• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DAYA PLASMA PADA STRUKTUR MIKRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH DAYA PLASMA PADA STRUKTUR MIKRO"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN 0853 - 0823

PENGARUH DAYA PLASMA PADA STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT

OPTIK FILM TIPIS CdTe YANG DITUMBUHKAN DENGAN DC

MAGNETRON SPUTTERING

Sugianto, Nathan Hendarto, Putut Marwoto, Edy Wibowo

Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Semarang sugianto@staff.unnes.ac.id

INTISARI

Cadmium telluride (CdTe) mempunyai koefisien absorpsi cukup tinggi (α > 1x104 cm-1) dan mempunyai direct band-gap

1,5 eV, sehingga berpotensi untuk pembuatan sel surya. Film tipis CdTe telah ditumbuhkan dengan metode dc magnetron sputtering. Film CdTe ditumbuhkan di atas substrat corning glass pada suhu 250oC dengan daya plasma 25 W, 30W dan 35

watt. Hasil karakterisasi film dengan XRD menunjukkan bahwa penambahan daya plasma pada penumbuhan film tipis CdTe tidak menimbulkan adanya perubahan struktur kristal yang signifikan. Struktur kristal ketiga film bersifat polikristal dan berstruktur cubic dengan puncak difraksi dominan pada orientasi (111). Citra SEM memperlihatkan bahwa penambahan daya plasma mempengaruhi mekanisme pertumbuhan yang mengakibatkan terbentuknya butiran-butiran dengan ukuran butir (grain size) yang lebih besar. Film tipis CdTe yang ditumbuhkan pada daya plasma 30 W dan 35 W mampu mengabsorpsi seluruh spektrum cahaya tampak pada rentang panjang gelombang lebih rendah dari 800 nm, mempunyai energi gap Eg 1,50 eV dan koefisien absorpsi (α) 4,40 x 104 cm-1.

Keywords: Film tipis CdTe, daya plasma, struktur mikro dan sifat optik

I. PENDAHULUAN

Energi mempunyai peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan. Penggunaan energi saat ini meningkat pesat sejalan dengan perkembangan jaman. Saat ini masih bergantung pada sumber energi yang tidak dapat diperbaharui seperti hasil-hasil tambang, padahal jumlahnya terbatas dan suatu saat akan habis. Selain itu penggunaan sumber energi dari hasil tambang tersebut menimbulkan banyak dampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu perlu dipikirkan sumber energi lain sebagai energi alternatif yang jumlahnya tak terbatas dan tidak sekali habis (dapat diperbaharui) serta ramah lingkungan. Banyak sekali potensi energi yang dapat diperbaharui seperti biomassa, panas bumi, energi surya, energi air, energi angin dan energi samudera yang sampai saat ini belum banyak dimanfaatkan. Energi matahari yang melimpah ruah, jumlahnya tak terbatas, aman dan ramah lingkungan merupakan pilihan yang tepat untuk dijadikan sebagai energi alternatif.

Teknologi fotovoltaik yang mengkonversi langsung cahaya matahari menjadi energi listrik dengan

menggunakan sel surya (solar cells) merupakan salah satu pilihan yang menarik. Selama ini

semikonduktor yang banyak digunakan untuk pembuatan sel surya adalah kristal tunggal silikon. Permasalahannya, untuk menghasilkan semikonduktor kristal tunggal silikon dibutuhkan silikon murni sehingga biaya produksinya cukup tinggi. Material semikonduktor nonsilikon yang sedang dikembangkan secara intensif untuk lapisan sel surya diantaranya adalah material paduan CuInGaSe2,

silikon amorf, dan CdTe (Gupta et al, 2006). CuInGaSe2 berharga lebih mahal karena jumlah indium

yang terbatas, selain itu pengontrolan komposisi dari unsur pembentuknya relatif sulit sehingga masih mengalami kendala dalam memproduksi modul atau panel dengan kualitas yang baik. Silikon amorf walaupun jumlahnya cukup banyak tetapi lambat untuk ditumbuhkan serta memiliki efisiensi yang

relatif rendah. Cadmium telluride (CdTe) memiliki koefisien absorpsi yang tinggi (α > 1x104 cm-1) dan

mempunyai direct band-gap (1,50 eV) yang secara teoritis sangat potensial untuk pembuatan sel surya.

Film CdTe dengan tebal 1 µm mampu mengabsorpsi sekitar 90% foton yang energinya lebih tinggi dari

band gap (Gupta et al, 2006). Film tipis CdTe diproduksi dari material polikristalin sehingga lebih

murah pembuatannya. Dengan berbagai kelebihan tersebut, maka CdTe berpotensi untuk pembuatan sel surya (Candless & Sites, 2003).

