BLOK 3.2
GANGGUAN KARDIOVASKULAR
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2014
Jl.Perintis Kemerdekaan. Padang 25127. Telp.: +62 751 31746. Fax.: +62 751 32838 e-mail :
1
PENANGGUNG JAWAB
BLOK 3.2
GANGGUAN KARDIOVASKULAR
Wakil Dekan I, Koordinator Blok 3.2
dr. Rina Gustia, SpKK dr. Masrul Syafri SpPD, SpJP (K) NIP. 196408191991032001 NIP. 196210141989111001
2 DAFTAR ISI Halaman Penanggung Jawab Daftar Isi Dafftar Lampiran Pendahuluan Lingkup bahasan Metode pembelajaran Daftar referensi Evaluasi
Daftar kuliah pengantar
Modul 1. Skenario 1 : “ MENGAPA BAYIKU BIRU ?” Modul 2. Skenario 2 : “NYERI DADA TN. ALI”
Modul 3. Skenario 3 :” DARI TENGGOROK SAMPAI KE JANTUNG” Modul 4.Skenario 4 :” KEHERANAN TN. RISTEN”
Modul 5. Skenario 5 :”PASIEN DOKTER ADI” Modul 6. Skenario 6 :”CERITA SEORANG ARTIS” Lampiran
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Tim pengelola blok kardiovaskuler Lampiran 2. Daftar nama tutor blok kardiovaskuler
Lampiran 3. Daftar nama moderator dan narasumber diskusi pleno Lampiran 4. Metode seven jump
3
PENDAHULUAN
Dengan semakin berkembangnya ilmu kedokteran yang harus dikuasai mahasiswa kedokteran, mempelajari ilmu yang berkaitan dengan sistim kardiovaskula dan gangguannya merupakan salah satu bagian dari kurikulum inti pendidikan kedokteran dengan sistim baru yang menggunakan metode “problem based learning” dalam pengembangan kurikulumnya, dengan berbagai topik dan skenario yang berisi poin penting yang harus dipelajari. Penyebba maupun faktor risiko terjadinya gangguan kardiovaskular dapat bersiaft kongenital, ataupun didapat, yaitu yang berkaitan dengan faktor usia, nutrisi, gaya hidup maupun disebabkan oleh faktor-faktor resiko lainnya. Seperti yang telah kita ketahui, salah satu jenis penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung koroner, masih merupakan penyakit yang menempati posisi pertama penyebab kematian terbanyak di Indonesia.
Blok ini mempelajari berbagai aspek klinik yang berhubungan dengan sistik kardiovaskular yang terdiri dari 6 skenario yagn membahas kelainan kongenital, infeksi jantung, penyakit degeneratif, gagal jantung dan kelainan irama jantung. Kuliah pakar, tutorial, skills lab, dan praktikum merupakan metode yagn digunakan untuk memahami Blok ini. Bila ditemukan satu masalah yang berhubungan dengan Blok ini, mahasiswa dapat bertanya kepada dosen pakar, agar diperoleh kompetensi yang sama. Pengetahuan dasar yang harus didalami sebelum memasuki Blok ini antara lain:
1. Anatomi-Histologi sistim kardiovaskular 2. Sistim sirkulasi darah fetus
3. Fisiologi sistim kardiovaskular
Bidang ilmu yang terkait dalam Blok ini adalah Anatomi-Histologi, Fisiologi, Biokimia, Kardiologi, Ilmu Penyakit Dalam, IKA, Patologi Klinik, Radiologi, Farmakologi, Gizi. Penyusunan Blok ini mengacu pada 7 area kompetensi: Komunikasi efektif, Keterampilan Klinis, Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran, Pengelolaan Masalah Kesehatan, Pengelolaan Informasi, Mawas Diri dan Pengembangan Diri, Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien. Tujuan Blok ini adalah agar mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi, gambaran klinik serta membuat diagnosis dan pengelolaan kelainan kardiovaskuler
4 dengan pendekatan sebagai dokter keluarga. Adapun topik skills lab terkait yang dilatihkan dalam blok ini adalah:
1. Pemeriksaan fisik 2. Pemeriksaan EKG
Untuk memahami dan mencapai kompetensi yang ditargetkan dalam Blok ini, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan hal-hal terkait gangguan kardiovaskular, terutama bagaimana mekanisme patogenesis dan patofisiologi terjadinya masing-masing gangguan kardiovaskular, gambaran klinis, prinsip diagnosis, tatalaksana komprehensif meliputi usaha promotif, preventif, edukasi, kuratif maupun rehabilitatif. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan mampu mengetahui komplikasi masing-masing kelainan sistim kardiovaskular dengan pendekatan sebagai dokter keluarga.
