• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diktat PSEP Analisis Ekonomi Rumah Tangg

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Diktat PSEP Analisis Ekonomi Rumah Tangg"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Acara 4. Analisis Sosial Ekonomi dan Rumah Tangga Petani ANALISIS SOSIAL EKONOMI DAN RUMAH TANGGA PETANI

A. Batasan

1. Mosher (1974)

Usahatani adalah sebagian dari permukaan bumi, seorang petani, sebuah keluarga tani atau badan usaha lainnya bercocok tanam atau memelihara ternak (ikan).

2. Sukartawi dkk (1986)

Kegiatan yang dilakukan oleh petani dalam pemanfaatan sumberdaya yang ada (lahan, modal, tenaga kerja, dll) yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhannya.

3. Sander dan E. Mugnidin (1989)

Usahatani adalah menanam tanaman, atau memelihara ternak (ikan) pada satu lahan, untuk memperoleh hasilnya.

4. Ken Suratiyah (2008)

Ilmu usaha tani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seorang mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat yang sebaik-baiknya.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Usahatani

1. Faktor dalam usahatani dan keluarga petani 2. Kebutuhan keluarga:

a. Keinginan pribadi / keluarga

b. Pengetahuan dan ketrampilan berusaha tani c. Tenaga kerja yang tersedia dalam keluarga d. Modal yang dimiliki

e. Usaha di luar sektor pertanian / perikanan yang dilakukan oleh anggota keluarga 3. Faktor luar usahatani :

a. Norma adat b. Iklim dan cuaca

c. Persediaan sarana produksi d. Jarak dan kondisi pasar

(2)

Acara 4. Analisis Sosial Ekonomi dan Rumah Tangga Petani

C. Analisis Usahatani

1. Luas garapan / penguasaan lahan

a. Lahan menurut macamnya:

sawah, tegal, pekarangan, tambak, kolam, kebun, dan lain-lain dengan istilah di daerah masing-masing.

b. Menurut statusnya:

sewa --- hak sewa

sakap / bagi hasil --- hak sakap (menyakap, disakap) milik --- hak milik

c. Menurut luasnya :

Satuan luas biasanya hektar (ha) tetapi ada juga istilah daerah, contohnya: tanah tegal di Gunungkidul luasnya sak kesuk artinya bila dibajak selesai ±4 jam, dengan menggunakan bajak yang ditarik ternak sapi. Keadaan demikian ini luasnya ±1000 m2. Untuk lebih jelasnya mengenai istilah daerah tanyakan pada pamong desa setempat.

2. Komoditas yang diusahakan

a. Tanaman semusim: biasanya diusahakan di lahan sawah, tegal, sebagian pekarangan. b. Tanaman keras: biasanya diusahakan di pekarangan, kebun, atau bagian pinggir tegalan,

berupa kayu-kayuan, buah-buahan, cengkeh, kopi dan sebagainya c. Ternak: ternak besar (sapi, kerbau, kuda), ternak kecil (kambing), dan unggas (ayam,

itik, burung puyuh)

d. Perikanan: di tambak, di kolam, atau di sawah jika mina padi

3. Cara mengusahakan :

a. monokultur b. tumpangsari c. surjan

d. tumpang gilir

(3)

Acara 4. Analisis Sosial Ekonomi dan Rumah Tangga Petani 4. Periode perhitungan :

a. menganalisis usahatani berarti akan menghitung biaya dan pendapatan usahatani. Untuk itu dapat diperhitungkan baik per musim tanam maupun dalam jangka waktu setahun penuh.

b. satu tahun terdiri atas musim hujan (MH), musim kering I (MK1) dan musim kering II (MK2). Perbedaan MK1 dan MK2 terletak pada ketersediaan air di lahan pertanian. Pada MK1, masih tersedia cukup air di lahan, dimana kadangkala petani masih dapat menanam padi. Pada MK2, air tidak mencukupi sehingga petani biasanya menanam palawija atau lahan di-bero-kan. Dalam setahun, ada kalanya petani dapat mengusahakan lahannya terus menerus, tetapi ada pula yang menyelingi dengan bero.

5. Penerimaan Petani

Rumus: Y = Pq . Q

Keterangan:

Q = kuantitas produksi yang dihasilkan, baik yang dijual, dikonsumsi sendiri, digunakan untuk sarana produksi selanjutnya, digunakan untuk pembayaran tenaga kerja dan sumbangan (kg, kuintal, ton).

