• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Kepemimpinan “Terpuk Siwaluh Telu Sada Kundulen” Dalam Pengambilan Keputusan di Desa Sukajulu Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Kepemimpinan “Terpuk Siwaluh Telu Sada Kundulen” Dalam Pengambilan Keputusan di Desa Sukajulu Chapter III V"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatifyang bersifat deskriptif. Penelitian sosial dengan format deskriptif bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat sebagai objek penelitian (Bungin, 2007: 68). Sedangkan pendekatan kualitatif bertujuan untuk memahami secara lebih mendalam permasalahan yang diteliti sehingga dapat memberikan masukan gambaran yang lebih mendalam tentang gejala-gejala dan gambaran yang diteliti (Narbuko dan Acmadi, 2004: 44). Penelitian dengan pendekatan kualitatif diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan data, tulisan, dan tingkah laku yang didapat dan apa yang diamati dan juga untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Sukajulu Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo. Lokasi ini dipilih karena ketertarikan peneliti terhadap keselarasan kepemimpinan Terpukdan kepala desa Sukajulu dalam mengambil sebuah keputusan untuk kemajuan dan pembangunan desa.

3.3. Unit Analisis dan Informan

(2)

3.3.1. Unit Analisis

Unit analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian. Salah satu ciri atau karateristik dari penelitian sosial adalah menggunakan “Unit Of Analisis”. Ada dua jumlah unit analisis yang lazim digunakan pada kebanyakan penelitian sosial yaitu individu, kelompok dan sosial. Adapun yang menjadi unit analisis dan objek kajian dalam penelitian ini adalah Pemerintahan Desa Sukajulu.

3.3.2. Informan

Informan adalah orang-orang yang menjadi sumber informasi yang aktual dalam menjelaskan masalah penelitian. Informan dianggap sebagai orang yang menguasai dan memahami data, informasi ataupun fakta dari suatu objek penelitian (Bungin, 2008:108). Dalam pemilihan informan ini, peneliti menggunakan Teknik Purposive Sampling yaitu penentuan informan tidak didasarkan atas strata, pedoman atau wilayah tetapi berdasarkan adanya tujuan tertentu yang tetap berhubungan dengan permasalahan penelitian. Adapun yang menjadi informan sebagai sumber informasi untuk memperoleh data dari penelitian ini adalah :

1.Informan Kunci, yakni Terpuk Siwaluh Telu Sada Kundulen adalah tokoh masyarakat Desa Sukajulu.

(3)

3.4. Teknik Pengumpulan Data

3.4.1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Data Primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitianmelalui observasi dan wawancara, baik secara partisipasif maupun wawancara mendalam, maka untuk mendapatkan data primer atau data utama dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara yaitu:

a. Observasi atau Pengamatanadalah menggunakan indera sebagai alat untuk melihat kegiatan keseharian manusia dalam melakukan aktifitasnya. Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan (Bungin, 2007:115). Dalam teknik observasi, peneliti dapat mengetahui dengan cara melihat langsung serta ikut berpartisipasi bagaimana dalam keseharian Terpuk Siwaluh Telu Sada Kundulen, Pemerintahan Desa Sukajulu dan masyarakat desa.

(4)

jangan lupa menggunakan alat bantu perekam atau tape recorder agar dapat menangkap informasi dengan aktual.

3.4.2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian atau sumber data lain ataupun instansi lain yang berkaitan dengan penelitian ini. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan studi kepustakaan dan pencatatan dokumen, yaitu pengumpulan data yang berasal dari buku-buku yang sesuai dengan objek kajian penelitian. Dalam melaksanakan studi kasus, peneliti melakukan penelusuran sumber-sumber tulisan seperti buku, majalah, dokumentasi, jurnal, peraturan-peraturan, sumber elektronik, sumber online, dan sebagainya. Metode ini digunakan peneliti untuk memperoleh data mengenai teori-teori dan kajian yang berkaitan dengan penelitian tersebut.

3.5. Interpretasi Data

(5)

dengan pokok permasalahan yang diteliti kemudian diolah secara deskriptif berdasarkan apa yang terjadi di lapangan.

3.6. Keterbatasan Penelitian

Setiap orang memiliki banyak keterbatasan yang berbeda-beda, begitu juga dengan peneliti yang memiliki banyak keterbatan dalam penelitian ini. Adapun yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

1. Faktor Internal, yaitu keterbatasan dari diri peneliti sendiri yaitu sedikitnya literatur yang diperoleh peneliti, peneliti memiliki keterbatasan waktu dan kemampuan sehingga kurang mengerti dengan baik bagaimana cara menjabarkan permasalahan penelitian ke dalam teori. Dalam penelitian ini, peneliti belum dapat mendeskripsikan secara mendalam mengenai masalah yang diteliti sehingga analisis mengenai masalah tersebut belum maksimal.

(6)

BAB IV

DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Sukajulu yang berada di Kecamatan Barus Jahe dengan luas wilayah ± 388 Ha. Desa Sukajulu terletak pada ketinggian 1200 meter dari permukaan laut. Terkait dengan administrasi pemerintahan, wilayah Desa Sukajulu terbagi dalam wilayah Dusun yaitu Dusun I Sukajulu dan Dusun II Tigajumpa. Desa Sukajulu berada ± 2 Km dari Kecamatan Barus Jahe, + 12 km dari Kabupaten Karo, dan + 101 Km dari Provinsi Sumatera Utara. Desa Sukajulu memiliki curah hujan rata-rata + 2000/3000 mm/tahun dan beriklim tropis dengan suhu rata-rata harian adalah 20oC, suhu minimun 18oC dan suhu maksimum 35oC.

Desa Sukajulu merupakan salah satu dari 19 Desa di wilayah Kecamatan Barusjahe dengan jarak sekitar 0.8 km kearah barat kota Kecamatan Barusjahe. Luas Wilayah Sukajulu sekitar 276 Ha yang terdiri dari tanah sawah seluas 40 Ha dan tanah bukan sawah terbagi antara pemukiman 30 Ha, tanah perladangan 200 Ha dan lahan prasaran umum lainnya 6 Ha. Dengan luas wilayah 276 ha atau 2,76 km2 sehingga kepadatan penduduk Desa Sukajulu yaitu 1045,06/km2.

4.1.1. Keadaan Geografi

Adapun batas-batas wilayah Desa Sukajulu ditinjau dari letaknya adalah sebagai berikut :

(7)

4.1.2. Gambaran Kependudukan

Data yang diperoleh dari kantor Kepala Desa Sukajulu didapat bahwa jumlah penduduk pada tahun 2013 sebanyak ±2019 jiwa dan jumlah Kepala Keluarga (KK) 581 KK dengan perincian laki-laki sebanyak 966 jiwa dan perempuan 1053 jiwa. Desa Sukajulu terus mengalami pertumbuhan penduduk, Data Statistik Tahun 2015 penduduk Desa Sukajulu berjumlah 2.641 orang terdiri dari 1.281 orang laki-laki dan 1.360 orang perempuan.

