• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Kadar Fosfat Dan Tss (Total Suspended Solid) Pada Air Sungai Dengan Metode Spektrofotometri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa Kadar Fosfat Dan Tss (Total Suspended Solid) Pada Air Sungai Dengan Metode Spektrofotometri"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Air

Air merupakan salah satu dari tiga komponen yang membentuk bumi (zat padat,

air, dan atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan sisanya 30%

berupa daratan (dilihat dari permukaan bumi). Udara mengandung zat cair (uap

air) sebanyak 15% dari tekanan atmosfer (Gabriel, 2001).

Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh manusia

dan makhluk hidup lainnya. Manusia memerlukan air baik untuk proses kimia,

fisika maupun untuk aktivitas kehidupan lainnya.

Sekalipun air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui,

tetapi kualitas air sangat dipengaruhi oleh peranan manusia dalam

pengelolaannya. Pengelolaan air meliputi strategi sebagai berikut:

1. Melindungi perairan agar terjaga kebersihannya sehingga dapat menjaga

kelangsungan flora dengan menjaga perakaran tanaman dari gangguan

fisik maupun kimiawi;

2. Mengusahakan cahaya matahari dapat menembus dasar perairan, sehingga

proses fotosintesis dapat berjalan lancar;

(2)

Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang

seksama dan cermat. Untuk mendapatkan air yang baik, sesuai dengan standar

tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena air banyak yang sudah

tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil kegiatan manusia, baik limbah

dari kegiatan rumah tangga, limbah dari kegiatan industri, dan kegiatan-kegiatan

lainnya.

Untuk menetapkan standar air yang bersih tidaklah mudah, karena

tergantung pada banyak faktor penentu. Faktor penentu tersebut antara lain

adalah:

- Kegunaan air:

- Air untuk minum

- Air untuk keperluan rumah tangga

- Air untuk industri

- Air untuk mengairi sawah

- Air untuk kolam perikanan, dan lain-lain.

- Asal sumber air:

- Air dari mata air di pegunungan

- Air danau

- Air sungai

- Air sumur

(3)

Pada prinsipnya pengelolaan sumber daya alam air ini, sangat bergantung

pada bagaimana kita mempergunakan dan memelihara serta memperlakukan

sumber air itu menjadi seoptimal mungkin, tetapi tanpa merusak ataupun

mencemarinya dan juga mempertahankan keadaan lingkungan sebaik-baiknya

(Supardi, 1994).

Adapun penggolongan air menurut peruntukannya adalah sebagai berikut:

1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara

langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu

2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum

3. Golongan C, yaitu air dapat digunakan keperluan perikanan dan

peternakan

4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian,

usaha di perkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).

Air memiliki sifat yang khas yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia yang

lain. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pada kisaran suhu yang sesuai dengan kehidupan, yakni 00C (320F) –

1000C, air berwujud cair. Suhu 00C merupakan titik beku (freezing point)

dan suhu 1000C merupakan titik didih (boiling point) air.

b. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai

penyimpan panas yang baik. Sifat ini memungkinkan air tidak menjadi

panas ataupun dingin dalam seketika.

c. Air memerlukan panas yang tinggi dalam proses penguapan.

d. Air merupakan pelarut yang baik.

(4)

(massa/volume) yang lebih rendah daripada air. Dengan demikian, es akan

mengapung di dalam air.

2.2. Kualitas Air Untuk Kehidupan

Sesuai dengan ketentuan badan dunia (WHO) maupun badan setempat

(Departemen Kesehatan) serta ketentuan/peraturan lain yang berlaku seperti

APHA (American Public Health Association atau Asosiasi Kesehatan Masyarakat

AS), layak tidaknya air untuk kehidupan manusia ditentukan berdasarkan

persyaratan kualitas secara fisik, secara kimia, dan secara biologis.

2.2.1. Kualitas Air Secara Fisik

1. Kekeruhan

Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan

anorganik, seperti lumpur dan buangan dari permukiman tertentu yang

menyebabkan air sungai menjadi keruh. Air yang mengandung kekeruhan

tinggi akan mengalami kesulitan kalau diproses untuk sumber air bersih.