Kurikulum berbasis kompetensi yang telah disepakati dan telah disahkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) untuk digunakan sebagai acuan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan dokter di Institusi pendidikan kedokteran di seluruh Indonesia diterapkan dengan menggunakan pendekatan SPICES (student-centered, problem-based, integrated, community based, elective, early exposure to clinical situation, systematic). Dengan demikian, terjadi perubahan metode pendidikan, dari metode pengajaran (teaching method) yang bersifat teacher-centered, menjadi metode pembelajaran (learning method) yang bersifat student-centerd.
Metode PBL yang menggunakan pendekatan SPICES, merupakan metode pembelajaran yang dinilai sangat bermanfaat untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berfikir kritis (critical thinking) dan belajar mandiri (self-directed learning) yang sangat penting dalam membentuk dan mengembangkan kepribadian yang mengarah kepada pembelajaran sepanjang hayat (life-long learning). Karena itu, metode PBL dianggap merupakan metode pembelajaran yang tepat bagi mahasiswa pada level pendidikan dasar umum dan pendidikan dasar kedokteran yang merupakan pendidikan kedokteran terintegrasi yang dilaksanakan pada semester satu sampai semester tujuh.
5
LINGKUP BAHASAN
Lingkup bahasan dalam blok kardiovaskular berdasarkan pada masalah kesehatan yang terjadi pada sistim kardiovaskular sesuai dengan lampiran daftar penyakit pada standar kompetensi dokter. Tingkat pencapaian mahasiswa pada masing-masing penyakit ditentukan berdasarkan standar dan insiden penyakit.
Tingkat kemampuan yang diharapkan dicapai pada akhir pendidikan dokter: Tingkat Kemampuan 1
Dapat mengenali dan menempatkan gambaran-gambaran klinik sesuai penyakit ini ketika membaca literatur. Dalam korespondensi, ia dapat mengenal gambaran klinik ini, dan tahu bagaimana mendapatkan informasi lebih lanjut. Level ini mengindikasikan overview level. Bila menghadapi pasien dengan gambaran klinik ini dan menduga penyakitnya, dokter segera merujuk.
Tingkat Kemampuan 2
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya: pemeriksaan-pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter mampu merujuk pasien secepatnya ke spesialis yang relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya.
Tingkat Kemampuan 3
3a. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya: pemeriksaan-pemeriksaan laboratorium sederhana atau Xray). Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (bukan kasus gawat darurat)
3b. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya: pemeriksaan-pemeriksaan laboratorium sederhana atau Xray). Dokter dapat memutuskan dan memberi tearpi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (kasus gawat darurat)
6
Tingkat Kemampuan 4
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya: pemeriksaan-pemeriksaan laboratorium sederhana atau Xray). Dokter dapat memutuskan dan mampu menangani problem itu secara mandiri hingga tuntas.
No Cardiac disorder Tingkat Pencapaian
1 Angina pectoris 1 2 3A 3B 4
2 Unstabel angina 1 2 3A 3B 4
3 Myocardial infarction 1 2 3A 3B 4
4 Imminent myicardial infarction 1 2 3A 3B 4
5 Cardiac aneurysm 1 2 3A 3B 4 6 Heart failure 1 2 3A 3B 4 7 Cardiorespiratory arrest 1 2 3A 3B 4 8 Mitral stenosis 1 2 3A 3B 4 9 Mitral regurgitation 1 2 3A 3B 4 10 Aortic stenosis 1 2 3A 3B 4 11 Aortic regurgitation 1 2 3A 3B 4
12 Other valvular heart disease 1 2 3A 3B 4
