1
RENCANA TATA RUANG DALAM
KONTEKS PEMBANGUNAN DAN
INVESTASI WILAYAH
SAMSUL MA’RIF
Disampaikan pada
Kegiatan Lokakarya BKPRD Kabupaten Wonogiri Tahun 2012
Pengantar
►
Rencana tata ruang merupakan
matra keruangan dari rencana
pembangunan daerah dan bagian
dari pembangunan nasional
►
Penataan ruang faktor
ATURAN PERMAINAN
Prosedur perencanaan dan
pembangunan
2 MASALAH UTAMA DALAM
PENATAAN RUANG
1.
KETERBATASAN SUMBER-SUMBER
(LIMITS OF RESOURCES)
2.
MASALAH POPULASI /
THE LAW OF SCARCITY
(UNTUK MEMPEROLEH SUATU SUMBER DAYA (YANG TERBATAS)
MAKA PELAKU PEMBANGUNAN HARUS BERKORBAN)
PROBLEM OF CHOICE
(PELAKU PEMBANGUNAN HARUS DAPAT MENENTUKAN
APA YANG MENJADI
PILIHAN PRIORITASNYA
)
THE PRINCIPLE OF
OPPORTUNITY COST
(UNTUK MEMPEROLEH SUATU SUMBER DAYA
(PENGGUNAAN BARANG) HARUS DENGAN
KEPENDUDUKAN
►
PENDUDUK SEBAGAI SUBJEK (PELAKU
PRODUKSI DAN KONSUMSI)
►
MUTU (KUALITAS DAN KUANTITAS)
PENDUDUK MENENTUKAN KEMAMPUAN
PRODUKSI
►
PENDUDUK SEBAGAI SUMBER TENAGA
PILIHAN AKTIVITAS RUANG
MEWUJUDKAN KAWASAN LINDUNG ATAU KAWASAN
BUDIDAYA ?
KOMBINASI
Kawasan
lindung
(ha)
Kawasan
budidaya
(ha)
A
15
0
B
14
1
C
12
2
D
9
3
E
5
4
PRODUCTION POSSIBILITY CURVE /FRONTIER/ BOUNDARY TRANSFORMATION CURVE
kawasan lindung
15 A
DAERAH TAK TERAIH
14 B
(UNATTAINABLE)
13
12 C
11
10
9 D
8
7
6
5 E
4
3
DAERAH TERAIH
2
(ATTAINABLE)
1
0 F
1 2 3 4
kawasan
Penataan ruang
►
Pendekatan pembangunan terintegrasi
dalam suatu struktur spasial/kewilayahan
dengan investasi
Investasi dan penataan ruang yang
►
RTRW sangatlah vital menjadi salah satu
prasyarat bagi kegiatan investasi di daerah
.
►
RTRW sebagai pedoman untuk:
1.
penyusunan rencana pembangunan jangka panjang
dan menengah daerah.
2.
pemanfaatan ruang dan pengendaliannya.
3.
keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan
antar-sektor.
4.
penataan kawasan strategis.
5.
penerbitan perizinan lokasi pembangunan dan
►
RTRW dituangkan dalam peraturan
daerah, kedudukannya kuat sebagai
acuan bagi pembangunan daerah dan
penciptaan iklim yang kondusif bagi
investasi.
►
Masuknya investasi tentu akan
menciptakan pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi baru, sekaligus
upaya memangkas kemiskinan dan
Rencana Tata Ruang
►
rencana tata ruang adalah wujud struktural
ruang dalam jangka waktu tertentu ke depan
►
gagasan-gagasan alternatif dan prediksi
pemanfaatan ruang di masa depan harus
direncanakan secara komprehensif
►
rencana tata ruang pada dasarnya adalah suatu
rencana investasi
pemerintah dan
Elemen Penataan Ruang
►
Perencanaan tata ruang
adalah suatu proses untuk
menentukan struktur
ruang dan pola ruang
yang meliputi penyusunan
dan penetapan rencana tata ruang.
►
Pemanfaatan ruang
adalah upaya untuk
mewujudkan struktur ruang
dan pola ruang sesuai dengan rencana tata
ruang
melalui penyusunan dan pelaksanaan program
beserta pembiayaannya.
►
Pengendalian pemanfaatan ruang
Pemanfaatan tata ruang
►
dilakukan melalui pelaksanaan
program
pemanfaatan
ruang beserta
pembiayaannya
.
