• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Penelitian PENGARUH INDEPENDENS. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Proposal Penelitian PENGARUH INDEPENDENS. docx"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Proposal Penelitian

PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR DAN TIME BUDGET PRESSURE TERHADAP KUALITAS AUDIT

( STUDI KASUS PADA KAP KOTA PALEMBANG )

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan audit laporan keuangan dalam suatu organisasi dan merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002). Akuntan Publik adalah seseorang yang telah memperoleh izin untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Kantor Akuntan Publik, yang selanjutnya disingkat KAP, adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan mendapatkan izin usaha berdasarkan Undang-Undang ( UU No. 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik). Seorang auditor eksternal atau akuntan publik, bertugas untuk menilai dan memverifikasi laporan keuangan yang dikeluarkan oleh pihak manajemen perusahaan, dan pada akhirnya memberikan opini mereka terhadap laporan keuangan yang telah mereka audit tersebut. Audit yang dilakukan oleh seorang auditor terhadap laporan keuangan, tentu saja akan menambah nilai keandalan terhadap laporan keuangan tersebut.

(2)

) juga tentu saja menginginkan laporan keuangan yang mereka audit memiliki kualitas yang baik, dalam artian bahwa laporan keuangan auditan tersebut bebas dari salah saji material dan dapat diandalkan oleh pengguna laporan keuangan. KAP sebagai organisasi yang bergerak di bidang jasa, juga harus memperhatikan kualitas jasa yang diberikannya kepada klien. Kemampuan menyediakan jasa audit yang berkualitas tinggi menjadi hal yang utama bagi KAP, khususnya kualitas audit ( Indriani, 2012). Kualitas audit yang baik harus sesuai dengan standar auditing yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan.

Ada beberapa kasus yang pernah terjadi sehubungan dengan kualitas laporan keuangan yang telah diaudit oleh KAP. Seperti pada kasus mengenai kegagalan KAP Atrhur Anderson di Amerika Serikat pada tahun 2001, yang merupakan salah satu anggota dari KAP big five saat itu. Kegagalan KAP Arthur Anderson mempertahankan independensinya terhadap kliennya Enron melahirkan The Sarbanes-Oxley Act (SOX) tahun 2002 sebagai solusi dari skandal perusahaan besar yang terjadi di Amerika.

(3)
(4)

menyembunyikan hasil audit beserta opininya sehingga PT Telkom melakukan inpermission atas hasil kerja KAP HS yang saat itu waktunya sangat terbatas. Dari kasus tersebut dapat kita simpulkan bahwa independensi dan profesionalitas dalam diri seorang auditor sangat diperlukan untuk menghasilkan hasil akhir audit yang berkualitas.

(5)

seorang akuntan publik, Petrus seharusnya mematuhi Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang berlaku. Ketika memang dia harus melakukan jasa audit, maka audit yang dilakukan pun harus sesuai dengan Standar Auditing (SA) dalam SPAP, karena pada akhirnya hal ini tentu saja berpengaruh terhadap kualitas audit.

Pembekuan izin yang dilakukan oleh Menkeu ini merupakan yang kesekian kalinya. Pada 4 Januari 2007, Menkeu membekukan izin Akuntan Publik (AP) Djoko Sutardjo dari Kantor Akuntan Publik Hertanto, Djoko, Ikah & Sutrisno selama 18 bulan. Djoko dinilai Menkeu telah melakukan pelanggaran atas pembatasan penugasan audit dengan hanya melakukan audit umum atas laporan keuangan PT Myoh Technology Tbk (MYOH). Penugasan ini dilakukan secara berturut-turut sejak tahun buku 2002 hingga 2005.

(6)

Kementerian Perhubungan memutuskan untuk mengaudit ulang seluruh maskapai penerbangan Lion Air yang selain mendapat pembekuan sementara izin rute penerbangan, juga mendapat sanksi moral dari pengguna jasa, serta harus menanggung kerugian sekitar Rp 200 milyar ( Harian Kompas, 24 Februari 2015).

