• Tidak ada hasil yang ditemukan

RUANG LINGKUP PSIKOLOGI AGAMA TAHAP PERKEMBANGAN PRA KELAHIRAN. Oleh: Suripno

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RUANG LINGKUP PSIKOLOGI AGAMA TAHAP PERKEMBANGAN PRA KELAHIRAN. Oleh: Suripno"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

RUANG LINGKUP PSIKOLOGI AGAMA

TAHAP PERKEMBANGAN PRA KELAHIRAN

Oleh: Suripno

Abstrak: .Psikologi agama mempelajari kesadaran agama pada

seseorang yang pengaruhnya terlihat dalam kelakuan dan tindakan agama orang itu dalam hidupnya, psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya (ilmu jiwa) pra kelahiran (pre natal period) mulai pada saat pembuahan (konsepsi) dan berakhir pada saat kelahiran Secara psikologis, permulaan perkembangan dimulai pada waktu anak yang belum dilahirkan tersebut bereaksi terhadap rangsangan dari luar Diantara perkembangan yang teramat penting dalam kehidupan manusia ialah sewaktu dalam kandungan ibu (pre natal). Jangka waktu pre natal ialah tempo selepas persenyawaan sehingga bayi dilahirkan yaitu berlangsung kira-kira 266 hari selepas persenyawaan atau 280 hari dari pertama haid yang terakhir sebelum seseorang hamil. Yang dimaksud persenyawaan disini ialah proses dimana sperma dan ovum bersatu untuk membentuk satu sel yang disebut zigot.

Kata Kunci : Psikologi Agama, Pra Kelahiran A. Pendahuluan

Manusia memiliki bermacam ragam kebutuhan batin maupun lahir, akan tetapi kebutuhan manusia terbatas karena kebutuhan tersebut juga dibutuhkan oleh manusia lainnya. Karena manusia

selalu membutuhkan pegangan hidup yang disebut agama karena manusia merasa bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya yang Maha Kuasa tempat mereka berlindung dan memohon pertolongan. Sehingga keseimbangan manusia dilandasi kepercayaan beragama. Sikap orang dewasa dalam beragama sangat menonjol jika, kebutuhan akan beragama tertanam dalam dirinya. Kestabilan hidup seseorang dalam beragama dan tingkah laku keagamaan seseorang bukanlah kestabilan yang statis. Adanya perubahan itu terjadi karena proses pertimbangan pikiran, pengetahuan yang dimiliki dan mungkin karena kondisi yang ada. Tingkah laku keagamaan orang dewasa memiliki perspektif yang luas didasarkan atas nilai-nilai yang dipilihnya.

Kehidupan tidak terlepas dari peraturan dan hukum baik itu hukum manusia (pemerintah) ataupun hukum Agama (Allah swt).

agama berdasarkan asal kata, yaitu al-din, religi

(relegere,religare) dan Agama. Al-din (semit) berarti undang-undang atau hukum. Kemudian dalam bahasa Arab, kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan. Sedangkan dari kata religi (latin) ata relegere berarti mengumpulkan dan membaca. Kemudian relegere berarti mengikat. Adapun kata agama terdiri dari a= tidak; gam= pergi) mengandung arti tidak pergi, tetap ditempat atau diwarisi turun-temurun. (Harun Nasution,1974:9-10).

Anak adalah sebuah titipan dari Allah swt, dimana kita sebagai seorang hamba harus mampu menerima apa adanya dengan titipan itu, orang tua haruslah menanamkan rasa cinta anaknya kepada Allah dan itu dapat kita lakukan sedini mungkin yaitu sejak dari kandungan. Banyak orang tua yang mengharapkan agar anak yang dilahirkanya kelak menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, nusa dan bangsa, serta menjadi anak yang shaleh dan shalehah, namun tidak sedikit pula orang

(2)

tuanya yang belum mau menanamkan kecintaan anaknya kepada Allah swt sejak awal yaitu sejak dalam kandungan (Pra Natal).

