• Tidak ada hasil yang ditemukan

Investigasi Eksperimental Perilaku Kekuatan Tanah-Fiber Komposit Terkompaksi Kartika Sari dan Tri Harianto

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Investigasi Eksperimental Perilaku Kekuatan Tanah-Fiber Komposit Terkompaksi Kartika Sari dan Tri Harianto"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

DAFTAR ISI Halaman Judul

Susunan Panitia i

Kata Pengantar ii

Sambutan Dekan FTSP-ITS iii

Sambutan dan Ketua Panitia v

Daftar Isi vii

GEOTEKNIK

Investigasi Eksperimental Perilaku Kekuatan Tanah-Fiber Komposit Terkompaksi

Kartika Sari dan Tri Harianto

A-1

An Investigation On Pile Embedment Length Of Pile-To-Pile Cap Connections Under Seismic Action

Mochamad Teguh

A-11

Perbandingan Dua Metode Pengukuran Total Suction Campuran Bentonit-Pasir Yang Dipadatkan

Yulian Firmana Arifin

A-21

Pengaruh Penggunaan Tanaman Rumput Gajah di Tanah Lanau Terhadap Kestabilan Lereng

Gani, Indarto, dan Moesdarjono Soetoyo

A-31

Kontribusi Sejarah Geologi Terhadap Sifat Geoteknik (Studi Kasus Tanah Residual Volkanik G Argopuro)

Amien Widodo

A-45

LINGKUNGAN

Teknologi Penyediaan Air Bersih Perdesaan : Studi Kasus di Kabupaten Mojokerto

Ali Masduqi, Wahyono Hadi, Noor Endah, Eddy S. Soedjono

B-1

Evaluasi Penyediaan Air Bersih Perdesaan Kecamatan Bermani Ulu Raya Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu

Aljihat dan Eddy Setiadi Soedjono

B-9

Penyisipan Materi Ramah Lingkungan ke Dalam Matakuliah – Matakuliah di Teknik Sipil

Bambang E. Yuwono

B-17

Ekotoksisitas Keping Anti Nyamuk Elektrik Bekas Pakai Terhadap Mikroorganisme Aerobik Tanah dan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Endah Avani dan Sarwoko Mangkoedihardjo

B-23

(3)

Rumah Tangga di Kecamatan Pati Kabupaten Pati Eny Istiana dan Yulinah Trihadiningrum

Analisis Risiko Lingkungan Berbasis Kesehatan dengan Menggunakan Sumur Bor/Gali Sebagai Indikator (Studi Kasus di Kota Ambon) Erwin Bravor Pattikayhatu dan Nieke Karnaningroem

B-43

Analisis Teknis Penyediaan Air Bersih Pedesaan di Kabupaten Tulungagung Dengan Mempertimbangkan Kemampuan dan Kemauan Membayar

Masyarakat

Farid Abadi dan Eddy S. Soedjono

B-53

Penataan Ruang Kawasan Urban Menghadapi Dampak Pemanasan Global Studi Kasus Pusat Kota Manado

Hanny Poli dan Raymond Ch. Tarore

B-63

Evaluasi Sistem Operasional Pengangkutan Sampah Kota Sorong Ishak Aryanto dan Nieke Karnaningroem

B-71

Pengawetan Kayu Pinus ( Pinus Merkusii) Terhadap Serangan Rayap Menggunakan Bahan Pengawet Ekstrak Biji Tumbuhan Nimba yang Ramah Lingkungan

Muanifah, Karyadi, dan Eko Setyawan

B-78

‘Eco-Civil Engineering’ for Sustainable Civil Engineering Development Rr. M.I. Retno Susilorini

B-89

Strategi Pengelolaan Sistem Sanitasi Pasar Jakabaring Kota Palembang Rismarini dan Sarwoko Mangkoedihardjo

B-96

MANAJEMEN KONSTRUKSI

Analisis Perencanaan dan Pengendalian Proyek Pada Kontraktor Menengah di Surabaya

Anik Ratnaningsih

C-1

Analisa Biaya Kecelakaan Kerja Proyek Konstruksi Gedung (Studi Kasus Proyek Waterplace Residence Phase Ii)

Anis Suryaningrumdan Supani HD

C-11

Identifikasi Indikator Kinerja Proyek Konstruksi dengan Metode Performance Prism (Studi Kasus Proyek Pembangunan dan Revitalisasi Gedung Sekolah di Surabaya)

Annas Wibowo, Retno Indriyani dan Supani

C-23

Analisa Kepuasan Penghuni Perumahan Pondok Tjandra Indah Berdasarkan Faktor Lokasi, Harga, Prasarana, dan Sarana

Christie Veronica, Supani

(4)

Analisis Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Pelaksanaan Proyek-Proyek Pemerintah

David Suranta Girsang, Yohanes Lim Dwi Adianto, dan Andreas Wibowo

C-43

Analisa Tingkat Persepsi dan Kepentingan Pelaksanaan Sertifikasi Tenaga Ahli

di Surabaya Studi Kasus Sertifikasi Tenaga Ahli Arsitek (IAI) Jawa Timur Djudjuk Rachmanto dan Supani dan Hasian Siregar

C-53

Penggunaan Knockdown Shelter dalam Analisa Pertukaran Waktu dan Biaya Proyek Tower BTS Flexi Malang Jawa Timur

Farida Rachmawat, Retno Indryani, dan Erisa Ardiansari

C-63

Konservasi Energi Selubung Bangunan pada Gedung Graha Galaxy Surabaya Feri Harianto dan Anastasia Fairanie Gozali

