PERENCANAAN KAMPUS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
DI RUTENG
Marianus Paskalis Fischer
Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universites Dwijendra (rianFischer20@gmail.com)
Dr. Ir. Putu Gede Ery Suardana M.Erg
Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universites Dwijendra (erysuardana@gmail.com)
DM Sukma Widyani, ST. MT.
Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universites Dwijendra (sukmawidiyani@gmail.com)
Abstrak
Perguruan tinggi sebagai instrument nasional pembangunan merupakan pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta kebudayaan, dengan melaksanakan fungsi Thri Dharma Perguruan Tinggi. Berhubung demikin Dengan melihat pertumbuhan dan perkembangan pendidikan terlihat adanya suatu kebutuhan yang semakin besar dan mendesak terhadap berbagai sarana dan prasarana di Kabupaten Manggarai di antaranya adalah sektor Pendidikan khususnya dalam bidang Kesehatan, sampai saat ini belum memadai jika dibandingkan dengan kuantitas penduduk yang semakin meningkat dari tahun ketahun. Kampus Sekolah Tinggi memang sangat dibutuhkan sehingga perlu adanya pembangunan wadah untuk menampung kegiatan perkuliahan, dengan adanya pembangunan kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan, diharapkan Masyarakat Manggarai dapat melanjutkan studi ke jenjang pendidikan tinggi yang ada di Ruteng tanpa kesulitan atau melanjutkan studi Keluar Kota bahkan keluar pulau. Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan di Ruteng merupakan suatu tempat atau lingkungan pada pendidikan tinggi untuk melakukan kegiatan akademik dan admininistrasi lengkap dengan fasilitas-fasilitasnya.Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan diruteng merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan tinggi nasional sehingga terus membangun dalam rangka memberikan kontribusi bagi perkembangan dunia pendidikan..
Kata kunci: Kebutuhan, sarana, prasarana STIKES
Abstract
1. PENDAHULUAN
XI. LATARBELAKANG
Perencanaan dan Perancangan Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan di Ruteng merupakan upaya pengembangan dan pembangunan taraf pendidikan masyarakat serta menciptakan suatu wadah yang baru yaitu Kampus untuk memfasilitasi kegiatan akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan.
Upaya nini dilakukan mengingat kebutuhan masyrarakat akan dunia pendidikan terutama pendidikan tinggi sebagaimana yang dimaksudkan dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia yang bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan
XII. RUMUSANMASALAH
1. Bagaimana menentukan konsep perencanaan dan perancangan seperti bentuk bangunan, system struktur, bahan, ruang dalam, ruang luar, utilitas, lagam arsitektur terhadap perencanaan dan perancangan STIKES di Ruteng, Sehingga menghasilkan suatu wadah yang dapat mewadahi fungsi utama yaitu kegiatan akademik, administrasi, dan kegiatan penunjang akademik? 2. Bagaimana menentukan kebutuhan luasan sarana dan prasarana yang
mewadahi kegiatan akademik, administrasi dan penunjang bagi civitas akademika serta pengelola STIKES di Ruteng?
XIII. WAWASANDANRENCANAPEMECAHANMASALAH
XIV. RUMUSANTUJUANPENELITIAN
1. Mengetahui Kebutuhan luasan sarana dan prasaran yang mewadahi kegiatan akademik, administrasi dan kegiatan penunjang bagi civitas akademik serta pengelolahan STIKES di Ruteng.
2. Mengetahui konsep perencanaan dan perancangan seperti bentuk bangunan, system struktur, bahan, ruang dalam, ruang luar, utilitas, lagam arsitektur, terhadap perencanaan dan perancangan STIKES di Ruteng, sehingga menghasilkan suatu wadah yang dapat mewadahi fungsi utama.
Maksud dan Tujuan
Sebagai dokumen panduan umum yang menyeluruh dan memiliki kepastian hukum tentang perencanaan dari suatu Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan di Ruteng yang merupakan kegiatan membangun suatu wadah serta lingkungan Akademik dan adminstrasi Sekolah Tnggi lengkap dengan fasilitas – fasilitasnya
Sasaran
Sasaran yang dicapai dalam penyusunan Konsep Perencanaan dan Perancangan Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan di Ruteng adalah mengungkap dan mengetahui kebutuhan akan sarana dan prasarana Kampus, gubahan massa dan fumgsi dari Kampus yang akan di bangun
2. METODEPENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu teknik pengumpulan data, pengolahan data dan penyimpulan
Metode Pengumpulan Data
Pengumulan data yang sifatnya teoritis diambil dari berbagai literature, laporan ilmiah danwebsite-websiteyang didapat melalui pencarian di internet.
