• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFESI DAN HAKIKAT GURU Pengembangan Pr

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROFESI DAN HAKIKAT GURU Pengembangan Pr"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PROFESI DAN HAKIKAT GURU

Diajukan dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah

Pengembangan Profesi Guru (PP

G) Dosen Pengampu:

Reksiana, MA.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 1

Evi Maulida Sari (15311536)

Fajrotul Munawaroh (15311537)

Halimah Tusa’diyah

(15311540)

Pina Hapsari Hayuningtyas (15311518)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT ILMU AL-

QUR’AN

(IIQ) JAKARTA

(2)

KATA PENGANTAR

ِمْيِحَرلا ِنََْْرلا ِّّا ِمْسِب

ُةَكَرَ بَو ِّّا ُةََْْرَو ْمُكْيَلَع ُمَاَسلا

Syukur,Alhamdulillaah Segala Puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam tidak lupa kami tunjukkan kepada Baginda Rasulullaah SAW beserta keluarga serta para sahabatnya yang telah memperjuangkan agama Islam sampai saat ini.

Kemudian dari pada itu kami sadar bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kekeliruan. Maka dari itu kami memohon agar sekiranya Ibu Dosen dan para pembaca memberikan kritikan atau masukan positif, sehingga makalah ini dapat lebih baik lagi untuk kedepannya.

Akhirnya kami tetap berharap agar makalah ini dapat menjadi salah satu dari amalan kami demi memenuhi tugas yang telah diberikan oleh pembimbing kami. Semoga dapat menjadi amalan atau ilmu yang bermanfaat bagi para pembaca.Aamiin yaa Robbal Alaamin.

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Masalah ... 2

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Profesi Guru ... 3

2. Ciri-ciri Profesi Guru ... 5

3. Hakikat Profesi Guru ... 7

4. Kedudukan dan Fungsi Profesi Guru ... 10

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ... 11

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa pendidikan adalah suatu bentuk

investasi jangka panjang yang penting bagi seorang manusia. Pendidikan yang

berhasil akan menciptakan manusia yang pantas dan berkelayakan di masyarakat

serta tidak menyusahkan orang lain. Masyarakat yang paling terbelakang sampai

yang paling maju mengakui bahwa pendidikan atau guru merupakan satu diantara

dari sekian banyak unsur pembentuk utama calon anggota masyarakat. Namun,

wujud pengakuan itu berbeda-beda antara satu masyarakat dan masyarakat yang

lain. Sebagian mengakui pentingnya peranan guru itu dengan cara yang lebih

konkrit, sementara yang lain masih mengasingkan besarnya tanggung jawab

seorang guru, termasuk masyarakat yang sering menggaji guru lebih rendah

daripada yang sepantasnya. Demikian pula, sebagian orang tua kadang-kadang

merasa cemas ketika menyaksikan anak-anak mereka berangkat ke sekolah,

karena masih ragu akan kemampuan guru mereka. Di pihak lain, setelah beberapa

bulan pertama mengajar guru-guru pada umumnya sudah menyadari betapa besar

pengaruh terpendam yang mereka miliki terhadap pembinaan kepribadian peserta

didik.

Menjadi bagian dari profesi mengajar adalah tugas yang mulia. Seorang

guru memiliki pengaruh yang sangat kuat tehadap masyarakat secara keseluruhan.

Dalam membentuk pola pikir, guru memberi pengaruh pada berbagai segi

kehidupan dan membimbing pembelajaran untuk para calon pemimpin masa

depan. Sehingga, sangat penting bagi guru menjadi contoh panutan, baik di

sekolah maupun di masyarakat. Bagaimana seorang guru dinilai oleh orang-orang

di sekitarnya akana mempengaruhi apakah guru tersebut layak dengan profesinya

atau tidak. 1

1Emma S. McDonald dan Dyan M. Hersman, Guru dan kelas cemerlang!, (Jakarta: PT. Indeks,

(5)

