• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Eksperimental Performansi Mesin Diesel Satu Silinder Dengan Menggunakan Supercarjer Berbahan Bakar Solar Dan Campuran Solar Biodiesel Biji Canola

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Eksperimental Performansi Mesin Diesel Satu Silinder Dengan Menggunakan Supercarjer Berbahan Bakar Solar Dan Campuran Solar Biodiesel Biji Canola"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biodiesel

2.1.1 Sejarah Penggunaan Bahan Bakar Biodiesel

Penggunaan biodiesel telah ada sejak tahun 1853, bertahun-tahun sebelum

mesin diesel pertama kali ditemukan. Mesin diesel pertama, ditemukan oleh

Rudolf Diesel pada 10 Agustus 1893, yang dapat bekerja hanya dengan

menggunakan minyak yang berasal dari kacang tanah. Tetapi ada sejumlah

hambatan yang dialami mesin diesel konvensional jika memakai bahan bakar

minyak nabati secara langsung. Penyebab hal ini adalah bahwa derajat kekentalan

(viskositas) minyak nabati adalah sepuluh sampai dua puluh kali viskositas solar.

Sifat fisik ini merupakan penyebab buruknya atomisasi dan mengakibatkan

pembakaran tidak sempurna yang telah dites sejak tahun 1920 oleh ilmuan

Madhot. Flash point (titik

nyala) dari minyak nabati terlalu tinggi kurang lebih 240°C dan kecenderungan

terjadinya polimerisasi karena oksidasi dan pemanasan akan mengakibatkan

pembentukan deposit (kerak) dalam ruang bakar. Oleh karena itu, operasi jangka /

waktu panjang mesin diesel dengan bahan bakar 100 % minyak nabati maupun

campurannya dengan bahan bakar fosil akan mengakibatkan kerusakan (umur

pendek) mesin diesel (Srivastava &Prassad, 2000).

Disamping itu, ketertarikan penggunaan minyak nabati sebagai bahan

bakar dalam pembakaran internal mesin dilaporkan oleh beberapa negara pada

tahun 1920an dan 1930an. Selama bertahun-tahun, proses biodiesel telah banyak

dikembangkan pada tahun 1977, ilmuwan Brasil Expedito Parente menemukan

industi pertama untuk produksi dari biodiesel. Pabrik biodiesel pertama dibangun

(2)

tahun 1989. Saat ini, 100 % biodiesel tersedia di berbagai stasiun pengisisan

bahan bakar umum di Eropa.

2.1.2 Definisi Biodiesel

Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono--alkil

ester dari rantai panjang asam lemak, yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan

bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak sayur

atau lemak hewan. Biodiesel juga merupakan salah satu energy terbarukan jenis

Bahan Bakar Nabati (BBN) yang dapat menggantikan Bahan Bakar Minyak

(BBM) jenis minyak solar tanpa memerlukan modifikasi pada mesin dan

menghasilkan emisi yang lebih bersih.

Peningkatan penggunaan biodiesel produksi dalam negri sebagai bahan

bakar untuk sektor transportasi,industri,dan pembangkit listrik dapat

meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional (pro-growth), penciptaan lapangan

kerja (projob), pemerataan pembangunan dengan orientasi pengentasan

kemiskinan (propoor), dan kepedulian terhadap lingkungan (pro-environment). Di

Indonesia standar dan mutu jenis biodiesel ditetapkan dan diatur dalam keputusan

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Nomor :

723K/10/DJE/2013, yang mengacu pada SNI 7182:2012 Biodiesel (Direktorat

Jenderal Energi Baru Terbarukan,2013)

Dibandingkan dengan solar, adapun kelebihan biodiesel diantaranya yaitu :

1. Bahan bakar yang ramah lingkungan karena menghasilkan emisi yang

jauh lebih baik (bebas sulfur, smoke number rendah)

2. Cetane number lebih tinggi sehingga efisiensi pembakaran lebih baik

dibandingkan minyak solar.

3. Memiliki sifat Biodegrable (dapat terurai)

4. Merupakan Renewable Energy karena terbuat dari bahan alam yang dapat

(3)

5. Memiliki sifat pelumasan yang lebih baik dibanding solar sehingga mesin

lebih awet dan tahan lama.

6. Biodiesel mengandung sulfur yang rendah dibanding solar sehingga tidak

terlalu banyak mengeluarkan zat toksik.

7. Motor diesel tidak membutuhkan modifikasi khusus untuk menggunakan

biodiesel.

