• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

46

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM

KABUPATEN BATANG

A. Gambaran Umum SMP Negeri 3 Warungasem Kabupaten Batang 1. Letak Geografis

Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Warungasem terletak di Dukuh Bleder, Desa Sariglagah, Kecamatan Warungasem, Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah. Dengan luas tanah 7000 m², sekolah ini memiliki batas-batas sebagai berikut: 1

a. Sebelah barat : perkebunan ketela pohon/sengon b. Sebelah timur : perkebunan ketela pohon/sengon c. Sebelah selatan : perkebunan /sengon

d. Sebelah utara : perkebunan /sengon

2. Sejarah Singkat

Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Warungasem didirikan sebagai upaya memenuhi program pemerintah Wajib Belajar 9 tahun, yakni dengan mendirikan sekolah menengah di lingkungan pedesaan. Awal berdirinya tahun 1997, SMP Negeri 3 Warungasem menggunakan gedung SD Negeri Sariglagah. Setahun kemudian siswa angkatan pertama yang hanya satu kelas mulai menempati gedung baru yang lebih representatif. Pada 5 Januari 1999, SMP Negeri 3 Warungasem mendapatkan status negeri dari pemerintah pusat dengan akte pendirian Nomor 0081/0/1999.

1

(2)

Awalnya SMP Negeri 3 Warungasem diampu oleh Bapak B. Sutrisno, S.Pd., yang merupakan Kepala SMP Negeri 2 Warungasem. Baru pada tahun 1999, ada kepala sekolah definitif yakni Bapak Drs. Agus Chalim.2

Keberadaan SMP Negeri 3 Warungasem benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar, di mana pada tahun-tahun sebelumnya banyak lulusan sekolah dasar yang tidak melanjutkan karena faktor biaya dan jarak sekolah. Denga adanya sekolah menengah di dekat tempat tinggal warga, maka banyak lulusan SD yang bisa meneruskan hingga jenjang SMP.

3. Visi dan Misi Sekolah

Visi SMP Negeri 3 Warungasem adalah “Mantap dalam Prestasi, Teguh dalam Kemandirian”, dengan indikator visi sebagai berikut: 3

a. Mantap dalam pembinaan mental ideologi b. Mantap dalam pembinaan akademik c. Mantap dalam pembinaan nonakademik d. Kuat dalam bersikap

e. Santun dalam berkomunikasi dan berperilaku f. Terampil dalam belajar

g. Sejuk dalam kerindangan

h. Nyaman dalam suasana kebersamaan

i. Cepat dan cakap dalam bertindak melaksanakan tugas j. Setia dalam melaksanakan aturan/ ketentuan.

Adapun Misi SMP Negeri 3 Warungasem adalah sebagai berikut:

2

Sri Mulyatno, S.Pd. Kepala Sekolah, Wawancara, tgl. 2 September 2014

3

(3)

Menyelenggarakan Pembelajaran yang Efektif dan mengembangkan potensi yang optimal”, dengan indicator sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan pembinaan keagamaan b. Menyelenggarakan pembinaan mental ideologi

c. Menyelenggarakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

d. Membantu siswa mengenali potensi dan mengembangkannya secara optimal

e. Memberikan layanan kebutuhan minimal siswa yaitu ruang belajar, alat pembelajaran, sarana penunjang pendidikan yang aman dan nyaman

f. Menyelenggarakan pembinaan olahraga g. Menyelenggarakan pembinaan PMR/ UKS

h. Mengembangkan kreatifitas siswa di bidang seni, kerajinan, dan keterampilan

i. Mengembangkan kebiasaan sikap dan perilaku j. Menciptakan 7 K.

4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi di SMP Negeri 3 Warungasem meliputi jabatan struktural dan jabatan fungsional yang dibawahi oleh seorang kepala sekolah. Jabatan struktural meliputi Kepala Tata Usaha dan bawahannya, sedangkan jabatan fungsional meliputi dewan guru. Dewan guru memegang jabatan tertentu sesuai penunjukan dari kepala sekolah yakni untuk membantu tugas kepala sekolah seperti wakil kepala sekolah, urursan-urusan dan wali kelas. Tugas pokok Tata Usaha adalah mengurusi

(4)

adminstrasi dan keuangan, sedangkan tugas pokok guru adalah mengajar (oleh guru mapel) dan membimbing (oleh guru bimbingan dan konseling) 4

Struktur organisasi SMP Negeri 3 Warungasem digambarkan dalam bentuk bagan di bawah ini:

Struktur Organisasi SMP Negeri 3 Warungasem5

4

Hasil Observasi dan Dokumentasi SMPNegeri 3 Warungasem, tgl. 4 September 2014

5

Dokumentasi SMPNegeri 3 Warungasem, diambil tgl. 4 September 2014

Kepala Sekolah Sri Mulyatno, S.Pd. Komite Sekolah

Temu Widodo, S.Pd.

Kepala Tata Usaha Irma Aini H., S.Pd.

Wakil K S Solikhin, S.Pd.