C-73

Analisa Risiko Semburan Lumpur Sidoarjo di Sekitar Tanggul

I Putu Artama Wiguna, Amien Widodo, Eko Yuli Handoko dan Ali Masduqi

C-83

Konsep Hunian yang Sejuk dan Nyaman Tanpa AC dengan Pengaturan Ventilasi, Atap, dan Lingkungan pada Hunian

Muhammad Aris I, Anna Zahrotul Fatah, dan Achendri M. Kurniawan

C-93

Pengaruh Fasilitator dalam Pemberdayaan Masyarakat Terhadap Kualitas dan Keberhasilan Proyek Sarana dan Prasarana Sanitasi di Jawa Timur

(Studi Kasus Program Sanitasi oleh Masyarakat /SANIMAS) Nyunaringtyas Dewi Purvitasari,Putu Artama W dan Haryono

C-103

Kelayakan Investasi Bersama antara Investor dengan Pemerintah (Studi Kasus Ruas Jalan Tol Kuta – Tanah Lot – Soka)

Putu Hermawati

C-113

Identifikasi Penyebab Kecelakaan Kerja Menggunakan Fault Tree Analysis pada Proyek Pembangunan The Adhiwangsa Surabaya

Putu Artama, Farida Rahmawati dan Razzif Eka Darma

C-123

Pengaruh Sistem Proteksi Keselamatan Terhadap Tingkat Kecelakaan Kerja Proyek Konstruksi di Surabaya

Retno Nawang Wulan, Putu Artama Wiguna dan Haryono

C-137

Evaluasi Penerapan Sistem Proteksi Kebakaran yang Memenuhi Standar pada Bangunan Pusat Perbelanjaan di Surabaya

Rika Andriani , I Putu Artama W dan Erwin Sudarma

C-147

Industri Konstruksi Rumah Adat Minahasa Sebagai Industri Rakyat yang Menerapkan Manajemen Sederhana Berorientasi Ekspor

Sangkertadi dan Petra Christian

C-157

Analisis Produktivitas Pemancangan Tiang Pancang dengan Jack In Pile Sentosa Limanto

(5)

Geologic Prediction Model for Pipe-Jacking Tunneling Tri Joko Wahyu Adi and Leu Sou-Sen

C-177

Pengaruh Kepemimpinan terhadap Keberhasilan Proyek pada Perusahaan Jasa Konsultansi

Widi Hartono, I Putu Artama Wiguna, dan Vita Ratnasari

C-187

Pengelolaan Proyek Konstruksi yang “Green” Wulfram I. Ervianto

C-195

Peluang Berpartisipasi Wanita Dalam Kegiatan Manajemen Proyek Konstruksi

Yusroniya Eka Putri Rachman Waliulu, Retno Indryani, danDayat Indri Yuliastuti

C-205

Penerapan Lean Construction dalam Pembangunan Mall Olympic Garden pada Pengendalian Inventori untuk Mereduksi Idle Time

Yustika A.W dan Supani

C-215

Rumusan Ekskalasi Biaya Pada Proyekproyek Pemerintah Andreas Wibowo

C-229

Analisa Studi Faktor Yang Mempengaruhi Estimator Pada Tahapan Pra Tender Dari Perspektif Pemilik Proyek

Hermawan

(6)

MANAJEMEN DAN REKAYASA SUMBER AIR

Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Bersih Perdesaan Berbasis Masyarakat di Kabupaten Tulungagung

M. Nur Alamsyah, Joni Hermana, dan Ria A.A. Soemitro

D-1

Evaluasi Sistem Jaringan Distribusi PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin Irwan

D-11

Studi Model Alokasi Air-Jaringan Irigasi Riam Kanan (Maa-Jirk) di Kalimantan Selatan

Muhammad Azhari Noor dan Novitasari

D-21

Kajian Pelimpah Bertangga Pada Bendung dengan Kolam Olak Usbr Tipe-Ii Jaji Abdurrosyid dan Gurawan Jati Wibowo

D-31

Statistical Characterization Of State Parameter Variability for Jamuna River Sand

Anto Budi Listyawan

D-41

Analisis Kekeringan Hidrologi (Studi Kasus di Sub Das Kali Asem Lumajang) Rintis Hadiani Rr, Bambang Suharto, Agus Suharyanto, Suhardjono

D-51

Model Prediksi Elevasi Tinggi Muka Air di Waduk Wonogiri Yuddi Yudistira dan Umboro Lasminto

D-63

Rekayasa Bendung dan Bendungan yang Tidak Merusak Lingkungan Morfologi Sungai

Moch. Memed dan Dian Indrawati

D-73

Kriteria Bendung dan Check Dam di Sungai Torensial Agustin Purwanti dan Dian Indrawati

D-87

Permodelan Matematis Aliran di Muara Sungai Kali Lamong Butyliastri Sulistyaningsih dan Umboro Lasminto

D-97

Optimasi Jaringan Pipa Distribusi Air Bersih di Kota Mataram untuk Mereduksi Kehilangan Air Secara Teknis

M. Islamy Rusyda dan Nadjadji Anwar

D-105

Profil Sosial Ekonomi Teknik dan Kelembagaan (PSETK) (Studi Kasus Daerah Irigasi Wae Ces Iii Kabupaten Manggarai- Provinsi Nusa Tenggara Timur) Jonathan E. Koehuan, Baswara Anandita dan Jualinus Ekung

(7)

Strategi Penyediaan Air Bersih Perdesaan Kabupaten Way Kanan (Studi Pada Kecamatan Kasui)