B. Ruang Lingkup Psikologi Agama

Sebagai disiplin ilmu yang otonom, psikologi agama memilki ruang lingkup pembahasannya tersendiri yang dibedakan dari disiplin ilmu yang mempelajari masalah agama yang lainnya. Sebagai contoh, dalam tujuannya psikologi agama dan ilmu perbandingan agama memiliki tujuan yang tidak jauh berbeda, yakni mengembangkan pemahaman terhadap agama dengan mengaplikasikan metode-metode penelitian yang bertipe bukan agama dan bukan teologis. Bedanya adalah, bila ilmu perbandingan agama cenderung memusatkan perhatiannya pada agama-agama primitif dan eksotis tujuannya adalah untuk mengembangkan pemahaman dengan perbandingan suatu agama dengan agama lainnya. Sebaliknya psikologi agama, seperti pernyataan Robert H.Thouless, memusatkan kajiannya pada agama yang hidup dalam budaya suatu kelompok atau masyarakat itu sendiri. Kajiannya terpusat pada pemahaman terhadap prilaku keagamaan tersebut dengan menggunakan pendekatan psikologi (Robert H,Thouless:25). (jalaludin hal:15) Menurut Zakiah Daradjat, ruang lingkup yang menjadi lapangan kajian psikologi agama meliputi kajian mengenai :

1. Bermacam-macam emosi yang menjalar diluar kesadaran yang ikut menyertai kehidupan beragama orang biasa (umum), seperti rasa lega dan tentram sehabis sembahyang, rasa lepas dari ketegangan batin sesudah berdo’a atau membaca ayat-ayat suci, perasaan tenang, pasrah dan menyerah setelah berdzikir dan ingat kepada Allah ketika mengalami kesedihan dan kekecewaan yang bersangkutan.

2. Bagaimana perasaan dan pengalaman seseorang secara individual terhadap tuhannya, misalnya rasa tenteram dan kelegahan batin.

3. Mempelajari, meneliti dan menganalisis pengaruh

kepercayaan akan adanya hidup sesudah mati (akhirat) pada tiap-tiap orang.

4. Meneliti dan mempelajari kesadaran dan perasaan orang terhadap kepercayaan yang berhubungan dengan surga dan neraka serta dosa dan pahala yang turut memberi pengaruh terhadap sikap dan tingkah lakunya dalam kehidupan.

Dijelaskan juga bahwa psikologi agama mempelajari kesadaran agama pada seseorang yang pengaruhnya terlihat dalam kelakuan dan tindakan agama orang itu dalam hidupnya. Sebagai disiplin ilmu yang otonom, psikologi agama memiliki ruang lingkup pembahasannya tersendiri yang dibedakan dari disiplin ilmu yang mempelajari masalah agama lainnya. Pernyataan Robert Thouless, memusatkan kajiannya pada agama, agama yang hidup dalam budaya suatu kelompok atau masyarakat itu sendiri. Kajiannya terpusat pada

pemahaman terhadap perilaku keagamaan dengan

menggunakan psikologi.

Menurut Zakiyah Daradjat (dalam buku Jalaluddin) ruang lingkup yang menjadi lapangan kajian psikologi agama mengenai :

1. Bermacam-macam emosi yang menjalar di luar kesadaran yang ikut serta dalam kehidupan beragama orang biasa (umum). Contoh: perasaan tenang, pasrah dan menyerah. 2. Bagaimana perasaan dan pengalaman seseorang secara

individual terhadap Tuhannya. Contohnya: kelegaan batin.

3. Mempelajari, meneliti dan menganalisis pengaruh

kepercayaan akan adanya hidup sesudah mati/ akhirat pada tiap-tiap orang.

(3)

4. Meneliti dan mempelajari kesadaran dan perasaan orang terhadap kepercayaan yang berhubungan dengan surga dan neraka serta dosa dan pahala yang turut memberi pengaruh terhadap sikap dan tingkah lakunya dalam kehidupan.

5. Meneliti dan mempelajari bagaimana pengaruh

penghayatan seseorang terhadap ayat-ayat suci kelegaan batinnya. Semua itu tercangakup dalam kesadaran beragama (religious consciousness) dan pengalaman agama (religious experience).

