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk

memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor

pembobotan untuk masing-maing faktor yang nilainya bervariasi mulai

dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

5) Jumlahkan seluruh hasil perkalian dari bobot dan rating, dan letakkan pada

sub total. Setelah mendapatkan sub total pada peluang dan ancaman, maka

selanjutnya dicari selisih diantara keduanya untuk kemudian angka

tersebut diaplikasikan pada kuadran analisis SWOT.

Tabel 2.2.4.2Matriks External Factor Analysis Summary (EFAS)

Faktor-faktor Strategis Eksternal Bobot Rating

Bobot x

Rating

Peluang(Opportunity)

Sub Total

Ancaman(Threat)

Sub Total

Total 1.00

Selisih Skor Peluang dengan Skor

Ancaman

(11)

Setelah mendapatkan selisih skor dari kekuatan dengan kelemahan, dan

peluang dengan ancaman, selanjutnya hasil dari selisih skor tersebut diaplikasikan

ke Diagram Cartesius Analisis SWOT, agar diketahui berdasarkan skor tersebut, perusahaan/organisasi lebih cocok pada kuadran berapa.Diagram Cartesius

Analisis SWOTdapat dilihat sebagai berikut.

Gambar 2.2.4.3 Diagram Cartesius Analisis SWOT

3.Mendukung Strategi Turn-Around

1.Mendukung Strategi Agresif

4. Mendukung Strategi Defensif

2.Mendukung Strategi Diversifikasi

Sumber : Rangkuti (2009:19)

Dari Gambar 2.2.4.3 DiagramCartesius Analisis SWOT, dapat diterangkan hal sebagai berikut :

Kuadaran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan

tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat

memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan Berbagai

l

Kekuatan Internal Kelemahan

Internal

(12)

dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang

agresif (Growth oriented strategy).

Kuadran 2 : meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar). Kuadran 3 : perusahaan menghadapi peluang pasar yang besar, tetapi di lain

pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadaran 3 ini mirip dengan Question Mark

pada BCG matrik. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

Pada dasarnya alternatif strategi yang diambil harus diarahkan pada usaha-usaha untuk menggunakan kekuatan dan memperbaiki kelemahan, memanfaatkan peluang-peluang bisnis serta mengantisipasi ancaman. Sehingga dari matriks SWOT tersebut akan diperoleh empat kelompok alternatif strategi yang disebut dengan strategi SO, strategi WO, strategi ST, dan strategi WT (Kuncoro 2006:51).

Adapun matriks dari analisis SWOT dapat dilihat seperti berikut.

Tabel 2.2.4.4 Matriks Analisis SWOT

IFAS

Daftar semua peluang yang

(13)

ancaman. ancaman.

Sumber : Kuncoro (2006) (diolah penulis)

IFAS : Internal Strategic Factors Analysis Summary

EFAS : External Strategic Factors Analysis Summary

2.2.4.5Analisis Lingkungan Eksternal (Peluang dan Ancaman)

Analisis lingkungan eksternal perusahaan terutama bertujuan untuk

mengidentifikasi sejumlah peluang dan ancaman yang berada di lingkungan

eksternal perusahaan. Peluang (oppotunities) merupakan tren positif yang berada di lingkungan eksternal perusahaan dan apabila peluang tersebut dieksploitasi

oleh perusahaan maka peluang usaha tersebut berpotensi untuk menghasilkan laba

bagi perusahaan secara berkelanjutan.

Adapun yang dimaksud dengan ancaman (threats) adalah berbagai tren negatif yang terdapat di lingkungan eksternal perusahaan dan apabila ancaman ini

tidak diantisipasi dengan baik oleh perusahaan maka ancaman tersebut berpotensi

menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

Perusahaan harus melakukan analisis lingkungan eksternal perusahaan

dengan tujuan untuk memperoleh potensi keuntungan dari peluang usaha dan

meminimalkan terjadinya risiko kerugian yang ditimbulkan oleh ancaman (Solihin

2012:128).

