• Tidak ada hasil yang ditemukan

T BK 1303021 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T BK 1303021 Chapter1"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakang penelitian yang menjadi titik tolak penelitian, identifikasi, tujuan penelitian, manfaat dan signifikansi penelitian serta sistematika penulisan.

A.Latar Belakang Penelitian

Keluarga merupakan dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak, bertakwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. Keluarga juga merupakan sebuah rumah bagi seorang anak untuk mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang sudah menjadi haknya ketika anak lahir ke dunia

Di zaman yang sudah berkembang ini seseorang yang mengamati anak-anak dalam setiap harinya akan menemukan bahwa masing-masing anak-anak memiliki keunikan dan keistimewaan tersendiri, mulai dari pikiran, sikap dan tingkah lakunya yang membuat memberi perhatian lebih, khususnya para orang tua. Bagi anak-anak masa kanak-kanak adalah waktu untuk mengamati semua yang ada disekelilingnya, untuk belajar, mengalami, dan tumbuh. Mereka bermain, bergembira, berfantasi, mengeksplorasi, dan percaya bahwa dunia adalah tempat yang aman, tentram dan bersahabat.

Perubahan perilaku anak tidak akan menjadi masalah bagi orang tua apabila anak tidak menunjukkan tanda penyimpangan. Akan tetapi, apabila anak telah menunjukkan tanda yang menyimpang dan mengarah ke hal negatif akan membuat cemas bagi sebagian orang tua yang dapat merugikan masa depannya. Sebagai orang tua tidak dituntut untuk membentuk anak-anak maupun untuk mengubah seperti yang mereka inginkan.

(2)

mendidik anak. Orang tua diharapkan dapat memilih pola asuh yang tepat dan ideal bagi anak, yang bertujuan untuk mengoptimalkan perkembangan anak dan paling utama pola asuh yang diterapkan bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai yang baik pada anak, sehingga dapat mencegah dan menghindari segala bentuk dan perilaku menyimpang pada anak di kemudian hari, karena anak merupakan sebuah ujian yang diberikan Allah kepada umat manusia ,

Allah SWT telah menurunkan kitab suci Al-Qur’an sebagai pedoman hidup manusia sampai akhir zaman. Keberadaan Al-Qur’an tak terbatas oleh ruang dan waktu. Ketidakterbatasannya inilah menjadi suatu kunci kemukjizatan

Al-Qur’an. Sisi kemukjizatan Al-Qur’an juga terlihat pada ayat-ayat yang

berhubungan dengan pendidikan. Pendidikan sebagai upaya untuk memanusiakan

manusia, secara universal “terlukis” jelas dalam isi kandungan Al-Qur’an.

Kandungan nilai-nilai pendidikan ini hanya dapat diketahui oleh sebagian dari manusia yang memiliki kemampuan yang memadai.

Ayat-ayat Al-Qur’an yang mengandung nilai-nilai pendidikan tersebut adalah tertera dalam Al-Qur’an surat Luqman ayat 13 - 19. Di dalam ayat-ayat tersebut mengisahkan tentang seorang ayah dengan putranya dalam memberikan pelajaran berbentuk bimbingan. QS. Luqman Ayat 13-19, sebagai berikut :

ٌمْلُظَل َكْرِشلا نِإ ِهللاِب ْكِرْشُت َِ يَنُ ب اَي ُهُظِعَي َوُهَو ِهِنْب ِِ ُناَمْقُل َلاَق ْذِإَو

ٌميِظَع

۝

١٣

ٍنْهَو ىَلَع اًنْهَو ُهمُأ ُهْتَلَمَح ِهْيَدِلاَوِب َناَسْنِْْا اَنْ يصَوَو

ُريِصَمْلا يَلِإ َكْيَدِلاَوِلَو يِل ْرُكْشا ِنَأ ِنْيَماَع يِف ُهُلاَصِفَو

۝

١٤

ْنِإَو

اَمُهْعِطُت َََف ٌمْلِع ِهِب َكَل َسْيَل اَم يِب َكِرْشُت ْنَأ ىَلَع َكاَدَهاَج

يَلِإ مُث يَلِإ َباَنَأ ْنَم َليِبَس ْعِبتاَو اًفوُرْعَم اَيْ ندلا يِف اَمُهْ بِحاَصَو

