• Tidak ada hasil yang ditemukan

870780d549c2c1677440402ecc5afa7e 2. KAK Kajian Infrastruktur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "870780d549c2c1677440402ecc5afa7e 2. KAK Kajian Infrastruktur"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N W O N O G I R I

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

DAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Jalan Pemuda I / 26 Telepon (0273) 321131 Fax. E-mail: [email protected]

Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam Penyusunan Studi Kebijakan Pembangunan Infrastruktur Kabupaten Wonogiri

Kabupaten Wonogiri 4.01.4.01.01.24.007.5.2 Rp. 125.000.000,-

APBD Kabupaten Wonogiri Tahun Anggaran 2017

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang.

Dalam pelaksanaan pembangunan daerah yang diorientasikan pada pengembangan suatu wilayah dalam pelaksanaannya lebih cenderung bertumpu pada pembangunan infrastruktur. Hal ini dikarenakan adanya harapan dengan ketersediaan infrastruktur yang memadai akan mendorong mobilitas ekonomi dan sosial, yang selanjutnya diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yang selanjutnya diaharapkan pula mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Presiden Jokowi menegaskan jika pembangunan infrastruktur yang gencar dalam era pemerintahannya ditujukan untuk pemerataan ekonomi. Semisal melalui program Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik, Pemerintah meningkatkan akses rakyat untuk mendapatkan pelayanan infrastruktur dasar seperti jaringan air minum sampai kerumah-rumah warga. Pemerintah juga mendorong pergerakan ekonomi daerah dengan peningkatan presentase kemantapan jalan provinsi, jalan kabupaten/kota dan mendukung irigasi pertanian.

(2)

Penyediaan infrastruktur dasar juga merupakan isu penting pembangunan global, dimana dalam Sustainable Development Goals (SDGs) yang merupakan kelanjutan dari MDGs yang merupakan target-target pembangunan global yang harus dicapai sampai dengan tahun 2030, Air Bersih dan Sanitasi (tujuan ke 6) dan Kota inklusif dan berkelanjutan (tujuan 11) menjadi salah satu tujuan pembangunan yang juga harus menjadi prioritas dan diinternalisasikan dalam tujuan pembangunan daerah.

Saat ini capaian di tingkat pusat akses air minum baru mencapai 67%, akses sanitasi layak 60%, dan menyisakan 12% kawasan permukiman kumuh. Sedangkan target kabupaten Wonogiri, dalam RPJMD tahun 2016-2021, selaras dengan RPJMN cakupan air minum layak diupayakan sebesar 100% dan cakupan sanitasi layak 100%, Rasio Rumah Layak Huni 89,48% dan kawasn kumuh dibawah 50% karena baru tahun ini dikerjakan.

Target pembangunan sampai dengan 2019 adalah pelayanan akses universal air minum dan sanitasi kepada seluruh masyarakat serta terwujudnya kota tanpa kawasan kumuh, pada kawasan kumuh akan dibangun prasarana dan sarana dasar air minum dan sanitasi untuk menambah akses air minum menjadi 100 persen dan akses sanitasi layak 100 persen, sehingga mengurangi kawasan kumuh hingga 0 persen pada 2019.

Solusi upaya mencapai target 100-0-100 dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk Indonesia Bersih dan Sehat adalah dengan menciptakan program dan kegiatan bidang perumahan, air bersih dan sanitasi serta lingkungan sehat, karena merupakan kebutuhan pokok manusia. Sayangnya dengan harga tanah dan rumah yang terus meroket, masih banyak penduduk Indonesia yang belum memilikinya. Sementara itu di berbagai wilayah, penduduknya juga memiliki permasalahan tersendiri, yaitu hidup di lingkungan yang sanitasinya tidak layak dan susah mengakses air bersih. Ini disebabkan ketersediaan sumber air baku yang belum memadai, serta yang juga tidak kalah penting adalah kesadar akan pola dan sikap hidup bersih masyarakat yang masih kurang.

Secara eksplisit dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Wonogiri tahun 2016-2021, Pemerintah Kabupaten Wonogiri tidak memasukkan target 100-0-100 dalam 5 (lima) prioritas program pembangunan yang dikenal dengan Panca Program, akan tetapi Pemerintah Kabupaten Wonogiri memiliki komitmen untuk pencapaian target 100-0-100 dengan mencantumkan target pencapaiannya dan mengalokasikan anggaran pembangunan air bersih, peningkatan lingkungan permukiman, Rumah Tidak Layak Huni serta sanitasi dalam tiap tahunnya. Sehingga target 100-0-100 dapat dicapai pada tahun 2019.