2.2.4.6Analisis Lingkungan Internal (Kekuatan dan Kelemahan)

Kemampuan menemukan peluang yang menarik dan kemampuan

memanfaatkan peluang tersebut adalah dua hal yang berbeda. Setiap bisnis harus

(14)

kekuatan dan kelemahan mereka sendiri dengan menggunakan Analisis Kekuatan

dan Kelemahan (Kotler & Keller 2009:55).

Analisis terhadap lingkungan internal perusahaan bertujuan untuk

mengidentifikasi sejumlah kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada sumber

daya dan proses bisnis internal yang dimiliki perusahaan. Sumber daya dan proses

bisnis yang bisnis internal dikatakan memiliki kekuatan apabila sumber daya dan

proses bisnis internal tersebut memiliki kemampuan yang akan menciptakan

distinctive competencies sehingga perusahaan akan memperoleh keunggulan kompetitif. Sedangkan bila sumber daya dan proses bisnis internal perusahaan

tidak mampu menciptakan distinctive competencies sehingga perusahaan kalah bersaing dibandingkan perusahaan pesaing, maka sumber daya dan proses bisnis

internal perusahaan dikatakan memiliki berbagai kelemahan.

Perusahaan melakukan analisis kekuatan dan kelemahan sumber daya dan

proses bisnis internal dengan membandingkan sumber daya dan proses bisnis

internal yang dimiliki perusahaan dengan sumber daya dan proses bisnis internal

yang dimiliki oleh perusahaan pesaing, baik yang menghasilkan produk yang

sejenis maupun perusahaan yang menghasilkan produk subtitusi (Solihin

2012:147).

2.3 Jasa

Menurut Nasution (2004:6), jasa merupakan semua aktifitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau konstruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah (seperti misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan atau kesehatan) atau pemecahan atas masalah yang dihadapi konsumen.

(15)

mana pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik), konsumen terlibat secara aktif dalam proses produksi dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.

Menurut Tjiptono (2005:18) ada lima karakteristik utama jasa bagi pembeli utamanya, yaitu :

1. Intangibility (tidak berwujud)

Jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek, alat,

ataubenda; maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman,

proses,kinerja(performance), atau usaha. Oleh sebab itu, jasa tidak dapat dilihat,dirasa, dicium, didengar,atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi.

Bagipara pelanggan, ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi

karenaterbatasnya search qualities, yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasipembeli sebelum pembelian dilakukan. Untuk jasa, kualitas apa

danbagaimana yang akan diteriman konsumen, umumnya tidak

diketahuisebelum jasa bersangkutan dikonsumsi.

2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan)

Barang bisa diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan

jasaumumnyadijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi

dandikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.

3. Variability / Heterogeneity (berubah-ubah)

Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output, artinyabanyakvariasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung kepada siapa,

kapandan dimana jasa tersebut diproduksi. karena jasa melibatkan

unsurmanusia dalam proses produksi dan konsumsinya yang cenderung

tidakbisa diprediksi dan cenderung tidak konsisten dalam hal sikap

danperilakunya.

(16)

Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi pesawat

yangkosong, kamarhotel yang tidak dihuni, atau kapasitas jalur telepon

yangtidak dimanfaatkan akan berlaluatau hilang begitu saja karena tidak

bisadisimpan.

5. Lack of Ownership

Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa mengkonsumsi, menyimpan atau menjualnya. Di lain pihak, pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personel atas suatu jasa untuk jangka waktu.

2.4 Pengertian Warung Internet (Warnet)

Menurut Ahmadjayadi (Mangiwa 2009 : 5), warung internet (warnet) adalah

sebuah tempat yang menyediakan akses infrastruktur internet dengan berbagai

koneksi dan komputer sebagai perangkat akses sehingga pengguna bisa

mengakses internet dengan biaya yang lebih murah.

