• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi Sebagai Sumber Informasi dalam Menunjang Kebutuhan Informasi Pengguna

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi Sebagai Sumber Informasi dalam Menunjang Kebutuhan Informasi Pengguna"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang diperuntukkan bagi

masyarakat luas sebagai sarana pembelajaran sepanjang hayat tanpa membedakan

umur, jenis kelamin, suku, agama, ras dan status sosial-ekonomi. Menurut

Hermawan dan Zen dalam bukunya Etika Kepustakawanan (2006: 30)

Menyatakan bahwa, “Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang melayani

seluruh masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku

pendidikan dan sebagainya”.

Sedangkan menurut Sjahrial (2000: 3), “Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakkan serta bahan lain untuk kepentingan masyarakat umum”.

Menurut Sulistyo-Basuki yang dikutip Sutarno (2006: 38) menyatakan bahwa: “Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang didanai dari sumber yang berasal dari masyarakat seperti pajak dan retribusi, yang kemudian dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk layanan”.

Dari pernyataan tersebut dapat dikemukakan bahwa perpustakaan umum memberikan kesempatan dan kebebasan kepada seluruh lapisan masyarakat, baik tua, muda, pria maupun wanita untuk mencari dan memperoleh tambahan ilmu pengetahuan dan informasi.

2.1.1 Tujuan Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum mempunyai tujuan yang ingin dicapai seperti halnya

dengan perpustakaan lainnya. menurut manifesto perpustakaan umum Unesco

dalam Sulistyo-Basuki yang dikutip oleh Rahayuningsi (2007: 5) menyatakan

bahwa Perpustakaan umum mempunyai tujuan utama yaitu ;

(2)

2. Menyediakan Sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.

3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka fungsi ini disebut fungsi pendidikan seumur hidup.

4. Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.

Sedangkan menurut Hermawan dan Zen (2006: 31) tujuan perpustakaan

umum yaitu :

1. Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraan.

2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi.

4. Bertindak sebagai agen kultural sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.

5. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang masa.

Sedangkan Menurut Yusuf (1996:18) secara umum disebutkan tujuan

perpustakaan umum adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan minat baca serta mendayagunakan semua bahan pustaka yang tersedia di perpustakaan umum.

2. Mengembangkan kemampuan mencari, mengelola dan memanfaatkan informasi yang tersedia di perpustakaan umum.

3. Mendidik masyarakat agar dapat memanfaatkan perpustakaan secara efektif dan efisien.

4. meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri.

5. Memupuk minat baca dan menumbuhkan daya apresiasi dan imajinasi masyarakat.

6. Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah, bertanggung jawab dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa tujuan

(3)

murah bagi masyarakat dengan mengembangkan kemampuan yang dimiliki untuk

menciptakan masyarakat yang berbudaya bagi masyarakat sekitarnya.

2.1.2 Fungsi Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum mempunyai tugas mengumpulkan, menyimpan,

memelihara dan mendayagunakan bahan pustaka untuk kepentingan masyarakat

umum. Selain mempunyai tujuan dan tugas perpustakaan tentunya memiliki

fungsi yang harus dilaksanakan. Menurut Siregar dalam bukunya yang berjudul

Perpustakaan Energi Pembangunan Bangsa (2004: 76) Bahwa fungsi

perpustakaan umum adalah :

1. Membantu orang-orang (terutama orang-orang muda dan anak-anak) menjadi melek informasi.

2. Memberi tahu mereka bagaimana informasi dan juga untuk mengembangkan kebiasaan membaca.

3. Membantu orang dewasa untuk belajar seumur hidup dan belajar kembali untuk perubahan karir.

4. Memelihara dan mempromosikan kebudayaan.

Sedangkan dalam buku pedoman umum penyelenggaraan perpustakaan

umum (2000: 6) fungsi perpustakaan umum adalah :

1. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacan. 2. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan, melalui

pembelian, langganan, tukar menukar dan lain-lain. 3. Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka. 4. Penyimpanan dan pemeliharaan koleksi.

5. Pendayagunaan koleksi.

6. Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang langsung ke pepustakaan maupun yang menggunakan telepon, faximile, dan lain-lain.

7. Pemasyarakatan perpustakaan.

8. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan.

