• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Pelarut Fosfat dan Penghasil Asam Indol Asetat dari Guano Gua Kampret dan Uji Kemampuannya dalam Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Isolasi dan Identifikasi Bakteri Pelarut Fosfat dan Penghasil Asam Indol Asetat dari Guano Gua Kampret dan Uji Kemampuannya dalam Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Fosfor (P) merupakan salah satu unsur hara makro yang sangat penting bagi

pertumbuhan tanaman, namun kandungannya di dalam tanaman lebih rendah

dibandingkan nitrogen (N), kalium (K), dan kalsium (Ca). Tanaman menyerap P

dari tanah dalam bentuk ion fosfat, terutama dalam bentuk H2PO4- dan HPO42-

yang terdapat dalam larutan tanah (Havlin et al. 1999).

Ketersediaan fosfat di dalam tanah pada umumnya terbatas. Pada tanah

asam (pH < 5), sebagian besar fosfat difiksasi oleh Fe dan Al menjadi Fe-fosfat

dan Al-fosfat. Pada tanah dengan pH yang tinggi (pH > 7), fosfat akan terikat

menjadi Ca-fosfat (Cunningham dan Kuiack, 1992).

Adanya pengikatan-pengikatan fosfat tersebut menyebabkan pupuk fosfat

yang diberikan tidak efisien, sehingga perlu diberikan dalam takaran tinggi.

Pemberian pupuk fosfat ke dalam tanah diketahui hanya 10-30% yang dapat

diserap oleh tanaman, sedangkan sisanya 70-90% akan terjerap diantara koloid

tanah dan tinggal sebagai residu dalam tanah (Buckman dan Brady, 1956; Jones,

1982).

Salah satu alternatif untuk meningkatkan efisiensi pemupukan fosfat

dalam mengatasi rendahnya fosfat tersedia dalam tanah adalah dengan

menggunakan mikroorganisme pelarut fosfat, yaitu mikroorganisme yang dapat

melarutkan fosfat yang tidak tersedia menjadi tersedia sehingga dapat diserap oleh

tanaman. Mikroorganisme ini juga diketahui dapat memproduksi asam amino,

vitamin, dan senyawa pemacu pertumbuhan seperti auksin dan giberelin yang

dapat membantu meningkatkan pertumbuhan tanaman (Ponmurugan dan Gopi,

2006).

Salah satu sumber bakteri pelarut fosfat diperkirakan dapat berasal dari

guano. Guano merupakan kotoran kelelawar yang mengandung fosfat tinggi dan

dijadikan sebagai cadangan batuan fosfat alam di kawasan karst (Kasno et al.

2009).

(2)

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU 2

Kandungan fosfat yang tinggi pada guano ini merupakan faktor abiotik

pendukung bakteri pelarut fosfat dapat hidup dalam gua.

Mikroorganisme pelarut fosfat diketahui terdiri atas bakteri (Taha et al.

1969), fungi (Khan & Bhatnagar, 1997) dan sedikit aktinomiset (Rao et al. 1982;

Chen et al. 2002). Beberapa genus bakteri pelarut fosfat yang telah diketahui

antara lain Bacillus, Pseudomonas, Mycobacterium, Micrococcus,

Flavobacterium, Escherichia, Brevibacterium spp., Serratia spp., Alcaligenes

spp., Achromobacter spp., dan Thiobacillus sp. (Motsara et al. 1995; Gunarto &

Nurhayati, 1994).

Beberapa penelitian tentang bakteri pelarut fosfat diantaranya oleh Supadi

(1991) yang memperoleh beberapa anggota Escherichia yang mampu melarutkan

P dari lapisan perakaran tanaman jagung. Bakteri-bakteri tersebut mampu

meningkatkan P tersedia sebanyak 0,8 – 3,7 ppm pada tanah non steril dan 0,1 –

3,6 ppm pada tanah steril. Penelitian lain oleh Kasmita (2010) yang melakukan

isolasi bakteri pelarut fosfat dari beberapa sampel tanah di Bogor dan Nusa

Tenggara yang memperoleh 29 jenis isolat dengan indeks pelarutan tertinggi yaitu

1,78 dan 1,80. Ruwandani (2014) juga mengisolasi bakteri pelarut fosfat asal

guano di gua anjani, Jawa Tengah dan memperoleh 48 isolat dengan indeks

pelarutan tertinggi yaitu 1,41. Beberapa penelitian bakteri pelarut fosfat yang telah

dilakukan masih memperoleh bakteri pelarut fosfat dengan indeks pelarutan yang

relatif cukup rendah, dan belum ada penelitian yang melakukan aplikasi langsung

terhadap tanaman, sehingga perlu dilakukan penelitian dengan judul “Isolasi dan

Identifikasi Bakteri Pelarut Fosfat dan Penghasil Asam Indol Asetat dari Guano

Gua Kampret dan Uji Kemampuannya Dalam Meningkatkan Pertumbuhan

Tanaman”.

(3)

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU 3

1.2Permasalahan

Unsur fosfor (P) terkandung dalam tanah dalam jumlah yang lebih sedikit

bila dibandingkan dengan nitrogen (N), kalium (K), dan kalsium (Ca). Selain itu,

unsur P seringkali terikat dengan unsur-unsur lain dalam tanah sehingga tanaman

tidak mampu menyerap unsur P tersebut. Pemupukan fosfat diketahui kurang

efisien karena hanya 10-30% yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Oleh karena

itu, perlu dipelajari apakah bakteri pelarut fosfat yang diisolasi dari guano mampu

meningkatkan pertumbuhan tanaman.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini antara lain untuk:

a. Mengetahui kemampuan isolat bakteri dari guano yang potensial dalam

melarutkan fosfat

b. Mengetahui kemampuan isolat bakteri pelarut fosfat yang diisolasi dari guano

dalam menghasilkan IAA

c. Mengidentifikasi bakteri pelarut fosfat yang diisolasi dari guano

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data dan informasi mengenai

kemampuan bakteri pelarut fosfat isolat guano sebagai pupuk hayati dalam

meningkatkan pertumbuhan tanaman, dan menambah pengetahuan bagi pembaca

khususnya dan masyarakat umumnya tentang penggunaan pupuk hayati dengan

menggunakan mikrooganisme lokal.

Referensi

Dokumen terkait

Sarana dan prasarana yang terdapat pada satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif merupakan sarana dan prasarana yang terdapat pada PAUD dan Sekolah yang

Sementara, maksud dari Syi’ah yang terkenal adalah para pengikut Ali sehingga mereka berkeyakinan bahwa Ali adalah khalifah pilihan Nabi Muhammad da ia adalah

Aplikasi Personal DivX Player adalah program video player berbasis Windows yang dibuat oleh penulis untuk memainkan video berformat DivX, MPEG, dan AVI, dimana DivX adalah codec

Pada ujaran-ujaran yang melanggar maksim kuantitas dan relevansi, maksim cara juga dilanggar karena informasi dalam ujaran menjadi tidak jelas dan tidak singkat.. Pemenuhan

Selain itu, alat ini dilengkapi dengan kipas yang berguna untuk memisahkan antara kulit ari dengan kacang tanah yang telah dikupas sehingga hasil akhir berupa

Hal itu tampak pada manajemen dakwah yang diterapkan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Kudus berlandaskan pada fungsi-fungsi manajemen dari G.R

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa nilai rata-rata pada saat melakukan post test lebih besar dari nilai rata-rata disaat melakukan post test yakni

Sesuai dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 23/PER/M.KOMINFO/11/2011 tentang Rencana Induk ( Masterplan ) Frekuensi Radio Untuk