Pengamatan di beberapa kampus STIKES yang ada di bali, kampus STIKES Bali serta beberapa fasilitas penunjang akademik dan administrasi.
Metode Analisa Data
Data yang diperoleh dilakukan analisis dengan berbagai pertimbangan. Teknik analisis dilakukan dengan dua cara yaitu :
a.Kualitatif, yaitu menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data dan membuat diagramatik seperti menyimpulkan beberapa studi banding dan lain-lain.
Metode Penarikan Kesimpulan
Data yang diperoleh dipilih dan disusun sesuai dengan jenisnya kemudian diklasifikasikan sesuai dengan spesifikasi dan tingkat kegunaan dalam proses analisa. Mengadakan pengamatan (observasi) terhadap gejala, peristiwa, dan kondisi aktual dimasa sekarang.mengadakan perbandingan antara sarana dan fasilitas sejenis agar dapat memberikan gambaran pemecahan masalah yang lebih baik dan tepat.
3. HASILDANPEMBAHASAN
Fasilitas
Agar kegiatan di dalam Kamus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan di Ruteng berjalan dengan baik maka perancangan Kampus STIKES di Ruteng diperlukan suatu fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang semua kegiatan tersebut diantaranya adalah :
a. Fasilitas Utama
1. Ruang Kuliah
Ruang Kuliah Berfungsi sebagai tempat untuk melakuakan kegiatan akademik atau belajar mengajar
2. Ruang Lab
Ruang Lab digunakan sebagai tempat praktikum
b. Fasilitas Penunjang
Untuk melakukan kegiatan pengelolaan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan, memerlukan ruangan untuk para pegawai pengelola STIKES, berfungsi sebagai ruang atau wadah bagi pengelola STIKES atau mendukung kinerja pengelola STIKES.
c. Fasilitas Servis
Untuk mendukung kegiatan didalam Kampus STIKES penyediaan fasilitas pendukung antara lain disediakan area parkir, pos satpam, , toilet, kantin, gudang, dsb. Berfungsi untuk mendukung atau membantu pengelola, mahasiswa dan tamu dalam melakukan kegiatan didalam Kampus STIKES.
Kebutuhan Luas Site
Lokasi
Lokasi Perencanaan Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan di Ruteng yaitu berada di Jl. Satar Tacik, Kec. Langke Rembong, Ruteng NTT
ExitingSite
STIKES di Ruteng memberikan gambaran tentang keadaan site sebagai bahan analisasiteantara lain:
1) LokasiSite yang berada di jalan Satar Tacik Kec. Langke Rembong, Ruteng-Manggarai.
2) SiteSTIKES diruteng yang direncanakan berbatasan dengan :
Sebelah Utara : Lahan Kosong
Sebelah Selatan : Pemukiman penduduk
Sebelah Barat : Pemukiman penduduk
Sebelah Timur : Jl. Satar Tacik
Kemiringan Site
3) Kemiringan Site / topografi adalah relatif datar atau kemiringan sangat kecil kearah Utara.
4) Sarana infrastruktur yang ada pada site adalah air bersih dari PAM, jaringan listrik dan jaringan telepon
Gambar 2 ExitingSite Sumber : Survey lapangan 2015
Bentuksitedan ukuransite
Bentuk dasarSiteadalah persegi panjang dengan ukuran :
Panjang = 96 m
Lebar = 85 m
Luas = 8114 m²
SITE
LAHAN KOSONG
PERMUKIMAN PERMUKIMAN
JL. SATAR TACIK
96
85
U
Pendekatan Tema Rancangan :
Pendekatan Fungsional
Fungsi dari STIKES di Ruteng adalah Membangun, Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional, serta pelatihan yang mampu membentuk manusia yang berkualitas.
Pendekatan Iklim dan Lingkungan
Bangunan yang direncanakan sebaiknya harus mempertimbangkan faktor iklim yang ada. Indonesia merupakan Negara yang beriklim tropis dimana iklim ini sangat berpengaruh pada tampilan bangunan, pemakaian sistem struktur.
Pendekatan Terhadap Budaya
Dimaksudkan agar bangunan yang direncanakan tidak menyimpang dari cirri khas arsitektur setempat seperti pola massa, ornamen, bentuk bangunan dan sebagainya.