Biodiesel yang dihasilkan harus memiliki standar dan mutu yang ditetapkan

oleh Direktorat Jenderal Energi Terbarukan seperti yang ditunjukkan tabel

2.1 dibawah ini :

(4)

2.1.3 Pembuatan Biodiesel

Hampir seluruh minyak nabati dapat diolah menjadi biodiesel. Minyak

nabati yang dapat diolah menjadi biodiesel dapat dihasilkan oleh berbagai macam

jenis tumbuhan seperti kanola, inti sawit, kemiri sunan, bunga matahari, biji

anggur, jagung dan ratusan tanaman penghasil minyak lainnya. Namun bahan

utama pembuatan biodiesel yang sering digunakan adalah minyak jarak pagar

karena minyak ini bukan merupakan minyak untuk pangan karena minyak jarak

ini memiliki sifat sangat beracun. Biodiesel merupakan cairan kekuningan pada

bagian atas dipisahkan dengan mudah dengan menuang dan menyingkirkan

bagian bawah dari cairan. Untuk skala besar produk bagian bawah dapat

dimurnikan untuk memperoleh gliserin yang berharga mahal, juga sabun dan sisa

metanol yang tidak bereaksi. Proses pembuatan biodiesel dapat dilakukan dengan

reaksi kimia yang menggunakan dua cara yaitu :

1.Transesterifikasi

Saat ini sebagian besar biodiesel muncul dari sumber daya yang dapat

dimakan, seperti lemak hewan, minyak sayur, dan bahkan limbah minyak goreng

dengan katalis kondisi biasa. Namun konsumsi tinggi katalis membuat biodiesel

saat ini lebih mahal daripada bahan bakar yang diturunkan dari minyak bumi.

Transesterifikasi adalah pertukaran alcohol dengan suatu ester untuk membentuk

ester yang baru.

Tahapan proses transesterifikasi pembuatan biodiesel selalu menginginkan

agar produk biodiesel dengan jumlah yang maksimum. Berikut hal-hal yang

mempengaruhi proses transesterifikasi yaitu :

a. Pengaruh air dan asam lemak bebas

Minyak nabati yang akan ditransesterifikasi harus memiliki angka

asam yang lebih kecil dari 1. Banyak peneliti yang menyarankan agar kandungan

asam lemak bebas lebih kecil dari 0,5% (< 0,5%). Selain itu, semua bahan yang

(5)

sehingga jumlah katalis menjadi berkurang. Katalis harus terhindar dari kontak

dengan udara agar tidak mengalami reaksi dengan uapair dan karbon dioksida.

b. Pengaruh perbandingan molar alkohol dengan bahan mentah

Secara stoikiometri, jumlah alkohol yang dibutuhkan untuk reaksi adalah 3

mol untuk setiap 1 mol trigliserida untuk memperoleh 3 mol alkil ester dan 1 mol

gliserol. Perbandingan alkohol dengan minyak nabati 4,8:1 dapat menghasilkan

konversi 98% (Bradshaw and Meuly,1944). Secara umum ditunjukkan bahwa

semakin banyak jumlah alkohol yang digunakan, maka konversi yang diperoleh

juga akan semakin bertambah. Pada rasio molar 6:1, setelah 1 jam konversi yang

dihasilkan adalah 98-99%, sedangkan pada 3:1 adalah 74-89%. Nilai

perbandingan yang terbaik adalah 6:1 karena dapat memberikan konversi yang

maksimum.

c.Pengaruh jenis alcohol

Pada rasio 6:1, methanol akan memberikan perolehan ester yang

tertinggi dibandingkan dengan menggunakan etanol atau butanol.

d. Pengaruh jenis katalis

Alkali katalis (katalis basa) akan mempercepat reaksi

transesterifikasi bila dibandingkan dengan katalis asam. Katalis basa yang paling

populer untuk reaksi transesterifikasi adalah natrium hidroksida (NaOH), kalium

hidroksida (KOH), natrium metoksida (NaOCH3), dan kalium metoksida

(KOCH3). Katalis sejati bagi reaksi sebenarnya adalah ion metilat (metoksida).

Reaksi transesterifikasi akan menghasilkan konversi yang maksimum dengan

jumlah katalis 0,5-1,5% berat minyak nabati.

e. Metanolisis Crude dan Refined Minyak Nabati

Perolehan metil ester akan lebih tinggi jika menggunakan minyak

nabati refined. Namun apabila produk metil ester akan digunakan sebagai bahan

bakar mesin diesel, cukup digunakan bahan baku berupa minyak yang telah

dihilangkan getahnya dan disaring.

(6)

Esterifikasi adalah tahap konversi dari asam lemak bebas (FFA) menjadi

ester. Esterifikasi mereaksikan asam lemak dengan alcohol. Reaksi ini merupakan

reaksi kesetimbangan, jadi memerlukan katalis untuk mempercepat tercapainya

keadaan setimbang. Katalis yang cocok adalah yang berkarakter asam kuat, dan

karena ini asam sulfat, asam sulfonat organic atau resin penukar kation asam kuat

merupakan katalis terpilih dalam praktek industrial.