M. Elfrino Utama dan Wahyono Hadi

D-125

Model Peramalan Banjir di Das Bengawan Solo Listiya Hery Mularto , Edijatno dan Umboro Lasminto

D-135

MANAJEMEN DAN REKAYASA TRANSPORTASI

Criteria Success Factors Pembangunan Terminal Berbasis Qualitative Risk dan Cross Impact Analysis

Antonius Nanang Adi Putranto, Yohanes Liem Dwi Adianto dan Andreas Wibowo

E-1

Analisis faktor-faktor yang Berpengaruh Pada Kapasitas Bongkar-Muat Serta Peramalan Volume Bongkar-Muat di Terminal Petikemas Surabaya

Abdan Fikri , A.Agung Gde Kartika dan Cahya Buana

E-11

Sustainable Urban Mobility: Eksplorasi Pengaruh Pola Struktur Kota Agus Dwi Wicaksono dan Rimadewi Supriharjo

E-23

Dampak Pembangunan Apartemen Terpadu Terhadap Kinerja Simpang Dewi Handayani

E-37

Studi Aplikasi Pengembangan Metode Kalibrasi Sederhana Menggunakan Teknik Optimasi dengan Excel-Solver pada Model Trip Distribution Fadly Arirja Gani dan Wahju Herijanto

E-45

Meningkatkan Durabilitas Bahan Pengikat Aspal Menggunakan Lateks Henri Siswanto dan Bambang Supriyanto

E-57

Analisa Kebutuhan Biaya Pemeliharaan Jalan Berdasarkan Kondisi Jalan (Studi Kasus Di Kabupaten Karangasem)

I Nengah Bayu Pramana, A. A. Gde Kartika dan Ir. Sumino, M.MT

E-67

Penentuan Faktor Bobot dan Nilai Kerusakan Jalan pada Perkerasan Kaku Dengan Metode AHP

(Studi Kasus: Jalan Mayjend Sungkono Surabaya) Istiar dan Anak Agung Gde Kartika

E-77

Prediksi Tingkat Kebisingan Kendaraan Bermotor Akibat Pertumbuhan Lalulintas

E-87

(8)

Mobil Kijang dan Mobil Sedan Dengan Metode Stated Preference Rahmatang Rahman, Hera Widyastuti, Anak Agung Gde Kartika

Sumbangan Sistem Perekaman Onboard Bagi Keselamatan dan Analisa Kecelakaan

Rofi Budi Hamduwibawa, Agung Nilogiri,Teguh Hari Santosa

E-107

Analisa Panjang Landas Pacu dan Obstacle untuk Pesawat Jenis Hercules C-160 Bandar Udara Yuvay Semaring Kab. Nunukan, Kaltim

Sahrullah

E-111

Evaluasi Pengoperasian Terminal Tipe A Tuban Sigit Erstanto Budi Utomo dan Ria Asih Aryani Somitro

E-121

Studi Pemilihan Moda Angkutan Penumpang Antara Kereta Api dan Bus (Studi Kasus : Rute Jakarta-Malang Kelas Eksekutif)

Yofi Okatrisza

E-131

Tingkat Utilisasi Jalan Nasional Dan Jalan Propinsi di Wilayah Kota Surabaya oleh Moda Sepeda Motor

Anak Agung Gde Kartika , Hera Widyastuti, Wahju Herijanto, Cahya Buana, Budi Rahardjo, Catur A. Prastyanto dan Istiar

E-141

Metoda Identifikasi Ketiadaan Graf Pohon

berdasar Identifikasi Titik Terisolasi dan Busur Terisolasi pada Graf dengan Busur Tak Berarah dan Tak Berbobot

Hitapriya Suprayitno, Indrasurya B. Mochtar, Achmad Wicaksono

(9)

PENGINDRAAN JAUH

Penggunaan http Request dan Opensource Programming Language untuk Mengembangkan Software Aplikasi Penampil Peta Rupa Bumi Bagi Vehicle Location Tracking System

Adri Gabriel Sooai, ST.MT

F-1

Analisa Pandu Gelombang Nonlinear Struktur 5 Lapis Faridawati,Ali yunus Rohedi

F-11

Analisis Anomali Geomagnetik di Bawah Daerah Watukosek Sihabum Mubin, Bagus Jaya Satosa

F-21

Teknik Penginderaan Jauh untuk Penelitian Arkeologi (Studi Kasus Penggunaan Citra Landsat 7 ETM+ Dalam Pelacakan Tata Ruang Lokasi Keraton KerajaanSinghasari Abad xiii-xiv)

Sonny Wedhanto

F-31

Menentukan Titik Kontrol Tanah (GCP) Dengan Menggunakan Teknik GPS dan Citra Satelit Untuk Perencanaan Perkotaan

Abdul Wahid Hasyim dan M. Taufik

F-41

STRUKTUR

Studi Pengaruh Curing Time dan Curing Temperature terhadap Kuat Tekan dan Modulus Elastisitas Beton Geopolymer Berbasis Abu Terbang

Ade Lisantono dan Dolok H. Panjaitan

G-1

Peningkatan Ketahanan Beton Terhadap Penetrasi Ion Klorida Air Laut Menggunakan Abu Sekam Padi Sebagai Cementitious

Agus Susanto

G-9

Studi Perbandingan Metoda-Metoda Analisis untuk Menentukan Safety Margin Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus Beton Bertulang

