STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS DENGAN ANALISIS STRENGHT WEAKNESS OPPORTUNITY THREAT (SWOT) PADA USAHA
LUMPIA LEKER MEDAN
SKRIPSI
Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu (S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
RIZKI MAISYARAH 090907080
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/ BISNIS
HALAMAN PERSETUJUAN
Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh :
Nama : RIZKI MAISYARAH
NIM : 090907080
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis
Judul : Strategi Pengembangan Bisnis dengan Analisis Strenght Weakness Opportunity Threat (SWOT) Pada Usaha Lumpia Leker Medan
Medan, Oktober 2013
Dosen Pembimbing Ketua Program Studi
Harris Pinagaran Nst, SE, MM
NIP : 197501102009121003 NIP : 195908161986111001
Prof. Dr.Marlon Sihombing, M.A
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/ BISNIS
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara oleh :
Nama : RIZKI MAISYARAH
NIM : 090907080
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/ Bisnis
Judul : Strategi Pengembangan Bisnis dengan Analisis Strenght Weakness Opportunity Threat (SWOT) Pada Usaha Lumpia Leker Medan
yang dilaksanakan pada :
Hari :
Tanggal :
Waktu :
Panitia Penguji
Ketua : ( ……….. )
NIP :
Anggota I : ( ……….. )
NIP :
Anggota II : ( ……….. )
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah AWT, karena atas kesempatan
yang diberikan, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS DENGAN ANALISIS STRENGHT WEAKNESS OPPORTUNITY THREAT (SWOT) PADA USAHA LUMPIA LEKER MEDAN”.
Sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan, penulis menyadari bahwa
masih banyak terdapat kekurangan, maka dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan adanya saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun
demi tercapainya kesempurnaan skripsi ini.
Medan, Oktober 2013
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyadari selama menyelesaikan skripsi ini telah banyak
menerima bantuan bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Badaruddin, MSi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A, selaku Ketua Jurusan Program Studi Ilmu
Administrasi Bisnis, yang telah menjadi teladan bagi mahasiswa/i Ilmu
Administrasi Bisnis dalam menjalankan kegiatan perkuliahan.
3. Bapak Harris Pinagaran, SE, MM, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu, memberikan arahan, bimbingan, motivasi, kesabaran dan
kepercayaan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
4. Arifin Nasution, S.Sos, M.SP, selaku Sekertaris Jurusan Program Studi Ilmu
Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah
memberikan arahan dan nasehat kepada penulis dalam tahap-tahap
menyelesaikan skripsi.
5. Dosen-dosen Pendidik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, khusunya di
Administrasi Bisnis, yang telah memberikan ilmu serta wawasan kepada
penulis selama kuliah.
6. Seluruh Staf Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, khususnya
Staf Jurusan Administrasi Bisnis, yang selalu memberikan bantuan pada
7. Orangtua (Suyetno dan Sri Berlian) serta kakak Novi Khairani, S.Sos,
Muhammad Fadhli, S.ST dan adik Ade Pratiwi yang senantiasa memberikan
dukungan, motivasi, memanjatkan doa dan sebagai penyemangat penulis
dalam menyelesaikan perkuliahan di Universitas Sumatera Utara.
8. Jodie Edianto atas dukungan dan motivasi yang diberikan selama ini hingga
penulis mampu menyelesaikan studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara.
9. M. Nuraddin Gafur pemilik industri rumah tangga “Lumpia Leker” Medan
atas bantuan dan kesempatan yang diberikan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
10. Teman-teman Administrasi Bisnis Stambuk 2009, khususnya Tifanny Novelia,
Yuli, yang selama lebih dari empat tahun bersama-sama berjuang.
Akhir kata dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita
semua.
Medan, Oktober 2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
ABSTRAK ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Strategi ... 7
2.1.1 PengertianStrategi ... 7
2.1.2 StrategiBisnis ... 8
2.1.3 Jenis-jenisStrategiPada Unit Bisnis ... 9
2.2 Pengembangan Usaha Kecil ... 11
2.3 Analisis SWOT ... 12
2.3.1 Pengertian Analisis SWOT ... 12
2.3.2 PengertianStrength ... 13
2.3.3 PengertianWeakness ... 13
2.3.4 PengertianOpportunity ... 14
2.4 Fungsi SWOT ... 15
2.5 AnalisisLingkungan InternalSWOT ... 15
2.6 AnalisisLingkunganEksternal SWOT ... 18
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ... 24
3.2 Lokasi Penelitian ... 24
3.3 Sumber dan Jenis Data ... 24
3.4 Defenisi Konsep ... 25
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 26
3.6 Teknik Analisis Data ... 27
3.6.1 Matriks Internal Factors Analysis Summary(IFAS)... ... 30
3.6.2 MatriksExternal Factors Analysis Summary(EFAS).……… ... 32
3.6.3 TahapanAnalisis……….……… ... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deksripsi Lokasi Penelitian ... 38
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 38
4.1.2 Lokasi Perusahaan ... 39
4.1.3 Struktur Organisasi ... 40
4.1.4 Personalia ... 41
4.1.5 Saluran Distribusi Perusahaan ... 42
4.2 Penyajian Data ... 42
4.2.1 IdentitasResponden ... 42
4.3 Analisis Data danPembahasan ... 48
4.3.1 Data yang Terkumpul ... 48
4.3.2 Pengklasifikasian Data ... 49
4.3.3 TahapanAnalisis ... 53
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 61
5.2 Saran ... 62
DAFTAR GAMBAR
Gambar2.1 Model Lima Kekuatan Porter ... 21
Gambar3.1KuadranSWOT ... 36
Gambar4.1 StrukturOrganisasiIndustriRumahTanggaLumpiaLeker ... 40
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu ……….. 2
Tabel 3.1 Diagram Matrik SWOT ………... 29
Tabel 3.2 Internal Factors Analysis Summary (IFAS) ………. 32
Tabel 3.3 External Factors Analysis Summary (EFAS) ………... 34
Tabel 3.4 Analisis SWOT (EFAS+IFAS) ...……… 35
Tabel 4.1MatriksIFAS (Internal Factors Analysis Summary) ……….. 51
Tabel 4.2 MatriksEFAS (External Factors Analysis Summary).……….. 52
Tabel 4.3 MatriksPenggabungan IFAS + EFAS ………... 53
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Syarat Pengajuan Judul Skripsi
Lampiran 2 Permohonan Judul Skripsi
Lampiran 3 Penunjukkan Dosen Pembimbing
Lampiran 4 BeritaAcara Seminar Proposal
Lampiran 5 Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal
Lampiran 6 Surat Izin Penelitian
ABSTRAK
Strategi Pengembangan Bisnis Dengan AnalisisStrenght Weakness OpportunityThreat(SWOT) Pada Usaha Lumpia Leker Medan
RizkiMaisyarah 090907080
Harris Pinagaran Nst, SE, MM
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana analisis SWOT dapat berperan sebagai alat pengembangan usaha pada industri rumah tangga “Lumpia Leker” Medan. Pada usaha ini terdapat indikasi kurang efektifnya pemilik usaha dalam menganalisis kekuatan yang dimiliki perusahaan dan peluang yang ada di sekitar tempat usaha untuk meminimalisir kelemahan dan ancaman yang ada yang mungkin menyebabkan terhambatnya perkembangan perusahaan.
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dimana teknik pengumpulan data berdasarkan hasil wawancara, dokumentasi, dan kepustakaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi dikumpulkan, disusun dan dianalisis agar dapat menemukan bagaimana peranan analisis SWOT pada industri rumah tangga “Lumpia Leker” Medan serta solusi sebagai pemecahan masalah yang dibahas.
