• Tidak ada hasil yang ditemukan

method, [b] adjusted historical based method, dan [c] forward looking method.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "method, [b] adjusted historical based method, dan [c] forward looking method."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Berbagai Pilihan Metodologi dalam Perhitungan Tingkat Emisi Acuan (

Emission Level) untuk Provinsi Sulawesi

Tengah

By: Indrawan Suryadi

Tingkat Emisi Acuan merupakan

tahapan program REDD. Angka ini akan

menentukan, dengan membandingkan emisi

aktual yang terjdi dalam suatu kurun waktu tertentu, apakah suatu daerah akan mendapa skema kredit ataukah tidak. Berbagai metode dalam perhitungan REL telah diide

penting untuk didiskusikan dengan para fihak dalam menentukan metode yang paling sesuai dengan Provinsi Sulawesi Tengah.

Tulisan ini merupakan hasil antara paper) dalam identifikasi berbagai potensi yang dapat digunakan dalam perhitungan REL di sulawesi Tengah. Didalamnya dipaparkan kondisi, kelebihan, dan kekurangan, serta berbagai aspek konsideran lainnya dari masing

metode sebagai sebagai bahan

konsultasi parafihak. Focus group discussion terkait metode ini telah dilakukan

nasional dan beberapa masukan telah diadopsi dalam tulisan ini. Kedepannya diskusi dan konsultasi para fihak direncanakan dilakukan pada tingkat daerah, untuk selanjutnya dilakukan scientific review oleh beberapa ahli terkait sebelum menjadi rekomendasi final.

Tingkat Emisi Acuan (REL) merupakan

emisi yang dihasilkan dari suatu wilayah yang

1 UN-REDD Indonesia Programme

Metodologi dalam Tingkat Emisi Acuan (Reference

Provinsi Sulawesi

By: Indrawan Suryadi1

n merupakan bagian dari

tahapan program REDD. Angka ini akan

menentukan, dengan membandingkan emisi

aktual yang terjdi dalam suatu kurun waktu tertentu, apakah suatu daerah akan mendapatkan . Berbagai metode dalam perhitungan REL telah diidentifikasi dan k didiskusikan dengan para fihak dalam menentukan metode yang paling sesuai

merupakan hasil antara (progress potensi metode dalam perhitungan REL di dipaparkan

pra-, serta berbagai dari masing-masing sebagai bahan diskusi dan Focus group discussion telah dilakukan pada tingkat dan beberapa masukan telah diadopsi dalam tulisan ini. Kedepannya diskusi dan konsultasi para fihak direncanakan dilakukan pada tingkat daerah, untuk selanjutnya dilakukan li terkait sebelum

merupakan jumlah emisi yang dihasilkan dari suatu wilayah yang

dihitung dalam suatu kurun waktu tertentu. Berbagai opsi metode dalam perhitungan REL dikelompokan menjadi: [a]

method, [b] adjusted historical based dan [c] forward looking method

Gambar 1. Berbagai metode dalam perhitungan REL

A. Metode Historical Based

Metode historical based

emisi proyeksi pada data historis yang terjadi di suatu kawasan

disintesis dari data aktivitas berupa data perubahan penutup lahan, dan faktor emisi.

Gambar 2. Contoh perhitungan REL menggunakan metode historical based

Kelebihan metode historical b a. Merupakan metode yang

sederhana dibandingkan dengan metode lainnya. Historical Didasarkan pada data historis Adjusted Historical Didasarkan pada data historis yang disesuaikan dengan satu atau

beberapa faktor penyesuai (kepadatan penduduk, peningk atan ekonomi, dll) 8,512,430 59,719,937 2,551,198 2000-2003 2003-2006 2006-2009 Emisi (tonC) 1

dihitung dalam suatu kurun waktu tertentu. dalam perhitungan REL : [a] historical based adjusted historical based method,

method.

Gambar 1. Berbagai metode dalam perhitungan

Historical Based

historical based (HB) mendasarkan pada data historis yang telah di suatu kawasan. Data emisi ini disintesis dari data aktivitas berupa data perubahan penutup lahan, dan faktor emisi.

. Contoh perhitungan REL menggunakan metode historical based

historical based:

erupakan metode yang paling andingkan dengan metode

Adjusted Historical

Didasarkan pada data historis yang disesuaikan dengan satu atau

beberapa faktor penyesuai (kepadatan penduduk, peningk atan ekonomi, dll) Forward Looking Berdasarkan rencana pembangunan wilayah (RTRW, RPJMD) Model berdasarkan beberapa data proksi 2,551,198 70,783,565 86,513,246 2000-2009 2009-2020 Emisi (tonC)

(2)

2

b. Hanya memerlukan data sejarah penutup lahan dalam 20 atau 10 tahun kedepan. c. Memerlukan biaya paling sedikit dari

ketiga metoda lainnya

d. Hanya memerlukan tool Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh standar dalam melakukan analisis perhitungannya.

e. Mudah untuk difahami oleh Pemerintah Daerah.