Tabel 4.1

Data Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Sukajulu Tahun 2016

No Pekerjaan Laki-Laki Perempuan

1 Petani 967 983

Sumber: Dokumen Arsip Desa Sukajulu Tahun 2016

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa mata pencaharian penduduk yang paling banyak adalah petani yaitu 1950jiwa, Pegawai Negeri Sipil sebanyak 26 jiwa, pedagang sejumlah 12 jiwa, buruh bangunan sebanyak 6 jiwa dan sisanya montir, dokter, pengacara dan bahkan pensiunan.

4.2.Interpretasi Data Penelitian

4.2.1. Sejarah Terpuk Siwaluh Telu Sada Kundulen

(8)

dengan istilah Terpuk Siwaluh Telu Sada Kundulen. Inilah awal dari terbentuknya terpuk di Desa Sukajulu, terpuk merupakan sebuah gelar kesukuan yang diberikan

kepada seseorang yang dianggap memahami dan mengetahui tentang keseluruhan desa. Gelar ini diberikan secara turun temurun, jadi apabila terpuk meninggal dunia, maka yang menjadi penggantinya adalah anak/cucu/cicit/keluarganya. Orang yang mendapatkan gelar ini adalah orang yang bermarga Sitepu.

Terpuk Siwaluh Telu Sada Kundulen yakni: Terpuk Sitepu Rumah Mbelin

yang terbagi dalam dua kelompok yaitu kelompok pemerintah (penghulu) dan kelompok pengelola usaha pertanian (sikujuma). Demikian juga halnya dengan Terpuk Sitepu Rumah Balai dan Terpuk Sitepu Rumah Sendi yang juga terbagi

dalam dua kelompok. Sementara Terpuk Sitepu Rumah Julun dan Terpuk Sitepu Rumah Dalin Lau masing-masing terbagi dalam satu kelompok. Kedelapan terpuk

tersebut sampai saat ini masih dijadikan acuan atau pemimpin oleh seluruh masyarakat batak karo di Desa Sukajulu dalam pembagian wilayah Desa dan bagi masyarakat desa, mereka harus dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pembangunan Desa Sukajulu. Hal ini sesuai dengan yang diucapkan oleh Bapak Apolo Sitepu (terpuk sitepu rumah sendi):

“Setiap terpuk memiliki perannya masing-masing dek, walaupun begitu masyarakat mempercayai semua terpuk yang ada di desa ini dalam pengambilan keputusan untuk pembangunan desa, karena mereka menganggap kami layaknya sebagai pemimpin desa”.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bapak Jamson Sitepu (terpuk sitepu rumah julun):

(9)

delapan terpuk tetap dibutuhkan oleh kepala desa dan pemerintahan desa”.

Dari hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa, orang yang bergelar terpuk di Desa Sukajulu bukan hanya dianggap paling memahami seluk beluk

desa dan masyarakat desa tapi juga mereka merupakan institusi sosial yang memiliki peran dan tanggung jawab atas desa dan kepada masyarakat desa. Salah satu peran terpuk adalah ikut andil dalam pengambilan keputusan di Desa Sukajulu.

Terpuk telah diakui keberadaan sejak zaman penjajahan Belanda dan

dianggap sebagai pemimpin desa atau Kepala Desa karena pada masa penjajahan belum ada perangkat atau pemerintah desa yg dibentuk oleh pemerintah pusat atau pemerintah kota. Masing-masing terpuk di atas memiliki peran di masyarakat, seperti Terpuk Sitepu Rumah Balai, Terpuk Sitepu Rumah Mbelin, Terpuk Sitepu Rumah Sendi yang bertugas untuk menghadiri setiap rapat yang dilaksanakan oleh

pemerintah desa pada saat itu. Dan yang menjadi utusan untuk menghadiri setiap rapat tersebut adalah salah satu dari dua pengurus ketiga Terpuk tersebut. Hal tersebut sesuai dengan kata Telu Sada Kundulen yang berarti Tiga Dalam Satu Tempat Duduk. Untuk mengatasi permasalahan umum di Desa Sukajulu yang bertugas adalah keseluruhan Terpuk. Hal ini Sesuai dengan pernyataan Bapak Siden Sitepu (Terpuk Sitepu Rumah Balai):

“Ya...bapak sebagai terpuk rumah balai memang bertugas untuk menghadiri setiap rapat desa yang dilaksanakan oleh kepala desa atau pemerintah Desa Sukajulu. Itu sudah menjadi tugas terpuk rumah balai sedari dulu hingga sekarang dek”.

(10)

“Kalau dahulu dek, terpuk itu tugasnya banyak. Karena semua hal tentang desa mereka yang mengatasinya. Tapi karena sekarang ada kepala desa, tugas terpuk tidak terlalu banyak tapi tetap penting keberadaannya karena mereka adalah sejarah Desa Sukajulu, mereka tahu bagaimana desa berkembang dari dahulu sampai sekarang”.

Dari hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa terpuk sebagai pemerintahan desa pertama di Desa Sukajulu hingga saat ini tetap masih diingat oleh masyarakat dan keberadaan terpuk dahulu dan sekarang di dalam masyarakat masih sama, masih penting, masih dibutuhkan dan masih akan terus dilestarikan karna sudah menjadi kebudayaan bagi masyarakat Desa Sukajulu apalagi mayoritas masyarakat desa bersuku batak karo.

4.2.2. ProfilTerpuk Siwaluh Telu Sada Kundulen

Terpukmerupakan seseorang yang dipercaya oleh masyarakat untuk

melakukan sesuatu hal dan dijadikan pedoman dalam menjalankan desa serta menjadi orang yang melestarikan kebudayaan dan adat istiadat suku batak karo. Terpuk terbagi menjadi lima kelompok, kelompok tersebut dibentuk sesuai

dengan daerah atau wilayah tinggal si terpuk. Berikut adalah daftar nama-nama delapan terpukdi Desa Sukajulu Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo:

Tabel 4.2

Daftar Nama-Nama Terpuk Siwaluh Telu Sada Kundulen

Terpuk Nama Pekerjaan

Terpuk Sitepu Rumah Mbelin Pasti Sitepu Petani Hiskia Sitepu Petani Terpuk Sitepu Rumah Balai Siden Sitepu Petani Perubahan Sitepu Petani Terpuk Sitepu Rumah Sendi Bali Sitepu Petani Apolo Sitepu Petani Terpuk Sitepu Rumah Julun Jamson Sitepu Petani Terpuk Sitepu Rumah Dalin

Lau

(11)

Sumber: Hasil Wawancara Penelitian

Dari Tabel 4.2 dapat dilihat ada dua orang yang bergelar Terpuk Sitepu Rumah Mbelin, Rumah Balai dan Rumah Sendi. Sedangkan orang yang bergelar

Terpuk Sitepu Rumah Julun dan Terpuk Sitepu Rumah Dalin Lauada satu orang.