Dari beberapa kasus tersebut, dapat kita lihat bahwa ada beberapa kasus sehubungan dengan kualitas audit. Mulai dari kasus kegagalan KAP Arthur Anderson mempertahankan independensinya terhadap kliennya Enron, kasus KAP HS dan Rekan serta KAP EP yang melanggar peraturan BAPEPAM tentang persaingan yang tidak sehat antara sesama auditor, kasus dibekukannya akuntan publik maupun kantor akuntan publik yang dikarenakan tidak sesuai dengan SPAP, hingga kasus audit ulang yang dilakukan terhadap maskapai penerbangan Lion Air yang tentu saja pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan.

(7)

Dalam penelitian M. Nizarul Alim, Trisni Hapsari dan Liliek Purwanti ( 2007) dengan judul “Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi” menyimpulkan bahwa kompetensi dan independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Kompetensi dengan etika auditor sebagai variabel moderasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, sedangkan independensi dengan etika auditor sebagai variabel moderasi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

Andin Prasita dan Priyo Hari Adi dalam penelitiannya pada tahun 2006 dengan judul “Pengaruh Kompleksitas Audit Dan Tekanan Anggaran Waktu Terhadap Kualitas Audit Dengan Moderasi Pemahaman Terhadap Sistem

Informasi” menyimpulkan bahwa kompleksitas audit dan tekanan anggaran waktu berpengaruh negatif terhadap kulitas audit. Kompleksitas audit dengan pemahaman terhadap sistem informasi sebagai variabel moderasi berpengaruh positif terhadap kulitas audit, sedangkan tekanan anggaran waktu dengan pemahaman terhadap sistem informasi sebagai variabel moderasi tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit.

I Gede Cahyadi Putra (2013) dalam penelitiannya dengan judul “ Kualitas Audit Kantor Akuntan Publik Di Bali Ditinjau Dari Time Budget Pressure, Risiko

(8)

Penelitian tersebut diatas, memiliki hasil penelitian yang berbeda satu sama lain, sekalipun menggunakan beberapa variabel yang sama. Begitu pula pentingnya informasi laporan keuangan berkualitas yang telah diaudit oleh KAP , adalah salah satu alasan peneliti tertarik untuk memahami dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit. Banyak faktor-faktor- faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit ini, mulai dari kompetensi, independensi, workload, spesialisasi auditor, kompleksitas audit, tekanan anggaran waktu, fee audit, time budget pressure, etika profesi, profesionalisme auditor, masa perikatan audit, pengalaman, due professional care, akuntabilitas, resiko kesalahan, integritas auditor, maupun kualitas pelaksanaan audit.

(9)

Faktor yang kedua yaitu adalah time budget pressure. Time budget pressure ( tekanan anggaran waktu) juga adalah hal yang harus dihadapi untuk mencapai target. Pada faktor ini, auditor dituntut untuk melakukan dan menyelesaikan tugas audit dengan cepat dan tepat. Karena pada umumnya, setiap perusahaan, khususnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, harus melaporkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kepada Badan Pengawas Pasar Modal ( BAPEPAM ) selambat- lambatnya 4 bulan setelah tahun buku berakhir. Hal ini juga tentu saja dapat mempengaruhi kualitas hasil audit yang diberiikan oleh auditor. Inilah yang menjadi alasan peneliti memilih variabel time budget pressure.

Oleh karena itu, dari beberapa hal diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Independensi Auditor Dan Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit ( Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik Kota Palembang )”.

I.2. Rumusan Masalah

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit. Adapun faktor-faktor yang akan diuji dalam penelitian ini adalah pengaruh independensi dan time budget pressure terhadap kualitas audit pada KAP (Kantor Akuntan Publik ) yang ada di kota Palembang. Dengan demikian, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian kali ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh independensi auditor dan time budget pressure

(10)

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain :

1. Menganalisis pengaruh independensi auditor terhadap kualitas audit pada KAP di Palembang.

2. Menganalisis pengaruh time budget pressure terhadap kualitas audit pada KAP di Palembang.

1.3.2. Manfaat Penelitian

1. Manfaat penelitian ini secara praktis adalah sebagai berikut :

a. Bagi KAP : Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh dari independensi maupun time budget pressure terhadap kualitas audit dan memberikan masukan bagi KAP untuk memahami kebijakan yang paling tepat dalam kaitannya dengan kualitas audit.

b. Bagi auditor : Menambah pengetahuan auditor mengenai pengaruh independensi dan time budget pressure terhadap kualitas audit, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan akan pentingnya peningkatan kualitas audit yang ditetapkan dalam SPAP.

