• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan perilaku rangkak tarik dan keruntuhan rangkak geosintetik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penentuan perilaku rangkak tarik dan keruntuhan rangkak geosintetik"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Badan Standardisasi Nasional

Badan Standardisasi Nasional

Penentuan perilaku rangkak tarik dan keruntuhan

rangkak geosintetik

Geotextiles and geotextile-related products – Determination of tensile

creep and creep rupture behavior

(ISO 13431-1999, IDT)

ICS 59.080.70 sional, copy standar ini dibuat unt u k PT: 91-01 Bahan Konstruksi Ba nguna n dan Rekay a sa Sipil, da n ti da k untuk d ik o me rs ia lka n

(2)

© ISO 1999 – All rights reserved

© BSN 2012 untuk kepentingan adopsi standar ISO menjadi SNI – Semua hak dilindungi Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis BSN

BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp. +6221-5747043 Fax. +6221-5747045 Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta sional, copy standar ini dibuat unt u k PT: 91-01 Bahan Konstruksi Ba nguna n dan Rekay a sa Sipil, da n ti da k untuk d ik o me rs ia lka n

(3)

Daftar isi

Daftar isi ... i Prakata ... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup ... 1 2 Acuan normatif ... 1

3 Istilah dan definisi... 1

4 Benda uji ... 3

4.1 Pengambilan contoh ... 3

4.2 Jumlah benda uji ... 3

4.3 Ukuran benda uji ... 3

4.4 Pengondisian ... 3

5 Penentuan perilakurangkak tarik ... 4

5.1 Prinsip ... 4

5.2 Peralatan... 4

5.3 Prosedur ... 5

6 Penentuan keruntuhan rangkak tarik ... 6

6.1 Prinsip ... 6

6.2 Peralatan... 6

6.3 Prosedur ... 7

7 Perhitungan (untuk benda uji sesuai subpasal 3.6) ... 8

8 Laporan pengujian ... 9

Lampiran A (normatif) Contoh formulir pengujian perilaku rangkak tarik ... 13

Lampiran B (normatif) Contoh formulir pengujian keruntuhan rangkak tarik ... 17

Gambar 1 - Detail benda uji ... 10

Gambar 2 - Definisi kontraksi lateral ... 10

Gambar 3 - Alat pencatat rangkak tarik ... 11

Gambar 4 - Tipikal lengan pembeban pada sistem pembebanan ... 12

sional, copy standar ini dibuat unt u k PT: 91-01 Bahan Konstruksi Ba nguna n dan Rekay a sa Sipil, da n ti da k untuk d ik o me rs ia lka n

(4)

Prakata

Standar Nasional Indonesia tentang Penentuan perilaku rangkak tarik dan keruntuhan rangkak tarik geosintetik adalah adopsi identik dari ISO 13431-1999, Geotextiles and geotextile-related products – Determination of tensile creep and creep rupture behaviour. SNI ini dipersiapkan oleh Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis Rekayasa Jalan dan jembatan 91-01-S2 melalui Gugus Kerja Geoteknik Jalan.

Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman Standardisasi Nasional (PSN) 03.1:2007 dan dibahas dalam rapat konsensus yang diselenggarakan pada tanggal 21 September 2011 di Bandung oleh Subpanitia Teknis, yang melibatkan para narasumber, pakar dan lembaga terkait. sional, copy standar ini dibuat unt u k PT: 91-01 Bahan Konstruksi Ba nguna n dan Rekay a sa Sipil, da n ti da k untuk d ik o me rs ia lka n

(5)

Pendahuluan

Standar ini menetapkan cara uji penentuan perilaku sifat rangkak tarik dan keruntuhan rangkak geosintetik pada kondisi bebas (unconfined).

Pada prinsipnya untuk penentuan sifat rangkak tarik, benda uji dibebani gaya statis konstan pada temperatur dan kelembapan ruang standar. Beban didistribusikan secara merata ke arah lebar benda uji. Pertambahan panjang/elongasi benda uji dicatat secara menerus atau diukur pada interval waktu tertentu. Beban diberikan selama 1 000 jam. Jika benda uji runtuh sebelum 1 000 jam maka waktu terjadinya keruntuhan tersebut dicatat.

Sedangkan untuk penentuan sifat keruntuhan rangkak, benda uji dibebani dengan gaya statis konstan, pada kondisi temperatur dan kelembapanruang standar. Beban yang diberikan distribusikan secara merata terhadap lebar benda uji. Beban dibiarkan hingga benda uji mengalami keruntuhan. Waktu keruntuhan ditentukan menggunakan alat ukur waktu yang berhenti ketika keruntuhan terjadi pada benda uji.

sional, copy standar ini dibuat unt u k PT: 91-01 Bahan Konstruksi Ba nguna n dan Rekay a sa Sipil, da n ti da k untuk d ik o me rs ia lka n

(6)

Penentuan perilaku rangkak tarik dan keruntuhan rangkak

geosintetik

1 Ruang lingkup

Standar ini menetapkan cara uji penentuan perilaku sifat rangkak tarik dan keruntuhan rangkakgeosintetik pada kondisi bebas (unconfined).

Cakupan penerapan standar ini terbatas pada produk dan penggunaan terhadap resiko kegagalan struktur bangunan yang disebabkan oleh keruntuhan dini (premature failure) atau variasi regangan/waktu perkuatan akibat beban konstan merupakan hal yang penting.

Pengujian ini tidak disarankan untuk uji pengendalian mutu rutin karena sifat pengujian yang memerlukan waktu lama dan prosedur yang rumit. Hasil uji dapat dianggap tidak mewakili kinerja produk jika tekanan yang diberikan berupa tekanan tanah.

2 Acuan normatif

Dokumen acuan berikut diperlukan untuk penggunaan dokumen ini.

EN 963, Geotextiles and geotextiles related products - Sampling and preparation of test specimen(direvisi menjadi ISO 9862,Geosynthetics - Sampling and preparation of test specimen).

ISO 10319, Geosynthetics – Wide-width tensile test.

ISO 554, Standard atmospheres for conditioning and/or testing – Specification.

3 Istilah dan definisi

Istilah dan definisi yang digunakan dalam standar ini adalah sebagai berikut: 3.1

beban awal (preload)

gaya, sama dengan 1% dari nilai kuat tarik, tetapi tidak lebih besar dari 10% beban rangkak tarik, yang diberikan pada benda uji untuk menentukan nilai nol panjang ukur dan regangan (kN/m)

3.2

beban rangkak tarik (tensile creep load)

beban tarik statis konstanper satuan lebar yang diberikan pada benda uji (kN/m)

CATATAN 1 - Beban rangkak tarik umumnya dinyatakan sebagai persentase kuat tarik benda uji.