Seluruh terpuk merupakan keturunan dari kelompok marga Sitepu dan hampir seluruh terpuk berprofesi sebagai Petani.

a. Terpuk Sitepu Rumah Mbelin

Terpuk Sitepu Rumah Mbelinmerupakan salah satu gelar yang dimiliki

seseorang secara turun temurun oleh seseorang yang bermarga Sitepu di Desa Sukajulu. Terpuk ini dahulu bertugas untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan pemerintahan desa. Sedangkan sekarang, hanya bertugas untuk menghadiri rapat yang diselenggarakan oleh pemerintahan desa. Dua orang yang merupakan Terpuk Sitepu Rumah Mbelinadalah (a) Bapak Pasti Sitepu berusia 62 tahun bekerja

sebagai petani di Desa Sukajulu, ia merupakan keturunan ke-18 dari keluarga Terpuk Sitepu Rumah Mbelinyang pertama. Ia mengatakan bahwa terpuk

merupakan pemimpin yang sangat dikenang oleh masyarakat desa Sukajulu karena terpuklah desa ini dapat berkembang sampai sekarang dan atas kerja keras dan pengabdian mereka di masyarakat, masyarakat dapat hidup damai dan tentram. Berikut yang diucapkan oleh Bapak Pasti Sitepu:

(12)

Belanda, sangat membuat masyarakat begitu menghargai dan mempercayai terpuk”.

dan (b) Bapak HiskiaSitepu berusia 60 tahun bekerja sebagai petani di Desa Sukajulu, ia merupakan keturunan ke-18 dari keluarga Terpuk Sitepu Rumah Mbelinyang kedua. Ia mengatakan bahwa terpuk merupakan seseorang yang

memegang kepemimpinan yang dipilih dengan dasar suka rela dan berdasarkan dengan kebudayaan dan adat istiadat batak karo di Desa Sukajulu. Sebutlah terpuk merupakan pengadian seseorang terhadap desa dan budaya. Ia yang menjadi terpuk karena garis keturunan tentunya merasa bangga dan juga merasa begitu

bertanggung jawab atas perkembangan yang terjadi di Desa Sukajulu karena terpuk terdahulu dianggap pemimpin oleh masyarakat. Bapak Hiskia Sitepu

berkata:

“Peran terpuk memang tidak mudah, karena menyangkut dengan masyarakat desa. Terpuk yang dalam adat batak karo merupakan tokoh masyarakat yang bukan hanya dianggap jadi pemimpin untuk desa tapi juga pemimpin dalam acara adat batak karo. Begitu berat peran yang dipegang olrh seorang terpuk. Tapi karena sekarang sudah ada pemerintahan desa yaitu kepala desa, tugas terpuk tentulah sudah sedikit berkurang, walaupun begitu terpuk tetap dihargai dan dianggap penting di masyarakat Desa Sukajulu ini”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa tugas Terpuk Sitepu Rumah Mbelinsaat ini secara umum adalah meghadiri rapat yang

(13)

b. Terpuk Sitepu Rumah Balai

Terpuk Sitepu Rumah Balaimerupakan salah satu gelar yang dimiliki

seseorang secara turun temurun oleh seseorang yang bermarga Sitepu di Desa Sukajulu. Terpuk ini dahulu bertugas untuk bertanggung jawab atas pelaksanaan pemerintahan desa. Tidak berbeda dengan terpuk sebelumnya, sekarang Terpuk Sitepu Rumah Balai juga bertugas menghadiri setiap rapat yang diadakan oleh

pemerintahan desa atau kepala Desa Sukajulu. Terpuk ini terdiri dari dua orang yaitu (a) Bapak Siden Sitepu berusia 55 tahun dan bekerja sebagai petani di Desa Sukajulu, ia merupakan keturunan ke-18 dari keluarga Terpuk Sitepu Rumah Balai yang pertama. Ia mengatakan bahwa terpuk merupakan seseorang yang memegang kepemimpinan di Desa Sukajulu pada zaman penjajahan atau zaman di mana belum dibentuknya pemerintahan desa resmi. Walau sekarang terpuk sudah mengalami pergeseran kedudukan secara umum, tapi terpuk bagi masyarakat desa masih mewakili masyarakat untuk menyampaikan setiap keinginan atau kebutuhan masyarakat desa kepada kepala desa/pemerintahan desa. Seperti yang diungkap oleh Bapak Siden Sitepu:

“Terpuk Sitepu Rumah Balai tugasnya sama dengan terpuk rumahmbelin, karena terpuk tidak ingin pembangunan desa tidak berjalan dengan baik. Terpuk yang merupakan kelompok orang yang mengetahui dan memahami dengan baik keadaan dan perkembangan desa dari dulu hingga sekarang. Jadi mereka tentunya ingin desa berkembang lebih baik dari zaman dahulu”.

(14)

mengetahui sejarah atau masa lalu Desa Sukajulu, bagaimana perjalanan atau perkembangan desa dari dulu hingga sekarang. Ia mengatakan peran terpuk tidak berubah dari dulu hingga sekarang karena terpuk merupakan orang penting dalam budaya batak karo. Bapak Perubahan Sitepu mengatakan:

“Terpuk Sitepu Rumah Balai merupakan terpuk yang secara umum bertugas untuk menghadiri setiap rapat yang dilaksanakan oleh pemerintah desa/kepala desa. Bapak sebagai terpuk, sangat bangga dan juga sangat menghargai masyarakat yang masih mempercayai keluarga bapak sebagai penerus terpuk terdahulu. Bagi masyarakat Desa Sukajulu, terpuk seperti pahlawan dan memiliki kekuasaan yang sama tingginya dengan pemerintahan desa. Tentunya terpuk dianggap mampu dan pantas untuk menjadi penolong masyarakat yang sedang dalam masalah”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa Terpuk Sitepu Rumah Balai merupakan terpuk yang memiliki tugas yang sama dengan

Terpuk Sitepu Rumah Mbelin yaitu menghadiri rapat yang diselenggarakan oleh

pemerintahan desa/kepala desa di mana kedudukan mereka saat rapat adalah wakil masyarakat untuk menyampaikan segala keluh kesah masyarakat selama tinggal dan hidup di Desa Sukajulu.

c. Terpuk Sitepu Rumah Sendi

Terpuk Sitepu Rumah Sendimerupakan salah satu gelar yang dimiliki

(15)

yaitu (a) Bapak Bali Sitepu berusia 60 tahun, ia bekerja sebagai petani di Desa Sukajulu. Ia merupakan keturunan ke-18 dari keluarga Terpuk Sitepu Rumah Sendi yang pertama. Ia mengatakan bahwa terpuk adalah seseorang yang dianggap

memiliki pemahaman tentang seluk beluk Desa Sukajulu dan orang yang dijadikan pedoman oleh masyarakat dalam sistem kepemimpinan desa dan atau sistem kebudayaan adat suku batak karo. Tugas Terpuk Sitepu Rumah Sendi secara umum sama dengan tugas kedua terpuk sebelumnya yaitu menghadiri rapat yang dilaksanakan oleh pemerintahan desa/kepala desa. Kehadiran mereka di rapat tentunya untuk membantu pemerintah desa dalam menyelesaikan masalah yang terdapat di masyarakat baik itu masalah batas wilayah pertanian atau masalah umum lainnya. Bapak Bali Sitepu mengatakan:

“Tugas saya sebagai orang yang menghadiri rapat yang dilaksanakan oleh pemerintah desa/kepala desa. Karena kebudayaan karo yang masih kental, membuat kedudukanterpuk tidak hilang, hanya bergeser dan membuat tugas terpuk tidak sebanyak dahulu sebelum tidak ada pemerintahan. Terpuk ini bersifat turun temurun, seperti sistem kerajaan.”