9. Pelaksanaan koordinasi dengan pihak pemerintah daerah, tokoh-tokoh masyarakat dan mitra kerja lainya.

10.Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan bersama koleksi dan sarana/prasarana.

11.Pengolahan dan ketatausahaan perpustakaan.

Sedangkan dalam buku panduan penyelenggaraan perpustakaan umum

(1992: 5) dinyatakan bahwa perpustakaan umum berfungsi sebagai pusat untuk :

1. Menyediakan bahan pendidikan (edukatif).

(4)

3. Menyediakan bahan-bahan yang dapat digunakan bagi rekreasi (rekreatif).

4. Menyediakan petunjuk, pedoman dan bahan-bahan rujukan bagi anggota masyarakat (referensi).

5. Melestarikan bahan-bahan dan hasil budaya bangsa untuk dapat dimanfaatkan masyarakat umum (preservatif, konservatif).

6. Menyediakan layanan penelitian (riset kualitatif dan kuantitatif).

Berdasarkan defenisi tersebut penulis mengemukakan bahwa fungsi

perpustakaan umum adalah perpustakaan sebagai tempat Memelihara dan

mempromosikan kebudayaan, Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka,

menyediakan bahan pendidikan (edukatif), menyediakan dan menyebarluaskan

informasi (informative), menyediakan bahan-bahan yang dapat digunakan bagi

rekreasi (rekreatif), menyediakan petunjuk, pedoman dan bahan-bahan rujukan

bagi anggota masyarakat (referensi).

2.1.3 Peran Perpustakaan Umum

Setiap perpustakaan dapat mempertahankan eksistensinya apabila dapat

menjalankan peranannya. Sutarno (2003 : 55), menjelaskan ada beberapa peranan

yang dapat dijalankan oleh perpustakaan diantaranya :

1. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang menghubungkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung didalam koleksi perpustakaan dengan para pemakainya.

2. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayani.

3. Perpustakaan dapat berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, kegemaran membaca, kebiasaan membaca, dan budaya baca, melalui penyediaan berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat.

4. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator dan motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya.

5. Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan dan agen kebudayaan umat manusia.

6. Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi anggota masyarakat dan pengunjung perpustakaan.

Setiap perpustakaan akan mempunyai makna apabila dapat menjalankan

fungsi dan peranannya dengan baik. Siregar (2004 :75), menyatakan bahwa :

(5)

menyediakan informasi dan perbedaan pandangan sekaligus disuatu tempat dimana warga masyarakat dapat memberitahu diri mereka sendiri tanpa paksaan tentang isu-isu mutakhir yang peka.

Dari pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa peran perpustakaan

umum adalah merupakan media atau jembatan yang menghubungkan sumber

informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung didalam koleksi perpustakaan

dengan para pemakainya, menjalin dan mengembangkan komunikasi antara

sesama pemakai, dan antara penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang

dilayani dan Sebagai suatu lembaga netral, perpustakaan menyediakan informasi

dan perbedaan pandangan sekaligus disuatu tempat dimana warga masyarakat

dapat memberitahu diri mereka sendiri tanpa paksaan tentang isu-isu mutakhir

yang pek

2.2 Peran Perpustakaan Sebagai Sumber Informasi

Perpustakaan memiliki tugas menyediakan informasi bagi penggunanya

sesuai dengan jenis perpustakaan. Perpustakaan juga harus bisa menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh penggunanya melalui koleksi

referensi/rujukan yang tersedia. Menurut Siregar (1998: 1) menyatakan sebagai

berikut :

Sebagai pusat sumber informasi, perpustakaan secara tradisional berfungsi menyediakan berbagai sumber informasi untuk memenuhi kebutuhan penggunanya. Sumber-sumber informasi yang disediakan terekam dalam berbagai jenis media seperti kertas, mikrofis, mikrofilm, dan piringan magnetik. Dalam menjalankan fungsinya, perpustakaan melakukan kegiatan antara lain mengidentifikasi, memilih, mengadakan, mengatalog, dan memproses sumber-sumber informasi sehingga tersedia dan dapat ditemu-balik dan digunakan secara efisien. Pustakawan akan membantu dan membimbing para pengguna dalam penelusuran terutama penelusuran yang kompleks.