C. Pengertian Psikologi Agama

Ilmu adalah pengetahuan tetapi tidaklah tiap setiap pengetahuan itu dapat dinamakan ilmu. Perbandingan antara ilmu dengan pengetahuan adalah seperti antara perbandingan sungai dengan parit. Sungai luas parit sempit, sungai dalam, parit dangkal, isi sungai banyak, isi parit sedikit. Ilmu itu luas dan mendalam sedangkan pengetahuan itu sempit dan dangkal, ilmu bersistem dan bermetode tertentu sedangkan pengetahuan tidak bersistem dan tidak bermetode. Kebenaran ilmu itu universal sedangkan kebenaran pengetahuan terikat pada tempat dan waktu tertentu.(akmal hawi hal 6)

Encyclopedia of Social Sciences merumuskan pengertian

ilmu itu dengan dua cara, yaitu pengertian luas dan pengertian sempit. Ilmu dalam arti luas adalah semua pengetahuan yang

tersusun dan dapat dipercaya kebenarannya. Ilmu dalam arti

sempit adalah hukum-hukum umum yang membentuk

hubungan-hubungan antara berbagai fakta yang beraneka ragam. Lumberg

dalam bukunya Foundation of Sosiology merumuskan pengertian ilmu, yaitu suatu kesatuan proposisi yang telah diuji kebenarannya yang tersusun secara logis menjadi suatu sistem yang self consistent dan cocok dengan hasil observasi empiris. .(akmal hawi hal 6) Berkaitan dengan ruang lingkup dari

psikologi agama, maka ruang kajiannya adalah mencakup kesadaran agama yang berarti bagian atau segi agama yang hadir dalam pikiran, yang merupakan aspek mental dari aktivitas agama, dan pengalaman agama berarti unsur perasaan dalam kesadaran beragama yakni perasaan yang membawa kepada keyakinan yang dihasilkan oleh tindakan (amaliah).

Menurut Zakiyah Daradjat (dalam buku Jalaluddin) ruang lingkup yang menjadi lapangan kajian psikologi agama mengenai: a) Bermacam-macam emosi yang menjalar di luar kesadaran yang ikut serta dalam kehidupan beragama orang biasa (umum). Contoh: perasaan tenang, pasrah dan menyerah., b) Bagaimana perasaan dan pengalaman seseorang secara individual terhadap Tuhannya. Contohnya: kelegaan batin. c) Mempelajari, meneliti dan menganalisis pengaruh kepercayan akan adanya hidup sesudah mati/ akhirat pada tiap-tiap orang. d) Meneliti dan mempelajari kesadaran dan perasaan orang terhadap kepercayaan yang berhubungan dengan surga dan neraka serta dosa dan pahala yang turut memberi pengaruh terhadap sikap dan tingkah lakunya dalam kehidupan. e) Meneliti dan mempelajari bagaimana pengaruh penghayatan seseorang terhadap ayat-ayat suci kelegaan batinnya. Semua itu

tercangakup dalam kesadaran beragama (religious

consciousness) dan pengalaman agama (religious experience). 1. Pengertian Psikologi

Psikologi berasal dari perkataan Yunani psyce yang artinya jiwa, dan logos yang artinya ilmu. Jadi secara etimologi psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya (ilmu jiwa). Secara umum, psikologi diartikan yang mempelajari tingkah laku manusia

(4)

atau ilmu yang mempelajari gejala-gejala jiwa manusia. Psikologi menurut beberapa ahli:

a) Menurut Dr. Singgih Dirgagunarsa bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. b) Menurut Plato dan Aristoteles, psikologi adalah ilmu

pengetahuan yang mempelajari tentang hakekat jiwa serta prosesnya sampai akhir.

c) Menurut Jalaluddin, psikologi adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia yang normal, dewasa dan beradab.

d) Menurut yahya jaya dalam “psikologi agama modern” psikologi adalah ilmu tentang kehidupan jiwa dan kejiwaan manusia, sikap dan tingkah laku, serta hubungan komunikasi dan interaksinya dengan tuhan dan lingkungannya.