Kesulitannya antara lain dalam proses penyaringan. Hal lain yang tidak

kalah pentingnya adalah bahwa air dengan kekeruhan tinggi akan sulit

(5)

2. Temperatur

Kenaikan temperatur atau suhu di dalam badan air, dapat menyebabkan

penurunan kadar oksigen terlarut (DO atau Dissolved Oxygen) air. DO

yang terlalu rendah, dapat menimbulkan bau yang tidak sedap akibat

terjadinya degradasi atau penguraian bahan-bahan organik ataupun

anorganik di dalam air secara anaerobik. Selain itu dengan adanya kadar

residu/sisa yang tinggi di dalam air menyebabkan rasa yang tidak enak

serta dapat mengganggu pencernaan makanan (Suriawiria, 2005).

Naiknya suhu air akan menimbulkan akibat sebagai berikut:

a. Menurunnya jumlah oksigen terlarut di dalam air

b. Meningkatkan kecepatan reaksi kimia

c. Mengganggu kehidupan ikan dan hewan air lainnya

d. Jika batas suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air

lainnya mungkin akan mati (Kristanto, 2002).

3. Warna

Warna air berubah bergantung kepada warna buangan yang memasuki

badan air.

4. Bau dan rasa

Bau dan rasa yang terdapat di dalam air baku dapat dihasilkan oleh

kehadiran organisme seperti mikroalga dan bakteri. Dari segi estetika, air

yang berbau, apalagi bau busuk, ataupun air yang berasa secara alami

tidak dikehendaki dan tidak dibenarkan oleh peraturan dan ketentuan yang

(6)

2.2.2. Kualitas Air Secara Kimia

1. pH

Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH

berkisar antara 6,5 – 7,5 (Wardhana, 1995).

2. Kandungan senyawa kimia di dalam air

Contoh : logam berat seperti Hg (air raksa) dan Pb (timbal) merupakan zat

kimia berbahaya jika masuk ke dalam air.

3. Kandungan residu atau sisa

Contoh : residu pestisida, deterjen, kandungan senyawa toksin atau racun,

dan sebagain.

Tarikan atom oksigen pada elektron-elektron ikatan jauh lebih kuat

daripada yang dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif

pada kedua atom hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen.

Adanya muatan pada tiap-tiap atom tersebut membuat molekul air memiliki

sejumlah momen dipol. Gaya tarik-menarik listrik antar molekul-molekul air

akibat adanya dipol ini membuat masing-masing molekul saling berdekatan,

membuatnya sulit untuk dipisahkan dan yang pada akhirnya menaikkan titik didih

air.Gaya tarik-menarik ini disebut sebagai ikatan hidrogen.

Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak

zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di

bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat

dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan)

(7)

2.2.3. Kualitas Air Secara Biologis

1. Parameter mikroba pencemar

Contoh : E.coli di dalam air, sangat tidak diharapkan apalagi kalau air

tersebut untuk kepentingan kehidupan manusia (rumah tangga). Untuk air

minum, E.coli harus kurang dari satu atau tidak ada sama sekali, kalau

kualitas air tersebut termasuk yang betul-betul memenuhi syarat.

2. Patogen

Banyak jenis bakteri patogen (penyebab penyakit) berkembang dan

menular melalui badan air, misalnya penyebab penyakit tifus (Salmonella),

disentri (Shigella), kolera (Vibrio), dan difteri (Corynebacterium).

3. Penghasil toksin

Contoh : Clostridium, Pseudomonas, Vibrio (Suriawiria, 2005).