Kelemahan metode historical based:

a. Metode ini tidak mempertimbangkan pola kebijakan pemerintah terkait pemanfaatan alokasi lahan di masa depan.

b. Metode ini tidak mempertimbangkan hubungan serta dampak dari berbagai faktor pemicu yang berdampak terhadap perubahan penutup lahan.

B. Metode Adjusted Historical Based

Metode adjusted historical based (AHB) menyesuaikan sejarah emisi dimasa lalu dengan faktor penyesuai (adjustment factors), seperti kepadatan penduduk, pertumbuhan ekonomi, dan lain-lain.

Gambar 3. Contoh identifikasi hubungan proporsi penutup hutan dengan kepadatan penduduk

Gambar 4. Contoh perhitungan REL dengan melakukan penyesuaian

Kelebihan metode adjusted historical based: a. Merupakan metode yang sederhana,

mendasarkan pada data historis yang disesuaikan dengan suatu faktor penyesuai.

b. Mengakomodir kondisi saat ini yang diwakili oleh beberapa faktor penyesuai (kepadatan penduduk, pertumbuhan ekonomi, dll) dalam menyesuaikan proyeksi emisi dimasa depan.

c. Hanya memerlukan dua kelompok data: [1] sejarah penutupan lahan, dan [2] faktor penyesuai.

d. Hanya memerlukan tool SIG dan Penginderaan Jauh standar dalam melakukan analisisnya.

Kelemahan metode adjusted historical based: a. Metode ini tidak mempertimbangkan pola

kebijakan pemerintah kedepan yang mempengaruhi perubahan penutupan lahan. y = -0.002x + 0.811 R² = 0.393 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 - 10 20 30 40 50 60 70 P ro p o rs i T u tu p a n H u ta n Kepadatan Penduduk 8,512,430 59,719,937 2,551,198 70,783,565 90,107,478 -10,000,000 20,000,000 30,000,000 40,000,000 50,000,000 60,000,000 70,000,000 80,000,000 90,000,000 100,000,000 2000-2003 2003-2006 2006-2009 2000-2009 2009-2020 E m is i (t o n C ) Periode

(3)

3

C. Metode Forward Looking

Metode forward looking dibedakan menjadi: [a] non-parametrik dan [b] parametrik. Metode forward looking non-parametrik (FL-NP) memprediksi perubahan emisi berdasarkan skenario yang didasarkan pada rencana tata ruang wilayah setempat. Sementara metode forward looking parametrik (FL-P) memprediksi emisi dimasa depan berdasarkan beberapa data proxy yang diidentifikasi berdasarkan analisis driver deforestasi dan degradasi hutan dengan menggunakan explicit spatilly modelling.

Gambar 5. Contoh perhitungan REL dengan menggunakan metode forward looking – non

parametrik

Kelebihan metode forward looking non-parametrik:

a. Skenario yang didasarkan pada rencana tata ruang wilayah setempat menjadikan metode ini relatif mudah utuk didiskusikan dengan pemerintah daerah terutama dalam hal strategi penurunan emisi-nya.

b. Metode ini mudah difahami oleh pemerintah daerah karena proyeksi emisi didasarkan pada data tata ruang dan

rencana pembangunan daerah yang bersangkutan.

c. Karena metode ini menggunakan data tata ruang wilayah setempat, maka metode ini oleh sebagian fihak dinilai cukup mewakili kepentingan pembangunan dan pengembangan ekonomi bagi daerah.

d. Metode ini hanya memerlukan tool SIG dan penginderaan jauh standar dalam analisisnya.

Kelebihan metode forward looking parametrik:

a. Metode ini dinilai oleh sementara fihak cukup komprehensif menggunakan berbagai data proxy dalam memproyeksikan emisi di masa depan. b. Explicit spatially model akan lebih

memungkinkan perbaruan hasil secara berkala berdasarkan data update yang didapatkan.

Kelemahan metode forward looking non-parametrik:

a. Metode ini tidak mempertimbangkan hubungan dan dampak yang diakibatkan oleh hal-hal diluar rencana tata ruang setempat.

Kelemahan metode forward looking parametrik:

a. Analisis yang kompleks, mensyaratkan kemampuan teknis relatif tinggi yang harus dimiliki oleh daerah.