2.2 Biodiesel dengan Biji Canola

Kanola (canola) adalah sebutan bagi sekelompok kultivar rapa (Brassica

napus Kelompok Oleifera) yang dipatenkan. Kanola umumnya diolah untuk

menghasilkan minyak rapa berkadar asam erukat rendah dan pakan berkadar

glukosinolat rendah. Minyak kanola juga dikenal dengan nama minyak "LEAR"

(singkatan dari Low Erucic Acid Rapeseed). Dalam literatur tentang rapa, minyak

dengan kadar rendah untuk asam erukat dan glukosinolat juga dikenal sebagai

"00-quality" (dibaca sebagai "double-low" atau "double-O-quality"). Kanola pada

awalnya dikembangkan di Kanada oleh Keith Downey dan Baldur

Stefansson pada tahun 1970-an. Nama aslinya, "canola", berasal dari akronim

"Canadian oil, low acid" yang diperkenalkan pada tahun 1978.Nama ini dipakai

karena adanya asosiasi negatif terhadap kata "rape" (perkosaan) di Amerika Utara,

sekaligus untuk membedakannya dengan minyak rapa biasa waktu itu yang

memiliki kadar asam erukat yang lebih tinggi.

Kanola menjadi sasaran kritik penentang tanaman transgenik karena

sebagian besar kultivar yang ditanam di Amerika merupakan hasil rekayasa

genetika, yang memasukkan gen toleran herbisida. Kritik terutama diarahkan pada

kemungkinan munculnya "gulma super" karena rapa merupakan tanaman

menyerbuk silang dan memiliki kekerabatan dengan beberapa gulma pertanian

penting. Apabila serbuk sarinya berhasil membuahi suatu gulma dan

menghasilkan biji dan tumbuhan yang fertil, akan muncul gulma yang toleran

terhadap herbisida dan hal ini membahayakan keseimbangan lingkungan. Minyak

canola dipilih secara genetik untuk kandungan rendah asam lemak tidak jenuh

karena rendah kolestrol dan dapat diformulasikan dalam pembuatan kosmetik dan

(7)

2006). Menurut (Jessop dan Toelken, 1986) tanaman canola diklasifikasikan

sebagai berikut:

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliophyta

Ordo : Capparales

Famili : Brassicaceae

Genus : Brassica

Spesies : Brassica napus L.

Manfaat dan kegunaan dari biji canola yaitu :

 Canola sebagai bahan baku biodiesel sifatnya yang terbaharukan dan

teruraikan.

 Canola digunakan sebagai bahan pangan.

 Canola dapat digunakan sebagai pelumas.

 Canola kaya akan vitamin E, omega 3, omega 6, omega 9, dan termasuk

antioksidan yang bermanfaat sebagai produk kecantikan. Berikut adalah

gambar biji canola seperti yang ditunjukkan gambar 2.1 sebagai berikut

Gambar 2.1 Biji Canola

Sumber : http://www.wikipedia.com/canola oil.html (diakses tanggal 17

November 2016)

Saat ini canola adalah salah satu tanaman biji penghasil minyak yang

dibudidayakan di berbagai negara dunia terutama di Kanada, selain bunga

matahari, biji anggur, zaitun, kedelai dll. Berikut adalah statistik beberapa negara

(8)

Tabel 2.2 Statistik Negara Penghasil Canola

Australia 3760 Kazakhstan 242

Ukraina 2352

Sumber : USDA Foreign Agricultural Service Production Supply and Distribution

Online Database.

2.3 Mesin Diesel

Mesin diesel juga disebut “Motor Penyalaan Kompresi” oleh karena

penyalaannya dilakukan dengan menyemprotkan bahan bakar ke dalam udara

yang bertekanan dan bertemperatur tinggi sebagai akibat dari proses kompresi di

dalam ruang bakar. Mesin diesel pertama kali ditemukan oleh Rudolf Diesel pada

tahun 1982.

Agar bahan bakar diesel dapat terbakar dengan sendirinya, maka

perbandingan kompresi mesin diesel harus berkisar antara 15-22, sedangkan

tekanan kompresinya mencapai 20-40 bar dengan suhu 500-700°C. Aplikasi dari

motor diesel banyak pada industri-industri sebagai motor stasioner ataupun untuk

kendaraan-kendaraan dan kapal laut dengan ukuran yang besar. Hal ini

dikarenakan motor diesel mengkonsumsi bahan bakar ± 25% lebih rendah dari

motor bensin.

