• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Ikatan Agam Inong Banda Aceh Dalam Mempromosikan Pariwisata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Ikatan Agam Inong Banda Aceh Dalam Mempromosikan Pariwisata"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Paradigma Kajian

Penelitian pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk memprediksi dan menemukan kebenaran. Agar tujuan tersebut tercapai, setiap penelitian harus menggunakan pendekatan yang tepat, karena pendekatan yang digunakan dalam sebuah penelitian sangat menentukan keseluruhan langkah penelitian tersebut. Maka, sejak awal melakukan penelitian, suatu pendekatan setiap penelitian sudah harus ditentukan dengan jelas. Penentuan pendekatan yang akan digunakan sangat tergantung pada paradigma yang dianut peneliti.

Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan masuk akal. Paradigma juga bersifat normatif, menunjukkan pada praktisinya apa yang harus dilakukan, tanpa perlu melakukan pertimbangan eksistensial atau epitemologis yang panjang (Mulyana, 2003: 9).

Paradigma bukan merupakan salah atau benar, melainkan lebih memberikan manfaat atau kurang bermanfaat sebagai sebuah cara pandang terhadap sesuatu. Uraian yang lebih sederhana, paradigma penelitian merupakan sudut pandang peneliti dalam memandang realitas yang diteliti. Sudut pandang penelitian akan berimplikasi pada pendekatan, prosedur, asumsi, dan teori yang dipilih. Paradigma penelitian merupakan perspektif penelitian yang digunakan oleh peneliti tentang bagaimana peneliti: (a) melihat realitas (world views), (b) mempelajari fenomena, (c) cara yang digunakan dalam penelitian, (d) cara-cara yang digunakan dalam menginterpretasikan temuan (Pujileksono, 2015: 26).

(2)

Paradigma konstruktivisme yaitu, paradigma yang hampir merupakan antitesis dari paham yang meletakkan pengamatan dan objektivitas dalam menemukan suatu realitas atau ilmu pengetahuan. Paradigma ini memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap tindakan sosial melalui pengamatan langsung dan terperinci terhadap pelaku sosial yang bersangkutan menciptakan dan mengelola dunia sosial mereka (Hidayat, 2003: 3).

Menurut Patton, para peneliti konstruktivis mempelajari beragam realita yang terkonstruksi oleh individu dan implikasi dari konstruksi tersebut bagi kehidupan mereka dengan yang lain. Dalam konstruktivis, setiap individu memiliki pengalaman yang unik. Dengan demikian, penelitian dengan strategi seperti ini menyarankan bahwa setiap cara yang diambil individu dalam memandang dunia adalah valid, dan perlu adanya rasa menghargai atas pandangan tersebut (Patton, 2002: 96).

Peneliti meggunakan paradigma konstruktivis karena di dalam kajian paradigma konstruktivisme memandang tindakan komunikatif sebagai interaksi yang sifatnya sukarela. Tindakan komunikatif dianggap sebagai tindakan yang sukarela berdasarkan pilihan subjek. Dengan kajian kostruktivisme ini, peneliti berusaha memahami dan mendeskripsikan suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan subjek yang akan diteliti. Selain itu, penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme karena penelitian ini menggunakan metode riset deskriptif kualitatif berupa wawancara mendalam dan observasi yang juga menjadi bagian dari pendekatan konstruktivisme.

2.2 Kajian Pustaka

2.2.1 Komunikasi

(3)

suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2010: 46).

Kegiatan komunikasi merupakan salah satu kegiatan yang tidak pernah terlepas dari kehidupan manusia. Komunikasi merupakan aktivitas dasar yang dilakukan manusia untuk berhubungan dengan sesamanya, baik secara individu maupun kelompok. Dengan komunikasi, manusia dapat mengekspresikan dirinya serta mempengaruhi orang lain.

Everett M. Rogers, seorang ahli komunikasi, mengatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka (Mulyana, 2010: 69).

Harold Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi ialah menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?” atau, Siapa Mengatakan Apa ssdengan Saluran Apa Kepada Siapa dengan Pengaruh Bagaimana? (Mulyana, 2010: 69).

