• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL DALAM KEG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL DALAM KEG"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL DALAM KEGIATAN INVESTASI

TERHADAP PERTUMBUHAN PERTAMBANGAN DAN PEMBANGUNAN

EKONOMI DI INDONESIA DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG

NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN

BATUBARA

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di beberapa dekade akhir abad ke-20, transformasi pesat dunia industri mengambil

bentuknya yang baru. Kemajuan mencolok ilmu dan teknologi, sebagai mesin penggerak suatu

masyarakat, dunia mendapatkan pengaruhnya dari berbagai sudut. Perekonomian adalah salah

satu bidang yang mengalami berbagai perubahan mencolok di masa-masa tersebut. Munculnya

berbagai perusahaan multinasional, hingga batas tertentu, membuka peluang bagi globalisasi

ekonomi.[1]

Pengalaman pertumbuhan ekonomi pada abad kesembilan belas di Negara-negara maju

banyak bersumber dari pergerakan modal internasional yang cukup deras pada waktu itu.

Mobiltas faktor-faktor produksi yang terjadi antar Negara mencapai titik puncaknya dengan

hadirnya perusahaan-perusahaan multinasional. Perkembangan yang terpenting dalam

hubungan-hubungan ekonomi internasional selama dua dasawarsa terakhir ini adalah lonjakan

mengagumkan kekuatan dan pengaruh perusahaan-perusahaan raksasa multinasional. Merekalah

penyalur utama aneka faktor produksi, mulai dari modal, tenaga kerja dan teknologi produksi,

semuanya dalam skala besar-besaran, dari satu Negara ke Negara Indonesia.[2]

Seperti kita ketahui kekayaan Indonesia memiliki kekayaan melimpah slah satunya

(2)

batubara 390 juta ton di bandingkan di tahun 2011 mencapai 360 juta ton makalah aadedidik

irawanmengalami peningktan.indonesia sebagai salah satu Negara yang memiliki sumber daya

mineral dan batu bara yang berlimpah memberikan pengaturan dalam Pasal 33 Ayat 3

Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan : [3]

“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan

dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”

Namun dalam aspek pengelolaan bahan tambang dan batubara di Indonesia masih ada

campur tangan pihak asing melalui perusahaan multinasional yang didirikan di Indonesia yang

lebih makalah adedidikirawanmementingkan pihak asing dari pada pembangunan ekonomi di

Indonesia. Masalah kebijakan tambang migas di Indonesia : Minyak dan Gas Bumi (Migas),

diyakini banyak kalangan sebagai komoditi tulang punggung ekonomi Indonesia hingga kini.

Dilihat dari angka-angka, Migas memang berkontribusi paling tinggi dibanding sektor lain pada

pendapatan (yang katanya) negara. Oleh karena itu, semua mata jadi tertutup, dan kita tidak

dapat melihat berbagai masalah yang terjadi dalam penambangan migas. Akibatnya, Pertamina

sebagaimakalah adedidikirawan satu-satunya pemegang hak atas Migas di Indonesia bersama

para kontraktornya leluasa berbuat sewenang-wenang atas kekayaan alam Indonesia.[4]

Kesalahan utama kebijakan dan orientasi pertambangan di Indonesia bermula dari UU No

1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing yang diikuti penandatanganan kontrak karya

(KK) generasi I antara pemerintah Indonesia dengan Freeport McMoran . Disusul dengan UU No

11 tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan. Sejak saat itu, Indonesia

memilih politik hukum pertambangan yang berorientasi pada kekuatan modal makalah

(3)

pemerintah yang berpihak pada kepentingan pemodal. Dari kebijaakan-kebijakannya sendiri,

akhirnya pemerintah terjebak dalam posisi lebih rendah dibanding posisi pemodal yang

disayanginya. Akibatnya, pemerintah tidak bisa bertindak tegasmakalah adedidikirawan terhadap

perusahaan pertambangan yang seharusnya patut untuk ditindak[5].

B. Identifikasi Masalah

1. Bagaimana peran pemerintah dalam mengatasi penanaman modal asinag yang lebih

menguntungkan perusahaan multinasional atau pihak asing untuk pembangunan ekonomi di

Indonesia makalah adedidikirawandi hubungkan dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009

Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara?