Mesin diesel menghasilkan tekanan kerja yang tinggi, itu sebabnya

konstruksi motor diesel lebih kokoh dan lebih besar. Disamping itu, mesin diesel

(9)

menyenangkan. Namun dipandang dari segi ekonomi, bahan bakar serta polusi

udara, motor diesel masih lebih disukai (Mathur, 1980).

Konsep awal Rudolf Diesel pada mesin ciptaannya adalah dengan

mengasumsikan adanya penambahan kalor pada temperature konstan sehingga

mesin yang dibuatnya dapat berjalan dengan siklus Carnot. Namun,akhirnya

disadari bahwa untuk mewujudkan mesin tersebut secara praktikal adalah sangat

sulit karena pemasukan panas yang dapat dilakukan persiklus sangat kecil.

Konsep selanjutnya Rudolf Diesel menggunakan penambahan kalor pada saat

tekanan konstan. Konsep siklus tersebut secara teoritis dapat berjalan, oleh karena

itu siklus teoritis ini dinamakan atas namanya yaitu Siklus Diesel. Siklus diesel

tersebut ditunjukkan pada gambar 2.2 dan 2.3 di bawah ini.

Gambar 2.2 Diagram P-v

Sumber :http://www.linasundaritermodinamika.blogspot.co.id/diagram p-v siklus

diesel.html (diakses 17 November 2016)

Keterangan Gambar :

P = Tekanan (atm)

V = Volume Spesifik (m3/kg)

Qm = Kalor yang masuk (KJ)

Qk = Kalor yang keluar (KJ)

Keterangan grafik sebagai berikut berikut :

(10)

2. Langkah kompresi (1-2) ialah proses isentropik.

3. Proses pembakaran volume konstan (2-3) dianggap sebagai proses

pemasukan kalor pada volume konstan.

4. Langkah kerja (3-4) ialah proses isentropic

5. Proses pembuangan (4-1) dianggap sebagai proses pengeluaran kalor pada

volume konstan.

6. Langkah buang (1-0) ialah proses tekanan konstan.

Diagram T-S

Gambar 2.3 Diagram T-S

Sumber :http://www.linasundaritermodinamika.blogspot.co.id/diagram t-s siklus

diesel.html (diakses 17 November 2016)

Keterangan Gambar:

1-2 Kompresi Isentropik.

2-3 Pemasukan Kalor pada Tekanan Konstan.

3-4 Ekspansi Isentropik.

4-1 Pengeluaran Kalor pada Volume Konstan.

2.3.1 Prinsip Kerja Mesin Diesel

Pada mesin diesel bahan bakar di semprotkan langsung ke ruang bakar

dengan menggunakan injector. Dibawah ini adalah langkah dalam proses mesin

(11)

Gambar 2.4 Prinsip Kerja Mesin Diesel

Sumber :http://www.google.com/prinsip kerja diesel.html (diakses 17 November

2016)

1.Langkah Isap

Piston bergerak dari TMA (Titik Mati Atas) ke TMB (Titik Mati Bawah),

kemudian katup isap terbuka dan katup buang tertutup. Karena piston bergerak ke

bawah, maka di dalam silinder terjadi ke vakuman sehingga udara bersih akan

terhisap dan mengalir masuk ke dalam ruang silinder melalui katup isap.

2.Langkah Kompresi

Poros engkol terus berputar, piston bergerak dari TMB ke TMA. Karena

piston bergerak ke atas dan kedua katup tertutup, maka udara bersih dalam

silinder akan terdorong dimampatkan di ruang bakar, akibatnya silinder tertekan

sehingga tekanan dan temperature naik hingga 35 atm dan temperature

500-700°C.

3.Langkah Usaha

Pada langkah ini kedua katup masih tertutup, akibat semprotan bahan

bakar di ruang bakar akan menyebabkan terjadi ledakan pembakaran yang akan

meningkatkan suhu dan tekanan di ruang bakar. Tekanan yang besar tersebut akan

mendorong piston ke bawah yang menyebkan terjadi gaya aksial. Gaya aksial ini

dirubah dan diteruskan oleh poros engkol menjadi gaya putar.

(12)

Pada langkah ini, piston bergerak dari TMB ke TMA. Bersamaan itu juga

katup buang membuka dan katup masuk tertutup, sehingga udara sisa pembakaran

akan didorong keluar dari ruang silinder menuju exhaust manifold.