2. Manfaat penelitian secara teoritis :

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dalam pengembangan kajian ilmu akuntansi, khususnya mengenai pengaruh independensi dan time budget pressure terhadap kualitas audit.

(11)

II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Landasan Teori

II.1.1. Teori Keagenan ( Agency Theory )

Teori keagenan (Agency Theory) merupakan teori yang menghubungkan konflik kepentingan antara principal dan agent. Teori agensi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan individu baik principal maupun agen dalam mengevaluasi lingkungan dimana keputusan harus diambil, dan untuk mengevaluasi dari hasil keputusan yang telah diambil guna mempermudah pengalokasian hasil antara prinsipal dan agen sesuai dengan kontrak kerja. Prinsipal sebagai pemilik modal memiliki akses pada informasi internal perusahaan sedangkan agen sebagai pelaku dalam praktek operasional perusahaan mempunyai informasi tentang operasi dan kinerja perusahaan secara riil dan menyeluruh.

(12)

perusahaan. Sebaliknya, manajemen memerlukan auditor untuk memberikan legitimasi atas kinerja yang mereka lakukan (dalam bentuk laporan keuangan), sehingga auditor layak mendapat insentif atas kinerja tersebut. Pengawasan yang dilakukan oleh pihak independen (auditor) tersebut tentu saja memerlukan biaya pengawasan (monitoring) dalam bentuk biaya audit yang dikenal dengan istilah agency cost. Menurut Jensen dan Meckling (1976) terdapat tiga macam biaya keagenan (agency cost), diantaranya adalah biaya pengawasan oleh principal, biaya bonding dan kerugian residual.

2.1.2. Teori Harapan ( Ekspektasi)

(13)

2.1.3. Kualitas Audit

Pengertian audit menurut Arens et al. (2008 : 4) adalah sebagai berikut:

“Auditing is accumulation and evaluation of evidence about information to determine andreport on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person”.

Dalam melakukan audit, tentu saja dibutuhkan dan diharapkan hasil audit yang memiliki kualitas baik yang dapat diandalkan oleh para pengguna laporan keuangan. Atau dengan kata lain, dibutuhkan hasil audit yang berkualitas. Kualitas audit adalah sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya (De Angelo, 1981). De Angelo (1981) juga menyiratkan bahwa kualitas audit secara garis besar, dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu kompetensi dan independensi, dengan mempertimbangkan penggunaan ukuran kualitas yang diturunkan dari sikap mental auditor, terutama ketika mengukur independensi auditor. Probabilitas penemuan suatu penyelewengan terhadap laporan keuangan tergantung kepada kemampuan teknikal auditor, sedangkan probabilitas pelaporan kesalahan tergantung pada independensi auditor.

Berdasarkan konsep auditing, kualitas audit berhubungan dengan independensi, kompetensi dan kode etik auditor. Independensi dan kompetensi menjadi faktor penting yang harus dimiliki seorang auditor dalam rangka pelaksanaan tugas audit (Porter dkk, 2003).

(14)

Kualitas audit merupakan segala kemungkinan (probability) dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan ( Arisinta, 2013)

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kualitas audit adalah tuntutan yang diharapkan dari seorang auditor dalam mengevaluasi pelanggaran dari laporan keuangan manajemen yang diauditnya, yang hal ini tidak terlepas dari independensi maupun kompetensi yang seharusnya ada pada diri auditor tersebut.

Beberapa penelitian mengenai kualitas audit telah dilakukan. M. Nizarul Alim, dkk ( 2007) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kompetensi dan independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Andin Prasita, dkk (2006) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kompleksitas audit dan tekanan anggaran waktu berpengaruh negatif terhadap kualitas audit.

Dari beberapa penelitian terdahulu, menyimpulkan bahwa kualitas audit sangatlah diperlukan oleh banyak pihak, mulai dari debitur, kreditur, pemerintah, masyarakat, maupun pengguna laporan keuangan lainnya.

2.1.4. Independensi Auditor

(15)

independen dalam penampilan. Independensi dalam fakta (independence in fact) ada bila auditor benar-benar mampu mempertahankan sikap yang tidak bias sepanjang audit, sedangkan independensi dalam penampilan (independent in appearance) adalah hasil dari interpretasi lain atas independensi ini (Arens et al, 2008).