Dalam upaya memenuhi target pembangunan infrastruktur bidang keciptakaryaan tersebut dibutuhkan pendanaan yang sangat besar. Disisi lain ketersediaan dana pembangunan, baik dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten maupun dari Filanthrophy dan CSR sangat terbatas, sehingga terjadi gap antara kebutuhan pendanaan dan keterediaan sumber pendanaan. Sehingga perlu disusun pentahapan dan prioritasi dalam pelaksanannya disesuaikan dengan sumber dana yang ada.

Dalam prioritasi ini perlu dipetakan wilayah mana yang sudah dan wilayah belum memenuhi target air minum, sanitasi serta kawasan kumuh, kemudian wilayah mana yang sudan dan belum ditangani atau diintervensi dengan program. Sehubungan hal tersebut maka Pemerintah Kabupaten memandang perlu untuk melaksanakan kajian Kebijakan Pembangunan Infrastruktur Kabupaten Wonogiri Tahun 2017.

1.2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud

(3)

b. Tujuan

Penyusunan Studi Kebijakan Pembangunan Infrastruktur Kabupaten Wonogiri adalah untuk :

 Membuat kajian kelayakan kondisi infrastruktur air minum, sanitasi serta peningkatan lingkungan permukiman di kawasan kumuh di Kabupaten Wonogiri;

 Membuat skala prioritas penanganan pengembangan dan pengelolaan infrastruktur air minum, sanitasi serta peningkatan lingkungan permukiman di kawasan kumuh yang belum tertangani di kabupaten Wonogiri.

1.3 Lingkup Pekerjaan.

a. Lingkup Spasial :

Secara spasial lingkup Penyusunan Studi Kebijakan Pembangunan Infrastruktur Kabupaten Wonogiri ini adalah seluruh wilayah Kabupaten Wonogiri.

b. Lingkup Substansial:

Lingkup Pekerjaan Penyusunan Studi Kebijakan Pembangunan Infrastruktur Kabupaten Wonogiri meliputi :

a. Mendata infrastruktur air minum, sanitasi serta peningkatan lingkungan permukiman di kawasan kumuh yang sudah dilaksanakan di kabupaten Wonogiri 5 tahun terakhir;

b. Mendata kondisi infrastruktur air minum, sanitasi serta peningkatan lingkungan permukiman di kawasan kumuh yang sudah dilaksanakan di kabupaten Wonogiri 5 tahun terakhir;

c. Mendata wilayah yang belum terpenuhi kebutuhan infrastruktur air minum, sanitasi serta peningkatan lingkungan permukiman di kawasan kumuh di kabupaten Wonogiri dalam 5 tahun terakhir;

d. Membuat prioritas serta skenario pembangunan dan pendanaan untuk mencapai target 100-0-100;

e. Memetakan lokasi wilayah yang sudah dan yang belum terpenuhi akses air bersih, sanitasi serta peningkatan lingkungan permukiman di kawasan kumuh;

f. Menyusun skala prioritas pengembangan dan pengelolaan infrastruktur air minum, sanitasi serta peningkatan lingkungan permukiman di kawasan kumuh dan memetakan;

g. Menyusun rencana kebutuhan anggaran pengembangan infrastruktur air minum, sanitasi serta peningkatan lingkungan permukiman di kawasan kumuh kabupaten Wonogiri.

1.4. Lokasi Pekerjaan

Lokasi pekerjaan berada di Kabupaten Wonogiri.

1.5. Sumber Pendanaan:

Kegiatan Penyusunan Studi Kebijakan Pembangunan Infrastruktur Kabupaten Wonogiri dibiayai dari APBD Kabupaten Wonogiri Tahun Anggaran 2017 dengan pagu sebesar Rp. 125.000.000,-

1.6. Dasar Hukum:

1. Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 5587);

(4)

3. Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonogiri Tahun 2011–2031 (Lembaran Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2011 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 97);

4. Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 12 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2016-2021;

5. Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 23 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 23);

(5)

BAB II

URAIAN LINGKUP PEKERJAAN

Ruang lingkup pekerjaan dalam Penyusunan Studi Kebijakan Pembangunan Infrastruktur Kabupaten Wonogiri adalah meliputi tahapan-tahapan pekerjaan antara lain :

2.1. Persiapan

2.1.1. Pengadaan Data dan Pengumpulan Data

a. Data Primer, antara lain meliputi :

 Data Pelaksanaan kegiatan Air Minum dari berbagai sumber pendanaan di Kabupaten Wonogiri;

 Data Pelaksanaan kegiatan Sanitasi dari berbagai sumber pendanaan di Kabupaten Wonogiri;

 Data Pelaksanaan kegiatan peningkatan lingkungan permukiman di kawasan kumuh dari berbagai sumber pendanaan di Kabupaten Wonogiri;

 Data wilayah rawan air minum dan sanitasi di kabupaten Wonogiri;  Peta Administrasi;

b. Data Sekunder, antara lain meliputi :

 Data kondisi infrastruktur air minum dan sanitasi Kabupaten Wonogiri;  Data-data dan informasi yang dianggap perlu.