- Staf Tata Usaha - Penjaga Sekolah - Pesuruh Urs.Kurikulum Tasjirin, S.Pd. Urs.Kesiswaan Aziz Chakim, S.Pd. Urs. Sarpras Pardi, S.Pd. Urs.Humas Drs. M. Hadi Wali Kelas

Dewan Guru / Guru Mata Pelajaran Guru Bimbingan dan Konseling

Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Struktural

(5)

5. Keadaan Guru 6

NO MATA PELAJARAN MAPEL PNS GTT KET

1 Sunifah, S.Ag PAI 1

2 Maria Iris A., S.Pd. PPKn 1

3 Moh. Aksin, S.Pd. PPKn 1

4 Drs. Moh. Hadi B. Indonesia 1

5 Alfon Oscar Ch., S.Pd B. Indonesia 1 6 Chairun Nisa, S.Pd. B. Inggris 1

7 Barokah, S.Pd. B. Inggris 1

8 Omiskiyah, S.Pd. Matematika 1

9 Pardi, S.Pd. Matematika 1

10 Aziz Chakim, S.Pd. IPA Fisika 1 11 Sri Mulyatno, S.Pd. IPA Biologi 1 12 Sugiarti, S.Pd. IPA Biologi 1 13 Dra. Kristiningsih IPS Geografi 1 14 Solikhin, S.Pd. IPS Ekonomi 1

15 Dariyah, S.Pd. B. Jawa 1

16 Feni Binartini, S.Pd. Keterampilan 1 17 Rokhiyati, S.Pd. Penjaskes 1

18 Tasjirin, S.Pd. BP/BK 1

19 Vista Rianda Sakti, S.Pd. Mulok, SBY 1

20 Sobirin, S.Kom TIK 1

JUMLAH 16 4

6

(6)

6. Keadaan Siswa7

NO KELAS PRIA WANITA JUMLAH KET.

1 VII A 14 12 26 2 VII B 14 13 27 3 VII C 14 12 26 4 VIII A 16 13 29 5 VIII B 15 14 29 6 VIII C 16 14 30 7 IX A 16 16 32 8 IX B 13 18 31 9 IX C 14 16 30 JUMLAH 132 128 260

7. Keadaan Sarana dan Prasarana8

a. Data Buku

NO NAMA BUKU JUMLAH KETERANGAN

1 Pelajaran 2.194

2 Penunjang 447

3 Non Bacaan

Jumlah 2641

b. Data Alat Bantu Ajar9

NO NAMA ALAT JUMLAH KETERANGAN

1 Alat-alat praktik 93 2 Alat-alat olahraga 82 3 Alat-alat Kesenian 41 Jumlah 216 7

Dokumentasi SMP Negeri 3 Warungasem, diambil tgl. 4 September 2014

8

Hasil Observasi dan Dokumentasi SMPNegeri 3 Warungasem, tgl. 4 September 2014

9

(7)

c. Data Ruang Sekolah10

NO JENIS RUANG JUMLAH LUAS KONDISI

1 Ruang Kelas 9 567 Baik

2 Ruang Perpustakaan 1 84 Baik

3 Ruang Serba Guna - -

4 Ruang Tata Usaha 1 70 Baik

5 Ruang K S 1 23 Baik

6 Ruang Guru 1 48 Baik

7 Ruang BP/BK 1 21 Baik

8 Ruang UKS/OSIS 1 33 Baik

9 Ruang Lab. IPA 1 120 Baik

10 Ruang Kantin/ Koperasi

1 12 Baik

11 Ruang Ibadah 1 49 Baik

12 Ruang Keterampilan 1 136 Baik

13 Ruang Dinas KS - -

14 Ruang Penjaga 1 36 Baik

15 Mess Guru - -

16 Mess Murid - -

17 KM/WC Guru 3 21 Baik

18 KM/WC Murid 6 48 Rusak

19 Gudang 3 9 Rusak

20 Tempat parker 4 300 baik

10

(8)

B. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem

Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem dilaksanakan dalam lingkup beberapa bidang pengembangan yaitu:

1. Bidang Pengembangan Pribadi 2. Bidang Pengembangan Sosial 3. Bidang Kegiatan Belajar 4. Bidang Pengembangan Karir

5. Bidang Pengembangan Kehidupan Berkeluarga 6. Bidang Pengembangan Kehidupan Beragama

Pelaksanaan masing-masing bidang pengembangan di SMP Negeri 3 Warungasem dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Bidang Pengembangan Pribadi

Bidang pengembangan ini ditujukan untuk pengembangan pribadi dalam memenuhi tugas-tugas perkembangan pribadi siswa. Hal ini seperti dijelaskan guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 3 Warungasem.

“Bimbingan dan Konseling menangani bidang pengembangan pribadi untuk membantu siswa dalam pengembangan diri yang positif, sehat, memahami dan dapat menyesuaikan diri dengan setiap perubahan dalam hidupnya” 11

Materi pengembangan pribadi yang disampaikan misalnya antara lain reproduksi sehat, penerimaan terhadap perubahan fisik dan psikis remaja, pengenalan identitas jenis kelamin dan tanggung jawab sesuai jenis kelamin, fungsi seks dan peranan gender, pengembangan konsep diri, aktualisasi diri, meningkatkan rasa percaya diri dan menghindari rendah diri, menerima kelebihan dan kekurangan diri.

