• Tidak ada hasil yang ditemukan

RUMAH SAKIT JANTUNG DI MANADO HEALING ENVIRONMENT Pathric Julio Languju 1 Johannes Van Rate 2 Claudia S. Punuh 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RUMAH SAKIT JANTUNG DI MANADO HEALING ENVIRONMENT Pathric Julio Languju 1 Johannes Van Rate 2 Claudia S. Punuh 3"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

RUMAH SAKI T JANTUNG DI MANADO

HEAL ING ENVIRONMENT

Pathric Julio Languju1 Johannes Van Rate2

Claudia S. Punuh3

ABSTRAK

Menurut Departemen Kesehatan RI, penyakit jantung masih menempati posisi paling atas dari keseluruhan penyakit yang m engakibatkan kematian. Pada akhir abad 20, penyakit jantung m enjadi penyebab utam a kem atian di negara maju dan negara berkembang. Dengan keadaan yang seperti itu, maka perlu disediakan sarana rumah sakit sebagai balai pengobatan khusus penyakit jantung yang cukup kom patibel untuk m elayani pasien dengan penyakit jantung dengan fasilitas yang m emadai.

Untuk mencapai tujuan di atas, proses perancangan Rumah Sakit ini dilaksanakan dengan suatu konteks tem atik Healing Environment dimana dalam perancangan ini, proses penyembuhan pasien bukan hanya didapatkan m elalui pihak medis tetapi juga didapatkan dari bangunan yang digunakan oleh pasien sebagai objek rancangan.

Kata Kunci : Rumah Sakit Jantung, Healing Environm ent

I.PENDAHULUAN

Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan Rpublik Indonesia, penyakit jantung masih menduduki peringkat paling atas dari keseluruhan penyakit yang menyebabkan kematian. Penyakit ini diseba bkan oleh dua faktor utama yakni sebagai penyakit bawaan / turunan dan akibat pola hidup yang tidak sehat yang bersifat pathogenic (menghasilkan penyakit atau gejala sakit) terhadap organ tubuh yang berhubungan dengan jantung.

Penyakit ini tidak memandang usia, golongan, suku/ras, jabatan atau tingkat sosial seseorang. Se bagian besar kematian orang karena penyakit jantung ialah tidak terdeteksinya gejala awal penyakit jantung yang ada pada diri mereka disebabkan kelalaian dan juga kurangnya rumah sakit yang menangani khusus penyakit jantung serta minimnya fasilitas penyakit jantung yang ada di rumah sakit umum.

Indonesia sendiri hanya memiliki satu rumah sakit khusus yang menangani penyakit jantung dengan daya tampung yang terbatas jika dibandingkan dengan jumlah penderita yang ada di negara ini. Pusat Jantung Nasional Harapan Kita adalah satu-satunya Rumah Sakit di Indonesia yang memiliki standart internasional.

Data Dinas Kesehatan Nasional dan Dinas Kesehatan Provinsi Sula wesi Utara menunjukan bahwa, penyakit membunuh nomor satu di provinsi Sulut ialah penyakit jantung. Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Sulut, menyebutkan bahwa angka kematian akibat penyakit jantung dibe berapa Rumah Sakit pada tahun 2007 adalah sebanyak 478 Jiwa.

Kota Manado sebagai ibu kota dari provinsi ini seharusnya memiliki fasilitas yang lengkap termasuk fasilitas kesehatan jantung. Di salah satu Rumah Sakit terbesar di Manado yakni Rumah Sakit Prof. DR. R Kandou telah dibuka pelayanan penyakit jantung tetapi dengan sarana dan prasarana terbatas, sedangkan untuk mendapatkan pelayanan medis yang optimal harus dirujuk ke RS Jantung Harapan Kita Jakarta.

________________________________

1Mahasiswa Program Studi S1 Arsitektur Universitas Sam Ratulangi

2Staf Pengajar Arsitektur Universitas Sam Ratulangi 3 Staf Pengajar Arsitektur Universitas Sam Ratulangi

(2)

2 II.METO DE P ERANC ANGAN

Dalam perancangan ini, digunakan pendekatan melalui beberapa aspek berikut: • Pendekatan melalui kajian tipologi objek

• Pendekatan melalui kajian tapak dan lingkungannya

Pendekatan ini, perlu dilakukan analisis pemilihan site serta analisis site yang terpilih. • Pendekatan tematik

Penerapan Healing Environm ent pada objek rancangan sangatlah membantu dalam proses aktifitas penyembuhan yang akan dilakukan. Objek rancangan membutuhkan lingkungan yang dapat membantu proses penyembuhan pasien agar jangka waktu perawatan semakin sedikit serta proses penyembuhan pasien lebih optimal. Tema Healing Environment sangat cocok dengan kebutuhan objek rancangan dalam hal ini Rumah Sakit Jantung.