Psikologi agama terdiri dari kata psikologi dan agama. Psikologi merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa inggris, yaitu “Psychology”. Istilah ini pada mulanya berasal dari kata dalam bahasa yunani “Psyche”, yang berarti roh, jiwa atau daya hidup, dan “logos" yang berarti ilmu. Jadi, secara harfiah “psychology” berarti ilmu jiwa.

2. Pengertian Agama

Agama sebagai bentuk keyakinan, memang sulit diukur secara tepat dan rinci. Harun Nasution menurut pengertian

agam berdasarkan asal kata, yaitu al-din, religi

(relegere,religare) dan Agama. Al-din (semit) berarti undang-undang atau hukum. Kemudian dalam bahasa Arab, kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan. Sedangkan dari kata religi (latin) ata relegere berarti mengumpulkan dan membaca. Kemudian

relegere berarti mengikat. Adapun kata agama terdiri dari a=

tidak; gam= pergi) mengandungt arti tidak pergi, tetap

ditempat atau diwarisi turun-temurun.(Harun

Nasution,1974:9-10).

Secara definitif, menurut Harun Nasution, agama adalah :

a. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang harus dipatuhi.

b. Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang menguasai manusia.

c. Mengikat diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada pada luar diri manusia dan yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia.

d. Kepercayaan pada sesuatu kekuatan gaib yang

menimbulkan cara hidup tertentu.

e. Suatu sistem tingkah laku (code of conduct) yang berasal dari sesuatu kekuatan gaib.

f. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada suatu kekuatan gaib.

g. Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia. h. Ajaran-ajaran yang diwahyukan tuhan kepada manusia

melalui seorang Rasul (Harun Nasution: 10) (Jalaluddin hal:12)

Agama bukanlah ilmu dalam pengertian kajian ilmiah. Agama merupakan suatu aturan yang menyangkut cara-cara bertingkah laku, berperasaan dan berkeyakinan secara khusus. Setidaknya agama menyangkut ke- Ilahi-an. Maksudnya, agama menyangkut segala sesuatu yang bersifat ketuhanan. Agama berasal dari kata latin “religio”, yang

(5)

Encyclopedia of philosophy adalah kepercayaan kepada

tuhan yang selalu hidup, yakni kepada jiwa dan kehendak ilahi yang mengatur alam semesta dan mempunyai hubungan moral dengan umat manusia.

3. Psikologi Agama

Psikologi agama terdiri dari dua paduan kata, yakni psikologi dan agama. kedua kata ini mempunyai makna yang berbeda. Psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari gejala jiwa manusia yang normal, dewasa dan beradab (Jalaluddin, 1979: 77). Sedangkan agama memiliki sangkut paut dengan kehidupan batin manusia. Menurut Harun Nasution, agama berasal dari kata Al-Din yang berarti undang-undang atau hukum, religi (latin) atau relegere berarti mengumpulkan dan membaca. Kemudian religare berarti mengikat. Dan kata agama terdiri dari (“A” tidak, “gama”pergi) yang berarti tidak pergi, tetap ditempat atau diwarisi turun temurun.

Menurut Prof. Dr. Yahya jaya, MA Psikologi agama adalah ilmu tentang pengaruh agama terhadap kehidupan jiwa dan kejiwaan manusia, sikap dan tingkah laku, serta hubungan komunikasi dan interaksi dengan tuhan dan lingkunagn. Psikologiagama adalah ilmu yang mengkaji tentang proses pertumbuhan dan perkembangan jiwa keberagamaan manusia dalam semua tingkat perkembangan dan segala kemungkinan evolusinya.

Psikologi agama meneliti dan menela’ah kehidupan beragama pada seseorang dan mempelajari berapa besar pengaruh keyakinan agama itu dalam sikap dan tingkah laku, serta keadaan hidup pada umumnya, selain itu juga mempelajari pertumbuhan dan perkembangan jiwa agama pada seseorang, serta faktor-faktor yang mempengaruhi

keyakinan tersebut (Zakiyah Darajat dikutip oleh Jalaluddin, 2004: 15). Psikologi agama terdiri dari kata psikologi dan agama. Psikologi merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa inggris, yaitu “Psychology”. Istilah ini pada mulanya berasal dari kata dalam bahasa yunani “Psyche”, yang berarti roh, jiwa atau daya hidup, dan “logos" yang berarti ilmu. Jadi, secara harfiah “psychology” berarti ilmu jiwa.