Menurut Nawi (2012 : 1) bahwa:

Perkembangan konsep pusat sumber informasi adalah perpaduan antara fungsi perpustakaan dan pusat multimedia untuk menunjang kegiatan belajar mengajar sasaran didik tertentu dalam suatu lembaga pendidikan, baik formal (sekolah, diklat) maupun nonformal (masyarakat).

Beberapa kriteria yang harus dipenuhi perpustakaan sebagai sumber

(6)

1. Menghimpun berbagai macam sumber informasi

2. Mengolah berbagai macam sumber informasi berdasarkan sistem tertentu

3. Menyebarluaskan berbagai macam sumber informasi kepada pemustakanya

4. Melestarikan berbagai macam sumber informasi yang dimiliki

5. Memberikan berbagai macam sumber informasi baik untuk masyarakat sekarang maupun yang akan dating

6. Memungkinkan sebagai tempat lahirnya informasi

Dari pernyataan tersebut dapat dikemukakan bahwa peran perpustakaan

sebagai sumber informasi harus menyediakan kebutuhan penggunanya

Sumber-sumber informasi yang disediakan terekam dalam berbagai jenis media seperti

kertas, mikrofis, mikrofilm, dan piringan magnetic dan harus menjalan fungsinya

untuk menunjang kegiatan belajar mengajar sasaran didik tertentu dalam suatu

lembaga pendidikan, baik formal (sekolah/diklat) maupun nonformal

(masyarakat).

2.3 Kebutuhan Informasi

Kebutuhan informasi setiap orang pasti berbeda-beda baik dari tingkat

kebutuhannya sampai dengan jenis informasi yang dibutuhkannya. Berikut ini

beberapa pengertian tentang kebutuhan informasi dari para ahli. Menurut Hartono

(2000: 692) “Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil pengolahan data dalam

suatu bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu

kejadian (events) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan

keputusan”.

Sedangkan menurut Chowdhury (1999: 92) bahwa: “Kebutuhan informasi

merupakan suatu konsep yang samar. Kebutuhan informasi muncul ketika

seseorang menyadari pengetahuan yang ada padanya tidak cukup untuk mengatasi

permasalahan tentang subjek tertentu”.

Sedangkan menurut Taylor yang dikutip Putu Pendit (2008: 2), ada empat

lapisan atau tingkatan yang dilalui oleh pikiran manusia sebelum sebuah

kebutuhan benar-benar dapat terwujud secara pasti:

(7)

Inilah kebutuhan “tersembunyi” yang seringkali baru muncul setelah ada pengalaman tertentu.

2. Conscious need, yaitu ketika seseorang mulai mereka-reka apa sesungguhnya yang ia butuhkan.

3. Formalized need, yaitu ketika seseorang mulai secara lebih jelas dan terpadu dapat mengenali kebutuhan informasinya, dan mungkin di saat inilah ia baru dapat menyatakan kebutuhannya kepada orang lain.

4. Compromised need, yaitu ketika seseorang mengubah-ubah rumusan kebutuhannya karena mengantisipasi, atau bereaksi terhadap kondisi tertentu.

Menurut Katz, Gurevitch dan Haas dalam Yusup (1995 : 3-4), kebutuhan

itu terbagi pada :

1. Kebutuhan Kognitif

Kebutuhan ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat atau menambah informasi, pengetahuan dan pemahaman seseorang akan lingkungan.

2. Kebutuhan Afektif

Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan estetis, hal yang dapat menyenangkan dan pengalaman-pengalaman emosional.

3. Kebutuhan Integrasi Personal (Personal Integrative Needs)

Kebutuhan ini sering dikaitkan dengan penguatan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individu.

4. Kebutuhan Integrasi Sosial (Social Integrative Needs)

Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan hubungan dengan keluarga, teman dan orang lain.

5. Kebutuhan Berkhayal (Escapist Needs)

Kebutuhan ini dikaitkan dengan kebutuhan-kebutuhan untuk melarikan diri, melepaskan ketegangan dan hasrat untuk mencari hiburan atau pengalihan (Diversion).

Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa kebutuhan informasi

adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh pengguna berupa data yang menggambarkan

kejadian-kejadian nyata dan yang samar dan kebutuhan informasi muncul ketika

seseorang menyadari pengetahuan yang ada padanya tidak cukup untuk mengatasi

permasalahan tentang subjek tertentu.