Itulah alasan penulis memilih tema tersebut agar dapat membantu pihak medis dalam proses penyembuhan pasien dengan demikian permasalahan yang ada pada BAB I dapat terjawab. Penulis juga akan mempertimbangkan penerapan tema pada proses perancangan objek.

III.KAJIAN P ERANC ANGAN 1.Deskripsi Objek

Rumah Sakit Jantun ialah: Sarana kesehatan yang didalamnya terjadi aktifitas pendeteksian, pengobatan, perawatan, penyembuhan/pemulihan, serta terapi medis yang diberikan kepada penderita penyakit jantung.

2. Ke dalaman Pemaknaan Objek Rancangan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/MENKES/III/2010 tentang klasifikasi Rumah Sakit, menyebutkan bahwa : Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

m enyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang m enyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

3.Prospek & Fisibilitas Prospe k

a.Prospek Makro

• Indonesia belum memiliki Rumah Sakit Jantung yang menerapkan Healing Environment pada bangunan

• Di Indonesia bagian T imur kota Manado menjadi salah satu center, salah satunya adalah Rumah Sakit. RSUP Prof. R. D kandou manado merupakan pusat rujukan regional Indonesia T imur (bagian bawah), sedangkan kota Makasar menjawab kebutuhan di Indonesia T imur (bagian bawah)

• Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta masih menjadi yang nomor satu dan terlengkap di Indonesia yang sebagian besar hanya menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia bgian Barat. Untuk itu, perancangan ini bertujuan merubah persepsi publik khususnya penderita Jantung dalam mendapatkan pelayanan maksimal, sehingga objek rancangan ini dapat menjadi tujuan/pilihan baru bagi pasien.

b.Prospek Mikro

• Dengan penerapan Healing Environment pada bangunan Rumah Sakit Jantung, diharapkan pasien dan pengguna objek rancangan akan mendapatkan kesembuhan dan kenyamanan yang tidak didapatkan pada Rumah Sakit lain.

• Dengan adanya Rumah Sakit ini, diharapkan dapat menekan seminimal mungkin resiko penyakit jantung bagi masyarakat Sula wesi Utara, serta mengurangi angka kematian akibat penyakit jantung.

• Masyarakat Sulawe si utara dapat secara cepat dan dekat menerima pelayanan serta informasi bahkan pendidikan dibidang jantung.

• Mengakomodir tenaga medis bahkan membangkitkan semangat bagi para dokter didaerah ini untuk mendalami serta menekuni bidang jantung agar kualitas dokter di Sula wesi Utara semakin berkualitas.

(3)

Fisibilitas

• Penerapan tema Healing Environment akan menjadikan Rumah Sakit Jantung yang memiliki dampak positif bagi pengguna bangunan dalam proses penyembuhan.

• Program Pemerintah yang ingin mejadikan Sulawe si Utara sebagai gerbang atau pintu masuk Indonesia T imur sangat cocok dalam hal ini bidang kesehatan. Selain itu Kota Manado ampai saat ini masih menjadi pusat dalam segala aspek di Indonesia T imur.

4.Lokasi & Tapak

Lokasi berada di kec.Mapanget – Manado Sulawesi Utara, site dipilih karena sesuai dengan kebutuhan perancangan baik dari segi tema, aksesibilitas, RT RW kota Manado serta pertimbangan yang lain.

Pencapaian yang mudah dan cepat karena bisa dicaapai dengan menggunakan kendaraan pribadi dan juga angkutan umum. Selain itu sebelah utara site merupakan jalan ring road dua yang sementara dibuat yang nantinya akan lebih memudahkan aksesibilitas.

