• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Perilaku Bullying terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Kristen 1 Salatiga Tahun Ajaran 20162017 T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Perilaku Bullying terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XI SMA Kristen 1 Salatiga Tahun Ajaran 20162017 T1 Full text"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERILAKU BULLYING TERHADAP MOTIVASI

BELAJAR SISWA KELAS XI SMA KRISTEN 1 SALATIGA TAHUN

AJARAN 2016/2017

ARTIKEL TUGAS AKHIR

Oleh

Apfia Mustikaningrum

132013061

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

PENGARUH PERILAKU BULLYING TERHADAP MOTIVASI

BELAJAR SISWA KELAS XI SMA KRISTEN 1 SALATIGA

TAHUN AJARAN 2016/2017

Oleh : Apfia Mustikaningrum

(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW) Pembimbing :

Drs. Umbu Tagela, M.Si dan Setyorini, M.Pd (Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara perilaku bullying terhadap motivasi belajar siswa kelas XI SMA Kristen 1 Salatiga tahun ajaran 2016/2017. Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian inferensial dengan menggunakan teknik Analisis Regresi Linier Sederhana (Sugiyono, 2010). Subyek yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 114 siswa kelas XI SMA Kristen 1 Salatiga. Penelitian ini menggunakan bantuan spss 16.00. Berdasarkan hasil regresi linear sederhana dapat diketahui bahwa nilai dari Adjusted R squarenya adalah 0,014 yang berarti 0,14%, jadi dapat dilihat bahwa perilaku bullying hanya memberikan sumbangan sebesar 0,14% untuk motivasi belajar siswa dan untuk 99,86% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Sedangkan untuk hasil Anovanya diketahui bahwa F hitung = 2.61 dan F tabel = 3.94. Oleh karena nilai F hitung lebih kecil dibandingkan dengan F tabel (2.61<3.94) dan untuk untuk tingkat probabilitasnya 0.109 sehingga lebih besar dari 0.05 (0.109>0.05)jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapatpengaruh maka dapat dikatakan juga bahwa perilaku bullying tidak berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi belajar.

Kata kunci : Perilaku bullying, Motivasi Belajar

PENDAHULUAN

Setiap manusia pasti membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara, hal ini

tercantum pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

(7)

aktivitas. Apabila motornya tidak ada, maka aktivitas tidak akan terjadi, bila motorya lemah, aktivitas yang terjadi pun lemah pula. Motivasi belajar berkaitan erat dengan tujuan yang hendak dicapai oleh individu yang sedang belajar itu sendiri. Bila seseorang yang sedang belajar menyadari bahwa tujuan yang hendak dicapai berguna atau bermanfaat baginya, maka motivasi belajar akan muncul dengan kuat (Sri Anitah W, dkk: 19).

Motivasi belajar siswa di sekolah dipengaruhi beberapa faktor antara lain faktor internal yang berasal dari dalam diri individu dan faktor eksternal yang bersumber dari luar diri individu. Faktor internal sendiri mencakup kemampuan atau keterampilan, tingkat pendidikan, sikap dan sistem nilai yang dianut, pengalaman masa lampau, aspirasi atau harapan masa depan, latar belakang sosial budaya, maupun persepsi individu. Sedangkan faktor eksternal meliputi tuntutan kepentingan keluarga, kehidupan kelompok, kebijaksanaan yang berkaitan dengan pekerjaannya sebagai siswa, maupun lingkungan sosial (Hutagalung, 2005).

Lingkungan sosial dapat berpengaruh besar terhadap motivasi belajar siswa. Lingkungan sosial yang buruk berpengaruh juga terhadap hubungan sosial yang buruk, seperti kakak kelas yang merasa dirinya lebih senior daripada adik tingkatnya. Hubungan sosial yang buruk seperti itu termasuk dalam perilaku

bullying. Olweus (Krahe, 2005) mendefinisikan bullying sebagai “Tindakan negatif dalam waktu yang cukup panjang dan berulang yang dilakukan oleh satu orang atau lebih terhadap orang lain, sehingga korbannya terus menerus berada dalam keadaan cemas dan terintimidasi”.