13 VSD 1 2 3A 3B 4 14 ASD 1 2 3A 3B 4 15 Sinus tachycardia 1 2 3A 3B 4 16 Supraventricular tachycardia 1 2 3A 3B 4 17 Atrial fibrillation 1 2 3A 3B 4 18 Atrial flutter 1 2 3A 3B 4 19 Supraventricular extrasystole 1 2 3A 3B 4 20 Ventricular extrasystole 1 2 3A 3B 4 21 BBB 1 2 3A 3B 4 22 Other arrhythmias 1 2 3A 3B 4 23 Endocarditis 1 2 3A 3B 4
7 24 Pericarditis 1 2 3A 3B 4 24 Myocarditis 1 2 3A 3B 4 25 Cardiomyopathy 1 2 3A 3B 4 Aorta-arteries disorders 26 Essential hypertension 1 2 3A 3B 4 27 Secondary hypertension 1 2 3A 3B 4 28 Pulmonary hypertension 1 2 3A 3B 4 29 Raynaud’s disease 1 2 3A 3B 4 30 Arterial thrombosis 1 2 3A 3B 4 31 Coarctation aorta 1 2 3A 3B 4 32 Burger’s disease 1 2 3A 3B 4 33 Arterial embolism 1 2 3A 3B 4 34 Atherosclerosis 1 2 3A 3B 4
35 Subclavian steal syndrome 1 2 3A 3B 4
36 Aortic aneurysm 1 2 3A 3B 4 37 Dissecting aneurysm 1 2 3A 3B 4 38 Claudicatio 1 2 3A 3B 4 39 Cardiogenik Shock 1 2 3A 3B 4 40 Septic shok 1 2 3A 3B 4 41 Hypovolemic shock 1 2 3A 3B 4 Veins
42 Varices (primer, sekunder) 1 2 3A 3B 4
43 Obstructed venous return 1 2 3A 3B 4
44 Deep vein thrombosis 1 2 3A 3B 4
8
METODE PEMBELAJARAN
A. Aktifitas Pembelajaran a. Tutorial
Diskusi kelompok dengan tutor dijadwalkan dua kali seminggu dengan menggunakan metode seven jumps. Jika berhalangan hadir karena sesuatu hal, mahasiswa yang bersangkutan harus menginformasikan kepada tutor dalam waktu 2x24 jam
b. Skills Lab
Kegiatan untuk mendapatkan keterampilan medik, mulai dari komunikasi, keterampilan laboratorium, keterampilan prosedural dan keterampilan klinik
c. Praktikum
Kegiatan yang dilakukan di laboratorium, yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang teori
d. Kuliah pengantar
Kuliah yang diberikan oleh pakar, yang bertujuan untuk memberikan pedoman kepada mahasiswa dalam mempelajari suatu topik
e. Konsultasi dengan fasilitator/instruktur/pakar
Konsultasi dengan pakar apabila diperlukan dengan membuat perjanjian sebelumnya
f. Belajar mandiri
Sebagai seorang pelajar dewasa, anda diharapkan untuk melakukan belajar mandiri, suatu keterampilan yang penting untuk karir anda ke depan dan perkembangannya. Keterampilan ini meliputi mengetahui minat anda sendiri, mencari informasi yang lebih banyak dari sumber pembelajaran yang berbeda dan berbagai aktifitas, menilai pembelajaran anda sendiri dan mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran selanjutnya. Tidaklah cukup belajar hanya dari catatan kuliah atau buku teks. Belajar mandiri adalah
9 ciri yang penting pada pendekatan PBL dan belajar harus dianggap sebagai perjalanan yang tidak akhir tanpa batas untuk memperoleh informasi.
g. Diskusi kelompok tanpa tutor
Tergantung pada kebutuhan, mahasiswa juga dapat merancang pertemuan kelompok tanpa kehadiran tutor. Tujuan dari diskusi tanpa tutor bisa bervariasi, seperti mengidentifikasi pertanyaan secara teroritis, mengidentifikasi tujuan pembelajaran kelompok, untuk memastikan bahwa kelompok tersebut telah mengumpulkan cukup informasi, atau untuk mengidentifikasi pertanyaan praktis.
10
DAFTAR REFERENSI
1. Hurst’s the Heart, 13th edition. Editors: O’Rourke, Poole-Wilson, Walsh, McGraw Hills Company. 2011
2. Braunwald’s Heart Disease, a textbook of cardiovascular medicine, 9th ed. Editors: Bonow, Braunwald, Libby, Mann, Zipes, Elsevier, 2011
3. Opie Drugs for the Heart. 7yh ed. Editor: Lionerl H. Opie, Elsevier. 2010
4. Pediatric Cardiology for Practitioners. 5th ed. Editor: Myung K. Park. Mosby. Elsevier. 2008 5. Essential of Bedside Cardiology. 2nd ed. Editor: Jules Constant. Humana Press. 2003