2.3. Pencemaran Air

Pencemaran air dan tanah umumnya terjadi oleh tingkah laku manusia

seperti oleh zat-zat deterjen, asam belerang, dan zat-zat kimia sebagai sisa

pembuangan pabrik-pabrik kimia/industri. Pencemaran ini pun bisa juga oleh

pestisida, herbisida, pupuk tanaman yang merupakan unsur-unsur polutan,

sehingga mutu air dan tanah berkurang bahkan dapat membahayakan, baik untuk

tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia. Jangan dilupakan pula sampah-sampah

atau kotoran yang tidak berguna akibat proses kehidupan manusia yang sering

membuang sampah kedalam tanah/air (sungai). Hal ini jelas akan mempengaruhi

(8)

2.3.1. Sumber Pencemaran Air

1. Pencemaran Mikroorganisme dalam Air

Berbagai kuman penyebab penyakit pada makhluk hidup seperti bakteri,

virus, protozoa, dan parasit sering mencemari air. Kuman yang masuk

kedalam air tersebut berasal dari buangan limbah rumah tangga maupun

buangan dari industri peternakan, rumah sakit, tanah pertanian, dan

sebagainya.

2. Pencemaran Air oleh Bahan Inorganik Nutrisi Tanaman

Penggunaan pupuk nitrogen dan fosfat dalam bidang pertanian telah

dilakukan sejak lama secara meluas. Pupuk kimia ini dapat menghasilkan

produksi tanaman pangan yang tinggi sehingga digunakan petani. Tetapi di

lain pihak, nitrat dan fosfat dapat mencemari sungai, danau, dan lautan.

Sebetulnya sumber pencemaran nitrat ini tidak hanya berasal dari pupuk

pertanian saja, karena di udara atmosfer bumi mengandung 78% gas

nitrogen. Pada waktu hujan dan terjadi kilat dan petir, di udara akan

terbentuk ammonia dan nitrogen (NH4-, NO3-) dan terbawa air hujan

menuju permukaan tanah. Nitrogen akan bersenyawa dengan kompleks

lainnya.

3. Limbah Organik Menyebabkan Kurangnya Oksigen Terlarut

Penyebab utama berkurangnya kadar oksigen dalam air ialah limbah

organik yang terbuang dalam air. Limbah organik akan mengalami

degradasi dan dekomposisi oleh bakteri aerob (menggunakan oksigen

dalam air), sehingga lama kelamaan oksigen yang terlarut dalam air akan

(9)

4. Pencemaran Bahan Kimia Inorganik

Bahan kimia inorganik seperti asam, garam, dan bahan toksik logam

seperti Pb, Cd, Hg dalam kadar yang tinggi dapat menyebabkan air tidak

enak untuk diminum. Di samping dapat menyebabkan matinya kehidupan

air seperti ikan dan organisme lainnya, pencemaran bahan tersebut juga

dapat menurunkan produksi tanaman pangan dan merusak peralatan yang

dilalui air tersebut (karena bersifat korosif).

5. Pencemaran Bahan Kimia Organik

Bahan kimia organik seperti minyak, plastik, pestisida, larutan pembersih,

deterjen, dan masih banyak lagi bahan organik terlarut yang digunakan

oleh manusia dapat menyebabkan kematian pada ikan maupun organisme

lainnya.

6. Sedimen dan Bahan Tersuspensi

Bahan partikel yang tidak terlarut seperti pasir, lumpur, tanah, dan bahan

kimia inorganik menjadi bentuk bahan tersuspensi di dalam air, sehingga

bahan tersebut menjadi penyebab polusi tertinggi di dalam air. Partikel

yang tersuspensi menyebabkan kekeruhan dalam air, sehingga mengurangi

kemampuan ikan dan organisme air lainnya memperoleh makanan,

mengurangi tanaman air melakukan fotosintesis, pakan ikan menjadi

tertutup lumpur, insang ikan dan kerang tertutup oleh sedimen dan akan

mengakumulasi bahan beracun seperti pestisida dan senyawa logam.

7. Meningkatnya Radioaktivitas Air Lingkungan

Zat radioaktif dapat menyebabkan berbagai macam kerusakan biologis

(10)

tidak etis bila ada yang membuang bahan sisa radioaktif ke lingkungan.

Secara nasional sudah ada peraturan perundangan yang mengatur masalah

bahan sisa (limbah) radioaktif . Mengenai hal ini Badan Tenaga Atom

Nasional (BATAN) secara aktif mengawasi pelaksanaan peraturan

perundangan tersebut. Pembakaran batubara adalah salah satu sumber

yang dapat menaikkan radioaktivitas lingkungan (Wardhana, 1995).