Sedangkan agama bukanlah ilmu dalam pengertian kajian ilmiah. Agama merupakan suatu aturan yang menyangkut cara-cara bertingkah laku, berperasaan dan berkeyakinan secara khusus. Setidaknya agama menyangkut ke- ilahi-an. Maksudnya, agama menyangkut segala sesuatu yang bersifat ketuhanan. Agama berasal dari kata latin

“religio”, yang berarti obligation atau kewajiban. Agama

dalam Encyclopedia of philosophy adalah kepercayaan kepada tuhan yang selalu hidup, yakni kepada jiwa dan kehendak ilahi yang mengatur alam semesta dan mempunyai hubungan moral dengan umat manusia.

Jadi, Psikologi agama merupakan ilmu jiwa yang khusus mengkaji sikap dan tingkah laku seseorang yang timbul dari keyakinan yang dianutnya.

D. Tahap Perkembangan Prakelahiran

Perkembanga prakelahiran dibagi menjadi tiga periode, yaitu: germinal, embrionik, dan fetal.

1. Tahap Germinal

Tahap germinal adalah periode perkembangan

prakelahiran yang terjadi pada dua minggu pertama setelah pembuahan. Ini meliputi pembentukan telur yang dibuahi, disebut zigot, pembelahan sel, dan melekatnya zigot pada

(6)

dinding rahim. Tahap germinal merupakan awal kehidupan manusia. Proses ini dimulai ketika sperma melakukan penetrasi terhadap telur dalam proses pembuahan, yang normalnya terjadi akibat hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan. Pada tahap ini zigot dibentuk.

Dalam berbagai ayat Al-Qur’an dinyatakan bahwa manusia pada awal perkembangannya diciptakan dari tetesan (nutfah), misalnya dalam ayat Al-Qur’an berikut ini:



























Artinya: “bukanlah dulu ia adalah tetesan (nutfah) yang

ditumpahkan (kedalam rahim). Kemudian tetesan itu menjadi segumpal darah (alaqah), lalu Allah menciptakannya dan menyempurnakannya.” (QS.

Al-Qiyamah [75]: 37-38).























Artinya: “Dan Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan

laki-laki dan perempuan. Dari tetesan (nutfah) yang dipancarkan” (QS. An-Najm [53]: 45-46).

Tetesan (nutfah) semula diinterprestasi sebagai air mani (sperma atau spermatozoon). Namun interprestasi yang lebih tepat barangkali zigot yang dibuahi dalam rahim.

2. Tahap Embrio

Tahap embrio disebut sebagai tahap kedua,

berlangsung lima setengah minggu. Tahap embrio mulai ketika zigot telah tertanam baik pada dinding rahim. Dalam

tahap ini, sistem dan organ dasar bayi mulai terbentuk dari susunan sel. Meskipun bentuk luar masih jauh berbeda dibandingkan manusia dewasa, beberapa bentuk seperti mata dan tangan, bahkan telinga dan kaki mulai dapat dikenali.

Al-Qur’an juga telah membahas proses perkembangan embriologis tahap demi tahap pada periode ini. Menurut Al-qur’an tetesan (nutfah) kemudian berkembang menjadi

alaqah, seperti berikut ini:

























Artinya “kemudian tetesan (nutfah) itu menjadi alaqah, lalu

Allah menciptakannya dan menyempurnakannya, lalu Allah menjadikan daripadanya sepasang: laki-laki dan perempuan.” (QS. Al-Qiyamah [75]:

38-39).

Alaqah dalam bahasa Arab mengandung pengertian “sesuatu

yang menggantung, struktur yang mirip lintah”.

3. Tahap Fetal

Memasuki tahap ketiga dari kehamilan, embrio disebut fetus. Tahap ini berlangsung sekitar 30 minggu, mulai dari minggu kedelapan kehamilan dan berakhir sampai saat lahir. Dalam tahap ini, wajah, tangan dan kaki fetus mulai terlihat berbeda dan fetus tampak dalam bentuk manusia. Selain itu, otak juga telah terbentuk, dan mulai menjadi lebih kompleks dalam beberapa bulan.