6. Moss and Adams. Heart Diseases in Infant, Children, and Adolescents. Edisi-VII, Lippincot. 2008
7. Peter Koenig dkk, Essential Pediatric Cardiology. New York, 2004 8. Myung K Park, The Pediatric Cardiology for Practitioner. St. Lous, 2003 9. John F Keane. Nadas’ Pediatric Cardiology. Philadelphia, Saunders. 2006
11
EVALUASI
NO KOMPONEN BOBOT
1 Penilaian Tutorial 20%
2 Ujian Skills Lab 20%
3 Ujian Tulis (MCQ, PAQ) 60%
Ketentuan :
1. Mahasiswa yang akan mengikuti ujian tulis/skills lab/praktikum harus mengikuti persyaratan berikut:
a. Minimal kehadiran dalam kegiatan diskusi tutorial 90% b. Minimal kehadiran dalam kegiatan skills lab 100% c. Minimal kehadiran dalam kegiatan praktikum 100%
2. Ketentuan penilaian berdasarkan peraturan akademik program sarjana Universitas Andalas tahun 2006
Nilai Angka Nilai Mutu Angka Mutu Sebutan Mutu
85-100 A 3.75 Cemerlang
80-84 A- 3.50 Hampir cemerlang
75-79 B+ 3.25 Sangat baik
70-74 B 3.00 Baik
65-69 B- 2.75 Hampir baik
60-64 C+ 2.25 Lebih dari cukup
55-59 C 2.00 Cukup
50-54 C- 1.75 Hampir cukup
40-49 D 1.00 Kurang
<40 E 0.00 Gagal
Blue print ujian tulis
NO KOMPONEN PERSENTASE (%) 1 Modul 1 16.7 2 Modul 2 16.7 3 Modul 3 16.7 4 Modul 4 16.7 5 Modul 5 16.7 6 Modul 6 16.7
12
NAMA-NAMA DOSEN PEMBERI KULIAH PENGANTAR BLOK 3.2 GANGGUAN KARDIVASKULAR
TAHUN AJARAN 2014/2015
Minggu Topik Kuliah Kode
Topik
Nama Dosen
I 1. Pengenalan Blok 3.2 KP 3.2.1.1 Dr. Masrul Syafri, SpPD SpJP (K)
2. Perubahan Anatomi-fisiologi sirkulasi fetus, bayi dan dewasa
KP 3.2.1.2 Prof. dr. Hj. Rahmatina B. Herman, Ph.D, AIF
3. Pemeriksaan fisik jantung pada dewasa KP 3.2.1.3 Prof. Dr. Asnil Sahim, SpJP 4. Pengantar PJB (faktor resiko, etiologi
dan peranan genetik pada kelainan PJB)
KP 3.2.1.4 dr. Didik Hariyanto, SpA (K)
5. Penyakit jantung bawaan sianotik KP 3.2.1.5 dr. Didik Hariyanto, SpA (K) 6. Penyakit jantung bawaan non sianotik KP 3.2.1.6 dr. Didik Hariyanto, SpA (K) 7. Pencitraan pada kelainan sistim
kardiovaskular secara umum
KP 3.2.1.7 dr.Rozetti, Sp.Rad
8. Tindakan operatif pada PJB KP 3.2.1.6 dr. Yuli Ismail, SpBTKV
II 1. Penyakit jantung koroner dan sindroma koroner akut (SKA) I
KP 3.2.2.1 dr. M. Syukri, SpJP (K)
2. Penyakit jantung koroner II (penatalaksanaan termasuk modify pola hidup)
KP 3.2.2.2 dr. M. Syukri, SpJP (K)
3. Farmakologi obat kardiovaskuler I (obat-obat pada penyakit jantung koroner dan SKA)
KP 3.2.2.3 dr. Rahmatini, M.Kes
4. Pemeriksaan laboratorium pada kelainan sistim kardiovaskuler
KP 3.2.2.4 Prof. dr. Rismawati Yaswir, Sp.PK (K)
5. Nutrisi pada penyakti jantung KP. 3.2.2.5 Prof. dr. Nur Indrawati Lipoeto, M.Sc., Ph.D, Sp.GK
6. Rehabilitasi dan prevensi penyakti jantung koroner
KP 3.2.2.6 Prof. Dr. Asnil Sahim, Sp.JP
III 1. Penyakit infeksi jantung (perikarditis,
endokarditis)
KP 3.2.3.1 dr. Masrul Syafri, SpPD, SpJP (K)
2. Demam reumatik akut KP 3.2.3.2 dr. Didik Hariyanto, SpA (K)
3. Penyakit katup jantung (akibat demam rematik akut) dan penyakit katup jantung lainnya
KP 3.2.3.3 dr. Yerizal K, SpPD, SpJP (K)
13 penyakit jantung katup
5. Aspek mikrobiologi bakteri penyebab infeksi pada jantung
KP 3.2.3.5 dr. H.A. Aziz Djamal, M.Sc, DTM & H, Sp.MK
IV 1. Hipertensi I KP 3.2.4.1 dr. Syaiful Azmi, SpPD, KGH
2. Hipertensi II KP 3.2.4.2 dr. Syaiful Azmi, SpPD, KGH
3. Penyakit jantung hipertensi KP 3.2.4.2 dr.Roni Yuliwansyah,SpPD.KKV
4. Hipertensi pada anak KP 3.2.4.4 dr. Aumas Pabuti, Sp.A, MARS
5. Penyakit vaskuler sentral dan perifer (Raynaud disease, Buerger disease, deep
vein trombosis, varises dan
trombophlebitis)
KP 3.2.4.5 dr. Masrul Syafri, SpPD, SpJP (K)