Pada usaha ini perlu di analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada disekitar internal dan eksternal perusahaan, agar mendapatkan informasi yang dapat digunakan pemilik usaha dalam mengembangkan usahanya. Informasi tersebut berguna bagi pemilik dalam merumuskan perencanaan yang strategis agar usaha mampu mencapai tujuannya.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa analisis SWOT belum digunakan secara efektif oleh industri rumah tangga “Lumpia Leker” Medan sebagai alat pengembangan usaha. Hal tersebut dapat dilihat dari strategi yang diterapkan perusahaan belum mampu mencapai tujuan perusahaan.
ABSTRACT
Business Development Strategy With Strenght, Weakness, Opportunity and Threat Analysis At Lumpia Leker Home Industry Medan
RizkiMaisyarah 090907080
Harris Pinagaran Nst, SE, MM
The purpose of this research is to identify the SWOT analysis as business development of Lumpia Leker home industry Medan.There is an indication the business owner uneffectively identify the strenght and opportunity around the bussines location to minimalise weakness and threat that can cause the stuck of business development.
Research form used in this study was quality approach, in which data collection techniques based on interviews, documentation, and literature. Analysis technique data used in this research was descriptive analyse data by explore and interprete the data which obtained from the filed and interview with the owner of Lumpia Leker home industry Medan. The data which obtained from the interview and documentation, was scripted and analyse in order to find the SWOT analysisLumipia Leker home industry.
The owner needs to analyse the strenght, weakness, opportunity and threat around the external and internal, in order to get information to develop the business. The information will be useful for the owner to make strategic plans to help the owner achieving the goals.
The result of this study shows that the owner didn’t effectively use the SWOT analysis to develop his business. It can be identified thet the strategy used by the company couldn’t reaach the goals made.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian
Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di
pasar domestik maupun di pasar internasional/global. Fenomena ini semakin
menyadarkan para pengusaha untuk mencari pendekatan-pendekatan serta terobosan
yang inovatif guna merebut pangsa pasar. Upaya yang dilakukan yakni mencoba
untuk bersaing di pasar yang lebih luas, juga menentukan bagian pasar mana yang
dapat dilayani dengan baik. Hal ini disebabkan konsumen yang bervariasi, baik dalam
memenuhi kebutuhan dan kebiasaan mengkonsumsi makanan baik seafood yang
mana konsumen bisa memilih sendiri dari kolam ikan, maupun makanan cepat saji
atau fastfood.
Saat ini banyak orang yang mencoba menggeluti usaha baru dibidang
makanan karena melihat peluang pasar yakni kegemaran masyarakat kota Medan
mengkonsumsi jajanan untuk di santap pada saat bersantai dengan keluarga ataupun
dengan teman.
Karena semakin maraknya bisnis makanan di Indonesia khususnya di Kota
Medan maka penulis mengangkat masalah mengenai bagaimana upaya
pengembangan bisnis dengan menggunakan analisis SWOT, dikarenakan dalam
analisis SWOT terdapat empat unsur yang menjadi penentu dalam pengambilan
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan (Kotler 2009:51). SWOT
singkatan dari S adalah strength (kekuatan), W adalah weakness (kelemahan), O
adalah opportunity (kesempatan), dan T adalah threat (ancaman), yang mana semua
itu sangat diperlukan dalam berdirinya suatu usaha. Suatu perusahaan bisa dikatakan
berhasil apabila dapat mengembangkan dan menjalankan strategi untuk mengatasi
berbagai ancaman baik internal maupun eksternal dan meraih peluang yang ada.
Proses analisis, perumusan dan evaluasi strategi-strategi itu disebut perencanaan
strategis. Tujuan utama perencanaan strategis adalah agar perusahaan dapat melihat
secara obyektif kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat
mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal. Berikut ini adalah tabel dari
penelitian terdahulu dengan masalah penerapan analisis SWOT dalam perusahaan:
Tabel 1.1
Hasil Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul Tahun Hasil Penelitian
Ratna
2008 Hasil menunjukkan bahwa perusahaan dalam masa pertumbuhan dan menurut analisis SWOT ada empat faktor yang mempengaruhi kemajuan perusahaan yaitu kekuatan,kelemahan,
Fery Haryanto Pemilihan
2009 Hasil menunjukkan
bahwa kesempatan untuk berkembang dan bersaing dengan perusahaan lain adalah tinggi.
Sadik Ikhsan Analisis
SWOT untuk
2011 Hasil menunjukkan bahwa komoditas karet memiliki
2012 Faktor yang menonjol pada took Amethyst Ungu
Puji Maulana Analisis Lingkungan
Internal dan Eksternal
Melalui
2012 Hasil penelitian
Pendekatan
Analisis SWOT merupakan salah satu cara untuk menentukan strategi bisnis
yang digunakan oleh perusahaan untuk mengalahkan pesaing agar memenangkan
persaingan bisnis, dalam bentuk sederhananya adalah apabila perusahaan telah
mengenal kekuatan dan kelemahan dalam tubuh sendiri dan mengetahui kekuatan dan
kelemahan lawan, dapat dipastikan perusahaan dapat memenangkan persaingan serta
mampu memanfaatkan peluang bisnis yang ada dan meminimalisir ancaman yang
mungkin akan dihadapi dalam pengembangan bisnis yang akan dilakukan.
Dalam perkembangan selanjutnya analisis SWOT digunakan untuk menetapkan
strategi bahkan perencanaan strategi bisnis jangka pendek maupun jangka panjang.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Industri rumah tangga adalah industri
yang jumlah karyawan atau tenaga kerja berjumlah 1-4 orang. “Lumpia Leker”
merupakan sebuah usaha rumah tangga yang bergerak dibidang makanan yang
memproduksi berbagai variasi lumpia dengan bahan utama tepung untuk kulit lumpia,
sayuran dan daging untuk isi lumpia. “Lumpia Leker” berlokasi di Jl. Karya Wisata
No. 93A Medan Johor. Pada Industri Rumah Tangga “Lumpia Leker” Medan ini
perusahaan dengan menggunakan analisis SWOT sebagai upaya mengembangkan
perusahaan. Hal ini dikarenakan belum diterapkannya perencanaan strategis sebagai
alat pengembangan perusahaan. Proses produksi pada industri rumah tangga ini,
masih sebatas melakukan prediksi terhadap tingkat penjualan, sehingga dapat
dikatakan bahwa usaha industri rumah tangga “Lumpia Leker” berjalan dan mengalir
tanpa adanya perencanaan yang strategis dengan analisis SWOT sebagai upaya
pengembangan usaha. Hal ini tentu menyebabkan industri rumah tangga ”Lumpia
Leker” tidak mampu untuk mencapai profit yang maksimal dengan proses produksi
yang efektif.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “Strategi Pengembangan Bisnis Dengan Analisis Strength Weakness
Opportunity Threat (SWOT) Pada Usaha Lumpia Leker Medan” (Studi Kasus Pada
Usaha Lumpia Leker Medan).
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis
membuat rumusan masalah sebagai berikut :
Bagaimana strategi yang digunakan Lumpia Leker dalam mengembangkan usahanya
dengan menggunakan analisis SWOT (Strenght Weakness Opportunities Threats)
1.3Tujuan Penelitian
Setelah mengetahui rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitiannya adalah
sebagai berikut:
Untuk mendeskripsikan strategi yang digunakan Lumpia Leker dalam
mengembangkan usahanya melalui analisis SWOT (Strenght Weakness
Opportunity Threat).
1.4Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan hasil yang diharapkan dari hasil penelitian.
Manfaat penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup sebagai
berikut:
1. Subjektif
Sebagai suatu sarana untuk melatih dan megembangkan kamampuan berfikir
ilmiah, sistematis, bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah
dilapangan berdasarkan kajian-kajian teori dan aplikasi yang diperoleh dari
administrasi bisnis.