B. Rumusan Masalah

1. Apakah Pengertian Profesi?

2. Apa Saja Ciri-Ciri Profesi?

3. Bagaimana Hakikat Profesi Guru?

4. Bagaimana Kedudukan dan Fungsi Profesi Guru?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Profesi

2. Untuk Mengetahui Ciri-Ciri Profesi

3. Untuk Mengetahui Hakikat Profesi Guru

4. Untuk Menegetahui Kedudukan dan Fungsi Profesi Guru

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesi

Secara etimologi, istilah profesi berasal dari bahasa inggris yaitu

profession atau bahasa latin profecus yang artinya mengakui, adanya pengakuan,

menyatakan mampu, atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan. Adapun secara

terminologi, profesi berarti suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan

tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental; yaitu adanya

persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrument untuk melakukan perbuatan

praktis, bukan pekerjaan manual.2

Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian

tertentu. Artinya, jabatan profesional tidak bisa dilakukan atau dipegang oleh

sembarang orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk

melakukan pekerjaan tersebut. Melainkan melalui proses pendidikan dan

pelatihan yang disiapkan secara khusus untuk bidang yan diembannya. Misalnya,

seorang guru profesioanal yang memiliki kopetensi keguruan melalui pendididkan

guru seperti (S-1-PGSD, S-1 Kependidikan, AKTA Pendidikan) yang diperoleh

dari pendidikan khusus untuk bidang tersebut. Jadi, kompetensi guru tersebut

diperoleh melalui apa yang disebut profesionalisasi, yang dilakukan baik sebelum

seseorang menjalani profesi itu (pre service training atau pra-jabatan) maupun

setelah menjalani suat profesi (inservice training). Profesi dapat diartikan juga

sebagai suatu jabatan atau pekerjaan yang mensyaratkan pengetahuan dan

keterampilan khusus yang diperolehnya dari pendidikan akademis yang intensif.3

Menurut Martinis Yamin (2007) dikutip dalam buku Rusman berjudul

Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, profesi

mempunyai pengertian seseorang yang menekuni pekerjaan berdasarkan keahlian,

kemampuan, teknik dan prosedur berlandaskan intelektualitas. Adapun menurut

Jasin Muhammad (dalam Yunus Namsa, 2006), profesi adalah suatu lapangan

2

Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2017), Cet. Ke 1

3

(7)

pekerjaan yang dalam melakukan tugasnya memerlukan teknik dan prosedur

ilmiah, memiliki dedikasi serta cara menyikapi lapangan pekerjaan yang

berorientasi pada pelayanan yang ahli. Pengertian profesi ini tersirat makna

bahwa di dalam suatu pekerjaan profesional diperlukan teknik serta prosedur yang

bertumpu pada landasan intelektual yang mengacu pada pelayanan yang ahli.4

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

profesi adalah suatu bidang pekerjaan atau keahlian tertentu yang mensyaratkan

kompetensi intelektualitas, sikap dan keterampilan tertentu yang diperoleh

melalui proses pendidikan secara akademis yang intensif.

Profesi bukan hanya sekedar pekerjaan atau vocation, melainkan suatu

vokasi khusus yang mempunyai cirri-ciri expertis (keahlian), responsibility

(tanggung jawab) dan rasa kesejawatan. Berkaitan dengan profesi, ada beberapa

istilah yang hendaknya tidak dicampuradukkan, yaitu profesi, profesional,

profesionalisme, profesionalitas dan profesionalisasi.5

a. Profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dari para

petugasnya. Artinya, pekerjaan yang disebut profesi itu tidak dapat dilakukan oleh

orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus terlebih dahulu untuk

melakukan pekerjaan.

b. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan

menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian atau

kecakapan yang memenuhi mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Menurut Djam’an Satori Profesional menunjukk kepada dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu profesi; misalnya sebutan ‘Dia

seorang professional.’ Kedua, sifat penampilan seseorang dalam melakukan

pekerjaan yang sesuai dengan profesinya. dalam kegiatan sehari-hari seorang

profesional melakukan pekerjaan sesuai dengan bidang ilmu yang telah

dimilikinya, jadi tidak asal-asalan.6

4

Rusman, Belajar dan Pembelajaran ….. Hlm. 150

5 Mochammad Nursalim, Pengembangan Profesi Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Erlangga,

2015), Hlm. 12

(8)

c. Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinnya suatu bidang pekerjaan

yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang.7 Profesionalisme mengacu kepada

sikap para anggota suatu profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan

dan keahlian yang mereka miliki dalam rangka melakukan pekerjaannya.8

d. Profesionalitas merujuk kepada kualitas para anggota atau petugas dalam suatu

profesi.9

e. Profesionalisasi menunjukan pada proses peningkatan kualifikasi maupun kualitas

atau kemmapuan para anggota atau petugas suatu profesi dalam memenuhi

criteria serta penampilan standar sebagai anggota suatu profesi. Profesionalisasi

pada dasarnya merupakan serangkaian proses pengembangan keprofesionalan,

baik dilakukan melalui pendidikan/latihan dalam jabatan (in-service training).