Beban rangkak tarik terdiri dari beban awal dan, jika diterapkan, semua beban akibat alat pembebanan.

3.3

keruntuhan rangkak tarik (tensile creep rupture)

keruntuhan tarik benda uji akibat beban tarik konstan yang lebih kecil dari kuat tariknya CATATAN 2 - Pada beberapa material, keruntuhan rangkak tarik didahului dengan meningkatnya

kecepatan regangan. sional, copy standar ini dibuat unt u k PT: 91-01 Bahan Konstruksi Ba nguna n dan Rekay a sa Sipil, da n ti da k untuk d ik o me rs ia lka n

(7)

3.4

kontraksi lateral (lateral contraction)

berkurangnya lebar benda uji selama uji tarik, dinyatakan dalam persen lebar benda uji pada saat diberikan beban awal, diukur pada titik tengah panjang ukur (lihat Gambar 2)

3.5

kuat tarik (tensile strength)

beban maksimum per satuan lebar, kN/m, yang terjadi pada benda uji akibat diberikannya beban tarik luar jika diukur berdasarkan ISO 10319

3.6

lebar yang mewakili secara teknis (technically representative width, TRW)

suatu ukuran lebar yang menunjukkan karakteristik kuat tarik/ regangan per satuan lebar pada beban maksimum yaitu ± 5% untuk kuat tarik dan ± 20% untuk regangan, pada kondisi uji yang sama. Nilai-nilai tersebut diukur berdasarkan ISO 10319

3.7

regangan awal (initial strain)

perubahan panjang ukur, %, diukur pada benda uji saat 60 detik ± 5 detik setelah waktu pembebanan selesai

3.8

regangan rangkak tarik (tensile creep strain)

perubahan panjang terhadap panjang awal benda uji sebagai fungsi waktu akibat beban tarik konstan

3.9

panjang-ukur (nominal gauge length)

jarak awal antara dua titik-titik referensi pada benda uji yang sejajar dengan arah pembebanan sebelum beban awal diberikan. Panjang-ukur harus dibuat pada jarak tertentu dari alat penjepit benda uji. Panjang-ukur harus mewakili benda uji, sebagai contoh untuk struktur grid, panjang-ukur harus mencakup seluruh bagian jaring (meshes) atau tulang/rangka (ribs)

3.10

waktu pembebanan (loading time)

waktu, detik, yang diperlukan untuk mengaplikasikan secara keseluruhan beban rangkak tarik

3.11

waktu rangkak (creep time)

waktu yang dilalui sejak akhir pembebanan 3.12

waktu keruntuhan rangkak (time to creep rupture)

waktu yang dilalui sejak akhir pembebananhingga terjadinya keruntuhan rangkak tarik benda uji sional, copy standar ini dibuat unt u k PT: 91-01 Bahan Konstruksi Ba nguna n dan Rekay a sa Sipil, da n ti da k untuk d ik o me rs ia lka n

(8)

4 Benda uji

4.1 Pengambilan contoh

Ambil contoh untuk diuji dilaboratorium dan siapkan benda uji sesuai ISO 9862. 4.2 Jumlah benda uji

Untuk penentuan perilaku rangkak tarik (lihat Pasal 5), potong contoh uji menjadi 4 benda uji sedangkan untuk penentuan keruntuhan rangkak tarik (lihat Pasal 6), potong contoh uji menjadi 12 benda uji.

4.3 Ukuran benda uji

4.3.1 Ukuran benda uji ditentukan berdasarkan hal-hal berikut ini: - agar sesuai dengan ukuran alat uji yang digunakan;

- agar sesuai dengan ketelitian alat uji yang digunakan; - agar memenuhi lebar yang mewakili secara teknis;

- agar memungkinkan dibuatnya panjang ukur minimum di antara dua penjepit benda uji dengan jarak minimal 20mm dari titik-titik atau garis referensi.

4.3.2 Panjang ukur minimum benda uji harus memenuhi (lihat Gambar 1): - minimum 200 mm;

- untuk geogrids minimal dua elemen utuh;

- untuk semua contoh, suatu ukuran panjang yang dapat mengukur panjang ukur hingga ketelitian ± 0,1%.

4.3.3 Lebar benda uji harus:

- 200 mm untuk produk yang mengalami kontraksi lateral yang signifikan ( 10%) jika diuji berdasarkan ISO 10319 (lihat Gambar 2);

- minimum tiga elemen lengkap/utuh untuk geogrids;

- lebar yang mewakili secara teknisuntuk material-material lainnya.

CATATAN3 - Ukuran benda uji sangat mempengaruhi kelayakan dan ketelitian pengujian. Lebar

benda uji menentukan besarnya beban yang diperlukan. 4.4 Pengondisian

Kondisikan benda uji pada kondisi atmosfer untuk pengujian geosintetik sesuai ISO 554 yaitu temperatur 230C dan kelembapan 50% (direkomendasikan), temperatur 270C dan kelembapan 65% (daerah tropis) atau temperatur 200C dan kelembapan 65% (kondisi tertentu). Benda uji dianggap telah terkondisikan jika perubahan massa di antara dua penimbangan yang dilakukan secara berturut-turut dalam interval waktu tidak kurang dari 2 jam, tidak melebihi 0,25% massa benda uji. Pengujian harus dilakukan pada kondisi yang sama.

CATATAN 4 - Pengondisian dan/atau pengujian pada kondisi kelembapan relatif yang ditentukan

dapat tidak dilakukan apabila dapat ditunjukkan bahwa hal tersebut tidak mempengaruhi hasil pengujian. Bila pengujian dilakukan lebih dari 1 000 jam, peniadaan kontrol kelembapan harus didasarkan atas bukti percobaan pengujian yang dilakukan pada periode waktu yang sama pada contoh yang sama dari polimer yang sama.

sional, copy standar ini dibuat unt u k PT: 91-01 Bahan Konstruksi Ba nguna n dan Rekay a sa Sipil, da n ti da k untuk d ik o me rs ia lka n

(9)

5 Penentuan perilaku rangkak tarik 5.1 Prinsip

Benda uji diberi beban berupa gaya statis konstan pada temperatur dan kelembapan ruang standar. Beban didistribusikan secara merata terhadap lebar benda uji. Pertambahan panjang/elongasi benda uji dicatat secara menerus atau diukur pada interval waktu tertentu. Beban diberikan selama 1 000 jam. Jika benda uji runtuh sebelum 1 000 jam maka waktu terjadinya keruntuhan tersebut dicatat.