(4)

4

b. Memerlukan data yang beragam sebagai sumber input data proxy.

c. Penggunaan model sebagai tool dan kebutuhan beragam data menjadikan faktor biaya menjadi bahan pertimbangan dalam penggunaan metode ini.

d. Dalam analisisnya, selain memerlukan tool SIG dan penginderaan jauh, juga diperlukan tool explicit spatially model dalam analisisnya.

Grafik berikut menyajikan perbandingan relatif contoh perhitungan initial REL Sulawesi Tengah dengan berbagai metode diatas.

Gambar 6. Perbandingan contoh perhitungan initial REL dengan beberapa metoda

Ringkasan perbandingan metode perhitungan REL disajikan dalam matrik berikut.

Tabel 1. Perbandingan Metode Perhitungan REL dari Berbagai Konsideran.

HB AHB FL-NP FL-P Kompleksitas Kebutuhan data Kebutuhan biaya Kebutuhan analysis tool Kemudahan difahami oleh Pemerintah Daerah Kesinambungan dengan rencana pembangunan dan pengembangan ekonomi daerah Kemudahan dalam merancang Strategi Penurunan Emisi

Keterangan: Ukuran dot merepresentasikan nilai skala masing-masing konsideran.

Proses serta posisi relatif suatu metode dengan metode lainnya dalam suatu proses perhitungan REL secara rinci disajikan dalam flowchart pada Lampiran 1.

-20,000,000 40,000,000 60,000,000 80,000,000 100,000,000 120,000,000 140,000,000 160,000,000 2000-2003 2003-3006 2006-2009 2009-2020 E m is i (t o n C )

REL opsi 1 (HB) RELopsi 2 (Adj HB) REL opsi 3 (FL) Emisi masa lalu

(5)

5

Daftar Pustaka

Dewi, S., Griscom, B., Hovani, L., and Boer, R. 2011. Presentation material; REL at Sub National Level: Lessens Learned from Berau. World Agroforestry Centre.

Dewi, S. 2010. LULUCF Carbon Accounting within BFCP framework. The Nature

Conservancy – Indonesia Forest Programme. Gilmore, R., Chen, H. 2006. Geomod

Modelling; Land-Use andCover Change Modeling. Clark University.

IDRISI Taiga. 2010. IDRISI Focus Paper; Modelling REDD Baselines using IDRIS’s Land Change Modeler. Clark University.

Scriven, J. 2011. Presentation Material; Forest Reference Emission Levels and Reference Levels for REDD+. UN-REDD Programme. Sugardiman, R.A. 2010. Presentation material; Defining Reference Emission Level. Direktorat Jendral Planologi Kehutanan. Kementerian Kehutanan.

Terestrial Carbon Group. 2009. Policy Briefs 2 on Tool for Setting Reference Emission Levels. http://www.terrestrialcarbon.org

(6)

Gambar

Gambar 2. Contoh perhitungan REL menggunakan  metode historical based
Gambar 3. Contoh identifikasi hubungan proporsi  penutup hutan dengan kepadatan penduduk
Gambar 5. Contoh perhitungan REL dengan  menggunakan metode forward looking – non
Grafik  berikut  menyajikan  perbandingan  relatif contoh perhitungan initial REL Sulawesi  Tengah dengan berbagai metode diatas

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penguasaan kosa kata, ada dua orang yang mendapat nilai empat, ini artinya mereka kadang-kadang menggunakan kosakata yang tidak tepat dan dua orang lagi sering

Bahan alternatif pada pembuatan winglet sepeda motor dapat dipilih dari spesimen komposit C yaitu kombinasi fiberglass , serat terap dan fiberglass. Alasan

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research), Analisis data yang digunakan adalah kualitatif yang dilakukan dengan jalan memberikan

Histologi lapisan luar (tunika fibrosa), Histologi lapisan tengah (vascular layer), Struktur tambahan

fabrikasi kuda-kuda rangka atap baja ringan dan rangka atap kayu diketahui bahwa panjang bahan yang diperlukan untuk membuat rangka atap kayu lebih banyak daripada

Hasil kajian menjunjukkan bahwa (1) beberapa masalah actual yang berkembang di lokasi Sungai Mati dan sekitarnya antara lain genangan air ketika banjir/musim hujan; sanitasi yang

Sebagai penjabaran dari Undang-Undang dimaksud, telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil untuk mengatur

Hasil temuan penelitian di lapangan menunjukkan bahwa manajemen Komite Sekolah, sebagai bentuk pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah, dalam peningkatan mutu