Dalam kenyataannya auditor seringkali menemui kesulitan dalam mempertahankan sikap mental independen. Keadaan yang seringkali mengganggu sikap mental independen auditor adalah sebagai berikut (Mulyadi, 2002) :

1. Sebagai seseorang yang melaksanakan audit secara independen, auditor dibayar oleh kliennya atas jasanya tersebut.

2. Sebagai penjual jasa seringkali auditor mempunyai kecenderungan untuk memuaskan keinginan kliennya.

3. Mempertahankan sikap mental independen seringkali dapat menyebabkan lepasnya klien.

2.1.5. Time Budget Pressure

(16)

sedikit, maka auditor akan berusaha semaksimal mungkin untuk segera menyelesaikan tugas auditnya.

Tekanan anggaran waktu juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas audit. Karena pada satu sisi, tekanan anggaran waktu menuntut auditor untuk melakukan pekerjaannya dengan cepat dan tepat, sedangkan pada sisi lain, auditor dituntut untuk mengaudit laporan keuangan dengan baik, serta pada akhirnya memberika oponi/ pendapat yang baik pula seperti yang diharapkan oleh kliennya. Hal ini juga tentu saja pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan.

Time budget pressure juga berpengaruh terhadap fee audit, dimana tekanan anggaran waktu akan membuat auditor untuk bekerja dengan cepat, dan apabila hasil auditnya diselesaikan dengan cepat, maka hal ini tentu saja akan mengurangi biaya audit.

(17)

2.2. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian telah dilakukan sehubungan dengan kualitas audit. Andin Prasita, dkk (2006) dalam penelitiannya dengan judul “Pengaruh Kompleksitas Audit Dan Tekanan Anggaran Waktu Terhadap Kualitas Audit

Dengan Moderasi Pemahaman Terhadap Sistem Informasi” pada 15 KAP yang ada di Semarang menyimpulkan bahwa kompleksitas audit dan tekanan anggaran waktu berpengaruh negatif terhadap kulitas audit. Kompleksitas audit dengan pemahaman terhadap sistem informasi sebagai variabel moderasi berpengaruh positif, sedangkan tekanan anggaran waktu dengan variabel moderasi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

M. Nizarul Alim, dkk (2007) dalam penelitiannya dengan judul “Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor

Sebagai Variabel Moderasi” pada KAP Surabaya dan Malang menyimpulkan bahwa kompetensi dan independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Kompetensi dan etika auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, sedangkan independensi dan etika auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

(18)

Yossi Septriani dalam penelitiannya pada tahun 2012 dengan judul “Pengaruh Independensi Dan Kompetensi Auditor Terhadap Kualitas Audit, Studi

Kasus Auditor KAP Di Sumatera Barat” dengan sampelauditor KAP di Sumatera Barat, mendapatkan kesimpulan bahwa independensi dan kompetensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

Baiq Kisnawati (2012) dalam penelitiannya dengan judul “Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit ( Studi

Empiris Pada Auditor Pemerintah di Inspektorat Kabupaten dan Kota Se- Pulau

Lombok)” menyimpulkan bahwa secara simultan, kompetensi, independensi, dan etika auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.

Norma Kharismatuti dan P. Basuki Hadiprajitno pada tahun 2012 dalam penelitiannya dengan judul “ Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi (Studi empiris

pada internal auditor BPKP DKI Jakarta)” menyimpulkan bahwa kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Interaksi kompetensi dan etika auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, juga interaksi independensi dan etika auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

I Gede Cahyadi Putra ( 2013) dalam penelitiannya dengan judul “Kualitas Audit Kantor Akuntan Publik Di Bali Ditinjau Dari Time Budget Pressure, Risiko

(19)

audit, sedangkan risiko kesalahan dan kompleksitas audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Dessy Somantri dalam penelitiannya pada tahun 2013 dengan judul “Pengaruh Indepedensi Auditor Dan Profesionalisme Auditor Terhadap Kualitas

Audit (Survey Pada Kantor Akuntan Publik Di Wilayah Bandung)”

menyimpulkan bahwa independensi auditor dan profesionalisme auditor berpengaruh signifikan dan positif terhadap kualitas audit.