2.3.2. Pencemaran Air Sungai, Danau, dan Waduk

Secara alamiah, sungai dapat tercemar pada daerah permukaan air saja.

Pada sungai yang besar dengan arus air yang deras, sejumlah kecil bahan

pencemaran akan mengalami pengenceran sehingga tingkat pencemaran menjadi

sangat rendah.

Hal tersebut menyebabkan konsumsi oksigen terlarut yang diperlukan

oleh kehidupan air dan biodegradasi akan cepat diperbaharui. Tetapi terkadang

sebuah sungai mengalami pencemaran yang berat sehingga air mengandung bahan

pencemaran yang sangat besar. Akibatnya, proses pengenceran dan biodegradasi

akan sangat menurun jika arus mengalir perlahan karena kekeringan atau

penggunaan sejumlah air untuk irigasi. Hal ini juga mengakibatkan penurunan

kadar oksigen terlarut. Suhu yang tinggi dalam air menyebabkan laju proses

biodegradasi yang dilakukan oleh bakteri pengurai aerobik menjadi naik dan dapat

menguapkan bahan kimia ke udara.

Proses pelarutan dalam danau, waduk, muara, dan laut sering kurang

efektif daripada dalam sungai karena air dalam danau, waduk, dan laut banyak

terdiri dari lapisan-lapisan yang sedikit mengalami pencampuran. Tetapi lapisan

(11)

lapisan air tersebut juga dapat mengurangi tingkat oksigen terlarut, terutama pada

lapisan paling bawah. Di samping itu, aliran air danau dan waduk sangat kecil

sehingga dapat mengurangi daya pengenceran dan penambahan kandungan

oksigen terlarut (Darmono, 2001).

2.3.3. Usaha Mencegah Pencemaran Air

Usaha pencegahan ini bukan merupakan proses yang sederhana, tetapi

melibatkan berbagai faktor sebagai berikut:

1. Air limbah yang akan dibuang ke perairan harus diolah lebih dahulu

sehingga memenuhi standar air limbah yang telah ditetapkan pemerintah

2. Menentukan dan mencegah terjadinya interaksi antarpolutan satu dengan

lainnya .

3. Menggunakan bahan yang dapat mencegah dan menyerap minyak yang

tumpah di perairan

4. Tidak membuang air limbah rumah tangga langsung ke dalam perairan.

Hal ini untuk mencegah pencemaran air oleh bakteri

5. Limbah radioaktif harus diproses dahulu agar tidak mengandung bahaya

radiasi dan barulah dibuang di perairan

6. Mengeluarkan atau menguraikan deterjen atau bahan kimia lain dengan

menggunakan aktivitas mikroba tertentu sebelum dibuang ke dalam

perairan umum (Supardi, 1994).

2.4. Fosfat

Fosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan

(Dugan, 1972). Fosfor merupakan unsur yang esensial bagi tumbuhan tingkat

(12)

alga akuatik serta sangat mempengaruhi tingkat produktivitas perairan.

Fosfat terdapat dalam air alam atau air limbah sebagai senyawa ortofosfat,

polifosfat dan fosfat organis. Setiap senyawa fosfat tersebut terdapat dalam bentuk

terlarut, tersuspensi atau terikat di dalam sel organisme air. Di daerah pertanian

ortofosfat berasal dari bahan pupuk yang masuk ke dalam sungai atau danau

melalui drainase dan aliran air hujan. Polifosfat dapat memasuki sungai melalui

air buangan penduduk dan industri yang menggunakan bahan deterjen yang

mengandung fosfat, seperti industri logam dan sebagainya.