6. Tindakan operatif pada penyakit vaskuler
KP 3.2.4.6 dr. Raflis Rustam, SpBV
7. Farmakologi obat kardiovaskuler II (obat antihipertensi, antiaritmia)
KP 3.2.4.7 dr. Rahmatini, M.Kes
V 1. Penyakit jantung kongestif pada dewasa KP 3.2.5.1 dr.M. Fadil , SpJP
2. Penyakit jantung kongestif pada anak KP. 3.2.5.2 dr. Didik Hariyanto, SpA (K)
3. Kardiomiopati KP 3.2.5.3 dr. M. Fadil, SpJP
4. Cor pulmonale KP 3.2.5.4 dr.Roni Yuliwansyah,SpPD.KKV
5. Interpretasi pemeriksan EKG pada penyakti jantung 1
KP 3.2.5.5 dr. Yerizal Karani, SpPD, SpJP (K)
6. Syok KP. 3.2.5.6 dr. Nasman Puar, Sp.An
7. Terapi cairan pada penyakit jantung KP. 3.2.5.7 dr. Yose Wizano, Sp.An, KAKV
VI 1. Aritmia I (klasif, diagnosis, tatalaksana) KP 3.2.6.1 dr. M. Syukri, SpJP (K)
2. Aritmia II KP 3.2.6.2 dr. M. Syukri, SpJP (K)
3. Aritmia pada anak KP 3.2.6.3 dr. Didik Hariyanto, SpJP (K)
4. Interpretasi pemeriksaan EKG pada penyakit jantung II
KP 3.2.6.4 dr. Yerizal Karani, SpPD, SpJP (K)
5. Temuan otopsi pada sudden cardiac death
14
SKENARIO
BLOK 3.2.GANGGUAN KARDIOVASKULER TAHUN 2014
MODUL 1
PENYAKIT JANTUNG BAWAAN SKENARIO 1 :MENGAPA BAYIKU BIRU ?
Bayi Siana, laki-laki, umur 6 jam, lahir spontan ditolong bidan , BB 3100 gram, PB 49 cm, menangis kuat. Sejak dua jam yang lalu terlihat kebiruan disekitar mulut, dan sudah diberikan oksigen tetapi kebiruan tidak berkurang malahan bertambah bila bayi disusukan ibunya. Bayi ini merupakan anak pertama, kehamilan cukup bulan, selama hamil ibu teratur kontrol ke bidan, hanya minum vitamin dan tidak pernah merokok atau minum obat selain obat yang diberikan bidan. Bayi mengalami muntah satu kali, kemudian terlihat nafas sesak dan bertambah biru. Bidan segera merujuk ke Puskesmas dengan oksigen terpasang.
Dokter puskesmas segera melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, didapatkan bayi sianosis, takipnea, dan takikardi tetapi tidak jelas terdengar adanya bising pada pemeriksaan jantung. Dokter mendiagnosis kemungkinan penyakit jantung bawaan sianosis. Untuk menentukan jenis kelainan jantungnya diperlukan pemeriksaan EKG, rontgen foto toraks, ekokardiografi dan pemeriksaan lainnya. Dokter menerangkan kepada keluarganya bahwa bayi ini harus segera dirujuk ke RS yang memiliki fasilitas lebih lengkap untuk mendapatkan pemeriksaan dan penatalaksanaan selanjutnya.
15
MODUL 2
PENYAKIT JANTUNG KORONER SKENARIO 2 : NYERI DADA TN. ALI
Tn. Ali Datuak Batuah, 56 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan dada rasa terhimpit disertai sesak nafas. Dokter segera membaringkan pasien dan diberi oksigen. Setelah nyeri dada berkurang, Tn. Ali menceritakan bahwa ketika ia sedang bekerja membersihkan gudang, tiba-tiba dadanya terasa berat diikuti keringat dingin dan muntah-muntah. Dari riwayat keluarga diketahui dua tahun yang lalu kakaknya meninggal karena SKA yang terlambat ditanggulangi.
Setelah pasien agak tenang, dokter melakukan pemeriksaan, didapatkan tekanan darah 180/100mmHg dan EKG dalam batas normal. Dokter memberi beberapa obat antara lain golongan nitrat, sedatif dan mengatakan pada pasien dan keluarganya untuk dirujuk ke rumah sakit, untuk pemeriksaan lebih lanjut. Keluarga menanyakan apa akibat nya kalau tidak dirawat.Setelah dijelaskan oleh dokter, keluarga bersedia untuk dirujuk.
Di rumah sakit dilakukan pemeriksaan Troponin T dan kimia klinik, dengan hasil troponin T tinggi, sehingga Tn. Ali dirawat di CVCU. Dokter menjelaskan penyakit Tn. Ali dan setelah sembuh dianjurkan untuk mengubah gaya hidup dan pola makan, berolahraga dan berobat teratur.