Metode yang digunakan untuk menumbuhkan film tipis, diantaranya chemical vapor deposition

(CVD),metal organic chemical vapor deposition (MOCVD), sputtering, spray pyrolysis (Sudjatmoko,

2003), close-spaced sublimation (CSS), vapor-transport deposition (VTD), physical-vapor deposition

(PV), molecular beam epitaxy (MBE), electro deposition (Candless & Sites, 2003), dan rf magnetron

sputtering (Compaan et al, 2004). Pada umumnya masing-masing metode tersebut mempunyai

kelebihan dan kekurangan. Metode yang digunakan untuk mendeposisi lapisan tipis CdTe dalam

penelitian ini adalah dc magnetron sputtering. Deposisi film tipis CdTe dengan metode dc magnetron

(2)

ISSN 0853 - 0823

metode lainnya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana struktur mikro dan sifat optik

film tipis CdTe yang ditumbuhkan di atas substrat corning glass dengan metode dc magnetron

sputtering pada daya plasma berbeda.

II. METODE PENELITIAN

Secara garis besar penelitian ini mencakup tiga tahap yaitu: (i) preparasi substrat dan pembuatan

target, (ii) deposisi film tipis CdTe dengan metode dc magnetron sputtering, (iii) karakterisasi film

dilanjutkan analisis data hasil karakterisasi. Bahan yang digunakan untuk membuat target adalah serbuk CdTe dengan kemurnian 99.995%. Serbuk CdTe dituang dalam cetakan dan dipres secara

hidrolis. Target berbentuk pelet disintering pada temperatur 700 oC selama satu jam. Substrat yang

digunakan adalah corning glass. Substrat dicuci dalam ultrasonic bath dengan menggunakan aseton

selama 10 menit dilanjutkan dengan menggunakan metanol selama 5 menit. Selanjutnya substrat

dibilas dengan DI water. Substrat dikeringkan dengan menyemprotkan gas nitrogen.

Penumbuhan film tipis dengan metode dc magnetron sputtering telah dijelaskan pada penelitian

sebelumnya (Sugianto et al, 2007). Film tipis CdTe ditumbuhkan selama dua jam yang menghasilkan

ketebalan sekitar 0,4 µm. Analisis XRD dilakukan untuk karakterisasi struktur kristal dan orientasi

bidang kristal film tipis. Analisis SEM digunakan untuk mengetahui struktur mikro pada film tipis

berupa tampang permukaan (surface). Karakterisasi sifat optik dilakukan dengan menggunakan

spektrometer UV-vis. Pada penelitian ini dikaji struktur mikro dan sifat optik film tipis CdTe yang

ditumbuhkan di atas substrat corning glass dengan variasi daya plasma (25 W, 30 W dan 35 W). Film

ditumbuhkan dengan temperatur substrat konstan yaitu 250oC dengan laju aliran argon pada tekanan

reaktor sekitar 500 mT.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil difraktogram XRD film CdTe yang ditumbuhkan dengan daya plasma 25 W, 30 W dan 35 W

ditunjukkan pada Gambar 1. Puncak difraksi diidentifikasi dominan pada arah bidang (111) dan disertai beberapa puncak lain dengan orientasi bidang (100), (220), (103) dan (311) yang

mengindikasikan bahwa film tipis CdTe yang terdeposisi di atas corning glass memiliki struktur

polikristal. Hasil ini menunjukkan bahwa film tipis CdTe yang ditumbuhkan mempunyai arah orientasi

kristal yang bersesuaian dengan orientasi kristal dari material CdTe berstruktur kubik dengan kisi

kristal fcc (face center cubic). Film yang ditumbuhkan dengan daya plasma 25 W, 30 W dan 35 W

teramati mempunyai puncak difraksi tertinggi berturut-turut pada 2θ adalah 23,819o; 23,835o dan

23,819o.Hasil perhitungan menunjukkan besarnya konstanta kisi a dari film CdTe berturut-turut adalah

6,465 Å, 6,461 Å dan 6,465 Å. Variasi daya pada saat penumbuhan film tipis CdTe tidak berpengaruh secara signifikan terhadap besarnya konstanta kisi film yang dihasilkan.

Gambar 1. XRD film tipis CdTe yang ditumbuhkan dengan daya plasma 25, 30 dan 35 watt.

Gambar 2 menunjukkan nilai FWHM (full wide at half maximum) film tipis CdTe yang

ditumbuhkan di atas corning glass. Semakin kecil nilai FWHM semakin baik kualitas kristal tersebut

(3)

ISSN 0853 - 0823

daya plasma 25 W, 30 W dan 35 W mempunyai nilai FWHM puncak (111) berturut-turut sebesar

0,187o; 0,257o dan 0,268o. Penambahan daya menyebabkan bertambahnya FWHM puncak (111) yang

mengindikasikan bahwa homogenitas film menurun. Hal ini disebabkan pada penumbuhan dengan daya tinggi meningkatkan mobilitas ion-ion tersputer sehingga laju penumbuhan meningkat dan cenderung menghasilkan kristal yang kurang homogen dan cenderung menghasilkan film dengan struktur polikristalin.