Fosfat organis terdapat dalam air buangan penduduk (tinja) dan sisa

makanan. Fosfat organis dapat pula terjadi dari ortofosfat yang terlarut melalui

proses biologis karena baik bakteri maupun tanaman menyerap fosfat bagi

pertumbuhannya. Keberadaan senyawa fosfat dalam air sangat berpengaruh

terhadap keseimbangan ekosistem perairan. Bila kadar fosfat dalam air rendah (<

0,01 mg P/L), pertumbuhan ganggang akan terhalang, kedaan ini dinamakan

oligotrop. Sebaliknya bila kadar fosfat dalam air tinggi, pertumbuhan tanaman dan

ganggang tidak terbatas lagi (kedaaan eutrop), sehingga dapat mengurangi jumlah

oksigen terlarut air. Hal ini tentu sangat berbahaya bagi kelestarian ekosistem

perairan (Alaerts, 1984

Berdasarkan kadar fosfor total, perairan diklasifikasikan menjadi tiga,

yaitu: perairan dengan tingkat kesuburan rendah, yang memiliki kadar fosfat total

berkisar antara 0 – 0,02 mg/liter; perairan dengan tingkat kesuburan sedang, yang

memiliki kadar fosfat total 0,021 – 0,05 mg/liter; dan perairan dengan tingkat

kesuburan tinggi, yang memiliki kadar fosfat total 0,051 – 0,1 mg/liter

(13)

Fosfat yang berasal dari air atau limbah alami biasanya berbentuk sebagai

senyawa fosfat saja. Senyawa fosfat dapat diklasifikasikan sebagai ortofosfat,

fosfat yang terkondensasi (pyro, metha, polifosfat lainnya), dan senyawa fosfat

yang terikat secara organik.

Senyawa-senyawa fosfat yang biasa dideteksi dengan cara kolorimetri

tanpa hidrolisis atau oksidasi dengan pemanasan sampel disebut sebagai “fosfor

reaktif” atau ortofosfat. Hidrolisis asam pada titik didih air mengubah fosfat

terlarut atau fosfat partikulat yang berkondensasi menjadi ortofosfat terlarut.

Istilah “fosfat yang terhidrolisis asam” lebih disukai daripada “fosfat

terkondensasi”. Fraksi-fraksi senyawa fosfat yang terkonversi menjadi ortofosfat

hanya oleh proses oksidasi yang dekstruktif dari zat-zat organik disebut sebagai

“fosfat organik”. Total fosfat seperti juga fraksi fosfat yang terlarut atau

tersuspensi dapat dibagi secara analitik menjadi 3 bagian seperti tersebut di atas.

Metode ini menggunakan teknik oksidasi persulfat untuk

membebaskan/menetapkam fosfat organik. Metode kolorimetri yang

dipergunakan adalah metode asam askorbat. Ammonium molibdat dan potassium

antimonil tartrat dalam media asam dengan ortofosfat untuk membentuk asam

heteropoli-asam fosfomolibdat yang tereduksi menjadi molybdenum yang

berwarna biru oleh asam askorbat.

Metode asam askorbat dapat digunakan untuk penetapan bentuk-bentuk

fosfat tertentu di dalam air minum, air permukaan, air payau, air limbah rumah

tangga dan limbah industri. Cara uji ini digunakan untuk penentuan kadar fosfat

yang terdapat dalam air/air limbah antara 0,01 - 1.0 mg/L PO43- dengan

(14)

gelombang 890 nm.

Ciri-ciri air yang mengandung fosfat, yaitu:

1. Warna air menjadi kehijauan

2. Berbau tidak sedap

3. Kekeruhan menjadi sangat meningkat (www.wikipedia.com).

2.4.1. Kegunaan Fosfat

Kegunaan fosfat dapat digunakan sebagai pupuk dan juga sebagai bahan

peledak, korek api, pestisida, odol dan deterjen.

- Pembuatan pupuk

Pembuatan Fosfat Sebagai Pupuk mudah larut dalam air sehingga sebagian

besar akan segera difiksasi oleh Al dan Fe yang terdapat di dalam tanah .

Fosfat dengan kandungan Ca setara CaO yang cukup tinggi (>40%) umumnya

mempunyai reaktivitas tinggi sehingga sesuai digunakan pada tanah-tanah masam.

Sebaliknya, fosfat dengan kandungan sesquioksida tinggi (Al2O3 dan Fe2O3)

tinggi kurang sesuai digunakan pada tanah-tanah masam.dunia hanya akan

bertahan untuk 100-120 tahun jika penambangan fosfat alam tidak dikelola

dengan tepat.