Arie Wardhono, Tavio, dan Iman Wimbadi

G-17

Self-Compacting Concrete Technology And Its Applications Budi Suswanto

G-27

Batu Bata Tanpa Dibakar Sebagai Elemen Bangunan (Tinjauan Terhadap Kuat Tekan dan Dampak Lingkungan)

Djoko Suwarno dan Tri Hesti

(10)

Accuracy Of Modelling Of Concrete Flat Slabs Againts Dynamic Measurements Endah Wahyuni

G-47

Dynamic Response Of A Structure Subjected to Human Loading Endah Wahyuniand Tianjian Ji

G-57

Pemakaian Perkuatan Geser Longitudinal Sebagai Upaya Peningkatan Kapasitas Balok Tinggi Beton Bertulang

Erwin Rommel

G-65

Pengujian dengan Skala Penuh Pada Balok Beton Bertulang dengan Bukaan Untuk Pengembangan Metode Perencanaan Tulangan Geser

Harianto Hardjasaputra dan Antoni Halim

G-73

Peningkatan Perilaku dan Kapasitas Balok Tinggi dengan Perkuatan Tulangan Pengekang

Ninik Catur Endah Y

G-83

Analisis Korosi Lokal Pada Baja Karbon St 37 Oleh Bakteri Pereduksi Sulfat (Srb)

Nurudin, M. Zaenal Arifin, dan Triwikantoro

G-91

The Importance of Natural Materials for ‘Green Concrete’ Rr. M.I. Retno Susilorini

G-101

Limbah Beton dalam Perspektif Global Tavio, dan B. Kusuma

G-111

Estimasi Percepatan Tanah di Yogyakarta Akibat Gempa 27 Mei 2006 dengan Pendekatan Line Source Method

Widodo dan Yade Trianto

G-121

Studi Eksperimental Korosi Baja Tulangan Pada Beton dengan Campuran Fly Ash di Lingkungan Khlorida dengan Metode Dipercepat

Wirawan, HC. Kis Agustin dan M.Sigit Darmawan

G-135

Performance Based Design Pada Gedung Baja Menggunakan Bresing V Terbalik Yang Diperkuat Suspended Zipper Truss

Intan Anastasia Septi, Hidajat Sugihardjo dan Endah Wahyuni

G-143

Studi Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi dengan Bahan Admixture Sebagai Substitusi Parsial Semen

B. Kusuma, dan Tavio

(11)

TEKNOLOGI PENYEDIAAN AIR BERSIH PERDESAAN:

STUDI KASUS DI KABUPATEN MOJOKERTO

Ali Masduqi 1, 2, Wahyono Hadi 2, Noor Endah 3, Eddy S. Soedjono 2 1 Mahasiswa Program Pascasarjana Teknik Sipil – FTSP – ITS, email: masduqi@its.ac.id 2

Dosen Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP – ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp 031-5948886

3

Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP – ITS, Kampus ITS Sukolilo Surabaya

Sistem penyediaan air bersih perdesaan menghadapi banyak kendala dalam menjaga keberlanjutannya. Sarana air bersih yang telah dibangun oleh pemerintah, biasanya dikelola oleh masyarakat dengan membentuk lembaga pengelola air. Keterbatasan kemampuan pengelola, baik secara teknis maupun manajerial, akan mempengaruhi keberlanjutan sistem penyediaan air bersih di perdesaan. Karena keterbatasan kemampuan tersebut, maka dalam perencanaan sistem penyediaan air bersih perlu mempertimbangkan teknologi penyediaan air bersih yang diterapkan. Faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan teknologi ini adalah kemudahan pengoperasian dan keterjangkauan biaya. Dalam kaitan dengan permasalahan di atas, telah dilakukan penelitian dengan menggunakan metoda studi kasus yang dilakukan di Kabupaten Mojokerto. Studi kasus ini dilakukan dengan menggunakan teknik observasi lapangan, wawancara, dan pengisian kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemilihan teknologi yang sesuai dengan kondisi wilayah dan kondisi masyarakat setempat menjadi faktor penting bagi keberlanjutan sistem penyediaan air bersih.

Kata kunci: air bersih, perdesaan, keberlanjutan, pemilihan teknologi

1. PENDAHULUAN

Penyediaan air minum di wilayah perdesaan sering mengalami kendala dalam keberlanjutannya. Salah satu kendala yang penting adalah kemiskinan yang dialami oleh sebagian besar masyarakat perdesaan. Kelompok masyarakat ini mempunyai keterbatasan akses terhadap pemenuhan kebutuhan air bersih yang aman dan layak. Telah diidentifikasi bahwa kemiskinan dan jenis proyek yang partisipatif merupakan faktor signifikan yang mempengaruhi kondisi sistem penyediaan air bersih [1].

Untuk menjaga keberlanjutan pelayanan air bersih di perdesaan, diperlukan pengelolaan yang baik dan didukung oleh partisipasi masyarakat, baik dalam bentuk kelancaran pembayaran pemakaian air atau keterlibatan langsung dalam setiap tahapan kegiatan pelayanan air bersih [2]. Pengelolaan yang baik dan keterlibatan masyarakat menjadi pendorong keandalan sistem penyediaan air bersih, yang pada akhirnya menaikkan tingkat kepuasan masyarakat.

Pengelolaan yang baik harus didukung oleh kemampuan pengelola yang memadai dalam mengoperasikan sistem penyediaan air bersih. Keterbatasan kemampuan pengelola dapat diantisipasi dengan pemilihan teknologi penyediaan air bersih yang mudah pengoperasiannya dengan biaya yang terjangkau. Kemudahan pengoperasian

(12)

A. Masduqi, W. Hadi, N. Endah, dan E.S. Soedjono

dan keterjangkauan biaya inilah yang akan dibahas pada makalah ini. Studi kasus dilakukan di tiga desa di wilayah Kabupaten Mojokerto.