11

Tasjirin, S.Pd. Guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 3 Warungasem, Wawancarad, tgl. 3 September 2014

(9)

2. Bidang Pengembangan Sosial

Bidang pengembangan sosial adalah pembinaan untuk siswa dalam menghadapi kehidupan sosialnya. Sejalan dengan perkembangan pribadi, siswa mudah menghadapi permasalahan dalam kehidupan sosialnya seperti sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, merasa dijauhi teman, menjadi korban gangguan, merasa minder, kesulitan memilih teman, mendapat pengaruh buruk dari teman dan sebagainya.

Bimbingan dan konseling di SMP Negeri 3 Warungasem Kabupaten Batang dalam menangani masalah sosial ini dilaksanakan dalam bentuk layanan informasi, layanan bimbingan kelompok dan layanan konseling individual.

Lebih lanjut dijelaskan oleh guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 3 Warungasem,

“Bidang pengembangan sosial penting bagi siswa karena anak akan hidup di lingkungan sosial, dan mau tidak mau dia harus bisa menyesuaikan diri di lingkungannya. Ketidakmampuan anak dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sosial, akan berakibat buruk pada perkembangan hidup anak” 12

Materi bidang bimbingan pengembangan sosial yaitu cara memilih teman, sikap dalam pergaulan, menghargai pendapat orang lain, upaya penyesuaian diri yang sehat, cara menangkal pengaruh buruk teman, menjadi pembicara dan pendengar yang baik dalam lingkungan sosial.

3. Bidang Kegiatan Belajar

Bidang kegiatan belajar diarahkan untuk membantu siswa siswa mampu memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Materi dalam Kegiatan bimbingan dan konseling dalam bidang ini antara lain cara belajar yang baik, cara membuat jadwal belajar di rumah, pemanfaatan waktu luang,

12

(10)

mengembangkan sikap yang baik dalam belajar, meningkatkan konsentrasi belajar, melengkapi keperluan dan fasilitas belajar.

Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 3 Warungasem,

“Siswa sering mengalami hambatan dalam belajar bukan karena dia bodoh, atau inteligensinya kurang, melainkan karena tidak memahami cara belajar yang baik, karena fasilitas dan lingkungan belajar yang tidak mendukung. Karena itulah perlu bimbingan belajar bukan sekadar agar nilai anak bagus, tapi juga pemahaman mengenai factor-faktor yang mendukung keberhasilan belajar” 13

Pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam bentuk layanan informasi secara klasikal, layanan konseling kelompok, layanan bimbingan kelompok, konseling individual dan layanan home visit (kunjungan rumah). Semua ditujukan untuk membantu siswa dalam mengatasi gangguan belajar, mengatasi gangguan pada komponen belajar seperti menurunnya motivasi belajar, kurangnya minat belajar, kurang bisa konsentrasi dalam belajar san sebagainya.

4. Bidang Pengembangan Karir

Bidang pengembangan karir dimaksudkan untuk membantu siswa dalam pemilihan karir atau bidang kerja di masa depan, atau juga dalam proses penentuan sekolah lanjutan. Kegiatan pengembangan karir dilaksanakan dalam bentuk layanan informasi dan orientasi siswa. Materi yang diberikan antara lain gambaran mengenai seluk beluk sekolah tertentu yang bisa dipilih siswa sesuai dengan minat dan kemampuan akademiknya. Siswa harus bisa menentukan studi lanjut tanpa terpengaruh oleh teman lain atau hanya asal senang saja, harus didasari pertimbangan banyak hlm.

13

(11)

Ditegaskan oleh guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 3 Warungasem,

“Pengembangan karir bagi anak penting agar anak tidak asal bekerja untuk mendapatkan uang, atau asal sekolah seperti teman-teman lain. Tapi pilihan karir, baik sekolah lanjutan atau memasuki dunia kerja, benar-benar memiliki pertimbangan kuat dan memiliki prospek ke depan yang baik. 14

5. Bidang Pengembangan Kehidupan Berkeluarga

Bidang pengembangan kehidupan berkeluarga dimaksudkan untuk memberikan bekal pada siswa mengenai situasi dalam dunia berkeluarga serta tanggungjawab yang ada di dalamnya. Pada diri laki-laki dan perempuan ada tanggungjawab yang besar dalam dunia berkeluarga, karena itu harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.

Ditegaskan juga oleh guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 3 Warungasem,

“Siswa perlu memperoleh pembekalan kehidupan berkeluarga, karena banyak juga siswa tidak melanjutkan dan memilih menikah di usia muda. Mereka perlu memperoleh pemhaman bahwa berkeluarga memiliki tanggung jawab yang besar. Jangan sampai timbul permasalahan di belakang hari, atau terjadi perceraian di usia muda” 15

Siswa SMP Negeri sudah cukup intensif diberikan pembekalan mengenai dunia keluarga karena banyak lulusan sekolah ini yang tidak melanjutkan dan menikah dalam usia muda.