Gambar 4 Penjabaran Konsep Dasar Terhadap Bangunan
Rumusan Tema Rancangan
Penjabaran Tema Rancangan
Untuk menampilkan bangunan STIKES di Ruteng, dalam tema Arsitektur Tropis elemen disain dapat dijabarkan berdasarkan beberapa kriteria, anatara lain :
Dalam tema “Arsitektur Tropis” elemen disain dijabarkan berdasarkan beberapa kriteria antara lain :
a. Pembagian ruang yang banyak dan kecil sehingga dapat meningkatkan stabilitas pada struktur.
b. Pemakain atap dengan bentuk limas dengan kemiringan yang tidak curam untuk dapat meminimalkan tekanan angin.
c. Bentuk bangunan yang dipakai merupakan bentuk – bentuk yang sederhana d. Penggunaan bukaan yang maksimal pada bangunan untuk memanfaatkan
penghawaan dan pencahayaan alami dengan memperhatikan kondisi klimatologi yang ada.
e. Pemakaian overstek serta bahan – bahan bangunan yang dapat melindungi bangunan maupun civitas didalamnya dari pengaruh cuaca untuk memberikan rasa nyaman.
Site
Penataan massa pada site yang sesuai dengan fungsi atau karakter dari masing-masing bangunan. Selain itu sejumlah massa yang
direncanakan disesuaikan dengan luas site dengan memperhatikan
perbandingan antara luas site dan luas bangunan sesuai dengan adat setempat sehingga bisa mempertahankan kebudayaan yang ada.
Pengolahan ruang luar yang dapat mendukung kegiatan dari
masing-masing bangunan dan penerapan sirkulasi pada site yang mampu
menciptakan suasana nyaman, efisien serta mudah dalam pencapaian.
Bangunan
Penerapan garis lurus yang tegas serta secara berulang-ulang pada bangunan untuk memperkuat kesan formal.
Pemakaian warna-warna yang netral seperti putih agar dapat memberikan kesan tenang pada eksterior dan interior bangunan.
Bentuk massa yang dapat memberikan nilai fungsional dari masing-masing bangunan serta disesuaikan dengan bentuksite.
Pola ruang dan suasana ruang mampu mencerminkan karakter dari ruang, terutama pada ruang-ruang yang berfungsi untuk kegiatan akademik seperti pada ruang kuliah.
Tekstur yang dipakai disesuai dengan fungsi kegiatan dari masing-masing bangunan maupun ruangan, seperti pemakaian tekstur kasar pada ruang atau bangunan yang bersifat servis.
Struktur dan Utilitas
Konsep Zoning Tapak
Konsep zoning merupakan sebuah konsep yang diterapkan dengan tujuan untuk memposisikan ruangan sesuai fungsinya
Kelompok ruang utama merupakan ruang kuliah, laboratorium, perpustakaan yaitu tempat untuk melakukan kegiatan akademik dan praktikum, dimana kelompok ruang utama diposisikan di zona tenang, sedangkan kelompok ruang penunjang merupakan ruang pengelola berada di zona semi bising . dan kelompok ruang servis seperti parkir, gudang, ruang genzet berada di zona bising
Gambar 5 Pendaerahan/ZoningPada Tapak
Konsep Entrance Tapak
konsep entrance yang diterapkan pada site adalah dengan memakai dua jalur yang terpisah yaitu masuk dan keluar. Untuk main entrance, antara jalur sirkulasi masuk dan keluar tapak diletakkan secara terpisah untuk menghindari terjadinya crossing circulation.
Gambar 7 KonsepEntrance
Konsep Bentuk Massa
Konsep Bentuk Massa yang akan digunakan adalah Bentuk Dasar Persegi. Alternatif ini dipilih dengan memperhatikan konsep dasar dan tema bangunan. Alternatif ini memiliki orientasi yang jelas, pemanfaatan ruang yang efektif, kesan stabil, statis dan formal.
Gambar 8 Konsep Bentuk Massa
Konsep Pola Massa
pola massa yang dipakai atau dipilih adalah Pola Grid. Bentuk organisasi grid bersifat fleksibel dan dapat menanggapi terhadap bermacam kondisi dan bentuk tapak.