2.3.2 Performansi Mesin Diesel

1. Daya Poros

Daya mesin adalah besarnya kerja mesin selama waktu tertentu. Pada

motor bakar daya yang berguna adalah daya poros, dikarenakan poros tersebut

menggerakkan beban. Daya poros dibangkitkan oleh daya indikator, yang

merupakan daya gas pembakaran yang menggerakkan torak dan selanjutnya

menggerakkan semua mekanisme. Sebagian daya indikator dibutuhkan untuk

mengatasi gerakan mekanik, seperti pada torak dan dinding silinder dan gesekan

antara poros dan bantalan. Prestasi motor bakar pertama-tama tergantung dari

daya yang ditimbulkannya. Semakin tinggi frekuensi putar motor semakin tinggi

daya yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh semakin besarnya frekuensi semakin

banyak langkah kerja yang dialami pada waktu yang sama. Dengan demikian daya

poros tersebut adalah :

... (2.1)

Dimana :

PB = daya ( kW )

T = torsi ( Nm )

n = putaran mesin ( rpm )

2.Torsi

Torsi adalah perkalian antara gaya dengan jarak. Selama proses usaha

maka tekanan-tekanan yang terjadi di dalam silinder motor menimbulkan suatu

gaya yang luar biasa kuatnya pada torak. Gaya tersebut dipindahkan kepada pena

engkol melalui batang torak , dan mengakibatkan adanya momen putar atau torsi

(13)

dynamometer, alat ini di kopel dengan poros ouput motor pembakaran. Untuk

mencari torsi ditunjukkan persamaan 2.2 dibawah ini

T =

... (2.2)

3. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (SFC)

Konsumsi bahan bakar spesifik merupakan salah satu parameter prestasi

yang penting di dalam suatu motor bakar. Nilai ekonomis sebuah mesin

ditunjukkan dengan seberapa besar jumlah bahan bakar yang dipakai untuk

menghasilkan sejumlah daya selang waktu tertentu.

SFC = ̇ ... (2.3)

Besarnya laju aliran massa bahan bakar dihitung dengan persamaaan berikut :

... (2.4)

Dimana :

SFC = konsumsi bahan bakar spesifik (gr/kWh)

PB = daya (kW)

= Laju aliran bahan bakar (kg/jam)

sgf = spesifik gravitasi solar (0,842)

Vf = volume bahan bakar yang diuji (ml)

t = waktu (s)

4. Efisiensi Termal Brake Aktual

Dikarenakan adanya rugi-rugi mekanis yang terjadi pada mesin itu sendiri,

mengakibatkan kerja yang terpakai lebih kecil dari energi yang dibangkitkan oleh

(14)

pembakaran sejumlah bahan bakar. Kerja maksimum atau efisiensi ini biasa

satu massa atau volume bahan bakar. Ada dua macam nilai pembakaran yaitu nilai

pembakaran tinggi (High Heating Value) dan nilai pembakaran rendah (Low

Heating Value). Nilai kalor tinggi (High Heating Value), merupakan nilai kalor

yang diperoleh secara eksperimen dengan menggunakan kalorimeter dimana hasil

pembakaran bahan bakar didinginkan sampai suhu kamar sehingga sebagian besar

uap air yang terbentuk dari pembakaran hidrogen mengembun dan melepaskan

panas latennya. Analisa percobaan dilakukan dengan menggunakan rumus :

HHV = 33950 + 144200 (H2- ) + 9400 S ... (2.6)

Dimana: HHV = Nilai kalor atas (kJ/kg)

H2 = Persentase hidrogen dalam bahan bakar

O2 = Persentase oksigen dalam bahan bakar

S = Persentase sulfur dalam bahan bakar

Nilai kalor bawah (Low Heating Value), merupakan nilai kalor bahan

bakar tanpa panas laten yang berasal dari pengembunan uap air. Umumnya

kandungan hidrogen dalam bahan bakar cair berkisar 15 % yang berarti setiap satu

satuan bahan bakar, 0,15 bagian merupakan hidrogen. Pada proses pembakaran

sempurna, air yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar adalah setengah dari

jumlah mol hidrogennya.

Selain berasal dari pembakaran hidrogen, uap air yang terbentuk pada

proses pembakaran dapat pula berasal dari kandungan air yang memang sudah ada

didalam bahan bakar (moisture). Panas laten pengkondensasian uap air pada

(15)

sebesar 2400 kJ/kg, sehingga besarnya nilai kalor bawah (LHV) dapat dihitung

berdasarkan persamaan 2.2. berikut :

LHV = HHV – 2400 (M + 9 H2) ... (2.7)

Dimana: LHV = Nilai Kalor Bawah (kJ/kg)

M = Persentase kandungan air dalam bahan bakar (moisture)

Dalam perhitungan efisiensi panas dari motor bakar, dapat menggunakan

nilai kalor bawah (LHV) dengan asumsi pada suhu tinggi saat gas buang

meninggalkan mesin tidak terjadi pengembunan uap air. Namun dapat juga

menggunakan nilai kalor atas (HHV) karena nilai tersebut umumnya lebih cepat

tersedia. Peraturan pengujian berdasarkan ASME (American of Mechanical

Enggineers) menentukan penggunaan nilai kalor atas (HHV), sedangkan peraturan

SAE (Society of Automotive Engineers) menentukan penggunaan nilai kalor

bawah (LHV).