►
diselenggarakan
secara bertahap
sesuai dengan jangka
waktu indikasi program utama pemanfaatan ruang
►
dilaksanakan dengan mengembangkan
penatagunaan
tanah
, penatagunaan air, penatagunaan udara, dan
penatagunaan sumber daya alam lain.
►
dilakukan:
perumusan
kebijakan strategis operasionalisasi
rencana tata ruang wilayah dan rencana tata ruang
kawasan strategis;
perumusan
program sektoral
dalam rangka perwujudan
struktur ruang dan pola ruang wilayah dan kawasan
strategis; dan
pelaksanaan
pembangunan sesuai dengan program
roadmap
menuju
kondisi yg
direncanakan
saat ini
(t)
akhir rencana(t+20)
[1] kosong/idle land/nonterbangun [1] terbangun sesuai rencana
[2] terisi/terbangun/sudah ada [2] terbangun sesuai rencana
instrumen pemanfaatan
instrumen pemanfaatan
instrumen pengendalian
t+1 t+2 t+3 t+n t+19
program
pemanfa
atan rua ng
pentingnya program pemanfaatan ruang
yang terjadi
Pemrograman pemanfaatan ruang
adalah
►
rencana pentahapan
pemanfaatan ruang yang:
menjembatani antara
rencana tata ruang
dengan indikasi
programnya dengan
penyusunan program
sektoral
menjelaskan tahapan
perubahan tata ruang
yang diharapkan untuk
menuju ke wujud
terencana di akhir tahun
perencanaan (t+20)
►
pedoman proses/prosedur
pengendalian tahunan
pengaturan zonasi
perijinan
Indikasi program utama dalam arahan pemanfaatan ruang meliputi:
1. USULAN PROGRAM UTAMA
2. LOKASI
3. BESARAN
4. SUMBER PENDANAAN
5. INSTANSI PELAKSANA
6. WAKTU & TAHAPAN PELAKSANAAN
program-program utama pengembangan wilayah kab/kota yang diindikasikan memiliki bobot kepentingan utama atau diprioritaskan untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang wilayah kab/kota sesuai tujuan penataan ruang wilayah kab/kota
Besaran adalah perkiraan jumlah satuan masing-masing usulan program utama pengembangan wilayah yang akan dilaksanakan.
Sumber pendanaan dapat berasal dari APBD kabupaten, APBD provinsi, APBN, swasta, dan/atau masyarakat.
Instansi pelaksana adalah pelaksana program utama yang meliputi pemerintah (sesuai dengan kewenangan masing-masing pemerintahan), swasta serta masyarakat.
Usulan program utama direncanakan dalam kurun waktu perencanaan 20 (dua puluh) tahun yang dirinci setiap 5 (lima) tahunan, sedangkan masing-masing program mempunyai durasi pelaksanaan yang bervariasi sesuai kebutuhan. Program utama 5 tahun pertama dapat dirinci ke dalam program utama tahunan.
Penyusunan indikasi program utama disesuaikan dengan pentahapan jangka waktu 5 tahunan RPJP Daerah kab/kota
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH
•
MATRIKS SUSUNAN TIPIKAL INDIKASI PROGRAM UTAMA DALAM PENYUSUNAN RTRW PROVINSIsusunan minimum yang harus diacu dalam setiap penyusunan arahan pemanfaatan ruang provinsi.