(16)

sebuah pemerintahan desa resmi, seperti penasehat dalam sebuah organisasi. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Apolo Sitepu berikut:

“Terpuk Sitepu Rumah Sendi dengan terpuk lainnya tentunya saling melengkapi dan saling membantu satu sama lainnya. Gelar yang kami terima secara turun temurun ini merupakan tanggung jawab yang harus diteruskan dari terpuk terdahulu yang merupakan nenek moyang desa ini. Peran terpuk yang kini mulai bergeser tentunya tidak membuat masyarakat melupakan keberadaan terpuk di masyarakat, masih banyak masyarakat yang memerlukan terpuk untuk menyelesaikan masalah-masalah mereka. Begitu juga dalam suatu acara keadatan di desa, mereka tentunya mencari terpuk untuk menjadi seseorang yang memberikan kata-kata nasehat. Bagaimanapun terpuk selalu memiliki kedudukan penting di masyarakat”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa Terpuk Sitepu Rumah Sendi memiliki tugas yang sama dengan kedua terpuk sebelumnya.

Ini membuktikan keberadaan terpuk di Desa Sukajulu masih penting dan masih dibutuhkan oleh masyarakat bukan hanya untuk aspek umum atau pemerintahan tapi juga aspek kebudayaan atau adat istiadat Desa Sukajulu.

d. Terpuk Sitepu Rumah Julun

Terpuk Sitepu Rumah Julunmerupakan salah satu gelar yang dimiliki

(17)

mengatakan bahwa terpuk sedari dulu dianggap oleh masyarakat sebagai pemerintahan desa dikarenakan saat itu Desa Sukajulu belum memiliki Kepala Desa. Hal ini seirama dengan masyarakat desa yang mayoritas penduduknya merupakan suku batak karo. Terpuk juga bisa dikatakan sebagai sejarah desa yang dibentuk oleh kebudayaan batak karo. Tugas terpuk dewasa ini mulai mengalami pergeseran, Terpuk Sitepu Rumah Julun memiliki tugas untuk mengatasi masalah umum yang terjadi diantara masyarakat. Masalah yang sering dialami masyarakat desa adalah masalah batas tanah pertanian, di mana masalah ini harus melibatkan terpuk karena terpuk memiliki pemahaman tentang ini. Hal ini diungkap oleh

Bapak Jamson Sitepu:

“Masalah masyarakat yang sering dihadapi oleh terpuk adalah masalah batas wilayah ladang pertanian warga. Karena sebagian warga banyak yang tidak mengetahui batas wilayah ini, mereka meminta bantuan saya dan terpuk lainnya untuk menyelesaikan ini. Terpuk tentulah mengetahui hal ini karena desa ini adalah tanah kelahiran dan juga kampung halaman kami dan terpuk sebelum kami.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwasanya tugas Terpuk Sitepu Rumah Julun tidak terlepas dari perkembangan desa dan kemajuan

(18)

e. Terpuk Sitepu Rumah Dalin Lau

Terpuk Sitepu Rumah Dalin Laumerupakan salah satu gelar yang dimiliki

seseorang secara turun temurun oleh seseorang yang bermarga Sitepu di Desa Sukajulu. Terpuk Sitepu Rumah Dalin Lau terdiri dari satu orang bernama Bapak Baik Sitepu. Bapak Baik Sitepu berusia 47 tahun, ia bekerja sebagai Kepala Desa Sukajulu. Ia merupakan keturunan ke-18 dari keluarga Terpuk Sitepu Rumah Dalin Lau. Ia mengatakan bahwa terpuk adalah seseorang yang memiliki

pemahaman lebih dalam tentang sesuatu hal yang ada di Desa Sukajulu. Terpuk ini tugasnya sama dengan Terpuk Sitepu Rumah Julun, mengatasi masalah umum yang ada di masyarakat desa. Kepercayaan masyarakat akan keberadaan dan kemampuan terpuk dalam menghadapi masalah yang ada, tidak dapat dipungkiri membantu pihak pemerintah desa/kepala desa. Peran terpuk tersebut tentunya diterima oleh pihak kepala desa karena masih kentalnya budaya batak karo di masyarakat. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Baik Sitepu selaku Kepala Desa Sukajulu tahun 2017:

“Peran terpuk dalam masyarakat Desa Sukajulu bapak akui penting karena kentalnya budaya karo di desa ini. Sejarah desa yang juga menguatkan keberadaan terpuk yang sudah ada sejak dulu, membuat masyarakat begitu menghargai terpuk. Kedudukanterpuk dengan Kepala Desa bagi masyarakat sama tingginya dan sama pentingnya. Tapi saya merasa cukup terbantu dengan adanya terpuk. Membuat hubungan saya dengan masyarakat erat dan damai”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa Terpuk Siwaluh Telu Sada Kundulendahulu berperan dalam mengurus semua masalah

(19)

keputusan desa dan mengatasi segala masalah umum yang muncul dalam masyarakat, salah satu masalah umum yang sering muncul adalah masalah batas lahan pertanian masyarakat dalam pembangunan infrastruktur desa.

4.2.3. Peran Kepemimpinan Terpuk Siwaluh Telu Sada Kundulendalam Pengambilan Keputusan di Desa Sukajulu

Desa Sukajulu, Kecamatan Barus Jahe, Kabupaten Karo merupakan suatu Desa yang mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian dalam bidang pertanian yang disebut sebagai masyarakat agraris. Kondisi tersebut menjadikan masyarakat kurang memberikan perhatian dan waktunya dalam perkembangan dan pembangunan desa karena harus sibuk bekerja mengurus pertanian setiap harinya. Oleh karena itu, masyarakat yang ingin berpartisipasi dalam pembangunan desa memberikan kewajibannya kepada tokoh masyarakat yaitu terpukuntuk mewakilkan diri mereka dalam setiap pengambilan keputusan bersama dengan Pemerintahan Desa Sukajulu. Hal ini juga diungkapkan oleh Bapak Jeremia Sembiring (Petani):

“Bapak petani hampir setiap hari bapak menghabiskan waktu bapak ke ladang. Sudah berpuluh-puluh tahun keberadaan terpuk di Desa Sukajulu, sangat membantu sekali bagi bapak yang jarang di desa, lebih sering keluar desa untuk bertani dek. Bapak mengetahui perkembangan desa atau apapun mengenai desa ya dari terpuk”.