Pq = harga per satuan (Rp/kg, Rp/ku, Rp/ton) Y = Penerimaan (Rp)

Kuantitas produksi (Q) dipengaruhi oleh : 1) Padat penebaran atau jarak tanam 2) Laju pertumbuhan

Harga komoditas (P) dipengaruhi oleh : 1) Kualitas komoditas yang dihasilkan

2) Fluktuasi produksi (musiman/tahunan) dan perilaku konsumen 3) Diferensiasi pasar dan produk

Biaya usahatani terdiri atas :

(4)

Acara 4. Analisis Sosial Ekonomi dan Rumah Tangga Petani 2) Biaya tenaga kerja

3) Biaya peralatan (biaya sewa, penyusutan) 4) Biaya modal

5) Biaya tanah (sakap, pajak) 6) dll

6. Pendapatan dan Biaya Usaha Tani

Menghitung biaya dan pendapatan sama prinsipnya dengan orang mengail:

= =

Pendapatan kotor (produksi fisik dikali harga per satuan) :

Biaya Usahatani : Pendapatan Petani : - Nilai Produksi atau • Tenaga kerja luar keluarga

(tenaga kerja tetap, tenaga

Jika tanaman musiman maka dapat diperhitungkan per musim dan akhirnya dijumlahkan setahun utuh terdiri atas beberapa musim.

7. Upah Tenaga Kerja dalam Keluarga

Adalah pendapatan petani - bunga modal sendiri - penyusutan

8. Pendapatan Rumah Tangga Tani

(5)

Acara 4. Analisis Sosial Ekonomi dan Rumah Tangga Petani menggantungkan ekonomi rumah tangganya pada usahatani saja. Petani mempunyai berbagai sumber penghasilan, yang dapat digolongkan menjadi :

a. Dari usahatani sendiri

1) Sawah,tegal, pekarangan, ternak, perikanan/tambak/kolam

b. Dari luar usahatani sendiri

1) Berburuh di usahatani orang lain

2) Berburuh lain (tukang batu, tukang kayu, dsb) 3) Pekerjaan orang lain

4) Kiriman dari sanak family

5) Menyewakan atau menyakapkan lahan

Untuk memperhitungkan pendapatan dari luar usahatani yang perlu diingat adalah : 1) Siapa saja yang bekerja

2) Apa jenis pekerjaannya

3) Kapan bekerjanya (berapa hari dalam 1 tahun bekerjanya) 4) Berapa pendapatannya

9. Pendapatan Per kapita

Menghitung pendapatan per kapita per tahun penting untuk melihat tingkat kesejahteraan keluarga petani ditinjau dari sudut ekonomis.

Pendapatan per kapita per tahun (Rp/kapita/tahun) =

Penghasilan rumah tangga dalam 1 tahun Jumlah anggota rumah tangga

Contoh :

Penghasilan rumah tangga = Rp 450.000/tahun Jumlah anggota rumah tangga = 5 orang Pendapatan per kapita = Rp 90.000/tahun

Tingkat kesejahteraan dapat ditentukan dengan cara membandingkan dengan KFM (kebutuhan fisik minimum) menurut ukuran BPS.

(6)

Acara 4. Analisis Sosial Ekonomi dan Rumah Tangga Petani Untuk Jawa Tengah bulan Januari 1988 - Juni 1988, untuk seorang pekerja + 1 istri + 3 anak, indek kebutuhan fisik minimumnya adalah Rp 330.000 per bulan. Padahal petani tersebut penghasilannya hanya Rp 450.000 selama setahun. Jelas bahwa mereka jauh di bawah KFM.

10. Pengeluaran per kapita

Pengeluaran rumah tangga diperhitungkan baik pengeluaran untuk konsumsi sehari-hari, untuk sekolah, kesehatan, dan sebagainya (lihat perincian dalam kuesioner). Semuanya diperhitungkan dalam jangka waktu per bulan, kemudian baru dijumlahkan menjadi pengeluaran keluarga per tahun.

