• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LATIHAN SIDE TO SIDE WITH CONE REACH DAN SIDE TO SIDE WITH BACK ROTATION TERHADAP KELINCAHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH LATIHAN SIDE TO SIDE WITH CONE REACH DAN SIDE TO SIDE WITH BACK ROTATION TERHADAP KELINCAHAN"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH LATIHAN

SIDE TO SIDE WITH CONE REACH

DAN

SIDE TO SIDE WITH BACK ROTATION

TERHADAP KELINCAHAN

( Eksperimen Pada Kemampuan

Passing

Bawah Pemain

Bolavoli PutriTaruna Merah Putih Semarang 2016 )

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka menyelesaikan study Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

oleh

Lovina Karminovsia 6301411220

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(2)

ii

ABSTRAK

LOVINA KARMINOVSIA. 2016. Pengaruh Latihan

Side To Side With

Cone Reach

Dan Side To Side With Back Rotation

Terhadap

Kelincahan (Eksperimen Pada Kemampuan

Passing

Bawah Pemain

Bolavoli Putri Taruna Merah Putih Semarang 2016.

Skripsi Jurusan

Pendidikan Kepelatihan Olahraga S1, Fakultas Ilmu Keolahragaan,

Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Hadi

, S.Pd, M.Pd dan Pembimbing II Dra.Kaswarganti R, M.Kes.

Kata Kunci: kelincahan, passing bawah, side to side.

Passing bawah ialah salah satu teknik dasar penting sebagai langkah

awal menyusun pola serangan ke regu lawan. Melakukan passing bawah perlu kelincahan agar dapat menjangkau bola bola sulit. Permasalahan penelitian ini: 1) Adakah pengaruh latihan side to side with cone reach terhadap kelincahan pada passing bawah?, 2) Adakah pengaruh latihan side to side with back rotation

terhadap kelincahan pada passing bawah?, 3) Manakah latihan yang memberikan pengaruh lebih baikterhadap kelincahan pada passing bawah?

Jenis penelitian adalah eksperimen. Teknik pemilihan sampel yaitu total

sampling, seluruh pemain PBV. Taruna Merah Putih usia 13-15 tahun sebanyak

16 orang. Variabel bebas adalah latihan side to side with cone reach dan side to

side with back rotation, variabel terikat adalah kelincahan.

Hasil analisis data: 1) Uji t skor latihan side to side with cone reach

terhadapkelincahan dengan thitung > ttabel = 7.099 > 2.365, padapassing bawah

dengan thitung > ttabel = 13.708 > 2.365, 2) Uji t skor latihan side to side with back

rotation terhadap kelincahan dengan thitung > ttabel = 2.959 > 2.365, pada passing

bawah dengan thitung > ttabel= 22.489 > 2.365, 3) Uji t skor post-test kedua

kelompok eksperimen diperoleh thitung < ttabel= 0.224 < 2.365.

Dari hasil analisis data, disimpulkan: 1) Ada pengaruh latihan side to side

with cone reach terhadap kelincahan pada passing bawah, 2) Ada pengaruh

latihan side to side with back rotation terhadap kelincahan pada passing bawah,

3) Tidak ada perbedaan pengaruh antara dua latihan terhadap kelincahan pada

passing bawah. Saran peneliti bagi pemain dan pelatih adalah menggunakan

(3)
(4)
(5)
(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

”Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh direbut oleh manusia ialah menundukan diri sendiri” (Ibu Kartini)

PERSEMBAHAN :

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: “Pengaruh Latihan Side To Side With

Cone Reach Dan Side To Side With Back Rotation Terhadap Kelincahan

(Eksperimen Pada Kemampuan Passing Bawah Pemain Bolavoli Putri Taruna Merah Putih Semarang Tahun 2016).”

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis mendapatkan bantuan baik moral dan material dari berbagai pihak, untuk itu tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan ijin kuliah di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, yang telah memberi ijin penelitian.

3. Ketua dan Sekretaris Jurusan PKLO Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, yang telah memberi ijin dan pengesahan.

4. Bapak Hadi, S.Pd, M.Pd selaku Dosen Pembimbing 1 dan Ibu Dra. Kaswarganti R. M.Kes selaku Dosen Pembimbing 2, yang telah memberi bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi.

5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan PKLO FIK UNNES yang memberikan bekal ilmu dan pengetahuan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi.

(8)

viii

7. Karyawan FIK UNNES yang telah memberikan bantuan pelayanan selama peneliti menyelesaikan skripsi.

8. Bapak Dery Puji Santoso selaku pelatih PBV. Taruna Merah Putih yang telah membantu penelitian sehingga dapat terlaksana dengan baik dan benar. 9. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian untuk penulisan skripsi.

Atas segala bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan, penulis doakan semoga amal dan bantuan saudara mendapat berkah yang melimpah dari Allah SWT.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca semua.