2. DASAR TEORI

2.1. Model Penyediaan Air Bersih

Pendekatan pola lama dalam pembangunan membagi sektor ke dalam sub-sektor ‘perdesaan’ dan ‘perkotaan’ (Gambar 1). Ada garis pembatas yang jelas antara keduanya, yaitu batas wilayah administrasi. Batasan ini sekaligus menjadi pembagian tanggung jawab dalam pendanaan dan pengelolaannya. Berdasar pola tersebut, penyediaan air bersih di perdesaan pada masa lalu banyak yang menggunakan model satu desa (single village), artinya suatu proyek air bersih dibangun untuk melayani penduduk dalam satu desa. Cakupan pelayanan dibatasi oleh wilayah administrasi desa. Demikian pula pengelolaannya biasanya masuk dalam struktur pemerintahan desa.

Gambar 1. Klasifikasi Permukiman dalam Perkotaan dan Perdesaan [3]

Model lain dari penyediaan air di perdesaan adalah multi-village system (lebih dari satu desa). Model ini relatif lebih kompleks dibanding model satu desa, baik ditinjau dari aspek teknis maupun pengelolaannya. Ada dua tipe sistem distribusi pada multi-village system, yaitu:

a. Sumber air di satu desa digunakan untuk melayani penduduk di beberapa desa lain

b. Air dari kota (seperti dari PDAM) disalurkan ke beberapa desa di sekitar kota 2.2. Pemilihan Teknologi

Proses pemilihan teknologi tergantung pada strategi dasar yang diambil oleh perencana dan kecenderungan umum dalam sektor air bersih dan sanitasi. Ada tiga langkah dalam menentukan pilihan teknologi yang sesuai dengan kondisi lingkungan di perdesaan [4], yaitu:

- Tahap 1: menentukan tujuan - Tahap 2: melakukan analisis - Tahap 3: menentukan output

Pada tahap analisis, aspek yang menjadi bahan pertimbangan merupakan faktor-faktor yang berpengaruh secara langsung terhadap implementasi teknologi penyediaan air bersih dan sanitasi. Beberapa aspek yang harus dipertimbangkan dalam memilih teknologi tepat guna adalah aspek sosial, kesehatan, teknologi, ekonomi, finansial, institusional, dan lingkungan [4]. Aspek yang berpengaruh terhadap pemilihan teknologi penyediaan air bersih dan sanitasi meliputi aspek teknis, lingkungan, institusional, kemasyarakatan dan manajerial, dan aspek finansial [5]. Pemilihan teknologi penyediaan air bersih dinyatakan dengan model konsep yang dibangun oleh

(13)

Teknologi Penyediaan Air Bersih Perdesaan: Studi Kasus di Kabupaten Mojokerto

The Institute Cinara of Universidad del Valle Colombia [6]. Model konsep tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Skema Umum Model Konsep Pemilihan Teknologi (diadaptasi dari pustaka [6])

3. METODOLOGI

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi atas sarana air bersih perdesaan, wawancara dengan pengelola dan pelanggan air bersih (tiap desa diambil 15 pelanggan sebagai responden), dan dokumentasi atas pengelolaan air bersih. Data yang dikumpulkan bersifat kualitatif dan kuantitatif, meliputi data fisik wilayah, data sosial-ekonomi, dan data kondisi pengelolaan sarana air bersih, termasuk data kualitas air yang diperiksa di laboratorium.

Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil analisis akan menggambarkan kondisi sarana air bersih, partisipasi masyarakat, kepuasan pelanggan, kemauan membayar, dan kondisi institusi pengelola.

4. HASIL DAN DISKUSI

4.1. Gambaran Umum Studi Kasus 4.1.1. Desa Mojorejo

Mojorejo merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Jetis Kabupaten Mojokerto. Desa Mojorejo memiliki bentang wilayah datar dengan ketinggian 33 – 60 m dpl. Wilayah Desa Mojorejo terdiri atas 4 dusun dengan 7 RW. Jumlah penduduk sebanyak 3.232 jiwa yang terdiri dari 958 keluarga. Mata pencaharian pokok penduduk Desa Mojorejo adalah petani, PNS, peternak, tentara, dan wiraswasta (usaha perdagangan, kerajinan, dll).

Desa Mojorejo terdiri atas lima dusun, yaitu Dusun Gamping, Kepuhsawo, Pantesrejo, Putat, dan Mojoroto. Kebutuhan air masyarakat Desa Mojorejo berasal dari air tanah. Air tanah digunakan untuk kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan bercocok tanam, terutama pada musim kemarau. Jumlah sarana air bersih di Desa Mojorejo sekitar 554

(14)

A. Masduqi, W. Hadi, N. Endah, dan E.S. Soedjono

sarana (65%) yang terdiri atas sumur gali, sumur pompa tangan, dan pompa listrik. Sisanya tidak memiliki sarana air bersih.

Khusus untuk Dusun Mojoroto yang wilayahnya berupa perbukitan dan bebatuan, untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat menggunakan sumur plendes, yakni modifikasi dari sumur bor menggunakan pompa listrik yang diletakkan pada kedalaman antara 7-10 m. Sumur plendes dipergunakan untuk 3 – 5 keluarga. Pada musim kemarau debit sumur berkurang dan hanya cukup untuk kebutuhan masak dan minum.