2. Praktis
Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dalam membuat
strategi yang tepat dengan menganilisis SWOT dalam upaya mengembangkan
3. Akademis
Dengan penelitian ini, penulis dapat menerapkan ilmu serta membuktikan
teori yang diperoleh selama masa kuliah serta menambah pengetahuan
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1Strategi
2.1.1 Pengertian Strategi
Istilah startegi berasal dari kata Yunani, strategia (stratus = militer dan ag=
memimpin) yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seseorang jenderal. Konsep ini
relevan dengan situasi jaman dulu yang sering diwarnai perang, dimana jenderal
dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang agar dapat selalu memenangkan
perang.
Strategi juga diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagian dan
penggunaan kekuatan militer dan material pada daerah-daerah tertentu untuk
mencapai tujuan tertentu. Konsep strategi militer seringkali diadaptasi dan diterapkan
didalam dunia bisnis, misalnya konsep Sun Tzu, Hannibal. Dalam konteks bisnis
strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan
merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu organisasi.
Setiap organisasi membutuhkan strategi manakala menghadapi situasi berikut :
1. Sumber daya yang dimiliki terbatas
2. Ada ketidakpastian mengenai kekuatan bersaing organisasi
3. Komitmen terhadap sumber daya tidak dapat diubah lagi
5. Ada ketidakpastian mengenai pengendalian inisiatif. (Jian dalam Fandy
Tjiptono, 2010).
Strategi (Solihin 2012:24) didefenisikan sebagai berbagai cara untuk
mencapai tujuan. Sejalan dengan perkembangan konsep manajemen strategik, strategi
tidak hanya didefenisikan sebagai cara untuk mencapai tujuan karena strategi dalam
konsep manajemen strategik mencakup juga penetapan berbagai tujuan itu sendiri
yang diharapkan akan menjamin terpeliharanya keunggulan kompetitif perusahaanya.
Menurut Porter dalam Solihin (2012:25) tujuan utama pembuatan strategi oleh
perusahaan adalah agar perusahaan mampu menghadapi perubahan lingkungan
dalam jangka panjang.
2.1.2 Strategi Bisnis
Strategi bisnis adalah kebijakan-kebijakan dan garis-garis pedoman yang
menentukan cara sebuah perusahaan bersaing dalam sebuah industry dan khususnya
cara perusahaan untuk membentuk keunggulan bersaing (Grant, 2002:31).
Strategi bisnis adalah strategi yang menekankan pada peningkatan dari posisi
kompetitif dari produk atau jasa perusahaan dalam industry yang spesifik atau
segmen pasar yang dilayani oleh unit bisnis tersebut (Wheelen dan Hunger, 2011:13).
Menurut Tjiptono (2010:4) “Pada dasarnya strategi level unit bisnis berupaya
menentukan pendekatan yang sebaiknya digunakan oleh suatu bisnis terhadap
pasarnya dan bagaimana melaksanakan pendekatan tersebut dengan memanfaatkan
Ada tiga macam strategi yang dapat digunakan pada strategi tingkat bisnis ini,
yaitu strategi keunggulan biaya, strategi diferensiasi dan strategi fokus. Strategi fokus
itu sendiri terdiri dari fokus biaya dan fokus diferensiasi. Pada tingkat bisnis, strategi
bersifat departemental. Strategi pada tingkat ini dirumuskan dan ditetapkan oleh para
manajer yang diserahi tugas dan tanggung jawab oleh manajemen puncak untuk
mengelola bisnis yang bersangkutan. Strategi yang diterapkan pada unit bisnis sering
disebut dengan generic strategy
Strategi bisnis (business Strategy) merupakan strategi yang dibuat pada level
unit bisnis dan strateginya lebih ditekankan untuk meningkatkan posisi bersaing
produk atau jasa perusahaan di dalam suatu industri atau segmen pasar tertentu
(Solihin 2012:196). Strategi bisnis sering juga disebut strategi bisnis secara
fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen,
seperti strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi,
strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.
Pengembangan perencanaan pada level bisnis mencakup, sebagai berikut:
a. Tujuan jangka panjang dari unit bisnis.
b. Pembuatan strategi dan struktur pengendalian pada bisnis
2.1.3 Jenis-Jenis Strategi pada Unit Bisnis
Strategi pada tingkat bisnis bertujuan untuk mengembangkan suatu bisnis
yang akan memungkinkan perusahaan memperoleh keuanggulan kompetitif atas
pesaingnya dalam suatu pasar atau industri. Porter dalam Solihin (2012:196)
a. Kepemimpinan biaya (Cost Leadership)
Strategi ini dipilih oleh perusahaan yang memiliki cakupan persainagn
(competitive scope) yang luas. Dalam strategi ini perusahaan berusaha mencapai
biaya paling rendah dibanding perusahaan lain yang berada dalam satu industri.
Keunggulan biaya perusahaan dapat berasal dari penerapan teknologi produksi
yang tepat, memiliki akses terhadap bahan baku yang lebih mengguntungkan
dibanding pesaing, dan sebagainya. Manfaat yang diperoleh dari penerapan
strategi ini adalah menghambat masuknya pesaing potensial yang ingin
memasuki industri yang sama.
b. Diferensiasi (Differentiation)
Perusahaan yang memilih strategi ini harus berusaha untuk memiliki keunikan
pada dimensi tertentu dari produk yang mereka hasilkan, dimana keunikan
tersebut dianggap bernilai bagi jonsumen. Diferensiasi yang dilakukan oleh
perusahaan dapat berasal dari produk itu sendiri, sistem pengataran pesanan,
pendekatan pesaran, dan sebagainya.
c. Fokus (Focus)
Perusahaan akan memilih satu atau beberapa kelompok segmen dalam suatu
industri kemudian mereka akan mengembangkan strategi yang sesuai untuk
segmen tersebut yang tidak bisa dilayani dengan baik oleh pesaing lain yang
memiliki cakupan pasar lebih luas. Strategi fokus terbagi dua jenis yaitu fokus
pada biaya (cost focus) dan fokus pada diferensiasi (differentiation focus).
industri yang tidak dapat dilayani dengan baik oleh perusahaan lain yang
memiliki cakupan pasar lebih luas. Sedangkan perusahaan yang berfokus pada
diferensiasi akan berusaha meraih pelangan yang tidak terlayani dengan baik
oleh perusahaan lain dengan cara menawarkan produk atau layanan yang berbeda
dengan pesaing.
2.2 Pengembangan Usaha Kecil
Menurut Hunger & Wheelen, (2003:502), perusahaan kecil adalah perusahaan
yang dimiliki dan dikelola secara mandiri serta tidak dominan dalam operasinya.
Pada tahap awal usaha, perkembangan yang ditunjukkan oleh perusahaan dengan
peningkatan volume penjualan. Peningkatan volume penjualan tersebut merupakan
bekal usaha jangka panjang untuk memperoleh usaha yang lebih besar lagi
(Gitosudarmo, 2001:20).
Secara lebih rinci, Hunger dan Wheelen (2003:514) memaparkan tahap
perkembangan perusahaan kecil, yaitu:
1. Tahap Eksistensi
Pada tahap ini, perusahaan menghadapi masalah dalam mendapatkan pelanggan
dan menyediakan produk dan jasa yang ditawarkan. Struktur organisasi masih
sederhana. Wirausahawan mengerjakan semuanya dan mengkoordinasi bawahan
secara langsung.
2. Tahap Kelangsungan Hidup
Pada tahap ini, perusahaan mulai dapat memuaskan kebutuhan pelanggan. Hal ini
tercermin dari peningkatan volume penjualan produk. Struktur organisasi masih
sederhana, tetapi perusahaan sudah memiliki manajer penjualan yang ditugaskan
3. Tahap Sukses
Pada tahap ini, perusahaan telah mencapai tingkatan dimana perusahaan tidak
hanya mendapat untung, tetapi juga menghasilkan aliran kas yang cukup untuk
diinvestasikan kembali. Struktur organisasi pada tahap ini berubah menjadi
struktur organisasi fungsional.