Nilai kalor (heating value) suatu bahan bakar dapat juga diperoleh dengan

menggunakan peralatan laboratorium, yaitu dengan bom calorimeter oksigen.

Nilai kalor yang diperoleh melalui peralatan ini adalah nilai kalor atas high

heating value (HHV) dan dapat dihitung dengan rumus,yaitu :

HHV=(T2-T1-Tkp)Cv ……… (2.8)

Dimana :

HHV = Nilai kalor atas (kJ/kg)

T1 = Suhu air pendingin sebelum dinyalakan (°C)

T2 = Suhu air pendingin setelah dinyalakan (°C)

(16)

Energi yang masuk kedalam sebuah mesin berasal dari pembakaran bahan

bakar hidrokarbon. Udara luar digunakan untuk menyuplai oksigen yang

dibutuhkan untuk mendapatkan reaksi kimia untuk pembakaran didalam ruang

bakar. Didalam mesin, bahan bakar dibakar dengan udara.

Udara merupakan campuran berbagai gas yang memiliki komposisi

representatif 78% nitrogen, 20% oksigen, dan 2%> gas-gas lain (karbon dioksida,

neon, helium, metana, hidrogen dll.), dimana pada pembakaran, oksigen

merupakan komponen reaktif dari udara. Secara umum rumus kimia bahan bakar

solar berada diantara C10H20 hingga C15H28 (umumnya C12H23) (Anil W. Date,

2001), dimana reaksi pembakaran yang terjadi didalam ruang bakar secara

stoikiometris/teoritis adalah:

Secara aktual nilai AFR dirumuskan dengan:

AFR = ̇

̇ ……….. (2.11)

Dimana:

̇ = laju aliran udara dalam mesin.

̇ = laju aliran bahan bakar di dalam mesin.

(17)

Efisiensi volumentris didefinisikan sebagai volum aliran udara yang

memasuki sistem isap dibagi dengan laju aliran yang digunakan oleh piston.

Efisiensi volumentris mesin diesel biasanya lebih tinggi daripada mesin otto.

Efisiensi volumentris dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

ηv =

……….

…….(2.12)

Dimana :

= Laju aliran massa udara (kg/jam)

n = putaran mesin (rpm)

= Densitas udara (kg/m3) Vd = volume langkah torak m3

8.Heat Loss

Heat loss dapat dikatakan sebagai besar kehilangan energi yang terjadi

akibat adanya aliran gas panas buang dari exhaust manifold ke lingkungan.

Besarnya heat loss dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.13 di

bawah ini.

Heat loss = Cp(ma + mf)x (Te – Ta ) ………..

(2.13)

dimana:

Te = suhu gas keluar exhaust manifold

Ta = Suhu lingkungan (27oC)

Untuk mengetahui persentase heat loss, maka dilakukan perbandingan

antara besarnya heat loss dengan energi yang dihasilkan dalam pembakaran bahan

bakar dimana ditunjukkan pada persamaan 2.10.

% Heat loss = –

……….

(18)

2.4 Supercarjer

Supercarjer adalah suatu mekanisme untuk menyuplai udara dengan

kepadatan yang melebihi kepadatan udara atmosfer ke dalam silinder pada

langkah hisap, sehingga massa oksigen bertambah masuk ke silinder membuat

mesin membakar lebih banyak bahan bakar dan membuatnya lebih bertenaga.

Sebuah supercarjer ditenagai secara mekanik oleh sabuk, pulley, rantai, sprocket,

maupun mekanisme roda gigi dari poros engkol mesin. Udara yang lebih padat ini

akan tinggal dalam silinder untuk ditekan pada langkah kompresi. Akibat udara

yang densitasnya lebih tinggi maka lebih banyak bahan bakar yang dapat terbakar

sehingga daya output mesin dapat meningkat.

Tujuan utama pemakaian supercarjer adalah untuk memperbesar jumlah

udara yang masuk ke dalam silinder, menambah daya mesin tanpa memperbesar

kapasitas mesin tersebut, dan mengurangi berat atau ruang konstruksi pada mesin

diesel. Peningkatan daya output yang dapat diperoleh dari suatu mesin yang

dilengkapidengan supercarjer tergantung oleh beberapa faktor, tetapi yang

terpenting adalah tekanan superchargering. Mesin yang dilengkapi dengan

supercarjer seperti yang dikatakan sebelumnya juga menghemat bahan bakar

karena daya yang diperoleh dengan mengunakan supercarjer meningkat dengan

cepat dibandingkan dengan losses-losses akibat gesekan yang relatif tetap dan

juga disebabkan oleh kecepatan udara yang tinggi menyebabkan aliran turbulen

dalam ruangan bakar sehingga proses pencampuran udara ditambah bahan bakar

dapat lebih cepat dan lebih baik mutunya.