Semarang, 2016

(9)

ix

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 2.1 ` Landasan Teori ... 8

2.1.4.5 Prinsip-prinsip Latihan... 21

(10)

x

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ... 37

4.1.1 Deskripsi Data ... 37

4.1.2 Hasil Uji Prasyarat Analisis ... 39

4.1.2.1 Uji Normalitas ... 39

4.1.2.2 Uji Homogenitas... 39

4.1.3 Hasil Analisis Data Dengan Uji T ... 40

4.1.4 Uji Hipotesis ... 42

4.2 Pembahasan ... 44

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 48

5.2 Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 50

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Desain Penelitian ... 27 4.1 Deskripsi Data Penelitian ... 37 4.2 Uji Perbedaan Hasil Pre-test Latihan Side To Side With Cone Reach

Dan Side To Side With Back Rotation ... 38 4.3 Uji Normalitas Latihan Side To Side With Cone dan Side To Side With

Back Rotation ... 39 4.4 Hasil Uji Homogenitas ... 40 4.5 Uji Perbedaan Hasil Pre-test dan Post-test Side To Side With Cone

Reach ... 40 4.6 Uji Perbedaan Hasil Pre-test dan Post-test Side To Side With Back

Rotation ... 41 4.7 Uji Perbedaan Hasil Post-test Latihan Side To Side With Cone Reach

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1.1 Lapangan Bolavoli ... 8

2.1.2 Passing Bawah ... 9

2.1.4.3 Side To Side With Cone Reach………… ... 20

2.1.4.4 Side To Side With Back Rotation ... 21

3.4.1 Alat Side Stepping Test……… ... 30

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat UsulanTopik Skripsi ... 53

2. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing ... 54

3. Permohonan Ijin Penelitian ... 55

4. Keterangan Melakukan Penelitian ... 56

5. Daftar Nama Sampel ... 57

6. Data Pengembangan Atlet Klub Bolavoli Putri Taruna Merah Putih ... 58

7. Format Penilaian Hasil Pre-Test ... 59

8. Format Penilaian Hasil Post-Test ... 60

9. Program Latihan ... 61

10. Daftar Hadir Sampel Penelitian ... 64

11.

Rangking hasil pre-test side stepping test ... 65

12. Data Pre-Test Dan Hasil Matching ... 66

13. Hasil Pre-Test Eksperimen 1 Dan 2 ... 67

14. Hasil Post-Tes Eksperimen 1 Dan 2 ... 68

15.

Format penilaian hasil pre-test passing bawah ... 69

16. Format penilaian hasil post-test passing bawah ... 70

17. Hasil Analisis Data Kelincahan ... 71

18. Hasil Analisis Data Passing Bawah... 76

19. Tabel Nilai-nilai ... 81

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan bola besar yang sangat digemari masyarakat. Bolavoli menjadi salah satu olahraga yang paling digemari karena permainannya relatif ringan, teknik-tekniknya cukup sederhana dan aturan permainannya tidak rumit (Nuril Ahmadi, 2007: 1).

Cabang olahraga bolavoli di Indonesia pada masa sekarang sudah dikelola secara professional. Munculnya kompetisi bolavoli level tertinggi di Indonesia, yaitu Proliga yang merupakan kejuaraan antar klub bolavoli yang dilakukan rutin setiap tahun, dimana setiap klub sudah mendatangkan pemain asing yang secara kualitas memang lebih baik dari pada pemain lokal.

(15)

2

harapan anak-anak mendapatkan program latihan fisik dan keterampilan teknik dasar permainan bolavoli. Sarana dan prasarana yang dimiliki klub yaitu 2 lapangan voli indoor (dalam ruangan), 2 buah net, 25 buah bola voli. Adapun prestasi yang pernah diraih dalah juara 3 kejuaraan antar klub di Semarang tahun 2010.

Kegiatan latihan klub Taruna Merah Putih mengarah pada fisik, teknik, dan strategi dalam bertanding. Teknik dasar permainan bolavoli yang selalu diterapkan oleh pelatih adalah servis, passing, smash dan blocking. Berdasarkan data pengembangan atlet, didapatkan hasil presentase dari masing-masing kemampuan teknik dasar bolavoli pada atlet putri Taruna Merah Putih Semarang diantaranya: servis 35%, passing bawah 10%, passing atas 16%, smash 21%,

dan block 18%. Dilihat dari data tersebut dan pengamatan di lapangan,

kelemahan dari para atlet Taruna Merah Putih adalah penguasaan kemampuan

passing bawah karena atlet kurang memiliki kelincahan saat menerima bola

servis dan smash yang jauh dari jangkauanatletdan tidak melakukan gerakan bergeser untuk meraih bola.

Salah satu kondisi fisik yang mendukung untuk melakukan passing

(16)

3

menjangkau bola servis atau smash sulit dikarenakan kurang banyak mendapatkan latihan kelincahan.

Latihan yang diberikan dalam usaha peningkatan kelincahan dalam melakukan passing bawah adalah dengan memberikan latihan berulang-ulang. Adapun materi latihan untuk meningkatkan kelincahan dalam melakukan passing

bawah adalah side to side with cone reach dan back rotation.

Side to side with cone reach adalah latihan yang menggunakan alat yaitu

berupa cone. Bentuk latihan ini merupakan latihan kelincahan yang menggunakan kecepatan kaki dan arah badan yang bergeser ke samping kanan dan kiri dengan batas cone yang telah diletakkan di sisi samping kanan dan kiri dengan jarak antara kedua cone dua meter (Brown, et al, 2000: 89). Sedangkan

side to side with back rotation adalah bentuk latihan yang juga menggunakan alat

cone. Untuk mengawali gerakan berdiri di samping kiri cone, bergeser ke tengah

dan balik badan ke belakang sampai menuju ke sisi kanan cone, sampai di sisi kanan kun balik badan ke depan, lalu bergeser lagi ke sisi kiri cone dengan cara yang sama (Brown, et al, 2000: 92)

Kedua latihan tersebut dapat berpengaruh terhadap kondisi fisik altet. Dengan meningkatnya kondisi fisik berpengaruh pula pada kelincahan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil passing bawah saat menerima servis maupun smash yang arahnya tidak tentu.

