• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Kota Batam adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Wilayah Kota Batam terletak di Pulau Batam dan seluruh wilayahnya dikelilingi Selat Singapura dan Selat Malaka. Batam adalah kota terbesar di Kepulauan Riau dan kota terbesar keempat di wilayah Sumatera setelah Medan , Palembang dan Pekanbaru. Menurut Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Batam per 2015, jumlah penduduk Batam mencapai 1.164.352 jiwa. Dengan jumlah penduduk yang melebihi 1.000.000 jiwa maka Kota Batam dapat dikategorikan sebagai Kota Metropolitan (batam.go.id).

Wilayah Metropolitan Batam terdiri dari tiga pulau, yaitu Batam, Rempang dan Galang yang dihubungkan oleh sebuah jembatan, yakni Jembatan Barelang. Letak Kota Batam yang strategis berbatasan langsung dengan negara Singapura dan Malaysia yang terdiri dari ± 400 pulau. Luas wilayah 3.990 km2 terdiri dari luas wilayah daratan 1.380,85 km2 dan luas wilayah lautan 2.950 km2.

Secara geografis Kota Batam berbatasan dengan : Utara : Selat Singapura

Selatan : Wilayah Kec. Senayang Kab. Lingga Barat : Wilayah Kec. Moro Kab. Karimun Timur : Wilayah Kec. Bintan Utara Kab. Bintan

(2)

2

Gambar 1.1 Peta Wisata Kota Batam Sumber : batam.go.id, 2017

Dapat dilihat pada peta wisata Kota Batam yang dilampirkan pada gambar 1.1 bahwa posisi Batam yg berdekatan dengan Singapura dan Malaysia sebagai salah satu tujuan wisata dunia dapat dikembangkan sebagai pintu masuk pariwisata Indonesia. Pulau Batam dan beberapa pulau disekitarnya dikembangkan oleh Pemerintah RI menjadi daerah industri, perdagangan, jasa, alih kapal dan pariwisata. Sejak terbentuknya Kotamadya Administratif Batam tanggal 24 Desember 1983, Batam terus mengalami perkembangan.

Hasil sensus penduduk, selama periode 2000-2012 laju pertumbuhan penduduk Batam rata-rata sebesar 7,68 %. Pertumbuhan ekonomi Batam sebesar rata-rata 7% lebih besar dari pertumbuhan ekonomi nasional. Penduduk asli Pulau Batam adalah Suku Melayu. (skpd.batamkota.go.id)

Pada tahun 2010, Kota Batam menggelar tahun kunjungan wisata bertajuk Visit Batam 2010 - Experience it. Didukung oleh fasilitas hotel dan resort berstandar internasional serta aneka kegiatan wisata yang disusun dalam kalender kegiatan kepariwisataan Kota Batam, diharapkan dapat menjamin kenyamanan dan kepuasan wisatawan domestik dan mancanegara saat berkunjung ke Kota Batam.

Berikut ditampilkan tempat-tempat yang merupakan tujuan wisata terbesar di Batam :

(3)

3

Tabel 1.1 Tujuan Wisata di Kota Batam

No. Nama Tempat Kategori

1. Harris Hotel Penginapan

2. Mercure Hotel Penginapan

3. Amaris Hotel Penginapan

4. Nagoya Hill Hotel Penginapan

5. Novotel Hotel Penginapan

6. Pacific Palace Hotel Penginapan 7. Planet Holiday Hotel Penginapan 8. Swiss Bel-Hotel Penginapan 9. Turi Beach Resort Penginapan 10. Montigo Resort Penginapan 11. Nongsa Point Marina Penginapan 12. The BCC Hotel & Residance Penginapan

13. I Hotel Penginapan

14. Harmoni Suites Hotel Penginapan 15. Harmoni One Hotel Penginapan

16. Jembatan Barelang wisata bahari, alam, dan jelajah 17. Alun-alun Engku Putri wisata bahari, alam, dan jelajah 18. Eks Camp Vietnam wisata bahari, alam, dan jelajah 19. Mega Wisata Ocarina wisata bahari, alam, dan jelajah 20. Pantai Nongsa wisata bahari, alam, dan jelajah 21. Pantai Melur wisata bahari, alam, dan jelajah 22. Golden Prawn Bengkong wisata bahari, alam, dan jelajah 23. Pantai Sekilak wisata bahari, alam, dan jelajah 24. KTM Resort (Dewi Kwan Im) wisata bahari, alam, dan jelajah 25. Hutan Mata Kucing wisata bahari, alam, dan jelajah 26. Pulau Abang Besar wisata bahari, alam, dan jelajah 27. Pertokoan Nagoya Wisata Belanja

28. Pertokoan Jodoh Wisata Belanja 29. Mega Mall Batam Center Wisata Belanja

(4)

4

31. Nagoya Hill Mall Wisata Belanja 32. Lucky Plaza Wisata Belanja

33. DC Mart Wisata Belanja

34. Kepri Mall Wisata Belanja

35. Panbil Mall Wisata Belanja 36. Top 100 Penuin Wisata Belanja 37. Top 100 Tembesi Wisata Belanja 38. Top 100 Jodoh Wisata Belanja 39. Harbour Bay Mall Wisata Belanja 40. Nagoya Citywalk Wisata Belanja

Sumber : batam.go.id, 2017

Selain itu terdapat juga pelabuhan dan bandar udara yang menjadi pintu masuk bagi para wisatawan baik domestik maupun internasional, yaitu :

a. Pelabuhan internasional logistik yang menghubungkan Kota Batam dengan Singapura dan Malaysia yang berlokasi di Sekupang, Batu Ampar, dan Kabil.

b. Pelabuhan internasional penumpang yang berlokasi di Batam Centre, Harbour Bay, Nongsa, Waterfront Marina dan Sekupang.

c. Pelabuhan domestik penumpang yang berlokasi di Harbour Bay, Sekupang, dan Telaga Punggur.

Melalui jalur udara, Batam dapat dicapai melalui Bandar Udara Internasional Hang Nadim yang melayani rute domestik dan internasional. Bandar Udara Hang Nadim memiliki landasan pacu terpanjang di Indonesia dan salah satu yang terpanjang di Asia Tenggara, yaitu 4.025 meter dan berstatus internasional menjadikan Bandar Udara Hang Nadim Batam terbesar di Kepulauan Riau, dan kedua terbesar di Sumatera setelah Bandar Udara Internasional Kuala Namu Medan. Bandar udara Hang Nadim melayani rute penerbangan domestik di seluruh bandara di Kepri (Bandara Dabo, Bandara Raja Haji Fisabilillah, dan Bandara Ranai) juga melayani penerbangan domestik ke seluruh Indonesia seperti Aceh, Kualanamu, Padang, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Bandar Lampung, Bengkulu,

(5)

5

Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Denpasar, Pontianak, Balikpapan, Makassar, Pangkalpinang, Silangit, Tanjung Pandan maupun penerbangan internasional seperti Jeddah, Madinah, Singapura, Malaysia, Thailand, dan lain-lain. (Batam Dalam Data, 2017)

1.1.1 Visi dan Misi Dinas Pariwisata Kota Batam

Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2007 Tentang pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kota Batam menyatakan bahwa Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kota Batam mempunyai tugas melaksanakan kewenangan desentralisasi di bidang kepariwisatan dan kebudayaan. Sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsinya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kota Batam menetapkan visi yaitu :

Terwujudnya Batam sebagai kawasan pengembangan budaya bangsa dan menjadi pintu gerbang pariwisata bagian barat.

Untuk mewujudkan Visi tersebut, Dinas pariwisata dan kebudayaan kota Batam menetapkan beberapa Misi diantaranya :

1) Melestarikan nilai serta mengembangkan keragaman dan kekayaan budaya bangsa dengan tetap menjadikan budaya Melayu sebagai payung negeri;

2) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta pengelolaan sarana dan prasarana kepariwisataan;

3) Mengembangkan industri pariwisata yang berdaya saing, destinasi yang unggul serta pemasaran dan promosi pariwisata yang berkelanjutan. (skpd.batamkota.go.id)

1.1.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD

Selanjutnya misi dijabarkan kedalam tujuan, tujuan adalah hal yang hendak dicapai secara spesifik dalam waktu 5 (lima) tahun dan terukur, yang dituangkan dalam sasaran-sasaran atau target absolute atau relative dalam bentuk kuantitatifnya yang hendak dicapai dalam waktu 5 (lima) tahun. Berikut ini diuraikan tujuan dan sasaran rencana strategis Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

(6)

6

Kota Batam selama tahun 2012-2016 seperti yang telah dikutip dari skpd.batamkota.go.id, yang merupakan penjabaran dari misi yang telah ditetapkan :

Misi 1 : Melestarikan nilai serta mengembangkan keragaman dan kekayaan budaya bangsa dengan tetap menjadikan budaya Melayu sebagai payung negeri. Tujuan : Meningkatkan nilai seni dan budaya melayu dan daerah lainnya yang multi kultur dan multi etnik.

Sasaran :

1) Berkembangnya nilai-nilai seni budaya melayu dan daerah lainnya. 2) Batam menjadi kota Internasional yang multi kultur dan multi etnik. 3) Menfasilitasi acara tahunan budaya multi kultur dan multi etnik di kota

Batam yang dapat menarik minat wisatawan.

4) Memberikan ruang publik bagi kegiatan masyarakat untuk mengaktualisasikan dirinya.

Misi 2 : Meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta pengelolaan sarana dan prasarana kepariwisataan.

Tujuan : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dalam hal pengelolaan sarana dan prasarana pariwisata.

Sasaran :

1) Peningkatan pengetahuan SDM tentang kepariwisataan.

2) Terwujudya pengelolaan sarana dan prasarana pariwisata yang baik. Misi 3 : Mengembangkan industri pariwisata yang berdaya saing, destinasi yang unggul serta pemasaran dan promosi pariwisata yang berkelanjutan.

Tujuan : Mengembangkan zona pariwisata alam, pusat belanja dan kuliner. Sasaran :

1) Mendorong berdirinya pusat kuliner rakyat nasional maupun kuliner mancanegara dengan pola zoning ekslusif.

2) Mendorong berdirinya pusat retail kerajinan, fashion modern dan tradisional, elektronik skala internasional.

3) Memfasilitasi berdirinya satu pusat batik ASEAN yang telah dicanangkan pemerintah dalam ASEAN summit 2011.

(7)

7 1.2 Latar Belakang

Pariwisata merupakan salah satu bentuk pemanfaatan sumber daya alam nonmigas dan budaya yang menjadi sumber pendapatan penduduk dan negara yang tidak sedikit jumlahnya. Oleh karena itu sudah selayaknya pemerintah bersama-sama dengan seluruh komponen bangsa turut berperan aktif dalam mengembangkan sektor pariwisata Indonesia.

Ardi Surwiyanta dalam Naisbitt “Global Paradox” menjelaskan bahwa pariwisata merupakan penyumbang bagi ekonomi global yang tidak ada tandingannya di masa yang akan datang. Adapun pertimbangannya adalah:

1) Pariwisata memperkerjakan 204 juta orang diseluruh dunia atau satu dari setiap sembilan pekerja, yaitu 10,6 % dari angkatan kerja.

2) Pariwisata adalah penyumbangan ekonomi terkemuka di dunia, yang menghasilkan 10,2 % produk domestik bruto dunia.

3) Pariwisata adalah produsen terkemuka untuk mendapatkan pajak sebesar $ 55 miliar.

Saat ini industri pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang perekonomian. Bahkan seperti yang dikutip dari liputan6.com, industri pariwisata Indonesia telah menyumbang kontribusi yang besar yang berkisar hampir setengah dari total ekspor jasa di 2015. Sektor perdagangan jasa Indonesia relatif tertinggal akibat kurangnya invetasi dan ketatnya regulasi. Transaksi sektor jasa berkisar 45 % dari total Produk Domestik Bruto (PDB). Nilai tersebut relatif rendah berdasarkan rata-rata negara lain di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) yang mendekati 50 %.

Pada 2015, wisatawan internasional yang melakukan perjalanan mencapai 1,184 miliar orang atau tumbuh dari tahun sebelumnya 4,4% miliar. Pertumbuhan terbesar di kawasan Eropa, yakni meningkat hingga 5% menjadi 609 juta orang dari tahun lalu 580 juta orang. Kunjungan wisatawan internasional ke Indonesia tahun 2015 tercatat 10,405 juta pada 2015 dengan pertumbuhan di atas rata-rata dunia.

(8)

8

Gambar 1.2 Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan Mancanegara Sumber : UNWTO World Tourism Barometer, 2016

Berdasarkan Gambar 1.2 dapat dilihat bahwa pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia di atas pertumbuhan ASEAN dan pertumbuhan dunia. Pertumbuhan kunjungan wisatawan mancangera ke Indonesia, sangat didukung oleh berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Kementerian Pariwisata melalui kerangka strategi pemasaran : melihat DOT (Destination, Origin, Time) dan melalui BAS (Branding – Advertising – Selling) dengan berbagai jalur media (POS = Paid Media, Owned media, Social media) (Kementrian Pariwisata).

Strategi pemasaran yang dilakukan Kementrian Pariwisata memberikan hasil yang memuaskan dibuktikan dengan capaian yang telah diraih branding pariwisata Indonesia. Peringkat branding pariwisata Indonesia dengan tagline Wonderful Indonesia, mengalahkan Malaysia dengan tagline Truly Asia dan Thailand dengan tagline Amazing Thailand. Peringkat Wonderful Indonesia berada di urutan 47 dari sebelumnya di urutan 140, raihan peringkat ini mengungguli Amazing Thailand di urutan 83 dan Malaysia Truly Asia di urutan 97, serta diraihnya berbagai penghargaan internasional untuk beberapa kategori, seperti; UNWTO Award 2015, ASEANTA Award 2015, World Halal Destination 2015, Spirit of Getaway 2016, dll.

(9)

9

Data statistik per Januari s.d. Desember 2015 menunjukkan capaian pembangunan pariwisata Indonesia mampu melampaui target yang telah ditentukan. Hal ini dibuktikan melalui kunjungan wisatawan mancanegara yang meningkat menjadi 10,4 juta orang, dari target 2015 sebanyak 10 juta orang. Adapun kunjungan wisatawan mancanegara tersebut berkontribusi terhadap penerimaan devisa sebesar Rp 144 triliun. Peningkatan pencapaian devisa tersebut justru terjadi ketika devisa dari komoditi batu bara dan migas cenderung mengalami penurunan, seperti diproyeksikan melalui gambar 1.3 berikut.

Gambar 1.3 Proyeksi Penerimaan Devisa Dalam Perekonomian Indonesia Sumber : Pusdatin Kemenpar, 2014

Sektor pariwisata Indonesia berkontribusi untuk kira-kira 4% dari total perekonomian. Pada tahun 2019, Pemerintah Indonesia ingin meningkatkan angka ini dua kali lipat menjadi 8% dari PDB, yang artinya dalam waktu 4 (empat) tahun mendatang, jumlah pengunjung perlu ditingkatkan dua kali lipat menjadi kira-kira 20 juta. Dalam rangka mencapai target ini, pemerintah akan berfokus pada memperbaiki infrastruktur Indonesia, akses, kesehatan, kebersihan dan juga meningkatkan kampanye promosi online di luar negeri. Pemerintah juga merevisi kebijakan akses visa gratis di 2015 untuk menarik lebih banyak turis asing (Indonesia-investment.com, 1 Maret 2017).

(10)

10

Dari kontribusi pariwisata Indonesia tersebut, salah satu penyumbang devisa pariwisata Indonesia adalah Provinsi Kepulauan Riau. Seperti yang telah dijelaskan pada gambaran umum objek penelitian, letak Kota Batam yang strategis berbatasan langsung dengan negara Singapura dan Malaysia yang terdiri dari ± 400 pulau yang sangat mungkin dijadikan sebagai destinasi pariwisata unggulan dengan melihat jumlah kunjungan wisatawan ke Provinsi Kepulauan Riau. Luas wilayah 3.990 km2 terdiri dari luas wilayah daratan 1.380,85 km2 dan luas wilayah lautan 2.950 km2. Hal ini sangat mencerminkan geliat pariwisata yang sangat menggembirakan. Wisatawan asing yang berkunjung ke Provinsi Kepri pada tahun 2015 paling banyak melalui Batam sebagai pintu masuk dengan menyumbang hampir 70 % (1.638.834 orang) diikuti oleh Lagoi (Bintan), Tanjung Balai Karimun dan Tanjung Pinang. Batam memiliki kesempatan untuk menjadikan sektor pariwisatanya sebagai destinasi unggulan berdasarkan peraturan Kementerian Budaya dan Pariwisata No: PM.37/UM.001/MKP/07 tentang kriteria penetapan destinasi pariwisata unggulan, dimana Batam harus mampu dan dapat menyediakan kriteria-kriteria penetapan destinasi unggulan sekurang-kurangnya meliputi : Ketersediaan sumber daya dan daya tarik wisata; fasilitas pariwisata dan fasilitas umum; aksesebilitas; kesiapan dan keterlibatan masyarakat; potensi pasar; dan posisi strategis pariwisata dalam pembangunan daerah.

Pada era globalisasi saat ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi melahirkan revolusi di bidang telekomunikasi/informasi, transportasi dan perdagangan (telecommunication, transportation and trade) atau dikenal dengan “Triple T Revolution”. Fenomena internasional ini telah mampu merubah tatanan hubungan dan kerjasama internasional sebagai proses menuju tatanan dunia baru yang melanda seluruh negara di dunia. Kemajuan pesat di bidang telekomunikasi/informasi dan transportasi ini telah mendorong peningkatan arus wisatawan internasional negara. Hal ini dengan jelas dapat dirasakan di Indonesia khususnya di Kota Batam, Kepulauan Riau.

Secara geografis Kota Batam pada bagian utara berbatasan langsung dengan Selat Singapura. Hal ini menjadikan Batam sebagai pintu masuk utama bagi para wisatawan dari Singapura, mengalahkan Bali dan DKI Jakarta sebagai pintu masuk

(11)

11

terbesar pertama dan kedua di Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dengan data yang penulis peroleh dari website kementerian pariwisata Indonesia. Dapat dilihat pada gambar 1.4, berdasarkan data statistik bahwa Batam menempati posisi ketiga sebagai pintu masuk wisatawan mancanegara pada tahun 2010 – 2014, dengan total 6.179.175 dan pada posisi pertama ada Bali dengan total 15.210.478 dan kedua DKI Jakarta dengan total 10.297.447.

Gambar 1.4 Perkembangan Wisatawan Mancanegara Menurut Pintu Masuk

Sumber : Kemenpar.go.id, 2016

Serta pada gambar 1.5 dapat dilihat jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Batam. Tercatat bahwa wisatawan terbanyak berasal dari negara Singapura dengan jumlah kunjungan pada tahun 2015 sebanyak 906.590 wisatawan dan pada Januari-Agustus 2016 sebanyak 552.440 wisatawan, kemudian wisatawan dari negara Malaysia dengan jumlah kunjungan pada tahun 2015 sebanyak 196.920 wisatawan dan pada Januari-Agustus 2016 sebanyak 124.770 wisatawan, serta wisatawan dari Korea Selatan dengan jumlah kunjungan pada tahun 2015 sebanyak 62.410 wisatawan dan pada Januari-Agustus 2016 sebanyak 40.630 wisatawan.

(12)

12

Angka yang dihasilkan tidak mengherankan dikarenakan posisi Batam yang strategis berbatasan langsung dengan negara Singapura dan Malaysia.

Gambar 1.5 Jumlah Wisatawan Mancanegara yang berkunjung ke Batam Menurut Kebangsaan 2012 s.d Januari-Agustus 2016

Sumber : Kemenpar.go.id, 2017

Sesuai dengan gambar 1.5 dapat dilihat bahwa wisatawan mancanegara yang paling banyak datang ke Batam berasal dari negara Singapura, Malaysia dan kemudian Korea Selatan. Menurut gambar 1.6 dapat dilihat rata-rata pengeluaran wisman per hari menurut negara tempat tinggal. Pada tahun 2014 wisatawan daari negara Singapura menghabiskan rata-rata 158,25 USD, wisatawan Malaysia menghabiskan rata-rata 133,84 USD dan wisatawan Korea Selatan menghabiskan rata-rata 179,02 USD. Pengeluaran yang dikeluarkan oleh wisatawan dari ketiga negara ini cukup tinggi, sehingga akan menyumbang pendapatan yang cukup besar bagi pendapatan asli daerah (PAD).

(13)

13

Gambar 1.6 Rata-Rata Pengeluaran Wisman Per Hari Menurut Negara Tempat Tinggal

Sumber : Kemenpar.go.id, 2016

Kemudian pada gambar 1.7 tertera rata-rata lama tinggal wisatawan mancanegara menurut negara tempat tinggal. Wisatawan dari negara Singapura menghabiskan rata-rata 4,16 hari, wisatawan dari negara Malaysia menghabiskan rata-rata 5,30 hari dan wisatawan dari negara Korea Selatan menghabiskan rata-rata 6,35 hari.

(14)

14

Gambar 1.7 Rata-Rata Lama Tinggal Wisman Menurut Negara Tempat Tinggal

Sumber : Kemenpar.go.id, 2016

Dari data yang telah disajikan dapat dilihat bahwa Kota Batam menempati urutan ketiga sebagai pintu masuk kunjungan wisatawan mancanegara, dengan kesimpulan bahwa jumlah wisatawan terbanyak yang berkunjung di Kota Batam masih didominasi oleh wisatawan kebangsaan Singapura dan Malaysia, kemudian Korea Selatan. Hal ini disebabkan karena Kota Batam yang berseberangan langsung dengan Singapura dan Malaysia.

Tidak dapat disangkal dengan karakteristik daerah Kepulauan Riau khususnya Kota Batam tidak hanya berbatasan langsung dengan negara tetangga

(15)

15

seperti, Singapura, Malaysia, Vietnam, dan Kamboja, akan tetapi juga memiliki ciri-ciri khusus sebagai pengejawantahan posisi strategis dari kabupaten ini secara keseluruhan yaitu, adanya kesamaan kultur masyarakat Kepulauan Riau khususnya Kota Batam dengan masyarakat negara tetangga telah mendorong terjadinya arus masuk wisatawan terutama dari Singapura dan Malaysia.

Pengembangan industri pariwisata Kota Batam pada hakekatnya bertujuan untuk mengembangkan, memanfaatkan obyek dan daya tarik wisata yang berupa kekayaan dan keindahan alam, keberagaman seni dan budaya, serta situs bersejarah. Maka dari itu, industri pariwisata Kota Batam harus menjadi prioritas utama dalam pengembangan dan pengelolaan dengan tujuan mampu mempengaruhi wisatawan untuk melakukan kunjungan wisata dan memberikan kontribusi bagi daerah, tertutama sebagai sumber pendapatan daerah dan menjadi salah satu daerah tujuan wisata (DTW) di Provinsi Kepulauan Riau.

Sesuai dengan misi nomor 4 pada RPJMD Kota Batam tahun 2016-2021, yaitu mewujudkan penguatan sektor industri dan mendorong peningkatan peran sektor jasa, perdagangan, pariwisata, alih kapal, maritim dan pertanian/perikanan dalam menopang perekonomian daerah, maka dapat dilihat bahwa Pemerintah Kota Batam berupaya meingkatkan peran dari sektor pariwisata dalam rangka mewujudkan Kota Batam sebagai bandar dunia madani yang berdaya saing, maju, sejahtera, dan bermanfaat.

Dengan adanya upaya mengoptimalkan peran dari sektor pariwisata, maka akan meningkatkan sektor-sektor lainnya dikarenakan produk-produk dari sektor lain sangat dibutuhkan untuk menunjang kebutuhan sektor pariwisata. Peranan Pemerintah sangat penting dalam upaya mengoptimalkan peran dari sektor pariwisata terutama pada peraturan-peraturan yang dibuat pemerintah untuk kepentingan perlindungan wisatawan. Selain itu, pemerintah juga bertanggung jawab atas pengelolaan sumber daya alam yang mendukung pariwisata seperti; Flora dan fauna, air, tanah dan juga udara agar tidak terjadi pencemaran yang dapat mengganggu bahkan merusak suatu ekosistem. Oleh karena itu, penerapan semua peraturan pemerintah dan undang - undang yang berlaku mutlak dilaksanakan oleh pemerintah.

(16)

16

Dengan menggunakan analisis SWOT maka dapat ditemukan strength, weakness, opportunity dan threat pada industri pariwisata Kota Batam. Pada analisis strategi pengembangan industri pariwisata Kota Batam ini, terdapat tiga tahap analisis, yaitu tahap 1 - The Input Stage, tahap 2 - The Matching Stage, dan tahap 3 - The Decision Stage. Pada tahap 1 - The Input Stage dilakukan perumusan terhadap seluruh informasi dasar mengenai faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan yang dibutuhkan dalam merumuskan strategi. Perumusan ini dapat menggunakan dua teknik formulasi strategi, yaitu Matriks External Factor Evaluation (EFE) dan Matriks Internal Factor Evaluation (IFE).

Pada tahap 2 - The Matching Stage, dilakukan pencocokan terhadap informasi yang diperoleh pada tahap 1 berupa faktor eksternal dan faktor internal, untuk memperoleh sejumlah alternative strategy. Pada tahap ini penulis melakukan analisis menggunakan Matriks SWOT, Matriks IE (Internal-Eksternal) dan Matriks Grand Strategy. Dengan menggunakan ketiga tools ini maka akan didapatkan sejumlah alternative strategy yang akan digunakan pada tahap 3.

Pada tahap 3 - The Decision Stage, dilakukan penetapan alternative strategy yang diprioritaskan, dengan menggunakan metode Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). QSPM merupakan metode untuk menentukan pilihan alternative strategy terbaik secara objektif berdasarkan faktor kunci kesuksesan internal-eksternal yang telah diperoleh melalui analisis pada tahapan sebelumnya.

Pemberian bobot (weight) pada tiap-tiap tahap dibantu dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). AHP adalah suatu teori umum tentang pengukuran yang digunakan untuk menemukan skala rasio, baik dari perbandingan berpasangan yang diskrit maupun kontinyu (Eko Darmanto, 2014). Untuk memudahkan dalam melakukan penghitungan AHP ini, penulis menggunakan bantuan perangkat lunak expert choice 11.

Berdasarkan analisis QSPM yang sudah dilakukan maka dapat ditemukan alternative strategy yang diharapkan dapat menjadi strategi terbaik dalam pengembangan industri pariwisata Kota Batam. Mengingat potensi yang dimiliki Kota Batam sangat besar maka strategi yang didapat dengan menggunakan QSPM harus dilaksanakan dan diaplikasikan oleh Pemerintah Kota Batam khususnya

(17)

17

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam dengan sebaik-baiknya, agar industri pariwisata dan kebudayaan Kota Batam dapat berkembang dan menarik perhatian dari wisatawan mancanegara untuk mengunjungi objek wisata yang ada di Kota Batam, serta menarik perhatian investor asing untuk berinvestasi di industri pariwisata Kota Batam.

Dengan semakin banyaknya wisatawan dan investor asing di Kota Batam, maka akan menambah pendapatan asli daerah (PAD) Kota Batam. Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas desentralisasi (Herlina, 2005). PAD mutlak harus dilakukan Pemerintah Daerah agar daerah mampu membiayai kebutuhannya sendiri, sehingga ketergantungan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat dapat diminimalkan dan daerah dapat mandiri dengan sumber daya dan infrastruktur yang dimiliki. Selain itu, dengan semakin banyaknya wisatawan asing yang datang ke Kota Batam, maka akan semakin banyak pula transaksi pertukaran mata uang asing (foreign exchange) dimana transaksi ini akan menambah devisa negara (national balance payment).

Berdasarkan pada uraian di atas maka strategi pengembangan pariwisata dilakukan dengan melihat dan menggali potensi-potensi yang dimiliki Kota Batam. Penentuan strategi ini harus memperhatikan aspek internal dan eksternal dari pariwisata itu sendiri yang intinya adalah demi mendapatkan beberapa alternative strategy yang pada akhirnya akan berujung pada pemilihan strategi terbaik bagi pengembangan industri pariwisata Kota Batam. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk mengambil judul “Analisis Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Sebagai Landasan Untuk Menentukan Strategi Pengembangan Pada Industri Pariwisata Kota Batam”.

1.3 Perumusan Masalah

Potensi yang dimiliki sektor pariwisata Kota Batam, Kepulauan Riau sangatlah besar, dilihat dari posisi yang strategis, kekayaan alam yang dimiliki, dan

(18)

18

lain-lain. Namun, potensi-potensi tersebut pada kenyataannya sulit dicapai oleh Pemerintah Kota, dikarenakan beberapa masalah yang menghambat laju perkembangan industri pariwisata di Kota Batam. Dikutip dari laporan akuntabilitas kinerja kementrian pariwisata, permasalahan tersebut antara lain, yaitu : 1. Kesiapan destinasi pariwisata yang belum merata dari aspek manajemen atraksi (attractiveness), amenitas (amenity) maupun aksesibilitas (accessibility); 2. Strategi Pemasaran yang belum komprehensif dan terpadu; 3. Sinergi antar mata rantai usaha pariwisata yang belum optimal; 4. Koordinasi dan sinkronisasi pembangunan lintas sektor dan regional yang belum efektif.

1.4 Pertanyaan Penelitian

1. Faktor lingkungan internal dominan apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan, pada Pariwisata Kota Batam ?

2. Faktor lingkungan eksternal dominan apa yang menjadi peluang dan ancaman pada Pariwisata Kota Batam ?

3. Bagaimana strategi pengembangan yang tepat bagi Pariwisata Kota Batam berdasarkan analisis faktor lingkungan internal dan eksternal Kota Batam ?

1.5 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui faktor lingkungan internal dominan yang menjadi kekuatan dan kelemahan pada Pariwisata Kota Batam.

2. Untuk mengetahui faktor lingkungan eksternal dominan yang menjadi peluang dan ancaman pada Pariwisata Kota Batam.

3. Untuk merumuskan strategi pengembangan yang tepat bagi Pariwisata Kota Batam.

1.6 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kerangka pemikiran untuk memperkaya khasanah ilmu manajemen strategi dalam bidang pengembangan pariwisata.

(19)

19 2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan, gambaran, atau rujukan tentang landasan untuk menentukan strategi pengembangan pada industri pariwisata Kota Batam.

Adapun manfaat-manfaat tersebut di antaranya :

• Bagi pengusaha travel dapat dimanfaatkan sebagai acuan atau bahan untuk kemajuan dan keberhasilan usahanya.

• Bagi wisatawan dapat dimanfaatkan sebagai gambaran dan acuan dalam memilih objek pariwisata.

• Bagi pemerintah dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam menentukan strategi pengembangan industri pariwisata.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatas hanya pada memformulasikan strategi pengembangan ke depan dengan tahapan awal mengalisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan.

1. Variabel Penelitian

Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini dibagi menjadi dua faktor, yaitu faktor internal perusahaan dan faktor eksternal perusahaan.

2. Lokasi dan Objek Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di kantor Pemerintah Kota Batam, Batam, Kepulauan Riau, yang beralamat di Jl. Engku Putri, Kota Batam. Sedangkan objek penelitian adalah faktor internal dan faktor eksternal Pariwisata Kota Batam.

3. Waktu dan Periode Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai dari 9 Desember 2016 hingga 30 Mei 2017.

1.8 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Penulisan penelitian ini terdiri atas lima bab dimana setiap bab saling berkaitan dan tersusun secara berurutan seperti berikut:

(20)

20

Bab ini terdiri dari tinjauan objek penelitian yang akan menjelaskan secara singkat lingkup objek yang akan diteliti, kemudian latar belakang permasalahan yang diangkat sesuai dengan alasan yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian, lalu diikuti dengan perumusan, pernyataan, dan tujuan penelitian ini serta sistematika penulisan yang menjabarkan urutan dari penulisan penelitian ini.

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini terdiri dari teori-teori serta pembahasan dari hasil penelitian sejenis sebelumnya yang mendukung dan dapat dijadikan landasan oleh peneliti dalam melakukan penelitian.

3. BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang karakteristik penelitian, objek penelitian, operasional variabel, jenis dan sumber data, responden penelitian, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.

4. BAB IV PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan data penelitian serta hasil yang diperoleh dari penelitian kemudian disajikan dalam pembahasan yang menyeluruh sesuai dengan tujuan penelitian.

5. BAB V KESIMPULAN

Bab ini menyajikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan di bab sebelumya yang disesuaikan dengan tujuan awal penelitian serta dilengkap dengan saran yang disesuaikan dengan kekurangan yang masih ada dalam proses dan hasil dari penelitian.

Gambar

Gambar 1.1 Peta Wisata Kota Batam  Sumber : batam.go.id, 2017
Tabel 1.1 Tujuan Wisata di Kota Batam
Gambar 1.2 Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan Mancanegara  Sumber : UNWTO World Tourism Barometer, 2016
Gambar 1.3 Proyeksi Penerimaan Devisa Dalam Perekonomian Indonesia  Sumber : Pusdatin Kemenpar, 2014
+5

Referensi

Dokumen terkait

Data sekunder yang digunakan diperoleh dari beberapa sumber antara lain dari Bank Sentral Nigeria, Kantor Federal Statistik dan Organisasi Perdagangan Pangan dan

Nilai raw accelerometer yang dihasilkan dimana pada dasarnya memiliki (noise) difilter dengan menggunakan low-pass filter dan nilai raw gyroscope yang dihasilkan memiliki

dibantu perencana Comprehensive Planning Perencana dibantu aspirasi masyarakat Strategic Planning Stakeholders di- bantu perencana Participatory Planning Masyarakat

Persetujuan tertulis dibuat dalm bentuk pernyataan yang tertuang dalam formulir persetujuan tindakan kedokteran sebelum ditandatangani atau dibubuhkan cap ibu

Cooper, (1982:38) latihan aerobik adalah kerja tubuh yang memerlukan oksigen untuk kelangsungan proses metabolisme energi selama latihan. Sehingga latihan aerobik

Dalam melakukan perilaku menggosok gigi adalah dengan memecah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam sebuah task analysis. Berikut ini merupakan task analysis

Terdapat implementasi pengelolaan fauna tetapi tidak mencakup kegiatan pengelolaan secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan terhadap jenis-jenis yang

(2) Menjelaskan penerapan model kooperatif tipe Contextual Teaching and Learning Pada Tema 4 Berbagai Pekerjaan Muatan IPS dan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Hasil Belajar