Perilaku bullying dapat menghancurkan semangat dan motivasi siswa dan terutama menciptakan situasi yang tidak nyaman untuk belajar. Motivasi belajar siswa yang menjadi lemah dan lemahnya motivasi atau tiadanya motivasi belajar tersebut akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu prestasi belajar akan rendah, menurut pendapat Biggs dan Tefler (Dimyati dan Mudjiono, 2006).

(8)

siswa yang ingin pindah kelas yang baru supaya tidak terjadi kasus bullying lagi.

Berdasarkan uraian diatas, menurunnya motivasi belajar peserta didik dipengaruhi oleh bullying yang berdampak pada mutu prestasi belajar yang rendah atau merosot. Dari latar belakang yang telah penulis uraikan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian skripsi dengan judul “Pengaruh Perilaku Bullying Terhadap Motivasi Belajar Siswa XI SMA Kristen 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017”. LANDASAN TEORI

A. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Sardiman (2008) motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama. Sedangkan menurut menurut Winkel, (2004) mendefinisikan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan serta memberi arah pada kegiatan belajar.

Merujuk dari dua pendapat mengenai definisi motivasi belajar maka dapat dinyatakan bahwa motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa untuk merubah perilaku yang didorong adanya keinginan untuk berhasil, adanya kebutuhan dalam belajar, adanya kebutuhan dalam belajar, cita-cita

masa depan, penghargaan dalam belajar kegiatan yang menarik dalam belajar, serta adanya lingkungan belajar yang kondusif, yang dilakukan melalui proses belajar.

2. Jenis-jenis Motivasi Belajar

Terdapat dua aspek dalam teori motivasi belajar yang dikemukakan oleh Sardiman (2008), yaitu:

a. Motivasi ekstrinsik, yaitu melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Misalnya, murid belajar keras dalam menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang baik. Terdapat dua kegunaan dari hadiah, yaitu sebagai insentif agar mau mengerjakan tugas, dimana tujuannya adalah mengontrol perilaku siswa, dan mengandung informasi tentang penguasaan keahlian.

b. Motivasi instrinsik, yaitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalnya, murid belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mata Ajaran yang diujikan itu. Murid termotivasi untuk belajar saat mereka diberi pilihan, senang menghadapi tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka, dan mendapat imbalan yang mengandung nilai informasional tetapi bukan dipakai untuk kontrol, misalnya guru memberikan pujian kepada siswa.

(9)

B. Perilaku Bulllying

1. Pengertian Perilaku Bullying

Olweus (Krahe, 2005)

mendefinisikan “Bullying sebagai perilaku negatif dalam waktu yang cukup panjang dan berulang yang dilakukan oleh satu orang atau lebih terhadap orang lain, sehingga korbannya terus menerus berada dalam keadaan cemas dan terintimidasi”.

Bullying adalah sebuah situasi di mana terjadinya penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan yang dilakukan oleh seorang/sekelompok orang. Pihak yang kuat di sini tidak hanya berarti kuat dalam ukuran fisik, tetapi bisa juga kuat secara mental. Korban bullying tidak mampu membela atau mempertahankan diri karena lemah secara fisik dan atau mental(Sejiwa, 2008).

Dari dua pendapat para ahli di atas, maka penulis dapat menyatakan bahwa bullying adalah perilaku di mana terjadi ketidakseimbangan kekuatan di antara pelaku bullying dan korbannya, sehingga dapat dikatakan bahwa bully selalu lebih kuat daripada korbannya. Bullying dapat berbentuk perilaku langsung maupun tidak langsung. Bullying langsung mencakup pelecehan fisik, bullying tidak langsung membuat korbannya merasa terasing dan terkucil secara sosial.