(17)

4

kemampuan passing bawah siswa ekstrakurikuler bolavoli SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.

Wisnu Arifianto, 2013, Sumbangan Kecepatan Dan Kelincahan Terhadap Keterampilan Passing Bawah Pada Pemain Bolavoli Putri Vita Solo. Penelitian ini menunjukkan bahwa secara signifikan ada sumbangan secara simultan antara kecepatan dan kelincahan terhadap keterampilan passing bawah pada pemain bolavoli putri Vita Solo.

Berdasarkan obeservasi awal, latihan passing bawah yang dilakukan klub bolavoli Taruna Merah Putih Semarang diantaranya passing bawah berpasangan dan passing dengan bola dilempar. Latihan kelincahan yang dilakukan diantaranya zig zag, skipping, dan trap. Sehingga penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan menggunakan latihan side to side with cone

reach dan side to side with back rotation karena kedua bentuk latihan ini

merupakan latihan kelincahan yang masih jarang digunakan dalam upaya meningkatkan hasil passing bawah dalam klub bola voli Taruna Merah Putih Semarang.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah mendorong penulis untuk melakukan penelitian berkenaan judul di atas, antara lain adalah: 1) Salah satu teknik dasar dalam permainan bolavoli yang harus dikuasai

adalah passing bawah.

2) Passing bawah merupakan kunci dasar dalam suatu permainan bolavoli dan

mutlak untuk dikuasai oleh semua pemain.

(18)

5

4) Kurangnya kemampuan kelincahan yang dimiliki para atlet bolavoli putri Taruna Merah Putih Semarang dalam bermain bolavoli.

5) Atlet masih perlu mendapatkan porsi latihan kelincahan yang lebih lama dan variasi latihan kelincahan juga ditambahkan untuk meningkatkan kemampuan kelincahan.

6) Latihan side to side with cone reach dan side to side with back rotation

merupakan latihan yang jarang diberikan kepada atlet di klub Taruna Merah Putih Semarang.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi tersebut diatas, penulis membatasi permasalahan ini hanya pada latihan kelincahan pada passing bawah dengan

side to side with cone reach dan side to side to with back rotation tehadap kelincahan passing bawah. Karena hal utama dalam penelitian adalah “Pengaruh Latihan Side To Side With Cone Reach Dan side to side With Back Rotation

Tehadap Kelincahan.”

1.4 Rumusan Masalah

Dari uraian identifikasi masalah tersebut maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Adakah pengaruh latihan side to side with cone reach terhadap kelincahan pada passing bawah pemain bolavoli putri Taruna Merah Putih Semarang tahun 2016?

(19)

6

3) Manakah yang memberikan pengaruh lebih baik antara latihan side to side

with cone reach dan side to side with back rotation terhadap kelincahan pada

passing bawah pemain bolavoli putri Taruna Merah Putih Semarang tahun

2016?

1.5 Tujuan Masalah

Sesuai dengan permasalahan penelitian di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:

1) Mengetahui pengaruh latihan side to side with cone reach terhadap kelincahan pada passing bawah pemain bolavoli putri Taruna Merah Putih Semarang tahun 2016.

2) Mengetahui pengaruh latihan side to side with back rotation terhadap kelincahan pada passing bawah pemain bolavoli putri Taruna Merah Putih Semarang tahun 2016.

3) Mengetahui pengaruh yang lebih baik antara latihan side to side with cone

reach dan side to side with back rotation terhadap kelincahan pada passing

bawah pemain bolavoli putri Taruna Merah Putih Semarang tahun 2016.

1.6 Manfaat Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan diharapkan dapat bermanfaat bagi yang menggunakan. Manfaat dalam penelitian ini adalah:

1) Bagi peneliti, menambah ilmu pengetahuan dalam cabang olahraga bolavoli, khususnya tentang latihan side to side with cone reach dan back rotation

terhadap kelicahan pada passing bawah.

(20)

7

(21)

8

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

2.1. Landasan Teori

2.1.1 Teknik Dasar Permainan Bolavoli

Bolavoli adalah cabang olahraga beregu yang dimainkan oleh dua regu. Masing-masing regu terdiri dari enam orang pemain dan setiap lapangan dipisahkan oleh net. Pantulan bola yang dimainkan boleh mengunakan seluruh anggota badan.

Gambar 2.1.1 Lapangan bolavoli

(Sumber: www.dikatama.com/ukuran-lapangan-bolavoli.htm) Olahraga bolavoli membutuhkan penguasaan teknik dasar sebaik mungkin, maka secara perorangan berusaha meningkatkan teknik-teknik dasar dalam permainan bolavoli secara sempurna.

Teknik dasar dalam permainan bolavoli antara lain sebagai berikut : (1)

(22)

9

b) Passing Bawah (underhand pass), (3) Umpan (set-up), (4) Smash (spike), (5)

Bendungan (block).

2.1.2 Teknik Dasar Passing Bawah

Teknik passing bawah lebih wajar, gampang, dan terutama aman pada saat menerima bola yang keras, dibandingkan dengan passing atas yang membutuhkan sikap tangan dan jari khusus. Passing bawah dilakukan di depan setinggi perut ke bawah (A. Sarumpet, 1992: 91)

Gambar 2.1.2 Passing Bawah

(Sumber: www.dikatama.com/pelaksanaan-teknik-passing-bawah.htm) Cara melakukan passing bawah normal sebagaimana seperti yang dikatakan oleh M. Yunus (1992: 79) yaitu terdiri dari sikap permulaan, gerak pelaksanaan, dan gerak lanjutan. Untuk analisis gerakan passing bawah akan diuraikan sebagai berikut :

1. Sikap Permulaan

Ambil sikap siap normal, yaitu kedua lutut ditekuk dengan badan sedikit dicondongkan ke depan, berat badan menumpu pada telapak kaki bagian depan untuk mendapatkan suatu keseimbangan labil agar lebih cepat bergerak ke segala arah. Kedua tangan saling berpegangan dengan punggung tangan kanan diletakkan di atas telak tangan kiri kemudian berpegangan.