(20)

TerpukSiwaluh Telu Sada Kundulen sangatlah besar dalam hal pengambilan

keputusan tentang program-program Desa.

Kepala Desa sebagai pemerintah desa formal tentunya memiliki wewenang resmi dari pemerintah pusat untuk memimpin desa, membenahi desa dan melakukan pembangunan di desa. Walaupun begitu, kepala desa tidak boleh melupakan keberadaan terpuk yang ada di Desa Sukajulu. Ketika kepala desa atau pemerintah desa ingin mengambil langkah untuk membangun desa, mereka harus membuat pertemuan dengan ke delapan terpuk tersebut agar bisa mengambil keputusan dan mulai membangun desa. Hal ini dikarenakan terpuk dianggap sebagai perwakilan seluruh masyarakat desa dan tentunya terpuk juga menginginkan hal yang baik untuk pembangunan desa mereka. Secara hierarki, Kepala Desa memiliki status yang paling tinggi di Desa, tetapi Kepala Desa tidak dapat berbuat banyak terhadap pembangunan Desa karena masyarakat lebih patuh kepada seseorang yang lebih kuat pengaruhnya terhadap masyarakat Desa yaitu Terpuk Siwaluh Telu Sada Kundulen. Begitu juga yang dikatakan oleh Bapak

Baik Sitepu selaku Kepala Desa dan Terpuk Rumah Dalin Lau:

“Bapak selaku Kepala Desa dan juga terpuk di Desa Sukajulu ini dek, harus menjalankan peran bapak sebagai wakil pemerintah dan juga wakil masyarakat. Kedudukanterpuk di desa ini sangat penting, apalagi dalam budaya batak karo. Pemerintah dan terpuk sangat bersinergi, saling mendukung dan membantu satu sama lain”.

Ungkapan yang sama juga muncul dari BapakBali Sitepu yang merupakan TerpukSitepu Rumah Sendi:

(21)

mengalami masalah karena saling mendukung dan saling membantu untuk desa”.

Dari hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa, peran kepemimpinan terpuk dalam masyarakat Desa Sukajulu masih begitu kental karena begitu banyak

hal yang dilakukan terpuk untuk desa dan masyarakat. Keberadaan kepala desa dan kepemimpinannya tentu saja tidak begitu saja menggeser peran terpuk di masyarakat. Meskipun begitu hubungan yang terjalin antara terpuk dengan pemerintahan desa saat ini begitu baik. Hal yang sama terjadi ketika pengambilan keputusan untuk mencapai mufakat di Desa Sukajulu. Pengambilan keputusan di Desa Sukajulu sangatlah kental dengan nilai-nilai musyawarah mufakat. Peran Kepala Desa sebagai wakil dari Pemerintah dan Terpuk Siwaluh Telu Sada Kundulen sebagai wakil dari masyarakat Desa dalam proses pengambilan

keputusan pembangunan.

Bagi masyarakat Desa Sukajulu, terpuk bukan hanya sekedar tokoh masyarakat dan tokoh adat, terpuk bagi masyarakat desa khususnya bersuku batak karo memiliki nilai kebudayaan dan sejarah karena sudah ada sejak zaman penjajahan belanda. Gelar terpuk sendiri merupakan gelar turun temurun dan yang sekarang menjadi terpuk di Desa Sukajulu merupakan generasi dari terpuk terdahulu yang merupakan anak/cucu atau bahkan cicit para terpuk terdahulu. Hal tersebut senada dengan Bapak Konsep Sitepu yang merupakan mantan Kepala Desa Sukajulu:

(22)

berkembang. Terpuk-terpuk yang sekarangpun diambil dari garis keturunan terpuk terdahulu”.

Kepemimpinan kepala desa ada setelah zaman kemerdekaan, keberadaan kepala desa pada masa itu merupakan sebuah pertumbuhan dan kemajuan bagi masyarakat Desa Sukajulu. Tentu saja kepemimpinan kepala desa sangatlah membantu para masyarakat untuk berinteraksi dengan pemerintah kecamatan dan kabupaten. sesuai dengan pernyataan Ibu Terang br. Sitepu:

“AdanyaKepala Desa benar-benar membantu masyarakat dek, urusan rumah tangga pun jadi mudah dan dekat jaraknya dari rumah. Seperti untuk urusanKTP, KK atau lainnya. Selain itu juga kepala desa membantu ibu dalam urusan desa atau pertanian karena ibuk petani”

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa peran kepemimpinan yang dimiliki oleh terpuk sedikit bergeser karena adanya keberadaan Pemerintahan Desa atau Kepala Desa. Hal ini menjadikan terpuk bukan lagi sebagai pemimpin utama di desa, tetapi peran terpuk menjadi penasehat dalam pemerintahan desa dengan tujuan untuk membantu dan memudahkan pemerintah desa menyelesaikan segala masalah yang ada di masyarakat tentunya mendukung segala keputusan kepala desa. Berikut adalah nama-nama kepala desa yang memerintah Desa Sukajulu yaitu:

Tabel 4.3

Daftar Kepala Desa Sukajulu dari Tahun ke Tahun

Tahun Nama Kepala Desa Keterangan

...-1948 Balai Sitepu

(23)

1976-1984 Ngarap Sembiring Pejabat Sementara 1984-1991 Langsir Sitepu Hasil Pemilihan 1991-1994 Samin Tarigan Pejabat Sementara 1994-2003 Kasman Tarigan Hasil Pemilihan 2003-2008 Jermia Sembiring Hasil Pemilihan 2008-2014 Jermia Sembiring Hasil Pemilihan 2014-2015 Jermia Sembiring Pelaksana Tugas 2015-... Ahirta Sitepu Pejabat Sementara Sumber: Dokumen Arsip Desa Sukajulu Tahun 2016

Dari Tabel 4.3 di atas dapat dilihat, Keberadaan kepala desa sudah dimulai sejak tahun 1948 di mana yang menjadi kepala desa merupakan orang yang ditunjuk secara kemasyarakatan oleh masyarakat Desa Sukajulu Kecamatan Barusjahe. Yang kemudian pada tahun 1959 masyarakat desa mulai memilih pemimpin desa dengan melakukan pemilihan umum dan sampai tahun-tahun selanjutnya. Dalam struktur kepemimpinan kepala desa, terpuk berkedudukan sebagai penasehat di mana terpuk membantu kepala desa dan pejabat desa untuk menyelesaikan berbagai masalah yang ada di masyarakat, misalnya beberapa tahun belakangan ini pemerintah desa sedang mengadakan pembangunan infrastruktur seperti jalan setapak di ladang pertanian masyarakat dengan tujuan untuk mempermudah masyarakat dalam berkegiatan pertanian.

