• Tidak ada hasil yang ditemukan

T PKKH 1404600 Chapter 5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T PKKH 1404600 Chapter 5"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

117

Achmad Moroadi, 2016

Program Bimbingan Pengembangan Karir Bagi Siswa Tunanetra di SLB Negeri Tanjungpinang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

1. Kondisi Objektif Sarana dan Prasarana Penunjang Program Bimbingan

Pengembangan Karir bagi Siswa Tunanetra di SLB Negeri Tanjungpinang

Sarana dan prasarana penunjang program bimbingan pengembangan

karir ini cukup baik dan memadai. Dari segi ketenaga pendidikan, walaupun

terjadi pergantian kepemimpinan wakil kepala sekolah selaha 5 tahun terakhir

tidak mengganggu jalannya proses pembelajarandi sekolah tersebut. Hal itu

dibuktikan adanya komitmen bersama dari guru-guru SLB Negeri

Tanjungpinang yaitu tanggungjawab sebagai guru dan pendidik. Disamping

itu juga oleh sarana pembelajaran yang cukup memadai yang dapat

mempermudah guru dalam menjalankan tugasnya. Selain itu juga adanya

dukungan dan pandangan yang positif dari masyarakat terhadap pengakuan

hasil dari proses pembelajaran di SLB Negeri Tanjugpinang. Dukungan dan

pengakuan tersebut dibuktikan dengan adanya alumni siswanya yang dapat

bekerja diinstansi pemerintah dan swasta.

2. Pelaksanaan Program Bimbingan Karir yang Saat Ini diterapkan kepada

Siswa Tunanetra di SLB Negeri Tanjungpinang

Pelaksanaan bimbingan karir siswa di sekolah masih kurang berjalan

dengan baik yang disebabkan ketiadaan guru bimbingan konseling, kelebihan

jam mengajar bagi guru kelas dan kekurangpahaman guru kelas terhadap

pentingnya bimbingan karir kepada siswa di sekolah. Dengan keadaan

tersebut mengakibatkan pelaksanaan program bimbingan kepada siswa

menjadi kurang dapat terlaksana dengan baik dan tidak melalui prosedur

(2)

118

Achmad Moroadi, 2016

Program Bimbingan Pengembangan Karir Bagi Siswa Tunanetra di SLB Negeri Tanjungpinang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjadi faktor yang menyebabkan pelaksanaan program bimbingan karir

berjalan berdasarkan potensi siswa.

3. Kondisi objektif Siswa Tunanetra dalam Program Bimbingan Karir di SLB

Negeri Tanjungpinang

Kondisi objektif siswa tunanetra di SLB Negeri Tanjungpinang bidang

akademik, kemampuan tidak sesuai dengan jenjang pendidikannya. Selain itu

pandangan terhadap karir masih bersifat terbatas. Pandangan karir yang

dimiliki oleh siswa tunanetra yaitu hanya menjadi guru, pemijat, pemain

music dan menjadi penyanyi. Keterbatasan pandangan karir ini sebagai akibat

dari kurangnya pemahaman terhadap dirinya sendiri, kurangnya informasi

karir, kurangnya informasi dunia kerja dan kurangnya informasi dunia

pendidikan selanjutnya

4. Rumusan Program Bimbingan Pengembangan Karir yang Sesuai Bagi Siswa

Tunanetra di SLB Negeri Tanjungpinang

Berdasakan temuan dilapangan perlu adanya rumusan program

bimbingan pengembangan karir bagi siswa. Rumusan program bimbingan

pengembangan karir ini dilakukan untuk menjawab permasalahan yang

dihadapi sekolah terutama guru kelas dalam melaksanakan program

bimbingan pengembangan karir di sekolah.

Rumusan program yang diajukan yaitu berbentuk dua macam kegiatan

yaitu kegiatan workshop dan kegiatan tutorial secara individu. Program

kegiatan workshop pelaksanaaannya diserahkan kepada pihak sekolah.

Sedangkan program tutorial secara individu dilaksanakan oleh peneliti sendiri

denga memberikan bimbingan secara individual kepada wali kelas IX dan

X/A, D.