19
Kaitan RTRW dalam Sistem Perenc Pemb
RTRWN(20 th) RRTRN RPJPN (20 th)
RPJPD-P (20 th)
RTRWP (20 th) RRTRP
RPJPD KAB/KOTA (20 th)
RTRW KAB/KOTA (20 th) RRTR KAB/KOTA
RENSTRA-KL RPJM-N (5 th)
RENSTRA-SKPD-P
RPJMD-P (5th)
RENSTRA-SKPD KAB/KOTA (5 th) RPJMD-KAB/KOTA (5 th)
RENJA-KL RKP (1 th)
RENJA SKPD PROVINSI RKPD-P (1 th)
RENJA-SKPD KAB/KOTA RKPD-KAB/KOTA (1 th)
Norma, Standar, Pedoman & Kriteria
RPJM
RPJM RenstraRenstra
RKP RKP RTRWN RTRWN Kebijakan Kebijakan APBN Investasi Swasta Swadaya Masyarakat RPJM Daerah
RPJM Daerah RenstraRenstra RKP Daerah RKP Daerah RTRWP RTRWP Kebijakan Kebijakan APBD Provinsi Investasi Swasta Swadaya Masyarakat Renc Teknis Renc Teknis RPJM Daerah
RPJM Daerah RenstraRenstra
RKP Daerah RKP Daerah RTRWK RTRWK Kebijakan Kebijakan APBD Kab/Kota Investasi Swasta Swadaya Masyarakat Perijinan Perijinan
RTR Kaw Kota
RTR Kaw Kota
RTR Kaw Desa
RTR Kaw Desa Nasional Provinsi Kabupaten/ Kota Kecamatan Kelurahan/ Desa
Renc Pengemb Kec
Aspirasi Masyarakat
Dokumen Perencanaan (Pembangunan) Tata Ruang Budgeting
Hubungan antara Dokumen Perencanaan dan Tata Ruang
RPJP
Sinergi s dg Tujuan dan Jakstra RTRW
Sinergi s dg Tujuan dan Jakstra RTRW
Pemanfa atan Ruang
24
MASALAH DAN
KENDALA DI BIDANG
INVESTASI
1. PENEGAKAN DAN KEPASTIAN
HUKUM
2.
KETENAGA KERJAAN
3.
KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR
4. FUNGSI INTERMEDIASI PERBANKAN
5. KEBIJAKAN INSENTIF FISKAL & NON
FISKAL
7. PERTANAHAN
6. BIROKRASI PERIZINAN
25
FAKTOR PENGHAMBAT
DAYA SAING INVESTASI
1. KETIDAKPASTIAN PENGATURAN DAN KEBIJAKAN EKONOMI : 23% 2. KETIDAK STABILAN MAKRO EKONOMI :
18%
3. PERPAJAKAN : 17%
4. KEUANGAN : 10%
5. KORUPSI : 10%
6. INFRASTRUKTUR : 9%
7. PRAKTEK ANTI PERSAINGAN : 5% 8. KEAHLIAN DAN PENDIDIKAN : 5%
9. KRIMINALITAS, PENCURIAN DAN KETIDAKTERATURAN : 3%
TOTAL : 100%
26
UPAYA PENGEMBALIAN
EPERCAYAAN DAN PENINGKATAN
INVETASI
1. PENYELESAIAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDAGAN YG TERKAIT DGN PENANAMAN
MODAL
2.
PENYEDERHANAAN PROSEDUR BERUSAHAAN DI
INDONESIA
3.
PERBAIKAN PELAYANAN PERIZINAN
4.
PENGUATAN KELEMBAGAAN PENANAMAN MODAL
PERSAINGAN: antarwilayah
•
Keunggulan komparatif Keunggulan
kompetitif
•
Berbasis SDA+Lahan+Buruh Murah Berbasis
teknologi
dan informasi
KERJASAMA: antarwilayah
•
Perdagangan global -- Perluasan Pasar
•
Perkembangan teknologi -- Efisiensi
produksi dan
kulitas barang dan jasa
•
Perubahan tatanan sosial --Demokrasi,
otonomi daerah
good governance
ANTISIPASI: inovasi
•
Daya Saing (
competitiveness
)
•
Daya Tarik (
attractiveness
)
•
Daya Lestari (
sustainability
)
Pemikiran Strategis RTR untuk
Investasi di Kabupaten
Wonogiri
PEMBANGUNAN WILAYAH WONOGIRI
Teknologi
Tanah
SDA
dan LH
SDM
Pertanian dan Pertamban gan Manufaktu r dan JasaP
e
n
in
g
k
a
ta
n
K
a
p
a
b
il
it
a
s
(
D
a
ya
S
a
in
g
,
D
a
ya
T
a
ri
k
d
a
n
D
a
ya
L
e
st
a
ri
)
Berburu dan Pengump ul Berpinda h dan Bertani Masyara kat Maju Masyara kat Tradisio nalMANAJEMEN SUMBERDAYA
Masyarak at Berkemb angTRANSFORMASI SOSIAL, EKONOMI DAN
BUDAYA
Wonogiri bagian utara
Wonogiri bagian selatan Wonogiri bagian tengah
PENGEMBANGAN KERJASAMA INVESTASI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI WONOGIRI
PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN DAERAH
TINGKAT KEBUTUHAN MENINGKAT
PENGADAAN PROGRAM DANA
TERBATAS PELUANG KERJASAMA INVESTASI PETA KEDUDUKAN INVESTASI WONOGIRI
LOKASI YANG ADA(JENIS) POLA/BENTUK YANG BELUM ADA(JENIS)
MODEL/POLA KERJASAMA INVESTASI INFRASTRUKTUR DI WONOGIRI
RTRW
SWASTA PEMERINTAH PEMBIAYAAN LINGKUNGAN BADAN REGULATOR UU/HUKUM PENDEKATAN SRRATEGIS POTENSI MASALAHKonsep Pelipat (Multiplier)
Multiplier adalah angka pengganda dari suatu
variabel untuk menghasilkan besarnya
perubahan variabel pendapatan nasional
(permintaan agregat).
