• Tidak ada hasil yang ditemukan

SILABUS RPP dan KURIKULUM dan ASAS ASAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SILABUS RPP dan KURIKULUM dan ASAS ASAS"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

SILABUS, RPP dan KURIKULUM dan ASAS-ASAS

KURIKULUM NASIONAL

TEORI DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Oleh:

KIKI WULAN SARIE (147845006

)

EVAN TJAHJA KURNIAWAN (147845009)

PRODI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SURABAYA

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pendidikan. Tanpa kurikulum, proses pendidikan tidak akan berjalan mulus. Kurikulum diperlukan sebagai salah satu komponen untuk menentukan tercapainya tujuan pendidikan. Di dalam kurikulum terangkum berbagai kegiatan dan pola pengajaran yang dapat menentukan arah proses pembelajaran. Itulah sebabnya, menelaah dan mengkaji kurikulum merupakan suatu kewajiban bagi guru.

Berbagai pendapat mengenai kurikulum telah dikemukakan oleh para ahli pendidikan. Dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan bahwa “kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”

Senada dengan pengertian di atas, Oemar Hamalik (1990:32) menyatakan bahwa “kurikulum adalah suatu alat yang amat penting dalam rangka merealisasi dan mencapai tujuan pendidikan sekolah”.Dalam arti luas kurikulum dapat diartikan sesuatu yang dapat mempengaruhi siswa, baik dalam lingkungan sekolah maupun luar sekolah. Namun, kurikulum haruslah memiliki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan silabus yang baik agar pengaruhnya terhadap siswa benar-benar dapat diamati dan diukur hasilnya. Adapun hasil–hasil belajar tersebut haruslah sesuai dengan tujuan pendidikan yang diinginkan, sejalan dengan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat, relevan dengan kebutuhan sosial ekonomi dan sosial budaya masyarakat, sesuai dengan tuntutan minat, kebutuhan dan kemampuan para siswa sendiri, serta sejalan dengan dengan proses belajar para siswa yang menempuh kegiatan-kegiatan kurikulum.

(3)

Kurikulum ini yang akan di jadikan pedoman dalam pembelajaran agar berjalan secara terstruktur, efektif dan efisien. Dalam membuat kurikulum, seseorang harus memperhatikan asas–asas dan pengembangan kurikulum. Asas kurikulum antara lain asas psikologis, fisiologis, sosiologis dan organisatoris.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada makalah ini antara lain: 1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum?

2. Apa pengertian, komponen, prinsip-prinsip pengembangan, mekanisme dan langkah pengembangan silabus ?

3. Apa pengertian, hakikat, prinsip-pirinsip pengembangan, komponen dan sistematika serta langkah-langkah mengembangkan Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ?

4. Apa yang menjadi asas-asas kurikulum nasional ?

C. Tujuan Penulisan

Penulisan ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui apa yang dimaksud kurikulum

2. Mengetahui pengertian, komponen, prinsip-prinsip pengembangan, mekanisme dan langkah pengembangan silabus ?

3. Mengetahui pengertian, hakikat, prinsip-pirinsip pengembangan, komponen dan sistematika serta langkah-langkah mengembangkan Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

4. Mengetahui apa yang menjadi asas-asas kurikulum nasional

BAB II

(4)

A. Kurikulum

Pengertian kurikulum senantiasa berkembang terus sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan. Dengan beragamnya pendapat mengenai pengertian kurikulum, maka secara teoritis agak sulit menentukan satu pengertian yang dapat merangkum semua pendapat. Namun, pemahaman konsep dasar mengenai kurikulum ini tetaplah penting adanya.

Secara etimologis istilah kurikulum yang dalam bahasa Inggris ditulis “curriculum” berasal dari bahasa Yunani yaitu “curir” yang berarti “pelari”, dan “curere” yang berarti “tempat berpacu”. Tidak heran jika dilihat dari arti harfiahnya, istilah kurikulum tersebut pada awalnya digunakan dalam dunia Olah raga, seperti bisa diperhatikan dari arti “pelari dan tempat berpacu”, yang mengingatkan kita pada jenis olah raga Atletik (Subandijah, 1993:1)

Selanjutnya istilah kurikulum ini digunakan dalam dunia pendidikan dan mengalami perubahan makna sesuai dengan perkembangan dan dinamika yang ada pada dunia pendidikan. Secara garis besar, kurikulum dapat diartikan sebagai seperangkat materi pendidikan dan pengajaran yang diberikan kepada murid sesuai dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai (Idi, 2010:206)

Nurhadi (2005:1) menyatakan bahwa:

Kurikulum merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Pentingnya sebuah kurikulum membawa implikasi pada penerapan pembelajaran yang terarah sehingga tujuan dari pendidikan dapat terencana dengan baik.

Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Oemar (2001:18) yang menyatakan:

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pembelajaran memerlukan sebuah perencanaan agar pencapaian tujuan pendidikan dapat terselenggara dengan efektif dan efisien

Sehubungan dengan banyaknya definisi tentang kurikulum, dalam implementasi kurikulum kiranya perlu melihat definisi kurikulum yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (19) yang berbunyi: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Lebih lanjut pada pasal 36 ayat (3) disebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan:

1. Peningkatan iman dan takwa; 2. Peningkatan akhlak mulia;

3. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; 4. Keragaman potensi daerah dan lingkungan;

(5)

7. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; 8. Agama;

9. Dinamika perkembangan global;

10. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

Pasal ini jelas menunjukkan berbagai aspek pengembangan kepribadian peserta didik yang menyeluruh dan pengembangan pembangunan masyarakat dan bangsa, ilmu, kehidupan agama, ekonomi, budaya, seni, teknologi dan tantangan kehidupan global. Artinya, kurikulum haruslah memperhatikan permasalahan ini dengan serius dan menjawab permasalahan ini dengan menyesuaikan diri pada kualitas manusia yang diharapkan dihasilkan pada setiap jenjang pendidikan.

B. Pengertian Silabus

Nurmaliyah dan prabowo (2010:2) mengemukakan bahwa “perencanaan proses pembelajaran, merupakan upaya menentukan keseluruhan kegiatan yang akan dilakukan dalam kaitan dengan upaya untuk mencapai tujuan dari proses pembelajaran tersebut”. Dalam konteks pendidikan maka tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut adalah kompetensi yang dimiliki peserta didik, yaitu dengan menyiapkan silabus dan Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan materi dan metode yang akan disampaikan. Seperti tercantum dalam buku pengendalian mutu sekolah menengah yang menyebutkan bahwa setiap pendidik harus membuat satuan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang dipegangnya pada awal semester (Sukmadinata, 2006:78). D

Menurut Permendikbud nomor 65 tahun 2013 menjelaskan:

Silabus adalah rencana pembelajar pada suatu kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar kedalam materi pokok/pembelajar, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian

Trianto (2010:96) mengemukakan bahwa:

Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa silabus bermanfaat sebagai pedoman sumber pokok dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut, mulai dari pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian.

C. Pengertian Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

(6)

yang dijabarkan dalam silabus. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa “Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar ”.

Menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 komponen RPP adalah: Identitas mata pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar

Rencana pelaksanaan pembelajaran pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Dengan demikian, RPP merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. RPP perlu dikembangkan untuk mengkoordinasikan komponen pembelajaran, yakni : kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil belajar, dan penilaian. Kompetensi dasar berfungsi memberi makna terhadap kompetensi dasar; indikator hasil belajar berfungsi menunjukan keberhasilan pembentukan kompetensi peserta didik; sedangkan penilaian berfungsi mengukur pembentukan kompetensi, dan menentukan tindakan yang harus dilakukan apabila kompetensi standar belum terbentuk atau belum tercapai.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran harus disusun secara sistematik dan sistematis, utuh dan menyeluruh, dengan beberapa kemungkinan penyesuaian dalam situasi pembelajaran yang aktual. Dengan demikian, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berfungsi untuk mengekfektifkan proses pembelajaran sesuai dengan apa yang direncanakan

D. Asas-asas kurikulum

Dalam pengembangan kurikulum, banyak hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan sebelum mengambil suatu keputusan. Apa pun jenis kurikulum-nya pasti memerlukan asas-asas yang harus dipegang. Asas merupakan prinsip dasar. Dalam hal ini adalah prinsip dasar atau landasan pijakan kurikulum. Dengan adanya asas, kurikulum mempunyai kerangka yang jelas untuk mencapai tujuan pendidikan.