2. Bentuk-bentuk Perilaku Bullying

Berdasarkan bentuknya menurut Olweus (2003)bullying dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu bullying secara verbal, fisik dan relasional atau mental.

1. Verbal

Bentuk bullying ini berhubungan dengan verbal atau kata-kata. Perilaku yang termasuk di dalamnya adalah memaki, menghina, mengejek, memfitnah, memberi julukan yang tidak menyenangkan, mempermalukan di depan umum, menuduh, menyoraki, menyebarkan gosip yang negatif dan membentak.

2. Fisik

Bentuk bullying ini yang paling terlihat karena bersifat langsung dan terdapat kontak fisik antara korban dan pelaku. Contoh perilakunya seperti memukul, meludahi, menampar, mendorong, menjambak, menjewer, menimpuk, menendang, dan berbagai ancam kontak fisik lainnya.

3. Relasional atau Mental

Bentuk bullying ini berhubungan dengan semua perilaku yang bersifat merusak hubungan dengan orang lain. Perilaku yang termasuk dengan sengaja mendiamkan seseorang, mengucilkan seseorang, penolakan kelompok, pemberian gesture yang tidak menyenangkan seperti memandang sinis, merendahkan dan penuh ancaman.

(10)

3. Faktor-Faktor Penyebab Bullying

Banyak ditemukan faktor-faktor yang menyebabkan pelaku melakukan perilaku Bullying .Olweus (dalam Rudi, 2010) menyebutkan terdapat faktor-faktor yang membuat seseorang menjadi pelaku dalam perilaku Bullying diantaranya: 1. Pelaku pernah menjadi korban Bullying 2. Balas dendam

3. Menunjukan eksistensi diri 4. Ingin mendapatkan pengakuan

5. Menutupi kekurangan yang dimilikinya Berdasarkan faktor-faktor penyebab bullying tersebut penulis dapat menyatakan bahwa seseorang dalam menjadi pelaku bullying dikarenakan pelaku pernah menjadi korban dari bullying sehingga dia merasa harus melakukan hal yang sama kepada orang lain untuk menutupi segala kekurangannya sebagai wujud balas dendam dan mendapatkan pengakuan dari orang lain bahwa sebenarnya dia lebih hebat.

C. Pengaruh Perilaku Bullying terhadap Motivasi Belajar Siswa

Seseorang yang sering melakukan perilaku bullying sebagian besar adalah seseorang yang pernah menjadi korban bullying, kebanyakan pelaku bullying tidak sadar bahwa sedang melakukan hal yang berdampak negatif pada korbannya. Disekolah khususunya, banyak yang beranggapan bahwa perilaku bullying adalah hal yang sepele dan dianggap

sebagai bahan becandaan, sedangkan yang menjadi korbannya merasa tertekan. Perilaku bullying mempunyai dampak yang negatif terhadap korbannya salah satunya adalah motivasi belajar korban bullying akan menurun karena yang menjadi korban bullying akan merasa tidak nyaman ketika berada disekolah maupun dirumah. Sardiman (2008) motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah dan bertahan lama. Berdasarkan teori Sadirman jelas bahwa ketika ada masalah di dalam sekolah seseorang tidak akan mempunyai semangat dalam belajar.

Berdasarkan apa yang telah diungkapkan di atas penulis menyatakan bahwa perilaku bullying mempunyai pengaruh yang terhadap motivasi belajar. Jadi semakin tinggi perilaku bullying yang diterimanya maka semakin rendah motivasi belajarnya, begitu pula sebaliknya semakin rendah perilaku bullying semakin tinggi motivasi belajar siswa.

METODE PENELITIAN

(11)

XI yang berjumlah 172 siswa, dan sampelnya berjumlah 114 siswa.Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuisioner perilaku bullying dan skala sikap motivasi belajar.