4.1.2. Desa Kesemen

Desa Kesemen merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto yang terletak pada koordinat 7,580028oLS dan 112,578445oBT. Desa ini berada pada dataran tinggi dengan elevasi 130 hingga 275 meter dpl. Luas wilayah adalah 243,089 ha yang mencakup 3 dusun, yaitu Dusun Kesemen, Dusun Mojo, dan Dusun Jampang. Jumlah penduduk di Desa Kesemen adalah 1679 jiwa, rata-rata 4 jiwa/keluarga. Mata pencaharian penduduk sebagian besar adalah petani, sisanya sebagai wiraswasta, pegawai, dan karyawan pabrik. Sedangkan penggunaan lahan Desa Kesemen sebanyak 20% adalah wilayah pemukiman, sisanya sebesar 80% adalah wilayah pertanian.

Desa Kesemen telah memiliki sistem penyediaaan air bersih yang telah dikelola sendiri oleh masyarakat yaitu Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM). Sumber air bersih yang digunakan oleh penduduk Desa Kesemen berasal dari mata air Sumber Pandan yang berada di Desa Kesemen. Mata air ini memilki kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang baik sehingga menjadi satu-satunya sumber air yang digunakan oleh penduduk Desa Kesemen untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Air yang keluar dari mata air sangat jernih dan mengalir terus sepanjang tahun. Jumlah pelanggan saat ini adalah 312 pelanggan atau 75% dari penduduk Desa Kesemen yang berada di Dusun Kesemen, Dusun Mojo dan Dusun Jampang.

Secara teknis, sistem pengaliran yang digunakan adalah sistem gravitasi, mulai dari sumber air ke reservoir hingga distribusi ke pelanggan. Perpipaan yang digunakan mempunyai diameter bervariasi, yaitu pipa induk dengan diameter 10 cm, pipa sekunder dengan diameter 5 cm dan pipa tersier dengan diameter 2,5 cm. Penanaman pipa tidak dilakukan semestinya, hanya diletakkan di atas permukaaan tanah sehingga rawan terjadi kerusakan atau kebocoran. Tekanan air pada beberapa konsumen pada jam-jam tertentu (pagi dan sore hari) sangat rendah.

4.1.3. Desa Ngembat

Ngembat merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto. Desa ini terletak pada koordinat 7,657720oLS dan 112,459809oBT. Luas Desa Ngembat 134.713 ha. Desa Ngembat memiliki bentang wilayah datar dengan ketinggian 350-700 m dpl. Wilayah Ngembat terdiri atas dua dusun, yaitu Dusun Ngembat dan Dusun Blentreng mencakup 10 RW dengan jumlah penduduk sebanyak 965 jiwa yang terdiri dari 342 keluarga. Mata pencaharian pokok penduduk Desa Ngembat adalah petani, buruh tani, dan wiraswasta.

Di Desa Ngembat merupakan wilayah yang rawan air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan minum dan masak, masyarakat menggunakan “kucuran”, yakni sebuah tempat pengambilan air yang berasal dari sumber mata air, ada juga beberapa rumah yang sudah memiliki sambungan langsung dari sumber air melalui selang plastik,

(15)

Teknologi Penyediaan Air Bersih Perdesaan: Studi Kasus di Kabupaten Mojokerto

(terdapat 3 buah kucuran untuk melayani masyarakat Dusun Blentreng yang berjumlah 312 jiwa). Pada musim hujan air kucuran tersebut seringkali keruh karena bak penangkap mata airnya sudah rusak sehingga kemasukan tanah dan lumpur, di samping itu sambungan pipa kucuran juga seringkali lepas karena pipa tidak ditanam sehingga waktu hujan turun terkena longsoran tanah. Untuk kebutuhan mandi dan cuci masyarakat menggunakan air sungai yang jaraknya sekitar 500 meter dari pemukiman penduduk. Air sungai tersebut pada puncak musim hujan seringkali keruh karena kelongsoran tanah tetapi pada puncak musim kemarau sungai tersebut kering.

Berdasarkan kondisi di atas, maka Proyek WSLIC membangun sarana air bersih di Desa Ngembat dengan dua sistem, yaitu satu sistem berada di Dusun Blentreng yakni sistem perpipaan dengan sistem gravitasi yang memanfaatkan mata air Sumber Bodong yang berjarak 1,5 km dari Dusun Blentreng. Satu sistem lainnya berada di Dusun Ngembat yakni sistem perpipaan dengan sistem gravitasi dengan mengambil sumber air baku dari Sungai Tempuran yang berjarak 1 km dari Dusun Ngembat. Sarana air bersih yang dibangun oleh WSLIC ini sekarang masih berjalan dengan baik meskipun terlihat kurang terawat. Pengelolaan air bersih ini kurang terorganisir dengan baik karena tidak adanya struktur kepengurusan yang bertanggungjawab terhadap jalannya air bersih ini. Apabila terjadi kerusakan maka masyarakat pelanggan urunan karena tidak iuran bulanan dan bekerjasama untuk memperbaikinya dengan dipimpin oleh kepala desa langsung. Sehingga pengembangan sarana ini masih sulit dilakukan.