4. Tahap Tinggal Landas
Pada tahap ini perusahaan tumbuh secara cepat. Pendiri harus mendelegasikan
tugas kepada manajer profesional. Tahap ini adalah tahap transisi dari perusahan
kecil menjadi perusahaan besar.
5. Tahap Kematangan Sumber Daya
Pada tahap ini, perusahaan telah mencapai posisi dan karakteristik perusahaan
besar. Perusahaan mungkin masih berukuran kecil sampai sedang, tetapi telah
dikenal sebagai perusahaan yang diperhitungkan dalam industri.
2.3 Analisis SWOT (Strenght Weakness Opportunity Threas).
2.3.1 Pengertian Analisis SWOT (Strenght Weakness Opportunities Threats).
Analisis SWOT adalah keseluruhan evaluasi tentang kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman perusahaan (Kotler 2009:51).Analisis SWOT merupakan alat
analisis situasional yang banyak digunakan perusahaan dalam melakukan formulasi
strategi (Solihin 2012: 164).Analisi strategi ini mengahruskan para manger strategis
untuk menemukan peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kekuatan internal,
membantu manajer strategis memutuskan kearah mana perusahaan dapat tumbuh dan
berkembang. Setiap perusahaan harus melakukan analisis SWOT agar mampu
memenangkan persaingan bisnis. Tanpa memliki strategi yang baik, maka usaha
tersebut akan mengalami kemerosotan. Dalam merumuskan strategi jangka panjang,
perusahaan perlu melakukan analisis SWOT. Dalam analisis ini diagnosis terhadap
faktor-faktor lingkungan internal dan faktor-faktor lingkungan eksternal perlu
dilakukan secara intensif.Faktor-faktor internal perusahaan di identifikasi oleh
kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya sedangkan keadaan eksternalnya
ditentukan oleh peluang-peluang dan ancaman-ancaman yang berada dalam
lingkungan bisnisnya.Rencana strategik didesain atas dasar memaksimalkan kekuatan
(strength) yang ada dan peluang (opportunity) yang secara simultan mengatasi,
mengelakkan dan meminimalisasikan kelemahan (weakness) dan ancaman (threat).
2.3.2 Pengertian Strenght ( kekuatan)
Strenght (kekuatan) adalah faktor-faktor internal positif yang berperan
terhadap kemampuan perusahaan untuk mencapai misi, cita-cita dan tujuan organisasi
(Zimmerer, 2002:42). Defenisi tersebut menunjukkan bahwa perusahaan memiliki
faktor-faktor yang dapat membantu perusahaan untuk mencapai tujuan
perusahaan.Faktor-faktor ini harus benar-benar diketahui oleh perusahaan agak tidak
2.3.3 Pengertian Weakness ( kelemahan)
Weakness (kelemahan) adalah faktor-faktor internal negative yang merintangi
kemampuan perusahaan untuk mencapai misi, cita-cita dan tujuan (Zimmerer,
2002;42). Kelemahan dari sebuah perusahaan hendaknya dapat diminimalisir, karena
apabila kelemahan ini lebih dominan dari kekuatan maka perusahaan tidak akan
survive dalam persaingan bisnis. Dengan kata lain perusahaan harus mampu
mengidentifikasi kelemahannya sedini mungkin agar dapat meminimalkan kelemahan
tersebut dan memaksimalkan kekuatan yang dimiliki.
2.3.4 Pengertian Opportunity (peluang)
Opportunity (peluang) adalah opsi-opsi eksternal positif yang dapat
dimanfaatkan oleh suatu bisnis untuk mencapai misi, cita-cita dan tujuan (Zimmerer,
2002:43).Peluang merupakan lingkungan luar perusahaan sehingga perusahaan tidak
dapat menghilangkan atau menciptakan sebuah peluang.Perusahaan hanya dapat
mencari informasi mengenai peluang-peluang yang ada dipasar.Perusahaan yang
dapat melihat dan memanfaatkan peluang dan memenangkan persaingan dalam dunia
bisnis.Oleh sebab itu, setiap perusahaan hendaknya memiliki informasi yang aktual
dan akurat mengenai perkembangan dunia bisnis.
2.3.5 Pengertian Threat (ancaman)
Threat (ancaman) adalah kekuatan-kekuatan luar negatif yang merintangi
merupakan hal yang dapat menggagalkan tujuan perusahaan. Dengan kata lain setiap
perusahaan akan berusaha dan bahkan mungkin menghilangkan ancaman. Akan tetapi
ancaman dalam dunia bisnis tidak dapat dihilangkan atau dihindari. Sebuah ancaman
hanya dapat diminimalkan dengan kekuatan ( strength) yang dimiliki perusahaan.
Perusahaan yang mampu menghadapi ancaman dan dapat bertahan maka akan
menjadi pemenang dalam persaingan bisnis.
2.4 Fungsi SWOT( Strenght Weakness Opportunity Threat )
Menurut Ferrel dan Harline ( 2005 ), fungsi dari analisis SWOT adalah untuk
mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam pokok
persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang
dan ancaman). Analisis SWOT tersebut akan menjelaskan apakah informasi tersebut
berindikasi sesuatu yang akan membantu perusahaan mencapai tujuannya atau
memberikan indikasi bahwa terdapat rintangan yang harus dihadapi atau
diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang diinginkan. Analisis SWOT dapat
digunakan dengan berbagai cara untuk meningkatkan volume penjualan perusahaan.
2.5Analisis Lingkungan Internal SWOT
Analisis lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan
dankelemahan) yang ada di dalam organisasi tetapi biasanya tidak dalampengendalian
jangka pendek dari manajemen puncak. Variabel-variabel tersebut membentuk
suasana dimana pekerjaan dilakukan (Hunger dan Wheelen, 2003).Menurut
variabel lingkungan yang berasal atau berada di dalam organisasi/perusahaan atau
berada di dalam jangkauan intervensi mereka. Karena sifatnya yang berasal dari
dalam organisasi, maka organisasi/perusahaan lebih memiliki bargain value untuk
berkompromi atau menyiasati komponen-komponen yang berada di dalam
lingkungan internal. Semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam
berbagai bidang fungsional bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama kuatnya atau
lemahnya dalam semua bidang. Kekuatan suatu perusahaan yang tidak dapat dengan
mudah ditandingi atau ditiru oleh pesaing disebut kompetensi pembeda (David,
2004). Pendekatan fungsional diperlukan untuk menganalisis lingkungan internal
perusahaan. Menurut David (2004), bidang fungsional yang menjadi variable dalam
analisis internal adalah :
1. Manajemen
Manajemen merupakan suatu tingkatan pengaturan organisasi yang mencakup sistem
pemasaran, produksi, pengolahan sumber daya manusia dan keuangan. Fungsi
manajemen terdiri atas lima aktivitas dasar, yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pemotivasian, penunjukan staf dan pengendalian.
2. Pemasaran
Menurut Kotler (2007), pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain. Sedangkan David (2004), mendefinisikan pemasaran
dan memahami pelangggan sebaik mungkin, sehingga produk atau jasa itu sesuai
dengan keinginan pelanggan. Ada sembilan fungsi pemasaran, yaitu analisis
pelanggan, pembelian sediaan, penjualan produk/jasa, perencanaan produk, penetapan
harga, disribusi, riset pemasaran,analisis peluang dan tanggung jawab
sosial.Pemahaman terhadap fungsi pemasaran dapat membantu dalam
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pemasaran.
3. Keuangan
Kondisi keuangan sering dianggap sebagai ukuran tunggal terbaik dariposisi bersaing
perusahaan dan daya tarik keseluruhan bagi investor. Menetapkan kekuatan keuangan
organisasi dan kelemahan amat penting untuk merumuskan strategi secara efektif.
Faktor-faktor keuangan sering mengubah strategi yang ada dan mengubah rencana
implementasi.