2. Bagaimana peran penanaman modal asing dalam meningkatkan pembangunan ekonomi di

Indonesia di hubungkan dengan Undang-Undang Nomor 4 TAHUN 2009 Tahun Tentang

Pertambangan Mineral Dan Batubara?

BAB II

PERAN PERUSAHAAN MULTINASIONAL DALAM KEGIATAN INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN PERTAMBANGAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI

DI INDONESIA DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

A. Pengertian Perusahaan Multinasional

Perusahaan multinasional atau PMN adalah perusahaan yang berusaha di banyak negara;

(4)

kantor cabang di banyak negara. Mereka biasanya memiliki sebuah kantor pusat di mana mereka

mengkoordinasi manajemen global. Perusahaan multinasional yang sangat besar memiliki dana

yang melewati dana banyak negara. Mereka dapat memiliki pengaruh kuat dalam politik global,

karena pengaruh ekonomi mereka yang sangat besar bagai para politisi, dan juga sumber

finansial yang sangat makalah adedidikirawanberkecukupan untuk relasi masyarakat dan melobi

politik. Karena jangkauan internasional dan mobilitas PMN, wilayah dalam negara, dan negara

sendiri, harus berkompetisi agar perusahaan ini dapat menempatkan fasilitas mereka (dengan

begitu juga pajak pendapatan, lapangan kerja, dan aktivitas eknomi lainnya) di wilayah tersebut.

Untuk dapat berkompetisi, negara-negara dan distrik politik regional seringkali menawarkan

insentif kepada PMN, seperti potongan pajak, bantuan pemerintah atau infrastruktur yang lebih

baik makalah adedidikirawanatau standar pekerja dan lingkungan yang memadai. PMN

seringkali memanfaatkan subkontraktor untuk memproduksi barang tertentu yang mereka

butuhkan.[6]

B. Dampak Perusahaan Multinasional[7]

1. Dampak Positif Perusahaan Multinasional

a. yang paling sering disebut-sebut sebagai sumbangan positif penanaman modal asing ini adalah,

peranannya dalam mengisimakalah adedidikirawan kekosongan atau kekurangan sumber daya

antara tingkat investasi yang ditargetkan dengan jumlah actual “tabungan domestik” yang dapat

dimobilisasikan.

b. dengan memungut pajak atas keuntungan perusahaan multinasional dan ikut serta secara

(5)

Negara-negara berkembang berharap bahwa mereka akan dapat turut memobilisasikan

sumber-sumber financial dalam rangka membiayai proyek-proyek pembangunan secara lebih baik.

c. perusahaan multinasional tersebut tidak hanya akan menyediakan sumber-sumber financial dan

pabrik-pabrik baru saja kepada Negara-negara miskin yang bertindak sebagai tuan rumah, akan

tetapi mereka juga menyediakan suatu “paket” sumber daya yang dibutuhkan bagi proses

pembangunan secara keseluruhan, termasuk juga pengalamanmakalah adedidikirawan dan

kecakapan manajerial, kemampuan kewirausahaan, yang pada akhirnya nanti dapat

dimanifestasikan dan diajarkan kepada pengusaha-pengusaha domestik

d. perusahaan multinasional juga berguna untuk mendidik para manajer lokal agar mengetahui

strategi dalam makalah adedidikirawanrangka membuat relasi dengan bank-bank luar negeri,

mencari alternative pasokan sumber daya, serta memperluas jaringan-jaringan pemasaran sampai

ke tingkat internasional.

e. perusahaan multinasional akan membawa pengetahuan dan teknologi yang tentu saja dinilai

sangat maju dan maju oleh Negaramakalah adedidikirawan berkembang mengenai proses

produksi sekaligus memperkenalkan mesin-mesin dan peralatan modern kepada Negara-negara

dun ia ketiga.