(24)

Dalam hal seperti itu, terpuk bertugas untuk menjelaskan batas tanah yang dimiliki oleh setiap petani kepada pejabat desa yang melakukan pembangunan agar tidak terjadi kesalahpahaman atau perselisihan antara masyarakat dengan pejabat desa. Seperti yang dikatakan oleh salah satu informan yaitu Bapak Bp. Hasiolan Doloksanbu (petani):

“Bapak mendukung setiap pembangunan yang dilakukan kepala desa untuk desa ini apalagi dalam bidang pertanian. Seperti pembangunan jalan setapak di ladang. Dan peran terpuk juga sangat membantu masyarakat, karena masalah batas wilayah tanah atau pembagian tanah masyarakat mereka lebih paham karena mereka sudah memimpin desa sejak dulu, bahkan mungkin saat itu bapak masih kecil dek”.

Hal yang serupa diungkapkan juga oleh Nd. Piron br Ginting (petani): “Ibu senang petani diperhatikan sampai membangun jalan setapak untuk memudahkan pekerjaan ibu. Kepemimpinan kepala desa dan terpuk sangat baik. Belum pernah ibu dengar terpuk dan kepala desa berselisih paham atau salah paham karena sesuatu di masyarakat, belum pernah”.

Dari hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa kini masyarakat mulai memberikan kepercayaannya kepada pemerintahan desa yaitu kepala desa dan perangkat desa untuk membangun desa menjadi lebih baik dan masyarakat mulai memahami keberadaan pemerintahan desa yang tujuannya untuk membantu masyarakat berkembang dalam setiap aspek kehidupan. Tidak jarang peneliti menemukan masyarakat desa berinteraksi langsung dengan kepala desa untuk menanyakan solusi untuk masalah yang sedang dihadapi seperti masalah administrasi seperti KTP atau KK. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari peran terpuk yang memberikan pemahaman pada masyarakat tentang keberadaan kepala

(25)

Kepala desa sebagai Institusi Sosial dalam Desa Sukajulu tentunya memiliki struktur kepemimpinan dan berikut merupakan struktur kepemimpinan kepala Desa Sukajulu:

STRUKTUR PEMERINTAHAN DESA SUKAJULU KECAMATAN BARUSJAHE KABUPATEN KARO TAHUN 2015

Sumber: Dokumen Arsip Desa Sukajulu 2016

(26)

Dari struktur di atas dapat kita lihat, kepemimpinan desa di pimpin oleh kepala desa. Dalam struktur ada bagian BPD yang merupakan singkatan dari Badan Perwakilan Desa. Terpuk dalam struktur kepemimpinan kepala desa masuk ke dalam BPD, itulah alasan kenapa kedudukan BPD dan Kepala Desa sejajar. Karena mereka dianggap memiliki kedudukan yang sejajar atau sama-sama penting kedudukannya di masyarakat Desa Sukajulu. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Baik Sitepu (Kepala Desa):

“Kalau ditanya, pada struktur kepala desa terpuk itu memang tidak dituliskan karena merupakan tokoh masyarakat dan tokoh adat. Tapi bisa saya katakan kalau terpuk masuk ke dalam BPD. Itu sejajar dengan Kepala Desa, bagaimanapun terpuk bagi masyarakat desa ini masih dianggap sebagai pemimpin tertinggi”.

Pernyataan serupa juga dikatakan oleh Bapak Jeremia Sembiring selaku mantan kepala desa:

“Terpuk memang tidak ada dalam struktur pemerintahan desa saat bapak menjadi kepala desa maupun di pemerintahan kepala desa yang sekarang. Tapi apabila terpuk ingin dimasukkan ke dalam struktur pemerintahan desa, terpuk berada dalam BPD (badan permusyawaratan desa). Jika kedudukan terpuk dahulu yang tertinggi kini terpuk dan kepala desa memiliki kedudukan yang sama atau sejajar dengan kepala desa karena mereka berdua sama penting dan sama dibutuhkan oleh masyarakat desa”.

(27)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan oleh peneliti di Desa Sukajulu Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo, dapat disimpulkan beberapa peran kepemimpinan yang dilakukan terpuk di dalam kehidupan masyarakat dan pada pemerintah desa:

a. Pengambil Keputusan

Desa Sukajulu yang merupakan desa berpendudukan mayoritas bersuku batak karo dan masih memegang adat istiadat karo yang sangat khas, dalam pemerintahan desa masyarakat mempercayakan terpuk sebagai wakil mereka ketika berurusan dengan pemerintahan desa. Terpuk yang tugasnya menghadiri setiap rapat yang dilaksanakan oleh pemerintah desa dan mengatasi masalah umum yang terjadi pada masyarakat desa, berperan sebagai pengambil keputusan.

Gambar 4.2Terpuk sedang menghadiri rapat

Terpuk yang merupakan lembaga sosial masyarakat desa tentunya memiliki

(28)

penting, oleh karena itu dalam setiap rapat pemerintahan desa terpuk diundang untuk datang menghadiri rapat. Kehadiran terpuk dalam rapat sebagai penasehat desa dan pengambil keputusan. Keputusan yang diambil oleh kepala desa harus melalui terpuk, jika terpuk tidak setuju atau tidak sepakat dengan keputusan tersebut maka keputusan tersebut harus diganti atau dicari keputusan yang lainnya yang sesuai dengan terpuk dan pemerintah desa. Seperti yang diungkap oleh Bapak Baik Sitepu:

“Setiap rapat, bapak harus mengundang delapan terpuk. Mengundang secara resmi yaitu dengan surat. Kehadiran terpuk dalam rapat sangat penting, selain karena terpuk merupakan orang yang lebih memahami kondisi desa dan kondisi masyarakat desa, terpuk juga ikut andil dalam pengambil keputusan untuk kebijakan di Desa Sukajulu”.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Ibu Vero br Manurung:

“Sudah menjadi kebiasaan dan juga keharusan terpuk terlibat dalam pengambilan keputusan untuk kebijakan atau kegiatan yang akan dilakukan di Desa Sukajulu. Terpuk diundang secara resmi, terpuk-terpuk pun semua berhadir setiap kegiatan rapat pemerintahan desa. Suara terpuk juga dibutuhkan karena itu merupakan suara dari masyarakat Desa Sukajulu”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwasanya Peran kepemimpinan Terpuk Siwaluh Telu Sada Kundulendalam pengambilan keputusan adalah sebagai pihak pengambil keputusan, di mana suaranya merupakan suara yang diharapkan oleh pemerintahan desa karena terpuk dalam rapat sebagai wakil atau perantara aspirasi masyarakat kepada pemerintahan desa/kepala desa. Peran sebagai pengambil keputusan bukan hanya dilakukan pada rapat formal saja tapi juga dalam rapat informal antara masyarakat desa. Terpuk juga sebagai saksi dalam setiap pemerintahan desa memutuskan suatu

(29)

b. Menumbuhkan Kepercayaan kepada Pemerintahan Desa

Sebagai desa yang masih kental dengan kebudayaan dan adat istiadat batak karo, beberapa masyarakat desa masih memegang teguh kepercayaan kepada nenek moyang untuk masalah kepemimpinan desa. Walaupun dewasa ini di desa sudah ada kepemimpinan resmi yaitu kepala desa dan perangkat desa, masyarakat masih mengandalkan terpuk atau tokoh masyarakat.