(23)

10

Ayunan kedua lengan ke arah bola, dengan sumbu gerak pada persendian bahu dan siku betul-betul dalam keadaan lurus. Perkenaan bola bagian proksimal pada lengan di atas dari pergelangan tangan dan pada waktu lengan membentuk sudut 45o dengan badan, lengan diayunkan dan diangkat hampir lurus.

3. Gerakan Lanjutan

Setelah ayunan lengan mengenai bola, kaki belakang melangkah ke depan untuk mengambil posisi siap kembali dan ayunan lengan untuk passing bawah ke depan tidak melebihi sudut 90o dengan bahu atau badan.

2.1.3. Macam-macam Passing Bawah

Variasi passing bawah dalam permainan bolavoli dapat dibedakan menjadi beberapa macam, seperti yang dikatakan oleh M. Yunus (1992: 79-80) :

1) Passing bawah ke depan pada pola rendah (Crouching Underhand Pass)

Kunci pelaksanaannya: cepat merendah dan bergerak ke arah bawah bola.

2) Passing bawah bergeser diagonal 45o ke depan (45o Diagonal Underhand

Pass)

Kunci pelaksanaan: jangan lari menghadap bola, gunakanlah langkah silang atau langkah samping.

3) Passing bawah pada bola jauh di samping badan (Underhand Pass Hitting

Ball Away From Body)

Kunci pelaksanaannya: melangkah panjang ke samping depan diagonal 45o dengan rendah.

(24)

11

Kunci pelaksanaannya: badan merendah dan jangan ditegakan, lakukan langkah kecil ke belakang kemudian lakukan passing bawah dengan ayunan lengan dan mengangkat badan dengan rileks.

5) Passing bawah dengan bergerak mundur diagonal 45o (45o Diagonal

Backward Underhand Pass)

Kunci pelaksanaannya: pusatkan pandangan ke arah bola, gerakan langkah diagonal ke belakang.

6) Passing bawah ke belakang (Underhand Back Pass)

Kunci pelaksanaannya: putar badan cepat, dan dengan badan merendah serta ayunan lengan bola. Kontak bola dengan lengan dilakukan saat sudut antara lengan dengan badan.

2.1.4. Kondisi Fisik

Menurut M. Sajoto (1995: 8-9), dalam latihan kondisi fisik ada satu kesatuan dari komponen-komponen yang tidak dapat dilakukan begitu saja baik dalam peningkatan maupun pemeliharaan kondisi fisik. Komponen kondisi fisik itu meliputi : 1) kekuatan(strength), 2) daya tahan(endurance), 3) daya ledak (power), 4) kecepatan(speed), 5) kelentukan(flexibility), 6) kelincahan(agility), 7) koordinasi(coordination), 8) keseimbangan(balance), 9) ketepatan(accuracy), 10) reaksi(reaction).

2.1.4.1 Kelincahan (agility)

(25)

12

kemampuan untuk merubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya (www.bimbie.com/bentuk-dan-faktor-kelincahan.htm).

Dikatakan memiliki kelincahan jika dapat bergerak secara cepat sekaligus dapat merubah arah secara cepat pula tanpa terganggu keseimbangannya. Seorang atlet dapat bergerak secara cepat tetapi tidak dapat melakukan perubahan arah geraknya secara cepat, yang demikian tidak dapat dikatakan lincah. Kelincahan merupakan kombinasi dari kecepatan, kekuatan, kecepatan reaksi, kesimbangan, fleksibilitas dan koordinasi neuromuscular. Latihan kelincahan bermanfaat bagi anggota tubuh tertentu, seperti lengan, tungkai dan sebagainya. Hampir semua cabang olahraga memerlukan kemampuan kelincahan (www.vundinthego.com/pengertian-dan-latihan-kelincahan.htm)

Kelincahan pada umumnya didefinisikan sebagai kemampuan mengubah arah secara efektif dan cepat, sambil berlari hampir dalam keadaan penuh. Kelincahan terjadi karena gerakan tenaga yang eksplosif. Besarnya tenaga ditentukan oleh kekuatan dari kontraksi serabut otot. Kecepatan otot tergantung dari kekuatan dan kontraksi serabut otot. Kecepatan kontraksi otot tergantung dari daya rekat serabut-serabut otot dan kecepatan transmisi impuls saraf. Kedua hal ini merupakan pembawaan atau bersifat genetis, atlet tidak dapat merubahnya (www.vundinthego.com/pengertian-dan-latihan-kelincahan.htm).

(26)

13

adalah kemampuan mengubah secara cepat arah tubuh atau bagian tubuh tanpa gangguan pada keseimbangan.