2.3.1 Jenis Kebutuhan Informasi

Jenis kebutuhan informasi menurut Jarvelin dalam Ishak (2003:4)

memberikan klasifikasi terhadap jenis kebutuhan informasi, yaitu :

(8)

jembatan. Pada kasus ini kemungkinan telah ada sumber informasi yang telah membahas hal yang sama.

2. Informasi yang berkaitan dengan wilayah, terdiri dari pengetahuan tentang fakta, konsep, hukum dan teori dari wilayah permasalahan. Misalnya dalam masalah konstruksi jembatan, wilayah informasi yang diperlukan adalah kekuatan dan tingkat pemuaian besi. Jenis informasi yang dibutuhkan berupa uji ilmiah dan teknologi informasi. Informasi tersebut terdapat dalam terbitan jurnal ilmiah dan buku teks.

3. Informasi sebagai pemecahan masalah, menggambarkan bagaimana melihat dan memformulasikan masalah, apa masalah dan wilayah informasi, bagaimana yang akan digunakan dalam upaya memecahkan masalah. Misalnya dalam konstruksi jembatan, insinyur perencanaan akan menghadapi pro dan kontra mengenai berbagai informasi mengenai desain jembatan. Ini hanya dapat dipecahkan pada keahlian seseorang dan pengetahuan yang dimiliki.

Sedangkan menurut Diao yang dikutip Mustangimah (1998: 5),

menyatakan bahwa:

Kebutuhan informasi ada 3 macam, yaitu kebutuhan informasi objektif, kebutuhan informasi subjektif, dan kebutuhan informasi yang terpenuhi. Kebutuhan informasi objektif yaitu kebutuhan informasi yang seharusnya ada apabila seorang ingin mencapai tujuannya dengan sukses. Kebutuhan informasi subjektif yaitu kebutuhan informasi yang disadari oleh seorang sebagai persyaratan untuk mencapai tujuan.

Menurut Yusup (1995: 10) bahwa “Jenis-jenis informasi dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:

1. Informasi Lisan, informasi ini disamping jumlahnya sangat banyak, sulit diukur dan dibuktikan dan juga kurang bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan manusia pada umumnya.

2. Informasi Terekam, informasi ini paling bermanfaat dan banyak digunakan oleh berbagai kalangan, baik secara perorangan maupun dalam bermasyarakat, berorganisasi, dan bergaul sesame anggota masyarakat pada umumnya, terutama bergaul yang bertujuan mengembangkan diri kearah yang lebih baik.

Dari pernyataan tersebut dapat dikemukakan bahwa jenis kebutuhan

informasi adalah kebutuhan informasi objektif, kebutuhan informasi subjektif, dan

kebutuhan informasi yang terpenuhi yang didapat dari informasi lisan dan

(9)

2.3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi

Pengguna perpustakaan yang ingin membutuhkan informasi dipengaruhi

oleh beberapa faktor. Menurut Pannen dalam Ishak (1990: 93 ) menyatakan

bahwa “faktor yang paling umum mempengaruhi kebutuhan informasi adalah

pekerjaan, termasuk kegiatan profesi, disiplin ilmu yang diminati, kebiasaan dan

lingkungan pekerjaan”.

Sedangkan menurut Nicholas dalam Ishak (2006:93) menyatakan bahwa

ada lima faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi pemakai, yaitu :

1. Jenis pekerjaan.

2. Personalitas, yaitu aspek psikologis dari pencari informasi, meliputi ketepatan, ketekunan mencari informasi, pencarian secara sistematis, motivasi dan kemauan menerima informasi dari teman, kolega dan atasan.

3. Waktu.

4. Akses, yaitu menelusur informasi secara internal (di dalam organisasi) atau eksternal (di luar organisasi).

5. Sumber daya teknologi yang digunakan untuk informasi.

Pendapat lain dinyatakan oleh Katz, Gurevitch, dan Haas (Tan yang dikutip Yusup, 1995:4) juga menemukan dalam penelitiannya bahwa orang yang tingkat pendidikannya tinggi lebih banyak mempunyai kebutuhan dibandingkan dengan

orang yang berpendidikan rendah. Ini berarti bahwa orang yang mempunyai

pendidikan relatif tinggi, seperti guru, dosen, dan peneliti, misalnya, lebih banyak

mempunyai kebutuhan akan sesuatu yang bisa memuaskannya, dan lebih banyak

mempunyai tujuan yang berkaitan dengan permasalahan kehidupannya daripada

orang-orang pada umumnya.

Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi kebutuhan informasi adalah dilihat dari jenis pekerjaan dan bahwa

orang yang mempunyai pendidikan relatif tinggi, seperti guru, dosen, dan peneliti,

misalnya, lebih banyak mempunyai kebutuhan akan sesuatu yang bisa

memuaskannya, dan lebih banyak mempunyai tujuan yang berkaitan dengan

permasalahan kehidupannya daripada orang-orang pada umumnya.

2.4 Analisis Kebutuhan Pengguna

Kajian kebutuhan pengguna merupakan adanya perubahan cara

(10)

berlawanan dengan paradigma fisik. Menurut Dervin Dalam Suwanto (2003: 2)

bahwa “Paradigma fisik memandang informasi sebagai sesuatu yang objektif,

berada di luar manusia, dan dapat disentuh. Sedangkan paradigma kognitif

memandang informasi sebagai sesuatu yang subyektif, individual, dan tidak

dapat disentuh”.

Dalam hubungannya dengan aspek kognitif, Belkin (1985: 11-19)

menyebutkan bahwa kebutuhan informasi pengguna muncul karena adanaya

kesenjangan dalam struktur pengetahuan manusia untuk menyelesaikan masalah

yang dihadapinya. Kesenjangan ini disebut Anomalous State of Knowledge

(ASK). Kesenjangan pengetahuan ini akhirnya mendorong manusia untuk

mencari informasi guna memenuhi kebutuhannya.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan pengguna

merupakan adanya perubahan cara memandang informasi, yaitu dengan

munculnya paradigma kognitif yang berlawanan dengan paradigma fisik dan

kebutuhan informasi pengguna muncul karena adanaya kesenjangan dalam

struktur pengetahuan manusia untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Kesenjangan ini disebut Anomalous State of Knowledge (ASK).

Menurut Ford dalam Suwanto (2003: 4) tujuan kajian pengguna adalah

untuk memahami proses perpindahan informasi dan semua implikasinya untuk

semua bentuk lembaga informasi, dan penyebaran informasi yang berhubungan

dengan sistem. Secara rinci tujuan kajian pemakai dirumuskannya sbb.:

a) untuk menjelaskan fenomena yang dikaji; b) untuk memahami perilaku pemakai,

c) untuk memperkirakan dan mengantisipasi perilaku pemakai;

d) untuk mengontrol fenomena dan menumbuhkan pemanfaatan informasi dengan memanipulasi kondisi-kondisi yang dianggap penting.

Berdasarkan bidang kajiannya Sulistyo-Basuki (1992: 204-205)

menyebutkan tujuan kajian pengguna memiliki tiga tujuan komprehensif, yaitu:

a) Analisis kebutuhan; yang dikaji yaitu jenis dan sifat informasi yang dicari dan diterima, dari titik pandangan kuantitatif dan kualitatif. b) Analisis perilaku informasi; yang mengkaji bagaimana kebutuhan

informasi dipenuhi.

(11)

tentang informasi dan aktivitas yang berhubungan dengan citra pemakai tentang jasa dan spesialis informasi.

Berdasarkan pengelompokan tujuan yang dilakukan oleh Ford dalam

Suwanto (2003: 5), maka ada beberapa aspek yang dapat dilakukan , yaitu :

a) Sumber informasi

Kajian tentang sumber informasi telah banyak dilakukan terutama untuk menguji keterpakaian koleksi . Kajian ini kadang-kadang dapat dibandingkan dengan jenis koleksi yang berbeda dan membahas alasan penggunaan jenis koleksi tertentu.

b) Pemakaian informasi

Kajian ini biasanya meneliti motivasi pemakaian informasi dan cara mencari informasi yang dibutuhkan, serta tenggang waktu antara batas waktu man dengan pemanfaatan secara nyata.