Gambar 9 Pola Massa Grid
Konsep Komposisi Massa
Dengan memperhatikan dasar pertimbangan dan kriteria dari setiap jenis komposisi massa maka kesimpulannya adalah jenis komposisi massa yang akan digunakan didalam site Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan di Ruteng adalah
Konsep Orientasi Massa
Konsep orientasi bangunan adalah sebuah konsep yang dibuat dengan tujuan untuk menetapkan dengan jelas arah orientasi dari bangunan. Arah orientasi dari bangunan ditetapkan sedemikian rupa sehingga bisa memberikan sebuah pemandangan yang menarik dengan mengandalkan segala kekhasan yang ada didalam site.
Orientasi massa diarahkan menghadap sejajar tegak lurus dengan terhadap
sumbu jalan pada Jl. Satar Tacik sehingga dapat memberikan kesan
mengundang.
Gambar 11 Orientasi Bangunan
Konsep Pola Sirkulasi pada Tapak
-
Pola sirkulasi yang dipakai adalah pola sirkulasi radial. Dimana prosespencapian danentrance, parkir dan berakhir pada bangunan sebagai pusat kegiatan secara langsung dan tegas.
-
Sesuai dengan analisa diatas maka sirkulasi yang digunakan dalam siteadalah sirkulasi radial dimana adanya pemisahan jalur sirkulasi antara pengunjung dan pengelola.
-
Sirkulasi orang dan kendaraan dibuatkan berbeda masing-masing denganpembatasan yang jelas baik melalui perbedaan level ataupun perbedaan
Alternatif I Komposisi Massa Majemuk
Konsep Ruang Luar
Vegetasi pada tapak akan ditata agar lebih menarik. Selain itu juga akan dikembangkan beberapa vegetasi lainnya pada tapak untuk menunjang ruang luar agar menjadi lebih menarik. Pohon pengarah seperti palem akan diletakkan pada bagian entrance tapak dan beberapa pohon cemara untuk. Selain itu pohon peneduh akan ditempatkan pada areal parkir untuk kenyamanan berkendara.
Area parkir diberikan pohon peneduh yang memiliki ketinggian 5m dengan min. tinggi cabang 3m dari tanah.
Ground cover pada taman menggunakan jenis rumput jepang sehingga lebih rapi dan mudah perawatannya
Perkerasan pada sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan
menggunakan perbedaan material untuk mempertegas perbedaan pengguna sirkulasi tersebut.
U
Konsep Utilitas pada Tapak
Jaringan Air Bersih pada Tapak
Jaringan air bersih pada tapak ini berasal dari jaringan air bersih PDAM yang kemudian ditampung dalam ground tank, kemudian disimpan sebagian sebagai cadangan, dan didistribusikan ke seluruh ruang pada bangunan yang membutuhkan supplai air bersih.
Jaringan Listrik pada Tapak
Jaringan listrik pada tapak berasal dari jaringan listrik PLN yang telah ada disekitar tapak. Aliran listrik dari PLN diterima dari gardu trafo, antara PLN dan genset dilengkapi dengan sistemAutomatic Change Over Switch (ACOS) yang berfungsi untuk memindahkan beban aliran listrik ke genset secara otomatis apabila aliran listrik dari PLN putus. Aliran listrik didistribusikan ke masing-masing fasilitas/ruang melalui MDP (Main Distribution Panel) yang berfungsi mengatur aliran listrik ke masing-masing ruang tujuan.
Jaringan Telepon pada Tapak
Jaringan telepon pada tapak berasal dari jaringan telepon/Telkom yang telah ada disekitar tapak. Jaringan telepon pada tapak ini menggunakan sistem PABX (Private Automatic Branch Exchange) yaitu hubungan pesawat telepon melalui terminal sentral stasiun yang dapat dipakai untuk hubungan yang bersifatinternmaupunekstern.
Jaringan Pengangkutan Sampah pada Tapak
Untuk pengangkutan dan pembuangan sampah disediakan bak penampungan sampah/tempat sampah yang kemudian akan diangkut oleh mobil box sampah/truck sampah dari Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai menuju tempat pembuangan akhir sampah .
Jaringan Pembuangan Air Hujan pada Tapak
Untuk saluran air hujan dibuatkan got/riol dalam tapak yang menuju ke arah selatan tapak disesuaikan dengan arah kemiringan/topografi pada tapak yang semakin rendah ke arah selatan.