Asas-asas kurikulum cukup kompleks dan mengandung hal-hal yang saling bertentangan, sehingga harus diadakan pilihan, inilah asas-asas dalam kurikulum:

1. Asas Filsofis

(7)

Pendirian itu terlampau picik, karena apa yang dilakukan guru harus didasarkan pada apa yang dipercayai, diyakini sebagai benar dan baik. Menurut Nasution (1995:22) :

Filsafat itu antara lain menentukan kepercayaan kita tentang : apakah hakikat manusia. Khususnya hakikat anak dan sifat-sifatnya, apakah sumber kebenaran dan nilai-nilai yang hendaknya menjadi pegangan hidup kita, tentang apakah yang baik, apakah hidup yang baik, apakah yang sebaiknya diajarkan pada anak didik, apakah peranan sekolah dalam masyarakat, apakah peranan guru dalam proses belajar mengajar, dan lain-lain.

2. Asas Sosiologis

Menurut Nasution (1995:13):

Tiap masyarakat mempunyai norma-norma, adat kebiasaan yang tak dapat tiada harus dikenal dan diwujudkan anak dalam pribadinya lalu dinyatakan dalam kelakuannya. Tiap masyarakat berlainan corak nilai-nilai yang dianutnya. Tiap anak akan berbeda latar belakang kebudayaannya. Perbedaan ini harus dipertimbangkan dalam kurikulum. Juga perubahan masyarakat akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan faktor pertimbangan dalam kurikulum

Asas sosiologi mempunyai peran penting dalam mengembangkan kurikulum pendidikan pada masyarakat dan bangsa di muka bumi ini. Suatu kurikulum pada prinsipnya mencerminkan keinginan, cita-cita tertentu dan kebutuhan masyarakat. Pendidikan mesti memberi jawaban atas tekanan-tekanan yang datang dari kekuatan-kekuatan sosial, politik dan ekonomi yang dominan pada saat tertentu. Dengan pendidikan, diharapkan muncul manusia yang tidak asing dengan masyarakat sekitarnya, tetapi muncul manusia yang lebih bermutu, mengerti dan mampu membangun masyarakat. Karena itulah tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus sesuai dengan kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan masyarakat. Oleh sebab masyarakat merupakan suatu faktor yang begitu penting dalam pengembangan kurikulum, maka masyarakat tidak dapat diabaikan begitu saja. Sebab itu landasan sosiologis yang sangat dipentingkan

3. Asas Psikologis

Kontribusi psikologi terhadap studi kurikulum memiliki dua bentuk. Pertama, model konseptual dan informasi yang akan membangun perencanaan pendidikan Kedua, berisikan berbagai metodologi yang dapat diadaptasi untuk penelitian pendidikan (Idi, 2010:79). Ada 2 bidang psikologi yang mendasari kurikulum, yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Keduanya sangat diperlukan dalam memilih, menerapkan metode pembelajaran serta tehnik-tehnik penilaian.

a) Psikologi Perkembangan

(8)

dilihat, bahwasanya psikologi perkembangan terkait dengan perkembangan anak atau peserta didik, juga termasuk di dalamnya adalah minat peserta didik. Dengan memperhatikan hal-hal itulah, kurikulum di susun agar lebih mudah diterima. b) Psikologi Belajar

Psikologi belajar merupakan suatu studi tentang bagaimana individu belajar. Secara sederhana, belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang terjadi melalui pengalaman. Segala bentuk perubahan tingkah laku baik yang berbentuk kognitif, afektif dan psikomotorik yang terjadi karena proses pengalaman dapat dikategorikan sebagai perilaku belajar

(Sukmadinata, 1997:52) 4. Asas Organisatoris

Nasution (2006, 23-24) mengemukakan:

Asas Organisatoris berkenaan dengan masalah bagaimana bahan pelajaran akan disajikan. Ada beberapa kriteria dalam penentuan kurikulum yakni kegunaan kurikulum dalam menafsirkan, memahami, dan menilai kehidupan, memuaskan minat dan kebutuhan peserta didik, mengembangkan kemampuan, sikap dan sebagainya yang dipandang bermanfaat serta sesuai dengan bidang dan mata pelajaran tertentu.