Oleh sebab itu, profesionalisasi merupakan proses yang berlangsung sepanjang

hayat, sejagat hayat dan tanpa henti. 10

B. Ciri-Ciri Profesi

Menurut Mukhtar Lutfi, ada delapan kriteria yang harus dipenuhi oleh

suatu pekerjaan agar dapat disebut sebagai profesi, yaitu:

1. Panggilan hidup yang sepenuh waktu

2. Pengetahuan dan kecakapan atau keahlian

3. Kebakuan yang universal

4. Pengabdian

5. Kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif

6. Otonomi

7. Kode etik

8. Klien

Sedangkan Rochman Natawidjaja dikutip dalam buku Syafruddin Nurdin

berjudul Guru Profesional dan Implementasi kurikulum, mengemukakan beberapa

kriteria sebagai ciri suatu profesi, yaitu:

7

Rusman, Belajar dan Pembelajaran ….. Hlm. 149

8 Mochammad Nursalim, Pengembangan Profesi ….. Hlm. 12

9 Mochammad Nursalim, Pengembangan Profesi ….. hlm. 12

(9)

1. Ada standar untuk kerja yang baku dan jelas,

2. Ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelakunya dengan

program dan jenjang pendidikan yang baku serta memiliki standar akademik

yang memadai dan yang bertanggung jawab tentang pengembangan ilmu

pengetahuan yang melandasi profesi,

3. Ada organisasiyang memadai para pelakunya untuk mempertahankan dan

memperjuangkan eksistensi dan kesejahteraannya,

4. Ada etika dan kode etik yang mengatur prilaku para pelakunya dalam

memperlakukan kliennya,

5. Ada sistem imbalan terhadap jasa layanannya yang adil dan baku,

6. Ada pengakuan masyarakat (profesional, penguasa dan awam) terhadap

pekerjaan itu sebagai suatu profesi.11

Adapun Chander di kutip dalam buku Mohammad Mustari berjudul

Manajemen Pendidikan, mengemukakan ciri-ciri profesi sebagai berikut:

1. Lebih meningkatkan layanan kemanusiaan melebihi kepentingan pribadi.

2. Masyarakat mengakui bahwa profesi itu status yang tinggi.

3. Praktik profesi itu didasarkan pada suatu penguasaan pengetahuan yang

khusus.

4. Profesi itu ditantang untuk memiliki keaktifan intelektual.

5. Hak untuk memiliki standar kualifikasi professional ditetapkan dan dijamin

oleh kelompok organisasi profesi.12

Sedangkan menurut More di kutip dalam buku Mohammad Mustari

berjudul Manajemen Pendidikan , ciri profesi adalah sebagai berikut:

1. Seorang profesional menggunakan waktu penuh untuk menjalankan

pekerjaannya.

2. Ia terikat oleh suatu panggilan hidup, dan dalam hal ini ia memperlakukan

pekerjaannya sebagai seperangkat norma kepatuhan dan perilaku.

11

Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi kurikulum, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), Cet. 3, Hlm. 14-16

12 Mohammad Mustari, ManajemenPendidikan, (Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2014) Cet.1,

(10)

3. Ia anggota organisasi profesional yang formal.

4. Menguasai pengetahuan yang berguna dan atas dasar latihan spesialisasi atau

pendidikan yang amat khusus.

5. Ia terikat oleh syarat-syarat kompetensi khusus.13

13

(11)

C. Hakikat Profesi Guru

Profesi guru masih dihadapkan kepada banyak permasalahan, karena

profesi guru merupakan suatu profesi yang sedang tumbuh, semua

permasalahannya masih relevan untuk dibicarakan, salah satu diantaranya profesi

harus melalui pendidikan keguruan. Hal ini sejalan dengan UU No. 14 Tahun

2005 Pasal 8 yang menyatakan guru wajib memiliki kualifikasi akademis,

kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki

kemampuan yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional. Kemudian

pasal 9 menyatakan kuaifikasi akademis sebagaimana dimaksud pasal 8 diperoleh

melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat.14

Ada 2 jenis bidang profesi. Pertama, profesi khusus; yaitu para

profesional yang melaksanakan profesi secara khusus untuk mendapatkan nafkah

atau penghasilan tertentu sebagai tujuan pokoknya. Misalnya, profesi di bidang

ekonomi, politik, hukum, kedokteran, pendidikan, teknik, humas dan sebagai jasa

konsultan. Kedua, profesi luhur; yaitu para profesional yang melaksanakan

profesinya, tidak lagi untuk mendapatkan nafkah sebagai tujuan utamanya,tetapi

sudah merupakan dedikasi atau sebagai jiwa pengabdiannya semata-mata.