Menurut Harold Koontz, dalam buku berjudul Peranan Humas Dalam Perusahaan (Danandjaja, 2011: 88), proses komunikasi secara sederhana

melibatkan peranan dari komunikator sebagai pengirim pesan (sender), menerjemahkan atau meyandikan pesan (encoding) yang berasal dari pemikiran atau ide (thougt). Selanjutnya ide tersebut disampaikan melalui proses pengiriman pesan (transmission of message), dan kemudian pesan diterima komunikan (receiver) dalam bentuk persepsi (perception), selanjutnya pesan tersebut

dimaknai (decoding) agar dapat dipahami (understanding).

(4)

lingkungannya. Ketiga adalah, upaya untuk melakukan transformasi warisan sosialisasi (Hafied, 2006: 2-3).

Thomas M. Scheideil (dalam Mulyana, 2010: 4) mengemukakan bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang di sekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan. Menurutnya, tujuan dasar kita berkomunikasi adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologis kita.

Gordon I. Zimmerman (dalam Mulyana, 2010: 4) merumuskan bahwa kita dapat membagi tujuan komunikasi menjadi dua kategori besar yaitu:

1. Kita berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang penting bagi kebutuhan kita-untuk memberi makan dan pakaian kepada diri-sendiri, memuaskan rasa penasaran kita akan lingkungan dan menikmati hidup.

2. Kita berkomunikasi untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain.

Semua peristiwa komunikasi yang dilakukan secara terencana mempunyai tujuan, yakni mempengaruhi khalayak atau penerima. Stuart menjelaskan (dalam Hafied, 2006: 163) bahwa pengaruh atau efek ialah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.

(5)

2.2.2 Komunikasi Pariwisata

Komunikasi adalah proses penyampaian maupun pengoperan pernyataan ataupun lambang-lambang bermakna untuk memberitahu, mengubah sikap atau prilaku seseorang kepada orang lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan maksud bukan untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut.

Dari dua definisi ini dapat disimpulkan bahwa komunikasi pariwisata adalah suatu aktivitas manusia dalam menyampaikan informasi tentang perjalanan menuju suatu daerah maupun objek wisata yang akan dikunjungi wisatawan sambil menikmati perjalanan dari suatu objek wisata ke objek wisata lain, agar wisatawan tertarik dan sampai pada suatu tindakan untuk mengunjungi.

Secara Etimologi pariwisata berasal dari dua kata yaitu ‘pari’ yang berarti banyak/berkeliling, dan ‘wisata’ yang berarti pergi. Secara khusus dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, wisata berarti bepergian secara bersamasama dengan tujuan untuk bersenang-senang, menambah pengetahuan, bertamasya maupun berekreasi sedangkan pengertian pariwisata adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan rekreasi. Secara umum pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain dengan meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan maksud mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata mata untuk menikmati kegiataan pertamasyaan atau reakreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam

(6)

Ada 3 (tiga) unsur utama yang terkandung dalam pariwisata yaitu: 1. Manusia (Man), yang melakukan perjalanan wisata

2. Ruang (Space), daerah atau ruang lingkup perjalanan wisata

3. Waktu (Time), waktu yang digunakan selama berwisata (Marpaung, 2002: 21). Pariwisata dalam arti luas adalah suatu kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan yang rutin dilakukan atau mencari suasana yang baru. Pariwisata atau tour adalah perjalanan yang dilakukan di suatu tempat ke tempat lainnya dengan maksud tertentu, selalu mengingatkan perjalanan itu dengan tujuan untuk bersenang-senang dan perjalanan dilakukan lebih dari 24 jam (Yoeti, 2001: 101).

Lebih lanjut dijelaskan ada 4 (empat) kriteria perjalanan dapat disebut sebagai perjalanan wisata, yaitu:

1. Perjalanan itu tujuannya semata-mata untuk bersenang-senang

2. Perjalanan itu harus dilakukan dari suatu tempat (dimana orang itu tinggal berdiam) ke tempat lain

3. Perjalanan itu dilakukan minimal 24 jam

4. Perjalanan itu tidak dikaitkan dengan mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, dan orang yang melakukan perjalanan itu semata-mata sebagai konsumen di tempat yang dikunjunginya

Undang – undang No. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan, menyebutkan definisi dari wisata, wisatawan, dan pariwisata, dan kepariwisataan yaitu:

1. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.

2. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.

3. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya

(7)

4. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan obyek dan dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut (http://download.portalgaruda.org/article.php).

I Gde dan Diarta (2009: 155) menyebutkan bahwa pariwisata sebagai layanan khusus yang menyediakan produk layanan atau jasa, pariwisata mempunyai beberapa dimensi yang sangat berbeda dengan dimensi produk umum yang kita temui di pasaran sehari-hari, yaitu sebagai berikut:

1. Intangibility

Produk jasa/layanan berarti produk yang ditawarkan tidak berbentuk seperti barang nyata yang bisa kita temui dalam pengertian produk yang bisa dilihat dan dipajang di pasar, toko, tempat jualan, lainnya. Konsekuensinya, produk yang intangible ini tidak bisa dievaluasi atau didemonstrasikan sebelum dipakai dan dibeli.

2. Perishability

Produk jasa/layanan pariwisata tidak seperti barang-barang pabrik, tidak dapat disimpan untuk dijual di kemudian hari. Contohnya, tempat tidur hotel atau kursi di pesawat terbang yang tidak dijual dalam suatu periode tertentu yang sudah lewat tidak bisa diapa-apakan lagi.

3. Inseparability

Produk jasa/pelayanan seperti pariwisata biasanya merupakan produk yang dibentuk dari berbagai bentuk produk pendukung yang terpisah-pisah. Misalnya, mulai dari tour dan travel, airlines, hotel, restoran dan sebagainya. Hal yang demikian mengandung resiko sebab tiap produk pendukung digerakkan oleh organisasi yang berbeda dan juga memiliki standar kualitas pelayanan yang berbeda.

(8)

a. Wisata Budaya, yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, kebudayaan dan seni mereka.

b. Wisata Kesehatan, yaitu perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani.

c. Wisata Olahraga, yaitu wisatawan-wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau negara.

d. Wisata Komersial, yaitu termasuk perjalanan untuk mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya yang bersifat komersial, seperti pameran-pameran industri, pameran dagang dan sebagainya.

e. Wisata Industri, yaitu perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang-orang awam ke suatu komplek atau daerah perindustrian dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau penelitian.

f. Wisata Maritim atau Bahari, yaitu wisata yang banyak dikaitkan dengan olahraga air, seperti danau, pantai atau laut.

(9)

2.2.3 Promosi

Promosi merupakan suatu kegiatan komunikasi dalam pemasaran. Dalam hal ini, promosi merupakan upaya untuk menginformasikan atau menawarkan suatu produk pariwisata. Melalui komunikasi, proses promosi akan berjalan secara efektif guna mendorong wisatawan agar mengunjungi tempat wisata yang ditawarkan. Aktivitas promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran karena pada hakekatnya promosi merupakan bentuk dari upaya dalam mengkomunikasikan informasi tentang produk dan mempengaruhi untuk membelinya (Paul Peter dan Jerry C. Olson, 2000: 180).

Menurut Fandy Tjiptono (2008: 219), promosi merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, atau membujuk dan mengingatkan pasar sasaran atau perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan konsumen sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Secara singkat, promosi berkaitan dengan upaya untuk mengarahkan seseorang agar dapat mengenal produk perusahaan, lalu memahaminya, berubah sikap, menyukai, yakin, kemudian akhirnya membeli produk yang ditawarkan tersebut.

(10)

masyarakat, event khusus, pemasaran langsung, materi, cetakan item promosi khusus, papan tanda dan pajangan, personel selling dan media populer (Kotler & Lee, 2007: 185).