2. Dampak Negatif Perusahaan Multinasional

Selain dampak positif yang telah dikatakan diatas, tentu saja dalam pelaksanaan kegiatan

ekonominya, perusahaan multinasional juga mempunyai dampak negatif yang terjadi pada

Negara tamu. Pada umumnya pasar yang menjadi sasaran pemasaran makalah

adedidikirawanperusahaan multinasional ini memang adalah Negara-negara yang notabenenya

(6)

lakukan karena Negara-negara dunia ketiga ini dinilai belum mempunyai perlindungan yang baik

atau belum makalah adedidikirawanmempunyai “kekuatan” yang cukup untuk menolak

“kekuatan” daripada perusahaan-perusahaan raksasa multinasional ini sehingga bukan tidak

mungkin mereka bisa melakukan intervensi terhadap pemerintahan yang dilangsungkan oleh

Negara yang bersangkutan, atau dengan kata lain Negara-negara ini menghadapi dilema di mana sebagian besar negara terlalu lemah untuk menerapkan prinsip aturan hukum, dan juga perusahaan-perusahaan raksasa ini sangat kuat menjalankan kepentingan ekonomi untuk

keuntungan mereka sendiri.

Kemudian kita juga harus menyadari bahwa perusahaan-perusahaan mutinasional ini tidak tertarik untuk menunjang usaha pembangunan suatu Negara. Perhatian mereka hanya tertuju kepada makalah adedidikirawanupaya maksimalisasi keuntungan atau tingkat hasil

financial atas setiap sen modal yang mereka tanamkan. Perusahaan-perusahaan multi nasional ini

senantiasa mencari peluang ekonomi yang paling menguntungkan, dan mereka tidak bisa

diharapkan untuk memberi perhatiam kepada soal-soal kemiskinan, ketimpangan pendapatan dan

lonjakan pengangguran. Pada umumnya, perusahaan-perusahaan multinasional hanya sedikit

memperkerjakan tenaga-tenaga setempat. Operasi merekamakalah adedidikirawan cenderung

terpusat di sector modern yang mampu menghasilkan keuntungan yang maksimal yaitu di daerah

perkotaan.

Selain tidak bisa diharapkan untuk ikut membantu mengatasi masalah ketenagakerjaan di

(7)

didatangkan dari Negara-negara lain. Di atas telah dikatakan bahwa keuatan mereka juga ditunjang oleh posisi oligopolitik yang mereka genggam dalam perekonomian domestik atau

bahkan internasional pada sektor atau jenis-jenis produk yang mereka geluti. Hal ini bertolak

berlakang dari makalah adedidikirawankeyataan bahwa mereka cenderung beroperasi di

pasar-pasar yang dikuasai oleh beberapa penjual dan pembeli saja. Situasi seperti ini memberi mereka

kemampuan serta kesempatan yang sangat besar untuk secara sepihak menentukan harga-harga

dan laba yang mereka kehendaki, bersekongkol dengan perusahaan lainnya dalam membagi

daerah operasinya serta sekaligus untukmakalah adedidikirawan mencegah atau membatasi

masuknya perusahaan-perusahaan baru yang nantinya dikhawatirkan akan menjadi saingan

mereka.

Hal-hal tersebut mereka upayakan dengan menggunakan kekuatan yang mereka miliki

dalam penguasaan teknologi-teknologi baru yang paling canggih dan efisien, keahlian-keahlian

khusus, diferensiasi produk, serta berbagai kegiatan periklanan secara gencar dan besar-besaran

untuk mempengaruhi, kalau perlu mengubah, makalah adedidikirawanselera dan minat

konsumen. Kemudian walaupun dampak-dampak awal (berjangka awal) dari penanaman modal

perusahaan multinasional memang dapat memperbaiki posisi devisa Negara yang menerima

mereka (Negara tuan rumah), tetapi dalam jangka panjang dampak-dampaknya justru negatif,

yakni dapat mengurangi penghasilan devisa itu, baik dari sisi neraca transaksi berjalan maupun neraca modal. Neraca transaksi berjalan bisa memburuk karena adanya impor besar-besaran atas barang-barang setengah jadi dan barang modal oleh perusahaan multinasional itu,

dan hal tersebut masih diperburuk lagi oleh adanya pengiriman kembali keuntungan hasil bunga,

makalah adedidikirawanroyalty, dan biaya-biaya jasa manajemen ke Negara asalnya. Jadi praktis

(8)