Tidak bisa dipungkiri, keberadaan terpukyang sudah lama di kehidupan masyarakat Desa Sukajulu sangat mempengaruhi eksistensinya dalam pemerintahan desa. Menurut informan, dia menjelaskan bahwa kedudukan terpuk dahulu merupakan pemimpin yang tertinggi, sekarang terpuk tetap dianggap pemimpin tapi karena sudah adanya pemerintah desa yang merupakan pihak yang lebih berhak dan lebih bertanggung jawab atas desa. Jadilah terpuk sebagai penasehat dalam pemerintahan dan masyarakat desa. Inilah yang diungkapkan oleh Bapak Prinsip Tarigan (Petani):

“Terpuk adalah tokoh masyarakat bagi masyarakat Desa Sukajulu dan mereka membantu banyak orang dalam untuk masalah yang berhubungan dengan kepala desa ataupun masalah antar masyarakat”.

Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Bapak Baik Sitepu (Kepala Desa): “Keberadaan terpuk dalam pemerintahan desa adalah sebagai penasehat. Tidak jarang Bapak dan yang lainnya meminta masukkan dan solusi atau bahkan melibatkan terpuk dalam sebuah proyek pemerintahan desa”.

(30)

“Terpuk sangat dihargai dan dihormati di desa ini, mereka selalu dilibatkan dalam rapat kepala desa, selalu ada untuk masyarakat yang membutuhkan bantuan. Mereka juga tidak jarang memberikan masukan dan juga solusi kepada masyarakat desa untuk masalah batas lahan pertanian dan masalah lainnya”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwasanya dengan kedudukan terpuk yang berada di antara pemerintah desa dan masyarakat desa yang berarti terpuk adalah jembatan sekaligus perantara bagi masyarakat kepada pemerintah desa di mana hal ini memudahkan masyarakat dalam menyampaikan pendapat, keluhan, masukkan dan hal yang lainnya. Dengan kedudukannya ini, Peran kepemimpinan Terpuk Siwaluh Telu Sada Kundulenadalah menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan

desa yaitu kepala desa dan perangkat desa. Hal ini jelas tujuannya agar hubungan masyarakat dengan pemerintah desa dapat terjalin erat layaknya hubungan terpuk dengan masyarakat yang sudah terjalin dari sebelum adanya pemerintahan desa. Selain itu hal ini juga akan menjadi hal yang baik untuk desa dan juga masyarakat desa.

c. Memelihara Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat Desa

(31)

“Sekitar tempat tinggal bapak bersuku karo. Kalau masalah ketentraman dan ketertiban, bapak dengan tetangga memiliki hubungan yang baik begitu juga dengan warga desa tetangga sini. Dengan yang bukan suku batak karo pun bapak juga memiliki hiubungan yang cukup baik. Untuk apa kita mencari musuh dek, kalau kita bisa baik sama semua orang”.

Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Bapak Apolo Sitepu (Petani): “sebagai terpuk, bapak merasa berhasil karena masyarakat Desa Sukajulu memiliki kerukunan dan ketertiban beragama dan bersuku dengan baik, baik dengan masyarakat satu desa atau dengan masyarakat desa lainnya. Begitu juga hubungan antara terpuk dan pemeritah desa, hubungan pemerintah desa dengan terpuk, hubungan terpuk dan pemerintah desa dengan masyarakat desa, semuanya masih baik dan rukun, belum pernah ada keributan serius atau yang bagaimana”.

Penyataan yang sama juga diungkapkan oleh Bapak Pasti Sitepu (Petani): “Disini belum pernah bapak dengar laporan ke kepala desa atau ke terpuk ada yang ribut atau berkelahi atau ada yang berkelahi masalah agama atau masalah adat istiadat dan lainnya. Ketentraman dan ketertiban di Desa Sukajulu masih terjaga dengan baik dan dijaga dengan baik oleh seluruh masyarakat desa sampai saat ini”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwasanya Peran kepemimpinan Terpuk Siwaluh Telu Sada Kundulenadalah memelihara ketentraman dan ketertiban pada masyarakat desa membantu pemerintah desa. Dalam hal ini, terpuk berperan menjadi aktor atau pelaku dalam memelihara ketentraman dan ketertiban. Tidak bisa dipungkiri, setiap desa pasti memiliki keragaman seperti memiliki masyarakat dari berbagai suku, berbagai agama, berbagai adat istiadat dan berbagai kepribadian.

(32)

ini menjadikan peran ini penting untuk dilaksanakan oleh terpuk di Desa Sukajulu karena setiap orang pasti ingin kehidupan yang tentram baik antar masyarakat maupun antar pemerintahan.

d. Peran dalam Kegiatan Masyarakat

Dalam kehidupan bermasyarakat, terpuk disebut atau dikenal juga sebagai tokoh masyarakat. Di Desa Sukajulu, tokoh masyarakat dianggap penting keberadaannya dan memiliki pengaruh yang besar di dalam kehidupan masyarakat desa. Secara umum tokoh masyarakat merupakan orang yang memiliki pengaruh dan dihormati oleh masyarakat karena kekayaan pengetahuan maupun kesuksesannya dalam menjalanikehidupan. Ia menjadi contoh atau teladan bagi orang lain karena pola pikir yang dibangun melalui pengetahuan yang dimiliki sehingga dipandang sebagai seseorang yang pandai dan bijaksana juga menjadi panutan bagi banyak orang.

(33)

terpuk akan menjadi orang yang memberikan arahan selama pesta tersebut

berlangsung. Seperti Bapak Sastra br Manurung katakan:

“Setiap ada kegiatan yang diselenggarakan oleh masyarakat, terpuk selalu andil bagian untuk mensukseskan acara tersebut. Tidak jarang dalam acara terpuk diminta kesediaannya untuk menyampaikan kata sambutan atau kata nasehat untuk para panitiapenyelenggara dan untuk masyarakat yang hadir sebagai tamu acara. Kepala desa juga tentunya tidak keberatan karena mereka tahu terpuk hubungan terpuk dan masyarakat amat baik dan terpuk dihormati”.

Hal yang sama juga dikatakan oleh Ibu Terang br Sitepu:

“Pesta tahunan di Desa Sukajulu selalu meriah, karena Pesta ini digelar setahun sekali dan melibat seluruh lapisan masyarakat desa termasuk pemerintahan desa dan tokoh masyarakat (terpuk). Terpuk dalam pesta tahunan terlibat untuk memberikan kata sambutan atau kata nasehat untuk panitia penyelenggara pesta tahunan dengan tujuan memberikan apresiasi atas terselenggaranya pesta tahunan dengan baik dan teratur”.

Dari hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwasanya peran terpuk dalam kegiatan masyarakat seperti Pesta Tahunan yang rutin dilakukan masyarakat adalah sebagai pemberi kata sambutan dan juga pengawas dalam acara supaya acara dapat berjalan dengan lancar dan damai.