Benda uji dari contoh laboratorium harus diuji terlebih dahulu sesuai dengan ISO 10319 untuk menentukan kuat tarik dan lebar yang mewakili secara teknis.

5.2 Peralatan 5.2.1 Umum

Skema peralatan yang sesuai untuk pengujian ini ditunjukkan dalam Gambar 3 dan Gambar 4. Peralatan uji harus terdiri dari alat penjepit benda uji tanpa terjadi selip, sistem pembebanan dan sistem yang dapat mengukur perubahan panjang ukur terhadap waktu. 5.2.2 Alat penjepit benda uji

Alat penjepit harus cukup lebar untuk dapat menjepit benda uji dengan kuat sepanjang lebarnya. Alat tersebut harus dapat menjepit benda uji tanpa terjadi selip dan dapat menjepit benda uji tanpa menyebabkan terjadinya kerusakan pada benda uji, yang dapat mengakibatkan keruntuhan benda uji pada daerah penjepitan.

Alat penjepit harus terpasang dengan benar pada sistem pembebanan untuk menghindari terjadinya eksentrisitas beban ketika beban diberikan. Terjadinya eksentrisitas beban dapat dihindari dengan penggunaan universal joint atau spherical seating.

5.2.3 Sistem pembebanan

Kerangka pembebanan harus cukup kaku untuk menahan beban tanpa menyebabkan terjadinya deformasi.

Kerangka pembebanan harus dilindungi terhadap getaran dari pengaruh luar. Kerangka pembebanan tidak boleh rentan terhadap gangguan yang disebabkan oleh keruntuhan benda uji lain dalam rangka pembebanan yang sama, rangka pembebanan yang berdekatan atau oleh sebab lain.

Beban rangkak tarik harus konstan sebesar ± 1%.Beban rangkak tarik dapat diterapkan menggunakan beban yang bekerja secara langsung atau melalui sistem lengan beban, atau dengan menggunakan sistem mekanik, hidrolik atau pneumatik. Sistem pembebanan harus dikalibrasi sebelum melakukan pengujian untuk memastikan bahwa beban yang sesuai diberikan pada benda uji.

CATATAN 5 - Perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan bahwa beban rangkak tarik tetap

konstan bila menggunakan sistem beban bukan beban mati, misalnya sudut sistem lengan beban harus dijaga tetap konstan untuk memastikan bahwa beban rangkak yang diberikan tetap berada dalam ketelitian yang disyaratkan.

Sistem pembebanan harus dapat menerapkan beban awal pada benda uji. Sistem pembeban harus memungkinkan diterapkannya beban secara menerus terhadap benda uji

sional, copy standar ini dibuat unt u k PT: 91-01 Bahan Konstruksi Ba nguna n dan Rekay a sa Sipil, da n ti da k untuk d ik o me rs ia lka n

(10)

sehingga beban rangkak tarik dapat diberikan seluruhnya dalam waktu tidak lebih dari 60 detik.

5.2.4 Sistem pengukuran regangan

Perubahan panjang ukur atau regangan, harus diukur diantara dua garis sejajar sepanjang lebar benda uji atau di antara dua titik pada garis tengah benda uji pada arah pembebanannya.

Perubahan panjang ukur dapat diukur menggunakan bermacam-macam alat yang dapat mengukur perubahan panjang ukur dengan ketelitian ± 0,1%. Alat yang umum digunakan adalah peralatan ukur mekanik, elektrik maupun optik.

CATATAN 6 - Perhatian khusus harus dilberikan untuk memastikan keandalan dan stabilitas jangka panjang alat pembacaan. Alat pembacaan dapat dihubungkan dengan sistem pembacaan menerus atau data logger, atau perubahan panjang dapat diukur pada selang waktu tertentu seperti dijelaskan pada 5.3.

CATATAN 7 - Kehati-hatian diperlukan saat membuat titik-titik atau garis referensi pada benda uji,

untuk mencegah terjadinya pergeseran atau kerusakan selama pelaksanaan pengujian. 5.3 Prosedur

5.3.1 Tentukan kekuatan tarik cara pita lebar contoh laboratorium berdasarkan ISO 10319, termasuk regangan hingga terjadi keruntuhan dan kontraksi lateral dari benda uji.

5.3.2 Evaluasi validitas penggunaan benda uji dengan lebar yang mewakili secara teknis kurang dari 200 mm, jika diperlukan. Prosedur untuk melakukan evaluasi dijelaskan pada contoh yang diberikan pada Pasal 7. Tentukan kuat tarikdan regangan pada beban maksimum untuk benda uji dengan lebar yang mewakili secara teknis.

5.3.3 Lakukan pengujian menggunakan empat beban yang berbeda. Beban tersebut dihitung berdasarkan nilai kuat tarik yang telah ditentukan sebelumnya (lihat 5.3.1). Rentang beban dapat dipilih di antara nilai-nilai berikut, yaitu 5%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60% dari nilai kuat tarik.

Berikan empat beban yang berbeda tersebut pada empat benda uji yang berbeda, sehingga masing-masing benda uji dibebani oleh beban tarik rangkak yang berbeda.

5.3.4 Siapkan benda uji untuk pengujian rangkak tarik dan pasang benda uji pada alat uji. Untuk geotekstil teranyam, prosedur persiapan benda uji harus mengacu pada ISO 10319. Buat pada benda uji, panjang ukur berupa titik-titik atau garis referensi dengan jarak sesuai yang disyaratkan.

Berikan beban awal, yaitu sama dengan 1% dari nilai kuat tarik, dan ukur panjang ukur hingga ketelitian ± 0,1%. Pasang dan tempatkan sistem pengukuran regangan dan posisikan nilai pada angka nol, jika memungkinkan.

Berikan beban rangkak tarik secara menerus (lihat 5.3.3) hingga seluruh beban diterapkan dalam waktu tidak lebih dari 60 detik.

Waktu awal pengujian dimulai saat seluruh beban rangkak tarik diterapkan pada benda uji.

sional, copy standar ini dibuat unt u k PT: 91-01 Bahan Konstruksi Ba nguna n dan Rekay a sa Sipil, da n ti da k untuk d ik o me rs ia lka n

(11)

5.3.5 Hitung perubahan panjang ukur hingga ketelitian ± 0,1%, setelah seluruh beban rangkak tarik diberikan pada interval waktu berikut ini :

1, 2, 4, 8, 15, 30, dan 60 menit; 2, 4, 8, dan 24 jam;

3, 7, 14, 21, dan 42 hari (1 008 jam).