6. Bidang Pengembangan Kehidupan Beragama

Bidang pengembangan kehidupan beragama dimaksudkan agar anak memperoleh bantuan untuk memperdalam agama yang diyakininya. Para siswa SMP Negeri 3 Warungasem semuanya beragama Islam, maka pengembangan kehidupan beragama diarahkan pada pendalaman

14

Ibid

15

(12)

kehidupan beragama Islam. Materi yang disampaikan dalam bimbingan dan konseling antara lain, pengenalan Tuhan, toleransi kehidupan beragama, penanaman nilai-nilai akhlak yang baik, menghormati sesama, berlaku adil dan jujur, tidak sombong dan sebagainya.

Berkenaan dengan hal ini guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 3 Warungasem menjelaskan,

Setiap individu perlu memiliki dasar agama yang kuat untuk mengarungi hidupnya di masa depan. Setiap gerak langkah dan kegiatan seseorang harus didasari oleh nilai-nilai agama, agar hasil yang diperoleh bukan untuk kepentingan dunia saja tapi juga untuk mencari keridoaan Allah dan kebahagiaan di akhirat. 16

Layanan bidang pengembangan kehidupan beragama dilaksanakan dalam bentuk layanan informasi, bekerja sama dengan guru Agama Islam dalam penyelenggaraan peringatan hari-hari besar Islam, shalat dhuhur berjamaah, tadarus Al Qur’an sebelum pelajaran dimulai, berdoa ketika memulai dan mengakhiri pembelajaran, ekstrakurikuler seni baca al Qur’an dan sebagainya.

C. Pembinaan Kedisiplinan Siswa di SMP Negeri 3 Warungasem

Pembinaan kedisiplinan siswa di SMP Negeri 3 Warungasem, dilakukan dalam berbagai tujuan sebagaimana diuraikan di bawah ini.

1. Mengatasi keterlambatan siswa

Pembinaan kedisiplinan ditujukan agar anak tidak datang terlambat ke sekolah. Bagaimana mengatasi jarak rumah yang jauh, tidak bangun kesiangan. Anak dibina untuk tidak selalu berasalan mengenai sebab keterlambatan mereka. Hal ini sebagaimana disampaikan salah seorang siswa,

16

(13)

“Ya hampir setiap hari guru menunggu para siswa di halaman sekolah. Para siswa tentu lama-lama jadi sungkan jika datang terlambat. Apalagi kalau yang terlambat disuruh mengambil rumput dan sampah di sekotar sekolah. Siswa yang terlambat sebelum masuk harus minta ijin tertulis dulu dari guru BK, dan biasanya siswa dibina dulu” 17

2. Membina kerapian dan kelengkapan atribut seragam sekolah

Masalah kerapian dan kelengkapan atribut seragam sekolah juga menjadi kendala dalam penanaman kedisiplinan di SMP Negeri 3 Warungasem. Berbagai alasan yang diajukan anak mengenai ketidaktertib-an mereka dalam berpakaiketidaktertib-an lebih sering karena kedisiplinketidaktertib-an siswa yketidaktertib-ang rendah. Seperti diucapkan siswa,

Setiap siswa yang tidak rapi atau tidak lengkap atributnya akan ditegur oleh guru, khususnya oleh guru BK. Setiap berpapasan dengan guru, siswa yang tidak rapi selalu diingatkan. Guru BK juga mengingatkan soal kerapian dan kebersihan berpakaian saat mengajar di kelas.18

3. Membiasakan mengerjakan PR

Dalam hal menyelesaikan pekerjaan rumah, siswa di SMP Negeri 3 Warungasem tergolong cukup memprihatinkan. Kesungguhan mereka dalam menyelesaikan tugas sangat rendah. Sehingga sering terjadi siswa satu kelas dihukum oleh guru pengajar karena semuanya tidak mengerjakan pekerjaan rumah.

Hal ini sebagaimana dikatakan salah seorang siswa, “Ya, selalu. Guru BK juga mendorong siswa belajar rutin, memiliki jadwal belajar sendiri di rumah” 19

17

Caputra, Ketua OSIS dan siswa SMP Negeri 3 Warungasem, Wawancara, 5 September 2014

18

Ibid.