Untuk Teknik analisa data yang terkumpul dalam penelitian ini menggunakan teknik Analisis Regresi Linear Sederhana (Sugiyono, 2012) dam dianalisa menggunakan metode statistik memakai teknik analisis regresi linier sederhana dengan bantuan SPSS 16.00 yaitu untuk melihat pengaruh perilaku bullying terhadap motivasi belajar siswa kelas XI SMA Kristen 1 Salatiga tahun Ajaran 2016/2017.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Analisis deskriptif Motivasi Belajar Berdasarkan data yang sudah ada,motivasi belajar ekstrinsik siswa kelas XI SMA Kristen 1 Salatiga sebesar 41.23% dan siswa yang memiliki motivasi belajar instrinsik sebesar 58.77%, sehingga ada 67 siswa yang termasuk dalam motivasi belajar instrinsik dan ada 33 siswa yang termasuk dalam motivasi belajar ekstrinsik.

2. Analisis deskriptif Perilaku Bullying Berdasarkan data yang sudahada, dapat diketahui siswa yang memiliki perilaku bullying berkategori sangat tinggi sebesar

4%, kategori tinggi sebesar 14%, kategori sedang sebesar 50%, kategori rendah sebesar 25%, dan kategori sangat rendah sebesar 7%. Dari hasil tersebut terlihat bahwa perilaku bullying siswa kelas XI SMA Kristen 1 Salatiga sebagian besar berkategori sedang dengan jumlah siswa 58 orang.

3. Analisis Regresi 1) Hasil Regresi Linear

(12)

belajar. Sedangkan untuk tingkat probabilitasnya 0.109 sehingga lebih besar dari 0.05 (0.109>0.05) maka dapat dikatakan juga bahwa perilaku bullying tidak berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi belajar. Sedangkan untuk coefficientnya, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi perilaku bullying sebesar 0,109, yang artinya bahwa nilai signifikansi lebih besar dari taraf signifikansi sebesar 0,05 (0,109>0,05). Dengan demikian, hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh perilaku bullying terhadap motivasi belajar adalah tidak dapat diterima. Artinya, tidak ada pengaruh yang signifikan antara perilaku bullying terhadap motivasi belajar.

B. Pembahasan

Perilaku Bullying adalah perilaku dimana terjadi ketidakseimbangan kekuasaan baik dari fisik maupun mental antara pelaku bullying dan korban dan dapat berupa tindakan kekerasan baik verbal, fisik, maupun relasional/mental. Sedangkan motivasi belajar adalah dorongan ekstrinsik dan intrinsik pada siswa untuk merubah perilaku yang didorong adanya keinginan untuk berhasil, adanya kebutuhan dalam belajar, adanya kebutuhan dalam belajar, cita-cita masa depan, penghargaan dalam belajar kegiatan yang menarik dalam belajar, serta adanya lingkungan belajar yang

kondusif, yang dilakukan melalui proses belajar.

Masalah yang ingin diungkap dalam penelitian ini adalah apakah ada tidaknya pengaruh signifikansi dari perilaku bullying terhadap motivasi belajar siswa di SMA Kristen 1 Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian diolah dengan menggunakan program SPSS, dapat dijadikan dasar untuk menjawab hipotesis yang diajukan yaitu “Ada pengaruh yang signifikan antara perilaku bullying terhadap motivasi belajar siswa kelas XI SMA Kristen 1 Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017”.

(13)

2016/2017. Kemungkinan tersebut antara lain : adanya kemungkinan kesalahan dalam penyusunan konsep dan landasan teori perilaku bullying ataupun motivasi belajar, adanya kemungkinan kesalahan dalam penyusunan instrumen dan penentuan populasi serta sampel yang akan digunakan dalam penelitian, dan adanya kemungkinan kesalahan dalam mengolah dan menganalisis hasil. Selain itu, kemungkinan lain yang dapat terjadi adalah karena penulis tidak mempertimbangkan subyek penelitian yang akan dipakai, penulis seharusnya mempertimbangkan kembali apakah yang akan menjadi subyek tersebut adalah korban atau pelaku bullying.