4. Produksi/Operasi
Fungsi produksi/operasi dari suatu usaha terdiri dari semua aktivitas yang mengubah
masukan menjadi barang dan jasa. Manajemen produksi/operasi menangani masukan,
pengubahan dan keluaran yang bervariasi antara industri dan pasar. Manajemen
produksi/operasi terdiri dari lima fungsi atau bidang keputusan, yaitu proses,
kapasitas, persediaan, tenaga kerja dan mutu. Kekuatan dan kelemahan dalam lima
fungsi produksi tersebut dapat berarti sukses atau gagal dari suatu usaha.
5. Sumber Daya Manusia
Menganalisis kemampuan sumber daya manusia yang ada, baik ditingkat manajemen
dan tenaga kerja. Setiap faktor sumber daya dan karyawan dapat menambah
penerimaan, penyeleksian, penilaian motivasi serta mempertahankan jumlah dan tipe
pekerja yang dibutuhkan. Sumber daya manusia atau karyawan adalah aset yang
sangat berharga bagi suatu bentuk usaha, karena mereka adalah orang-orang yang
menentukan kelangsungan usaha maka perlu menghormati hak-hak sebagai
karyawan.
2.6 Analisis Lingkungan Eksternal SWOT
Analisis lingkungan eksternal terdiri dari variabel-variabel (peluang
danancaman) yang berada di luar organisasi dan tidak secara khusus ada dalam
pengendalian jangka pendek dalam manajemen puncak.Variabel-variabel tersebut
membentuk keadaan dimana organisasi ini hidup (Hunger dan Wheelen, 2003).
Analisis lingkungan eksternal menekankan pada pengenalan dan mengevaluasi
kecenderungan pada peristiwa yang di luar kendali sebuah perusahaan. Analisis
lingkungan eksternal mengungkapkan peluang kunci dan ancaman yang dihadapi
suatu organisasi, sehingga manajer dapat merumuskan strategi untuk memanfaatkan
peluang dan menghindari/mengurangi dampak ancaman. Tujuan analisis lingkungan
eksternal adalah untuk mengembangkan daftar terbatas peluang yang dapat
dimanfaatkan perusahaan dan ancaman yang harus dihindari. Analisis lingkungan
eksternal tidak bertujuan mengembangkan daftar panjang dan lengkap dari setiap
faktor kemungkinan yang dapat mempengaruhi bisnis, sebaliknya ia ditujukan untuk
mengenali variabel kunci yang menawarkan respon yang dapat dilakukan. Perusahaan
harus mampu menjawab baik dengan menyerang maupun bertahan terhadap
Menurut David (2004), kekuatan eksternal dibagi menjadi lima kategori
besar, yaitu :
1. Kekuatan Ekonomi
Kondisi ekonomi suatu daerah atau Negara dapat mempengaruhi iklim bisnis suatu
perusahaan .Semakin buruk kondisi ekonomi, semakin buruk pula iklim berbisnis.
Oleh karena itu, pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat hendaknya
bersama-sama mempertahankan bahkan meningkatkan kondisi ekonomi daerahnya menjadi
lebih baik lagi, agar perusahaan dapat bergerak maju dalam usahanya. Beberapa
faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam menganalisis ekonomi suatu daerah atau
negara adalah : siklus bisnis,ketersediaan energi, inflasi, suku bunga, investasi,
harga-harga produk dan jasa,produktivitas dan tenaga kerja (Umar, 2003).
2. Kekuatan Sosial, Budaya dan Demografi
Perubahan sosial, budaya, demografi dan lingkungan praktis mempunyai dampak
besar pada semua produk, jasa, pasar dan pelanggan. Organisasi kecil,besar, mencari
laba dan niralaba di semua industri dikejutkan serta ditantang oleh peluang dan
ancaman yang muncul dari perubahan dalam variabel sosial, budaya, demografi
maupun lingkungan.
3. Kekuatan Politik, Pemerintah dan Hukum
Arah, kebijakan dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi para
pengusaha untuk berusaha. Beberapa hal utama yang perlu diperhatikan agar bisnis
dapat berkembang dengan baik, adalah sebagai berikut: (1) undang-undang tentang
(3) stabilitas pemerintahan ; (4) peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja ;
(5) sistem perpajakan.
4. Kekuatan Teknologi
Kekuatan teknologi menggambarkan peluang dan ancaman utama yang harus
dipertimbangkan dalam merumuskan strategi. Kemajuan teknologi secara dramatis
dapat mempengaruhi produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing, pelanggan,
proses manufaktur, praktek pemasaran dan posisi bersaing. Kemajuan teknologi dapat
menciptakan pasar baru, menghasilkan perkembangan produk baru dan lebih baik,
mengubah posisi biaya bersaing relatif dalam suatu industry dan membuat produk
serta jasa yang sudah ada ketinggalan zaman. Perubahan teknologi dapat mengurangi
atau menghilangkan hambatan biaya antara bisnis,menciptakan rangkaian produksi
yang lebih pendek, menciptakan kekurangan keterampilan teknis dan menghasilkan
perubahan nilai serta harapan karyawan, manajer dan pelanggan. Kemajuan teknologi
dapat menciptakan keunggulan bersaing yang lebih berdaya guna dibandingkan
keunggulan yang sudah ada.
5. Kekuatan Pesaing
Model Lima Kekuatan Porter tentang analisis kompetitif merupakan pendekatan
yang digunakan secara luas untuk mengembangkan strategi dalam banyak
Model Lima Kekuatan Porter
Gambar 2.1
Gambar 1.1 .Model Lima Kekuatan Porter Sumber : Porter (1997)
Menurut Porter (1997), hakikat persaingan suatu industri dapat dilihatsebagai
kombinasi atas lima kekuatan.
a) Ancaman Pendatang Baru
Pendatang pada suatu industri membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut
bagian pasar, serta seringkali juga sumber daya yang besar. Akibat adanya pendatang
baru maka harga suatu barang/jasa menjadi turun atau biaya membengkak, sehingga
dapat mengurangi kemampuan suatu industri. Masuknya pendatang baru ke dalam
maka industri semakin sulit dimasuki pendatang baru. Sebaliknya semakin rendah
tingkat rintangan masuk maka pendatang baru akan semakin mudah memasuki
industri.
b) Ancaman Produk Pengganti (Substitusi)
Industri akan bersaing dengan industri produk pengganti dalam merebut pasar yang
akan membatasi laba potensial industri. Produk pengganti yang perlu mendapat
perhatian besar adalah produk lain yang menjalankan fungsi yang sama. Ancaman
Pendatang Baru, Kekuatan Tawar Menawar, Pemasok Ancaman Produk atau Jasa
Pengganti Kekuatan Tawar Menawar Pembelian atau produk yang mempunyai
kecenderungan memiliki harga atau prestasi yang lebih baik dari produk lainnya.
c) Kekuatan Tawar Menawar Pembeli/Konsumen
Pembeli merupakan tujuan akhir dari produk suatu industri. Pembeli bersaing dengan
industri dengan memaksa harga turun, tawar menawar untuk mutu yang lebih tinggi
dan pelayanan yang lebih baik, serta berperan sebagai pesaing satu sama lain dan
semua akan berpengaruh pada pengorbanan kemampulabaan industri.
d) Kekuatan Tawar Menawar Penjual/Pemasok
Pemasok dapat menggunakan tawar-menawar terhadap industri dengan mengancam
akan menaikkan harga atau menurunkan mutu produk yang dibeli industri. Pemasok
yang kuat dapat menekan kemampulabaan industri yang tidak mampu mengimbangi
e) Persaingan di antara Perusahaan Sejenis
Industri dan pesaing membentuk rivalitas yaitu berupa perlombaan didalam
mendapatkan posisi bersaing. Hal ini dilakukan dengan cara persaingan harga,
perang iklan, pengenalan produk, peningkatan pelayanan, jaminan purna jual kepada
pelanggan dan sebagainya. Pada kebanyakan industri gerakan persaingan oleh satu
perusahaan akan mempunyai pengaruh besar terhadap pesaingnya, dengan demikian
dapat mendorong perlawanan untuk menandingi gerakan tersebut, artinya pola aksi
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneltian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono (2012:9), penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)
dimana penelitian adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data secara
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada industri rumah tangga “Lumpia Leker” yang
berada di Jl. Karya Wisata No. 93A Medan Johor.