4.2. Diskusi dan Pembahasan

Desa Mojorejo, Desa Kesemen, dan Desa Ngembat merupakan desa-desa yang berada di wilayah Kabupaten Mojokerto. Ketiga desa tersebut mendapat pelayanan air bersih dengan sistem yang berbeda. Desa Kesemen dan Desa Ngembat dilayani dengan sistem perpipaan yang menyalurkan air bersih dari mata air dan Desa Mojorejo menggunakan sistem non perpipaan, yaitu sumur pompa tangan, pompa listrik, dan plendes. Teknologi penyediaan air bersih di tiga desa tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1: Teknologi Penyediaan Air Bersih yang Digunakan

Unit Desa Mojorejo Desa Kesemen Desa Ngembat

Sumber air Air tanah Mata air Sumber Pandan Mata air Sumber Bodong

Kuantitas air Cukup Cukup Kurang

Reservoir Tidak ada Ground Bak penampung

Sistem distribusi Non-perpipaan (sumur

pompa tangan, pompa listrik, plendes)

Mata air - tandon - pipa - SR

Mata air - tandon - selang - SR

Pipa Satu sarana utk 2-3 rumah Sebagian tidak tertanam Tidak tertanam

Meter air Tidak ada Ada Tidak ada

Perbedaan teknologi pada tiga desa di atas menghasilkan kualitas air yang berbeda (Tabel 2). Desa kesemen dengan teknologi yang lebih baik menghasilkan kualitas air sejak di sumber air hingga di pelanggan yang memenuhi baku mutu air minum. Kualitas air di Desa Ngembat memenuhi baku mutu ketika di sumber dan terjadi penurunan kualitas pada air yang diterima pelanggan. Hal ini mengindikasikan adanya

(16)

A. Masduqi, W. Hadi, N. Endah, dan E.S. Soedjono

masalah di sistem transmisi dan/atau distribusi. Air di Desa Mojorejo dengan sistem non-perpipaan mempunyai kualitas yang kurang memenuhi baku mutu. Hal ini dimungkinkan karena sumber air berada di lokasi rumah penduduk yang kemungkinan terletak dekat dengan sumber pencemar, seperti limbah rumah tangga.

Tabel 2: Kualitas Air Hasil Pemeriksaan di Laboratorium

Kualitas Air Desa Mojorejo Desa Kesemen Desa Ngembat

Kualitas di sumber air

Tidak memenuhi baku mutu untuk parameter nitrat, DHL tinggi

Memenuhi baku mutu air minum

Memenuhi baku mutu air minum

Kualitas di rumah pelanggan

Sama dengan di sumber Memenuhi baku mutu air

minum

Tidak memenuhi baku mutu untuk parameter nitrat

Meskipun hasil laboratorium menunjukkan bahwa air kurang memenuhi persyaratan air minum, sistem penyediaan air bersih di tiga desa tersebut dianggap cukup andal oleh masyarakat. Persepsi keandalan tersebut dapat dinyatakan dengan kuantitas, kualitas, dan kontinyuitas air yang diterima oleh masyarakat. Persepsi masyarakat terhadap keandalan sistem penyediaan air bersih dapat dilihat pada Tabel 3. Pada persepsi tentang kuantitas air, seluruh responden menyatakan bahwa air yang mereka terima telah mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dari sisi kualitas, semua responden menyatakan bahwa air yang diterima berkualitas baik, yaitu air tidak berasa, tidak berwarna, dan tidak berbau. Kontinyuitas pengaliran juga dianggap baik oleh hampir seluruh responden.

Tabel 3: Keandalan Sistem Penyediaan Air Bersih menurut Persepsi Pelanggan

Parameter Desa Mojorejo Desa Kesemen Desa Ngembat

Kuantitas

• Kecukupan air 100% 100% 100%

• Cakupan pelayanan 65% 75% Tidak terdata

Kualitas Air

• Tidak berasa 100% 100% 100%

• Tidak berwarna (jernih) 100% 100% 100%

• Tidak berbau 100% 100% 100%

Kontinyuitas

• Terlayani 24 jam 100% 93% 100%

• Terlayani sepanjang tahun 100% 100% 100%

Sejalan dengan andalnya sistem penyediaan air bersih, maka perlu dilihat tingkat kepuasan pelanggan atas pelayanan air bersih. Survey kepuasan pelanggan di tiga desa tersebut diperoleh sebagian besar responden menyatakan sangat puas dan cukup puas (Tabel 4). Nampak bahwa keandalan sistem penyediaan air bersih merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kepuasan pelanggan.

Tabel 4: Tingkat Kepuasan Pelanggan terhadap Pelayanan Air Bersih

Tingkat Kepuasan Desa Mojorejo Desa Kesemen Desa Ngembat

Sangat puas 73% 40% 20%

Cukup puas 27% 27% 80%

Kurang puas 0% 20% 0%

(17)

Teknologi Penyediaan Air Bersih Perdesaan: Studi Kasus di Kabupaten Mojokerto

Kepuasan pelanggan tidak semata-mata dipengaruhi oleh keandalan sistem. Faktor lain yang ditinjau adalah partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sistem penyediaan air bersih. Partisipasi masyarakat dapat berupa keikutsertaan masyarakat pada semua tahapan kegiatan, yaitu pengambilan keputusan, perencanaan, pemilihan teknologi, sosialisasi, dan pelaksanaan pembangunan. Partisipasi masyarakat yang tinggi terjadi pada masyarakat di Desa Mojorejo (Tabel 5). Proyek air bersih di desa ini dilaksanakan dengan bantuan WSLIC-Project, yang merupakan proyek yang menitikberatkan pada partisipasi masyarakat. Masyarakat disadarkan akan pentingnya air bersih dan sanitasi. Oleh karena itu sarana air bersih di desa ini dilaksanakan secara individual di tempat tinggal masing-masing warga.