Hasil penelitian ini secara implisit menyatakan bahwa siswa yang mengalami perilaku bullying entah yang menjadi pelaku ataupun korban bullying baik secara verbal, fisik, ataupun relasional tidak memiliki pengaruh terhadap motivasi belajarnya. Menurut pandangan umum dapat dilihat juga bahwa kebanyakan siswa yang menjadi pelaku bullying lebih unggul atau lebih pandai dibandingan siswa yang lain.

Berdasarkan hasil penelitian juga menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa tidak hanya tergantung pada aspek ekstrinsik saja melainkan aspek instrinsik yang ada di dalam diri siswa juga berperan aktif, terbukti dengan 67 siswa

yang lebih cenderung pada motivasi intrinsiknya dibandingan dengan motivasi ekstrinsik. Bisa dikatakan bahwa tingginya motivasi siswa dalam belajar dapat mengalahkan perilaku bullying yang sering terjadi dilingkungan sekolah, sehingga tingginya perilaku bullying yang terjadi di lingkungan sekolah menjadi hal yang biasa dan tidak berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.

Seperti yang diungkapkan oleh Sadirman (2008) tentang fungsi dari motivasi belajar tentang menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Hal ini mempertegas bahwa siswa yang motivasi intrinsiknya lebih kuat maka siswa tersebut akan mengetahui dan menyeleksi perbuatan yang baik ataupun yang kurang baik. Sehingga jika ada permasalahan yang terjadi dilingkungan sekitarnya yang berpengaruh buruk maka siswa yang memiliki motivasi intrinsik lebih kuat tidak akan mempengaruhi dirinya.

KESIMPULAN DAN SARAN

(14)

Ajaran 2016/2017. Berdasarkan hasil regresi linear sederhana dapat diketahui bahwa nilai dari Adjusted R squarenya adalah 0,014 yang berarti 0,14%. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel perilaku bullying mempengaruhi motivasi belajar hanya sebesar 0,14% dan untuk 99,86% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Sedangkan untuk hasil Anovanya diketahui bahwaF hitung = 2.61 dan F tabel = 3.94. Oleh karena nilai F hitung lebih kecil dibandingkan dengan F tabel (2.61<3.94) jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh secara simultan antara perilaku bullying terhadap motivasi belajar. Untuk tingkat probabilitasnya 0.109 sehingga lebih besar dari 0.05 (0.109>0.05) maka dapat dikatakan juga bahwa perilaku bullying tidak berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi belajar.

5.2 Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai tindak lanjut dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagi Siswa

Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini, penulis menyarankan agar siswa dapat mengurangi tingkat perilaku bullying yang ada di lingkungan sekolah karena pada dasarnya

bullying mempunyai dampak negatif dalam kehidupan. Siswa diharapkan untuk memilih kegiatan-kegiatan positif yang ada didalam maupun diluar sekolah

yang dapat membantu

menumbuhkan motivasi dalam belajarnya.

2.Bagi Sekolah

Para pendidik hendaknya dapat memberikan motivasi kepada siswa agar siswa dapat mengurangi tindakan bullying yang membuat orang-orang disekitarnya tidak nyaman, sehingga proses belajar mengajar tidak terganggu.

3.Bagi Peneliti selanjutnya

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih belum dapat membuktikan bahwa perilaku bullying memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar, untuk itu penulis menyarankan bagi mahasiswa lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan menambah jumlah responden.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 1995. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa. Amrina, Puspa. 2012. Pengaruh Bullying

(15)

Iniversitas 17 Agustus 1945.

http://ejurnal.untag-smd.ac.id.

Diunduh: 28 Juli 2016.

Anitah, Sri,dkk. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: BinaAksara.

Azwar, Saifudin. 2007. Validitas dan Reliabilitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ____________. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pelajar Offset.

____________. 2007. P enyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Eping. 2014. Hubungan Antara Self Efficacy dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. Hamalik, Oemar. 2004. Psikologi Belajar

dan mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Hazeldan Foundation.2007. What is Bullying. Center City,MN: Hazeldan Publishing.