َنوُلَمْعَ ت ْمُتْنُك اَمِب ْمُكُئِبَ نُأَف ْمُكُعِجْرَم

۝

١٥

َلاَقْ ثِم ُكَت ْنِإ اَه نِإ يَنُ ب اَي

ِضْرَْْا يِف ْوَأ ِتاَواَمسلا يِف ْوَأ ٍةَرْخَص يِف ْنُكَتَ ف ٍلَدْرَخ ْنِم ٍةبَح

ٌريِبَخ ٌفيِطَل َهللا نِإ ُهللا اَهِب ِتْأَي

۝

١٦

ْرُمْأَو َة ََصلا ِمِقَأ يَنُ ب اَي

(3)

ِروُمُْْا

ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Lukman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.

(4)

Kebijaksanaan orang tua (ayah) terhadap anaknya menjadi sebuah keteladanan ketika seorang anak telah dewasa. Persoalan ketauhidan adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan seorang anak sebelum mengetahui hal perkara lainnya. Sebagai orang tua wajib menanamkan nilai ketauhidan (keesaan) Allah dengan benar kepada anaknya. Muhammad Ghazali (2005 hlm. 385), menjelaskan pesan (wasiat) diteruskan berkenaan dengan sikap kepada kedua orang tua, karena kedua orang tua merupakan jalan bagi keberadaan manusia. Seorang anak sejatinya membalas budi baik orang tua yang telah melahirkan dan mengasuhnya hingga beranjak dewasa. Meskipun kasih sayang orang tua tak sanggup dibalas dengan apapun, dan juga tidak pernah menyakiti hati keduanya meskipun hanya dengan ungkapan kata “ah”.

Hasby Ash-Shiddieqy (2000 hlm. 207), menafsirkan kedudukan (fungsi) ayah adalah memberi pelajaran kepada anak-anaknya dan menunjukinya kepada kebenaran serta menjauhkan dari kebinasaan. Seorang ayah bertanggung jawab dalam kehidupan anaknya. M. Quraish Shihab (2002 hlm. 127), menekankan tentang metode pendidikan yang penuh kasih sayang orang tua kepada anaknya, bukan dengan membentak. Agaknya hal tersebut kurang diperhatikan oleh orang tua pada zaman sekarang.

Luqman adalah seorang manusia pilihan yang namanya dikisahkan dalam

al-Qur’an. Banyak pendapat mengenai asal usul Luqmanul Hakim. IbnuKatsir

mengatakan bahwa nama panjangnya Luqman bin Unaqo’ bin Sadun. Asal usul Luqman, sebagian ulama berbeda pendapat. Ibnu Abbas menyatakan Luqman adalah seorang tukang kayu dari Habsyi. Riwayat lain menyebutkan ia bertubuh pendek dan berhidung mancung dari Nubah, dan ada yang berpendapat berasal dari Sudan. Sebagian lagi berpendapat Luqman seorang hakim pada zaman nabi Dawud.

Metode Luqmanul Hakim dengan anaknyadinisbatkan oleh ulama ilmu

jiwa modern dengan “metode pendidikan dengan nasehat”. Metode tersebut dia

(5)

nasehat tidak akan membekas kepada anaknya dalam jangka waktu yang lama. Hendaknya orang tua menjadi teladan (uswah) dalam kehidupan anaknya. Hidupkan nilai-nilai agama pada diri, keluarga dan lingkungan tempat si anak dibesarkan. Jangan hanya menyuruh anak untuk shalat, sedangkan orangtuanya asik dengan pekerjaan. Bahkan tak jarang orang tua secara tidak sengaja telah mengajarkan kebohongan kepada anaknya.