16
MODUL 3
PENYAKIT INFEKSI JANTUNG DAN PENYAKIT KATUP SKENARIO 3 : DARI TENGGOROK SAMPAI KE JANTUNG
Teri anak laki-laki umur lima tahun dibawa ibunya berobat ke puskesmas karena anak sesak nafas dan nafasnya berbunyi sejak satu hari yang lalu. Dari anamnesis didapatkan bahwa anaknya sudah demam sejak tiga hari yang lalu tetapi tidak tinggi, kelihatan sangat letih dan tidak mau makan karena sakit tenggorokan. Teri tidak pernah mendapatkan imunisasi. Dari pemeriksaan fisik terlihat anak sakit berat, sesak nafas, stridor, sianosis dan retraksi. Pada pemeriksaan jantung terdengar bunyi jantung tidak teratur dan melemah. Dokter menerangkan kepada ibunya bahwa Teri harus segera dirujuk ke RS dr. M.Djamil Padang.
Di RS, dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan EKG dan rontgen foto toraks. Dari gambaran EKG terlihat PR interval yang memanjang. Di RS ini ibu Teri melihat anak lain yang menderita kelainan jantung tetapi gejalanya berbeda dengan anaknya, karena anak yang disebelah Teri gejalanya sering nyeri pada sendi dan berpindah-pindah dari dari satu sendi ke sendi yang lain.
Sebagai seorang dokter bagaimana anda menjelaskan kelainan pada pasien dalam skenario diatas?
17
MODUL 4
HIPERTENSI DAN PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSI SKENARIO 4 : KEHERANAN TN. RISTEN
Tn. Risten berusia 45tahun datang ke Puskesmas dengan membawa hasil medical check up : berat badan 70 kg , tinggi badan 160 cm dan tekanan darah 150/95 mmHg. Dari hasil laboratorium didapatkan gula darah puasa 140 mg/dL dan 2 jam setelah beban glukosa 75 gr, 205 mg/dL dan peningkatan LDL cholesterol. Hasil foto thorax didapatkan CTR>50% dan dari EKG didapatkan irama sinus, RV1 + SV5 = 42mm.
Dari anamnesis diketahui bahwa ibu Tn. Risten adalah penderita diabetes dan hipertensi. Dokter menerangkan bahwa Tn. Risten menderita hipertensi yang sudah mengalami komplikasi ke jantung serta diabetes dan dislipidemia. Tn. Risten dianjurkan untuk kontrol secara teratur dan pengobatan dalam jangka panjang. Tn. Risten heran, kenapa ia menderita sekian banyak penyakit, padahal selama ini ia tidak ada keluhan.
18
MODUL 5
PENYAKIT JANTUNG KONGESTIF DAN SYOK SKENARIO 5 : PASIEN DOKTER ADI
Dokter Adi, yang sedang menjalani internsip di RSUD Padang Panjang sedang berdiskusi dengan dokter pendampingnya tentang kasus yang dihadapi malam sebelumnya. Dokter Adi menerima seorang pasien laki-laki 67 tahun dengan keluhan sesak nafas yang meningkat sejak dua hari yang lalu. Istri pasien yang mengantar menyebutkan bahwa pasien ini sudah mengeluhkan sesak nafas sejak enam bulan ini, terutama saat beraktivitas dan di malam hari. Pasien ini juga dilaporkan pernah dirawat setahun yang lalu dengan serangan jantung. Pada pasien ini telah dipasang oksigen dan infus. Pemeriksaan fisik dan foto toraks juga dilakukan. Pemeriksaan tanda vital menunjukkan hipotensi berat, takikardia, dan takipneu. Pemeriksaan fisik lain menunjukkan distensi vena jugularis, irama gallop dan ronki di paru, serta akral yang dingin. Foto toraks memperlihatkan kardiomegali dan gambaran kranialisasi, dr. Adi mendiagnosis pasien dengan gagal jantung. Pasien segera dirawat di perawatan intensif serta diberikan inotropik dan vasopressor.
Dokter pendamping memberikan umpan balik kepada dr. Adi, yaitu ia harus mendapatkan informasi lebih banyak mengenai riwayat hipertensi, diabetes, dan faktor resiko lainnya pada pasien ini. dr. Adi juga diharapkan bisa membuat diagnosis banding dengan pemeriksaan penunjang lebih lanjut. Dokter pendamping juga meminta dr. Adi untuk membuat diagnosis yang lebih tajam, karena gagal jantung akut memiliki banyak tipe. Dokter Adi terlihat bingung karena ia tidak bisa menentukan apakah ini termasuk gagal jantung akut atau kronik, sehingga Dokter pendamping meminta dr. Adi membuat tugas makalah mengenai tatalaksana komprehensif pada pasien gagal jantung akut dan kronik. Dokter pendamping juga memintanya untuk mengawasi pasien ini dengan ketat agar tidak mengalami perburukan lebih lanjut.