Aktivitas promosi memiliki lima jenis kegiatan promosi yang dikelola secara strategis oleh para pemasar yakni iklan, promosi penjualan, penjualan personal, public relations dan direct Marketing. Kegiatan-kegiatan promosi tersebut pada dasarnya memiliki tujuan dan fungsi yang sama yaitu untuk menginformasikan, membujuk, mengingatkan, tetapi bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya yang sering disebut bauran promosi. Fandy Tjiptono (2008: 224) menjelaskan defenisi jenis kegiatan tersebut sebagai berikut :

1. Personal selling adalah komunikasi langsung tatap muka antara penjual dan calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka akan mencoba dan membelinya. Dalam operasinya personal selling lebih fleksibel. Hal ini disebabkan karena tenaga-tenaga penjualan tersebut

dapat secara langsung mengetahui keinginan, motif dan perilaku konsumen, dan sekaligus dapat melihat reaksi konsumen, sehingga dapat mengadakan penyesuaian seperlunya. Contoh personal selling seperti pasar malam, pameran dagang, persentasi penjualan.

2. Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung yang dilakukan oleh organisasi atau perusahaan yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk atau merk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian, seperti iklan cetak dan siaran, logo ataupun film.

(11)

4. Public relations adalah suatu fungsi manajemen yang melibatkan usaha-usaha jangka panjang yang di sengaja, terencana, terus-menerus yang bertujuan untuk membentuk saling pengertian dan komunikasi dua arah antara organisasi dan publiknya, untuk mempengaruhi persepsi, opini positif, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan atau organisasinya. Public relations penekanannya bukan pada penjualan seperti pada kegiatan periklanan, namun peran pemberian informasi, pendidikan, dan upaya peningkatan pengertian lewat penambahan pengetahuan mengenai suatu produk atau jasa. Bentuk kegiatannya berupa seminar, publikasi, sponsor, dan hubungan lobbying.

5. Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau di sembarang lokasi, dalam direct marketing komunikasi promosi langsung ditujukan kepada konsumen individual dengan tujuan agar pesan-pesan tersebut ditanggapi konsumen yang bersangkutan, baik dengan telepon, pos, atau dengan datang langsung.

Bauran promosi merupakan alat komunikasi yang terdiri dari kombinasi alat-alat promosi yang digunakan oleh produsen. Menurut Kotler dan Keller (dalam Moses Yonathan), bauran promosi terdiri atas tujuh cara komunikasi utama yaitu:

1. Advertising 2. Sales Promotion

3. Public Relations and Publicity 4. Direct Marketing

5. Personal Selling

6. Word of Mouth Marketing 7. Event and Experiences

(12)

Tabel 2.1: Alat Komunikasi Promosi

(Sumber: Kotler dan Keller, Marketing Management, 2009: 513 dalam Moses Yonathan)

Tujuan kegiatan promosi jika dilihat dari aspek komunikasi tidak lain adalah upaya untuk memotivasi calon konsumen dalam pengambilan keputusan atas pembelian sebuah produk. Dalam teori motivasi bahwa motif konsumen dalam pengambilan keputusan, membeli sebuah produk salah satu diantaranya dengan melihat proritas kebutuhan. Teori ini dikenal dengan teori hirarki, dimana kebutuhan yang tidak terpenuhi yang akan memotivasi individu untuk melakukan suatu perilaku atau tindakan tertentu (Maslow dalam Suryani, 2008: 39).

(13)

sasaran tentang suatu atraksi wisata. Promosi dilakukan sebagai usaha untuk memperbesar daya tarik objek wisata yang ada. Dengan seringnya melakukan promosi maka diharapkan akan merangsang kunjungan wisatawan, diawali dengan komunikasi persuasi untuk membangkitkan perhatian dan pada akhirnya berlanjut menjadi minat untuk berkunjung. Materials promotion seperti tourism

map, guidebook, calendar of event,brosur, leaflet, internet adalah sebagian material

promosi yang digunakan untuk mempromosikan potensi pariwisata

Dalam penerapan promosi pariwisata setiap perusahaan sebelumnya harus memiliki strategi terlebih dahulu agar promosi yang diterapkan tidak sia-sia dan memberikan hasil yang maksimal. Dalam bukunya Yoeti (2005:174) langkah-langkah penting yang perlu dilakukan dalam mengembangkan strategi promosi di suatu daerah adalah:

a. Menentukan target pasar yang akan dipengaruhi oleh kegiatan promosi yang akan dilakukan. Karena dengan begitu kita akan bisa lebih mudah menentukan pemilihan instrumen-instrumen promosi yang akan dilakukan meliputi media yang akan digunakan, bahasa yang akan dipakai, dan sebagainya.