Karena o < MPC < 1, maka 1 / 1-MPC > 1. jadi
∆I akhirnya mengakibatkan ∆Z > ∆I.
Contoh: MPC = 0,8. kenaikan pengeluaran
investasi (∆I) = Rp. 1 juta akan meningkatkan
permintaan agregat (∆Z ) sebesar
I
MPC
Z
1
1
juta
Rp
juta
Rp
Z
1
5
Pertemuan ke-2
Bekerjanya angka pengganda:
Multiplier Effect
0
950
Y
1150
Z
115
0
950
C = 100 + 0,8Y
(C + I + G) + ∆I
C + I + G
G
I
500
40
50
100
190
∆I = 40 maka ∆Z = 200 dan Z = 190 + 200 = 390
230
Strategi Pembangunan Ekonomi
Daerah yang komprehensif (1)
►
Pengembangan SDM, termasuk
entrepreneurship, dalam arti kualitas dan
kuantitas sesuai dengan kebutuhan
pasar saat ini dan di masa depan
►
Pembangunan Sarana dan Prasarana
Penunjang termasuk transportasi,
Strategi Pembangunan Ekonomi
Daerah yang komprehensif (2)
►
Pengembangan sektor-sektor ekonomi yang
potensial, termasuk pemilihan
industri-industri alternatif yang perlu dikembangkan
►
Pengembangan lembaga-lembaga ekonomi
baru dan/atau
penyempurnaan/pemberdayaan
lembaga-lembaga ekonomi yang sudah ada (seperti
Kadinda, dan Asosiasi Usaha atau
Strategi Pembangunan Ekonomi
Daerah yang komprehensif (3)
►
Realokasi semua
sumberdaya-sumberdaya pembangunan yang
terbatas ke kegiatan-kegiatan ekonomi/
sektor-sektor yang produktif agar
Strategi penentuan
portofolio industri
►
Langkah pertama: Mengidentifikasi
faktor-faktor penentu dari pembangunan industri
suatu daerah, yang terdiri dari faktor-faktor
daya tarik industri dan kelompok
faktor-faktor daya saing daerah
►
Langkah kedua: Merumuskan visi mengenai
Strategi penentuan
portofolio industri (lanjutan)
►
Langkah ketiga: Mengidentifikasi strategi
pendukung industri yang sesuai, misalnya
startegi pengembangan tehnologi,
Faktor-faktor daya tarik dalam pembangunan industri suatu daerah
►
Nilai tambah tinggi per pekerja
(produktivitas)
►
Industri-industri kaitan
►
Daya saing di masa depan
►
Spesialisasi industri
►
Potensi Ekspor
Faktor-faktor penyumbang pada daya tarik dalam pembangunan industri suatu daerah
►
Faktor pasar, seperti ukuran pasar, ukuran
segmen kunci, laju pertumbuhan pasar,
keragaman pasar, kepekaan terhadap harga
dan faktor eksternal, siklus dan musim dan
kemampuan tawar menawar
►
Faktor-faktor persaingan, seperti tingkat
Penilaian Kemampuan Industri Suatu
Daerah
Kuat
Produksi
untuk pasar
domestik dan
ekspor
Investasi ke
dalam
Lemah
Investasi ke
luar
Impor (tidak
ada produksi
lokal
Kuat
Lemah
Daya
saing
dalam
faktor
daerah
Kiat Bisnis Jangka Pendek
►
Meningkatkan efisiensi dan produktivitas
dari kegiatan usaha yang sudah ada
►
Melakukan penelitian pasar mengenai
potensi kegiatan ekonomi daerah yang
Kiat Bisnis Jangka Panjang
►
Merealisasikan keunggulan biaya
►
Differensiasi
►
Fokus
►
Strategic Alliances (Strategi kemitraan
42
Sekian dan