Dapat disimpulkan bahwa asas ini diterapkan dalam membentuk organisasi kurikulum yaitu pola atau bentuk bahan pelajaran serta penyajiannya kepada siswa. Bentuk kurikulum turut menentukan bahan pelajaran, urutan dan cara menyajikannya. Jenis-jenis kurikulum yang banyak dipakai juga menentukan peranan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

(9)

BAB III PEMBAHASAN A. Kurikulum 2013

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua dimensi tersebut.

Menurut Permendikbud No.67 tahun 2013:

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

Dengan demikian Kurikulum 2013 adalah instrumen pendidikan untuk dapat membawa insan Indonesia memiliki kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sehingga dapat menjadi pribadi dan warga negara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif

Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut: 1. Tantangan Internal

(10)

lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Olehsebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban. 2. Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia.

B. Silabus Kurikulum 2013

Menurut Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses, Silabus merupakan acuanpenyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran.Pada kurikulum 2013 silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu.Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran. Silabus memiliki komponen-komponen sebagai berikut:

(11)

d) kegiatan pembelajaran;

a) Mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan b) Aktual dan Kontekstual

c) Silabus selalu memperhatikan perkembangan ilmu, pengetahuan, teknologi, dan seni yang mutakhir.

d) Fleksibel

e) Silabus selalu memberikan rujukan dan ruang yang lebih luas kepada guru untuk menyusun perencanaan mengajar.

f) Menyeluruh

g) Silabus mencakup pengembangan potensi peserta didik secara menyeluruh dalam ranah kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.Mekanisme dan Langkah Pengembangan Silabus

(a) Silabus yang dikembangkan pada tingkat daerah yaitu silabus

sejumlah bahan kajian dan pelajaran dan/atau mata pelajaran muatan lokal yang ditentukan oleh daerah yang bersangkutan.

(b) Silabus muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah provinsi ditetapkan oleh dinas pendidikan provinsi.

(c) Silabus muatan lokal yang berlaku untuk seluruh wilayah

kabupaten/kota ditetapkan oleh dinas pendidikan kabupaten/kota. (3) Satuan Pendidikan

Silabus yang dikembangkan pada tingkat satuan pendidikan yaitu silabus muatan lokal yang berlaku pada satuan pendidikan yang bersangkutan. b) Langkah-langkah Pengembangan Silabus

(1) Mengkaji Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

(a) urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI;

(b) keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;

(c) keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.

(2) Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran

(12)

(a) potensi peserta didik;

(b) relevansi dengan karakteristik daerah,

(c) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;

(d) kebermanfaatan bagi peserta didik; (e) struktur keilmuan;

(f) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran; 3. Pengembang Silabus

a) Pengembangan silabus pada tingkat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan.

b) Pengembangan silabus muatan lokal pada tingkat daerah dilakukan oleh: (1) Tim Pengembangan Kurikulum provinsi untuk wilayah provinsi.

(2) Tim Pengembangan Kurikulum kabupaten/kota untuk wilayah kabupaten/kota.

c) Pengembangan silabus muatan lokal pada tingkat satuan pendidikan dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), atau Pusat Kegiatan Guru (PKG).

C. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

Tahap pertama dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

1. Hakikat RPP

Menurut Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar.

(13)

Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk kelas di mana guru tersebut mengajar (guru kelas) di SD dan untuk guru matapelajaran yang diampunya untuk guru SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK. Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran, dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau secara berkelompok.

Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara mandiri dan/atau secara bersama-sama melalui musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) di dalam suatu sekolah tertentu difasilitasi dan disupervisi kepala sekolah atau guru senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah. Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara berkelompok melalui MGMP antarsekolah atau antarwilayah dikoordinasikan dan disupervisi oleh pengawas atau dinas pendidikan.

2. Prinsip-Prinsip Pengembangan RPP

Berbagai prinsip dalam mengembangkan atau menyusun RPP adalah sebagai berikut:

a) RPP disusun guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan berdasarkan silabus yang telah dikembangkan di tingkat nasional ke dalam bentuk rancangan proses pembelajaran untuk direalisasikan dalam pembelajaran.

b) RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yang dinyatakan dalam silabus dengan kondisi di satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta didik, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar,kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

c) Mendorong partisipasi aktif peserta didik

d) Sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 untuk menghasilkan peserta didik sebagai manusia yang mandiri dan tak berhenti belajar, proses pembelajaran dalam RPP dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin tahu, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, semangat belajar, keterampilan belajar dan kebiasaan belajar.