c) Ciri-ciri informasi

Kajian tentang ciri-ciri informasi mengelompokkan pemakai berdasarkan tingkat kebutuhan, perilaku, latar belakang dan pekerjaan pemakai. Karakteristik dalam bentuk tipologi pemakai akan dapt memberikan gambaran dengan cara pemetaan perlaku dan kebutuhan dengan mengidentifikasi tipe-tipe mereka.

d) Sistem-sistem (tata nilai) dari pemakai

Kajian ini meneliti hubungan antara sistem atau tata nilai pemakai dengan perilaku mereka dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Sistem dan tata nilai yang berpengaruh antara lain sistem kebudayaan, sistem politik, teman-teman sewaktu kuliah (invisible college ), organisasi formal, dan sistem ekonomi di masyarakat.

e) Interaksi antara pemakai dengan sistem informasi.

Kajian ini diarahkan pada proses interaksi antara pemakai dengan sistem yang ada di perpustakaan atau di pusat-pusat informasi. Yang menjadi perhatian utama adalah sikap dan perilaku pemakai.

Dari pernyataan tersebut dapat dikemukakan bahwa kajian pengguna

memiliki tiga tujuan komprehensif, yaitu analisis kebutuhan, analisis perilaku

informasi, analisis motivasi dan sikap dan beberapa aspek pengelompokan tujuan

yang dapat dilakukan yaitu sumber informasi, pemakaian informasi, ciri-ciri

informasi, sistem-sistem (tata nilai) dari pemakai, Interaksi antara pemakai dengan

sistem informasi.

2.5 Sumber Informasi

Perpustakaan merupakan tempat sumber informasi bagi seluruh pengguna

perpustakaan. Begitu juga dengan perpustakaan umum, maka segala sumber

(12)

Menurut Yusup (1995:14) bahwa :

Memfokuskan sumber informasi, yaitu hanya kepada segala macam informasi yang secara khusus biasa diawasi, dikendalikan, diolah dan dikelola untuk kepentingan umat manusia, yakni informasi terekam yang biasa diperoleh di perpustakaan-perpustakaan dan segala jenisnya, baik informasi yang bersifat ilmiah (biasa dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan) maupun informasi yang bersifat non ilmiah seperti informasi tentang keluarga, berita kematian dan iklan komersial.

Dari pernyataan tersebut dapat dikemukakan bahwa sumber informasi

difokuskan hanya kepada segala macam informasi yang secara khusus biasa

diawasi, dikendalikan, diolah dan dikelola untuk kepentingan umat manusia.

2.5.1 Pemberdayaan Informasi

Pemberdayaan informasi adalah upaya yang dilakukan perpustakaan

secara terencana, terstruktur, dan terarah agar seluruh informasi yang tersedia

dapat dimanfaatkan secara optimal.

Menurut Nawi (2012: 2) Ada beberapa cara untuk memberdayakan

informasi di perpustakaan, antara lain yaitu :

1. Sirkulasi dan transaksi informasi, yaitu siklus berputarnya informasi dimulai dari (a) dilihat, dibaca, dan dipelajari; (b) diteliti, dikaji, dan dianalisis; (c) dimanfaatkan dan dikembangkan di dalam kegiatan-kegiatan pendidikan, penelitian, pelatihan, dan laboratorium; (d) ditransformasikan kepada orang lain.

2. Dipinjamkan dari perpustakaan dan dibawa pulang, khususnya yang menjadi anggota perpustakaan atau pemakai potensial dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh bagian administrasi perpustakaan.

3. Disalin (fotocopy) dalam batas-batas tertentu, untuk kepentingan ilmiah, dan bukan komersial.

4. Diadakan bimbingan pemakai bagi peserta didik atau pengajar ataupun masyarakat umum, yang belum mengenal secara familier/akrab dengan perpustakaan agar dengan mudah dan cepat dapat mempergunakan sumber informasi di perpustakaan.

5. Sumber informasi yang ada dapat diakses langsung oleh pembaca melalui layanan digital perpustaakaan.

Salah satu cara pemberdayaan sumber informasi perpustakaan adalah

memberikan dan menyelenggarakan layanan kepada pemakai. Nawi (2012: 2)

juga menyebutkan layanan yang efektif adalah yang dapat memenuhi

(13)

1.Penyediaan informasi yang sesuai dengan keinginan pemakai. 2.Waktu yang tepat, leluasa, memadai dan tidak terlalu mengikat. 3. Sikap dan perilaku petugas yang penuh perhatian, ramah, santun,

bersifat membimbing, memandu, dan menguasai masalah.