2.2. Analisa

Membuat kajian dan analisa terhadap:

2.2.1. Kondisi infrastruktur air minum dan sanitasi di kabupaten secara keseluruhan;

2.2.2. Pengembangan infrastruktur air minum dan sanitasi di kabupaten Wonogiri;

2.2.3. Mengevaluasi, menganalisa, mengolah dan menyajikan permasalahan infrastruktur air minum dan sanitasi serta peningkatan lingkungan permukiman yang menjadi dasar prioritas pembangunan.

2.3. Pembuatan Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Infrastruktur Kabupaten

2.3.1. Menyajikan permasalahan dengan foto, gambar/ sketsa dan peta yang menunjukkan lokasi permasalahan infrastruktur air minum dan sanitasi serta peningkatan lingkungan permukiman;

2.3.2. Menggambarkan keadaan dan rencana pengembangan Infrastruktur dan menjelaskan tingkat urgensi rencana permasalahan infrastruktur air minum dan sanitasi serta peningkatan lingkungan permukiman tersebut;

2.3.3. Menganalisa secara sistimatik penyusunan prioritas dan tahapan rencana penanganan permasalahan infrastruktur air minum dan sanitasi serta peningkatan lingkungan permukiman;

2.3.4. Membuat rencana penanganan baik peningkatan maupun pemeliharaan;

2.3.5. Membuat rencana anggaran biaya pengembangan dan pengelolaan permasalahan infrastruktur air minum dan sanitasi serta peningkatan lingkungan permukiman dan pentahapan penyelesaian;

2.3.6. Membuat peta skala prioritas penanganan;

(6)

BAB III

SISTEM PELAKSANAAN KERJA

3.1. Kewajiban Penyedia Jasa Konsultansi

1. Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pelaksanaan Penyusunan Studi Kebijakan Pembangunan Infrastruktur Kabupaten Wonogiri dengan berdasarkan ketentuan perjanjian/kontrak yang telah ditetapkan;

2. Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban menyusun Studi Kebijakan Pembangunan Infrastruktur Kabupaten Wonogiri berdasarkan ketentuan teknis yang telah ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) Penyusunan Studi Kebijakan Pembangunan Infrastruktur Kabupaten Wonogiri;

3. Penyedia Jasa Konsultansi dalam melaksanakan pekerjaan dinyatakan berakhir sampai dengan Penyusunan Studi Kebijakan Pembangunan InfrastrukturKabupaten Wonogiriselesai secara keseluruhan.

4. Penyedia Jasa Konsultansi diwajibkan mempresentasikan Rancangan Penyusunan Studi Kebijakan Pembangunan Infrastruktur Kabupaten Wonogiri yang disusunnya di dalam forum seminar terbuka.

5. Penyedia Jasa Konsultansi dalam melaksanakan pekerjaan dapat meminta bantuan Tim Teknis untuk memperoleh petunjuk dan pengarahan agar mencapai hasil yang optimal. Tim Teknis dapat diminta pula bantuannya untuk memberikan data dan fasilitas lainnya guna mendukung kelancaran kerja.

6. Dalam pelaksanaan diskusi terbatas Penyedia Jasa Konsultansi wajib menyediakan waktu untuk hadir dalam forum diskusi tersebut guna menyajikan hasil pekerjaannya kepada peserta diskusi.

1. AhliPerencanaan Wilayah Kota 5 8

2. Ahli Sipil 3 5

3. Ahli Pemetaan/ Geografi 3 5

4. Ahli Lingkungan 3 5

II. Tenaga Penunjang/pendukung : D3 SMA/SMK

1. Asisten TA. Sipil 3 5

(7)

3.5. Keluaran.

3.5.1. Laporan Pendahuluan.

Merupakan laporan awal yang berisi interprestasi terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK), pendekatan, metodologi dan rencana kerja konsultan dalam menangani pekerjaan ini. Laporan ini diserahkan pada akhir minggu II.