Misalnya, kegiatan profesi di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, budaya, dan

seni.15

Dalam dunia pendidikan, guru adalah faktor penting dan utama. Karena,

guru adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan jasmanai dan

rohani peserta didik. Terutama di sekolah, guru berperan sangat penting untuk

mencapai kedewasaan peserta didik sehingga ia menjadi manusia yang paripurna

dan mengetahui tugas-tugasnya sebagai manusia.16 Guru adalah figur inspirator

dan motivator murid dalam mengukir masa depannya. Jika guru mampu menjadi

sumber inspirasi dan motivasi bagi anak didiknya, maka hal itu akan menjadi

kekuatan anak didik dalam mengejar cita-cita besarnya di masa depan.17

14 Mohammad Mustari, ManajemenPendidik……. Hlm.134

15

Rismawaty, Kepribadian dan Etika Profesi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), Cet.1, Hlm.57

16 Kunandar, Guru Profesional,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), Hlm. 54

17Jamal Ma’mur Asmani, Tips menjadi guru inspiratif kreatif dan inofatif, (yogayakarta: Diva

(12)

Berikut ini merupkan peran guru dalam proses belajar mengajar:

1. Guru sebagai demonstrator

Melalui peranannya sebagai demonstrator, guru hendaknya senantiasa

menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta

senantiasa mengembangkannya. Dalam arti untuk meningkatkan kemampuan

dalam hal ilmu yang dimilikinya, karena hal ini sangat menentukan hasil

belajar yang dicapai siswa. Salah satu yang harus diperhatikan guru, bahwa

guru sendiri adalah pelajar. Artinya bahwa guru harus terus menerus belajar.

Dengan cara demikian guru akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu

pengetahuan sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar

dan demonstrator sehingga mampu memperagakan apa yang di ajarkan nya

secara didaktis. Maksudnya, apa yang di sampaikan oleh guru betul-betul

dimiliki oleh anak didik18

2. Guru sebagai pengelola kelas

Dalam peranannya sebagai pengelola kelas (learning manager), guru

hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta aspek

dari ingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan

diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan

pendidikan. Lingkungan yang baik adalah yang bersifat menantang dan

merangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam

mencapai tujuan. Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan dan

menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar

mengajar agar mencapai hasil yang baik. Sedangkan tujuan khususnya adalah

mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar,

menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar

serta membantu siswa memperoleh hasil yang diharapkan.19

18Moh. Uzer usman, Menjadi guru professional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), Hlm. 9

(13)

3. Guru sebagai mediator dan fasilitator

Sebagai mediator, guru hendaknya memiiki pengetahuan dan pemahaman

yang cukup tentang media pendidikan. Karena, media pendidikan merupakan

alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Dengan

demikian media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang

bersifat melengkapi dan merupakan bagian dan integral demi berhasilnya

proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Guru tidak hanya cukup

memiliki pengetahuan tentang media pendidikan tetapi juga harus memiliki

keterampilan memilih dan menggunakan media itu dengan baik. Untuk itu

guru perlu mengalamai latihan-latihan praktek secara kontinu dan sistematis,

baik melalui pre-service maupun melalui inservice training. Memilih dan

menggunakan media pendidikan harus sesuai dengan tujuan, materi, metode,

evaluasi dan kemampuan guru serta minat dan kemampuan siswa.

Sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar

yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar

mengajar, baik yang berupa narasumber, buku teks, majalah, atau surat

kabar.20 Sebagai fasilitator juga, guru bertugas memfasilitasi murid untuk

menemukan dan mengembangkan bakatnya. Menemukan bakat anak didik

bukan persoalan mudah, karena ia membutuhkan eksperimentasi maksimal,

latihan terus menerus dan evaluasi rutin.21

4. Guru sebagai evaluator

Setiap jenis pendidikan selama satu periode pasti akan diadakan evaluasi.

Artinya bahwa pada waktu-waktu tertentu selama satu periode, selalu

mengadakan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh pihak

terdidik maupun oleh pendidik. Demikian pula dalam satu kali proses belajar

mengajar, guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik. Kegiatan ini

dimaksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan itu

tercapai atau belum dan begitu juga dengan materi yang diajarkan apakah

20Moh. Uzer usman, Menjadi guru professional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), Hlm. 11

21Jamal Ma’mur Asmani, Tips menjadi guru inspiratif kreatif dan inofatif, (yogayakarta: Diva