19

(14)

4. Membina perilaku dan tutur kata sopan pada guru dan staf TU

Siswa pada dasarnya bisa berperilaku dan bertutur kata yang baik dengan guru dan staf tata usaha. Namun jika terlalu akrab dan dekat dengan siswa, biasanya mereka cenderung bersikap seenaknya terhadap guru dan staf tata usaha seperti mengajak bergurau berlebihan atau berbicara dengan bahasa jawa kasar. Hal ini diungkapkan oleh siswa, “Guru BK sering menyinggung soal perilaku dan tutur kata yang

sopan di rumah. Pak guru melarang siswa menggunakan bahasa jawa ngoko pada guru dan karyawan tata usaha” 20

5. Membiasakan mengerjakan tugas guru dengan tuntas

Anak bisa menuntaskan tugas guru bergantung pada arahan dan ketegasan guru. Kadang juga bergantung pada jenis mata pelajarannya, Jika berupa tugas kerajinan tangan seperti membuat anyaman, kliping, pot bunga, biasanya bisa dikerjakan siswa dengan tuntas. Tapi untuk tugas-tugas menyelesaikan soal, apalagi pada mata pelajaran yang sulit, seringkali tidak tuntas. Hal senada disampaikan oleh siswa,

“Kalau tidak tuntas berarti tidak disiplin, itu yang diungkapkan guru BK di kelas. Pokoknya kita tidak boleh mengerjakan sesuatu setengah jadi, atau cuma separuh-separuh” 21

6. Membina siswa selalu membawa kelengkapan belajar ke sekolah

Secara umum siswa sudah membawa kelengkapan belajar, khususnya berupa buku tulis, buku paket, peralatan tulis. Namun masih sering terjadi buku atau peralatan yang dibawa tidak sesuai yang dibutuhkan sehingga anak minta ijin pulang untuk mengambil peralatan yang tertinggal. Seperti dikatakan seorang siswa, “Ya karena kelengkapan

20

Ibid.

21

(15)

belajar itu penting untuk mendukung keberhasilan belajar. Pak guru BK selalu menasehati soal itu” 22

7. Membina anak agar tidak membuat kegaduhan di kelas

Kegaduhan di kelas masih sering terjadi, khususnya jika guru tidak hadir, pergantian jam pelajaran, guru terlambat masuk kelas, atau guru yang tidak bisa mengelola kelas. Kegaduhan sering dilakukan oleh anak laki-laki, khususnya siswa yang memang agak bandel. Menurut salah seorang siswa, “Kalau pak guru BK sendiri yang mengajar di kelas, siswa tidak berani gaduh karena pasti langsung akan ditegur” 23

8. Membina siswa membuang sampah pada tempatnya

Secara umum siswa sudah membuang sampah pada tempatnya, karena di depan tiap kelas sudah disediakan tempat sampah. Namun begitu, masih ada siswa yang membuang sampah lewat jendela, membuang bungkus makanan di atas tutup tempat sampah, atau membuang sampah pembalut di lubang kloset. Seperti dikatakan siswa, “Menurut pak guru BK, kebersihan itu adalah sebagian dari iman. Maka membuang sampah pada tempatnya juga harus diutamakan” 24

9. Membina siswa ikut menjaga kebersihan dan keamanan fasilitas sekolah Siswa masih bisa dilibatkan dalam kebersihan dan keamanan fasilitas sekolah. Namun masih ada segelintir siswa yang berbuat usil dengan mencoret-coret tembok, pintu kamar mandi, meja belajar atau bermain bola di teras atau di dalam kelas. Seperti dikatakan siswa,

22 Ibid. 23 Ibid. 24 Ibid.

(16)

“Ya guru malah mengingatkan kalau fasilitas sekolah rusak atau kotor karena tindakan siswa, siswa sendiri yang rugi karena suasana sekolah menjadi tidak nyaman. Orangtua kita juga rugi karena sebagian besar perawatan bangunan sekolah adalah hasil dari sumbangan orangtua.” 25

10. Membina siswa memiliki jadwal belajar di rumah.

Jadwal belajar di rumah yang dibuat siswa sendiri bisa mendorong siswa belajar rutin di rumah. Namun hal ini sulit dipantau oleh guru meskipun guru sudah mendorong siswa untuk membuat jadwal belajar di rumah. Sebagaimana dikatakan siswa,

“Ya itu yang selalu dianjurkan bahkan diajarkan oleh guru BK. Membuat jadwalnya saja sulit, apalagi harus memenuhinya. Saya sendiri tidak memiliki jadwal belajar di rumah” 26

Kedisiplinan akan tumbuh dan berkembang dengan baik apabila berdasarkan atas kesadaran diri sendiri. Disiplin yang tidak bersumber dari hati nurani manusia akan menghasilkan disiplin yang lemah dan tidak akan dapat bertahan dengan lama. Disiplin yang tumbuh atas dasar kesadaran diri sendiri yang demikian itulah yang diharapkan selalu tertanam dalam diri setiap orang. Disiplin belajar berkaitan erat dengan kepatuhan siswa terhadap peraturan-peraturan tertentu, baik yang ditetapkan oleh diri sendiri maupun pihak lain. Dalam belajar siswa harus memiliki kesadaran sendiri untuk mematuhinya tanpa harus ada paksaan dari orang lain.27

Berdasarkan penjelasan dari Kepala SMP Negeri 3 Warungasem, kedisiplinan siswa di sekolah ini sudah relatif baik, meskipun tentu saja masih perlu dilakukan pembinaan lebih lanjut. Dalam hal kedatangan siswa ke

25 Ibid. 26 Ibid. 27

(17)

sekolah misalnya, Masih ada satu dua anak yang masih terlambat. Tapi secara umum, sudah sedikit sekali anak yang terlambat ke sekolah. 28

Kemudian dalam hal berseragam, Soal kerapian dan atribut memang masih membutuhkan perhatian. Hal ini tampaknya bisa dipahami mengingat siswa SMP Negeri 3 Warungasem berasal dari keluarga sederhana, yang tentu saja kurang memberikan perhatian pada soal berpakaian dan kerapian.