5.Kajian Te ma

Asosiasi Logis Tema Dan Kasus

Dalam buku Health and Human Behaviour, faktor medis bukanlah faktor utama dalam proses penyembuhan manusia. T erungkap bahwa justru faktor lingkunganlah yang berperan besar dalam proses penyembuhan manusia, yaitu sebesar 40%, sedangkan faktor medis hanya 10%, faktor genetis20% dan faktor lain 30%. Faktor lingkungan terdiri dari faktor lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan. Lingkungan buatan (man-made environment) dalam ilmu arsitektur meliputi ruangan, bangunan, lingkungan sekitar hingga kota. T erkait dengan peran besarnya dalam proses penyembuhan, maka sudah seharusnya faktor lingkungan mendapat porsi besar dalam desain suatu fasiltas pelayanan kesehatan. Salah satu konsep desain yang menempatkan faktor lingkungan dalam porsi besar ialah Healing Environm ent.

Konsep Healing Environm ent ini berkembang dari sebuah riset yang dilakukan oleh Robert Ulrich, direktur pada Center of Health System s and Design, texas A&M University,Amerika Serikat. T ema utama riset tersebut adalah mengenai efek user-centered design atau desain yang menekankan pada kebutuhan pengguna, yang dimaksud dengan pengguna adalah pasien pada fasilitas pelayanan kesehatan. Riset tersebut membuktikan bahwa lingkungan tempat sebuah fasiliats pelayanan kesehatan berada, berpengaruh pada kualitas proses penyembuhan yang berlangsung didalamnya.

(4)

4

Healing Environm ent adalah lingkungan fisik fasilitas kesehatan yang dapat mempercepat

waktu pemulihan kesehatan pasien atau mempercepat proses adaptasi pasien dari kondisi kronis serta akut dengan melibatkan efek psikologis pasien di dalamnya. Penerapan konsep healing environment pada lingkungan perawatan akan tampak pada kondisi akhir kesehatan pasien, yaitu pengurangan waktu rawat, pengurangan biaya pengobatan, pengurangan rasa sakit, pengurangan stres atau perasaan tertekan, memberikan suasana hati yang positif, membangkitkan semangat serta meningkatkan pengharapan pasien akan lingkungan.

Menurut Murphy (2008), ada tiga pendekatan yang digunakan dalam mendesain Healing

Environm ent, yaitu alam, indra dan psikologis.

1.

Alam (Nature)

Alam merupakan alat yang mudah diakses dan melibatkan pancaindra. Alam memiliki efek restoratif seperti menurunkan tekanan darah, memberikan konstribusi bagi keadaan emosi yang positif, menurunkan kadar hormon stres dan meningkatkan energi. Unsur alam yang ditempatkan ke dalam pengobatan pasien dapat membantu menghilangkan stres yang diderita pasien.

2.

Indra (Senses)

Indra meliputi pendengaran, penglihatan, peraba, penciuman dan perasa. Masingmasing indra dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Indra pendengaran

Suara yang menyenangkan dapat mengurangi tekanan darah dan detak jantung sehingga menciptakan sensasi kenikmatan yang mempengaruhi sistem saraf. Suara yang dapat menenangkan pikiran, antara lain: Suara musik, digunakan untuk− mengobati depresi, menenangkan dan bersantai bagi anak-anak autis dan pasien kejiwaan. Suara hujan, angin, laut, air yang− bergerak dan burun g dapat membuat suasana tenang dan menciptakan rasa kesejahteraan. Suara air mancur dapat memberikan− energi spiritual dan membangkitkan perasaan yang dekat dengan suasana pegunungan dan air terjun.

b) Indra penglihatan

Sesuatu yang dapat membuat mata menjadi santai/relax seperti pemandangan, cahaya alami, karya seni dan penggunaan warna tertentu.

c) Indra peraba

Sentuhan merupakan mekanisme dasar dalam menjelajahi dunia selama masa kanak-kanak karena sentuhan menegaskan apa yang mereka lihat, cium, rasa dan dengar.

d) Indra penciuman

Bau yang menyenangkan dapat menurunkan tekanan darah dan detak jantung, sedangkan bau yang tidak menyenangkan dapat meningkatkan detak jantung dan pernapasan.

e) Indra perasa

Indra perasa menjadi terganggu pada saat pasien mengalami sakit ataupun menerima pengobatan. Hal ini biasanya ditunjukkan dengan berubahnya rasa makanan maupun minuman saat dikonsumsi. Karena itu, kualitas makanan dan minuman yang ditawarkan harus diperhatikan.

3.