3.3 Sumber dan Jenis Data
Sumber dan jenis data yang digunakan yaitu:
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui proses
wawancara dan observasi di lapangan mengenai objek penelitian, dan data
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan seperti profil
perusahaan dan data tersebut telah diolah sperti struktur organisasi, jumlah
karyawan dan penjualan.
3.4 Defenisi Konsep
Adapun defenisi konsep dari penelitian ini adalah:
1. SWOT (David, Fred. R. 20005 : 47 ) yaitu :
a. Kekuatan ( Strenght)
Kekuatan adalah sumber daya, ketrampilan, keunggulan-keunggulan lain
yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar
yang dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani.
Kekuatan adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan
kompetitif bagi perusahaan di pasar.
b. Kelemahan ( Weakness )
Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya,
keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja
perusahaan. Keterbatasan tersebut dapat berupa fasilitas, sumber daya
keuangan, kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran dapat
merupakan sumber dari kelemahan perusahaan.
c. Peluang ( Opportunity )
Peluang adalah situasi penting yang menggantungkan dalam lingkungan
sumber peluang, seperti perubahan teknologi dan meningkatnya hubungan
antara perusahaan dengan pembeli atau pemasok merupakan gambaran
peluang bagi perusahaan.
d. Ancaman ( Threats )
Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam
lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi
posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Adanya
peraturan-peraturan pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat merupakan
ancaman bagi kesuksesan perusahaan.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam peneltian ini, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan
data, yaitu:
1. Observasi
Observasi adalah pemilihan, pengubahan dan pencatatan serangkaian perilaku
dan suasana yang berkenaan dengan organisasi, sesuai dengan tujuan-tujuan
empiris. Pada peneltian ini penulis melakukan pengamatan pada peranan
anggarang industri rumah tangga “Lumpia Leker”.
2. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan
dengan pemilik usaha “Lumpia Leker” untuk melengkapi data yang diperoleh
melalui observasi.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data melalui dokumen seperti buku
harian, laporan, notulen rapat dan dokumen lainnya. Data tersebut untuk
mengetahui perkembangan pemasaran seperti data keuangan, produksi dan
penjualan.
3.6 Teknik Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis deskriptif yakni menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada
saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu
(Umar, 2005:22). Proses analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi yang sudah di catat dalam catatan
lapangan, dokumen, gambar, foto dan sebagainya.
2. Reduksi data, merangkum dan memfokuskan pada hal-hal yang penting agar
dapat memberi gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penulis
mengumpulkan data yang diperlukan. Dalam hal ini penulis memfokuskan
pada strategi yang mencakup kebijakan promosi, anggaran, perencanaan dan
3. Penyajian data, pada penelitian ini penyajian data dilakukan dengan
menyajikan teks yang bersifat naratif.
4. Verifikasi, hasil kesimpulan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu
obyek pada penelitian yang sebelumnya masi belum jelas, setelah dilakukan
penelitian menjadi jelas. (Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2012:249)
Menurut Bodgan dan Biklen (1982) analisis data kualitatif merupakan upaya
yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasi data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensinya, mencari dan
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang
dapat diceritakan kepada orang lain.
Berdasarkan hal tersebut dapat dikemukakan bahwa analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun
orang lain. Analisis dalam penelitian ini menggunakan matrik SWOT sesuai judul
dan tujuan dari penelitian itu sendiri yaitu untuk mengetahui strategi Lumpia Leker
dalam mengembangkan usahanya. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas
bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat
Tabel 3.1
Diagram matrik SWOT.
Sumber : Sugiyono (2005 : 89)
a. IFAS, internal strategic factory analysis summary dengan kata lain faktor-faktor
strategis internal suatu perusahaan disusun untuk merumuskan faktor-faktor internal
dalam kerangka strength andweakness
b. EFAS, eksternal strategic factory analysis summary dengan kata lain faktor-faktor
strategis eksternal suatu perusahaan disusun untuk merumuskan faktor-faktor
c. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan
seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
d. Strategi ST
Adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk
mengatasi ancaman.
e. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada.
f. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
3.6.1 Matriks Internal Factors Analysis Summary (IFAS)
Setelah terkumpulnya data, tahap selanjutnya adalah pembobotan dan
peringkat sehingga ditemukan nilai dari masing-masing faktor internal, yakni
kekuatan dan kelemahan dengan menggunakan tabel internal factors analysis
summary (IFAS).
Tahapannya adalah:
a. Tentukan dan susunlahn faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan
b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling
penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut
terhadap posisi strategis perusahaan (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh
melebihi skor total 1,00).
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan
skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh
faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang
bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai
dari 1 sampai dengan 4 (sangat baik). Sedangkan variabel yang bersifat negatif,
kebalikannya. Jika kelemahan perusahaan besar sekali nilainya adalah 1,
sedangkan jika kelemahan perusahaan rendah nilainya adalah 4.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh faktor
pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk
masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan
1,0 (poor).
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor
tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan
bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis
Tabel 3.2
Internal Factors Analysis Summary (IFAS) Faktor-Faktor
3.6.2 Matriks External Factors Analysis Summary (EFAS)
Setelah terkumpulnya data, tahap selanjutnya adalah melakukan pembobotan
dan peringkat sehingga ditemukan nilai dari masing-masing faktor eksternal, yakni
peluang dan ancaman dengan menggunakan matriks external factors analysis
summary (EFAS).
Untuk mengembangkan tabel EFAS, harus ditempuh langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Tentukan dan susunlah faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman
b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting)
sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat
memberikan dampak terhadap faktor strategis.
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan
skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh
faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai
rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi
rating 4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating 1). Pemberian nilai rating
ancaman adalah kebalikannya, yaitu jika nilai ancamannya sangat besar,ratingnya
adalah 1 tetapi jika ancamannya sedikit ratingnya 4.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor
pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk
masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan
1,0 (poor).
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor
tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan
bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis
Tabel 3.3
External Factors Analysis Summary (EFAS) Faktor-Faktor
Sumber: Rangkuti ( 2009:36)
3.6.3 Tahapan Analisis
Tahapan analisis dilakukan dengan menggembangkan matriks EFAS+IFAS
dan dilanjutkan dengan matriks alternating strategi.
a. Matriks Penggabungan EFAS+IFAS
Memindahkan hasil pada Matriks EFAS dan IFAS ke dalam matriks
penggabungan bertujuan untuk melihat hasil sub total EFAS dan sub total
IFAS . Bila dijumlahkan dan dibandingkan akan memberikan suatu alternatinf
Tabel 3.4
Hasil yang akan diperoleh adalah:
1. Bila S (A) + O (C) > W (B) + T (D) maka faktor strategis kekuatan dan peluang mendukung tercapainya jalan ke luar dari pokok permasalahan
yang adauntuk mendapatkan rekomendasi yang diharapkan.
2. Bila S (A) + O (C) < W (B) + T (D) maka pokok masalah adalah kenyataan yang sebenarnya terjadi, yang memiliki kelemahan besar di
samping tantangan atau ancaman yang dihadapi sangat besar. Tindak
lanjut yang dilakukan adalah mencari alternative lain untuk memperkuat
b. Matriks SWOT
Setelah dilakukan penggabungan matriks IFAS dan EFAS maka akan
ditemukan strategi yang tepat. Strategi tersebut dituangkan ke dalam matriks
SWOT untuk lebih mengetahui strategi apa yang akan diterapakan pada Usaha
Lumpia Leker.