Octaviana Arisinta ( 2013) dalam penelitiannya dengan judul “Pengaruh Kompetensi, Independensi, Time Budget Pressure, Dan Audit Fee Terhadap

Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik Di Surabaya” menyimpulkan bahwa kompetensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit, independensi auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit, time budget pressure berpengaruh positif maupun negatif terhadap kualitas audit, dan audit fee berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

Yoga Dutadasanovan (2013) dalam penelitiannya dengan judul “ Pengaruh Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit Dengan Independensi SEbagai

Variabel Intervening”. Menyimpulkan bahwa (1) Time budget pressure berpengaruh terhadap kualitas audit dengan independensi sebagai variabel intervening. (2) Time budget pressure berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. (3) Independensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit. (4) Time budget pressure berpengaruh negatif terhadap independensi.

(20)

Kantor Akuntan Publik Di Makassar” menyimpulkan bahwa kompetensi auditor dan independensi auditor secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas audit.

Elisha Muliani Singgih dan Icuk Rangga Bawono pada tahun 2010 dalam penelitiannya dengan judul “Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care Dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit (Studi pada

Auditor di KAP “Big Four” di Indonesia)” menyimpulkan bahwa (1) Independensi, pengalaman, due professional care dan akuntabilitas secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit. (2) Independensi, due professional care dan akuntabilitas secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan pengalaman tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. (3) Independensi merupakan variabel yang dominan berpengaruh terhadap kualitas audit.

Fransiska Kovinna dan Betri pada tahun 2013 dalam penelitiannya dengan judul “Pengaruh Independensi, Pengalaman Kerja, Kompetensi dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit” menyimpulkan bahwa Secara simultan independensi, pengalaman kerja, kompetensi, dan etika auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

Putu Septiani Futri dan Gede Juliarsa pada tahun 2014 dalam penelitian dengan judul “Pengaruh Independensi, Profesionalisme, Tingkat Pendidikan, Etika Profesi, Pengalaman, dan Kepuasan Kerja Auditor Pada Kualitas Audit

(21)

terhadap kualitas audit. 3) Tingkat pendidikan profesionalisme berpengaruh positif terhadap kualitas audit. 4) Etika profesi berpengaruh positif terhadap kualitas audit. 5) Pengalaman berpengaruh tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. 6) Kepuasan kerja auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

A.A Putu Ratih Cahaya Ningsih dan P. Dyan Yaniartha pada tahun 2013 dalam penelitian dengan judul ”Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit” menyimpulkan bahwa Kompetensi

(22)
(23)
(24)

Singgih dan audit. (2) Independensi, due professional care dan akuntabilitas secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan pengalaman tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. (3) Independensi merupakan variabel yang dominan berpengaruh terhadap

Secara simultan independensi, pengalaman kerja, kompetensi, dan etika auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. 2) Profesionalisme tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. 3) Tingkat pendidikan profesionalisme berpengaruh positif terhadap kualitas audit. 4) Etika profesi berpengaruh positif terhadap kualitas audit. 5) Pengalaman berpengaruh tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. 6) Kepuasan kerja auditor berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas audit, Independensi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kualitas audit, dan Time budget pressure

(25)

2.3. Kerangka Pemikiran

Untuk menggambarkan pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian ini maka digambarkan suatu kerangka pemikiran teoritis yang menggambarkan pengaruh dari independensi serta time budget pressure terhadap kualitas audit pada KAP yang berlokasi di kota Palembang. Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

2.4. Hipotesis

2.4.1. Pengaruh Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit

Menurut Arrens et al ( 2008 : 111), independensi terbagi 2, yaitu independensi dalam fakta ( independen in fact) dan independensi dalam penampilan ( independen in appearance). Independensi menjadi hal yang sangat penting bagi diri seorang auditor sehubungan dengan persyaratan Sarbanex-Oxley Act dalam aturan- aturan SEC guna mempertinggi independensi auditor tersebut.

Independensi Auditor (X2)

Time Budget Pressure (X3)

(26)

Hasil penelitian Alim ( 2007), Dessy Somantri ( 2013), Saripudin (2012), Kisnawati ( 2012), dan Septriani (2012) menyimpulkan bahwa faktor independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Semakin independen seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya akan semakin baik pula kualitas auditnya ( Septriani, 2012).