(7)

Dalam surat Al-Mukminun, Al-Qur’an menggambarkan perubahan bentuk dari tahap embrio menuju tahap fetal sebagai berikut:













































Artinya: “… selanjutnya kami jadikan makhluk yang berbentuk

lain dari yang sebelumnya. Maha Suci Allah Pencipta yang paling baik.” (QS. Al-Mukminun

[23]: 14).

Dalam tahap fetal, bentuk manusia telah dapat dikenali, berbeda daripada tahap embrio yang lebih menyerupai segumpal daging. Lebih lanjut perkembangan manusia diterangkan dalam dalam ayat Al-Qur’an sebagaimana berikut ini:























Artinya: “Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke

dalam tubuhnya roh-Nya, dan dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, perasaan, dan pemahaman. (Tetapi) kamusedikit sekali bersyukur.”

(QS. Al-Sajdah [32]: 29).

Urutan diferensiasi sel dalam pembentukan alat indera khusus untuk pendengaran, penglihatan, perasaan dan pemahaman dengan tepat.

Menurut perspektif Islam, suratan takdir juga telah mulai ditentukan pada saat manusia masih dalam proses kehamilan. Didalam Al-Qur’an terdapat empat istilah bagi jiwa,yaitu ruh, fuadun, nafsun,qalbun. Istilah ruh dipakai terhadap jiwa yang tidak bersama jasad. Istilah Fuadun dipakai terhadap jiwa dengan penjelasan fungsi utamanya sebagai pengetahuan. Istilah nafsun dipakai terhadap jiwa sebagai satu kesatuan dan istilah qalbun dipakai terhadap jiwa dari sistem kerjanya yang putar balik, dari luar ke dalam dan kembali keluar. .(akmal hawi hal 69)

Dari pemeriksaan terhadap istilah ruh, nafsun, qalbun dan fuadun didalam Al-Qur’an,maka dapat diperoleh kejelasan :

1. Keempat macam istilah itu mempunyai pengertian inti yang sama,yaitu jiwa.

2. Penentuan nilai diri individu adalah jiwa sehingga jika jiwa itu tidak difungsikan sebagaimana mestinya maka nilai individu itu sama saja dengan hewan.

3. Pada jiwa itu terdapat bagian-bagian yang masing-masing yang mempunyai tugas tertentu :

a. Rasa, bertugas sebagai penghubung dan pengikat; b. Akal, bertugas mengenali, membuat menjadi jelas

terang;

c. Kehendak, bertugas menjadi

pemilih,mengarahkan,penunjang;

d. Ingatan, bertugas menjadi pemegang hasil kerja jiwa. 4. Di jiwa berlangsung proses pengenalan, proses

pengambilan keputusan, dan proses pelaksanaan

(8)

5. Jalan berlangsungnya proses itu adalah rangsangan dari objek-alat-indera-urat syaraf-rasa-akal-kehendak-rasa-urat syaraf-zahir kepermukaan atau tampak dari luar. Dari luar menuju kedalam dan kembali keluar.

Peranan jiwa terhadap jasad adalah seperti peranan sopir terhadap mobil, sehingga jika benar jalan kerja yang ditempuh jiwa akan sampaikepada kebenaran yang digariskan oleh allah dan karenanya menjadi menuruti kebenaran dari Allah. .(akmal hawi hal 85)

4. Fase Prenatal

Pengertian pranatal dalam istilah kamus besar bahasa Indonesia mempunyai arti “pra-lahir” atau “sebelum lahir”. Istilah tersebut digunakan sebagai sebutan bagi anak yang masih berada dalam kandungan. Kehidupan baru mulai dengan bersatunya sel seka pria dan sel seks wanita. Kedua sel seks ini dikembangkan dalam alat-alat reproduksi, yaitu

gonad. Sel-sel seks pria, spermatozoa diproduksi dalam

gonad pria, sedangkan sel-sel seks wanita yaitu ovum, diproduksi dalam gonad wanita, yaitu indung telur ovarium. Jadi dengan kata lain pranatal (sebelum lahir) dimulai dari masa konsepsi sampai proses kelahiran, yaitu sekitar 9 bulan atau 280 hari.