(14)

f) Proses pembelajaran dalam RPP dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

g) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut.

h) RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi. Pemberian pembelajaran remedi dilakukan setiap saat setelah suatu ulangan atau ujian dilakukan, hasilnya dianalisis, dan kelemahan setiap peserta didik dapat teridentifikasi. Pemberian pembelajaran diberikan sesuai dengan kelemahan peserta didik.

i) Keterkaitan dan keterpaduan.

j) RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI dan KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas matapelajaran untuk sikap dan keterampilan, dan keragaman budaya.

k) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

l) RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

3. Komponen dan Sistematika RPP

RPP paling sedikit memuat: a) tujuan pembelajaran, b) materi pembelajaran, c) metode pembelajaran, d) sumber belajar, dan e) penilaian.

(15)

4. Langkah-Langkah Pengembangan RPP a) Mengkaji Silabus

Secara umum, untuk setiap materi pokok pada setiap silabus terdapat 4 KD sesuai dengan aspek KI (sikap kepada Tuhan, sikap diri dan terhadap lingkungan, pengetahuan, dan keterampilan). Untuk mencapai 4 KD tersebut, di dalam silabus dirumuskan kegiatan peserta didik secara umum dalam pembelajaran berdasarkan standar proses. Kegiatan 2. _____________ (KD pada KI-2) 3. _____________ (KD pada KI-3)

Indikator: __________________ 4. _____________ (KD pada KI-4)

Indikator: __________________

C. Tujuan Pembelajaran

D. Materi Pembelajaran (rincian dari Materi Pokok)

E. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran) F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

1. Media 2. Alat/Bahan 3. Sumber Belajar

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan Kesatu:

a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit) b. Kegiatan Inti (...menit)

c. Penutup (…menit) 2. Pertemuan Kedua:

a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit) b. Kegiatan Inti (...menit)

c. Penutup (…menit), dan seterusnya. H. Penilaian

1. Jenis/teknik penilaian

2. Bentuk instrumen dan instrumen 3. Pedoman penskoran

Catatan:

(16)

konfirmasi, yakni: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah dan mengkomunikasikan. Kegiatan inilah yang harus dirinci lebih lanjut di dalam RPP, dalam bentuk langkah-langkah yang dilakukan guru dalam pembelajaran, yang membuat peserta didik aktif belajar. Pengkajian terhadapsilabus juga meliputi perumusan indikator KD dan penilaiannya. b) Mengidentifikasi Materi Pembelajaran

Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang pencapaian KD dengan mempertimbangkan:

(1) potensi peserta didik;

(2) relevansi dengan karakteristik daerah,

(3) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, (4) dan spritual peserta didik;

(5) kebermanfaatan bagi peserta didik; (6) struktur keilmuan;

(7) aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran; (8) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan (9) lingkungan; dan

(10) alokasi waktu. c) Menentukan Tujuan

Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau diorganisasikan untuk setiap pertemuan. Tujuan mengacu pada indikator, paling tidak mengandung dua aspek: Audience (peserta didik) dan Behavior (aspek kemampuan).

d) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian KD. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.

(1) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.

(2) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan manajerial yang dilakukan guru, agar peserta didik dapat melakukan kegiatan seperti di silabus.

(17)

Pendahuluan, Inti, dan Penutup. Kegiatan inti dijabarkan lebih lanjut menjadi rincian dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yakni: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan. Untuk pembelajaran yang bertujuan menguasai prosedur untuk melakukan sesuatu, kegiatan pembelajaran dapat berupa pemodelan/demonstrasi oleh guru atau ahli, peniruan oleh peserta didik, pengecekan dan pemberian umpan balik oleh guru, dan pelatihan lanjutan.

e) Penjabaran Jenis Penilaian

Di dalam silabus telah ditentukan jenis penilaiannya.Penilaian pencapaian KD peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Oleh karena pada setiap pembelajaran peserta didik didorong untuk menghasilkan karya, maka penyajian portofolio merupakan cara penilaian yang harus dilakukan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian yaitu sebagai berikut:

(1) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi yaitu KD-KD pada KI-3 dan KI-4.

