• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Metode yang digunakan dalam suatu proyek konstruksi sangat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN. Metode yang digunakan dalam suatu proyek konstruksi sangat"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

4.1 Pendahuluan

Metode yang digunakan dalam suatu proyek konstruksi sangat mempengaruhi berbagai aspek yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek tersebut, antara lain aspek biaya dan waktu pelaksanaan. Oleh karena itu metode pelaksanaan pekerjaan harus direncanakan secara matang dan dikendalikan dengan baik oleh setiap individu ataupun instansi yang terlibat dalam proyek tersebut. Seperti pekerjaan konstruksi lainnya, pekerjaan dinding eksterior juga membutuhkan metode pelaksanaan yang harus direncanakan dan dikendalikan dengan sebaik mungkin.

Pada pekerjaan dinding eksterior yang menggunakan material GRC dan Precast, metode pelaksanaan pekerjaan harus meliputi perhitungan desain baik seni maupun teknis, proses pengerjaan (fabrikasi), penggunaan jenis material, peralatan yang akan digunakan, proses transportasi, proses pemasangannya dan proses finishing.

4.2 Glassfibre Reinforced Cement (GRC)

Dalam proyek Pembangunan Gedung Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Type A2 Bogor, metode pelaksanaan pekerjaan GRC yang diterapkan adalah pembuatan desain gambar, proses pembuatan cetakan,

(2)

cetakan, finishing, pengangkutan (transportasi), penempatan, pengecekan marking dan finishing. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar dibawah ini.

Gambar 4.1 Diagram Alir Proses Pembuatan Panel GRC Mulai

Desain Gambar Pembuatan cetakan

Cetakan sesuai desain

Penyemprotan emulsi minyak pada cetakan

Pasang Besi Beton

Pengolahan dan curing Pembongkaran cetakan Jumlah terpenuhi Finishing Panel GRC Selesai Tidak Tidak Pengecoran Beton

(3)

Gambar 4.2 Diagram Alir Proses Pengecoran Panel GRC Mulai

Desain Gambar Pembuatan cetakan GRC

Penyemprotan emulsi minyak pada cetakan

Pasang besi beton

Pengolahan dan curing

Pembongkaran cetakan Finishing Pengecoran beton Selesai MulaiI Pas. bekisting pembesian

(4)

Setelah umur beton panel GRC sudah cukup, maka proses transportasi dapat dilakukan jika fabrikasi panel GRC tersebut dilakukan di pabrik, bukan di lokasi proyek. Sedangkan metode pemasangannya adalah seperti gambar dibawah ini.

Gambar 4.4 Diagram Alir Pemasangan Panel GRC Mulai

Marking Pemasangan frame

penggantung

Posisi sudah benar

Pengelasan angkur panel GRC dan frame penggantung Selesai Finishing Pemindahan panel GRC ke lokasi pemasangan Gambar kerja Tidak Survey lokasi pemasangan

Penempatan GRC pada lokasi pemasangan

(5)

Gambar 4.5 Network Planing Pemasangan GRC

4.2.1 Desain GRC

Fabrikasi adalah proses pengolahan bahan baku menjadi bahan jadi yang siap pakai. Fabrikasi GRC ini diawali dengan membuat gambar desain panel GRC secara detail untuk meminimalisasi kesalahan pada proses selanjutnya. Gambar desain ini merupakan detail dari gambar master plan atau yang disesuaikan dengan permintaan owner, dengan mempertimbangkan aspek-aspek teknis yang diperlukan. Seperti gaya-gaya yang mungkin terjadi baik selama proses produksi, transportasi, pemasangan maupun setelah terpasang. Ukuran yang tertera pada gambar harus jelas dan presisi, agar hasil yang didapatkan juga sesuai dengan yang diinginkan. Hal ini akan sangat membantu pada saat pemasangan panel GRC itu sendiri.

4.2.2 Cetakan

Cetakan yang dipergunakan dalam pembuatan panel GRC merupakan alat bantu yang menjadi lawan dari sisi luar GRC yang akan diproduksi. Bentuk dan ukuran cetakan ini harus sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui, baik

mulai penguk uran Pengirima n GRC Pegelasan braket + siku Pengagkat an GRC Pemasang an GRC Pasang sealant

(6)

oleh konsultan perencana, pengawas dan atau owner. Syarat-syarat yang sebaiknya dipenuhi untuk membuat cetakan adalah :

1. Permukaan cetakan harus halus, sehingga hasil yang didapatkan juga halus. 2. Tidak boleh dibuat dari bahan yang mudah menyerap air.

3. Tidak bocor. 4. Harus kokoh.

5. Tidak mudah terbuka, tetapi mudah dibuka.

Bahan yang biasa digunakan sebagai cetakan antara lain : Plywood, Karet, GRC. Bahan plywood biasanya digunakan jika produk yang dibuat bentuknya sederhana. Lagipula dengan menggunakan plywood, biaya yang dikeluarkan bisa lebih murah. Bahan karet digunakan jika produk yang ingin dihasilkan terdapat kaligrafi, relief atau ukiran. Sedangkan cetakan dari bahan GRC digunakan jika ingin menghasilkan produk dalam jumlah yang cukup banyak.

Apabila cetakan yang sudah dibuat ingin digunakan berkali-kali maka cetakan tersebut harus dibersihkan dan dicek kelayakan pakainya. Dan yang harus selalu diingat adalah, agar selalu menyemprotkan minyak reebol agar mudah melepaskan produk GRC dari cetakannya.

4.2.3 Proses Pembuatan

Proses pembuatan GRC ini dimulai dengan pemilihan semen dan pasir yang memenuhi ketentuan-ketentuan umum Pemeriksaan Bahan-Bahan Bangunan (PUBB-N.1.3) dan Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971-N.1.2). Pasir yang digunakan bisa berasal dari mana saja dengan syarat, memiliki kadar lumpur

(7)

tidak lebih dari 2% dan tidak boleh mengandung kadar besi (Fe) serta kadar garam terlalu banyak. Hal ini perlu diperhatikan karena sangat mempengaruhi mutu produk GRC yang dihasilkan.

Pasir yang akan dipergunakan dicuci bersih, dikeringkan dan kemudian disaring. Yang digunakan untuk pembuatan GRC adalah pasir yang tertinggal pada saringan 0,15 mm. Pasir, semen, air pencampur dan bahan tambahan lainnya disiapkan sesuai dengan kapasitas mixer dan kebutuhan slurry yang digunakan untuk produksi. Hal-hal tersebut harus diperhatikan agar pemakaian material tersebut menjadi lebih efektif.

Secara garis besar, ada dua macam kategori proses fabrikasi GRC yaitu proses fabrikasi dengan menggunakan hand or machine spray (alat semprot manual atau mesin) dan fabrikasi dengan kategori premix. Fabrikasi dengan alat semprot biasanya digunakan jika yang akan dibuat adalah produk berbentuk terbuka, misalnya : flat sheet, cover, dan produk dengan permukaan halus satu sisi (arch and corrugated), dan sebagainya. Sedangkan fabrikasi dengan kategori premix digunakan jika produk yang ingin dihasilkan adalah produk berbentuk tertutup, misalnya : single beam (flat soffit dan ribbed soffit), double beam, bentuk bola, bentuk kubus dan sebagainya.

Pada fabrikasi dengan sistem semprot, tahapan selanjutnya setelah material yang akan dipergunakan telah disiapkan yaitu :

(8)

1. Pasir dan PC (Portland Cement) diaduk sampai merata didalam molen sampai merata dan homogen dengan perbandingan 1 : 1.

2. Dengan keadaan molen tetap berputar, masukkan air pencampur sedikit demi sedikit sampai habis dengan ukuran 30% dari berat PC.

3. Jika adukan tersebut sudah tercampur merata, maka hasil adukan tersebut dituangkan kedalam tabung penyemprot (spray gun).

4. Kemudian adukan tersebut disemprotkan kedalam cetakan yang telah diolesi minyak reebol. Penyemprotan dilakukan dalam dua tahap.

5. Tahap pertama, penyemprotan dilakukan hingga ketebalan 1,5 mm hingga 2 mm tanpa menggunakan fiberglas. Jadi jalur spray gun yang digunakan adalah jalur keluarnya adukan dan jalur keluarnya angin, sedangkan jalur keluarnya fibreglass ditutup.

6. Pada tahap kedua, serat fibreglass sudah mulai digunakan. Serat fibreglass yang keluar dari spray gun akan terpotong-potong dengan panjang sekitar 12 mm sampai 38 mm. Pada tahap ini dilakukan penyemprotan dengan ketebalan 2 mm sampai dengan 2,5 mm.

Antara penyemprotan lapisan pertama dan kedua diberikan selang waktu antara 3 menit hingga 5 menit. Dan pada setiap lapisan, dilakukan pemadatan dengan alat pemadatan yang biasa disebut roller. Penyemprotan dengan fibreglass dan pemadatan dilakukan berulang-ulang dengan diberikan jeda waktu hingga mencapai ketebalan panel yang diinginkan. Jika telah mencapai ketebalan yang diinginkan, maka pada tempat-tempat tertentu dipasangkan angkur yang akan dipergunakan pada saat pemasangan nanti. Pada tempat-tempat yang dipasang angkur, diberikan penebalan untuk menambah kekuatan.

(9)

Untuk pembuatan dengan kategori premix, setelah persiapan material dan alat telah dilakukan maka langkah berikutnya adalah :

1. Mengukur komposisi pasir dan PC dengan perbandingan 1 : 1, berat air ± 30% dari berat PC dan serat-serat fibreglass yang telah dipotong-potong terlebih dahulu dengan panjang antara 12 mm sampai 38 mm sebanyak 5% dari berat keseluruhan material yang akan dicampurkan (semen, pasir, air).

2. Kemudian semen dan serat-serat fiberglass tersebut dimasukkan ke dalam mesin molen sampai merata.

3. Setelah bahan-bahan tersebut telah tercampur merata, maka pasir sudah dapat ditambahkan ke dalam campuran tersebut.

4. Setelah semua tercampur dengan baik, maka air pencampur dapat mulai ditambahkan sedikit demi sedikit hingga habis dengan keadaan molen yang tetap berputar.

5. Setelah adukan tersebut merata dan homogen, maka dilakukan pengecoran kedalam cetakan yang sebelumnya telah dilapisi minyak reebol dengan perlahan-lahan.

6. Saat adukan tersebut dituangkan ke dalam cetakan, dilakukan pemadatan dengan menggunakan triller sampai proses penuangan tersebut selesai.

Dua kategori proses pembuatan GRC tersebut dapat digunakan tergantung bentuk produk yang diinginkan.

(10)

4.2.4 Proses Perawatan (Curing)

Karena ketebalan dari produk GRC relatif tipis, dikhawatirkan proses pengerasan yang terjadi akan cepat sekali sehingga dapat menimbulkan retak-retak rambut (hair cracks) yang pada akhirnya dapat menurunkan mutu dan kekuatan produk GRC tersebut. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, dapat ditambahkan bahan pencegah seperti trikosal ke dalam campuran sebelum dituangkan ke dalam cetakan. Atau bisa juga dengan mencegah agar produk dalam cetakan tidak terkena suhu panas yang terlalu ekstrim pada saat perawatan (curing).

Untuk proses curing, baiknya dilakukan didalam ruangan atau tempat yang terlindung dari air hujan serta sinar matahari langsung dengan sirkulasi udara yang baik. Cara sederhana untuk melakukan proses curing adalah dengan mengalirkan air dengan jumlah tertentu ke dalam cetakan melalui lubang rambut yang telah dibuat terlebih dahulu sebelumnya. Air yang digunakan untuk proses curing adalah air yang sesuai persyaratannya dengan air pencampur.

Setelah melakukan proses curing selama dua hingga empat jam, maka cetakan dapat dibuka dan panel dapat dikeluarkan. Setelah dikeluarkan, panel tersebut dapat diangkat dan disimpan dalam tempat penyimpanan yang sejuk dengan suhu maksimal adalah 30°C dan kelembaban maksimum 80%. Panel GRC baru boleh digunakan setelah kering dengan cara dibiarkan tertiup angin sekurang-kurangnya 3 x 24 jam. Pada umumnya panel GRC digunakan untuk instalasi setelah empat hari tergantung pada kematangan GRC itu sendiri. Sebelum dilakukan proses

(11)

transportasi, panel GRC harus dicek dan dirapihkan dengan cara mengampelas bagian-bagian yang kurang rapi.

4.2.5 Proses Transportasi

Proses transportasi sudah dapat dilakukan setelah panel GRC lolos tes kontrol kualitas dari produsen. Cara pengangkutan juga tergantung pada ukuran dan model panel GRC itu sendiri. Pada umumnya, tempat untuk meletakkan GRC diberi bantalan pada bagian bawahnya. Dan diantara panel GRC diberi jarak atau bisa menggunakan bantalan (misalnya : balok kayu, karet dan semacamnya). Bantalan tersebut berfungsi agar tidak terjadi kerusakan pada panel GRC di perjalanan hingga sampai stockyard (tempat penyimpanan di lokasi proyek. Tempat penyimpanan (stockyard) yang akan digunakan sebaiknya merupakan sebuah tempat yang terlindung dari tetesan air hujan secara langsung.

4.2.6 Survey Lokasi Pemasangan Panel GRC

Survey lokasi ini dilakukan setelah gambar kerja lokasi pemasangan sudah dikeluarkan. Survey lokasi ini dimaksudkan untuk mengetahui keadaan lapangan tempat pemasangan panel GRC. Serta untuk mengetahui bagian-bagian mana saja yang lebih diprioritaskan pemasangannya.

4.2.7 Proses Pemindahan Panel GRC

Proses ini dilakukan setelah survey lokasi dilakukan dan bagian yang diprioritaskan telah disepakati. Pemindahan panel GRC ini dilakukan dengan

(12)

tempat penyimpanan, didistribusikan ke lokasi-lokasi disekitar tempat panel-panel tersebut akan dipasang.

4.2.8 Marking

Proses marking atau pengukuran lokasi pemasangan GRC dilakukan berdasarkan detail gambar kerja yang telah disetujui. Hal ini untuk menghindari kesalahan penempatan panel GRC menyangkut posisi horisontal dan vertikalnya terhadap bangunan itu sendiri dengan menggunakan theodolite. Apabila pada lokasi yang akan dipasangi GRC tersebut terdapat benda-benda yang menghalangi misalnya beton struktur (kolom atau balok) yang tidak lurus atau kurang lebarnya lokasi pemasangan, maka dapat dilakukan tindakan perbaikan sebelum panel GRC diangkat dan dipasangkan.

4.2.9 Pemasangan Frame

Pemasangan frame penggantung GRC dilakukan setelah proses marking dan tindakan perbaikan selesai dilakukan. Frame penggantung tersebut sebaiknya benar-benar lurus baik secara horisontal maupun vertikal agar pada saat panel GRC dipasangkan, tidak terlalu banyak penyesuaian yang perlu dilakukan.

4.2.10 Pemasangan Panel GRC

Pemasangan panel GRC bisa dilakukan jika proses pemasangan frame telah selesai dan posisinya telah sesuai dengan gambar kerja. Apabila panel GRC tersebut harus dipasangi keramik, maka keramik tersebut harus dipasang terlebih dahulu di bawah sebelum panel GRC dipasangkan di atas bangunan. Pada panel

(13)

GRC terdapat angkur dan fisher yang digunakan untuk menggantungkan panel tersebut ke frame yang terdapat pada balok atau kolom. Jika panel telah diangkat oleh tower crane atau mobile crane maka panel tersebut digantungkan pada chain block sebagai alat bantu untuk menyetel letak panel GRC pada posisi yang benar. Penggunaan waterpass, theodolite dan alat bantu lain sangat diperlukan untuk menyetel posisi GRC yang akan dipasang. Jika posisi tersebut sudah benar, maka panel GRC tersebut dapat digantungkan pada frame yang telah dipasang sebelumnya. Setelah panel GRC sudah benar posisinya, dilakukan pengelasan mati antara angkur dan frame penggantung.

4.2.11 Finishing

Proses finishing dilakukan setelah panel terpasang pada frame yang telah ditentukan. Finishing yang dilakukan bertujuan untuk memperbaiki panel-panel GRC apabila ada bagian yang gompal, retak rambut, baret dan sebagainya. Finishing ini termasuk pemasangan sealant pada nat antara panel-panel GRC sesuai dengan gambar kerja yang telah disepakati.

4.3 Pasangan Bata ( Kovensional )

Penggunaan pasangan bata untuk konstruksi pengisi dinding merupakan hal yang umum dilakukan karena batu bata merupakan komponen konstruksi yang mudah didapatkan. Pasangan bata digunakan sebagai pengisi dinding yang biasanya ditutup dengan pelapis dinding (plesteran, acian, keramik dan lain-lain). Batu bata merah merupakan material konstruksi yang dicetak dari adukan tanah

(14)

tinggi. Pada pekerjaan dinding eksterior yang menggunakan material Bata merah, metode pelaksanaan pekerjaan harus meliputi perhitungan desain baik seni maupun teknis,

metode pelaksanaan pekerjaan pasangan bata ini akan meliputi pembuatan desain gambar, proses marking , pemasangan bata merah, pemasangan kolom praktis, plesteran, aci .

Sedangkan metode pemasangannya adalah seperti gambar dibawah ini.

``

Gambar 4.6 Diagram Alir Pemasangan Konvensional Posisi sudah benar

Pemasangan bata

Pasang kolom praktis

Finishing ( Plester + aci ) Mulai Marking Selesai Gambar kerja Tidak Pemasangan profile arah vertikal

(15)

``

Gambar 4.7 Diagram Alir Pemasangan bata Pemasangan bata

Pasang kolom praktis

Finishing ( Plester + aci )

Pasang profil dan benang Mulai Marking Selesai Gambar kerja Membuat adukan mulai penguk uran Angkut matrial ke atas Ps. Profile + benang Buat adukan Ps. bata Kolom praktis Plester + aci

(16)

4.3.1 Pasang Bata

Setelah Gambar kerja sudah jadi, maka untuk selanjutnya di lakukan pekerjaan marking lokasi yang akan dilakukan pemasangan bata, ini bertujuan untuk mendapatkan hasil pemasangan dinding sesuai dengan desain yang sudah direncanakan. Pada saat marking ini akan terdapat garis-garis , dimana garis-garis tersebut adalah merupakan batasan pasangan bata dan pasangan plesteran + aci. Setelah pekerjaan marking selesai, sebelum pasang bata maka terlebih dulu di pasang profile, profile ini bisa terbuat dari bahan kayu atau bahan lain dengan syarat lurus dan tidak gelombang, profile ini dipasang agar pasangan bata tersebut tidak miring dan rata. Untuk pasangan bata ini dilakukan secara berlapis, yaitu dengan ketinggian tertentu maximum tingginya 1,5 meter, karena kalau dipasang terlalu tinggi akan berisiko roboh akibat tekanan angin.

4.3.2 Pasangan Kolom Praktis

Setelah pasangan bata selesai, maka untuk selanjutnya di lakukan pekerjaan pasang kolom praktis, pasang kolom praktis ini bertujuan untuk megunci

pasangan bata agar supaya pasangan bata tidak mudah roboh dan bertujuan untuk mendapatkan hasil pemasangan dinding sesuai dengan desain yang sudah

direncanakan serta untuk menahan pasangan bata akibat adanya tekanan angin. Untuk mendapatkan hasil pasangan kolom praktis yang baik harus dilakukan pengecekan arah vertikal.

4.3.3 Pekerjaan Plesteran + Aci

Setelah pasangan kolom praktis selesai, maka untuk selanjutnya di lakukan pekerjaan plesteran dan aci, pekerjaan plesteran dan aci ini bertujuan untuk menutup pasangan bata dan membuat diding menjadi halus.

(17)

4.4 Precast (Beton Pra-cetak)

Metode pekerjaan Precast meliputi :

a. Fabrikasi precast yaitu dengan membuat tulangan sesuai gambar kerja, pembuatan cetakan, pemasangan tulangan dan penyetelan kedalam cetakan, pembuatan beton, pengecoran, perawatan (curing), pembongkaran cetakan dan finishing.

b. Pemasangan panel precast yaitu distribusi precast ke tempat pemasangan, marking, penyetelan precast dan pengelasan.

(18)

Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Mulai

Pembuatan tulangan dan cetakan

Penyemprotan minyak reebol pada cetakan

Pemasangan dan penyetelan tulangan kedalam cetakan Pembuatan campuran beton (mixing) Pembongkaran cetakan Perawatan Lolos uji beton

Pengecoran Lolos tes slump

Finishing Selesai Pembongkaran cetakan

Tidak

(19)

Berikut ini diagram alir proses pemasangan panel Precast yang kurang lebih sama dengan proses pemasangan panel GRC.

Gambar 4.10 Diagram Alir Proses Pemasangan Panel Precast

Fabrikasi Precast dapat dilakukan berkali-kali dengan cetakan yang sama. Bahan baku utama untuk membuat beton pra-cetak ini sama dengan bahan pembuatan

Tidak Mulai

Marking Pemasangan braket

panel

Posisi sudah benar

Selesai Finishing Pemindahan panel Precast ke lokasi pemasangan Gambar kerja Survey lokasi pemasangan

Penempatan Precast pada lokasi pemasangan

(20)

beton biasa yakni pasir, PC, air dan tulangan besi beton. Sedangkan cetakan yang digunakan sebaiknya memenuhi persyaratan berikut ini :

a. Dimensi cetakan harus tepat agar didapatkan stabilitas volume precast. b. Mudah ditangani dan tidak ada kebocoran.

c. Memiliki daya adhesi yang kecil terhadap beton, sehingga mudah dibersihkan untuk digunakan berulang-ulang.

d. Biaya untuk merawat cetakan tersebut dapat ditekan seminimal mungkin. Berikut ini penjelasan singkat mengenai proses pembuatan Precast seperti yang tercantum dalam gambar 4.3.

1. Bahan baku seperti PC, pasir dan air dicek apakah sudah layak digunakan. 2. Besi beton yang akan dijadikan tulangan dicek apakah sudah memenuhi

spesifikasi.

3. Besi beton difabrikasi sesuai dengan gambar kerja. 4. Membuat cetakan sesuai desain dari gambar kerja.

5. Setelah cetakan selesai dibuat, diberikan minyak reebol pada cetakan dan kemudian besi tulangan dipasang dan disetel pada cetakan tersebut.

6. Apabila sudah siap, maka bahan-bahan campuran beton dicampurkan pada mixer yang telah disiapkan.

7. Dilakukan slump test hingga campuran tersebut memenuhi persyaratan.

8. Sebelum dilakukan pengecoran, sebaiknya dilakukan pengecekan akhir pada cetakan.

9. Apabila dinyatakan sudah siap, maka proses pengecoran dapat dilakukan sambil melakukan pemadatan dengan menggunakan vibrator. Campuran yang

(21)

digunakan untuk pengecoran diambil dan dijadikan sample untuk menguji mutu beton di laboratorium.

10. Hasil pengecoran didiamkan hingga 24 jam dan kemudian dilakukan proses curing.

11. Setelah proses curing dilakukan selama empat jam, maka cetakan dapat dibuka untuk kemudian disimpan.

12. Pada saat beton disimpan inilah dilakukan proses pengendalian kualitas (quality control). Proses ini meliputi perbaikan apabila pada beton tersebut cacat dan apabila mutu beton tersebut tidak memenuhi syarat (yang diketahui dari hasil uji beton di laboratorium), maka beton tersebut dibuang.

13. Setelah diketahui bahwa mutu beton tersebut memenuhi syarat, maka beton tersebut dapat dikirim ke lokasi proyek (jika pembuatannya dilakukan di pabrik) atau dapat digunakan langsung jika proses pembuatannya dilakukan di lokasi proyek.

Proses pemasangan panel Precast untuk dinding eksterior dilakukan dengan menggunakan alat bantu seperti tower crane atau mobile crane, takel, sling, chain block, trafo las, thoedolite, waterpass dan lain-lain. Langkah-langkah pemasangannya adalah sebagai berikut :

1. Setelah gambar kerja yang telah disetujui diterima, maka langkah pertama yang dilakukan adalah proses survey untuk menentukan lokasi mana saja yang diprioritaskan pemasangannya.

2. Apabila telah disetujui lokasi pemasangannya, maka dilakukan marking dengan menggunakan theodolite.

(22)

3. Setelah marking dilakukan sesuai dengan gambar kerja, maka panel Precast dapat diangkat dengan menggunakan tower crane atau mobile crane. Disiapkan juga takel dan chain blok yang akan digunakan untuk membantu pengesetan panel Precast tersebut.

4. Setelah panel tersebut mencapai lokasi pemasangan, chain blok yang telah disiapkan dapat dipasangkan pada panel yang telah diangkat untuk menggantikan sling tower crane atau mobile crane.

5. Setelah hal ini dilakukan, maka sling tower crane atau mobile crane dapat dilepaskan untuk mengangkat panel berikutnya. Kemudian panel beton yang telah digantungkan pada takel, dapat diturunkan keposisi yang telah ditentukan dengan diawasi oleh surveyor yang menggunakan theodolite. 6. Setelah panel tersebut dalam posisi yang tepat, maka braket yang digunakan

untuk menggantungkan panel tersebut sudah bisa dipotong. Kemudian braket yang telah disiapkan dapat dilas untuk memperkuat dudukan panel beton Precast tersebut.

7. Setelah itu dapat dilakukan perbaikan apabila terjadi kerusakan ringan pada panel Precast dan penyambungan antara panel serta dapat dilakukan finishing. Proses pemasangan ini dilakukan berulang-ulang hingga semua panel yang diperlukan terpasang seluruhnya. Yang perlu diperhatikan saat melakukan pengangkatan panel Precast adalah jangan sampai terjadi hentakan-hentakan yang dapat menimbulkan kerusakan pada panel. Hal ini perlu diperhatikan agar nantinya tidak terlalu banyak perbaikan. Ada dua jenis penyambungan panel Precast yaitu sambungan basah dan sambungan kering. Sambungan basah adalah sambungan dengan cara mengecor antara tulangan dari balok atau kolom dengan

(23)

tulangan Precast. Sedangkan yang dimaksud dengan sambungan kering adalah penyambungan yang dilakukan dengan cara mengelas baja siku yang ada dalam precast dengan tulangan balok atau kolom.

Proses finishing yang dilakukan pada Precast ini sama dengan proses finishing pada panel GRC. Proses ini dimaksudkan untuk menutup celah antara sambungan antara panel. Pengisian sealant ini dimaksudkan untuk mencegah agar tidak ada air yang masuk kedalam bangunan melalui celah tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Responden mayoritas memiliki pengetahuan sedang dan sikap tidak baik.Kemampuan responden dalam merawat pasien perilaku kekerasan di Poliklinik RS Marzoeki Mahdi

Penelit ia n ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat stres, jenis stresor, dan koping stres pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang

pembelajaran untuk peserta didik. Tahap selanjutnya yaitu persiapan produksi media dengan merancang sebuah storyboard. Desain storyboard mencakup tentang layout/ tata

•• Item yang baik adalah yang berkorelasi positif dan kuat dengan skor total, sedangkan yang Item yang baik adalah yang berkorelasi positif dan kuat dengan skor

Prosedur pengukuran dan pemberian angka-angka pada variabel diharapkan bersifat isomorphic terhadap realita, artinya ada persamaan dengan realita (Singarimbun dan

Simpulan dari hasil penelitian yaitu Tingkat Kesemaptaan Jasmani (TKJ) kategori samapta A ada 223 orang dengan prosentase sebesar 98,6% dapat melakukan penilaian

Untuk dapat melakukan penilaian secara efektif diperlukan latihan dan pengua- saan teori-teori yang relevan dengan tujuan dari proses belajar mengajar sebagai bagian yang

Algoritma delta rule ini, nantinya akan digunakan untuk mendapatkan bobot-bobot akhir jaringan dengan input pola pelatihan yang berupa bilangan-bilangan fuzzy dalam bentuk