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000

22,50 23,00 23,50 24,00 24,50 25,00 25,50

Gambar 2. Nilai FWHM puncak (111) film tipis CdTe yang ditumbuhkan dengan daya plasma 25 W, 30 W dan 35 W.

Gambar 3. Citra SEM film tipis CdTe yang ditumbuhkan dengan daya plasma (a) 25 W; (b) 30 W dan (c) 35 W pada perbesaran 20.000 kali.

Struktur mikro lapisan tipis sangat bergantung pada kinematika penumbuhan yang dipengaruhi

oleh temperatur substrat, sifat kimia dan gas lingkungan (Wasa et al, 1992). Hasil karakterisasi

menggunakan SEM dapat diketahui pengaruh daya plasma terhadap morfologi permukaan film. Gambar 3 memperlihatkan citra SEM permukaan film tipis CdTe yang ditumbuhkan dengan daya plasma 25 W, 30 W dan 35 W. Hasil analisis SEM menunjukkan bahwa penambahan daya plasma pada

deposisi film tipis CdTe dengan metode dc magnetron sputtering mempengaruhi orientasi pertumbuhan

nukleus. Selain itu juga mengakibatkan terbentuknya butiran-butiran dengan ukuran butir (grain size)

yang lebih besar. Film yang ditumbuhkan pada daya plasma yang lebih tinggi memiliki ukuran butiran yang lebih besar dengan morfologi permukaan tidak rata (kasar). Penambahan daya plasma saat penumbuhan menyebabkan bertambahnya energi kinetik dan momentum atom-atom target yang menuju substrat sehingga meningkatkan mobilitas permukaan. Mobilitas permukaan yang tinggi dapat menyebabkan terbentuknya lapisan tipis dengan ukuran butiran lebih besar (Sudjatmoko, 2003).

Kemampuan absorpsi film tipis CdTe dianalisis dengan menggunakan spektrometer UV-vis. Hasil

karakterisasi dinyatakan dalam grafik hubungan antara kuadrat koefesien absorpsi dan energi foton. Film tipis CdTe dapat digunakan sebagai bahan sel surya yang baik jika film dapat mengabsorpsi

seluruh spektrum cahaya tampak. Besarnya energi gap Eg dari film CdTe dapat ditentukan dengan

25 W, 250 oC

2

θ

(

o

)

Int

ens

it

as

(c

ps

)

30 W, 250 oC

35 W, 250 oC

(4)

ISSN 0853 - 0823

ekstrapolasi linier terhadap sumbu energi foton. Gambar 4 memperlihatkan grafik kuadrat koefesien

absorpsi terhadap energi foton. Besarnya energi gap Eg dan koefisien absorpsi (α) film tipis CdTe

disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Energi gap dan koefisien absorpsi film tipis CdTe.

Sampel Eg (eV) α (cm-1)

A (250o, 25 W) 3,50 1,37 x 104

B (250o, 30 W) 1,50 4,20 x 104

C (250o, 35 W) 1,45 4,41 x 104

Film yang ditumbuhkan pada daya plasma 25 W hanya mampu mengabsorbsi cahaya pada energi lebih besar 3,50 eV atau pada daerah panjang gelombang lebih rendah dari 350 nm. Sedangkan film yang ditumbuhkan pada daya 30 W dan 35 W mampu mengabsorpsi spektrum cahaya pada energi lebih besar 1,50 eV atau pada daerah rentang cahaya tampak. Dalam aplikasi sel surya, yang terpenting film tersebut memiliki koefisien absorpsi tinggi yang mampu mengabsopsi cahaya yang datang pada

permukaan sel surya (Gupta et al, 2006) dan diharapkan mampu menyerap seluruh spektrum cahaya

tampak dari matahari (Contreras et al, 2002). Ini artinya film tipis CdTe yang ditumbuhkan dengan

daya plasma 25 W hanya mampu mengabsopsi cahaya pada panjang gelombang lebih kecil 350 nm

sehingga kurang sesuai untuk digunakansebagai lapisan absorpberdalam pembuatan lapisan sel surya.

Dari Gambar 4b dan 4c terlihat bahwa film yang ditumbuhkan pada daya plasma 30 W dan 35 W mempunyai kemampuan mengabsorpsi spektrum cahaya pada rentang energi foton lebih besar 1,50 eV atau panjang gelombang sekitar 800 nm ke bawah. Ini berarti film yang telah ditumbuhkan mampu

mengabsorpsi seluruh spektrum cahaya tampak sehingga sesuai untuk pembuatan thin film solar cells.

Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian Contreras et al (2002) yang juga dihasilkan film tipis

CdTe dengan kemampuan mengabsorpsi spektrum cahaya pada rentang energi lebih besar 1,50 eV.

Gambar 4. Grafik kuadrat koefisien absorpsi terhadap energi foton film CdTe yang ditumbuhkan pada daya plasma 25 W, 30 W dan 35 W.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Film tipis CdTe telah ditumbuhkan di atas substrat corning glass dengan metode dc magnetron

sputtering. Film CdTe mempunyai struktur polikristal dengan puncak difraksi dominan pada orientasi

(111). Struktur kristal film CdTe adalah cubic dengan kisi kristal fcc dan mempunyai tetapan kisi yang

(5)

ISSN 0853 - 0823

besar dari 1,50 eV. Film tipis CdTe yang ditumbuhkan dengan daya plasma 30W dan 35 W mampu

mengabsorpsi seluruh spektrum cahaya tampak. Film CdTe yang ditumbuhkan dengan dc magnetron

sputtering berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan sel surya.

V. UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terimakasih disampaikan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang yang telah membiayai penelitian ini melalui Dana DIPA UNNES No. 0161.0/023-04.0/XIII/2008, MA.3210.4780.521211

VI. DAFTAR PUSTAKA

Candless, Mc. B.E. & Sites, J.R. 2003. Cadmium Telluride Solar cell. Handbook of Photovoltaic

Science and Engineering. New York: John Wiley

Compaan, A.D., Gupta, A., Lee S., Wang S., Drayton J. 2004. High Efficiency Magnetron Sputtered

CdS/CdTe Solar Cells. Solar Energy. 77:815-822

Contreras, H.H., Contreras P.G., Aguilar,H.J., Morales, A.A., Vidal, L.J., Vigil, G.O., 2002. CdS and

CdTe Large Area Thin Films Processed by Radio-frequency Planar Magnetron Sputtering. Thin

Solid Film. 403-404:148-152

Gupta, A., Parikh, V., Compaan, A.D., 2006. High Efficiency Ultra-thin Sputtered CdTe Solar Cells.

Solar Energy Mater. & Solar Cells. 90:2263-2271

Sudjatmoko. 2003. Aplikasi Teknologi Sputtering untuk Pembuatan Sel Surya Lapisan Tipis

(Workshop Sputtering untuk Rekayasa Permukaan Bahan). Yogyakarta: Puslitbang Teknologi Maju BATAN

Sugianto. Sunarno. Putut. M. 2007. Penumbuhan Film Tipis AlxGa1-xN di atas Substrat Si(111) dengan

Metode DC Magnetron Sputtering. Proseding Seminar Nasional 4rdKENTINGAN PHYSICS

FORUM. Jurusan Fisika: Universitas Sebelas Maret Surakarta. 55-62

Suryanarayana, C & Norton, M.G.1998. X-Ray Diffraction A Practical Approach. New York: Plenum

Press

Wasa, K & Hayakawa, S. 1992. Hand Book of Sputtering Deposition Technology Principles,

Gambar

Gambar 1. XRD film tipis CdTe yang ditumbuhkan dengan daya plasma 25, 30 dan 35 watt.
Gambar 2. Nilai FWHM  puncak (111) film tipis CdTe yang ditumbuhkan dengan daya plasma 25 W, 30 W dan 35 W
Tabel 1. Energi gap dan koefisien absorpsi film tipis CdTe.

Referensi

Dokumen terkait

Dari kasus penelitian menunjukan saat anaknya tersedak juga mengalami ketakutan, menangis dan fobia karena ibu mengatakan bahwa saat tersedak anaknya merasakan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbandingan motivasi belajar dalam pembelajaran PJOK antara siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Gondang

Pengaruh Suhu Fermentasi Terhadap Konsentrasi Asam Asetat Hasil Fermentasi Kulit Pisang Ambon ( Musa paradisiaca ) dengan Menggunakan Fermentor.. Jakarta :

Ada orang yang tinggal di rumah yang tak seberapa luas dengan segala keterbatasan hidupnya, tetapi memiliki kebahagiaan yang tidak akan ditukarnya dengan harta yang

Dari perhitungan diatas juga dapat ditentukan risiko pencemaran TSP perseorangan tertinggi diterima oleh responden pada tahap pemotongan beton (lokasi III) dengan

precast ( cast in situ ) atau mencetak precast dilokasi proyek maupun menggunakan metode konvensional ( cast in place ) dan Untuk Pengecoran kolom pada lantai 2

Pada daun tanaman yang berasal dari kultur in vitro sering memperlihatkan lapisan kutikula yang kurang berkembang sebagai akibat tingginya kelembaban dalam wadah kultur

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan yang dinyatakan dengan nilai IC 50 dari dua sampel, yakni kombinasi infusa campuran teh dengan