Berdasarkan pernyataan diatas, maka hipotesis yang diajukan ialah:

H1: Independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.

2.4.2. Pengaruh Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit

Muhshyi ( 2013) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa time budget pressure memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini membuktikan bahwa anggaran waktu dapat meningkatkan kualitas audit karena time budget pressure merupakan keadaan yang menunjukkan dimana auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun atau terdapat pembahasan waktu anggaran yang sangat ketat dan kaku sehingga akan meningkatkan kualitas audit.

Putra (2013) dalam penelitiannya juga menyimpulkan bahwa time budget pressure berpengaruh negatif terhadap kualitas audit. Hasil ini mengindikasikan jika time budget pressure tinggi maka kualitas audit akan menurun.

Berdasarkan pernyataan diatas, maka hipotesis yang diajukan ialah:

(27)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit yang dihasilkan oleh akuntan publik pada KAP (Kantor Akuntan Publik ) di kota Palembang, sehingga perlu dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dengan cara mengukur variabel-variabel yang akan diteliti. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas audit (Y). Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah independensi auditor (X1) dan time budget pressure(X2).

3.1.1. Variabel Dependen

Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau tergantung pada faktor - faktor lain dan variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas audit. Ada 2 indikator yang digunakan untuk mengukur variabel ini yaitu kesesuaian pemeriksaan dengan standar audit dan kualitas laporan hasil audit (Putra, 2012). Variabel ini diukur dengan skala Likert. Skala Likert adalah suatu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

3.1.2. Variabel Independen

(28)

3.1.2.1. Independensi Auditor

Pada variabel ini, peneliti menggunakan tiga indikator independensi berdasarkan penelitian Putra (2012) yaitu hubungan dengan klien, independensi pelaksanaan pekerjaan, dan independensi laporan. Semua item pertanyaan diukur pada skala Likert.

3.1.2.2. Time Budget Pressure

Tekanan anggaran waktu adalah suatu kondisi dimana auditor mendapatkan tekanan dari tempatnya bekerja untuk dapat menyelesaikan tugasnya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan ( Muhshyi, 2013). Peneliti menggunakan 2 indikator time budget pressure dari Putra (2012) yaitu sikap auditor dalam memanfaatkan waktu audit dan sikap auditor dalam penurunan kualitas audit. Variabel ini diukur pada skala Likert.

3.2. Populasi dan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh akuntan publik yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di Palembang. Adapun jumlah KAP yang ada di Palembang adalah sebanyak 10 KAP.

3.2.2. Sampel

(29)

sektor jasa dan perhotelan, perdagangan, industri, pertanian serta wisata kuliner. Begitu juga banyak perusahaan besar yang ada di kota ini, seperti PT. Pertamina, PT. Bukit Asam, PT. Sosro, dan lain- lain yang tentu saja membutuhkan jasa audit untuk mengaudit laporan keuangan mereka yaitu jasa akuntan publik yang ada di KAP kota Palembang . Selain itu, KAP- KAP yang ada di kota Palembang juga sudah termasuk dalam KAP besar yang ada di Indonesia. Hal inilah yang menjadi alasan peneliti memilih objek yaitu Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di kota Palembang. Dalam penelitian ini juga digunakan metode survey dimana setiap KAP didatangi secara langsung dan diberikan kuesioner. Adapun KAP yang ada di Palembang antara lain :

N o

Nama Kantor Akuntan Publik (KAP)

1 KAP Drs. Said Muhammad G. B 2 KAP Drs. H. Suparman, Ak 3 KAP Drs. Ahmad Nuroni 4 KAP Drs. Tanzil Djunaidi, Ak

5 KAP Drs. Charles Panggabean & Rekan 6 KAP Drs. Masyhur Hamdan

7 KAP Drs. Achmad Djunaidi B

(30)

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yang diperoleh dari metode survey dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan ke setiap objek penelitian, yaitu KAP ( Kantor Akuntan Publik ) yang berlokasi di Kota Palembang.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data survey dengan kuesioner yang disebarkan berbentuk pertanyaan sebagai alat pengumpulan data untuk memperoleh gambaran mengenai variabel penelitian. Sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yaitu data yang dianalisa langsung dari sumber. Kuesioner disebarkan secara langsung kepada auditor yang terdaftar di KAP - KAP yang berlokasi di wilayah Palembang.