Sebagai alternatif, dapat dilakukan pengukuran secara menerus atau pengukuran pada interval waktu yang sama atau dengan interval yang lebih pendek, dengan pembacaan pertama diambil dalam interval waktu 1 menit setelah seluruh beban rangkak tarik diterapkan pada benda uji dan pembacaan akhir diambil pada saat 1 000 jam atau lebih dari waktu dimulainya pengujian.

6 Penentuan keruntuhan rangkak tarik 6.1 Prinsip

Benda uji diberi beban berupa gaya statis konstan pada temperatur dan kelembapan ruang standar. Beban didistribusikan secara merata terhadap lebar benda uji. Beban dibiarkan hingga benda uji mengalami keruntuhan.Waktu keruntuhan ditentukan menggunakan alat ukur waktu yang berhenti ketika keruntuhan terjadi pada benda uji.

6.2 Peralatan 6.2.1 Umum

Skema peralatan yang sesuai untuk pengujian ini ditunjukkan dalam Gambar 3 dan Gambar 4 tetapi tanpa sistem pengukuran regangan dan ditambah dengan alat ukur waktu otomotis.

Peralatan uji harus terdiri dari alat penjepit benda uji tanpa terjadi selip, sistem pembebanan dan suatu sistem yang dapat mencatat waktu terjadinya keruntuhan.

6.2.2 Alat penjepit benda uji

Alat penjepit harus cukup lebar untuk dapat menjepit benda uji dengan kuat sepanjang lebarnya. Alat tersebut harus dapat menjepit benda uji tanpa terjadi selip dan dapat menjepitbenda uji tanpa menyebabkan terjadinya kerusakan pada benda uji, yang dapat mengakibatkan keruntuhan benda uji pada daerah penjepitan.

Alat penjepit harus terpasang dengan benar pada sistem pembebanan untuk menghindari terjadinya eksentrisitas beban ketika beban diberikan. Terjadinya eksentrisitas beban dapat dihindari dengan penggunaan sambungan universal (universal joint- lihat Gambar 4).

6.2.3 Sistem pembebanan

Kerangka pembebanan harus cukup kaku untuk menahan beban tanpa menyebabkan terjadinya deformasi.

Kerangka pembebanan harus dilindungi terhadap getaran dari sumber luar. Kerangka pembebanan tidak boleh rentan terhadap gangguan yang disebabkan oleh keruntuhan benda uji lain dalam rangka pembebanan yang sama, rangka pembebanan yang berdekatan atau oleh sebab lain.

Beban rangkak tarik harus konstan sebesar 1%. Beban rangkak tarik dapat diterapkan menggunakan beban yang bekerja secara langsung atau melalui sistem lengan beban, atau

sional, copy standar ini dibuat unt u k PT: 91-01 Bahan Konstruksi Ba nguna n dan Rekay a sa Sipil, da n ti da k untuk d ik o me rs ia lka n

(12)

dengan menggunakan sistem mekanik, hidrolik atau pneumatik. Sistem pembebanan harus dikalibrasi sebelum melakukan pengujian untuk memastikan bahwa beban yang sesuai diberikan pada benda uji.

CATATAN 8 - Perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan bahwa beban rangkak tarik tetap

konstan bila menggunakan sistem beban bukan beban mati, misalnya sudut sistem lengan beban harus dijaga tetap konstan untuk memastikan bahwa beban rangkak yang diberikan tetap berada dalam ketelitian yang disyaratkan.

Sistem pembeban harus memungkinkan diterapkannya beban secara menerus terhadap benda uji sehingga beban rangkak tarik dapat diberikan seluruhnya dalam waktu kurang dari 60 detik.

6.2.4 Sistem pencatatan waktu

Ketelitian sistem pencatatan waktu harus ± 1%. Sistem pencatatan waktu tersebut harus dapat diatur pada angka nol yaitu ketika seluruh beban rangkak tarik diberikan pada benda uji dan sistem tersebut harus dapat pula mencatat secara otomatis waktu terjadinya keruntuhan rangkak tarik.

6.3 Prosedur

6.3.1 Tentukan kekuatan tarik cara pita lebar contoh laboratorium berdasarkan ISO 10319, termasuk regangan hingga terjadi keruntuhan dan kontraksi lateral dari benda uji.

6.3.2 Evaluasi validitas penggunaan benda uji dengan lebar yang mewakili secara teknis kurang dari 200 mm, jika diperlukan. Tentukan kuat tarik dan regangan pada beban maksimum untuk benda uji dengan lebar yang mewakili secara teknis.

6.3.3 Lakukan pengujian menggunakan empat beban yang berbeda. Beban tersebut dihitung berdasarkan nilai kuat tarik yang telah ditentukan sebelumnya. Rentang beban dapat dipilih antara 50% hingga 90% dari nilai kuat tarik.

Pada setiap beban yang dipilih, lakukan pengujian pada tiga benda uji, sehingga jumlah total benda uji adalah sebanyak 12 buah (= 4 beban x 3 benda uji).

CATATAN 9 - Disarankan untuk memilih empat logaritmik waktu yang sama seperti 100 jam, 500 jam,

2 000 jam, dan 10 000 jam, untuk memperkirakan besarnya beban yang dapat mengakibatkan keruntuhan saat 100 jam dan untuk melakukan tiga pengujian lainnya secara pararel. Dari hasil uji tersebut, perkirakan beban yang dapat mengakibatkan keruntuhan saat 500 jam. Kemudian, lakukan hal yang sama untuk dua tingkat pembebanan lainnya.

6.3.4 Siapkan benda uji untuk pengujian keruntuhan rangkak tarik dan pasang benda uji pada alat uji. Untuk geotekstil teranyam, prosedur persiapan benda uji harus mengacu pada ISO 10319. Berikan beban rangkak tarik secara menerus hingga seluruh beban diterapkan dalam waktu tidak lebih dari 60 detik.