Mengubah arah gerakan tubuh secara berulang-ulang seperti halnya lari bolak-balik memerlukan kontraksi secara bergantian pada kelompok tertentu. Sebagai contoh saat lari bolak-balik seorang atlet harus mengurangi kecepatan pada waktu akan mengubah arah. Untuk itu otot perentang otot lutut pinggul (knee ekstensor and hip ekstensor) mengalami kontraksi eksentris (penguluran), saat otot ini memperlambat momentum tubuh yang bergerak ke depan. Kemudian dengan cepat otot ini memacu tubuh ke arah posisi yang baru. Gerakan kelincahan menuntut terjadinya tanpa pengurangan kecepatan dan pemacuan momentum secara bergantian (Baley, James A, 1986: 198)

Rumusan momentum adalah massa dikalikan kecepatan. Massa tubuh seorang atlet relatif konstan tetapi kecepatan dapat ditingkatkan melalui program latihan dan pengembangan otot. Diantara atlet yang beratnya sama (massa sama), atlet yang memiliki otot yang lebih kuat dalam kelincahan akan lebih unggul (Baley, James A, 1986: 199)

Kelincahan biasanya dapat dilihat dari kemampuan bergerak dengan cepat, mengubah arah dan posisi, menghindari benturan antara pemain dan kemampuan berkelit dari pemain di lapangan. Kemapuan bergerak mengubah arah dan posisi tergantung padaa situasi dan kondisi yang dihadapi dalam waktu yang relatif singkat dan cepat.

(27)

14

menguasai situasi dan mampu mengendalikan gerakan secara tiba-tiba

(www.bimbie.com/bentuk-dan-faktor-kelincahan.htm).

Suharno HP (1985: 33) mengatakan kelincahan adalah kemampuan dari seseorang untuk berubah arah dan posisi secepat mungkin sesuai dengan situasi yang dihadapi dan dikehendaki lebih lanjut menyebutkan bahwa kelincahan diidentitaskan dengan kemampuan mengkoordinasikan dari gerakan-gerakan, kemampuan keluwesan gerak, kemampuan memanuver sistem motorik atau deksteritas. Harsono (1988: 17) berpendapat kelincahan merupakan kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya.

Dari batasan di atas menunjukkan kesamaan konseptual sehingga dapat diambil suatu pengertian untuk menjelaskan pengertian ini. Adapun yang dimaksudkan dengan kelincahan adalah kemampuan untuk bergerak mengubah arah dan posisi dengan cepat dan tepat sehingga memberikan kemungkinan seseorang untuk melakukan gerakan ke arah yang berlawanan dan mengatasi situasi yang dihadapi lebih cepat dan efisien.

Kegunaan kelincahan sangat penting terutama olahraga beregu dan memerlukan ketangkasan, salah satunya bolavoli. Suharno (1985: 33) mengatakan kegunaan kelincahan adalah untuk mengkoordinasikan gerakan-gerakan berganda atau stimulan, mempermudah penguasaan teknik-teknik tinggi, gerakan-gerakan efisien, efektif dan ekonomis serta mempermudah orientasi terhadap lawan dan lingkungan.

(28)

teknik-15

teknik tinggi, 3) Mempermudah orientasi terhadapa lawan dan lingkungan (Suharno HP, 1985: 33). Ciri-ciri latihan kelincahan (agility) sebagai berikut : 1) Bentuk-bentuk latihannya harus ada gerakan merubah posisi dan arah badan, 2) Rangsangan terhadap syaraf sangat menentukan berhasil tidaknya suatu latihan kelincahan, mengingat koordinasi dan kecepatan merupakan unsur yang penting bagi baiknya kelincahan, 3) adanya rintangan-rintangan untuk bergerak dan mempersulit kondisi-kondisi, alat, lapangan, dan sebagainya, 4) Ada pedoman waktu yang pasti dalam latihan.

Menurut Nossek (1982: 93), mengemukakan tipe kelincahan sebagai berikut: 1) Reaction Agility, 2) Adaption Agility, 3) Body Control Agility, 4) Orientation Balance Agility, 5) CombinationAgility, 6) MobilityAgility, 7) Skill

fullness. Artinya bahwa ciri-ciri dari kelincahan adalah 1) mampu untuk bereaksi

dalam berbagai situasi, 2) mampu beradaptasi dengan berbagai situasi dan kondisi, 3) mampu berorientasi terhadap gerakan-gerakan yang sukar, 4) mempunyai kemampuan mengatur keseimbangan, 5) mempunyai kemampuan untuk mengkombinasikan atau menggabungkan gerakan, 6) mobilitas dalam melakukan gerakan seperti berhenti tiba-tiba serta memiliki keterampilan yang baik.

Menurut Suharno HP (1986:47), diketahui bahwa kelincahan ada 2 macam, yaitu: 1) Kelincahan umum (general agility) artinya kelincahan seseorang untuk menghadapi situasi hidup sesuai dengan lingkungannya, 2) Kelincahan khusus (special agility) berarti kelincahan seseorang untukmelakukan cabang olahraga khusus, dimana dalam cabang olahraga lain tidak diperlukan

(acrobat, loncat indah, dan lain-lain).Faktor-faktor yang mempengaruhi

(29)

16

baik, b) Kemampuan tubuh dalam mengatur keseimbangan, c) Kelentukan sendi-sendi tubuh, d) Kemampuan menghentikan gerakan tubuh dengan cepat. Faktor-faktor pembantu baik tidaknya kelincahan seseorangmenurut Suharno HP (1986:47)ditentukan oleh:

1) Kecepatan reaksi dan kecepatan gerak

2) Kemampuan berorientasi terhadap problem yang dihadapi / kemampuanberantisipasi

3) Kemampuan mengatur keseimbangan 4) Tergantung kelentukan sendi-sendi

5) Kemampuan mengerem gerakan-gerakan motorik

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kelincahan menurut Dangsina Moeloek dan Arjadino Tjokro (1984 : 8-9) adalah sebagai berikut:

1) Tipe Tubuh

Seperti telah dijelaskan dalam pengertian kelincahan bahwa gerakan-gerakan kelincahan menuntut terjadinya pengurangan dan pemacuan tubuh secara bergantian. Dimana momentum sama dengan massa dikalikan kecepatan. Dihubungkan dengan tipe tubuh, maka orang yang tergolong dalam tipe mesomorphlebih tangkas daripada ektomorph dan endomorph.