Prinsip kerja supercarjer yaitu berputar melalui driver pulley pada

mesin,kemudian tenaga disalurkan ke driven pulley pada supercarjer sehingga

kompressor berputar dan memompa udara ke ruang bakar. Dengan supercarjer

jumlah udara atau campuran bahan bakar udara segar yang biasa dimasukkan

lebih besar daripada dengan proses pengisapan oleh torak pada waktu langkah

isap. Tekanan udara masuk silinder berkisar antara 1,2-2,2 kg/cm2. Motor dua tak

dengan supercarjer akan menaikkan sekaligus tekanan isap dan tekanan gas buang

(Mahadi 2007). Kelebihan dari supercarjer yaitu supercarjer mulai bekerja pada

(19)

turbin selaras dengan putaran mesin. Beda halnya dengan turbocharger yang mulai

bekerja pada putaran rpm tinggi

Dilihat dari konstruksinya dan harganya, motor diesel di bawah 100 PS

tidak ekonomis menggunakan supercarjer. Tetapi apabila mesin harus bekerja

pada ketinggian lebih dari 1500 meter diatas laut, supercarjer mempunyai arti

penting dalam usaha mengatasi kerugian daya yang disebabkan berkurangnya

kepadatan udara atmosfer di tempat tersebut. Pada motor diesel supercarjer dapat

mempersingkat priode persiapan pembakaran sehingga karakteristik pembakaran

menjadi lebih baik.

Disamping itu terbuka kemungkinan untuk menggunakan bahan bakar

dengan menggunakan bahan bakar dengan bilangan setana yang lebih rendah.

Akan tetapi jangan hendaknya melupakan tekanan dan temperatur gas

pembakaranya karena hal tersebut akan menyangkut persoalan pendinginan,

konstruksi, kekuatan material serta umur. Pemakaian bahan bakar spesifik dari

motor bensin yang memakai supercarjer biasanya menjadi lebih besar. Hal ini

disebabkan karena perbandingan kompresinya

harus diperkecil untuk mencegah denotasi juga karena banyak bahan bakar yang

keluar dari dalam silnder sebelum digunakan. Persoalan denotasi dapat diatasi

dengan menggunakan bensin dengan bilangan oktana yang lebih tinggi dan dalam

banyak hal akan sangat berpengaruh pada performansi mesin tersebut. Demikian

juga pada motor bensin untuk mobil balap (supercar),yang lebih mementingkan

daya daripada efisiensi.Berikut supercarjer yang ditunjukkan pada gambar 2.6

(20)

Gambar 2.6 Supercarjer

2.4.1 Jenis-jenis Supercarjer

Supercarjer terdapat tiga jenis yaitu :

a. Root

Jenis ini merupakan jenis supercarjer tertua. Jenis supercarjer ini

menggunakan lobus yang saling bertautan. Jenis supercarjer ini

memberikan tenaga yang lebih pada putaran rpm rendah. Berikut root

yang ditunjukkan pada gambar 2.7 yaitu :

Gambar 2.7 Root

Sumber : http://www.scribd.com/supercharger.html(diakses 9 Februari

(21)

b. Twin Screw

Supercarjer ini bekerja dengan menarik udara ke dalam lobus yang saling

bertautan yang bentuknya menyerupai gerigi cacing. Jenis supercarjer ini

memberikan tenaga yang lebih pada rpm rendah. Berikut twin screw yang

ditunjukkan pada gambar 2.8 yaitu :

Gambar 2.8 Twin Screw

Sumber : http://www.scribd.com/supercharger.html(diakses 9 Februari

2017)

c. Centrifugal

Jenis supercarjer ini menggunakan impeller dengan kecepatan tinggi untuk

membawa udara ke ruang compressor. Udara yang melewati impeller

dalam kondisi kecepatan tinggi, tetapi tekanan udara yang menuju ke

diffuser bernilai rendah. Pada diffuser, udara mengalami perlambatan

kecepatan dan kenaikan tekanan. Bentuk centrifugal ditunjukkan pada

(22)

Gambar 2.9 Centrifugal

Sumber : http://www.scribd.com/supercharger.html(diakses 9 Februari

2017)

Berdasarkan kompressor yang digunakan untuk menggerakkan supercarjer

maka supercarjer dapat dibagi atas :

a. Supercarjer, yang menggunakan positive displacement rotary compressor

Impeler dipasang pada kedua poros yang parallel dan memiliki dua

atau tiga kuping (lobes) yang salig berpasangan seperti roda gigi ketika

impeller ini berputar. Udara yang masuk pada awalnya akan terjebak pada

ruang antara rumah dan lembah pada lobes yang saling berdekatan, yang

kemudian dibawa ke saluran keluar dan udara dipaksa memasuki ruang

silinder. Untuk impeler dengan 2 kuping (lobe) memiliki sifat-sifat sebagai

berikut :