Selain itu perusahaan-perusahaan multinasional berpotensi besar untuk merusak perekonomian tuan rumah dengan cara menekan timbulnya semangat bisnis para usahawan local, dan menggunakan tingkat penguasaan pengetahuan teknologi mereka yang superior, jaringan hubungan luar negeri yang luas dan tertata baik, keahlian dan agresivitas di

bidang periklanan, serta penguasaan atas berbagai berbagai jenis jasa pelengkap lainnya

untukmakalah adedidikirawan mendorong keluar setiap perusahaan local yang cukup potensial

yang dianggap mengganggu atau mengancam dalam kancah persaingan, dan sekaligus untuk

menghalangi munculnya perusahaan-perusahaan baru yang berpotensi untuk menjadi saingan

mereka. Perusahaan-perusahaan multinasional juga sering menggunakan kekuatan ekonomi

mereka untuk mempengaruhi, menyuap, dan memanipulasi berbagai kebijakan pemerintah di

Negara tuan rumah ke arah yang tidak menguntungkan bagi pembangunannya.

C. Pemecahan Masalah pemerintah terhadap dampak negatif persuhaan multinasional dalam Pembangunan Ekonomi di Indonesia

Dari akar masalah di atas paling tidak bisa dirumuskan 3 pendekatan dalam menanggulangi

masalah di atas sebagai berikut:[8]

1. Pendekatan hukum. Dilema perusahaan akan profit oriented dapat dicegah melalui legislasi,

dimana peraturan perundang-undangan yang mengikat semua pihak akan menempatkan

perusahaan pada standar yang sama.makalah adedidikirawan Perusahaan yang berbisnis dengan

standar tinggi pasti akan menyambut baik hal ini. Perusahaan yang berbisnis dengan standar

tinggi, dalam menjalankan praktiknya akan memperhatikan etika berbisnis (code of conduct).

Peraturan dan legislasi akan melindungi perusahaan tersebut terhadap kompetisi yang tidak fair

dari perusahaan yang tidak memenuhi standar yang sama. Pentingnya peraturan dan hukum ini,

(9)

enggan melindungi dampak lingkungan secara memadai. Sejatinya mereka memiliki motivasi

untuk merusak lingkungan hidup jika hal tersebut dapat menyelamatkan uang mereka”

Sebagai salah satu contoh pendektan hukum terdapat pada Peratuaran :[9]

a. (PP) No 24 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan

Batubara, yang mewajibkan perusahaan tambang asing menjual sahamnya (divestasi) kepada

investor lokal sebanyak 51%.

b. Pasal 112 Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan

Batubara (“UU Minerba”) mengatur bahwa setelah 5 tahun berproduksi, badan usaha pemegang izin usaha pertambangan yang sahamnya dimiliki oleh asing wajib melakukan

divestasi saham. Divestasi ini dilakukan pada Pemerintah, pemerintah daerah, badan usaha milik

negara,makalah adedidikirawan badan usaha milik daerah, atau badan usaha swasta nasional.

c. Pasal 97 Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha

Pertambangan Mineral dan Batubara (“PP 23/2010”) selanjutnya mengatur besaran saham yang harus didivestasi, yaitu sehingga sahamnya paling sedikit 20% (dua puluh persen) dimiliki

peserta Indonesia. Jadi, walaupun saat ini investor asing diperbolehkan untuk memegang

makalah adedidikirawansaham sebesar 90%, namun 5 tahun sesudah berproduksi nanti investor

tersebut wajib melakukan divestasi saham sehingga saham investor asing tersebut menjadi

maksimal 80%.

2. Pendekatan sosial dan etika. Pendekatan lainnya untuk menjamin pertanggungjawaban publik

perusahaan multinasional ialah melalui berbagai macam tekanan sosial dan etik masyarakat.

Paling tidak ada 4 kelompok yang dapat mengadakan presure antara lain, konsumen, investor,

(10)

disebut “ethical capital” yang artinya nilai yang merasuki empat kelompok tadi untuk melakukan

gerakan moral secara aktif. Contoh nyatanya adalah boikot yang dilakukan Gandhi, tentu saja

diikuti pengikutnya, atas perusahaan kapas kolonialis Inggris di India, kemudian boikot partai

solidaritas buruh di Glasgow atas perusahaan galangan kapal. Kemudian, contoh dari LSM yang

memberikan tekanan adalah yang sering makalah adedidikirawandidengar tentang kampanye

“blood diamond” di Sierra atau “Dirty Oil” di Nigeria yang cukup efektif menarikmakalah

adedidikirawan perhatian dunia sehingga perusahaan multinasional yang bersangkutan tidak bisa

seenaknya sendiri. Kasus di Indonesia yang terkenal adalah kasus Freeport di mana LSM

bentukan masyarakat/ suku lokal bernama LEMASA (Lembaga Masyaraka Adat Komoro)

mengajukan gugatannya di pengadilan New Orleans, kota dimana kantor pusat Freeport berada.