Luqman memberi pelajaran awal secara khusus kepada anaknya mengenai ketauhidan. Ketauhidan memiliki nilai lebih dan merupakan dasar dalam segala keilmuan. Semestinya pula pada pendidikan modern sekarang. Konsep tauhid mendapat perhatian besar oleh pelaku pendidikan. Nilai-nilai ketauhidan harus diajarkan sejak kecil dengan berbagai cara dan disesuaikan dengan tingkatan usia seorang anak dan dilaksanakan secara sistematis serta kontinyu, maka akan menjadi bekal paling berharga bagi seorang anak dalam kehidupan dunianya.

Panggilan Luqman kepada anaknya, “hai anakku”, mencirikan ungkapan yang indah dan tulus dari seorang ayah kepada si buah hatinya. Sebagaimana pula telah dianjurkan dalam syariat agama Islam yang menjadikan kewajiban bagi orang tua untuk memberi nama (panggilan) yang indah kepada anaknya. Nama

juga merupakan sebuah do’a yang akan terus melekat pada diri seorang manusia.

Luqman menasehati anaknya agar tidak mempersekutukan Allah, karena merupakan kezaliman (dosa) yang besar. Mempersekutukan Allah disini memiliki artian yang sangat sensitif. Terkadang tanpa disadari, kemusyrikan telah ada dalam lingkungan keluarga. Konon lagi pada era teknologi yang semakin canggih. Esensi dari kemusyrikan kian gencar merongrong umat Islam. Tanpa ampun, segenap Muslim dari berbagai jenjang usia terlena dalam buaian indah yang terbungkus dengan kenikmatan semu.

(6)

bangsa. bagaimana jadinya bangsa ini, jika akhlak dan moral generasi mudanya bobrok?Di era globalisasi seperti saat ini, teknologi, informasi akan sangat mudah diakses kapan dan dimana saja. Siapa pula anaknya yang tidak difasilitasi HP -misalnya- oleh orang tuanya? Itulah salah satu faktor pendukung bagi menurunnya nilai-nilai moral anak-anak, selain fasilitas-fasilitas yang lain

Dari hasil penelitian, lebih dari 4000 aborsi dilakukan setiap hari oleh anak remaja, 40% pemakai narkoba adalah anak-anak usia 14 – 20 tahun. 6241 anak telah akrab dengan pornografi diantaranya 58% dalam bentuk komik, 26% game, 14% situs porno, 12% film.Hal yang mesti diketahui oleh para orang tua adalah anak-anak terancam oleh krisis idola dan krisis teladan. Mereka bingung, mereka tidak tahu siapa yang harus diidolakan, siapa yang dapat mereka teladani dalam menapaki kehidupan mereka yang hanya sementara ini? Tak heran semua fenomena tadi lekat pada diri mereka, karena anak adalah peniru yang unggul, siapapun yang mereka senangi pasti akan mereka ikuti.

(7)

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, peneliti bermaksud mengkaji keefektifan program bimbingan islami berbasis Al-Qur’an kandungan Surat Luqman ayat 13-19 untuk mengembangkan pola asuh demokratis orangtua. B.Identifikasi dan Rumusan Masalah

Menurut Zuharini (2004 hlm. 177) terdapat tiga macam pusat pendidikanyaitu keluarga, sekolah dan masyarakat yang satu sama lainsaling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pendidikan.Pusatpendidikan yang ada dikeluarga merupakan lingkungan sosialyang secara langsung mempengaruhi individu. Keluarga lebihdekat hubungannya dengan anak dibandingkan denganmasyarakat luas. Keluarga adalah unit sosial terkecil yangmemberikan fondasi primer bagi perkembangan anak, jugamemberikan pengaruh yang menentukan bagi pembentukanwatak dan kepribadian anak. Maka baik buruknya keluarga, dapatmemberikan dampak yang positif atau negatif pada pertumbuhananak menuju kepada kedewasaannya (Kartono, 1989 hlm. 166).

Selain itu, keluarga juga diharapkan dapat mencetak anakagar mempunyai kepribadian yang nantinya dapat dikembangkandalam sebuah lembaga pendidikan. Sehingga wewenanglembaga-lembaga tersebut tidak diperkenankan untuk mengubahapa yang telah dimilikinya, tetapi cukup denganmengkombinasikan antara pendidikan keluarga denganpendidikan lembaga lainnya (formal, informal dan non-formal).