Gambar 4.3 Salah Satu Tarian dalam Pelaksanaan Pesta Tahunan

(34)

dunia, akan dibuat acara untuk mengenang masa hidup orang yang sudah meninggal. Terpuk dalam hal ini terlibat sebagai orang yang memberikan nasehat dan kata-kata belasungkawa kepada keluarga yang berduka dan kepada masyarakat yang berhadir. Terpuk juga dianggap sebagai orang yang mengerti tentang budaya adat karo, tentunya hal ini sangatlah membantu karena tidak jarang terpuk diminta untuk membawakan acara pemakaman dengan menggunakan adat istiadat karo.

Begitu juga dengan acara pernikahan, tidak jarang pada desa yang mayoritas penduduknya adalah batak karo akan menyelenggarakan acara penikahan dengan menggunakan adat istidat karo baik dalam tata tertib acara maupun dalam adat pernikahannya. Terpuk tentulah terlibat dalam acara pernikahan karena terpuk adalah orang yang dianggap mengerti dan memahami masalah kebudayaan atau adat istiadat masyarakat Desa Sukajulu.

Gambar 4.4 Upacara Pernikahan Adat Karo Hal ini diungkapkan oleh Bapak Hasiolan Doloksaribu:

(35)

dahulu. Itulah kenapa ada acara pemakaman. Acara tersebutpun dibuat untuk menghormati orang yang meninggal sekaligus menjadi tempat untuk bersilahturahmi antar keluarga yang ditinggal. Kalau untuk pelaksanaannya tergantung seberapa cucu/cicit orang yang sudah meninggal, kalau cucunya banyak, biasanya acara akan diadakan selama 3 hari, ada juga yang sampai seminggu baru dikuburkan atau dikebumikan. Terpuk disini berperan sebagai pemimpin acara yaitu untuk mengarahkan acara tersebut agar ikut dalam adat batak karo yang sesuai, sebagai pemberi nasehat dan semangat kepada keluarga yang ditinggalkan”.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Piron br Ginting:

“Acara pemakaman bagi orang batak itu penting, karena itu seperti bentuk salam perpisahan keluarga kepada sanak saudara yang meninggal. Terpuk dalam hal ini berperan sebagai pemimpin acara dan pemberi nasehat. Terpuk yang mengerti masalah adat istiadat akan terlibat dalam acara sampai selesai. Tidak jarang terpuk melakukannya dengan sukarela demi kelancaran acara tersebut. Ibu sudah serig datang ke acara pemakaman di Desa Sukajulu, dan terpuk sangat membantu masyarakat desa dalam hal pemahaman adat istiadat.”

Dari hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa peran terpuk dalam kegiatan masyarakat seperti acara pemakaman dan acara pernikahan adalah sebagai pemimpin acara untuk mengarahkan acara supaya berjalan dengan lancar dan sesuai dengan adat istiadat dan juga sebagai penasehat dalam acara yang bertujuan agar acara yang berlangsung dapat memberikan makna atau kesan kepada orang yang datang. Tak jarang kadang masyarakat mengundang terpuk untuk menghadiri pesta pernikahan masyarakat desa.

(36)
(37)

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan

Peran adalah suatu sikap atau perilaku yang diharapkan oleh banyak orang atau sekelompok orang terhadap seseorang yang memiliki status atau kedudukan tertentu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti, terpuk adalah orang yang memiliki kedudukan sebagai tokoh masyarakat di Desa Sukajulu Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo. Desa Sukajulu yang mayoritas penduduknya merupakan masyarakat bersuku batak karo, mengenal terpuk sudah sejak lama sebelum adanya pemerintahan desa seperti Kepala Desa. Terpuk yang dalam bahasa karo berarti sebuah kelompok yang dihargai, dibentuk oleh seseorang yang tidak diketahui sejarah pastinya seperti apa untuk memimpin desa pada masa itu dengan tujuan agar desa memiliki seseorang yang fokus untuk membangun dan mengembangkan segala kekhasan Desa Sukajulu.

(38)

berfungsi sebagai perantara antara masyarakat dengan pemerintahan desa dalam memutuskan sebuah kebijakan untuk desa.

(39)

masyarakat untuk berhadir di acara tersebut sebagai seseorang yang dihargai untuk memberikan kata sambutan atau kata nasehat tak jarang seperti kata motivasi untuk masyarakat desa. Terpuk juga menjadi salah satu orang yang bertanggung jawab untuk mengawasi kelancaran kegiatan yang diselenggarakan oleh masyarakat desa.

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan data yang telah dijabarkan, peran kepemimpinan Terpuk Siwaluh Telu Sada Kundulendalam pengambilan keputusan di Desa Sukajulu adalah sebagai pengambil keputusan yang berkedudukan sebagai wakil masyarakat dalam rapat atau sebagai penghubung antara masyarakat dengan pemerintahan desa. Hubungan yang terjalin antara terpuk dan pemerintah desa selama ini belum pernah terjadi masalah, begitu juga

(40)

5.2. Saran

Setelah mengadakan penelitian peran kepemimpinan Terpuk Siwaluh Telu Sada Kundulendalam pengambilan keputusan di Desa Sukajulu, ada beberapa

himbauan dan saran yang timbul, dikarenakan adanya beberapa kenyataan yang dijumpai di lapangan. Saran-saran tersebut adalah:

1. Masyarakat harus mulai lebih percaya dengan pemerintahan desa karena bagaimanapun Kepala Desa merupakan pemimpin formal yang dimiliki Desa Sukajulu.

2. Terpuk sebagai tokoh masyarakat sebaiknya lebih fokus kepada satu bidang saja misalnya adat istiadat atau kebudayaan desa, karena hal tersebut menjadi ciri khas desa yang harus dilestarikan.

Gambar

Tabel 4.1 Data Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Sukajulu
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Gambar 4.1 Peneliti dengan Terpuk dan Kepala Desa
+4

Referensi

Dokumen terkait

Propinsi Sumatera Barat sebagai salah satu propinsi yang berada di pesisir Barat pulau Sumatera yang memiliki potensi penangkapan dan pengelolaan ikan di laut yang sangat

Penggunaan pati sagu dan mocaf diharapkan mampu meningkatkan mutu kimiawi dan penilaian sensori dari nugget ikan gabus, sehingga memberikan tekstur, aroma dan

Abstrak: Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan pada Yayasan Tri Praja Karya Utama..

Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa GPM dan OPM berpengaruh positif signifikan untuk memprediksi perubahan laba satu tahun kedepan dengan tingkat signifikansi

[r]

Dari hasil percobaan dengan skenario pengiriman pesan telegram saat ada absesensi pada masing-masing alat secara terpisah, pada kedua alat secara bersamaan, dan

Menurut bambang poernomo, disparitas pidana yang bermasalah adalah pemidanaan yang berbeda dalam perkara yang sama pada situasi dan kondisi yang sama sedangkan disparitas

6 Memberikan ASI eksklusif pada bayi baru lahir sampai usia 6 bulan tanpa makanan tambahans.. 7 Susu formula diberikan apabila ASI sudah tidak cukup lagi