Gambar 3.1 Kuadran SWOT Peluang
1. Strategi Turn over 1. Strategi Agresif
Kelemahan Kekuatan
2. Strategi Defensit 2. Strategi Diversifikasi
Ancaman
Sumber: Rangkuti (2009:33)
Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan.Perusahaan tersebut
memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang
yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalarn kondisi ini adalah
Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahan ini masih memiliki
kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah
menggunakan kekuaran untuk memanfaatkan peluang jangka panjang
dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).
Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangar besar, tetapi di lain
pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus
strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal
perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran 4 :Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan
BAB IV PENYAJIAN DATA
4.1 Deksripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Pada tahun 2012 bulan Agustus telah didirikan sebuah usaha produksi pangan
dengan bahan utama tepung terigu, sayuran dan buah yang berlokasi di Jl. Karya
Wisata Perumahan Johor Indah Permai, Medan Johor. Usaha yang diberi nama
Lumpia Leker ini memproduksi berbagai macam jenis lumpia dengan bahan
utama tepung, sayuran dan buah secara home industry. Alasan pemilihan sayuran
dan buah sebagai bahan utama produksi, dimulai dari pemilik yang ingin
mensosialisasikan sayuran dan buah yang merupakan bahan makanan sehat dan
bergizi tinggi yang kemudian dikombinasikan dengan daging ayam, udang dan
nugget agar lebih sering dikonsumsi masyarakat baik orang tua maupun
anak-anak.
Bahan baku sayuran dan buah yang digunakan dikombinasikan dengan daging
ayam, udang, nugget, keju, dan fla dengan tujuan agar tidak hanya orang dewasa
saja yang dapat mengkonsumsi lumpia tetapi anak-anak yang umumnya kurang
gemar mengkonsumsi sayuran dan buah mulai menyukai makanan ini.
Oleh karena itu, industri rumah tangga Lumpia Leker menggunakan bahan
baku dengan kualitas baik agar hasil produksi lumpia yang dihasilkan dapat
4.1.2 Lokasi Perusahaan
Industri rumah tangga Lumpia Leker pindah lokasi dari Perumahan Johor
Indah Permai menuju Jl. Karya Wisata No. 93A Medan Johor.Konsep usaha
yang sebelumnya menggunakan rumah telah beralih menjadi toko.Pemilihan
lokasi usaha sangat penting karena dapat mempengaruhi kelangsungan usaha
secara keseluruhan. Pemilihan lokasi usaha didasarkan pada:
a. Bahan Baku
Lokasi usaha dekat dengan lokasi pembelian bahan baku sayuran dan buah
sehingga memudahkan pengiriman bahan baku dan menjaga kualitas dari
bahan baku itu sendiri sebelum diolah.
b. Tenaga Kerja
Lokasi yang terletak di Medan Johor, dimana masih banyak tenaga kerja
yang dapat digunakan oleh perusahaan sebagai tenaga kerja produktif
perusahaan.
c. Pemasaran
Awal berdirinya industri rumah tangga ini berlokasi di Perumahan Johor Indah
Permai I, Medan Johor pada tahun 2012 bulan agustus dengan teknik penjualan
menitipkan pada Supermarket Diamond Johor. Kemudian pada awal tahun 2013
pindah lokasi ke Jl. Karya Wisata No. 93A Medan Johor.Lokasi yang sama-sama
terletak di Medan Johor memudahkan pelanggan potensial yang berasal dari
Medan Johor, yangselama ini membeli hasil produksi di lokasi
sebelumnya.Sehingga para pelanggan lebih mudah mencapai lokasi baru yang
4.1.3 Struktur Organisasi
Dalam suatu usaha dibutuhkan suatu struktur organisasi agar dalam prosesnya
terdapat tingkatan wewenang dan tanggung jawab. Tingkat wewenang dan
tanggung jawab akan memudahkan pekerja dalam menjalankan dan
menyelesaikan pekerjaaan.
Struktur organisasi pada industri rumah tangga Lumpia Leker berbentuk lini
atau garis, karena usaha ini milik perorangan makan pemilik usaha yang
bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan dan mengkoordinasi setiap
pegawai dalam menjalankan tugas. Struktur organisasi pada Lumpia Leker dapat
dilihat pada bagan sebagai berikut:
Gambar 4.1
Struktur organisasi industri rumah tangga Lumpia Leker
Sumber Data: Industri rumah tangga Lumpia Leker diolah
PEMILIK
Tugas dan Tanggung jawab:
a. Pemilik
• Bertanggung jawab atas usaha secara keseluruhan
• Membuat kebijakan usaha, secara umum maupun khusus
• Memimpin, mengatur dan mengarahkan seluruh aktivitas yang ada dalam
usaha
b. Bagian Produksi
• Memberi laporan kepada pemilik mengenai hal-hal yang berkenaan dengan
produksi
• Menjaga ketertiban dan kerapihan kerja
c. Pelayan
• Menyediakan lumpia yang dipesan pembeli
• Memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen yang datang
• Sekaligus melayani pembayaran terhadap pembelian dan mencatat dalam
pembukuan
4.1.4 Personalia
Jumlah karyawan yang bekerja di industri rumah tangga Lumpia Leker
berjumlah tiga orang yang terdiri dari seorang pemilik, satu orang karyawan
bagian produksi dan satu orang karyawan pelayan. Sistem jam kerja yang berlaku
mulai pukul 08.00 – 12.00 WIB, sedangkan pelayan bekerja selama 6 jam mulai
pukul 13.00 – 19.00 WIB. Sistem penggajian bagi karyawan di bagian produksi
sebesar Rp.500.000,- per bulan untuk satu orang karyawan dan Rp.700.000,- per
bulan untuk karyawan bagian pelayanan sekaligus kasir. Sistem penggajian
ditetapkan berdasarkan lama jam kerja yang diberikan.
4.1.5 Saluran Distribusi Perusahaan
Industri rumah tangga Lumpia Leker menggunakan sistem distrubusi
langsung, dimana produk usaha langsung sampai pada konsumen
akhir.Konsumen datang ke toko secara langsung untuk melakukan pembelian
atau pun memesan produk secara online melalui bbm dan telephone. Saluran
distribusi industri rumah tangga Lumpia Leker dapat digambarkan sebagai
berikut:
Produsen Konsumen
4.2 Penyajian Data 4.2.1 Identitas Responden
Nama : M. Nuraddin Gafur
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 24 tahun
4.2.2 Hasil Wawancara
Aspek Pemasaran
1. Lokasi Strategis
Alasan membuka usaha dengan pertimbangan bahwa bangunan ini berada di
jalan lintas yang banyak dilalui baik kendaraan umum maupun pribadi. Selain itu
lokasi ini berada disekitar komplek perumahan dan beberapa sekolah.
2. Harga kompetitif
Harga makanan yang ditawarkan mulai dari harga Rp 3.500,00 – Rp 5.500,00.
Sedangkan harga minuman berkisar Rp. 1.000,00 - Rp 3.000,00.Harga tersebut
dapat dikatakan kompetitif disesuaikan dengan kualitas dan kuantitas produk
yang ditawarkan.
3. Melakukan Pemotongan Harga
Pada akhir bulan Lumpia Leker melakukan pemotongan harga sebagai salah satu
bentuk promosi yang dilakukan, yakni mulai tanggal 20-27 atau selama satu
minggu.Hal ini dilakukan dengan tujuan agar menarik minat pelanggan dan
membuat pelanggan loyal terhadap produk sehingga dapat meningkatkan omset
penjualan.