Konsep Perancangan Bangunan
Konsep perancangan bangunan yang akan dibahas pada sub bab ini antara lain, konsep zoning pada bangunan, konsep entrance pada bangunan dan sirkulasi bangunan, konsep tampilan bangunan, konsep struktur dan modul struktur bangunan serta konsep utilitas bangunan.
KonsepZoningBangunan
-
Konsep zoning dalam bangunan yang efektif dan efisien serta sesuai dengantuntutan fungsi dan aktivitas dari pelaku kegiatan yang ada didalamnya.
-
Konsep zoning bangunan dibuat berdasarkan pada pengelompokan ruangKonsepEntrancedan Sirkulasi Bangunan
KonsepEntrance
-
Perletakan entrance pada bangunan disesuaikan dengan arah orientasibangunan.
-
Untuk bangunan yang berada pada bagian depan berupa lobby, ruangpengeloa, ruang informasi dan lain-lain harus terkesan mencolok dari suasana di sekitarnya agar lebih mudah dikenali.
-
Pada beberapa bangunan juga dilengkapi dengan side entrance yangbertujuan untuk memberikan kemudahan dalam sirkulasi agar tidak mengganggu aktivitas yang lainnya.
Konsep Pola Sirkulasi pada Bangunan
-
Pada kelompok ruang utama digunakan pola sirkulasi radial agar lebihefektif dan mampu menampilkan kejelasan dalam bersirkulasi bagi civitas Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan di Ruteng
-
Pada ruang lainnya menggunakan pola sirkulasi linearataupun kombinasiantara radial dan linear menyesuaikan dari zoning ruang yang terbentuk pada bangunan nantinya.
Gambar 14 Konsep Zoning pada bangunan
TEN
A
NG
SE
M
I BI
SI
NG
BIS
ING
Konsep Tampilan Bangunan
Konsep tampilan bangunanyang dipakai adalah sebagai berikut :
1) Menampilkan permainan bentuk bangunan dan struktur sehingga bangunan memiliki kesan yang menarik dan mampu mencerminkan sekolah tinggi yang memiliki nilai dan bobot yang tinggi.
Gambar 17 Tampilan Bangunan
2) Bentuk bangunan sebagai bangunan formal pendidikan tinggi diwujudkan melalui penggunaan bentuk dasar segi empat dengan pemakaian garis-garis.
3) Tegak lurus yang tercerminpada pengulangan (ritme) kolom-kolom sehingga memberikan kesan tegas dan disiplin.
4) Pemakaian bentuk atap yang disesuaikan dengan bentuk atap bangunan sekitar sehingga menampilkan keharmonisan dengan lingkungan serta tema rancangan Arsitektur Tropis.
5) Penggunanan warna-warna netral yang akan memberikan kesan suasana pendidikan yang tenang dan menyegarkan.
6) Menempatkan logo atau identitas pada bangunan (aksen) untuk penegasan fungsi bangunan yaitu sebagai wadah pendidikan tinggi.
Konsep Ruang Dalam
1) Pola sirkulasi dan pola ruang yang jelas dan tidak membingungkan, serta
mudah dalam pencapaian. Adanya pengelompokan ruang kuliah
berdasarkan Program studi.
Prodi Kebidanan
2) Pemakaian kooridor sebagai pengarah dan pembatas kegiatan antar ruang Besarnya kooridor disesuaikan dengan tuntutan ruang dan jumlah civitas.
Gambar 19 Kooridor sebagai pengarah pada ruang-ruang kuliah
3) Bukan yang mengarah keluar ruangan dibuat lebih tinggi dari pandangan mahasiswa sewaktu duduk agar tidak menggangu jalannya kegiatan dalam ruangan serta memberikan ketegasan dalam fungsi ruang.
4) Pemakaian warna-warna natural, tekstur yang halus pada ruangan agar memberi kesan tenang dan formal.
5) Pemakaian furniture disesuaikan dengan fungsi ruang serta penataan yang teratur sehingga tidak menghambat sirkulasi dalam ruang.
6) Perbandingan yang seimbang antara bentuk dan ukuran serta ketinggian pada ruang terutama ruang kuliah yang dapat mengurangi tekanan dalam melakukan aktifitas perkuliahan.
7) Perpustakan fakultas dengan fasilitas internet pemilihan warna yang lembut yang serta penataan furniture dan tidak monoton dapat memberikan kesan tenang dan nyaman.