Waktu awal pengujian dimulai saat seluruh beban rangkak tarik diterapkan pada benda uji. 6.3.5 Catat waktu saat terjadi keruntuhan rangkak tarik.

sional, copy standar ini dibuat unt u k PT: 91-01 Bahan Konstruksi Ba nguna n dan Rekay a sa Sipil, da n ti da k untuk d ik o me rs ia lka n

(13)

7 Perhitungan (untuk benda uji sesuai subpasal 3.6)

Bila menggunakan benda uji dengan lebar yang mewakili secara teknik kurang dari 200 mm, misalnya untuk contoh laboratorium dengan anyaman kasar atau geogrids, maka cara menentukan lebar benda uji menjadi sangat penting. Jumlah elemen tarik per meter lebar ditentukan sebagai berikut:

Hamparkan contoh laboratorium, satu gulungan utuh jika memungkinkan, pada permukaan datar dan rapihkan jika terdapat lipatan dan kerutan. Dengan menggunakan penggaris sepanjang minimal 1,5 m, ukur lebar terkait dengan jumlah elemen tarik yang ada dalam kira-kira satu meter, hitung hingga ketelitian millimeter. Gunakan jumlah elemen untuk menghitung jumlah elemen tarik per meter lebar hingga mendekati 0,1 unit. Kemudian catat jumlah elemen tarik yang ada pada benda uji.

Jika penentuan elemen tarik individual dari struktur lembaran tidak dapat dilakukan dan benda uji TRW kurang dari 200 mm akan digunakan, maka prosedur berikut harus diikut: Benda uji berupa geotekstil harus disiapkan dengan lebar kurang dari 200 mm tapi lebih besar dari 50 mm, menggunakan metode persiapan benda uji sesuai dengan ISO 10319. Tentukan kuat tarik dan regangan pada pembebanan maksimum dari benda uji dengan lebar 200 mm dan yang lebarnya kurang dari 200 mm sesuai dengan prosedur dalam ISO 10319. Hitung kuat tarik dan regangan pada pembebanan maksimum untuk kedua benda uji yaitu benda uji dengan lebar 200 mm dan benda uji yang lebarnya kurang dari 200 mm.

CONTOH 1:

Selembar geogrids memiliki 43 ribs atau elemen tarik dalam lebar sebesar 986 mm. Dengan demikian maka jumlah elemen tarik per meter lebar adalah 43,6 ribs atau elemen tarik. Nilai ini diperoleh sebagai berikut: dalam bentang selebar 986mm terdapat 43 ribs atau elemen tarik, maka lebar satu ribs atau elemen tarik adalah 986mm / 43 ribs = 22,93 mm. Maka dalam per meter lebar (1 000 mm) terdapat : 1 000 mm/22,93 mm = 43,6 ribs atau elemen tarik.

Sebuah benda uji untuk pengujian tarik cara pita lebar memiliki delapan elemen tarik, jumlah tersebut mewakili lebar sebagai berikut:

(8 / 43,6) x 1 000 183,5 mm

Nilai rata-rata kekuatan benda uji ditentukan sebesar 10,8 kN dengan regangan rata-rata pada beban maksimum sebesar 12,8% dan kontraksi lateral sebesar 0%. Maka kuat tarik per meter lebar adalah:

(1 000 /183,5) x 10,8 58,9 kN/m

Benda uji dengan panjang yang memenuhi secara teknis, memiliki tiga elemen tarik, jumlah tersebut mewakili lebar sebagai berikut:

(1 000 x 3) / 43,6 68,8 mm

Kuat tarik rata-rata dari 10 benda uji dengan panjang yang memenuhi secara teknis ditentukan sebesar 4 086 N dengan regangan rata-rata pada beban maksimum sebesar 13,4%. Maka kuat tarik per unit lebar adalah

(43,6 / 3) x 4,086 59,4 kN/m

Karena hasil pengujian kuat tarik dengan metoda cara pita lebar dan dengan menggunakan benda uji yang panjangnya mewakili secara teknis memiliki perbedaan kurang dari 5% dan

sional, copy standar ini dibuat unt u k PT: 91-01 Bahan Konstruksi Ba nguna n dan Rekay a sa Sipil, da n ti da k untuk d ik o me rs ia lka n

(14)

regangan pada beban maksimum memiliki perbedaan kurang dari 20%, maka penggunaan benda uji yang panjangnya mewakili secara teknis untuk pengujian rangkak tarik dibolehkan. CONTOH 2 :

Untuk benda uji dengan lebar 200 mm, nilai kuat tarik ditentukan sebesar 220,4 kN/m dan regangan pada beban maksimum sebesar 10,7 %.

Untuk benda uji dengan lebar 60 mm, nilai kuat tarik ditentukan sebesar 213,4 kN/m dan regangan pada beban maksimum sebesar 15,2%.

Hasil pengujian kuat tarik dengan lebar benda uji 60 mm berada dalam kisaran 5% dari hasil pengujian kuat tarik benda uji dengan lebar 200 mm, namun hasil pengujian regangan pada beban maksimum menunjukan perbedaan lebih dari 20% antara benda uji dengan lebar 60 mm dan benda uji dengan lebar 200 mm, sehingga penggunaan benda uji dengan lebar 60 mm sebagai benda uji dengan panjang yang memenuhi secara teknis tidak diperbolehkan.

8 Laporan pengujian

Laporan pengujian harus mencakup informasi-informasi berikut: - Untuk kedua prosedur pengujian:

a) Nomor dan tahun penerbitan standar ini; b) Identifikasi contoh, tanggal penerimaan;

c) Kondisi temperatur dan kelembapan ruangan pengujian; d) Tanggal pengujian;

e) Nilai rata-rata pengujian kuat tarik metode pita lebar, regangan dan kontraksi lateral benda uji sesuai ISO 10319;

f) Informasi detail tentang pemilihan benda uji yang panjangnya mewakili secara teknis untuk pengujian rangkak tarik (jika digunakan);

g) Ukuran, penjelasan kuat tarik dari pabrik, nilai rata-rata kuat tarik dan regangan benda uji yang digunakan untuk pengujian rangkak tarik (jika digunakan);

h) Kondisi temperatur dan kelembapan pada saat pengujian dilakukan;

i) Penjelasan mengenai sistem pembebanan, alat penjepit, dan peralatan extensometry;

j) Beban rangkak tarik yang digunakan dan dinyatakan sebagai persentase dari kuat tarik pada poin e);

k) Hasil dalam bentuk tabel untuk regangan rangkak terhadap waktu pengukuran; l) Informasi detail mengenai semua penyimpangan yang terjadi diluar prosedur di atas; - Untuk penentuan perilaku rangkak tarik:

m) Nilai panjang ukur;

n) Grafik regangan rangkak terhadap logaritma waktu untuk setiap benda uji dan setiap beban rangkak tarik dan untuk setiap temperatur, jika pengujian dilakukan pada temperatur yang berbeda. Grafik tersebut harus mencakup semua data-data diatas. - Untuk menghitung keruntuhan tarik:

o) Waktu hingga terjadinya keruntuhan rangkak tarik untuk tiap benda uji (dalam tabel); p) Apabila pengujian dilakukan pada beberapa kondisi temperatur yang berbedabuat

grafik beban rangkak tarik terhadap waktu hingga terjadinya keruntuhan (dengan waktu dalam skala logaritmik) untuk tiap temperature, jika memungkinkan juga sebuah garis regresi dengan batas kepercayaan kurang dari 95%.