- Pembuatan detergen

(15)

1. Surfaktan berfungsi meningkatkan daya pembahasan air sehingga kotoran

yang berlemak dapat dibasahi, mengendorkan dan mengangkut kotoran dari kain

dan mensuspensikan kotoran yang telah terlepas, sehingga kotoran tidak

menempel kembali pada barang yang dicuci. Macam-macam surfaktan yang

digunakan pada detergen yaitu:

2. Linear alkil benzena sulfanat (LAS), etoksisulfat, alkil sulfat, memiliki daya

bersih yang sangat baik, dengan busa yang sangat banyak, biasanya digunakan

untuk pencuci kain dan pencuci piring.

2.4.2. Penurunan Fosfat pada air

Senyawa fosfat dalam air limbah akan menimbulkan permasalahan bagi

lingkungan perairan. Tanah dapat dimanfaatkan untuk pengolahan air limbah

dalam rangka mengurangi pencemaran lingkungan menyebabkan suatu fenomena

yang disebut eutrofikasi (pengkayaan nutrien). Untuk mencegah kejadian tersebut,

air limbah yang akan dibuang harus diolah terlebih dahulu untuk mengetahui

kandungan fosfat sampai pada nilai (Alaerts, 1984).

1. Penambahan Kapur ( CaO dan Ca(OH)2 )

Untuk mereaksikan alkalibikarbonat dan mengatur pH air (6-8) sehingga

menyebabkan pengendapan.

2. Tawas ( Al2(SO4)3 )

Untuk menjernihkan air dan menurunkan alkalinitas air.

3. Zeolit ( SiO4 dan AlO4 )

Sebagai penukar ion dan sebagai penyaring melalui adsorpsi selektif atau

penolakan molekul karena perbedaan dalam ukuran molekul.

(16)

Air dikatakan eutrofik jika konsentrasi total phosphorus dalam air berada.

dalam rentang 35-100 µg/L (www.scribdt.sudi_setyo_budi.pdf).

2.5. TSS (Total Suspended Solid)

Zat Padat Tersuspensi (TSS) adalah padatan yang menyebabkan

kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap, terdiri dari

partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya

tanah liat, bahan-bahan organik tertentu, sel-sel mikroorganisme, dan sebagainya .

Zat padat tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia yang

heterogen, dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling awal dan

dapat menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu perairan . TSS

berhubungan erat dengan erosi tanah dan erosi dari saluran sungai. TSS sangat

bervariasi, mulai kurang dari 5 mg L-1 yang yang paling ekstrem 30.000 mg L-1

di beberapa sungai. TSS tidak hanya menjadi ukuran penting erosi di alur sungai,

juga berhubungan erat dengan transportasi melalui sistem sungai nutrisi (terutama

fosfor), logam, dan berbagai bahan kimia industri dan pertanian .

2.5.1. Zat Padat dalam Air

Dalam air alam ditemui dua kelompok zat, yaitu zat terlarut seperti garam

dan molekul organis, dan zat padat tersuspensi dan koloidal seperti tanah liat,

kwarts. Perbedaan pokok antara kedua zat ini ditentukan melalui ukuran/diameter

partikel-partikel tersebut.

Analisa zat padat dalam air sangat penting bagi penentuan

komponen-komponen air secara lengkap, juga untuk perencanaan serta pengawasan

proses-proses pengolahan dalam bidang air minum maupun dalam bidang air buangan.

(17)

sebagai: partikel tersuspensi koloidal (partikel koloid) dan partikel

tersuspensibiasa (partikel tersuspensi).