Dari pernyataan tesebut dapat dikemukakan bahwa cara memberdayakan informasi adalah Sirkulasi dan transaksi informasi, dipinjamkan dari perpustakaan dan dibawa pulang, disalin (fotocopy) dalam batas-batas tertentu, diadakan

bimbingan pemakai bagi peserta didik atau pengajar ataupun masyarakat umum

dan sumber informasi yang ada dapat diakses langsung oleh pembaca melalui

layanan digital perpustaakaan serta penyediaan informasi yang sesuai dengan

keinginan pemakai

2.5.2 Jenis dan Sumber Informasi Perpustakaan

Jenis dan sumber informasi di perpustakaan mencakup bahan pustaka

tercetak seperti buku, majalah dan surat kabar, bahan pustaka terekam dan

elektronik seperti kaset, video, piringan (disk) dan lain-lain.

Menurut Yulia (1993 : 3) ada empat jenis koleksi perpustakaan yaitu :

1. Karya cetak

Karya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak, seperti :

a) Buku

Buku adalah bahan pustaka yang merupakan suatu kesatuan utuh dan yang paling utama terdapat dalam koleksi perpustakaan. Berdasarkan standar dari Unesco tebal buku paling sedikit 49 halaman tidak termasuk kulit maupun jaket buku. Diantaranya buku fiksi, buku teks, dan buku rujukan.

b) Terbitan berseri

Bahan pustaka yang direncanakan untuk diterbitkan terus dengan jangka waktu terbit tertentu. Yang termasuk dalam bahan pustaka ini adalah harian (surat kabar), majalah (mingguan bulanan dan lainnya), laporan yang terbit dalam jangka waktu tertentu, seperti laporan tahunan, tri wulanan, dan sebagainya.

2. Karya noncetak

Karya noncetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan tidak dalam bentuk cetak seperti buku atau majalah, melainkan dalam bentuk lain seperti rekaman suara, rekaman video, rekaman gambar dan sebagainya. Istilah lain yang dipakai untuk bahan pustaka ini adalah bahan non buku, ataupun bahan pandang dengar. Yang termasuk dalam jenis bahan pustaka ini adalah:

(14)

Yaitu bahan pustaka dalam bentuk pita kaset dan piringan hitam. Sebagai contoh untuk koleksi perpustakaan adalah buku pelajaran bahasa inggris yang dikombinasikan dengan pita kaset.

b) Gambar hidup dan rekaman video

Yang termasuk dalam bentuk ini adalah film dan kaset video. Kegunaannya selain bersifat rekreasi juga dipakai untuk pendidikan. Misalnya untuk pendidikan pemakai, dalam hal ini bagimana cara menggunakan perpustakaan.

c) Bahan Grafika

Ada dua tipe bahan grafika yaitu bahan pustaka yang dapat dilihat langsung (misalnya lukisan, bagan, foto, gambar, teknik dan sebagainya) dan yang harus dilihat dengan bantuan alat (misalnya selid, transparansi, dan filmstrip).

d) Bahan Kartografi

Yang termasuk kedalam jenis ini adalah peta, atlas, bola dunia, foto udara, dan sebagainya.

3. Bentuk mikro

Bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan pustaka yang menggunakan media film dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan microreader. Bahan pustaka ini digolongkan tersendiri, tidak dimasukkan bahan noncetak. Hal ini disebabkan informasi yang tercakup didalamnya meliputi bahan tercetak seperti majalah, surat kabar, dan sebagainya. Ada tiga macam bentuk mikro yang sering menjadi koleksi perpustakaan yaitu:

a) Mikrofilm, bentuk mikro dalam gulungan film. Ada beberapa ukuran film yaitu 16 mm, dan 35 mm.

b) Mikrofis, bentuk mikro dalam lembaran film dengan ukuran 105 mm x 148 mm (standar) dan 75 mm x 125 mm.

c) Microopaque, bentuk mikro dimana informasinya dicetak kedalam kertas yang mengkilat tidak tembus cahaya. Ukuran sebesar mikrofis.