3.5. Metode Analisis Data

Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah dengan menggunakan regresi berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS (Statistical Product and Service Solution). Setelah semua data - data dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data.

3.5.1. Uji Statistik Deskriptif

(31)

3.5.2. Uji Kualitas Data

Pengujian kualitas data yang dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner, maka kesediaan dan ketelitian dari para responden untuk menjawab setiap pertanyaan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penelitian ini. Keabsahan suatu jawaban sangat ditentukan oleh alat ukur yang ditentukan. Untuk itu, dalam melakukan uji kualitas data atas data primer ini peneliti melakukan uji validitas dan uji reabilitas.

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut, jadi uji validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah kita buat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak kita ukur (Ghozali, 2011). Pengujian validitas di sini dilakukan dengan menggunakan program SPSS.

b. Uji Reliabilitas

(32)

dilakukan pengukuran ulang. Uji realibilitas ini bertujuan untuk melihat konsistensi alat ukur yang akan digunakan. (Ghozali, 2011).

3.6. Analisis Data 3.6.1. Uji Asumsi Klasik 3.6.1.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji kolmogorov-smirnov untuk mengetahui data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Kriteria pengujian normalitas menggunakan probabilitas yang diperoleh dengan level signifikan sebesar 0,05. Apabila nilai probabilitas yang diperoleh lebih besar dari level signifikansi 0,05, maka data telah terdistribusi normal.

3.6.1.2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji Glejser, apabila probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5 persen (0,05), maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas (Ghozali, 2011 )

(33)

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas dengan menganalisis matrik korelasi antar variabel independen dan perhitungan nilai Tolerance dan VIF. Nilai cutoff untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali, 2011 ). Hal ini berarti bahwa tidak terjadi multikolonieritas.

3.7. Uji Hipotesis

3.7.1. Uji Persamaan Regresi Linier Berganda

Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda yang bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Variabel yang dipengaruhi disebut variabel tergantung atau dependen, yang dalam penelitian ini yaitu kualitas audit.

Sedangkan variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas atau independen, yang dalam penelitian ini mencakup independensi auditor dan time budget pressure. Model persamaannya dapat digambarkan sebagai berikut:

Keterangan :

(34)

Y : Kualitas Audit

X1 : Independensi Auditor X2 : Time Budget Pressure α : Konstanta

β x : Koefisien regresi εi : Error

3.7.2. Uji Adjusted R2 (Koefisien Determinasi)

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dapat menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai R2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Jika nilai R2 bernilai besar (mendekati 1) berarti variabel bebas dapat memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Sedangkan jika Adjusted R2 bernilai kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas (Ghozali, 2011).

3.7.3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test. Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikan individual. Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Apabila tingkat signifikansi t < α (0,05) maka secara individual variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan pada variabel dependennya ( Ghozali, 2011).

(35)

Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji F dilakukan dengan melihat nilai signifikansi pada tabel ANOVA, apabila nilai signifikansi F < α (0,05), maka model ini dikatakan layak atau variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen (Ghozali, 2011). Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi=5%), maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari pada 0,05 maka variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

(36)

Abdul, Halim. 2008. Auditing : Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN.

Alim, M. N, Trisni Hapsari dan Liliek Purwanti. 2007. Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi. Simposium Nasional Akuntansi X. Unhas Makassar 26-28 Juli 2007

Arens et al.2008. Auditing and Assurance Service, 12th Edition. Diterjemahkan

oleh Herman Wibowo. Auditing dan Jasa Assurance. Jilid 1 Edisi Keduabelas. Jakarta: Penerbit Erlangga

Arisinta, Octaviana . 2013. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Time Budget Pressure, Dan Audit Fee Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik Di Surabaya. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Tahun XXIII, No. 3 Desember 2013

ARN/ FER/ BO3, 24 Februari 2015, “Audit Lion Air Perlu Waktu Seminggu”, Harian Kompas

De Angelo, L.E. 1981b. “Auditor Size and Audit Quality”. Journal of Accounting and Economics. December, pp. 183—199.