19
MODUL 6
GANGGUAN IRAMA JANTUNG SKENARIO 6 : CERITA SEORANG ARTIS
Toni membaca berita tentang artis yang meninggal mendadak saat sedang berolahraga. Artis tersebut dilaporkan tidak punya riwayat penyakit jantung, memiliki pola hidup sehat, tidak merokok, dan tidak punya resiko penyakit jantung. Keluarganya juga menginginkan dia diotopsi.
Toni mendiskusikan kasus ini dengan ayahnya, seorang dokter rumah sakit. Ayahnya mengatakan bahwa artis tersebut mengalami gangguan irama jantung mendadak yang disebut ventricular tachycardia, yang menganggu fungsi sirkulasi darahnya dan dapat menyebabkan kematian. Toni bertanya mengenai penyebab dan mekanisme gangguan jantung tersebut, termasuk cara mengobatinya. Ia juga bertanya mengenai proses pijat jantung disertai kejut listrik di televisi yang terlihat sadis dan sepertinya tidak aman dilakukan. Toni juga kuatir apakah ia punya penyakit yang sama karena terkadang merasa berdebar-debar.
Ayahnya menjelaskan panjang lebar untuk menjawab pertanyaan Toni, termasuk pemakaian EKG dan holter monitoring serta terapi obat-obatan, resusitasi jantung paru, defibrilasi, dan synchronised cardioversion. Ayahnya juga meyakinkan Toni agar tidak terlalu kuatir, karena gangguan irama jantung itu bermacam-macam jenisnya, dan tidak semuanya berbahaya. Sayangnya bagi Toni penjelasan tersebut sangat rumit, dan ia tidak sepenuhnya memahami masalah tersebut.
20
Lampiran 1 :
TIM PENGELOLA BLOK KARDIOVASKULAR TAHUN AKADEMIK 2014/2015
Koordinator : dr. Masrul Syafri, SpPD, SpJP (K) 08159491342
Sekretaris : dr. M. Fadil, SpJP 08116631580
Anggota : dr. Roni Yuliwansyah 08126634329
dr. Eka Novita, M.Biomed 081266223451
21
Lampiran 2
Daftar Nama Tutor
(Belum ada)
22
Lampiran 3 :
DAFTAR NAMA MODERATOR DAN NARASUMBER DISKUSI PLENO
BLOK 3.2 GANGGUAN KARDIOVASKULAR
MG KE
HARI/
TANGGAL JAM NAMA MODERATOR NAMA NARASUMBER
1 Senin/ 6-10-14 09.00 – 10.50 dr. Eka Novita, M.Biomed 1. dr. MasrulSyafri, SpPD, SpJP (K) 2. Prof.dr.Hj.RahmatinaB.Herman, Ph.D, AIF 3. Prof. dr. AsnilSahim, SpJP 4. dr. Didik H, SpA (K) 5. dr.Rozetti, Sp.Rad 6. dr. Yuli Ismail, SpBTKV 2 Senin/ 13-10-14 09.00 – 10.50 dr. M. Fadil, SpJP 1. dr. M. Syukri, SpJP (K) 2. dr.Rahmatini, M.Kes 3. Prof.dr.Rismawati Yaswir,Sp.PK(K) 4. Prof.dr.Nur Indrawati Lipoeto,
M.Sc.,Ph.D, Sp.GK 5. Prof. dr. AsnilSahim, SpJP 3 Senin/ 20-10-14 09.00 – 10.50 dr. Roni Yuliwansyah, Sp.PD. KKV 1. dr. MasrulSyafri, SpPD, SpJP (K) 2. dr. DidikHariyanto, SpA (K) 3. dr. Yerizal K, SpPD, SpJP (K) 4. dr. Yuli Ismail, SpBTKV 5. dr.H.A.Aziz Djamal, M.Sc,DTM&H,Sp.MK 4 Senin/ 27-10-14 09.00 – 10.50 dr. Didik Hariyanto, SpA(K) 1. dr. Syaiful Azmi, SpPD, KGH 2. dr. Yerizal K, SpPD, SpJP (K) 3. dr.Aumas Pabuti, Sp.A, MARS 4. dr. Masrul Syafri, SpPD, SpJP (K) 5. dr. Roni Yuliwansyah, SpPD. KKV 6. dr. M . Fadil, SpJP 7. dr. RaflisRustam, SpBV 8. dr.Rahmatini, M.Kes 5 Senin/ 3-11-14 09.00 – 10.50 dr. Eka Novita M.Biomed 1. Prof. Dr. AsnilSahim, SpJP (K) 2. dr. DidikHariyanto, SpA (K) 3. dr. Masrul Syafri, SpPD, SpJP (K) 4. dr. Roni Yuliwansyah, SpPD. KKV 5. dr. M. Fadil, SpJP 6. dr. Yerizal Karani, SpPD, SpJP (K) 7. dr.Nasman Puar, Sp.An
8. dr.Yose Wizano, Sp.An, KAKV 6 Senin/ 10-11-14 09.00 – 10.50 dr. Masrul Syafri, SpPD, SpJP (K) 1. Dr. M. Syukri, SpJP (K) 2. Dr. DidikHariyanto, SpA (K) 3. Dr. Yerizal Karani, SpPD, SpJP (K) 4. Dr. Rika Susanti, SpF
23
Lampiran 4 :
METODE SEVEN JUMP (TUJUH LANGKAH)
LANGKAH 1. Klarifikasi istilah/terminologi asing (yang tidak dimengerti) • Proses