Hutagalung, L. 2005. Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo.

KPAI: Bullying SMAN 3 Jakarta Potret Panduan Psikologi Sosial. Terjemahan: Drs. Helly Prajitno Soetjipto, MA & Dra. Sri Mulyantini Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lipkins, Susan. 2008. Menumpas kekerasan pelajar dan mahasiswa: menghentikan perpeloncoan di sekolah/kampus.Tangerang:Inspiri ta, 2008.

Marshar, Riana. 2011. Bullying di Sekolah. Jurnal Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol 3, No.6 : Edukasi.

http://id.portalgaruda.org/index.ph p. Diunduh: 20 Mei 2016.

Olweus. 1993. Bullying at school. Australia : Blackwell publishing.

_______. 2003. Bullying at school: What we know and what we can do. Oxford: Blackwell Publishers. Pintrich, Paul, dan H. Schunk, Dale. 2002.

Motivation in education. Columbus–Ohio: Upper Saddle Rever.

Prastyo, Ahmad Baliyo E. 2011. Bullying di Sekolah dan dampaknya bagi masa depan anak. Jurnal El Tarbawi (Jurnal Pendidikan Islam) Vol 4, No 1. Online http://id.portalgaruda.org/index.ph p. Diunduh: 20 Mei 2016.

(16)

(Olweus). (E-Book). Tersedia: http://bigloveadagio.files.wordpres s.com/2010/03/

informasi_perihal_bullying.pdf. Diakses 28 Juni 2016.

Sejiwa.2008. Bullying :Panduan bagi Orang Tua dan Guru mengatasi kekerasan di Sekolah dan Lingkungan.Jakarta:Grasindo. Suci, Nunung Harvina W. 2013.

Hubungan antara kebutuhan berkuasa dengan tindakan bullying pada siswakelas viii smp negeri 7 salatiga tahun ajaran 2012/2013. Skripsi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Sugiyono. 2004.Statistika Untuk Penelitian.Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

________ 2011. Statistika Untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

Tasnim, Nih ayatut. 2014. Pengaruh perilaku bullying terhadap motivasi belajar peserta didik kelas VIII di SMPN 8 Kediri tahun pelajaran 2014/2015. Skripsi (Online).

http://simki.unpkediri.ac.id.

Gambar

tabel = 3.94. Oleh karena nilai F hitung

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat diartikan bahwa variabel bebas (inovasi produk, kualitas produk, dan ekuitas merek) dapat menjelaskan keputusan pembelian konsumen alat peraga

hipotesis yang telah dilakukan terdapat pengaruh positif terhadap pencapaian hasil belajar matematika materi bangun datar pada siswa kelas VII SMPN 1 Bendungan dengan

Skripsi dengan judul “Penggunaan Metode Permainan Kuis untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika Materi Pokok Bangun Datar dan Bangun Ruang

Mengkaji pengaruh faktor perkembangan kampus IAIN Tulungagung berpengaruh signifikan terhadap peluang usaha di sekitar kampus dan kesejahteraan masyarakat Desa

BAN-PT menempatkan evaluasi-diri itu sebagai salah satu aspek dalam keseluruhan daur akreditasi, dan menempatkannya dalam posisi yang sangat penting, yaitu sebagai suatu

Dalam hal ini, mahasiswa pendidikan matematika yang memiliki efikasi diri rendah dapat semakin mengalami ke- sulitan untuk memahami materi pelajaran, yang berimplikasi pada

Koefisien regresi manajemen karir (sebesar 15,43) lebih besar dari pada koefisien regresi untuk perencanaan karir (sebesar 0,143), hal ini dapat diartikan manajemen karir

Tidak hanya gedung-gedung perkantoran saja, rumah sakit, hotel, bahkan ruko- ruko juga perlu instalasi listrik demi kenyamanan penghuninya khususnya adalah pasien-pasien yang