Psikologis

Faktor psikologis dapat membantu pemulihan kesehatan penderita yang sedang dalam masa perawatan di rumah sakit. Faktor tersebut dapat dibentuk melalui suasana ruang pada fisik bangunan rumah sakit yang bersangkutan. Kehadiran sebuah suasana tertentu diharapkan dapat mereduksi faktor stress atau tekanan mental yang dialami oleh penderita yang sedang menjalani proses pemulihan kesehatan. Suasana tertentu dalam lingkungan fisik rumah sakit dapat menambah faktor stress penderita, sehingga dapat menghambat atau menggagalkan proses pemulihan kesehatannya.

Pada lingkungan rumah sakit sangat memungkinkan terjadi suatu kondisi di mana antara space dan suasana lingkungan yang tersedia dengan jenis kebutuhan dan aktivitas yang berlangsung tidak seimbang. Hal ini disebabkan rumah sakit dirancang dengan standar-standar yang berlaku internasional dan cenderung hanya memperhatikan segi fungsi fisik

(5)

saja. Kondisi lingkungan yang demikian dapat memberikan suatu stress kepada pengguna untuk melakukan proses adaptasi secara dinamis.

IV.KO NSEP-KO NSEP & HASIL PERANC ANGAN 1.Konse p Aplikasi Te matik

Penerapan Healing Environm ent pada interior bangunan juga sangat dibutuhkan guna membantu proses penyembuhan pasien dalam pelayanan kesehatan. Berikut ini ada beberapa poin penerapan Healing Environment dalam perancangan:

Pencahayaan

Sumber cahaya ada dua yaitu alami (sinar matahari) dan buatan (lampu). Pencahayaan alami dapat diperoleh melalui bukaaan pada dinding (jendela) maupun pada langit-langit (skylight). Manfaat pencahayaan almai khususnya pada kondisi psikis seseorang adalah mengurangi kecemasan psikis (psychological fatigue) serta mendorong emosipositif seseorang.

W arna

Seluruh tubuh kita secara psikologis sangat peka terhadap warna. T iap warna memiliki efek yang berbeda-beda dalam desain sebuah Healing Environm ent. Biasanya warna yangdigunakan dalam kondisi ini (kesehatan) adalah warna yang lembut (soft) atau yang mendekati unsur alam.

Unsur Alam dalam bangunan

Memasukan unsur alam dalam bangunan atau taman buatan, maka suasana alam akan menyatu dalam bangunan sehingga ruangan dapat menjadi sehat, suhu ruangan bisa dingin tanpa penghawaann buatan dan lain-lain .

(6)

6 2. Konse p Pe rancangan Tapak Dan Ruang Luar Konse p Zoning

Konsep zonasi didasarkan pada hasil analisa yang telah dilakukan sebelumnya, analisa ini juga disesuaikan dengan sejumlah data yang ada di lapangan, yaitu analisa tapak dan analisa aksesibilitas.Berdasarkan hasil analisa terhadap zonasi terdapat 4 zona yaitu publik, privat, semi-privat dan servis.

Keempat zona tersebut terdiri dari beberapa fasilitas utama seperti : - Zona publik terdiri dari area parkir, taman, farmasi dan market. - Zona privat terdiri dari ruang operasi, nurse station dan ruang dokter - Zona semi-privat terdiri dari kamar inap dan fasilitas penunjang -Zona Serice terdiri dari dapur, laundry dan loket pasien.

(7)

3. Akse sibilitasi dan sirkulasi pada tapak

Sirkulasi Kendaraan

Sirkulasi kendaraan dibagi dalam 3 yaitu: 1. Pengunjung

Masuk melalui entrance bagi kendaraan bermotor, langsung masuk ke dalam parkiran, mobil berada pada bagian belakang parkiran sedangkan motor berada pada bagian depan parkiran. 2.Dokter & Nurse

Masuk melalui entrance kemudian langsung belok kearah utara kemudian langsung masuk ke RS rg. Dokter

3.Ambulance

Ambulance memiliki jalur sendiri dengan maksud agar akses lancar tanpa hambatan ketika ada paasien yang gawat darurt. Masuk entrance langsung belok kiri kemudian ke RG.UGD 4.Staff & Pegawai

Sirkulasi masuk staff dan pegawai sama dengan dokter serta nurse, karena memiliki tempat parkir yang sama.

Sirkulasi Pejalan Kaki

Masuk melalui entrance bagi pejalan kaki, langsung diarahkan menuju pintu masuk RS, Hotel RS dan Pusat Penelitian. T erdapat jalur yang menghubungkan antara jalur pejalan kaki dan area parkir.