Namun demikian, orang tua perlu bekerjasama dengan pusatpendidikan. Tujuannya untuk tetap memantau setiapperkembangan pendidikan anak dan tidak melepastanggungjawab orang tua sebagai pendidik.

(8)

yang besar terhadappendidikan anaknya baik yang berkenaan dengan iman, moral,mental, jasmani maupun rohani.

Orang tua bertanggung jawab terhadap pendidikan anakkarena ia adalah darah dagingnya, selain itu anak juga merupakanamanah yang dititipkan oleh Allah SWT kepada mereka.Tanggung jawab orang tua untuk mengasuhdan mendidik anak akan mendorong orang tua untukmenggunakan pola asuh yang terbaik dan sesuai dengankebutuhan anak, karena keadaan dan kemampuan anak ikutmenentukan jenis dan macam pendidikan yang diperlukannya.

Pada pola pengasuhan, terdapat orang tua yang keras dalammemberikan peraturan-peraturan kepada anak, terdapat juga orang tua yang sukabermusyawarah dengan anak, bahkan ada yang memberikankebebasan kepada anak dalam tindakannya. Setiap orang tuamenginginkan yang terbaik untuk anaknya, hanya saja cara yangdigunakan antara satu orang tua dengan orang tua lain mungkinberbeda.

Bentuk pola asuh demokratis orang tua salah satunyaadalah pola asuh yang mengedepankan musyawarah antara anakdan orang tuanya. Orang tua yang tidak selalu memaksakankehendak mereka terhadap anak akan tetapi juga tidakmembiarkan anak tanpa adanya kontrol. Setiap saran danpendapat selalu dipertimbangkan sebagai pencerminan inisiatifdan kreativitas dalam mewujudkan kepentingan bersama.Didalamnya terdapat pola komunikasi yang saling berhubunganantara orang tua dan anak sehingga anak menjadi merasa lebihdihargai dengan dibatasi adanya peraturan-peraturan yangmengikatnya.

Orang tua perlu memahami dan mengenal dunia anak mereka untuk mengembangkan pola asuh yang demokratis. Pola asuh demokratis memungkinkan orangtua dan anak saling menyesuaikan diri dengan berbagai keadaan dirinya. Pola asuh demokratis memprioritaskan kepentingan anak, tetapi tidak ragu dalam mengendalikan mereka.

(9)

juga membebaskan anak dalam memutuskan suatu tindakan. Apabila hendak menasehati, orangtua demokratis selalu melakukannya dengan pendekatan yang hangat.

Pola asuh demokratis mengharuskan orangtua memberi alasan logis pada tiap aturan yang diberikan, jadi tidak asal suruh. Pola asuh demokratis memungkinkan anak bebas tapi tetap bisa bertanggungjawab.Dengan kebebasan yang ada, pola asuh demokratis memungkinkan anak dan orangtua berekspresi terkait keadaan di sekelilingnya. Sehingga, orangtua harus memperhatikan dengan tepat kapan ekspresi dan mood anak berubah. Perubahan mood akan menentukan cara berkomunikasi antar orangtua dan anak, sehingga menjadi lebih efektif.

Didalam keluarga terjadi pertumbuhan dan perkembangananak semasa ia dididik oleh kedua orang tuanya. Salah satunyaadalah berkembangnya kecerdasan emosional yang pentingdikembangkan sejak anak masih usia dini. Pola asuh yangdigunakan orang tua sangat mempengaruhi pertumbuhan danperkembangan si anak. Peran orang tua sangat diharapkan karenaorang tualah lebih besar pengaruhnya dalam pembentukan emosianak. Hendaknya orang tua mampu membimbing anak agar anakmampu mengelola emosinya sendiri dan menjadi mandiri.

Berdasarkan identifikasi yang telah dipaparkan, maka penelitian memfokuskan terhadap peningkatan profil pola asuh demokratis orang tua. Secara rinci dapat dijelaskan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana profil pola asuh demokratis orang tua di Majelis Taklim Al-Furqon Tasikmalaya?