Lingkungan sosial dan keluarga itu juga berpengaruh pada soal sopan santun siswa pada guru dan orang yang lebih tua. Bisa dikata tata krama dan sopan santun anak masih butuh pembinaankhususnya pada siswa laki-laki. Mereka masih suka berperilaku seenaknya. Namun banyak juga yang bisa menjaga perilaku dan tutur katanya.

Kurangnya motivasi siswa untuk menempuh pendidikan secara sungguh-sungguh juga ikut berpengaruh pada motivasi belajar siswa. Saat mendapatkan tugas dari guru, hanya sedikit siswa yang sungguh-sungguh mengerjakan. Sebagian besar lebih suka mencontek teman lain, bahkan tidak sedikit yang tidak mengerjakan dengan tuntas. Mereka umumnya lebih serius bila mendapatkan tugas yang bersifat kreatifitas seperti kerajinan tangan, membuat kliping bisa mereka tuntaskan. Tapi untuk tugas seperti menjawab soal, pekerjaan rumah, masih sering diabaikan.

Kondisi ekonomi keluarga yang umumnya sederhana, menjadikan anak agak kurang dalam melengkapi keperluan belajar mereka. Tapi lebih banyak yang berperilaku tertib, dan memenuhi kelengkapan belajar setelah adanya bantuan dari sekolah semisal beasiswa untuk siswa miskin.

Berkenaan kondisi pembelajaran di kelas, sudah relatif kondusif. Siswa mau belajar dengan sungguh-sungguh. Namun peran dan profil guru di kelas

28

(18)

juga ikut menentukan situasi kelas. Guru yang kurang bisa mengelola kelas dengan baik biasanya cenderung membuat siswa kurang tertarik pada pelajaran yang akhirnya mendorong mereka untuk berlaku tidak tertib.

Mengenai kebersihan lingkungan sekolah, siswa sudah terbiasa untuk turut menjaganya. Hal ini tampak dari kebiasaan siswa membuang sampah pada tempat, memenuhi tugas piket harian dan terlibat dalam kebersihan kelas mingguan. Namun masih ada beberapa anak yang kurang peduli membuang sampah seperti menumpuk sampah di atas tutup tempat sampah atau membuang sampah melalui jendela kelas.

Kedisiplinan siswa semestinya juga tampak pada kebiasaan belajar mereka di rumah. Namun sayang sebagian besar siswa tidak memiliki jadwal belajar di rumah. Siswa umumnya hanya belajar di rumah jika mau ulangan atau ujian. Akibatnya hasil belajar mereka tidak maksimal, karena tidak didukung tata cara yang sistematis. Siswa yang sudah terbiasa belajar yang teratur otaknya akan terlatih setiap hari. Dengan seringnya daya pikir mendapat latihan maka akan menyababkan ketajaman daya pikir, sehingga siswa mudah untuk menerima materi pelajaran. Tetapi sebaliknya siswa yang malas belajar otaknya menjadi kaku karena jarang dilatih sehingga daya pikirnya menjadi lemah.

Kedisiplinan memang akan tumbuh dan dapat dibina melalui latihan, pendidikan atau pananaman kebiasaan dalam keteladanan-keteladanan tertentu yang harus dimulai sejak ada dalam lingkungan kekuarga, mulai pada masa kanak-kanak dan terus berkembang sehingga menjadi bentuk disiplin yang semakin kuat. 29

29

(19)

D. Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Pembinaan Kedisiplinan Siswa di SMP Negeri 3 Warungasem

Guru bimbingan dan konseling atau guru pembimbing merupakan guru yang sangat memiliki peran penting dalam sebuah sekolah. Guru ini merupakan seorang yang ahli serta professional dalam hal pendidikan, karena guru tersebut akan mendidik, mengajar, serta melatih anak didik. Untuk memperoleh gelar ahli dan professional tersebut, guru tersebut haruslah menjalani pendidikan terlebih dahulu dan mendapatkan gelar sarjana baik sarjana strata satu ataupun strata dua.

Lebih lanjut dijelaskan oleh Tasjirin, Guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 3 Warungasem,

Guru Bimbingan dan Konseling harus memiliki kemampuan untuk membantu, dan membimbing para siswanya dalam memahami dirinya sendiri, serta mengenal potensi, bakat, dan minat serta kelemahan yang berguna untuk menentukan karir di masa depan. Selain itu membantu dalam mengatasi segala kesulitan-kesulitan yang menghambat proses belajar mengajarnya. 30

Dalam pembinaan kedisiplinan siswa di SMP Negeri 3 Warungasem, guru Bimbingan dan Konseling melakukan berbagai bentuk layanan seperti layanan informasi dan orientasi yang diberikan kepada siswa secara terjadwal dalam bentuk klasikal 2 jam per minggu per kelas. Layanan informasi dan orientasi memberikan materi sebagai bahan untuk pemahaman siswa.