Dalam metode analisa zat padat, pengertian zat padat total adalah semua

zat-zat yang tersisa sebagai residu dalam suatu bejana, bila sampel air dalam

bejana tersebut dikeringkan pada suhu tertentu. Zat padat total terdiri dari zat

padat total terlarut dan zat padat total tersuspensi yang dapat bersifat organis dan

inorganis seperti skema berikut:

Zat padat terlarut

Zat padat total Zat padat tersuspensi organis

Zat padat tersuspensi

Zat padat tersuspensi inorganis

Zat padat tersuspensi sendiri dapat diklasifikasikan sekali lagi menjadi

antara lain zat padat terapung yang selalu bersifat organis dan zat padat terendap

yang dapat bersifat organis dan inorganis. Zat padat terendap adalah zat padat

dalam suspensi yang dalam keadaan tenang dapat mengendap setelah waktu

tertentu karena pengaruh gaya beratnya (Alaerts, 1984).

2.5.2. Padatan Total, Terlarut, dan Tersuspensi

Padatan total (residu) adalah bahan yang tersisa setelah air sampel

mengalami evaporasi dan pengeringan pada suhu tertentu (APHA, 1976). Residu

dianggap sebagai kandungan total bahan terlarut dan tersuspensi dalam air.

Selama penentuan residu ini, sebagian besar bikarbonat yang merupakan anion

(18)

sehingga karbondioksida dan gas-gas lain yang menghilang pada saat pemanasan

tidak tercukup dalam nilai padatan total (Boyd, 1998).

Padatan yang terdapat di perairan diklasifikasikan berdasarkan ukuran

diameter partikel, seperti yang ditunjukkan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 2.1 Klasifikasi Padatan di Perairan Berdasarkan Ukuran Diameter

Klasifikasi Padatan Ukuran Diameter (um) Ukuran Diameter (mm)

1. Padatan terlarut < 10-3 < 10-6

2. Koloid 10-3 – 1 10-6 - 10-3

3. Padatan > 1 > 10-3

Tersuspensi

Padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid atau TSS) adalah

bahan-bahan tersuspensi (diameter > 1 µm) yang tertahan pada saringan millipore

dengan diameter pori 0,45 µm.TSS terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik, yang terutama disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi tanah yang

terbawa ke badan air (Effendi, 2003).

Total Suspended Solid (TSS) yang tinggi menghalangi masuknya sinar

matahari ke dalam air, sehingga akan mengganggu proses fotosintesis

menyebabkan turunnya oksigen terlarut yang dilepas kedalam air oleh tanaman.

Jika sinar matahari terhalansi dari dasar tanaman akan berhenti memproduksi

oksigen dan akan mati. Total Suspended Solid (TSS) yang tinggi juga

menyebabkan penurunan kejernihan air (Alaerts, 1984).

(19)

solid(TDS) adalah terlarutnya zat padat, baik berupa ion, senyawa, atau koloid di

dalamair. Zat padat terlarut di dalam air perlu diketahui untuk mengetahui

produktivitas air, karena produktivitas air terhadap kehidupan air sangat

ditentukan oleh kelarutan zat padat di dalamnya. Produktivitas air akan tinggi

terhadap kehidupan organisme seperti tumbuhan dan mikroba apabila zat padat

terlarut tersebut berupa nutrien dalam bentuk senyawa fosfat, nitrat, yang akan

mendukung kehidupan organisme.

Zat padat terlarut di dalam air juga merupakan indikasi ketidaknormalan

air, yaitu terjadi penyimpangan air dari keadaan yang sebenarnya. Penyimpangan

keadaan air ini paling banyak disebabkan oleh kegiatan manusia seperti buangan

berupa limbah industri, kotoran manusia dan hewan, limbah rumah tangga, dan

lain-lain (Situmorang, 2007).

Rasio antara padatan terlarut dan kedalaman rata-rata perairan merupakan

salah satu cara untuk menilai produktivitas perairan. Perbandingan antara TDS

dan kedalaman rata-rata ini dikenal sebagai Morphoedaphic Index (MEI

Kesesuaian perairan untuk kepentingan perikanan berdasarkan nilai

(20)

Tabel 2.2 Kesesuaian Perairan Untuk Kepentingan Perikanan Berdasarkan

Nilai Padatan Tersuspensi (TSS)

Nilai TSS (mg/liter) Pengaruh Terhadap Kepentingan Perikanan

< 25 Tidak berpengaruh

25 – 80 Sedikit berpengaruh

81 – 400 Kurang baik bagi kepentingan perikanan

> 400 Tidak baik bagi kepentingan perikanan

Effendi, 2003).