Tutorial secara individu ini dilaksanakan melalui kesepatakan antara

peneliti dengan wali kelas IX dan X/A, D. Adapun pelaksanaan tutorial itu

(3)

119

Achmad Moroadi, 2016

Program Bimbingan Pengembangan Karir Bagi Siswa Tunanetra di SLB Negeri Tanjungpinang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karir, penyusunan silabus, penyusunan RLBK dan pelaksanaan layanan

bimbingan karir kepada siswa tunanetra di kelas.

5. Keterlaksanaan Program Pengembangan Bimbingan Karir bagi Siswa

Tunanetra di SLB Negeri Tanjungpinang.

Kertelaksanaan program bimbingan pengembangan karir merupakan

serangkaian dari program tutorial. Dimana keterlaksanaan program ini untuk

menguji manfaat program bimbingan pengembangan karir bagi siswa

tunanetra di sekolah. Program tutorial ini berupa diskusi dengan wali kelas

IX/A. Dikusi yang dilakukan berkaitan dengan program bimbingan

pengembangan karir, penyusunan silabus, penyusunan RLBK dan

pelaksanaaan layanan bimbingan dilapangan.

Dengan program tutorial ini banyak memberikan manfaat kepada wali

kelas yaitu memahami tentang pentingnya layanan bimbingan karir siswa di

sekolah, memahami langkah-langkah penyusunan silabus dan RLBK serta

memahami prosedur layanan bimbingan pengembangan karir siswa di

sekolah. Sedangkan proses layanan bimbingan pengembangan karir itu

sendiri dapat mengakomodasi kebutuhan siswa berkaitan dengan layanan

karirnya.

B. Rekomendasi

1. Bagi sekolah atau guru

Dalam memberikan layanan bimbingan pengembangan karir kepada

siswa hendaknya melalui prosedur yang benar dengan memperhatikan

potensi yang dimiliki oleh siswa tunanetra.

2. Bagi orang tua

Perlu membangun komunikasi dengan sekolah atau wali kelas untuk

kesinambungan proses layanan bimbingan karir di lingkungan rumah,

sehingga potensi yang dimiliki siswa berkatan dengan karir dapat

(4)

120

Achmad Moroadi, 2016

Program Bimbingan Pengembangan Karir Bagi Siswa Tunanetra di SLB Negeri Tanjungpinang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagi siswa

Harus dapat memanfaatkan program layanan bimbingan penembangan

karir di sekolah sebagai sarana untuk mengembangkan potensinya berkatan

dengan karir masa depan.

4. Bagi penelitian selanjutnya

Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan memperhatikan dan

memberikan asesmen terhadap lingkungan sehingga siswa tunanetra

memperoleh kemudahan mengembangkan karir di lingkungan masyarakat

Referensi

Dokumen terkait

posisi fitur pada wajah seperti mata, hidung, dan mulut sehingga peran dari blok pre- processing cukup vital dalam sistem pengenalan wajah yang telah dibuat,

Hasil uji statistik 0,000 maka dapat disimpulkan ada perbedaan signifikan antara pretest tingkat kelelahan mata sebelum dilakukan senam mata dan post test 4 tingkat kelelahan

 Banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah satu satuan massa zat padat menjadi cair pada titik leburnya disebut kalor lebur ( L)...

Kerugian penurunan nilai awal atau selanjutnya diakui atas penurunan nilai aset ke nilai wajar dikurangi dengan biaya untuk menjual aset. Keuntungan diakui atas

 Air pada pembuluh atau celah kecil akan lebih tinggi dari yang lainnya itu, akibat adhesi (partikel air dan partikel gelas) lebih besar dari kohesinya (partikel air) ...

Suatu deret (series) adalah sequence yang mempunyai term berurutan atas dasar aturan yang pasti dan tetap serta merupakan

Tubektomi (Metode Operasi Wanita/ MOW) adalah metode kontrasepsi mantap yang bersifat sukarela bagi seorang wanita bila tidak ingin hamil lagi dengan cara mengoklusi tuba

Keputusan hakim yang menyatakan seseorang bersalah atas perbuatan pidana yang dimaksud dalam pasal 13, menentukan pula perintah terhadap yang bersalah untuk