(8)

8 4.Hasil Pe rancangan

Dari hasil Proses analisa pada bab-bab sebelumnya maka disimpulkan beberapa hasil penerapan tema yang sesuai dengan objek perancangan.

V.PENU TUP

Perancangan Rumah Sakit Jantung di Manado dengan menggunakan tema Healing Environm ent berusaha menjawab kebutuhan masyarakat bukan hanya di kota Manado tetapi juga Provensi Sulawesi Utara, sehingga masyarakat tidak perlu pergi ke luar daerah atau luar negeri untuk berobat mengingat penyakit jantung yang datang menyerang tanpa mengenal waktu.

Kondisi lingkungan alam sekitar juga sangat penting untuk dijaga karena tema perancangan sangat erat kaitannya dengan lingkungan alam. Mengajak seluruh elemen masyarakat kota Manado agar dapat menjaga lingkungan alam sekitar agar tetap terjaga kesehatan udarah dan lingkungan alam. Dengan demikian, proses penyembuhan pasien jantung yang ada akan semakin cepat sehingga proses pemulihan dapat berjalan dengan optimal.

Dari keseluruhan proses yang ada, penulis memilih lokasi perancangan objek ini pada lokasi yang kondisi lingkungan alam masih terjaga dengan baik dan tingkat kesehatan udarah masih tergolong aman. Selain itu, juga akan dibuat lingkungan alam buatan untuk melengkapi keseluruhan perancangan.

(9)

VI. DAFTAR PUSTAKA

1. Alwi, Hasan. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia - Edisi Ketiga. Balai Pustaka. Jakarta.

2. Djikstra, K. 2009. Understanding Healing Environm ents: Effects of Physical Environmental

Stimuli on Patiens’ Effects of Health and Well- Being, Netherlands: University of T wente.

3. Ir.Heinz Frick. Arsitektur Dan Lingkungan. Yogyakarta

4. Knecht, Michael L. 2010. Optimal Healing Environm ents. Healthy Comm unities by Design :

Redlands and Lom a Linda, CA. Website

http://proceedings.esri.com/library/userconf/healthy-communities10/pdfs/optimal-healing-environments.pdf.

5. Koschnitzki, Ken. 2011. Healing Garden. EcoArt Landscape Architecture. Website : http://www.ecoartllc.com/files/Healing_Gardens_Eco_Art_LLC.pdf.

6. Murphy, Jenna. 2008. The Healing Environm ent. Website : www.arch.ttu.edu. 7. Neufert, Ernst. 1993. Data Arsitek - Jilid Ketiga. Erlangga. Jakarta

8. Peraturan Menteri Kesehatan R.I Nomor 340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klafisikasi Rumah Sakit.

9. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 983/MENKES/SK/XI/92 tentang Pedoman Rumah Sakit.

Referensi

Dokumen terkait

mempunyai pengaruh dalam performansi Supply Chain secara keseluruhan Material flows Financial flows 2nd tier suppliers 1st tier. suppliers Manufacturer Wholesaler

(3) Badan Permusyawaratan Desa bersama Kepala Desa dalam menyusun Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memastikan keputusan hasil Musyawarah Desa

Alat-alat ortopedi yang secaramekanik yang dapat merata tekanan tubuh terhadap kaki yang luka amputasi mungkin diperlukan untuk kasus DM.Menurut

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada 20 siswi SMA N 1 Sanden Bantul didapatkan hasil 14 orang memiliki pacar dan 6 orang tidak memiliki pacar dan

3) Pedoman Teknik ini memberikan arahan pengembangan dari Rumah Inti Tumbuh (RIT) menjadi Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat) secara bertahap. 4) Pelaksanaan pembangunan rumah

Dalam hal ini fenomena unik yang terjadi pada “Bendungan Jatigede”, keunikan yang terjadi pada bendungan ini adalah penempatan tubuh bendung yang sangat tidak wajar

Muna, K., 2012.Pengaruh Pemberian Terak Baja dan Tanpa Penambahan Bahan Humat Terhadap Produksi Padi dan Sifat-Sifat Kimia Tanah.Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya

sional) salah satunya tertuang pada pera- turan daerah kota Makassar Nomor 3 Tahun 2009 tentang fungsi dan tugas tata kerja Di- nas Kebudayaan dan Pariwisata Bab