4. Karya dalam bentuk elektronik

Dengan adanya teknologi informasi, maka infornasi dapat dituangkan ke dalam media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti computer, CD-ROM player, dan sebagainya.

Selain pendapat di atas, menurut Sutarno (2006 : 71) mengemukakan

bahwa pengelompokkan bahan pustaka diperpustakaan terdiri dari:

1. Kelompok bahan pustaka umum.

2. Kelompok bahan pustaka rujukan (referensi).

3. Kelomopok bahan pustaka berkala (majalah dan surat kabar). 4. Kelompok bahan pustaka pandang dengar.

5. Kelompok bahan pustaka pandang dengar (audio visual).

(15)

7. Kelompok bahan pustaka yang disesuaikan dengan kelompok pembaca, misalnya untuk anak-anak, remaja, dewasa, dan lain-lain. 8. Kelompok bahan pustaka tertentu, misalnya untuk penelitian dan

sebagainya.

Dari pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa ada 4 jenis sumber

informasi di perpustakaan yaitu karya cetak, karya non cetak, bentuk mikro, karya

dalam bentuk elektornoik dan pengelompokkan bahan pustaka diperpustakaan

terdiri dari: kelompok bahan pustaka umum, bahan pustaka rujukan, bahan

pustaka berkala, bahan pustaka pandang dengar, audio visual, bahan pustaka

terekam dan elektronik.

2.6 Pengguna Informasi

Pengguna perpustakaan berperan sebagai alat dalam menjalankan fungsi

perpustakaan itu sendiri di dalam lingkungan masyarakat. Menurut Siregar (1999:

9) bahwa ”pengguna perpustakaan adalah orang-orang yang memanfaatkan bahan

pustaka”. Oleh sebab itu permintaan mereka atas bahan pustaka perlu

dipertimbangkan agar kebutuhan pengguna terpenuhi. Permintaan pengguna akan

bahan pustaka dapat dijadikan alat untuk mengukur selera dan minat baca

pengguna.

Selain itu menurut Djatin (1996:8), karakteristik jenis pengguna informasi

adalah :

a. Mahasiswa

Pada umumnya sering menggunakan buku dari pada majalah yang memberikan penjelasan mengenai topik-topik tertentu.

b. Mahasiswa Pascasarjana

Yang mencari informasi untuk penelitian yang sesuai dengan bidang-bidang mereka.

c. Para Dokter

Tenaga medis yang bekerja di rumah sakit yang memiliki kesibukan dengan kegiatan atau aktivitas klinisnya.

d. Dosen dan Peneliti

Para dosen yang memerlukan informasi untuk kepentingan belajar atau mengajar sedangkan peneliti memerlukan informasi untuk mengetahui sejauh mana telah menggunakan informasi dalam menentukan langkah yang akan diambil selanjutnya.

e. Pengamat

(16)

Orang mencari informasi mengenai penelitian dimasa lalu dengan motivasi atau sasaran seumur hidup.

g. Masyarakat Umum

Untuk menambah pengetahuan dan mencari informasi serta hiburan. h. Industri dan Pemasarannya

Untuk mengetahui perkembangan teknologi industri

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa pengguna

perpustakaan adalah pihak yang menerima atau menggunakan informasi, seperti

mahasiswa, mahasiswa pascasarjana, dosen dan peneliti, pengamat, bidang-bidang

khusus, masyarakat umum, industri dan pemasaran untuk memperoleh

Referensi

Dokumen terkait

(3) Orang pribadi atau badan yang memanfaatkan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf d dan/atau yang

[r]

Shopping center as a design product must function as a creator of experience that can suit the current condition of the people, both for economic benefit (product differentiation

Secara lebih rinci, tujuan penelitian ini diajabarkan menjadi sebagai berikut (1) mendeskripsikan rata-rata hasil dari kemampuan siswa menulis karangan narasi

[r]

Mekanisme kerja antibakteri flavonoid dalam ekstrak daun stevia ( Stevia rebaudiana Bertoni) menurut Poeloengan dan Pratiwi (2010), yaitu dengan mengikat protein,

Dengan dibuatnya aplikasi ini diharapkan dapat membantu pemakai (user) dalam pencatatan pendaftaran peserta dan dapat membantu proses penyimpanan data siswa sehingga tidak

[r]