Warung Internet (disingkat: warnet) adalah salah satu jeni

menyewakan j

dimanfaatkan ole

Warung internet digunakan untuk bermacam-macam tujuan, bagi pelajar, dan

mahasiswa warung internet banyak digunakan untuk :

1. Mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah

2. Melakukan riset

3. Menuli

4. Bermai

Bagi masyarakat umum warung internet digunakan untuk:

(17)

2. Melamar pekerjaan

3. Bersosialisasi dan berkomunikasi (chatting)

4. Sarana menikmati hiburan dan lain sebagainya.

Biaya akses internet umumnya dipatok per

di patok sekali main (biasanya di area bersinyal berbayar). Di

warung internet adalah tempat kebanyakan orang mengakses internet. Di

negara-negara atau daerah-daerah maju yang akses internetnya sudah ada pada hampir

setiap rumah, warung internet jarang didapatkan dan mahal tarifnya. Di daerah

perkotaan (urban) sebuah warnet memiliki nama-nama umum panggilan lain

seperti;

sambungan internetnya dikhususkan untuk melakukan permainan komputer dalam

jaringan. Sementara di daerah atau pinggir kota umumnya dikenal sebagai

Umumnya warung internet paling banyak terdapat/tersebar terutama di

kota-kota besar (ibukota-kota

jasa untuk melayani kebutuhan masyarakat di daerah tersebut dalam mengakses

informasi. Kebanyakan warnet tersebar di dekat tempat pendidikan seperti

umum dimana orang bersosialisasi seperti

Ada beberapa

masuk dan berapa lama dia memakai komputer.

1. Manual adalah cara aplikasi yang paling sederhana dan tradisional dimana

penjaga warnet mencatat penggunaan internet menggunakan kertas. Salah

(18)

apakah konsumen harus membayar lebih atau tidak. Karena beberapa

masalah seperti konsumen gagal memakai komputer tapi tagihan bayaran

tetap jalan.

2. Aplikasi Berbasis Jaringan adalah aplikasi otomatis dalam jaringan dimana

perhitungan dilakukan saat pengguna memasukkan identitas. Aplikasi ini

lebih memudahkan penjaga karena terdapat fungsi-fungsi lainnya selain

mencatat waktu seperti memberi

dari jarak jauh.

Dalam menjalankan suatu usaha jasa warung internet, tidak terlepas dari

masalah. Masalah yang kerap dialami suatu warnet adalah :

1. Pornografi. Banyak negara memandang internet adalah salah satu media

dimana

mengontrol hal ini dengan ketat dan dianggap efektif

dikarenakan medianya yang visual dan kemudahan untuk mengunduh

berkas seperti film yang mengandung fotografi dalam bentuk AVI

(terbesar) hingga 3gp untuk kapasitas telepon genggam.

2. Pengunduhan program-program komputer ilegal atau program-program

komputer yang sudah di kodenya sudah dipecahkan ulang, atau dikenal

juga sebagai Cracker APP/WAREZ.

3. Penyebaran

dokumen yang di unduh dari surat-e

4. Perjudian dalam jaringan.

5. Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI), dalam penggunaan perangkat

(19)

menggunakan perangkat lunak sah baik dengan membeli izin proprietary

maupun menggunakan perangkat lunak bersumber bebas (Open Source) seperti Linux. Software Linux yang populer diwarung internet seperti Ubuntu, IGOS, SimplyMepis, Suse dan lain-lain.

6. Kejahatan melalui jaringan seperti penipuan, scam, penyedia layanan

game online seperti Real-Money trans, botti

karakter seperti penipua

2.4 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Usaha jasa warung internet yang baik, harus menerapkan beberapa

kebijakan dan program yang menghasilkan keuntungan bagi usaha jasanya. Yang

salah satunya, Bauran Pemasaran (Marketing Mix). Menurut Philip Kotler (dalam journal.unnes.ac.id) mendifinisikan marketing mix atau bauran pemasaran

sebagai: serangkaian variabel yang dapat dikontrol dan tingkat variabel yang

digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi pasaran yang menjadi sasaran.