Gambar 20 Konsep ruang dalam pada perpustakaan
10. Konsep Struktur Bangunan Sistem Struktur
sistem struktur (sub struktur, supper struktur, dan upper struktur) pada Perancangan Kampul Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan di Ruteng.
1) Konsep dasar Edukatif dimana memerlukan keteraturan, kaku monoton yang dapat mememberikan kesan disiplin.
Pondasi Menerus menggunakan pasangan batu kali yang digunakan untuk tembok pembatas site dan pada bangunan yang berlantai satu dan sebagai penghubung beban ke pondasi plat. Sedangkan untuk pondasi setempat mengunakan beton bertulang dimana pondasi setempat menggunakan beton bertulang dimana pondasi setempat ditempatkan pada titik-titik modul yang berfungsi untuk meneruskan gaya
tekan ketanah dari supper struktur dan upper struktur.
Gambar 21 Pondasi Menerus dan pondasi setempat untuk sub struktur
6) Supper struktur
Untuk super struktur yang dipakai adalah struktur rangka batang. Struktur rangka batang dipilih karena mampu mendukung pemanffatan ruang, bentuk bangunan yang ingin dicapai, serta mampu menonjolkan karakter bangunan. Untuk bahan supper struktur dipakai beton bertulang dan pasangan didnding bata.
Gambar 22 Struktur Rangka Batang untuk Supper Struktur
7) Upper struktur
Berdasarkan bebrapa pertimbangan diatas maka super struktur yang digunakan adalah menggunakan rangka baja, kayu.
5 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas merupakan hasil penelitian yang diperoleh dari data data yang telah dianalisis kemudian diolah menjadi konsep dalam proses perencanaan dan perancangan kampus sekolah tinggi ilmu kesehatan di ruteng, sehingga hasil penelitian dapat diaplikasikan dalam karya desaign secara optimal dan sesuai dengan konsep dan kebutuhan yang telah di analisis . pada konsep konsep yang telah dibuat telah dianalisis secara baik dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang di temui dalam penelitian ini sehingga di harapkan mampu menjawab kebutuhan disign berdasarkan fungsi yang ingin di capai yaitu kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan di Ruteng yang dapat menggabarkan sebuah lembaga yang benilai Formal Edukatif
Dengan demikian perencanaan kampus sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan di Ruteng merupakan proses membangun sebuah wadah baru yaitu Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan di Ruteng yang beralamat di Jl. Satar Tacik, Kec. Langke Rembong, Kabupaten Manggarai dengan Konsep Formal Edukatif, Tema Rancangan yang diterapakan adalah Arsitektur Tropis, Tema Ini di pilih karna dianggap sangat Selaras dengan Lingkungan di sekitar Site Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan di Ruteng, untuk mengkondisikan bangunan dengan iklim di indonesia yang merupakan daerah yang beriklim Tropis.
Daftar Pustaka
Anonim. 2016. Peta Pulau Flores dan Peta Kabupaten Manggarai .
www.petaflores.com/2016/06/peta-pulau-flores-dan-peta-kabupaten-manggarai.html, 20 Juni 2016
Badan Pusat Statistik Kabupaten Manggarai. 2016. Manggarai Dalam Angka 2016. BPS Kabupaten Manggarai
Badan Pusat Statistik Provinsi NTT. 2016, Kupang : Badan Pusat Statistik Provinsi NTT. Bekkum, Wilhelmus Van. 1946. M. Agus (Penerjemah, 1974). Sejarah Manggarai
(Warloka-Todo-Pongkor). Unpublished manuscript.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1977. Sejarah Daerah Manggarai Nusa Tenggara Timur.
Gordon, Jhon Lambert. 1975. The Manggarai: Economic and Social Transformation in An Eastern Indonesia Society. Phd Thesis at Harvard University Cambridge, Massachusetts.
Janggur, Petrus. 2008. Butir- butir Adat Manggarai, Ruteng, NTT: Artha Gracia. Hal. 59-60.
Joseph D. C., Michael J. Crosbi. 2001. Time Server Standard For Buildings Type, Third Edition, hal 878
Neufert, Ernst. Alih bahasa oleh Sjamsu Amril. 1992. Data Arsitek. Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga
Toer, Pramoedya Ananta. 1985. Jejak Langkah. Jakarta: Penerbit Lentera Dipantara
Webb, R. A. F. P. 1986. Adat and Christianity in Nusa Tenggara Timur:Reaction and counteraction, Philippine Quarterly of Culture and Society,14 : 339-365.