2) Usia

(30)

17

3) Jenis Kelamin

Anak laki-laki menunjukkan kelincahan sedikit lebih baik dari pada anak wanita sebelum mencapai usia pubertas. Setelah pubertas perbedaan tampak lebih mencolok.

4) Berat Badan

Berat badan yang berlebihan secara langsung mengurangi kelincahan. Hal ini dikarenakan lemak yang ada di dalam tubuh menimbun otot dan saraf sehingga memperlambat kinerja saraf untuk melakukan setiap gerakan.

5) Kelelahan

Kelelahan mengurangi ketangkasan terutama karena menurunnya koordinasi. Kelelahan merupakan puncak dari setiap aktifitas karena otot dipaksa untuk bekerja melakukan gerakan yang maksimal.Sehubungan dengan hal itu penting untuk memelihara daya tahan kardiovaskuler dan otot agar kelelahan tidak mudah timbul.

2.1.4.2 Latihan Kelincahan

Adapun macam-macam bentuk latihan kelincahan yaitu: 1. Shuttle Run

(31)

18

jangan terlalu banyak sehingga menyebabkan atlet lelah. Jika ulangan larinya terlalu banyak maka menyebabkan seperti diatas. Faktor kelelahan akan mempengaruhi apa yang sebetulnya ingin dilatih yaitu kelincahan (Harsono, 1988: 172).

2. Lari Zig-zag (zig-zag run)

Latihan hampir sama dengan lari bolak-balik, kecuali atlet lari melintasi beberapa titik, misalnya 10 titik (Harsono, 1988: 172).

3. Squart trust dan modifikasinya

Atlet berdiri tegak, jongkok, tangan di lantai, lempar kaki ke belakang sehingga tubuh lurus dalam posisi push-up, dengan kedua tangan bersandar dilantai. Lemparan kedua kaki ke depan diantara kedua lengan, luruskan seluruh tubuh menghadap keatas, satu tangan lepas dari lantai dan segera balikkan badan sehingga berada dalam posisi push-up kembali, kembali berdiri tegak. Seluruh rangkaian gerak dilakukan secepat mungkin (Harsono, 1988: 173). 4. Lari Rintangan

Di suatu rintangan atau lapangan di tempatkan beberapa rintangan. Tugas atlet adalah untuk secepatnya melalui rintangan tersebut. Baik dengan cara melompatinya, memanjat atau menerobos (Harsono, 1988: 173).

Latihan kelincahan dapat juga dilakukan dengan latihan yang bersifat

anaerobic seperti: 1. Dot drill

(32)

19

Lompatnya adalah maju, mundur, ke samping, berbalik dan sebagainya. Dengan demikian kelincahan kaki terlatih.

2. Three corner drill

Ada 3 titik yang membentuk huruf L berjarak kira kira 4 m. Atlet secepatnya berlari melingkari ketiga titik dalam waktu yang telah ditentukan. Latihan ini mirip dengan latihan boomerang run yang titiknya adalah 5 buah.

3. Down The-line drill

Di lapangan ada beberapa garis yang berjarak masing-masing kira-kira sampai 4-5 m. Atlet lari menuju garis tersebut dan setiap tiba disuatu garis dia harus mengubah cara larinya dengan mundur, maju atau menyamping sesuai dengan instruksi pelatih (Harsono, 1988: 173).

Dari contoh di atas kita lihat bahwa bermacam-macam latihan kelincahan dapat diciptakan. Imajinasi pelatih adalah penting untuk menciptakan latihan-latihan yang sesuai dengan gerakan-gerakan yang dilakukan dalam cabang olahraganya.

2.1.4.3 Latihan Side To Side With Cone Reach

Side to side with cone reach merupakan metode latihan yang efektif untuk

meningkatkan kelincahan dan cepat dalam menanggapi rangsangan dalam menerima suatu keadaan atau situasi tertentu. Latihan ini menggunakan alat yaitu berupa cone. Dalam penelitian latihan kelincahan ini menggunakan kecepatan kaki dan arah badan yang bergeser ke samping kanan dan kiri dengan batas cone yang telah diletakkan di sisi samping kanan dan kiri dengan jarak antara kedua cone dua meter (Brown, et al, 2000: 89). Uraian gerakan side

(33)

20

Untuk awalan gerakan yaitu berdiri di samping kiri cone, dengan posisi badan sedikit condong ke depan dan kedua lutut ditekuk. Saat pelaksanaan yaitu 1) Pandangan lurus ke depan, 2) Memulai gerakan bergeser ke sisi kanan cone dan segera menyentuh cone, 3) Kembali bergeser ke sisi kiri cone dan menyentuh

cone lagi, 5) Dan dilakukan secara berulang-ulang.

Gambar. 2.1.4.3. Side To Side With Cone Reach

Sumber : Brown, et al, (2000: 89) 2.1.2.4 Latihan Side To Side With Back Rotation

(34)

21

Bergeser lagi ke sisi kiri cone dengan cara yang sama, 5) Dan dilakukan secara berulang-ulang.