(14)

sudah cukup tepat. Sehingga, melalui kegiatan evaluasi atau penilaian semua

pertanyaan tersebut akan bisa dijawab.22

D. Kedudukan dan Fungsi Profesi Guru

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang

Guru dan Dosen menyatakan bahwa guru mempunyai fungsi, peran dan

kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan nasional dalam bidang

pendidikan. Pembangunan nasional dalam bidang pendidikan yang dimaksud

adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas

manusia yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu

pengetahuan, tekhnologi dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil,

makmur dan beradab berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sehingga, guru perlu

dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat.23

Selanjutnya, dalam Undang-Undang Tentang Guru dan Dosen pada Bab II

pasal 2 ayat (1) juga menyatakan bahwa guru mempunyai kedudukan sebagai

tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah dan

pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai

dengan peraturan perundang-undangan. Adapun pada ayat (2) menyatakan bahwa

pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional dibuktikan dengan

sertifikat pendidik. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional tersebut,

berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen

pembelajaran juga berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

(pasal 4).24

22Jamal Ma’mur Asmani,

Tips menjadi guru inspiratif kreatif dan inofatif, (yogayakarta: Diva Press, 2010), Hlm. 11-12

23 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2015), Cet. 12, Hlm. 355

(15)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian makalah diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Profesi adalah suatu bidang pekerjaan atau keahlian tertentu yang mensyaratkan

kompetensi intelektualitas, sikap dan keterampilan tertentu yang diperoleh

melalui proses pendidikan secara akademis yang intensif.

2. Ada standar untuk kerja yang baku dan jelas, Ada etika dan kode etik, Menguasai

pengetahuan yang berguna dan atas dasar latihan spesialisasi atau pendidikan

yang amat khusus, terikat oleh suatu panggilan hidup, dan dalam hal ini ia

memperlakukan pekerjaannya sebagai seperangkat norma kepatuhan dan perilaku

serta Ada pengakuan masyarakat (profesional, penguasa dan awam) terhadap

pekerjaan itu sebagai suatu profesi.

3. Sebagaimana dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005

Tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa guru mempunyai fungsi, peran dan

kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan nasional dalam bidang

pendidikan.

4. Serta guru mempunyai hakikat sebagai demonstrator, pengelola kelas, mediator

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Emma S. McDonald dan Dyan M. Hersman. Guru dan kelas cemerlang. Jakarta: PT.

Indeks, 2011 Cet.1

Hasbullah. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

1996

Kunandar. Guru Profesional. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011

Ma’mur Asmani, jamal. Tips menjadi guru inspiratif kreatif dan inofatif. Yogyakarta:

Diva Press, 2010

Muchtarom Zuhairini. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 1997

Mustari, Mohammad. ManajemenPendidikan. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada. 2014

Cet.1

Nata, Abuddin. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana. 2011

Nurdin, Syafruddin. Guru Profesional dan Implementasi kurikulum, Jakarta: Quantum

Teaching, 2005. Cet. 3

Nursalim, Mochammad. Pengembangan Profesi Bimbingan dan Konseling, Jakarta:

Erlangga, 2015

Rismawaty. Kepribadian dan Etika Profesi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008. Cet.1

Rusman. Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta:

Kencana, 2017. Cet. ke 1

Referensi

Dokumen terkait

Menghitung proporsi satu unsur objek studi tersebut terhadap jumlah pengamatan Penetapan tujuan dari strategi sumber daya manusia dan pengukuran kerja adalah manajemen tenaga

Hasil wawancara peneliti dengan Ad-din S.Ag guru bahasa Arab kelas VIII MTs Muhammadiyah Limbung tentang penerapan metode audiolingual dalam proses pembelajaran bahasa

Hipotesis 3 menyatakan gaya kepempimpinan Rektor Universitas Halmahera periode 2010-2014 dan situasi kepemimpinan secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap

Mendeskripsikan ketidaksesuaian ragam bahasa jurnalistik pada rubrik Citizen Reporter media online Surya dengan ciri-ciri kalimat jurnalistik yang efektif.. 1.4

Berdasarkan dua sampel ini, perbedaan konsentrasi zat yang berada dalam air buangan dianggap dapat mewakili konsentrasi air buangan pada kondisi maksimum (pagi hari) dan

penulis dalam mengumpulkan sumber baik berupa fakta maupun data yang memiliki keterkaitan dengan kajian mengenai “ Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa

Kesimpulan : Pelaksanaan program P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) kemungkinan memiliki kontribusi dalam membantu ibu hamil mempersiapkan

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh nilai F hitung bank umum milik pemerintah di Indonesia sebesar 82,71, jika nilai ini dibandingkan dengan nilai F