Menurut perspektif Islam, kehidupan manusia telah dimulai pada saat sebelum lahir. Manusia memiliki ruh yang telah hidup sebelum saat kelahirannya di dunia. Pada satu hari, yang disebut hari mitsaq, seluruh ruh manusia berkumpul untuk mengucapkan kesaksian mengakui keesaan dan ketuhanan Allah.

Ibn Mas’ud berkata bahwa Rasulullah Saw, pernah bersabda, “Sesungguhnya seseorang dari kalian dikumpulkan

kejadiannya dalam perut ibunya selama 40 hari (asal

sperma), kemudian menjadi segumpal darah bekuitu pun selama 40 hari, selanjutnya mejadi segenggam daging juga 40 hari. Selanjutnya Allah Swt., mengutus seorang malaikat, maka ia pun meniupkan ruh ke dalam tubuhnya. Malaikat ini diperintah mencatat (menetapkan) empat hal, yaitu mengenai rezekinya, amalnya, celakanya dan bahagianya,” (HR

Bukhari dan Muslim).

Penjelasan Rasulullah Saw., tentang proses kejadian anak di dalam perut dikuatkan pula oleh Al-Qur’an, “Dan

sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging, kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (QS Al-Mukminun [23]: 12-14).

Periode ini adalah saat di mana sifat bawaan dan jenis kelamin individu ditentukan; di mana kondisi-kondisi dalam tubuh ibu dapat mendorong atau mengganggu pola perkembangan prenatal, di mana pertumbuhan dan perkembangan secara proporsional lebih besar daripada dalam periode-periode lain; ketika terdapat banyak bahaya fisik maupun psikologis; dan saat orang-orang yang berarti membentuk sikap individu yang baru tercipta.

Para ulama menganjurkan kepada ibu-ibu yang sedang hamil dan suaminya untuk selalu mendekatkan diri pada Allah Swt. dengan memperbanyak membaca Al-Qur’an, membaca kalimat-kalimat thayyibah (yang baik), melakukan shalat malam dan memohon kepada Allah Swt., agar anak

(9)

yang akan dilahirkan nanti menjadi anak yang saleh, sehat jasmani maupun rohaninya.

E. Tahap Perkembangan Pra Kelahiran

Periode pra kelahiran (pre natal period) mulai pada saat pembuahan (konsepsi) dan berakhir pada saat kelahiran (kira-kira 38 minggu). Selama perkembangan pra kelahiran, manusia

mengalami perkembangan yang sangat cepat dalam

kehidupannya. Saat ini ilmuwan membagi perkembangan pra kelahiran (tahap perkembangan embrio) dibagi tiga periode utama : 1) tahap germinal (dari pembuahan sampai dua minggu), 2) tahap embrio (dua sampai delapan minggu), dan 3) tahap fetus (dua sampai sembilan bulan).

Dalam salah satu ayat Al-Qur'an digambarkan bahwa

Allah menempatkan bayi yang lemah pada awal

perkembangannya di suatu tempat yang aman dan kokoh.













.

Artinya: “Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).” (Q.S.

Al-Mukminun 23 : 13)

Bayi dalam perut ibu dapat dikatakan berada di tempat yang aman dan kokoh, yang memungkinkan untuk tumbuh dalam keadaan relatif aman dari serangan dunia luar, dengan asupan makanan yang terpenuhi dari ibunya. Yang dimaksud tempat yang aman dan kokoh tadi adalah rahim (uterus). Rahim merupakan ruang kosong yang berotot dan kuat dengan berat sekitar 50 gram. Struktur ini belum cukup untuk seorang bayi

yang sedang berkembang. Dengan demikian, struktur rahim akan mengalami perubahan selama kehamilan. Ukuran rahim akan berkembang berangsur-angsur meningkat sampai 1.100 gram pada akhir kehamilan.

Dalam Q.S. Al-Mukminun digambarkan keseluruhan tahap perkembangan pra kelahiran sebagai berikut :











































































Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia

dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (Q.S.