b. Menetapkan kelayakan promosi yang akan dilakuakan yaitu tentang jenis promosi dan anggarannya.

c. Mengatur komposisi unsur-unsur bauran pemasaran yang akan digunakan. d. Mempersiapkan bentuk-bentuk desain iklan yang akan digunakan termasuk

tentang ukuran, produk yang ditonjolkan, dan sebagainya.

e. Merumuskan bentuk-bentuk kegiatan sales promotion yang akan dilakukan. f. Perencanaan pembuatan material, termasuk bentuk-bentuk hand-out yang

akan diberikan pada setiap pertemuan formal kepada pejabat- pejabat pariwisata dari luar negeri dan penggunaan media promosi yang berkualitas. g. Menunjuk seorang public relation officer untuk menjaga citra suatu daerah

tujuan wisata.

(14)

Hal ini akan semakin memberikan hasil yang maksimal dalam upaya pengembangan pariwisata, tentunya apabila faktor-faktor penunjang lainnya juga diperhatikan.

2.2.4 Duta Wisata

Menurut Satriawan, duta wisata adalah ikon atau figur pariwisata dan kebudayaan yang terpilih setelah melewati serangkaian proses seleksi yang dikemas dalam bentuk pemilihan yang diikuti oleh generasi muda atau remaja. Duta wisata merupakan perpanjangan tangan pemerintah dalam upaya memperkenalkan potensi pariwisata dengan tujuan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan baik lokal maupun asing (journal.unair.ac.id).

Menurut Farisya (2011), duta wisata adalah pemuda-pemudi yang dipilih baik ditunjuk secara langsung atau diseleksi terlebih dahulu melalui proses pemilihan dengan berbagai tahapan seleksi. Duta wisata adalah sosok yang dianggap mampu bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk ikut mempromosikan suatu daerah tertentu khusunya pada potensi pariwisata daerah tersebut. Duta wisata diharapkan sebagai ikon daerah yang mampu menjadi pembicara dan membagikan informasi tentang potensi pariwisata suatu daerah kepada masyarakat luas sehingga tertarik untuk mengunjungi daerah pariwisata tersebut (jurnal.psikologi.ub.ac.id).

(15)

duta wisatanya. Sebutan tersebut diambil dari bahasa daerah masing-masing (jurnal.psikologi.ub.ac.id).

Pemilihan Duta Wisata Indonesia di setiap provinsi di Indonesia dilangsungkan setiap tahunnya. Para pemenang terpilih di tiap provinsi berhak menyandang gelar Duta Wisata Daerah, seperti

Maraknya pemilihan duta wisata di berbagai daerah menimbulkan berbagai pendapat dari masyarakat. Ada yang merespon baik karena pemilihan duta wisata bertujuan memotivasi generasi muda untuk mengembangkan wawasan, bakat dan kemampuan yang dimiliki. Selain menimbulkan respon yang positif, tidak sedikit pula muncul stigma negatif terhadap duta wisata. Pertama duta wisata adalah pajangan. Ini pandangan yang menyesatkan. Duta wisata dipilih oleh Dinas Pariwisata masing-masing kabupaten/kota maupun provinsi untuk menjadi ujung tombak dalam mempromosikan potensi wisata baik secara lokal, nasional maupun internasional. Dan yang kedua pemilihan duta wisata hanya menghabiskan anggaran. Pandangan ini bisa jadi muncul karena salah satu tugas pokok dan fungsi mereka adalah mendampingi acara-acara seremonial pemerintahan. Faktanya, banyak duta wisata di berbagai daerah yang sangat proaktif, “menjemput bola” dalam menyukseskan dan atau menyelenggarakan acara secara mandiri untuk kegiatan yang tidak hanya masuk dalam ranah pariwisata/budaya, akan tetapi sudah meluas ke ranah sosial, pendidikan, maupun lingkungan (Wibowo, puzleminds.com).