4. Pelayanan pelanggan baik
Pelayan cukup ramah menanggapi pesanan pelanggan. Selain itu penyajian
lumpia baik makan di tempat maupun bungkus juga tergolong cepat dan masih
hangat dikarenakan lumpia yang dipesan langsung digoreng ketika pelanggan
penggorengan dan pengemasan. Sedangkan untuk penyajian minuman juga
cepat dikarenakan jenis minuman tergolong praktis yang sudah tersedia dilemari
pendingin. Keluhan pelanggan juga langsung ditanggapi.
5. Jenis lumpia beragam
Lumpia Leker ini menyajikan 6 jenis lumpia utama yang merupakan olahan dari
tepung untuk kulit lumpia, sayuran, buah, daging ayam, udang, sosis, nugget, fla,
dan keju untuk kombinasi isi lumpia. Adapun varian lumpia yang ditawarkan
yaitu lumpia sosis, lumpia ayam, lumpia udang, lumpia nugget, lumpia fla, dan
yang paling special lumpia keju.
6. Jenis minuman sangat sedikit
Usaha Lumpia Leker ini hanya menyediakan minuman berupa aqua, dan
minuman botol
7. Pengunjung Lumpia leker merupakan orang yang mengetahui keberadaan
lokasi
Pengunjung Lumpia Leker merupakan mayoritas orang yang mengetahui
keberadaan lokasi, seperti masyarakat yang tinggal diperumahan sekitar toko
baik orang tua, maupun anak-anak. Usaha ini tidak melakukan promosi dengan
pembagian brosur, tetapi lebih melalui situs sosial yang saat ini marak terjadi dan
juga promosi pemotongan harga pada periode tertentu.
8. Kemasan standar
Kemasan lumpia tidak mencantumkan nama usaha. Kemasan hanya berupa kotak
blackberry pemilik usaha. Sticker tersebut ditempel pada kemasan hanya saat
pemesanan lumpia dalam jumlah yang banyak misalnya untuk acara-acara besar.
Hal itu dikarenakan pencetakan kotak kemasan dengan label usaha memerlukan
biaya tambahan.
Aspek Produksi dan Operasional
1. Menjaga kualitas Makanan
Usaha ini memilih bahan baku yang berkualitas agar tidak mengecewakan
pelanggan. Sebab apabila pelanggan kecewa, sangat kecil kemungkinan mereka
akan datang untuk membeli lumpia lagi.
2. Pasokan bahan baku memadai
Pemilik melakukan pemenuhan bahan baku di pasar tradisional dimana di pasar
tersebut menyediakan seluruh kebutuhan bahan baku secara lengkap.
3. Jarak pemasok dan usaha berdekatan
Usaha ini berada di Medan Johor dan pemilik berbelanja kebutuhan bahan baku
dipasar tradisional yang berada disekitar tempat usaha. Hal ini dikarenakan bahan
baku yang digunakan untuk membuat lumpia tidak sulit ditemukan dan juga
harga yang relative lebih murah dibandingkan dengan berbelanja di pasar modern
atau supermarket.
4. Fasilitas dan peralatan kurang memadai
Fasilitas yang ditawarkan usaha ini kurang memadai karena tidak adanya kamar
mandi didalam toko, kursi dan meja untuk pelanggan yang ingin makan ditoko
juga sedikit sehingga kebanyakan pelanggan membeli lumpia untuk dibawa
5. Karyawan bagian produksi yang sudah berpengalaman
Karyawan bagian produksi yang bekerja untuk membuat lumpia dipilih karena
sudah berpengalaman dalam hal memasak lumpia sesuai dengan kualitas yang
diterapkan oleh pemilik usaha sejak pertama usaha ini dibuka.
6. Pekerja bekerja sesuai dengan job description masing-masing
Job description dibutuhkan bagi suatu usaha agar para pekerja dapat bekerja
sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.
7. Kurangnya disiplin pekerja
Pekerja terkadang datang terlambat ke lokasi usaha dan kerap kali
memperpanjang sendiri waktu berliburnya.
Aspek Keuangan
1. Modal Minim
Usaha ini baru dirintis sekitar 1 tahun lalu.Modal awal diperoleh dari modal
sendiri yang dimiliki oleh pemilik usaha. Hal ini menyebabkan proses produksi
yang masih terbatas karena modal juga digunakan untuk penyewaan toko dan
gaji karyawan setiap bulannya.
2. Laporan keuangan yang belum efektif
Usaha ini hanya membuat laporan keuangan standart, hanya sebatas laporan
pemasukan produk awal, produk yang terjual, kemudian produk yang terjual
Aspek Persaingan
1. Tidak ada usaha sejenis di sekitar lokasi
Di sekitar lokasi usaha ini tidak ada usaha yang menjual produk sejenis.
2. Banyak barang substitusi di sekitar lokasi
Di sekitar lokasi usaha berdiri pusat perbelanjaan dan banyaknya penjual aneka
makanan lain seperti martabak, nasi goreng, burger, dan aneka makanan lainnya.
3. Kekuatan tawar menawar pembeli rendah
Meski membeli dengan jumlah banyak, akan tetapi pembeli tidak melakukan
negosiasi penurunan harga.
4. Kekuatan tawar menawar pemasok rendah
Usaha ini memiliki pemasok bahan baku langganan akan tetapi apabila pemasok
menawarkan harga tinggi pemilik usaha tidak melakukan penawaran sehingga
menguntungkan pihak pemasok.
Aspek Kebijakan
1. Harga bahan baku meningkat
Semenjak kenaikan harga bahan baku minyak (BBM) harga bahan baku juga ikut
meningkat. Hal ini menyebabbkan pemilik usaha juga ingin melakukan
peningkatan harga jual lumpia.
2. Harga sewa bangunan meningkat
Harga sewa bangunan mengalami peningkatan dimana awalnya Rp
3. Usaha Lumpia Leker belum melakukan peminjaman kredit ke bank.
Usaha ini belum melakukan peminjaman kredit ke Bank dikarenakan
syarat-syarat yang diajukan oleh pihak bank belum dapat dipenuhi oleh pemilik usaha.
4. Saat ini banyak bank yang menawarkan kredit bagi Usaha Kecil Menengah (UKM). Pemilik sudah melakukan survei terhadap 2 (dua) bank untuk melakukan
pinajaman kredit. Namun pemilik belum memutuskan untuk menggunakan kredit
dari salah satu bank dengan alasan dan pertimbangan pemilik usaha.
4.3 Analisis Data dan Pembahasan 4.3.1 Data yang Terkumpul
Aspek Pemasaran
1. Lokasi strategis
2. Harga kompetitif
3. Melakukan pemotongan harga
4. Pelayanan pelanggan baik
5. Jenis lumpia beragam
6. Jenis minuman sangat sedikit
7. Pengunjung orang yang mengetahui keberadaan lokasi
8. Kemasan standar
Aspek Produksi dan Operasional
1. Menjaga kualitas makanan
2. Pasokan bahan baku memadai
4. Fasilitas dan peralatan kurang memadai
5. Karyawan bagian produksi yang sudah berpengalaman
6. Pekerja bekerja sesuai dengan job description masing-masing
7. Kurangnya disiplin pekerja
Aspek Keuangan
1. Modal minim
2. Laporan keuangan belum efektif
Aspek Persaingan
1. Tidak ada usaha sejenis di sekitar lokasi
2. Banyak barang substitusi di sekitar lokasi
3. Kekuatan tawar menawar pembeli rendah
4. Kekuatan tawar menawar pemasok rendah
Aspek Kebijakan
1. Harga bahan baku meningkat
2. Harga sewa bangunan meningkat
3. Pemilik tidak melakukan pinjaman kredit bank
4. Penawaran kredit bank dengan harga bersaing
4.3.2 Pengklasifikasian Data Kekuatan
Aspek Pemasaran
1. Lokasi strategis
2. Harga kompetitif
3. Pelayanan baik dan cepat