Mahasiswa mengidentifikasi kata-kata yang maknanya belum jelas dari anggota-anggota kelompok yang lain mungkin dapat memberikan definisinya. Semua mahasiswa harus dibuat merasa aman, agar mereka dapat menyampaikan dengan jujur apa yang mereka tidak mengerti
• Alasan
Istilah asing dapat menghambat pemahaman. Klarifikasi istilah walaupun hanya sebagian bisa mengawasi proses belajar
• Output tertulis
Kata-kata atau istilah yang tidak disepakati pengertiannya oleh kelompok dijadikan tujuan pembelajaran (learning objectives)
LANGKAH 2. Menetapkan masalah • Proses
Ini merupakan sesi terbuka dimana semua mahasiswa didorong untuk berkontribusi pendapat tentang masalah. Tutor mungkin perlu mendorong semua mahasiswa untuk berkontribusi pendapat tentang masalah. Tutor mungkin perlu mendorong mahasiswa untuk berkontribusi dengan cepat tetapi dengan analisis yang luas
• Alasan
Sangat mungkin setiap anggota kelompok tutorial mempunyai perspektif yang berbeda terhadap suatu masalah. Membandingkan dan menyatukan pandangan ini akan
memperluas cakrawal intelektual mereka dan menentukan tugas berikutnya. • Output tertulis
Daftar masalah yang akan dijelaskan
LANGKAH 3. Curah pendapat kemungkinan hipotesis atau penjelasan • Proses
Lanjutan sesi terbuka, tetapi sekarang semua mahasiswa mencoba memformulasikan, menguji dan membandingkan manfaat relatif hipotesis mereka sebagai penjelasan masalah atau kasus. Tutor mungkin perlu menjaga agar diskusi berada pada tingkat hipotesis dan mencegah masuk terlalu cepat ke penjelasan yang sangat detil. Dalam konteks ini:
24 a. Hipotesis berarti dugaan yang dibuat sebagai dasar penalaran tanpa asumsi
kebenarannya ataupun sebagai titik awal investigasi
b. Penjelasan berarti membuat pengenalan secara detil dan pemahaman, dengan tujuan untuk saling pengertian. Misalnya. “penggunaan grafik cantle untuk menilai pertumbuhan anak” lebih baik dan lebih tepat daripada “topik global pertumbuhan”
LANGKAH 6. Mengumpulkan informasi dan belajar mandiri • Proses
Proses ini mencakup pencarian materi di buku teks, di literatur yang terkomputerisasi, menggunakan internet, melihat spesimen patologis, konsultasi pakar, atau apa saja yang dapat membantu mahasiswa memperoleh informasi yang dicari. Kegiatan PBL yang terorganisir dengan baik meliputi buku program atau buku Blok yang memuat saran cara memperoleh atau mengontak sumber pembelajaran spesifik yang mungkin sulit
ditemukan atau diakses
• Alasan
Jelas bagian penting dari proses belajar adalah mengumpulkan dan memperoleh informasi baru yang dilakukan sendiri oleh mahasiswa
• Output tertulis
Catatan individual mahasiswa
LANGKAH 7. Berbagi hasil mengumpulkan informasi dan belajar mandiri • Proses
Berlangsung beberapa hari setelah tutorial pertama (langkah 1-5). Mahasiswa memulai dengan kembali ke daftar tujuan pembelajaran mereka. Pertama, mereka mengidentifikasi sumber informasi individual, mengumpulkan informasi dari belajar mandiri serta saling membantu memahami dan mengidentifikasi area yang sulit untuk dipelajari lebih lanjut (atau bantuan pakar). Setelah itu, mereka berusaha untuk melakukan dan menghasilkan analisis lengkap dari masalah
• Alasan
Langkah ini mensintesis kerja kelompok, mengkonsolidasi pembelajaran dan mengidentifikasikan area yang masih meragukan, mungkin untuk studi lebih lanjut. Pembelajaran pasti tidak lengkap (incomplete) dan terbuka (open-ended), tapi ini agak hati-hati karena mahasiswa harus kembali ke topik ketika ‘pemicu’ yang tepat terjadi di masa datang
• Output tertulis