Desa Ngembat juga mendapat bantuan WSLIC-Project. Sistem yang diterapkan adalah sistem ”perpipaan” dengan selang yang menyalurkan air dari bak penampung menuju rumah penduduk. Ditinjau dari sisi teknologi penyediaan air bersih, fasilitas air bersih di desa ini jauh dari memadai. Namun, dengan fasilitas seadanya ini, masyarakat merasa puas. Hal ini karena latar belakang penduduk Desa Ngembat di masa lalu yang sering mengalami kesulitan air bersih. Partisipasi masyarakat cukup besar, kecuali dalam pemilhan teknologi dan perencanaan.

Berbeda dengan dua desa di atas, warga Desa Kesemen mempunyai tingkat partisipasi yang rendah sampai sedang. Desa ini telah lama memiliki fasilitas air bersih melalui proyek yang bersifat top-down. Karena itu masyarakat mempunyai tuntutan yang lebih tinggi dalam mendapatkan pelayanan air bersih. Dari sisi teknologi, kondisi fasilitas air bersih di desa ini lebih baik dari dua desa lainnya, namun tingkat kepuasan masyarakatnya lebih rendah.

Tabel 5: Keterlibatan Masyarakat dalam Pengelolaan Air Bersih

Bentuk Pertisipasi Desa Mojorejo Desa Kesemen Desa Ngembat

Pengambilan keputusan 100% 60% 93% Perencanaan pembangunan 100% 0% 27% Pemilihan teknologi 93% 0% 13% Keterlibatan sosialisasi 93% 47% 80% Pelaksanaan pembangunan 100% 53% 67%

5. KESIMPULAN

Keandalan sistem penyediaan air bersih yang diindikasikan oleh kualitas air dipengaruhi oleh pemilihan teknologi penyediaan air bersih. Teknologi yang tepat menghasilkan kualitas air yang memenuhi persyaratan kualitas air minum. Keandalan sistem berdasarkan analisis teknis berbeda dengan keandalan sistem menurut persepsi pelanggan. Keandalan sistem menurut persepsi pelanggan sejalan dengan tingkat kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan juga dipengaruhi oleh keterlibatan masyarakat dalam setiap tahapan pembangunan fasilitas air bersih.

(18)

A. Masduqi, W. Hadi, N. Endah, dan E.S. Soedjono

DAFTAR PUSTAKA

1. Masduqi, A., N. Endah, E. S. Soedjono, dan W. Hadi (2007) Capaian Pelayanan Air

Bersih Perdesaan Sesuai Millennium Development Goals – Studi Kasus Di Wilayah DAS Brantas, Jurnal Purifikasi, Vol. 8, No. 2, Desember 2007: 115 – 120.

2. Masduqi, A., N. Endah, dan E.S. Soedjono (2008) Sistem Penyediaan Air Bersih

Perdesaan Berbasis Masyarakat: Studi Kasus HIPPAM di DAS Brantas Bagian Hilir, Seminar Nasional Pascasarjana VIII – ITS, 13 Agustus 2008, Surabaya.

3. Bappenas (2003) Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan

Lingkungan Berbasis Masyarakat, Bappenas - Departemen Permukiman dan Prasarana

Wilayah - Departemen Kesehatan - Departemen Dalam Negeri - Departemen Keuangan.

4. Parr, J. dan R. Shaw (1991) Choosing an Appropriate Technology, WEDC

Loughborough University Leicestershire LE11 3TU UK, http://www.lboro.ac.uk/departments/cv/wedc/

5. Brikké, F. dan M. Bredero (2003) Linking Technology Choice with Operation and

Maintenance in the Context of Community Water Supply and Sanitation, A Reference

Document for Planners and Project Staff, World Health Organization and IRC Water and Sanitation Centre, Geneva, Switzerland.

6. Galvis, A. (2003) Technology selection for water treatment and pollution control. Universidad del Valle, Instituto Cinara Cali, Colombia, http://www.irc.nl/page/104

(19)

Gambar

Gambar 2. Skema Umum Model Konsep Pemilihan Teknologi (diadaptasi dari  pustaka [6])

Referensi

Dokumen terkait

Turbin gas dirancang dan dibuat dengan prinsip kerja yang sederhana dimana energi panas yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar diubah sederhana dimana energi panas

Hasil uji normalitas terhadap kelompok kontrol diperoleh harga kai kuadrat sebesar 14.029 pada p=0.511 (p>0.05), sedangkan hasil uji normalitas terhadap kelompok

Dengan mengamati penjelasan guru, siswa dapat menggunakan sifat pertukaran pada penjumlahan untuk menyelesaikan masalah dengan tepat.. Metode : Tanya jawab,

Nilai rataan tertinggi dimiliki oleh perlakuan pengovenan pada suhu 60 o C yaitu 3,50 (netral). Berdasarkan pengukuran secara objektif menggunakan Tekstur Analyzer nilai

Salah satu ukuran yang digunakan agar pertumbuhan ekonomi yang dicapai dapat secara merata diantara wilayah dalam suatu negara atau Propinsi dapat diukur dengan

Klik menu Arsip – Login, untuk masuk ke sistem sebagai pengguna sesuai dengan otorisasi yang diberikan. Pada saat pertama kali sistem digunakan, default nama pengguna : rp2i dan

Cara kerja dari aplikasi sistem pakar ini adalah pertama sekali diharuskan untuk mengisi data yang terdiri atas nama dan umur agar dapat memasuki sistem dan akan dilakukan

belajar terhadap prestasi belajar fisika pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Galing Kabupaten Sambas dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,46,