sional, copy standar ini dibuat unt u k PT: 91-01 Bahan Konstruksi Ba nguna n dan Rekay a sa Sipil, da n ti da k untuk d ik o me rs ia lka n

(15)

Keterangan: a) tanda

Gambar 1- Detail benda uji

Keterangan: a) = panjang ukur W = lebar benda uji

W’ = pengurangan lebar benda uji akibat beban tarik

CATATAN Untuk penggunaan benda uji dengan lebar (W) kurang dari 200mm, nilai

kontraksi lateral tidak boleh lebih dari 10%.

Gambar 2- Definisi kontraksi lateral

sional, copy standar ini dibuat unt u k PT: 91-01 Bahan Konstruksi Ba nguna n dan Rekay a sa Sipil, da n ti da k untuk d ik o me rs ia lka n

(16)

Keterangan: 1 rangka pengaku 2 penjepit atas 3 dial 4 penjepit bawah 5 pemberat/beban

Gambar 3- Alat pencatat rangkak tarik

sional, copy standar ini dibuat unt u k PT: 91-01 Bahan Konstruksi Ba nguna n dan Rekay a sa Sipil, da n ti da k untuk d ik o me rs ia lka n

(17)

Keterangan:

1 rangka pengaku 2 penjepit benda uji 3 benda uji

4 lengan penopang beban a) dudukan berbentuk bulat b) beban

c) pengatur beban agar tetap konstan selama pengujian d) panjang ukur

e) alat pengukur regangan

Gambar 4 - Tipikal lengan pembeban pada sistem pembebanan

sional, copy standar ini dibuat unt u k PT: 91-01 Bahan Konstruksi Ba nguna n dan Rekay a sa Sipil, da n ti da k untuk d ik o me rs ia lka n

(18)

Lampiran A

(normatif)

Contoh formulir pengujian perilaku rangkak tarik

KOP INSTANSI

FORM 1

Pelanggan : PT. XX

No Pekerjaan : 123/2011/GT

Tanggal Penerimaan : 15-Sep-11

Jenis Contoh Uji : Geotekstil non woven

Kode Contoh Uji : Geotekstil TRX 2000

Catatan :

1. Catat kondisi ruang pengujian

Catatan 1: temperatur ruangan harus 20oC + 2oC dan kelembapan 65% + 2 %

Temperatur (oC) 2100,00%

Kelembapan (%) 6300,00%

2. Timbang benda uji

Catatan 2: benda uji siap digunakan jika perbedaan massa tidak lebih dari 0.25% yang ditimbang tiap 2 jam No Benda Uji Geosintetik Berat pada t=0 (gram) Berat pada t=2 jam (gram) Perbedaa n Berat (%) 1 10100,00% 10105,00% 0,05% 2 10200,00% 10200,00% 0,00% 3 10150,00% 10130,00% 0,20% 4 10160,00% 10160,00% 0,00%

PENENTUAN PERILAKU RANGKAK TARIK RSNI2 ISO 13431-1999

Benda uji disiapkan oleh pelanggan dalam bentuk sudah terpotong dengan lebar 200 mm dan panjang 500 mm sebanyak 4 buah.

sional, copy standar ini dibuat unt u k PT: 91-01 Bahan Konstruksi Ba nguna n dan Rekay a sa Sipil, da n ti da k untuk d ik o me rs ia lka n

(19)

FORM 2

Catatan 1: Jika lebar benda uji 200 mm, isi langkah 1 dan lanjutkan ke langkah 4

Jika lebar benda uji kurang dari 200 mm (TRW), lakukan langkah 2 atau langkah 3, kemudian langkah 4

1. Benda uji dengan lebar 200 mm

No Benda Uji Lebar (mm)

1

-2

-3

-4

-Lakukan uji kuat tarik pita lebar (ISO 10319:2008) dan isi: Gaya tarik maksimum, F (kN)

-Kuat tarik maksimum, Tmax (kN/m)

-Regangan pada beban maksimum (%)

-Kontraksi lateral (%) -2. Benda uji kurang dari 200 mm (TRW)

Catatan 2: TRW dapat digunakan jika perbedaan kuat tarik kurang kurang dari 5% dan regangan pada beban maksimum kurang dari 20%

Lakukan uji kuat tarik pita lebar (ISO 10319:2008) untuk benda uji standar dan TRW serta isikan:

Benda Uji Standar Benda Uji TRW Perbandingan TRW terhadap standar

Keterangan

Lebar benda uji (mm) 200 60 --- ---Gaya tarik maksimum, F (kN) 44,08 42,68 --- ---Kuat tarik maksimum, Tmax (kN/m) 220,4 213,4 3,2% < 5% (OK)

Regangan pada beban maksimum (%) 10,7 15,2 42,1% > 20% (tidak ok)

Kesimpulan : TRW TIDAK BISA DIGUNAKAN

3. Benda uji kurang dari 200 mm (TRW) untuk geogrid atau benda uji dengan bukaan besar

Catatan 3: TRW dapat digunakan jika perbedaan kuat tarik kurang kurang dari 5% dan regangan pada beban maksimum kurang dari 20%

Lakukan uji kuat tarik pita lebar (ISO 10319:2008) untuk benda uji standar dan TRW serta isikan:

Benda Uji Standar Benda Uji TRW Perbandingan TRW terhadap standar

Keterangan

Jumlah rib dengan lebar sekitar 1 m 43 43 --- ---Lebar dari antar rib terluar (m) 0,986 0,986 --- ---Jumlah rib dalam lebar 1 m 43,6 43,6 --- ---Jumlah rib yang diuji kuat tarik 8 3 --- ---Lebar nominal (m) 0,1834 0,0688 --- ---Gaya tarik maksimum, F (kN) 10,8 4,086 --- ---Kuat tarik maksimum, Tmax (kN/m) 58,9 59,4 0,9% < 5% (OK)