(10)

F. Perkembangan Psikis Pra-Lahir

Secara psikologis, permulaan perkembangan dimulai pada waktu anak yang belum dilahirkan tersebut bereaksi terhadap rangsangan dari luar (Monks et.all., 1999: 46). Hal ini dapat ditunjukkan bahwa janin yang ada dalam kandungan pada sekitar bulan ketiga atau keempat setelah ditiupkan ruh_telah dapat mengadakan reaksi, mengadakan tingkah laku spontan atau tingkah laku berulang seperti menghisap ibu jari, getaran atau tendangan-tendangan yang kuat.

Perkembangan kehidupan psikis janin tersebut dapat juga dibuktikan dengan adanya hubungan yang sedemikian erat antara kegembiraan maupun penderitaan batin ibu dengan bayi yang dikandungnya.

Menurut perspektif Islam, kehidupan manusia telah dimulai pada saat sebelum lahir. Jasmani manusia, yang menjadi wadah bagi ruh selama ia mengalami kehidupan duniawi, juga diciptakan Allah sesuai dengan ketentuannya. Al-Qur'an dan hadits banyak membahas tentang hal itu. Al-Qur'an bahkan merupakan satu-satunya kitab suci yang membahas tentang awal proses perkembangan pra kelahiran manusia di dalam perut ibu secara cukup rinci. Kemudian setelah peralatan kedokteran berkembang pesat, gambaran pra kelahiran ini terbukti secara empirik.

Diantara perkembangan yang teramat penting dalam kehidupan manusia ialah sewaktu dalam kandungan ibu (pre

natal). Jangka waktu pre natal ialah tempo selepas

persenyawaan sehingga bayi dilahirkan yaitu berlangsung kira-kira 266 hari selepas persenyawaan atau 280 hari dari pertama haid yang terakhir sebelum seseorang hamil. Yang dimaksud persenyawaan disini ialah proses dimana sperma dan ovum bersatu untuk membentuk satu sel yang disebut zigot.

G. Kesimpulan

Psikologi Agama mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya (ilmu jiwa) dan agama merupakan suatu aturan yang menyangkut cara-cara bertingkah laku, berperasaan dan berkeyakinan secara khususd dan dalam Perkembanga prakelahiran dibagi menjadi tiga periode, yaitu: germinal,

embrionik, dan fetal.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu – Umar. M. Edisi Revisi 2009. Psikologi

Umum.Surabaya: PT Bina Ilmu

Dadang Hawari, Al-Qur’an; Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan

Jiwa, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa: 1998.

Marliany, Rosleny. 2010. Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia

Nazarudin Rahman, 2009, Manajemen Pembelajaran ; Implementasi

Konsep, Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, Cet I, Yogyakarta, Pustaka Felicha.

Sarlito W. Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang: 2003.

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran pada setiap JST ini dilakukan dengan menggunakan teknik gradient descent serta metode Nonlinier Recursive Least Square (NRLS). Pengujian dilakukan pada tiga kasus yakni

Semakin besar dosis vitamin E dalam pengencer SKT dengan dosis terbesar 0,5 g/100ml maka kualitas semen cair yang disimpan selama 18 jam semakin baik dengan nilai motilitas

tim dengan tingkat kepuasan pasien di ruang interna dan bedah Rumah Sakit.. Benyamin

Teknik tes adalah satu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau merangkai tugas yang harus dikerjakan oleh anak didik atau sekelompok anak sehingga menghasilkan

Sebagai guru kimia yang dalam jiwanya telah terinternalisasi nilai-nilai afektif yang baik yang berupa sikap ilmiah, seperti jujur, objektif, tidak mudah percaya

Suatu cara yang sering dilakukan dalam pemisahan senyawa organik dari campurannya adalah ekstraksi cair-cair, yaitu pemisahan suatu zat berdasarkan

Therefore, we can conclude that reallotmet activities through comparing areas, reshaping into a rectangle could support students understanding of the concept of

Sebagai contoh, kajian yang dijalankan oleh Zamri dan Mohamed (2003a) di kalangan pelajar cemerlang (perempuan) dengan pelajar lemah (perempuan) mendapati bahawa pelajar