Ghozali, Imam. 2011. Ekonometrika. Semarang: Badan Penerbit UNDIP

Indriani, Resty. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Klien Kantor Akuntan Publik Di Indonesia (Survey Pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Ekonomi Dan Informasi Akuntansi ( Jenius) Vol.2 No. 1 Januari 2012

(37)

Jakarta). Diponegoro Journal Of Accounting Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1 – 10

Kisnawati, Baiq. 2012. Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Etika Auditor terhadap Kualitas Audit ( Studi Empiris pada Auditor Pemerintah di Inspektorat Kabupaten dan Kota Se- Pulau Lombok). Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Vol. 8 No. 3. Nopember 2012

Kumalasari, Nova, dkk. 2010. Pengaruh Independensi Eksternal Auditor Terhadap Kualitas Pelaksanaan Audit (Studi Kasus Pada Beberapa Kantor Akuntan Publik Di Bandung). Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi No.2 Tahun Ke-1 Mei-Agustus 2010

Mabruri, Havidz dan Jaka Winarna. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Audit di Lingkungan Pemerintah Daerah. Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto 2010

Muhshyi, Abdul. 2013. Pengaruh Time Budget Pressure, Risiko Kesalahan Dan Kompleksitas Terhadap Kualitas Audit. Skripsi : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Mulyadi, 2002, Auditing, Edisi Enam, Jakarta : Salemba Empat.

Prasita, Andin dan Priyo Hari Adi. 2006. Pengaruh Kompleksitas Audit Dan Tekanan Anggaran Waktu Terhadap Kualitas Audit Dengan Moderasi Pemahaman Terhadap Sistem Informasi. E-Jurnal. Universitas Kristen Satya Wacana

(38)

Saifuddin. 2004. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Opini Audit Going Concern ( Studi Kuasieksperimen pada Auditor dan Mahasiswa ). Semarang. Tesis. Universitas Diponegoro

Saripuddin, Netty Herawaty dan Rahayu. 2012. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Professional Care Dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit (Survei Terhadap Auditor KAP Di Jambi Dan Palembang). E-Jurnal Binar Akuntansi Vol.1 No. 1, September 2012. ISSN 2303- 1522t

Septriani, Yossi. 2012. Pengaruh Independensi Dan Kompetensi Auditor Terhadap Kualitas Audit, Studi Kasus Auditor KAP Di Sumatera Barat. E-Jurnal. Politeknik Negeri Padang

Singgih, Elisha Muliani dan Icuk Rangga Bawono. 2010. Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Profesional Care Dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit (Studi pada Auditor di KAP “Big Four” di Indonesia). Jurnal Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto

Tjun, T.L, Elyzabet Indrawati Marpaung dan Santy Setiawan. 2012. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi Vol.4 No.1 Mei 2012: 33-56

Gambar

Tabel Ringkasan Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan antara Asuhan Makanan Bayi dan Pertumbuhan Anak pada Usia 2 Tahun di Daerah Kumuh Perkotaan Kota Bandung.. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas

Untuk mensukseskan kegiatan reklamasi lahan bekas tambang maka faktor yang sangat penting adalah lokasi pembibitan untuk tanaman cepat tumbuh dan tanaman lokal.. Tanaman lokal

Since the middle of 2008, a severe virus-like disease outbreak with yellow mosaic symptoms was observed in the beans grown in farmers’ fields in West Java (Bogor, Bekasi, Indramayu

FLORENTINO’S FAITHFULNESS AWAITING HIS FIRST LOVE IN MIKE NEWELL LOVE IN THE TIME OF CHOLERA..

Makalah Seminar Hari Jadi dan Kebudayaan Banyuwangi Universitas 17 Agustus 1945.. “ Menyaksikan Pelestarian Tradisi Jaran Kencak Paju Gandrung, Bikin Arisan

Kapasitas terpasang pembangkit tenaga listrik PLN sampai dengan akhir tahun 2008 men- capai 25.504 MW dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar 25.223 MW, maka kapasitas

1. Wawancara terstruktur, wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang

Pada hasil analisis Kuantitatif yaitu analisis Rasio Keuangan pada Baitul Maal wat Tamwil di Kabupaten Jember dapat diketahui bahwa terdapat beberapa rasio keuangan yang