3. Rahmad Paul, master pada Conflict Transformation di Center for Justice and Peacebuilding

Eastern Mennonite University, US menyarankan pendekatan melalui transformasi konflik.

Konflik itu seperti pedang bermata dua, di satu sisi bisa menghambat tetapi jika dikelola dengan

baik dapat menjadikannya sesuatu yang konstruktif. Kalau dinamika konflik dikelola secara tepat

akan berdampak pada perubahan sosial yang transformative dan significant bagi kepentingan

rakyat banyak. Negosiasi dan mediasi konflik merupakan cara pendekatan yang

berprinsipmakalah adedidikirawan pada nonkekerasan dan dialog untuk mengakomodasi

kepentingan semua pihak yang bertikai. Para pihak yang berkonflikperlu duduk bersama dan

setara di meja perundingan negosiasi guna mencari titik temu dan menjembatani perbedaan

persepsi dan kepentingan dan secara bersama-sama membangun consensus yang membangun

(11)

Adapun Nopirin, Ph.D dalam bukunya ekonomi internasional jilid 3 mengungkapkan

setidaknya ada 5 cara dalam hal pengaturan perusahaan multinasional demi penghindaran efek

buruk yang mungkin terjadi:

1. Pengaturan tentang masuknya MNC. Pengaturan meliputi penilaianmakalah

adedidikirawan tentang kemungkinan efek suatu perusahaan multinasional di masa yang

akan datang terhadap politik dan ekonomi negara yang bersangkutan. Jika penilaian ini

menunjukkan kemungkinan yang sangat buruk atau dengan kata lain kerugiannya lebih

besar daripada keuntungannya, maka perusahaan multinasional tersebut ditolak

kehadirannya.

2. Penentuan sektor-sektor tertentu yang sudah tertutup untuk investasi asing atau

penentuan pemilikan, sehingga memberi peluang pada wiraswasta local untuk ikut

melakukan kegiatan atau mengambil keputusan.

3. Negara penerima dapat mengatur kegiatan perusahaan multinasional dengan cara

membatasi bahan yang diimpor, penentuan harga produk, pengaturan tentang kredit,

pemilikan serta pengaturanmakalah adedidikirawan tentang efeknya terhadap lingkungan.

4. Negara penerima melakukan pengaturan tentang keuntungan yang boleh dikirimkan

kembali ke negara induk.

5. Negara penerima dapat melakukan nasionalisasi perusahaan multinasional. Biasanya ini

adalah tindakan terakhir yang dilakukan suatu negara dan harus dipertimbangkan secara

hati-hati karena hal ini dapat melenyapkan minat investor untuk berinvestasi di

Referensi

Dokumen terkait

Sumber data berasal dari “Laporan Laba Rugi Tahun 2007”, pada contoh di atas, dari hasil operasi perusahaan selama tahun 2007, perusahaan mengalami kerugian sebesar $ 163,418,

Kebijakan fiskal dapat didefinisikan sebagai kebijakan yang dilakukan pemerintah melalui instrumen fiskal seperti pengeluaran pemerintah dan/atau pajak untuk

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Standar Harga Satuan di Lingkungan Pemerintah Desa di

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa : (1) Terdapat perbedaan yang signifikan kompetensi pengetahuan IPS antara siswa

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan , maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:(1) Terdapat kontribusi yang positif unsur-unsur

Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh Green Marketing pada Keputusan Pembelian dan implikasinya terhadap Loyalitas Pelanggan produk ramah lingkungan

Aplikasi ini akan menampilkan antarmuka dengan pengguna, menentukan kadar dari zat kimia pada sampel dan mengatur daftar log dari hasil uji makanan yang telah dilakukan..

Untuk memastikan bahwa data sudah masuk ke pusat dengan benar, maka bisa cek laporan modul data dasar pada SITT Online, seperti Data Fasyankes dan Data Tenaga Kesehatan..