(16)

2.2.4.1 Ikatan Agam Inong Banda Aceh

Remaja Duta Wisata Indonesia adalah pemenang Pemilihan Duta Wisata yang diikuti oleh para peserta dari 35 provinsi di menjadi citra teladan generasi muda Indonesia yang dinamis, kreatif, dan cerdas, juga menjadi ujung tombak Dinas Pariwisata dalam mempromosikan kepariwisataan Indonesia secara nasional maupun internasional.

ADWINDO (Asosiasi Duta Wisata Indonesia) merupakan satu-satunya wadah bagi seluruh duta wisata Indonesia yakni dari 35 provinsi dan sekitar 459 Kabupaten dan kota se-Indonesia di tingkat nasional. Duta wisata secara faktual merupakan perwakilan dari generasi-generasi muda yang dipilih melalui seleksi ketat di setiap daerah. Oleh karena itu, duta wisata adalah orang-orang yang memiliki kemampuan lebih yang terdidik dan terlatih sebagai representatif dari kebudayaan dan pariwisata daerah.

Di provinsi Aceh, duta wisata diberi nama Agam untuk laki-laki dan Inong untuk perempuan. Para duta wisata provinsi Aceh tergabung di dalam Syarikat Agam Inong Nanggroe yang merupakan organisasi di bawah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata provinsi Aceh. Sedangkan untuk setiap daerah di Aceh, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata daerah juga memiliki duta wisata sebagai perpanjangan tangan dalam membantu mempromosikan pariwisata daerah. Keberadaan duta wisata daerah yang terpilih dalam ajang pemilihan duta wisata ini dimaksudkan agar tugas dan promosi kepariwisataan di tiap daerah di Aceh dapat merata dan terkontrol dengan baik.

(17)

model kota madani dan mampu menerapkan sadar budaya sadar wisata di lingkungan anak muda.

Pemilihan Agam Inong sebagai duta wisata Banda Aceh mempunyai beberapa tujuan, yaitu:

1. Meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap pentingnya peran serta mereka dalam membangun kepariwisataan dan menjaga budaya.

2. Melahirkan global culture leader sebagai sebuah kekuatan yang besar untuk pengembangan kepariwisataan kota Banda Aceh.

3. Melibatkan putra-putri daerah dalam kegiatan budaya dan pariwisata yang diadakan oleh pemerintah kota Banda Aceh (sumber: wawancara peneliti).

(18)

2.3 Model Teoritis

Gambar 2.1 Model Teoritis Penelitian

Sumber : Peneliti IKATAN AGAM INONG BANDA ACEH

PROGRAM KERJA

PROMOSI PARIWISATA STRATEGI

KOMUNIKASI

Gambar

Tabel 2.1: Alat Komunikasi Promosi
Gambar 2.1 Model Teoritis Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Sinar Galesong Manado, perlu meningkatkan persepsi konsumen terhadap atribut produk dan juga harga bagi para konsumen, maksudnya perusahaan perlu meningkatkan atribut

atas karya ilmiah saya yang berjudul : Pengaruh Iklim Komunikasi dan Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja Pegawai (Studi Pada Politeknik Negeri Semarang) beserta

mengakhirinya dengan membaca surat Al-‘Ashr. Tujuan dari kalimat perintah tersebut adalah menerapkan teori metode ceramah Al-Ghazali, dimana peserta didik diberikan

Peraturan Bupati Bantul Nomor 96 Tahun 2015 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bantul Tahun Anggaran 2016 (Berita Daerah Kabupaten

Analisa potensi energi ini diambil berdasarkan pengamatan pasang surut 29 hari pada bulan september tahun 2015, dan tinggi pasang surut selama setahun pada tahun

Kegiatan pengkajian teknologi pakan terdiri dari pemberian pelepah sawit, solid dan bungkil inti sawit (BIS) pada sapi potong. Pakan berbasis tanaman sawit diberikan

1.2.1 Jelaskan manfaat program studi terhadap institusi, masyarakat, serta bangsa dan negara. Untuk pengusulan program studi baru yang diusulkan oleh perguruan tinggi lama,

Secara substansial, upaya kelembagaan tersebut pada dasarnya dapat dipandang sebagai langkah menuju rekonstruksi ulang dalam penguasaan dan akses sumberdaya