Dijelaskan oleh Tasjirin,

Guru bimbingan dan konseling memiliki peran penting dalam pembinaan kedisiplinan siswa. Hal ini karena dalam masalah pembinaan kedisiplinan ini, guru bimbingan dan konseling tidak hanya melakukan penghukuman atau pemberian sanksi agar anak berdisiplin, tapi juga mencari penyebab mengapa anak tidak bisa bersikap disiplin di sekolah.31

30

Tasjirin, S.Pd., Guru BK SMPNegeri 3 Warungasem, Wawancara, 3 September 2014

31

(20)

Dalam tugasnya membina kedisiplinan siswa, guru bimbingan dan konseling memberikan berbagai layanan seperti layanan informasi dan orientasi, layanan konseling individu, layanan konseling kelompok dan layanan bimbingan kelompok. Lebih lanjut Tasjirin menjelaskan,

Bagi siswa yang sering tidak masuk tanpa keterangan, guru Bimbingan dan Konseling melakukan layanan home visit (kunjungan rumah) bersama wali kelas. Dari kegiatan itu, seringkali didapati kenyataan bahwa siswa dari rumah berangkat dan pulang sesuai jam sekolah. Dalam kegiatan ini guru bimbingan dan konseling melakukan komunikasi dan bekerjasama untuk mendorong anak agar mau bersekolah kembali dan anak bisa memahami pentingnya bersekolah untuk masa depan mereka. .32

Guru Bimbingan dan Konseling juga melakukan pemanggilan orangtua siswa yang bermasalah. Dalam hal ini guru Bimbingan dan Konseling meminta kesediaan orangtua untuk bekerja sama dalam pembinaan anak, karena pengawasan guru terhadap siswa sangat terbatas waktunya, dan sebagian waktu anak bersama keluarga dan lingkungan sosialnya.

Berdasarkan penjelasan dari guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 3 Warungasem, guru Bimbingan dan Konseling memiliki tugas dan tanggung jawab yang tidak ringan dalam membina kedisiplinan anak. Dalam hal ini secara lebih rinci tugas dan tanggungjawab guru Bimbingan dan Konseling terhadap anak adalah:

1. Bertanggungjawab atas keseluruhan pelaksanaan layanan konseling di sekolah.

2. Mengumpulkan, menyusun, mengolah serta menafsirkan data yang kemudian dapat dipergunakan untuk semua staff bimbingan di sekolah.

32

(21)

3. Memilih dan mempergunakan berbagai instrument tes psikologis untuk memperoleh berbagai informasi mengenai bakat khusus, minat, kepribadian, intelegensi masing-masing siswa dan hambatan-hambatan dalam pengembangan kedisiplinan anak.

4. Melaksanakan bimbingan kelompok maupun bimbingan individual (wawancara konseling).

5. Membantu petugas layanan bimbingan lainnya untuk mengumpulkan, menyusun, mengolah, dan mempergunakan informasi tentang berbagai masalah pendidikan, pekerjaan, permasalahan karir yang dibutuhkan oleh guru bidang studi dalam proses belajar mengajar.

6. Melayani orang tua atau wali dari siswa yang ingin mengadakan konsultasi mengenai anak-anaknya. .33

Selain memberikan berbagai layanan, yang tidak kalah pentingnya adalah keteladanan yang ditunjukkan guru Bimbingan dan Konseling itu sendiri. Hal ini juga diakui sendiri oleh guru Bimbingan dan Konseling SMP Negeri 3 Warungasem. Keteladanan memberikan gambaran secara nyata bagaimana seseorang harus bertindak. Keteladanan berarti kesediaan setiap orang untuk menjadi contoh dan gambaran yang sesungguhnya dari sebuah perilaku. Keteladanan harus dimulai dari diri sendiri.

Dalam pembinaan kedisiplinan, guru bimbingan konseling mempraktikkan strategi-strategi agar siswa dapat membiasakan kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya sebagai siswa. Untuk membiasakan disiplin tersebut, guru bimbingan konseling dapat menggunakan strategi pengelolaan diri. Strategi Pengelolaan Diri adalah suatu proses dimana konseli mengarahkan

33

(22)

perubahan tingkah laku mereka sendiri, dengan menggunakan satu strategi atau kombinasi strategi. .34

Bentuk latihan strategi pengelolaan diri ada tiga antara lain: 1. Pemantauan Diri

Pemantauan diri adalah proses dimana konseli mengobservasi dan mencatat segala sesuatu tentang dirinya dan interaksinya dengan situasi lingkungan. Langkah-langkah dalam pemantauan diri yaitu rasional strategi, memilih respon, memetakan respon, memepertunjukkan data, dan melaksanakannya.