Regangan pada beban maksimum (%) 12,8 13,4 4,7% < 20% (OK)

Kesimpulan : TRW BISA DIGUNAKAN

4. Tentukan beban yang akan diterapkan pada benda uji

Gaya tarik maksimum, F (kN) 4,086

No Benda Uji Persentase beban rencana terhadap gaya

tarik maksimum (%)

Beban rencana yang akan diterapkan (kg)

Beban aktual yang diterapkan (kg)

Persentase beban aktual yang diterapkan (%)

Beban rangkak tarik per meter (kN/m) (1) (2) (3)=(2)*gaya tarik

maksimum/9.8067

(4) (5)=(4)*9.8067/1000 / gaya tarik maksimum

(6)

1 20 83,33 100 24 14,3

2 30 125,00 125 30 17,8

3 40 166,66 150 36 21,4

4 60 249,99 250 60 35,6

Keterangan untuk kolom (6):

1. Untuk benda uji geotekstil dengan lebar 200 mm: (6) = (4)*9.8067/1000 dibagi 0.2 m 2. Untuk benda uji TRW dengan lebar < 200 mm: (6) = (4)*9.8067/1000 dibagi lebar TRW 3. Untuk benda uji TRW geogrid dengan lebar < 200 mm: (6)= (4)*9.8067/1000 dibagi lebar nominal

PENENTUAN PERILAKU RANGKAK TARIK SNI XXXX

KOP INSTANSI

sional, copy standar ini dibuat unt u k PT: 91-01 Bahan Konstruksi Ba nguna n dan Rekay a sa Sipil, da n ti da k untuk d ik o me rs ia lka n

(20)

KOP INSTANSI

FORM 3

1. Benda Uji Kesatu

No Benda Uji Beban rangkak tarik per meter (kN/m)

Persentase beban aktual yang diterapkan

(%)

1 14.3 24

Panjang gauge length awal (mm) : 200

Tanggal Waktu pembacaan Waktu pembacaan (jam)

Elongasi gauge (mm) Regangan rangkak (%) (1) (2) (3) (4) (5)=(4)/gauge length awal 16-Sep-11 1 menit 0.02 4.000 2.000 16-Sep-11 2 menit 0.03 4.025 2.013 16-Sep-11 4 menit 0.07 4.050 2.025 16-Sep-11 8 menit 0.13 4.075 2.038 16-Sep-11 15 menit 0.25 4.100 2.050 16-Sep-11 30 menit 0.50 4.125 2.063 16-Sep-11 60 menit 1 4.150 2.075 16-Sep-11 2 jam 2 4.175 2.088 16-Sep-11 4 jam 4 4.200 2.100 16-Sep-11 8 jam 8 4.225 2.113 17-Sep-11 24 jam 24 4.250 2.125 19-Sep-11 3 hari 72 4.275 2.138 23-Sep-11 7 hari 168 4.300 2.150 30-Sep-11 14 hari 336 4.325 2.163 07-Oct-11 21 hari 504 4.350 2.175 28-Oct-11 42 hari 1008 4.400 2.200

2. Benda Uji Kedua

No Benda Uji Beban rangkak tarik per meter (kN/m)

Persentase beban aktual yang diterapkan

(%)

2 17.8 30

Panjang gauge length awal (mm) : 200

Tanggal Waktu pembacaan Waktu pembacaan (jam)

Elongasi gauge (mm) Regangan rangkak (%) (1) (2) (3) (4) (5)=(4)/gauge length awal 16-Sep-11 1 menit 0.02 4.600 2.300 16-Sep-11 2 menit 0.03 4.625 2.313 16-Sep-11 4 menit 0.07 4.650 2.325 16-Sep-11 8 menit 0.13 4.675 2.338 16-Sep-11 15 menit 0.25 4.700 2.350 16-Sep-11 30 menit 0.50 4.725 2.363 16-Sep-11 60 menit 1.00 4.750 2.375 16-Sep-11 2 jam 2 4.775 2.388 16-Sep-11 4 jam 4 4.800 2.400 16-Sep-11 8 jam 8 4.825 2.413 17-Sep-11 24 jam 24 4.850 2.425 19-Sep-11 3 hari 72 4.875 2.438 23-Sep-11 7 hari 168 4.900 2.450 30-Sep-11 14 hari 336 4.925 2.463 07-Oct-11 21 hari 504 4.950 2.475 28-Oct-11 42 hari 1008 5.000 2.500

PENENTUAN PERILAKU RANGKAK TARIK SNI ISO 13431-1999 sional, copy standar ini dibuat unt u k PT: 91-01 Bahan Konstruksi Ba nguna n dan Rekay a sa Sipil, da n ti da k untuk d ik o me rs ia lka n

(21)

KOP INSTANSI

FORM 4

No Benda Uji Persentase beban aktual yang diterapkan (%)

Beban rangkak tarik per meter (kN/m) 1 24 14.3 2 30 17.8 3 36 21.4 4 60 35.6 Keterangan: Pelaksana

(Dian Asri Moelyani) Penyelia

(Rakhman Taufik)

PENENTUAN PERILAKU RANGKAK TARIK SNI ISO 13431-1999 …………..., ……….. 0 2 4 6 8 10 12 0.01 0.1 1 10 100 1000 10000 Regangan (%) Waktu (Jam)

Perilaku Rangkak Tarik

Beban 60% Beban 36% Beban 30% Beban 24% sional, copy standar ini dibuat unt u k PT: 91-01 Bahan Konstruksi Ba nguna n dan Rekay a sa Sipil, da n ti da k untuk d ik o me rs ia lka n

(22)

Lampiran B

(normatif)

Contoh formulir pengujian keruntuhan rangkak tarik

KOP INSTANSI

FORM 1

Pelanggan : PT. XX

No Pekerjaan : 123/2011/GT

Tanggal Penerimaan : 15-Sep-11

Jenis Contoh Uji : Geotekstil non woven

Kode Contoh Uji : Geotekstil TRX 2000

Catatan :

1. Catat kondisi ruang pengujian

Catatan 1: temperatur ruangan harus 20oC + 2oC dan kelembapan 65% + 2 %

Temperatur (oC) 21

Kelembapan (%) 63

2. Timbang benda uji

Catatan 2: benda uji siap digunakan jika perbedaan massa tidak lebih dari 0.25% yang ditimbang tiap 2 jam No Benda Uji Geosintetik Berat pada t=0 (gram) Berat pada t=2 jam (gram) Perbedaa n Berat (%) 1 101 101,05 0,05% 2 102 102 0,00% 3 101,5 101,3 0,20% 4 101,6 101,6 0,00%