Kebijakan dan program pemasaran dikemas dalam suatu bauran pemasaran

(marketing mix) yang ternyata untuk industri jasa akan lebih luas dari pada bauran produk barang.

Untuk bauran produk barang, umumnya terdiri dari empat elemen (4P),

yaitu elemen price, promotion, place, dan product. Untuk produk jasa, baurannya diperluas dengan menambah tiga elemen, yaitu elemen orang (people), bukti fisik (physical evidence), dan poses jasa itu sendiri (process) (Umar 2003:7).

(20)

1) Harga (Price) adalah satuan moneter atau ukuran lainnya termasuk barang dan jasa lainnya yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau

pengguna barang dan jasa (tjiptono, 2000 dalam journal.unnes.ac.id).

2) Promosi (Promotion) merupakan aktivitas yang dilakukan dan dipikirkan

pemasar dengan tujuan agar dikenal banyak orang.

3) Tempat (Place) merupakan nilai investasi yang paling mahal, sebab lokasi

bisa dikatakan menentukan ramai atau tidaknya pengunjung

(journal.unnes.ac.id). Dimana tempat yang strategis yang dapat menarik

banyak konsumen.

4) Produk (Product) adalah keseluruhan konsep objek atau proses yang dapat

memberikan sejumlah nilai manfaat kepada para konsumen

(journal.unnes.ac.id). Produk dapat berupa barang atau jasa.

5) Orang (People) adalah semua partisipan yang memainkan sebagian penyajian jasa, yaitu peran selama proses dan konsumsi jasa berlangsung

dalam waktu ril jasa, oleh karenanya dapat mempengaruhi persepsi

pembeli.

6) Bukti fisik (physical evidence). Maksudnya adalah suatu lingkungan fisik dimana jasa disampaikan dan dimana perusahaan dan konsumennya

berinteraksi, dan setiap komponen tangible memfasilitasi penampilan atau komunikasi jasa tersebut.

7) Proses (Process). Proses ini mencerminkan bagaimana semua elemen bauran pemasaran jasa dikoordinasikan untuk menjamin kualitas dan

konsistensi jasa yang diberikan kepada konsumen. Dengan demikian,

(21)

pemasaran juga sering terlibat di dalam, atau bertanggung jawab terhadap

Gambar

Tabel 2.2.4.1Matriks Internal Factor Analysis Summary (IFAS)
Tabel 2.2.4.2Matriks External Factor Analysis Summary (EFAS)
Gambar 2.2.4.3 Diagram Cartesius Analisis SWOT
Tabel 2.2.4.4 Matriks Analisis SWOT

Referensi

Dokumen terkait

(2011) mengenai pengaruh perlakuan teknologi amoniasi fermentasi terhadap limbah tongkol jagung sebagai pakan alternatif berkualitas untuk ternak ruminansia

Penelitian aplikasi ice gel untuk transportasi jamur tiram telah dilakukan oleh Nurkusumaprama (2014), yaitu ice gel sebanyak 3 kg yang diaplikasikan dalam box styrofoam

Berdasarkan hasil penelitian dapat diberikan saran sebagai berikut: 1) bagi mahasiswa pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai calon guru hendaknya menjadikan

Sistem pemerintahan Indonesia pada awal kemerdekaan adalah sistem presidensial sesuai dengan pasal IV aturan peralihan sebelum terbentuknya MPR, DPR, dan DPA yang memegang

Bapak dan Ibu dosen pengajar yang telah memberikan bimbingan dan ilmunya selama menempuh perkuliahan di Program Studi Diploma III Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi

Menurut Slameto(2003:54)”faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan

Abstrak - Pengaruh Latihan Beban Rumpi kaki dan beban Karet terhadap kecepatan tendangan Ap Chagi pada atlet Taekwondo Universitas Nusantara PGRI Kota Kediri. Penelitian

Penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa : 1) Kebudayaan pada dasarnya adalah identitas sebuah daerah. Dengan kebudayaan banyak sekali keuntungan dan juga pelajaran