2. Pengendalian Rangsangan

Penggunaan pengendalian rangsangan yaitu dapat digunakan untuk mengurangi perilaku-perilaku yang tidak diinginkan dan dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku yang diinginkan.

3. Penghargaan diri

Proses penghargaan diri digunakan untuk membantu klien mengatur dan menguatkan tingkah laku mereka sesuai konsekuensi yang telah ditetapkan. Sebelum melakukan strategi tersebut, sebaiknya guru bimbingan konseling harus mengetahui siapa saja peserta didiknya, agar terjadi kedekatan psikologi antara guru dan siswa, sehingga memudahkan pendidik dalam membiasakan disiplin tersebut kepada siswanya.

Dalam pelaksanaan kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling, guru Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem mendasarkan pada beberapa hal antara lain:

1. Keterangan pribadi anak, nama orang tua/wali, tanggal masuk 2. Kepandaian: angka rapor, hasil-hasil tes dan tingkat kelas

34

(23)

3. Kesehatan: penyakit-penyakit, cacat badan dan kebiasaan hidup, serta perkembangan berat badan, tinggi badan dan sebagainya

4. Keadaan rumah, pekerjaan ibu, bapak, pendidikan orang tua, agama orang tua, suasana rumah dan sebagainya

5. Riwayat sekolah: kerajinan bersekolah, kemangkiran, hukuman yang diperoleh, hadiah dan pujian

6. Kesanggupan siswa istimewa, hobi

7. Sifat-sifat pribadi (watak), suka bergaul, pendiam, jujur dan sebagainya 8. Cita-cita untuk kemudian hari..35

Setelah guru memberikan keteladanan, membangun kesepakatan nilai unggul, dan melakukan strategi pengelolaan diri serta mengetahui siapa saja siswanya maka guru akan lebih mudah untuk mengajak siswanya untuk membiasakan disiplin dalam setiap aktivitasnya.

Beberapa upaya yang dilakukan guru bimbingan konseling di SMP Negeri 3 Warungasem secara lebih rinci dalam rangka pembinaan kedisiplinan siswa adalah sebagai berikut: 36

1. Memberikan layanan orientasi kepada siswa tentang aturan-aturan yang ada di lingkungan sekolah agar siswa mengetahui apa saja aturan yang harus ditaati dan apa yang tidak boleh diperbuat sebagi seorang siswa sesuai dengan nilai dan norma masyarakat.

2. Memberikan layanan informasi kepada siswa tentang perlunya disiplin dalam setiap aktivitasnya dan apa saja dampak negatif dari dirinya jika siswa tersebut tidak disiplin.

35

Ibid.

36

(24)

3. Memberikan layanan penguasaan konten kepada siswa mengenai cara-cara agar selalu disiplin dalam setiap aktivitasnya.

4. Memberikan layanan konseling kelompok kepada siswa mengenai masalah-masalah dalam membiasakan disiplin dalam beraktivitas sehingga guru pembimbing dapat memberikan cara-cara agar selalu membiasakan disiplin dalam setiap aktivitasnya.

5. Memberikan layanan bimbingan kelompok kepada siswa yang membahas tentang ciri-ciri siswa yang tidak membiasakan disiplin dalam setiap aktivitasnya.

6. Memberikan layanan konseling perorangan kepada siswa yang tidak pernah membiasakan disiplin dalam setiap aktivitasnya.

7. Memberikan layanan mediasi antara siswa dan orangtuanya, agar orangtua juga dapat membantu guru pembimbing untuk membiasakan disiplin dalam setiap aktivitas siswa. Karena orangtua adalah pendidik yang sangat dekat dan lebih mengetahui karakter anaknya.

8. Memberikan instrumentasi non tes berupa angket yang berkaitan tentang disiplin siswa, sehingga konselor mengetahui siapa saja siswanya yang mengalami permasalahan dalam kedisiplinan. 37

37

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar dan kedisiplinan pengumpulan tugas dengan menggunakan aplikasi Google Classroom pada siswa kelas IVB SD

Adapun tujuan dibuatnya laporan akhir adalah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Jurusan Elektro Program Studi Teknik

Ambeien Internal: Internal Ambeien adalah pembengkakan terjadi dalam rektum sehingga tidak bisa dilihat atau diraba2. Pembengkakan jenis ini tidak menimbulkan rasa

Penulis membatasi ruang lingkup penelitian untuk menghindari pembahasan masalah yang meluas dan agar tidak menyimpang dari pokok perumusan masalah serta agar yang

Untuk mendukung keberhasilan pengembangan ekowisata di TNTC khususnya di Kabupaten Teluk Wondama sangat ditentukan oleh berbagai faktor seperti: eksistensi Taman

Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo yang dicatat pada

(4) Penggunaan dana yang diperoleh dari masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dan dikelola oleh Direktur sesuai dengan ketentuan

Dalam kaitannya dengan tarif impor Tiongkok, keyakinan ini membantu Trump memilih tindakan yang paling sejalan dengan kepentingan AS untuk menghadapi pencurian