2.6. Spektrofotometri

Alat yang digunakan untuk analisa spektrofotometri adalah

spektrofotometer. Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitransi

atau absorbansi suatu contoh sebagai fungsi panjang gelombang, pengukuran

terhadap suatu deretan contoh pada suatu panjang gelombang tunggal mungkin

juga dapat dilakukan. Alat-alat demikian dapat dikelompokkan baik sebagai

manual atau perekam, maupun sebagai sinar tunggal atau sinar rangkap.

Pengertian lengkap dari spektrofotometer memerlukan suatu pengetahuan

terperinci tentang optik dan elektronika

.Dan biasanya dalam praktek alat-alat sinar tunggal dijalankan dengan

tangan dan alat-alat sinar rangkap biasanya menonjolkan pencatatan spektrum

(21)

Spektrofotometer terdiri atas alat spektrometer dan fotometer.

Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang

tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan

atau diabsorbsikan. Jadi spektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk

mengukur energi secara relatif apabila energi tersebut ditransmisikan,

direfleksikan atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Kelebihan

spektrofotometer dibandingkan dengan fotometer adalah panjang gelombang dari

sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini dapat diperoleh dengan alat pengurai

seperti prisma, grating ataupun celah optis.

Pada fotometer filter, sinar dengan panjang gelombang yang diinginkan

diperoleh dengan berbagai filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi

melewatkan trayek panjang gelombang tertentu. Fotometer filter ini tidak

mungkin diperoleh panjang gelombang yang benar-benar monokromatis,

melainkan melalui suatu trayek panjang gelombang 30–40 nm.

Sedangkan pada spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar

terseleksi dapat diperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma.

Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu,

monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat

untuk mengukur perbedaan absorpsi antara sampel dan blanko atau pembanding

(22)

Kesalahan- kesalahan dalam spektrofotometer, dapat dicegah dengan

memperhatikan:

1. Sel-sel contoh harus bersih

2. Sidik jari dapat menyerap radiasi ungu

3. Penempatan sel dalam sinar harus dapat ditiru kembali

4. Gelembung gas tidak boleh ada dalam lintasan optik

5. Penerapan panjang gelombang dari alat harus diteliti kadang-kadang

6. Penyimpangan atau ketidakstabilan di dalam sirkuit harus diperbaiki

7. Ketidaktetapan contoh dapat menyebabkan kesalahan-kesalahan jika

pengukuran tidak direncanakan dengan hati- hati (Day & Underwood,

Gambar

Tabel 2.1 Klasifikasi Padatan di Perairan Berdasarkan Ukuran Diameter
Tabel 2.2 Kesesuaian Perairan Untuk Kepentingan Perikanan Berdasarkan

Referensi

Dokumen terkait

Bagi seseorang yang memiliki kemampuan dalam menghadapi tantangan, maka seseorang tersebut dapat merespon atau menyelesaikan segala sesuatu dari masalah yang

Pejabat Pengadaan Barang / Jasa Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Apabila ada peserta lelang yang merasa keberatan atas hasil Pelelangan Umum tersebut diatas diberi kesempatan untuk mengajukan sanggahan kepada Panitia Pengadaan

Pejabat Pengadaan Barang / Jasa Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Hasil dari pembahasannya yaitu pertama, faktor penyebab penyalahguna ecstasy di kota Jambi adalah faktor intern atau faktor yang berasal dari dalam diri sipenyalahguna itu

Memperoleh izin dari instansi/perusahaan tempat bekerja untuk menjadi dosen tidak tetap pada Program Studi Pendidikan Profesi Arsitek yang diusulkan (yang berasal

Kajian mendapati, 1 batang pokok herba misai kucing ( Orthosiphon stamineus ) yang mempunyai 11 dahan mengandungi 187 helai daun menghasilkan kadar purata transpirasi sebanyak

buku, teori, dan lain – lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan teknik wawancara dengan pihaka. terkait.