2. Bagaimana bentuk rancangan intervensi melalui program bimbingan islami untuk mengembangkan pola asuh demokratis orang tua?

3. Apakah program bimbingan islami efektif untukmengembangkanpola asuh demokratis orangtua?

C.Tujuan Penelitian

(10)

1. Untuk memahamiprofil pola asuh orang tua terhadap anak di Majelis Taklim Al-Furqon Tasikmalaya.

2. Untuk mendeskripsikan bentuk rancangan intervensi melalui program bimbingan islami untuk mengembangkanpola asuh demokratis orang tua terhadap anak.

3. Untuk mendeskripsikan kefektifan programbimbingan islami untuk mengembangkan pola asuh demokratis orang tua terhadap anak.

D.Manfaat penelitian 1. Secara Teoritis

Hasil penelitian diharapkan menjadi khasanah bimbingan dan konseling dengan pendekatan nilai nilai agama islam atau pendekatan Qur’ani dan bidang bimbingan keluarga.

2. Secara Praksis a. Bagi Orangtua

Penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran pada orangtua tentang pola asuh orang tua terhadap anaknya dan dapat menerapkan pola asuh demokratis.

b. Bagi Konselor Keluarga/Konselor Sekolah

Penelitian diharapkan dapat membantu dan memperkaya wawasan pengetahuan dalam menerapkan bimbingan dan konseling pada keluarga yang memiliki permasalahan tentang pola asuh.

c. Bagi Pemerhati Keluarga

Penelitian diharapkan dapat membantu dalam menerapkan layanan bimbingan keluarga melalui pendekatan Qur’ani.

E. Struktur Organisasi Tesis

Tesis ini terdiri dari lima bagian, yang terdiri dari sebagai berikut.

(11)

Bab II: Tinjauan Pustaka: Bab ini berisi dasar-dasar teori yang digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Teori yang digunakan merupakan teori yang terkait dengan self esteem, remaja, modifikasi kognitif perilaku, serta penerapan modifikasi kognitif perilaku dengan teknik restrukturisasi kognitif dan visualisasi untuk meningkatkan self esteem peserta didik.

Bab III: Metode Penelitian: Bab ini berisi gambaran mengenai metode penelitian yang digunakan dalam pelaksanaan intervensi. Bab ini terdiri dari penjelasan mengenai desain penelitian, partisipan, Populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan analisis data.

Bab IV: Temuan dan Pembahasan: Bab ini menyampaikan dua hal utama, yakni (1) temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian, dan (2) pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berdasarkan evaluasi perhitungan manual yang dapat diketahui daya dukung ijin aksial pondasi tiang beton didapat sebesar perhitungan manual yang dapat diketahui daya dukung ijin

Tujuan penelitian untuk mengevaluasi kelahiran pedet sapi perah dengan indikator jumlah kelahiran jantan dan betina, lama kebuntingan dan bobot lahir sapi yang

Fungsi dari aplikasi ini adalah untuk memasukan data barang masuk dan data barang keluar , pada aplikasi ini proses penginputan data barang dilakukan dengan cara memasukan

Adapun yang selain yang tersebut di atas dari nas-nas al-Qur‟an seperti ayat-ayat yang berkenaan dengan akidah muamalah, perundang-undangan, kemasyarakatan dan akhlak,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 5 aspek pelayanan keluarga berencana (prosedur, petugas, biaya, sarana prasarana, dan informasi) yang memiliki hubungan

Bakteriosin merupakan senyawa protein yang dieksresikan oleh bakteri probiotik yang bersifat antimikroba yang mampu menekan pertumbuhan bakteri patogen..

Penyakit ini termasuk dalam penyakit daerah tropis dan penyakit ini sangat sering di jumpai di Asia termasuk di Indonesia Tujuan : Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada

Untuk tujuan penelitianya, maka orientasi penelitian kasus ini adalah : (1) persepsi kepala sekolah, guru, dan siswa terhadap pengembangan pendidikan demokrasi di sekolah;