• Tidak ada hasil yang ditemukan

T JEP 1207134 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T JEP 1207134 Chapter5"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

107

Wardi Nofrizal, 2016

PENERAPAN MODEL ARCS-V (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction, dan Volition) DALAM PEMBELAJARAN HURUF KANA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Setelah menganalisis data, penulis dapat mengambil kesimpulan yang

merupakan jawaban dari rumusan masalah pada bab I, yaitu:

1. Hasil yang diperoleh dari kemampuan huruf kana bahasa Jepang siswa

sebelum menggunakan model ARCS-V terhadap kelas eksperimen,

diketahui bahwa perolehan skor total (pretest) adalah 29,8 dengan skor

rata-rata 1,19. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan

huruf kana dalam meningkatkan hasil belajar bahasa Jepang siswa masih

dalam kategori kurang. Kemudian, setelah menggunakan model ARCS-V

pada kelas eksperimen, diketahui bahwa perolehan skor total (posttest)

adalah 134,4 dengan skor rata-rata 5,38. Terlihat terdapat selisih skor total

sebesar 104,6 dan selisih skor rata-rata sebesar 4,19. Dari hasil tersebut

dapat disimpulkan bahwa kemampuan huruf kana bahasa Jepang siswa

mengalami peningkatan hasil belajar secara signifikan setelah

diterapkannya model ARCS-V. Selain itu, dari hasil uji linieritas (regresi

linier sederhana) menyatakan bahwa hubungan antara hasil belajar dan

motivasi belajar siswa melalui model ARCS-V bersifat positif, artinya

terjadi hubungan searah antara hasil belajar dengan model ARCS-V di

kelas eksperimen semakin meningkat. Serta mendapat pengaruh antara

hasil belajar huruf kana dengan pemberian model ARCS-V.

2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan model ARCS-V

dengan metode konvensional dalam peningkatan hasil belajar huruf kana

bahasa Jepang. Ini dibuktikan dengan hasil perhitungan uji komparatif dua

sampel antara hasil pembelajaran (posttest) kelas eksperimen dengan kelas

kontrol, diperoleh hasil analisis data tes diketahui nilai �ℎ� �� lebih besar

(2)

108

Wardi Nofrizal, 2016

PENERAPAN MODEL ARCS-V (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction, dan Volition) DALAM PEMBELAJARAN HURUF KANA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dua sisi, maka nilai α/2 = 0,05/2 = 0,025. Kemudian dicari � �� pada

tabel distribusi t dengan ketentuan: db = n-2, db = 50-2 = 48. Sehingga t(α,

db) = t(0,025, 48) = 2,011. Jika �ℎ� �� = 6,18 > � �� = 2,011 maka

dapat disimpulkan bahwa Ho di tolak dan Hk diterima karena �ℎ� �� >

� ��. Selain itu, hasil akhir gain ternormalisasi untuk kelas eksperimen

menunjukkan skor 0,47 dengan kriteria sedang, berbeda dengan kelas

kontrol yang hanya mendapatkan skor 0,23 dengan kriteria rendah. Ini

berarti hasil belajar huruf kana bahasa Jepang menggunakan model

ARCS-V lebih mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan

metode konvensional. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data,

dapat disimpulkan bahwa model ARCS-V yang diterapkan pada kelas

eksperimen efektif meningkatkan hasil belajar huruf kana bahasa Jepang

siswa dibandingkan dengan penerapan metode konvensional.

3. Tanggapan siswa terhadap pengajaran yang menggunakan model ARCS-V

dapat mempermudah siswa dalam menguasai huruf kana. Dengan hasil

data angket yang diperoleh, dapat diketahui dalam semua kondisi

(Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction, dan Volition) dengan

pemberian motivasi model ARCS-V memperoleh 3,73 dengan kriteria “tinggi”, ini membuktikan bahwa siswa antusias dan semangat belajar ketika diberikan motivasi. Setelah menganalisis data angket, diperoleh

hasil yaitu seluruh siswa kelas eksperimen mendapatkan pengaruh kuat

terhadap model ARCS-V dalam hasil belajar huruf kana. Pemberian model

ARCS-V dapat membantu dan meningkatkan minat maupun kemampuan

siswa dalam penguasaan huruf kana bahasa Jepang.

B. Saran

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian yang positif pada pembelajaran

huruf kana melalui pemberian model ARCS-V ini, penulis menerima beberapa

(3)

109

Wardi Nofrizal, 2016

PENERAPAN MODEL ARCS-V (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction, dan Volition) DALAM PEMBELAJARAN HURUF KANA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Kelemahan dari model ARCS-V ini tidak disertai dengan hasil minat siswa

dalam mempelajari bahasa Jepang. Hanya menerapkan model ARCS-V ini

guna memancing selera belajar siswa untuk meningkatkan hasil belajar

huruf kana.

2. Pemberian model ARCS-V ini harus didukung dengan metode atau media

yang relevan agar siswa lebih mudah untuk memahaminya. Selain

memahami, siswa juga perlu untuk mempraktekan sehingga ilmu yang

didapatkannya akan bermanfaat.

3. Diharapkan model ARCS-V ini bisa digunakan untuk pembelajaran mata

pelajaran yang lainnya. Bukan hanya disekolah, di perguruan tinggi bisa

Referensi

Dokumen terkait

Berpikir kreatif dapat terjadi secara sengaja dan tidak sengaja (tiba-tiba). Berpikir kreatif secara tidak sengaja dapat berlangsung walaupun tidak menggunakan teknik

menghadiri Klarifikasi hasil evaluasi ini dianggap menerima seluruh hasil keputusan Pokja ULP perihal hasil penawaran yang ingin diperjelas oleh Pokja ULP dalam

Sehubungan dengan pelaksanaan Pelelangan Um um/ Pemilihan Langsung pekerjaan Pembangunan Poskesdes Toto Selatan maka dengan ini kami mengundang Sdr/ i dengan membaw a

Hal ini berakibat bahwa lautan elektron dalam atom – atom logam bebas bergerak dari atom yang satu ke atom lainnya untuk membentuk suatu ikatan yang disebut dengan ikatan

dengan ter lebih dahulu melakukan r egistr asi pada Layanan Pengadaan Secar a Elektr onik (LPSE).

Berkaitan dengan duduk perkara diatas, pihak kapus dengan sengaja menahan pemberian ijazah dan transkrip nilai dengan alasan masalah pribadi, yang dalam hal ini bertentangan

Jika terdapat elektron yang tidak digunakan untuk membentuk ikatan atau elektron bebas ditunjukan dengan garis putus-putus kemudian dua titik yang menyatakan pasangan elektron

This research exhibits that emphasis on teaching about critical thinking in the teaching and learning of primary physical science lessons in PBL (using speciic thinking maps