Pengeluaran per kapita per tahun (Rp/kapita/tahun) =

Pengeluaran rumah tangga dalam 1 tahun Jumlah anggota rumah tangga

Data mengenai pengeluaran rumah tangga per kapita juga bisa digunakan untuk melihat tingkat kesejahteraan, yaitu dengan cara membandingkan pengeluaran keluarga dengan Garis Kemiskinan Sayogyo. Garis Kemiskinan Sayogyo mengatakan bahwa untuk tingkat pedesaan garis kemiskinanya adalah setara dengan 480 kg beras per tahun. Jika pengeluaran per kapita kurang dari 480 kg beras per tahun, maka keluarga petani yang dikaji masih berada di bawah garis kemiskinan.

Contoh :

Pengeluaran rumah tangga = Rp 450.000/tahun Jumlah anggota rumah tangga = 5 orang

Pendapatan per kapita = Rp 90.000/tahun Harga beras saat itu = Rp 450/Kg

(7)

Acara 4. Analisis Sosial Ekonomi dan Rumah Tangga Petani Defisit atau saldo dapat diketahui dengan cara membandingkan antara penghasilan rumah tangga setahun dengan pengeluaran rumah tangga setahun. Ada tiga kemungkinan yaitu :

a. Penghasilan rumah tangga per tahun > Pengeluaran rumah tangga per tahun

Berarti terdapat saldo, dimana saldo ini dapat dipergunakan untuk tambahan investasi pada usahataninya, usaha lain di luar usahataninya tabungan, dan sebagainya.

b. Penghasilan rumah tangga per tahun = Pengeluaran rumah tangga per tahun Pas-pasan, berarti semua penghasilan habis untuk pengeluaran dalam 1 tahun c. Penghasilan rumah tangga per tahun < Pengeluaran rumah tangga per tahun

Berarti defisit, yang bisa jadi disebabkan oleh ada penjualan aset atau penarikan tabungan.

Namun demikian jangan tergesa-gesa mengambil kesimpulan jika ternyata defisit, pas, atau saldo. Kemungkinan ada beberapa sumber penghasilan yang belum terhitung atau justru ada yang terhitung dobel. Oleh karena itu diperlukan kecermatan dalam mengungkap penghasilan dan pengeluaran ini.

12. Tingkat Kemiskinan dan Kesejahteraan Rumah tangga

Rumah tangga dikatakan tidak miskin jika:

a. Menurut kriteria Sayogyo, pengeluaran/perkapita/tahun > ekuivalen 480 kg beras. b. Menurut kriteria FAO, pendapatan rumah tangga:

- ≥ US$ 1000 / tahun - ≥ US$ 1500 / tahun - ≥ US$ 2000 / tahun

c. Menurut kriteria World Bank, pendapatan/kapita/hari ≥ US$ 1 Rumah tangga dikatakan sejahtera jika:

GSR (Good Service Ratio) =

GSR > 1 : Rumah tangga kurang sejahtera GSR = 1 : Rumah tangga sejahtera

(8)

Acara 4. Analisis Sosial Ekonomi dan Rumah Tangga Petani d. Pengeluaran perkapita/bulan = Rp 279.744,38

(Gunungkidul Dalam Angka BPS, 2010)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisa data dan perhitungan yang telah dilakukan, kesimpulan dari perencanaan perlindungan Pantai Tanjung Nipah yaitu:. Pantai Tanjung Nipah telah

Memberikan informasi dan masukan bagi guru dan pihak sekolah SMAIT As Syifa Boarding school Subang mengenai hubungan locus of control dengan stres akademik pada

Adapun metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan menggunakan metode peramalan yang disesuaikan dengan pola data historis penjualan perusahaan

Tujuan dari perlindungan aset, integritas data, efektivitas sistem, dan efisiensi sistem dapat dicapai dengan baik jika manajemen organisasi meningkatkan sistem

Menurut Darwanto (1995:66-67), media massa milik pemerintah, di dalam melaksanakan tugasnya tidak terlepas dari kebijaksanaan pemerintah, meskipun demikian tidak

Setelah user menginputkan jumlah ahli waris yang ada dan mengklik button “Hitung Waris”, maka sistem akan menampilkan hasil pembagian waris pada halaman

Perspektif semacam ini dilakukan oleh beberapa cendikiawan semacam Bassam Tibi ketika membahas fenomena radikalisme Islam di kawasan Timur Tengah dan kawasan negara lain, dengan

Hasil lain memperlihatkan ada hubungan dukungan atasan dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja di instansi kesehatan (p-value = 0,006; OR 3,87, 95% CI: 1,54 – 9,67)