3.5.2. Kompilasi dan Analisa Data.

Berisi laporan kegiatan pengumpulan data yang dilanjutkan dengan analisa sehingga didapatkan gagasan/ ide pemikiran untuk pemecahan permasalahan ketercukupan air minum dan sanitasi lingkungan yang menjadi tujuan dari kegiatan Penyusunan Studi Kebijakan Pembangunan Infrastruktur Kabupaten, yang berhubungan dengan:

1. Mengetahui dan memetakan serta menyimpulkan permasalahan yang ada.

2. Menentukan alternatif pengembangan infrastruktur, sanitasi, dan peningkatan Lingkungan Permukiman.

3. Menentukan rencana definitif penanganan infrastruktur, sanitasi, dan peningkatan Lingkungan Permukiman.

Laporan ini diserahkan minggu ke IV.

3.5.3. Konsep Laporan Akhir (Draft Final Report).

Merupakan penyempurnaan dari laporan Kompilasi dan Analisa Data dilengkapi dengan beberapa hasil perencanaan teknis yang dianggap perlu untuk dibahas bersama–sama dengan instansi yang terkait. Konsep laporan ini sebelumnya harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas dan Team Teknis (Pengarah).

3.5.4. Laporan Akhir (Final Report ).

Merupakan hasil revisi dan penyempurnaan dari konsep Laporan Akhir yang disetujui oleh Pihak Pemberi Tugas. Laporan ini diserahkan pada akhir minggu ke VIII.

3.5.5. ProdukKonsultan.

a. Buku Laporan Pendahuluan, jumlah : 5 (lima) ganda format A4.

b. Buku Laporan Antara (Kompilasi dan Analisis Data) : 5 (lima) ganda format A4.

c. Buku Laporan Akhir sebanyak: 5 (lima ) ganda format A4;

d. Executive Summary, sebanyak: 5 (lima) ganda Format A4;

e. Rencana Anggaran Biaya (RAB), sebanyak 5 (lima) ganda Format A4;

f. Album Peta Prioritas Penanganan, 5 (lima) ganda format A3.

g. Soft Copy hasil keseluruhan dalam bentuk CD, sebanyak5 (lima)set

3.6. Jangka Waktu Pelaksanaan.

(8)

3.7. Lain – lain.

1. Konsultan Perencana diminta membuat jadwal rencana kerja mekanisme operasional dan daftar tenaga kerja serta persyaratan–persyaratan yang ditentukan untuk penawaran/ penunjukan konsultan perencana. Konsultan wajib melakukan expose/ prestasi hasil karyanya dihadapan pemberi tugas, team teknis serta instansi terkait sedikitnya 3 (tiga) kali atau lebih bila dipandang perlu. Konsultan wajib membuat pernyataan bersedia menghadiri Aanwjizing/ penjelasan pekerjaan pelaksanaan.

2. Mengenai sanksi dan denda atas ketentuan serta hal–hal lain yang belum diatur dalam KAK ini akan diatur dalam Surat Perjanjian Pekerjaan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

MENGETAHUI :A BAPPED 199403 1 008

An. KEPALA BAPPEDA KABUPATEN WONOGIRI

Kabid. Prasarana dan Pengembangan Wilayah Selaku

Pejabat Pembuat Komitmen

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan dari latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini yaitu ingin menguji secara empiris seberapa besar Pengaruh dari Opini

Opsi Saham Karyawan (OSK) merupakan salah satu bentuk kompensasi yang dapat diberikan perusahaan pada karyawannya. Opsi ini memberikan hak kepada karyawan untuk

Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual 2,093c. Selisih restrukturisasi entitas

Dalam wawancara kepada Ustaz Ahmad Qori, MA. sebelum santri memulai hafalan ayat/surah baru yang dihafalkan, mereka wajib untuk Tahsin langsung dengan masing-masing

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan budayawan Karo, Bapak Mada Sembiring, hal tersebut terjadi karena disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain; (1)

Tetralogi fallot (TF) merupakan penyakit jantung sianotik yang paling banyak ditemukan dimana tetralogi fallot menempati urutan keempat penyakit jantung bawaan pada

perawat adalah 68,6 ± 7,8, yang menunjukkan tingkat sensitivitas moral moderat. Salah satu faktor yang mempengaruhi sensitivitas moral yaitu spiritualitas yang

Berdasarkan uraian diatas dan mengingat pentingnya menyusun dan menyajikan laporan keuangan organisasi nirlaba bagi stakeholder maka penulis dalam penyusunan laporan skripsi