(2) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

(3) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan KD yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik.

(18)

bawah ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan.

(5) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses misalnya teknik wawancara, maupun produk berupa hasil melakukan observasi lapangan.

f) Menentukan Alokasi

Waktu Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu matapelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah KD, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan KD. Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai KD yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam. Oleh karena itu, alokasi tersebut dirinci dan disesuaikan lagi di RPP.

g) Menentukan Sumber Belajar

Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.

D. Asas-asas Kurikulum Nasional

Pendidikan di Indonesia selalu sesuai dengan sejumlah asas-asas tertentu.Asas tersebut merupakan elemen penting bagi pendidikan, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Beberapa asas pendidikan menurut Idi (2010:68-94) adalah asas filsofis, asas sosiologis, asas psikologis dan asas Organisatoris, keempat asa tersebut dapat diadaptasi pada kurikulum 2013 yang nantinya sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan

1. Asas Filsofis

(19)

kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut.

a) Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masadepan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.

b) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.

(20)

menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama matapelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.

d) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.

Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia.

2. Asas Sosiologis

(21)

3. Asas Psikologis

Asas psikologi berarti kegiatan yang mengacu pada hal-hal yang bersifat psikologi. Manusia sebagai makhluk yang bersifat unitas multiplex yang terdiri atas sembilan aspek psikologi yang kompleks tetapi satu. Aspek-aspek tersebut dikembangkan dengan perantara berbagai mata pelajaran yang tercantum dalam kurikulum sebagai berikut:

a) Aspek Ketakwaan

Dikembangkan dengan bidang agama b) Aspek Cipta

Dikembangkan dengan bidang studi ekstra dan filsafat c) Aspek Rasa

Dikembangkan dengan bidang studi seni d) Aspek Karsa

Dikembangkan dengan bidang studi etika, budi pekerti, Agama, dan PKn

e) Aspek Karya (Kreatif)

Dikembangkan melalui bidang studi yang berkaitan dengan penelitian dan pengembangan bakat.

f) Aspek Karya (keprigelan)

Dikembangkan dengan pelajaran yang berkaitan dengan keterampilan. g) Aspek Kesehatan

Dikembangkan dengan bidang studi kesehatan h) Aspek Sosial

Dikembangkan melalui praktek lapangan, gotong royong, kerja bakti, KKN, PPL.

i) Aspek Karya

Dikembangkan melalui kerja mandiri.

Terdapat dua asas Psikologi yang melandasi kurikulum, yaitu: e) Psikologi anak

(22)

menunjukkan perhatian para pendidik kepada kepentingan anak. Dalam kaitannya dengan psikologi anak ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kurikulum yaitu :

(1) Anak bukan miniatur orang dewasa

(2) Fungsi sekolah di antaranya mengembangkan pribadi anak seutuhnya. (3) Faktor anak harus benar-benar diperhatikan dalam pengembangan

kurikulum.

(4) Anak harus menjadi pusat pendidikan/sebagai subjek belajar dan bukan objek belajar.

(5) Tiap anak unik, mempunyai ciri-ciri tersendiri, lain dari yang lain.

(6) Kurikulum hendaknya mempertimbangkan keunikan anak agar ia sedapat mungkin berkembang sesuai dengan bakatnya.

Walaupun tiap anak berbeda dari yang lain, banyak pula persamaan di antara mereka. Maka sebagian dari kurikulum dapat sama bagi semua.

f) Psikologi belajar

Pendidikan di sekolah diberikan dengan kepercayaan dan keyakinan bahwa anak-anak dapat dididik, dapat dipengaruhi kelakuannya.Anak-anak dapat belajar, dapat menguasai sejumlah pengetahuan, mengubah sikapnya, menerima norma-norma, menguasai sejumlah keterampilan. Soal yang penting ialah: bagaimana anak itu belajar? Kalau kita tahu betul bagaimana proses belajar berlangsung, dalam keadaan yang bagaimana belajar itu memberikan hasil sebaik-baiknya, maka kurikulum dapat direncanakan dan dilaksanakan dengancara seefektif-efektifnya. Oleh sebab itu belajar rupanya suatu proses yang pelik dan kompleks, maka kita tak heran tentang adanya bermacam-macam teori belajar yang mencoba menjelaskannya, juga ada eksperimentil, bagaimanakah proses belajar itu berlangsung. Pada umumnya dapat dikatakan, bahwa tiap teori mengandung kebenaran, tetapi tidak memberikan gambaran tentang keseluruhan proses itu. Teori yang kita anut terutama mentukan bahan pelajaran yang harus disajikan.Jadi terdapat hubungan yang erat antara kurikulum dan ilmu jiwa belajar.Pentingnya penguasaan psikologi belajar dalam pengembangan kurikulum antara lain diperlukan dalam hal:

(1) seleksi dan organisasi bahan pelajaran

(2) menentukan kegiatan belajar mengajar yang paling serasi

(3) merencanakan kondisi belajar yang optimal agar tujuan belajar tercapai. 4. Asas Organisatoris

(23)

secara lebih mendalam dengan menghapuskan segala batas-batas mata pelajaran (dalam bentuk kurikulum terpadu). Penganut ilmu jiwa asosiasi akan memilih bentuk organisasi kurikulum yang berpusat pada mata pelajaran, sedangkan penganut ilmu jiwa gestalt akan cenderung memilih kurikulum terpadu.

BAB IV PENUTUP A. Simpulan

Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pendidikan. Tanpa kurikulum, proses pendidikan tidak akan berjalan mulus. Kurikulum diperlukan sebagai salah satu komponen untuk menentukan tercapainya tujuan pendidikan. Di dalam kurikulum terangkum berbagai kegiatan dan pola pengajaran yang dapat menentukan arah proses pembelajaran. Itulah sebabnya, menelaah dan mengkaji kurikulum merupakan suatu kewajiban bagi guru. Dengan adanya RPP dan Silabus maka dapat memudahkan guru dalam proses penyampain materi karena materi yang akan kita ajarkan sudah terangkum dalam RPP dan silabus tersebut.

(24)

B. Saran

Dalam merancang dan mengembangkan kurikulum pemerintah hendaknya memperhitungkan asas-asas kurikulum yang sangat berhungan erat dengan keberhasilan tujuan dari kurikulum. Selain itu pemerintah juga harus merumuskan perencanaan pembelajaran yang berupa silabus dan RPP secara lebih baik agar pelaksana pendidikan dapat secara maksimal melakukan penyelanggaraan pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Idi, Abdullah. 2011. Pengembangan Kurikulum Teori&Praktik. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Nasution. 1995. Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara

________. 2006. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Nurhadi. 2005. Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban). Jakarta : Grasindo

Nurmaliyah, Faridah dan Prabowo, Sugeng. 2010. Perencanaan Pembelajaran. Malang: UIN-Maliki Press

Oemar, Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Subandijah. 1993. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sukmadinata ,Nana Syaodih. 1997. Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakrya.

_______________________. 2006. Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah (Konsep, Prinsip dan Instrumen). Bandung: PT Refika Aditama

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk meneliti pengaruh pengaruh kepemilikan keluarga dan likuiditas terhadap agresivitas pajak dengan corporate

braid terhadap kuat tekan dan tarik belah beton mutu tinggi yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : a.. Penambahan serat polymer etilene braid

Ekspansi informal melalui tipe ketiga, yaitu jual beli lahan, telah menimbulkan konflik, di antaranya akibat perbedaan persepsi antara calo tanah (HI CS) yang merupakan penduduk

Investasi pada produk unit link mengandung risiko, termasuk namun tidak terbatas pada risiko politik, risiko perubahan peraturan pemerintah atau perundang-undangan lainnya,

Con el paso del tiempo, la evolución dentro del arte callejero y la aceptación del mismo dentro de los circuitos mercantiles del arte por parte de las personas ajenas a

Perlakuan pengolahan tanah dan frekuensi penyiangan yang berbeda berpengaruh tidak nyata terhadap parameter produksi gabah per plot ditampilkan pada Tabel 8.. Rataan

Spektrum respons desain antara SNI 2012 dan Peta Gempa 2017 di kota Semarang, justru mengalami penurunan pada periode pendek, sedangkan pada periode 1 detik

Universitas Tridinanti Palembang ”, yan g diajukan sebagai syarat menyelesaikan studi pada program Diploma III Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik