• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ADANYA MANAGER TERHADAP PERKEMBANGAN UNIT USAHA KUD SANE DI KELURAHAN RANTEPAO KECAMATAN RANTEPAO KABUPATEN TANAH TORAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH ADANYA MANAGER TERHADAP PERKEMBANGAN UNIT USAHA KUD SANE DI KELURAHAN RANTEPAO KECAMATAN RANTEPAO KABUPATEN TANAH TORAJA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ADANYA MANAGER TERHADAP PERKEMBANGAN UNIT USAHA KUD SANE DI KELURAHAN RANTEPAO KECAMATAN RANTEPAO

KABUPATEN TANAH TORAJA ELIESER LANDE

Dosen Universitas Kristen Paulus Abstrak

Penelitian ini berjudul pengaruh budaya manager terhadap perkembangan unit usaha. KUD Sane Kelurahan Rantepao Kecamatan Rantepao Kabupaten Tana Toraja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh adanya manager terhadap perkembangan usaha KUD Sane Rantepao.

Dari hasil analisis dapat kami simpulkan bahwa perkembangan KUD Sane selama lima tahun terakhir di tinjau dari perkembangan jumlah anggota, modal dan sisa hasil usaha, rata - rata menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Namun di lihat dari segi volume usaha rata - rata mengalami penurunan setiap tahun. Ini disebabkan karena ada beberapa unit usaha yang mengalami gangguan, bahkan ada yang di hentikan.

Kata Kunci: Budaya manager,KUD PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembangunan adalah usaha menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, oleh karena itu hasil pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh rakyat sebagai peningkatan lahir dan batin secara adil dan merata. Dalam rangka pembangunan nasional secara keseluruhan, maka demokrasi ekonomi harus diwujudkan. Karena demokrasi ekonomi itulah yang dikehendaki oleh UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang menegaskan bahwa : "Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan". Bangun perusahaan yang sesuai itu adalah koperasi. (UUD 1945, 1988;46).

Koperasi itu sendiri didalam pembangunan dan pengembangannya memerlukan berbagai bentuk pengelolaan agar peranan koperasi dalam meningkatkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat menjadi semakin besar, karena kemakmuran masyarakat yang diutamakan. Pembangunan perkoperasian di Indonesia merupakan bagian dari usaha pembangunan nasional secara keseluruhan, oleh karena itu maka koperasi harus kita bangun untuk menciptakan usaha rakyat dengan azas kekeluargaan.

Dalam rangka mewujudkan demokrasi ekonomi, koperasi harus makin ditingkatkan dan dikembangkan kemampuannya serta dibinda dan dikelola secara efisien. Sejalan dengan itu didalam Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 4 tahun 1984 yang dinyatakan dalam Departemen Koperasi bahwa:

a. Koperasi Unit Desa (KUD) dibentuk oleh warga desa dari suatu desa atau sekelompok desa-desa yang disebut unit desa, yang dapat merupakan satu kesatuan ekonomi masyarakat terkecil.

b. Pembangunan KUD diarahkan agar KUD dapat menjadi pusat pelayanan kegiatan perekonomian di daerah pedesaan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional dan dibina serta dikembangkan secara terpadu. (Departemen Koperasi, 1984;19).

Untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran pembangunan serta pengembangan koperasi/KUD seperti tersebut di atas secara berhasil guna dan berdaya guna dalam mewujudkan demokrasi ekonomi yang dapat berkembang menjadi lembaga ekonomi masyarakat yang mandiri dan pertumbuhannya berakar di dalam masyarakat, maka perlu

(2)

adanya tenaga-tenaga yang terampil dan profesional untuk mengelola usaha-usaha koperasi tersebut.

Dalam upaya mengelola dan mengembangkan koperasi, maka di dalam UU No. 12 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian pasal 23 a/at (2) ditegaskan bahwa : "Pengurus dapat mempekerjakan seorang atau , beberapa orang untuk melakukan pekerjaan sehari-hari". (UU. No. 12 Tahun 1967 pasal 23 ayat (2) tentang Pokok-pokok Perkoperasian, 1989;57).

Sesuai dengan pernyataan di atas, maka untuk mengelola dan mengembangkan Koperasi Unit Desa di perlukan tenaga manajer yang profesional melaksanakan kegiatan yang sudah ada pada koperasi tersebut. Sedangkan pengurus koperasi hanya membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan yang kemudian di serahkan kepada manajer untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha. Manajer ini bekerja di bawah pengawasan pengurus. oleh karena itu seorang manajer adalah orang yang menerima tanggung jawab dan memberikan sumbangannya kearah hasil-hasil akhir koperasi. Tugas seorang manajer mencakup tanggung jawab yang maksimum dan memberikan sumbangan yang maksimum pula. Untuk itu maka peranan manajer lebih penting dalam menjalankan usaha, serta memerlukan kecakapan dan keahlian dibidang pengelolaan usaha.

Dengan melihat begitu besarnya peranan manajer dalam mengelola unit usaha pada KUD Sane Rantepao, maka sangat diperlukan adanya manajer yang cakap dan tangguh serta mempunyai wawasan yang luas dalam mengelola usaha yang ada pada KUD tersebut. Keahlian manajer sangat menentukan segala aktivitas organisasi koperasi terutama yang berkaitan dengan pengembangan usaha, sangat diperlukan seorang manajer yang cakap dan tanggap terhadap berbagai persoalan yang dijumpai di lapangan. Setiap manajer koperasi bertanggung jawab dalam mengatasi hal - hal yang berkaitan dengan pengelolaan unit usaha, maka dituntut kesungguhan manajer dalam menerapkan fungsi manajemen.

Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh adanya manajer terhadap perkembangan usaha KUD Sane Rantepao.

Mengingat luasnya permasalahan yang dikemukakan diatas, berikut ini dirumuskan sub-sub masalah sebagai berikut:

a. Seberapa jauh manajer berupaya mengembangkan KUD Sane Rantepao. b. Apakah dengan adanya manajer

KUD Sane lebih mengalami perkembangan usaha.

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam rangka memperkokoh,

mengembangkan serta meningkatkan kemampuan koperasi/KUD sehingga benar-benar dapat menjadi utama kegiatan ekonomi pedesaan oleh warga desa sendiri, maka manajemennya harus dijalankan dengan baik. Untuk mewujudkan demokrasi ekonomi agar koperasi tumbuh dan berkembang menjadi lembaga ekonomi masyarakat yang mandiri, maka diperlukan tenaga-tenaga terampil dan profesional dalam mengelola kegiatan koperasi. Karena berhasil tidaknya suatu koperasi bisa disebabkan oleh kemampuan dan ketrampilan tenaga-tenaga pengelolanya.

Koperasi Unit Desa (KUD) adalah organisasi ekonomi yang berada di tangan masyarakat pedesaan serta diatur oleh mereka sendiri, dengan sendirinya harus mempunyai perlengkapan organisasi koperasi.

Sehubungan dengan itu menurut Arifinal Chaniago perlengkapan organisasi koperasi adalah:

a. Anggota yang merupakan kekuasaan tertinggi.

b. Pengurus, membuat keputusan rapat anggota.

c. Badan Pemeriksa, mengawasi kegiatan Koperasi.

d. Manajer dan karyawan yang berfungsi penuh melaksanakan tugas kegiatan sehari-hari. (Arifinal Chaniago, 1978:56)

Pendapat lain mengatakan alat-alat perlengkapan organisasi koperasi terdiri dari Rapat Anggota, Pengurus dan Badan Pemeriksa, (Departemen Koperasi, 1985 :161).

Dari kedua pernyataan tersebut di atas dapatlah dikatakan bahwa alat perlengkapan organisasi koperasi adalah: Rapat Anggota,

(3)

Elieser, Pengaruh Adanya Manager… ISSN: 1907-0292 Pengurus dan Badan Pemeriksa. Sebab

menurut pendapat Arifinal Chaniago itu termasuk yang sudah mampu berkembang, tetapi bagi koperasi yang belum mampu membayar manajer profesional masih banyak mempergunakan sistem pengurus harian sebagai pengelola operasional koperasi.

Bagi koperasi yang sudah mampu tumbuh dan berkembang untuk melaksanakan kegiatan usaha sehari-hari di lakukan oleh manajer yang dibantu oleh karyawan-karyawan sesuai dengan unit usaha koperasi tersebut. Manajer itu diangkat oleh pengurus-pengurus koperasi, dalam gerak pelaksanaannya manajer bertanggungjawab kepada pengurus. Manajer juga harus mampu mengatasi segala persoalan yang dihadapi oleh koperasi tersebut, agar koperasi itu dapat berkembang sebagaimana yang diharapkan.

Yang dimaksud dengan manajer adalah pegawai koperasi yang melaksanakan seluruh kegiatan usaha koperasi dengan jalan menggerakkan seluruh karyawan koperasi yang bersangkutan (Departemen koperasi, 1985:234). Sedangkan menurut Ima Suwandi manajer adalah orang yang bertanggungjawab atas jalannya koperasi sehari-hari.(Ima Suwandi, 1982:21).

Dari kedua pernyataan diatas dapatlah disimpulkan bahwa seorang manajer adalah pegawai koperasi yang diangkat oleh pengurus untuk melaksanakan seluruh kegiatan usaha koperasi dengan menggerakkan seluruh karyawan, dan bertanggungjawab kepada pengurus atas jalannya usaha koperasi sehari-hari. Tanggungjawab tersebut didasarkan pada tugas yang dibebankan dan wewenang yang dilimpahkan oleh pengurus, oleh karena itu maka peranan seorang manajer dalam management sangat menentukan.

Seorang manajer dituntut kesungguhannya dalam menerapkan fungsi-fungsi management. Sejalan dengan itu menurut T. Gilarso fungsi managemen yang harus dilaksanakan oleh seorang manager koperasi/KUD adalah: a. Perencanaan (planning) b. Pengorganisasian (organizing) c. Pengarahan (directing) d. Koordinasi (coordinating) e. Pengawasan (controlling)". (T. Gilarso, 1989;73)

Dari kelima fungsi managemen tersebut diharapkan manajer dapat pengelola unit usaha secara berdaya guna dan berhasil guna, sehingga pengembangan usaha dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.

Selanjutnya pendapat T. Gilarso di atas didukung oleh Ima Suwandi bahwa fungsi manajer dapat dikatakan melaksanakan fungsi management secara utuh dan bulat yang meliputi: Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dimana menggerakkan personel dan staffing merupakan inti kegiatan, koordinasi dan pengawasan, baik di bidang usaha maupun organisasi pelaksanaan. (Ima Suwandi, 1982:21).

Suatu hal yang perlu kita ketahui bahwa dalam usaha mengelola KUD, maka peranan manajer dapat dikatakan menjalankan fungsi manajer. Hal ini dapat kita lihat pada pendapat Direktorat Jenderal Koperasi (Ibnus Soejono) bahwa fungsi manajer adalah:

a. Melakukan kegiatan usaha yang dipercayakan dan dikuasakan kepadanya oleh pengurus.

b. Memimpin dan mengkoordinasikan pekerjaan para karyawan yang berada di bawah pimpinannya.

c. Bertanggung jawab seluruh tugasnya kepada pengurus.

Kalau kita telaah pendapat tersebut maka peranan manajer sangat menentukan dalam kegiatan usaha, dimana selain menjalankan fungsi management dan fungsi manajer itu sendiri yang dikemukakan di atas, berarti tugas seorang manajer dalam perusahaan khususnya koperasi itu sangat erat. Oleh sebab itu maka seorang manajer harus dipilih dari orang yang sudah profesional dan berpengalaman di bidangnya. Apabila seorang manajer dalam mengelola unit usaha pada koperasi dapat memberikan hasil sesuai dengan apa yang diinginkan koperasi, maka tidaklah diragukan lagi wewenang dan kuasa yang dilimpahkan pengurus kepadanya.

Koperasi sebagai badan usaha yang mengelola usahanya sesuai dengan kekuatan koperasi tersebut. Unit usaha yang dijalankan berkaitan atau yang menunjang kebutuhan para anggotanya. Atas dasar ketentuan dan jenis usaha yang diwujudkan dalam berbagai unit yang dapat dilakukan oleh koperasi, maka

(4)

pelayanan kepada anggota sangat penting sekali. Di mana kebutuhan para anggota sehari-hari seperti pangan, sandang dan berbagai kebutuhan hidup lainnya. Kalau kebutuhan itu berwujud barang maka koperasi membuka toko atau dinamakan pemenuhan kebutuhan konsumsi. Begitu juga pada kelompok lain ada yang kebutuhannya berupa uang maka pemenuhan kebutuhan dari koperasi memberikan usaha simpan pinjam dan sebagainya.

Untuk dapat menjalankan usaha dengan baik, manajer mengajukan usul pengangkatan karyawan koperasi pada pengurus, sesuai dengan kebutuhan riel dan

kemampuan koperasi untuk

membayar/menggaji karyawan. Hal ini harus didasarkan pada anggaran dan pendapatan yang telah disetujui rapat anggota, Antara manajer dan karyawan terdapat adanya hubungan kerja, hubungan ini manajer harus memperhatikan persyaratan calon karyawan tersebut.

Kemudian karyawan yang diangkat oleh pengurus diberikan petunjuk/ pendidikan

dalam gerak pelaksanaan usaha, serta melakukan pembinaan pengawasan langsung terhadap karyawan-karyawan yang berada di bawah koordinasinya sehingga suasana tertib dan gairah kerja yang tinggi tetap terpelihara. Manajer juga harus membimbing para karyawan agar mampu melaksanakan tugasnya, maka seorang manajer selain harus terampil dan paham dalam dunia usaha dia harus pula memiliki kemampuan mendidik karyawan dan mencium usaha yang dapat membantu manfaat yang banyak kepada koperasi.

Dengan adanya wewenang dan tanggung jawab yang diberikan oleh pengurus kepada manajer pada KUD Sane Rantepao di harapkan manajer mampu mengembangkan usahanya dengan baik. Salah satu syarat yang paling dominan dan merupakan paling prinsip dasar dalam pelaksanaan kegiatan usaha adalah melakukan kegiatan dengan sungguh-sungguh dan kontinyu, sehingga apa yang diinginkan oleh koperasi dapat tercapai dengan hasil yang maksimal dan biaya yang minim.

METODE PENELITIAN Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pengurus, pengawas, manajer, karyawan serta seluruh anggota KUD Sane Rantepao yang berjumlah 1685 orang.

Sampel

Mengingat jumlah populasi yang terlalu besar yang meliputi seluruh anggota KUD Sane Rantepao yang berjumlah 1685 orang, pengurus yang berjumlah 3 orang, pengawas yang berjumlah 2 orang dan karyawan 13 orang, sehingga sulit untuk mengadakan penelitian. Menurut Winarno "untuk menentukan jumlah sampel, dapat digunakan pedoman umum yaitu bila populasi cukup homogen dan jumlahnya dibawah 100 dapat digunakan sampel sebesar 50% dan diatas 100 digunakan sampel sebesar 15%". (Winarno Surakhmad,1991:14). Berdasarkan pendapat tersebut di atas dengan memperhatikan populasi yang cukup besar, maka diambil sampel sebesar 48 orang, yang terdiri dari 3 orang pengurus, 2 orang

pengawas, 11 orang karyawan dan 32 orang anggota KUD.

Teknik Perhitungan Analisa Data

Untuk menganalisa data yang terkumpul dilakukan dengan perhitungan statistik. Dengan perhitungan tersebut diharapkan dapat diketahui pengaruh variabel tersebut diatas, mungkin berpengaruh, atau mungkin tidak ada pengaruhnya.

Data dalam penelitian yang semula

bersifat kwalitatif kemudian

ditransformasikan menjadi kwantitatif dalam bentuk angka.

Setiap item mengandung empat alternatif jawaban. Untuk jawaban kategori a, b, c dan d dijumlahkan dalam tabel distribusi angket, kemudian : pindahkan dalam tabel perhitungan melalui analisa masing-masing item.

Untuk mengetahui HO ditolak atau diterima, maka hasil perhitungan

dibandingkan dengan tabel Chi Kuadrat sebagai berikut:

(5)

Elieser, Pengaruh Adanya Manager… ISSN: 1907-0292

Keterangan :

X2 = Nilai kuadrat

= Sigma atau jumlah Fo = Frekuensi observasi

Fh = Frekuensi yang diharapkan HASIL PENELITIAN

1. Unit Usaha KUD Sane Rantepao

KUD Sane Rantepao dalam mengelola usahanya bergerak dalam beberapa bidang usaha atau unit usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota dan masyarakat sekitarnya, antara lain:

a. Unit Usaha Waserda/Sembako b. Unit Usaha Simpan Pinjam c. Unit Usaha Saprotan d. Unit Usaha Listrik

e. Unit Usaha Processing Kopi

2. Perkembangan Usaha KUD Sane Rantepao a. Perkembangan Anggota

Salah satu hal yang menentukan perkembangan dan pertumbuhan serta keberhasilan suatu koperasi adalah besarnya jumlah pertambahan anggota dari tahun ke

tahun, karena pertambahan anggota berarti menambah modal dan volume usaha, sekaligus sebagai cermin keberhasilan suatu koperasi dimata masyarakat.

Untuk mengupayakan penambahan anggota, KUD Sane menempuh jalan dengan melaksanakan penyuluhan-penyuluhan, bimbingan-bimbingan dan pembinaan kepada anggota dan masyarakat tentang manfaat menjadi anggota koperasi. Hal tersebut dilakukan dengan maksud agar masyarakat dapat menyadari akan manfaat yang bisa diperoleh dengan menjadi anggota KUD Sane Rantepao.

Untuk melihat gambaran perkembangan anggota KUD Sane Rantepao dapat dilihat pada tabel 1 berikut:

Tabel 1

Perkembangan Jumlah Anggota KUD Sane Rantepao Dari Tahun 2010 -2014

No. Tahun Jumlah Anggota Perkembangan

Anggota Persentase 1. 2. 3. 4. 5. 2010 2011 2012 2013 2014 1.638 1,658 1.692 1.587 1.685 - 20 34 -105 98 - 1,22 2,05 -6,20 6,17 Jumlah - 47 3,24 Rata-rata 11,75 0,81

Sumber : Laporan RAT Tahun Buku 2010 – 2014 KUD Sane Rantepao (Data Diolah Kembali)

Dari tabel 1 di atas memberi gambaran kepada kita bahwa perkembangan anggota KUD Sane dari tahun ke tahun rata-rata mengalami peningkatan sebesar 11,75 anggota atau sebesar 0,81%. Walaupun pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 105 anggota atau 6,20%, ini disebabkan karena ada anggota yang sudah meninggal disamping itu sudah banyak anggota yang tidak aktif dan sebagian sudah tidak jelas alamat tempat tinggalnya karena pindah tugas dan pindah tempat tinggal. Untuk mendapatkan anggota

yang rill maka pengurus beserta pengelola akan mengadakan pendataan anggota tetap kembali melalui koordinator kelompok.

b. Perkembangan Modal, Volume Usaha dan SHU

Koperasi bukan perkumpulan modal, tetapi merupakan perkumpulan orang-orang. Batasan ini sering menimbulkan pendapat yang sempit di kalangan masyarakat, bahwa kedudukan modal dalam koperasi tidaklah penting. Orang-orang yang berpendapat demikian jelas memandang koperasi sebagai

(6)

alat sosial tanpa mengingat koperasi sebagai alat ekonomi.

Perlu diketahui bahwa alat sosial dan alat ekonomi haruslah bersama-sama menjalankan usaha, dengan demikian modal mempunyai kedudukan vital, tetapi dengan pengertian bahwa modal tersebut tidak diberi arti yang lebih penting dari pada kepentingan orang-orang yang menjadi anggota.

Dalam dunia usaha modal merupakan salah satu faktor produksi yang sangat menentukan perkembangan usaha. Semakin besar usaha, semakin besar jumlah modal dibutuhkan.

Perkembangan usaha suatu koperasi memungkinkan bertambahnya modal dan dengan bertambahnya modal memungkinkan volume usaha akan meningkat sehingga terdapat kemungkinan SHU juga akan bertambah. SHU koperasi merupakan pendapatan koperasi dalam satu tahun buku dikurangi beban-beban dan kewajiban lainnya.

Untuk melihat gambaran

perkembangan modal, volume usaha dan Sisa Hasil Usaha KUD Sane Rantepao dapat dilihat pada tabel 2 berikut:

Tabel 2

Perkembangan Modal, Volume Usaha dan SHU KUD Sane Rantepao Dari Tahun 2010 – 2014

Tahun Modal Usaha Volume Usaha Sisa Hasil Usaha 2010 2011 2012 2013 2014 Rp. 970.173.162 Rp. 1.046.573.520 Rp. 976.116.673 Rp. 1.431.686.074 Rp. 2.285.938.531 Rp. 930.256.151 Rp. 749.042.999 Rp. 790.004.325 Rp. 705.624.234 Rp. 409.717.206 Rp. 4.591.639 Rp. 7.274.808 Rp. 3.618.504 Rp. 5.549.840 Rp. 9.489.324 Sumber : Laporan RAT Tahun Buku 2010 – 2014 KUD Sane Rantepao

Mengenai SHU rata-rata mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dimana jika dipersentasekan akan terlihat

perkembangannya seperti pada tabel 5 berikut:

Tabel 3

Persentase Perkembangan SHU KUD Sane Rantepao Dari Tahun 2010 – 2014

No. Tahun SHU Perkembangan

SHU Persentase 1. 2. 3. 4. 5. 2010 2011 2012 2013 2014 Rp. 4.591.639 Rp. 7.274.808 Rp. 3.618.504 Rp. 5.549.840 Rp. 9.489.324 - Rp. 2.683.169 Rp. 3.656.304 Rp. 1.931.336 Rp. 3.939.484 - 58,44 -80,26 53,37 70,98 Jumlah Rp. 4.897.685 102,53 Rata-rata Rp. 1.224.421,25 25,63

Sumber: Laporan RAT Tahun Buku 2010 – 2014 KUD Sane Rantepao (Data diolah kembali)

Berdasarkan tabel 3 di atas ternyata bahwa dari tahun 2010-2011 SHU menunjukkan kenaikan yang menggembirakan. Dimana kenaikan setiap tahun rata-rata Rp. 1.224.421,25 atau sebesar 25,63%. Hal ini

disebabkan karena harga pokok penjualan mengalami penurunan dari tahun ke tahun dimana jumlah pembelian mengalami penurunan dari tahun ke tahun karena stok akhir selalu meningkat.

(7)

Elieser, Pengaruh Adanya Manager… ISSN: 1907-0292 Perkembangan dan keberhasilan suatu

organisasi koperasi ditentukan oleh jumlah pertambahan anggota yang ditunjang oleh adanya manfaat yang dapat diperoleh dari unit-unit usaha yang dikelola oleh koperasi tersebut. Dengan adanya pertambahan anggota berarti memungkinkan bertambahnya modal usaha dan dengan bertambahnya modal memungkinkan volume usaha akan bertambah besar sehingga terdapat kemungkinan sisa hasil usaha akan meningkat.

Pada tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa perkembangan anggota di KUD Sane Rantepao rata-rata 11,75 anggota atau sebesar 0,81% setiap tahun (dari tahun 2010 - 2014). Demikian juga mengenai perkembangan modal usaha juga mengalami perkembangan setiap tahun. Namun sebaliknya volume usaha rata-rata mengalami penurunan setiap tahun, ini disebabkan karena unit usaha waserda menghadapi kuatnya persaingan dengan munculnya toko-toko swalayan, juga jumlah pupuk yang disalurkan mengalami penurunan, penagihan cicilan PLTS mengalami ke tidak lancaran karena kurangnya kesadaran pemakai dan adanya kerusakan disamping itu penagihan rekening listrik PLN telah disalurkan kembali pada pihak PLN. Dengan bertambahnya anggota setiap tahun menyebabkan modal bertambah dan walaupun volume usaha rata-rata mengalami penurunan setiap tahun toh juga KUD Sane Rantepao mampu meraih kenaikan SHU rata-rata sebesar Rp. 1,224.421,25 atau sebesar 25,63% setiap tahun (dari tahun 2010 – 2014). Hal ini disebabkan karena harga pokok penjualan selalu mengalami penurunan setiap tahun dimana jumlah pembelian mengalami penurunan akibat stok akhir selalu meningkat (mengenai perkembangan modal, volume usaha dan SHU dapat dilihat pada tabel 4 dan 5 di atas).

Dari hasil analisa data di atas tentang tanggapan responden mengenai upaya manajer dalam melaksanakan tugasnya untuk mengembangkan KUD Sane Rantepao, setiap item yang dihitung dengan perhitungan statistik dalam bentuk chi kuadrat menghasilkan nilai yang lebih besar dari nilai dalam tabel chi kuadrat dengan taraf signifikansi 95% atau alpha 0,05%. Berdasarkan kriteria yang telah dikemukakan pada Bab H di

atas, berarti penelitian ini signifikan atau dengan kata lain hipotesa kerja diterima keberadaannya.

Dengan melihat perkembangan anggota, modal usaha dan khususnya perkembangan SHU beserta hasil analisis data di atas, maka dapat dikatakan bahwa hipotesa kerja diterima dengan kata lain dengan adanya manajer di KUD Sane Rantepao berpengaruh terhadap perkembangan usaha KUD Sane Rantepao.

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

1. Dengan kehadiran manajer di KUD Sane Rantepao dapat dikatakan sudah memberi kontribusi terhadap perkembangan usaha koperasi.

2. Perkembangan KUD Sane Rantepao (dari tahun 2010 – 2014) ditinjau dari perkembangan jumlah anggota, modal dan sisa hasil usaha rata-rata menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, namun dilihat dari segi volume usaha rata-rata menunjukkan penurunan setiap tahun. Ini disebabkan karena ada beberapa unit usaha yang mengalami gangguan bahkan ada yang dihapuskan.

SARAN

1. Diharapkan kepada pengurus KUD Sane Rantepao agar lebih meningkatkan pengawasan dan koordinasi terhadap pelaksanaan tugas manajer agar manajer benar-benar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, 2. Untuk dapat mengembangkan KUD

Sane Rantepao pengurus dan manajer harus mampu melakukan berbagai pendekatan baik kepada anggota masyarakat dan pihak yang terkait di luar koperasi agar dapat meningkatkan unit usaha dalam koperasi.

3. Kepada manajer beserta stafnya diharapkan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan selalu memperhatikan perkembangan koperasi.

DAFTAR PUSTAKA

Kartono, Kartini, 1984, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Alumni Bandung, Bandung.

(8)

Nasih, Moh, 1984, Metode Peneltiian, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Sutrisno Hadi, 1981, Metodologi Research, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Chaniago Arifinal, 1984, Perkoperasian

Indonesia, Edisi ke-2, Angkasa Bandung, Bandung.

Pramono Nindyo, 1986, Beberapa Aspek Koperasi Pada Umumnya dan Koperasi di Dalam Perkembangannya, Gunung Mulia, Yogyakarta.

Purwanto, U, 1989, Petunjuk Praktis Tentang Cara Mendirikan dan Mengelola Koperasi di Indonesia, Aneka llmu Semarang, Semarang.

Pandji Anoraga, dan Ninik Widiyanti, 1994, Manajemen Koperasi, Teori dan Praktek, Pustaka Jaya, Jakarta.

Hasibuan, 1988, Manajemen Koperasi, Yayasan Pembinaan Keluarga UPN Veteran, Jakarta.

Harsoyono Subyakto, Bambang Tri Cahyono, 1983, Ekonomi Koperasi, Liberty, Yogyakarta.

UU, No. 12 tahun 1967, Tentang Pokok-Pokok Perkoperasian, Jakarta.

UU. No. 25 Tahun 1992, Tentang Perkoperasian.

UUD 1945, P-4, GBHN, Tap-Tap MPR, 1988, Pidato Pertanggung Jawaban Presiden/Mandataris, Bahan Penataran. Departemen Koperasi Jakarta, 1985, Koperasi

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu teknik yang digunakan dalam mengajar pemahaman membaca adalah teknik summarization (meringkas) untuk siswa tahun kedua di MTsN Pucanglaban

Gambar 3.2 Pie Chart hasil kuesioner awal pertanyaan pertama.... Gambar 3.3 Pie Chart hasil kuesioner awal

Masa inkubasi demam tifoid berlangsung antara 10 sampai 14 hari.Gejala- gejala klinis yang timbul sangat bervariasi dari ringan sampai berat, dari asimtomatik

fasilitas bangunan Servis maintenance gedung Privat, tertutup, tidak pengap Gudang, ruang istirahat, unit hunian Melayani urusan teknis dalam. pengoperasian apartemen

Dikaitkan dengan Pasal 62 angka 1 Undang-Undang Perlindungan Konsuemn, maka pelaku usaha dapat dipertanggungjawabkan secara hukum atas tindakan wanprestasi yang dia

1) Frame by frame Animation (Animasi Frame Per Frame) Bentuk dasar dari animasi adalah animasi frame per frame. Animasi frame per frame menuntut banyak gambar yang harus

Vroom (Irwanto, 2002) pencetus teori harapan dan para pendukungnya beranggapan bahwa hubungan motif berafiliasi dengan kompetensi sosial merupakan produk kombinasi antara