Gambar 2.1.4.4.Side To Side With Back Rotation

Sumber : Brown, et al (2000: 92) 2.1.4.5 Prinsip-prinsip Latihan

Latihan adalah suatu proses menyiapkan fisik dan mental anak latih secara sistematis untuk mencapai mutu prestasi optimal dengan diberikan beban yang teratur, terarah, meningkat dan berulang-ulang waktunya (Suharno HP, 1981: 1). Prinsip-prinsip latihan adalah suatu yang tidak boleh diabaikan atau sesuatu yang harus dilaksanakan dalam melaksanakan program latihan (Suharno HP, 1981: 3). Berdasarkan pendapat Suharno prinsip latihan yang dapat dijadikan pegangan pelatih antara lain:

1. Prinsip Kontinyunitas

(35)

22

2. Prinsip Interval

Prinsip interval penting dalam program latihan dari yang bersifat harian, mingguan, bulanan, kuartalan, dan tahunan yang berguna untuk pemulihan fisik dan mental anak latih dalam menjalankan latihan. Interval dapat dilaksanakan dengan istirahat penuh tanpa menjalankan latihan, maupun latihan aktif. Interval memberikan kesempatan anak latih untuk memulihkan tenaga dalam rangka menyelesaikan elemen latihan berikutnya.

3. Prinsip Perorangan

Setiap anak latih sebagai manusia yang terdiri dari jiwa dan raga pasti berbeda-beda dari segi fisik, mental watak, dan tingkat kemampuannya. Perbedaan-perbedaan itu perlu diperhatikan oleh pelatih agar pemberian dosis latihan, metode latihan, dapat serasi dimasing-masing orang. Faktor-faktor perorangan yang perlu diperhatikan ialah: jenis kelamin, kesehatan, umur, kronologis, proporsi tubuh, kemampuan fisik, teknik, mental, kematangan berbanding, sikap/watak yang istimewa.

4. Prinsip Penekanan (stress)

Latihan harus merupakan tekanan terhadap fisik dan mental anak latih. Penekanan fisik dengan pertanda kelelahan fisik, asam laktat timbul banyak dalam otot. Penekanan mental dan sikap perlu diberikan kepada anak latih sehingga timbul gejala mengeluh, kurang semangat, dan sebagainya.

5. Prinsip Spesialisasi (spesifik)

Latihan harus memiliki ciri dan bentuk yang khas sesuai dengan cabang olahraganya. Pemain bola voli dispesialisasi latihannya sebagai smasher,

(36)

23

salah satu cabang olahraga yang mantab dan sesuai dengan bakatnya (Arimbimuko, 2000: 133).

2.1.5. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan satu kajian yang dibuat berdasarkan teori yang diambil. Kerangka berfikir merupakan landasan teori secara logika yang diresum oleh penulis. Kerangka berfikir dari landasan teori di atas adalah :

2.1.5.1 Pengaruh latihan side to side wth cone reach terhadap kelincahan pada

passing bawah

Permainan bola voli membutuhkan kondisi fisik yang bagus, disamping penguasaan teknik dasar dalam bola voli. Untuk memiliki kemampuan kelincahan dalam melakukan passing bawah diperlukan latihan kelincahan yang dilakukan secara kontinyu, bertahap, dan meningkat agar menghasilkan yang optimal.

Side to side with cone reach merupakan bentuk latihan yang bertujuan

meningkatkan kelincahan dengan cara bergeser ke samping secara berulang-ulang. Bentuk latihan ini merupakan latihan kelincahan yang menggunakan kecepatan kaki dan arah badan yang bergeser ke samping kanan dan kiri dengan batas cone yang telah diletakkan di sisi samping kanan dan kiri dengan jarak antara kedua cone dua meter. Untuk mengawali gerakan berdiri di samping kiri cone, dengan posisi badan sedikit condong ke depan dan kedua lutut ditekuk, kemudian memulai gerakan bergeser ke sisi kanan dengan menyentuh cone,

(37)

24

2.1.5.2 Pengaruh latihan side to side with back rotation terhadap kelincahan pada passing bawah

Side to side with back rotation adalah bentuk latihan yang hampir sama langkah gerakannya dengan side to side with cone reach. Pada latihan Side to

side with back rotationback rotation, kecepatan kaki serta keseimbangan

dibutuhkan karena dalam pelaksanaannya ketika bergeser ke posisi tengah balik badan ke belakang menuju sisi kanan segera menyentuh cone dan kembali ke sisi kiri dengan cara yang sama. Latihan ini cukup berguna meningkatkan kelincahan untuk membenahi kemampuan passing bawah dalam menerima bola servis maupun smash yang berada dua meter di samping atau di depan.

2.1.5.3 Pengaruh latihan side to side with cone reach dan back rotation terhadap kelincahan pada passing bawah

Latihan side to side with cone reach dan back rotation adalah latihan untuk meningkatkan kelincahan. Kelincahan sendiri merupakan kombinasi dari beberapa kondisi fisik, yaitu antara lain kecepatan, kekuatan, kecepatan reaksi, kesimbangan, fleksibilitas dan koordinasi neuromuscular. Kedua latihan ini bermanfaat bagi anggota tubuh tertentu, seperti lengan, tungkai dan sebagainya. Dengan menguasai atau telah memiliki kelincahan yang baik tentunya dapat menunjang penguasaan teknik dasar dalam permainan bolavoli yang baik pula terutama dalam membenahi kemampuan teknik passing bawah saat menerima bola servis dan smash.

2.2. Hipotesis

(38)

25

dirumuskan sesuai dengan permasalahan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1) Ada pengaruh latihan side to side with cone reach terhadap kelincahan pada

passing bawah pemain bolavoli Taruna Merah Putih tahun 2016.

2) Ada pengaruh latihan side to side with back rotation terhadap kelincahan pada passing bawah pemain bolavoli Taruna Merah Putih tahun 2016.

3) Latihan side to side with cone reach lebih berpengaruh baik daripada latihan

side to side withback rotation terhadap kelincahan pada passing bawah

(39)

48

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian, analisis data dan pembahasan diperoleh simpulan sebagai berikut:

1) Ada pengaruh latihan side to side with cone reach terhadap kelincahan pada

passing bawah pemain bolavoli putri Taruna Merah Putih Semarang tahun

2016.

2) Ada pengaruh latihan side to side with back rotation terhadap kelincahan pada passing bawah pemain bolavoli putri Taruna Merah Putih Semarang tahun 2016.

3) Tidak ada perbedaan pengaruh latihan side to side with cone reachdan side

to side with back rotation terhadap kelincahan pada passing bawah pemain

bolavoli putri Taruna Merah Putih Semarang tahun 2016.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka penulis akan mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1) Bagi pelatih PBV. Taruna Merah Putih Semarang diharapkan dapat menerapkan latihan side to side with cone reachdan side to side withback

rotation untuk meningkatkan hasil kelincahan dan passing bawah, karena

(40)

49

49

2) Bagi peneliti lain yang tertarik melakukan penelitian sejenis dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan referensi dan diharapkan dapat membandingkan bentuk latihan side to side with cone reachdan side

to side withback rotation ini dengan bentuk latihan yang paling efektif untuk

(41)

50

50

DAFTAR PUSTAKA

A. Sarumpet, dkk, 1992. Permainan Besar. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Arimbimuko Tjiptoadhijoyo. 2000. Pemanduan dan Pembinaan Usia Dini.

Jakarta: KONI.

Baley, James A. 1986. Pedoman Atlet Teknik Peningkatan Ketangkasan dan

Stamina. Diterjemahkan oleh Nandar Praptono. Semarang: Dahara Prise

Barry L. Johnson, Jack K. Nelson. 1986. Practicial Measurements For Evaluation

In Physical Education. Fourth Edition. New York: Macmillon Publishing

Company.

Brown, Ferrigno, Santana. 2000. Training for Speed, Agility, and Quickness.

Champaign, IL: Human Kinetics.

Dangsina Moeloek dan ArjadinoTjokro. 1984. Kesehatan Olahraga. Jakarta: FK UI Jakarta.

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

M. Yunus. 1992. Olahraga Pilihan Bolavoli. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

M. Sajoto. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam

Olahraga. Semarang: Dahara Prize.

Nuril Ahmadi. 2007. Panduan Olahraga BolaVoli. Surakarta: Era Pustaka Utama. Nossek, Jossef. 1982. General Theory of Training. Lagos: Pan African Press ltd Singgih Santoso, 2013. Menguasai SPSS 21 di Era Informasi. Jakarta: PT. Elex

Media Komputindo.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

---. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

---. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharno HP.1981. Metodik Melatih Permainan Bolavoli. Yogyakarta: IKIP

Yogyakarta.

(42)

51

---. 1986. Ilmu Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta: FPOK. IKIP Yogyakarta. Suharsimi Arikunto.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Cetakan ke-13. Jakarta: Rineka Cipta.

---.2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Cetakan ke-14. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukestiyarno, 2012. Olah Data Penelitian Berbantuan SPSS. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Sutrisno Hadi. 2004.Statistik Jilid 1.Yogyakarta:Andi offset. ---. 2004. Statistik Jilid 2.Yogyakarta:Andi offset.

www.dikatama.com/ukuran-lapangan-bolavoli.htm

(accesed 10/05/16)

www.dikatama.com/pelaksanaan-teknik-passing-bawah.htm

(accesed 10/05/16)

www.bimbie.com/bentuk-dan-faktor-kelincahan.htm

(accesed 13/05/16)

www.vundinthego.com/pengertian-dan-latihan-kelincahan.htm

Gambar

Tabel Halaman
Gambar Halaman
Gambar 2.1.1 Lapangan bolavoli
Gambar 2.1.2 Passing Bawah
+3

Referensi

Dokumen terkait

Judul Skripsi : Perbedaan Pengaruh Gaya Mengajar Individual dan Resiprokal Terhadap Hasil Belajar Passing Bawah Bolavoli Pada Siswa Ekstrakurikuler Bolavoli SMP Negeri

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh latihan small sided games terhadap keterampilan passing siswa peserta ekstrakurikuler futsal di SMP

Dengan demikian kecepatan dan kelincahan merupakan bagian komponen kondisi fisik yang diperlukan untuk menunjang keterampilan dalam olahraga sepakbola,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Pengaruh pendekatan taktis sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan keterampilan passing bawah bolavoli pada siswa kelas X-2 SMA

Dengan demikian kecepatan dan kelincahan merupakan bagian komponen kondisi fisik yang diperlukan untuk menunjang keterampilan dalam olahraga sepakbola,

Sementara bentuk latihan fisik untuk meningkatkan komponen biomotorik futsal yang menunjang kinerja skill seperti kelincahan dan kecepatan jarang sekali diberikan,

(3) Interaksi antara variasi latihan kelincahan dengan kecepatan lari 30 meter terhadap kelincahan. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet SSB Abyasa kabupaten Nganjuk

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh rangkaian latihan terhadap kemampuan passing bawah dan passing atas atlet Bolavoli Putera The Legend Kabupaten Pasaman