1. Menghasilkan kapasitas udara yang paling maksimum.

2. Mengkonsumsi energi yang paling sedikit.

3. Pemasukan udara yang tidak kontinu.

4. Sangat berisik terutama jika bentuk lobenya lurus.

Berikut gambar positive displacement rotary dengan dua lobe yang

(23)

Gambar 2.10 Positive Displacement Rotary Compressor dengan 2 lobe

Sumber : http ://www.diyford.com/two lobe compressor (diakses 7

Februari 2017)

Sedangkan untuk impeller dengan 3 lobes yang berbentuk spiral,

merupakan tipe root compressor yang lebih baik dibandingkan dengan 2 lobes

karena tidak berisik dan terutama karena aliran udara lebih merata (kontinu).

Berikut gambar positive displacement rotary dengan tiga lobe yang ditunjukkan

pada gambar 2.11 sebagai berikut :

Gambar 2.11 Positive Displacement Rotary Compressor dengan 3 lobe

Sumber : http ://www.diyford.com/three lobe compressor (diakses 7

Februari 2017)

b. Supercarjer yang menggunakan Centrifugal Compressor.

Centrifugal Compressor merupakan tipe compressor yang

menggunakan roda kecepatan tinggi yang dilengkapi sudu-sudu dan ditiup dengan

casing berbentuk valve. Udara memasuki casing melalui saluran masuk, kemudian

melalui sudu-sudu roda tersebut seolah-olah dilemparkan dengan gaya sentrifugal

kesaluran kompressor. Udara yang dilempar dengan kecepatan tinggi ini masuk

saluran buang diubah energi kinetiknya menjadi energi tekanan melalui diffuser.

(24)

compressor dibandingkan dengan centrifugal compressor jika penggeraknya

berasal dari mesin itu sendiri adalah terletak pada kapasitas udara yang

dipindahkan ke ruang silinder. Positive displacement rotary compressor secara

praktis akan melepaskan udara dalam jumlah yang sama setiap putaran mesin

tanpa memperhatikan kecepatan ataupun tekanan kerja dalam silinder. Tetapi

untuk compressor sentrifugal jumlah udara yang dimasukkan ke dalam silinder

tiap putaran mesin akan selalu berubah-ubah karena tergantung pada kuadrat

kecepatan roda putarnya sehingga kapasitas pemasukkan udaranya akan jauh lebih

sedikit dibandingkan dengan positive displacement rotary compressor terutaman

pada putaran rendah. Berikut gambar centrifugal compressor seperti ditunjukkan

pada gambar 2.12 yaitu :

Gambar 2.12 Centrifugal Compressor

Sumber : http ://www.diyford.com/centrifugal compressor (diakses 7

Februari 2017)

BAB III

Gambar

Tabel 2.1 Standar Biodiesel (Direktorat Jenderal Energi Terbarukan, 2013)
Gambar 2.1 Biji Canola
Gambar 2.2 Diagram P-v
Gambar 2.3 Diagram T-S
+5

Referensi

Dokumen terkait

The virtual players of melodic abstraction instruments are designed to be able to read balungan notations and automatically give outputs in form of audio, visual and

Knowledge of gamelan music composition is transformed into rules for automatic composition, and Genetic algorithm is used to arrange notes sequences for composition. Some works

Dosis 6,7% ml/kgBB/hari memberikan pengaruh paling besar dalam penelitian pengaruh sari tahu berformalin terhadap hati yaitu dosis 6,7ml/kgBB/hari paling banyak

To apply for cancellation of removal as a permanent resident alien under section 240A(a) of the Immigration and Nationality Act (INA), you must fully and accurately answer all

Terdapat korelasi signifikan antara ting- kat partisipasi ibu di Posyandu dengan kejadi- an TB, status gizi masa lalu murid TK, tingkat pengetahuan ibu dan perilaku ibu; semakin

Hal ini tidak dapat dilepaskan dari karakter media yang mampu menghadirkan sebuah realitas visual yang begitu natural, sehingga iklan-iklan yang disampaikan lewat televisi,

*By signing this application, I certify (1) to the statements contained in the list of certifications** and (2) that the statements herein are true, complete and accurate to the best

Dramatisasi pada ilustrasi iklan merupakan hal yang biasa digunakan pada gaya pendekatan beriklan, sebagai bagian dari proses akselerasi pemahaman produk.. Dramatisasi ilustrasi