PENENTUAN KERUNTUHAN RANGKAK TARIK RSNI2 ISO 13431-1999

Benda uji disiapkan oleh pelanggan dalam bentuk sudah terpotong dengan lebar 200 mm dan panjang 500 mm sebanyak 4 buah.

sional, copy standar ini dibuat unt u k PT: 91-01 Bahan Konstruksi Ba nguna n dan Rekay a sa Sipil, da n ti da k untuk d ik o me rs ia lka n

(23)

FORM 2

Catatan 1: Jika lebar benda uji 200 mm, isi langkah 1 dan lanjutkan ke langkah 4

Jika lebar benda uji kurang dari 200 mm (TRW), lakukan langkah 2 atau langkah 3, kemudian langkah 4

1. Benda uji dengan lebar 200 mm

No Benda Uji Lebar (mm)

A1, B1, C1

-A2, B2, C2

-A3, B3, C3

-A4, B4, C4

-Lakukan uji kuat tarik pita lebar (ISO 10319:2008) dan isi: Gaya tarik maksimum, F (kN)

-Kuat tarik maksimum, Tmax (kN/m)

-Regangan pada beban maksimum (%)

-Kontraksi lateral (%)

-2. Benda uji kurang dari 200 mm (TRW)

Catatan 2: TRW dapat digunakan jika perbedaan kuat tarik kurang kurang dari 5% dan regangan pada beban maksimum kurang dari 20%

Lakukan uji kuat tarik pita lebar (ISO 10319:2008) untuk benda uji standar dan TRW serta isikan:

Benda Uji Standar Benda Uji TRW Perbandingan TRW terhadap standar

Keterangan

Lebar benda uji (mm) 200 60 --- ---Gaya tarik maksimum, F (kN) 44,08 42,68 --- ---Kuat tarik maksimum, Tmax (kN/m) 220,4 213,4 3,2% < 5% (OK)

Regangan pada beban maksimum (%) 10,7 15,2 42,1% > 20% (tidak ok)

Kesimpulan : TRW TIDAK BISA DIGUNAKAN

3. Benda uji kurang dari 200 mm (TRW) untuk geogrid atau benda uji dengan bukaan besar

Catatan 3: TRW dapat digunakan jika perbedaan kuat tarik kurang kurang dari 5% dan regangan pada beban maksimum kurang dari 20%

Lakukan uji kuat tarik pita lebar (ISO 10319:2008) untuk benda uji standar dan TRW serta isikan:

Benda Uji Standar Benda Uji TRW Perbandingan TRW terhadap standar

Keterangan

Jumlah rib dengan lebar sekitar 1 m 43 43 --- ---Lebar dari antar rib terluar (m) 0,986 0,986 --- ---Jumlah rib dalam lebar 1 m 43,6 43,6 --- ---Jumlah rib yang diuji kuat tarik 8 3 --- ---Lebar nominal (m) 0,1834 0,0688 --- ---Gaya tarik maksimum, F (kN) 10,8 4,086 --- ---Kuat tarik maksimum, Tmax (kN/m) 58,9 59,4 0,9% < 5% (OK)

Regangan pada beban maksimum (%) 12,8 13,4 4,7% < 20% (OK)

Kesimpulan : TRW BISA DIGUNAKAN

4. Tentukan beban yang akan diterapkan pada benda uji

Gaya tarik maksimum, F (kN) 4,086

No Benda Uji Persentase beban rencana terhadap gaya

tarik maksimum (%)

Beban rencana yang akan diterapkan (kg)

Beban aktual yang diterapkan (kg)

Persentase beban aktual yang diterapkan (%)

Beban rangkak tarik per meter (kN/m) (1) (2) (3)=(2)*gaya tarik

maksimum/9.8067

(4) (5)=(4)*9.8067/1000 / gaya tarik maksimum

(6)

A1, B1, C1 90 374,99 375 90 53,4

A2, B2, C2 80 333,32 350 84 49,9

A3, B3, C3 60 249,99 250 60 35,6

A4, B4, C4 50 208,33 200 48 28,5

Keterangan untuk kolom (6):

1. Untuk benda uji geotekstil dengan lebar 200 mm: (6) = (4)*9.8067/1000 dibagi 0.2 m 2. Untuk benda uji TRW dengan lebar < 200 mm: (6) = (4)*9.8067/1000 dibagi lebar TRW 3. Untuk benda uji TRW geogrid dengan lebar < 200 mm: (6)= (4)*9.8067/1000 dibagi lebar nominal

PENENTUAN KERUNTUHAN RANGKAK TARIK SNI XXXX

KOP INSTANSI

sional, copy standar ini dibuat unt u k PT: 91-01 Bahan Konstruksi Ba nguna n dan Rekay a sa Sipil, da n ti da k untuk d ik o me rs ia lka n

(24)

FORM 3

1. Benda Uji Ke :

No Benda Uji Beban rangkak tarik per meter (kN/m)

Persentase beban aktual yang diterapkan (%)

A1 53,4 90

Panjang gauge length awal (mm) : 200

Tanggal Waktu pembacaan Waktu pembacaan (jam) Elongasi gauge (mm) Regangan rangkak (%) (1) (2) (3) (4) (5)=(4)/gauge length awal 16-Sep-11 1 menit 0,02 12,000 6,00 16-Sep-11 2 menit 0,03 12,486 6,24 16-Sep-11 4 menit 0,07 12,971 6,49 16-Sep-11 8 menit 0,13 13,457 6,73 16-Sep-11 15 menit 0,25 13,943 6,97 16-Sep-11 30 menit 0,50 14,429 7,21 16-Sep-11 60 menit 1 15,400 7,70 16-Sep-11 2 jam 2 15,600 7,8 16-Sep-11 4 jam 4 15,800 7,9 16-Sep-11 8 jam 8 16,000 8 17-Sep-11 24 jam 24 17,000 8,5 19-Sep-11 3 hari 72 18,000 9 PUTUS

2. Benda Uji Kedua

No Benda Uji Beban rangkak tarik per meter (kN/m)

Persentase beban aktual yang diterapkan (%)

B1 53,4 90

Panjang gauge length awal (mm) : 200

Tanggal Waktu pembacaan Waktu pembacaan (jam) Elongasi gauge (mm) Regangan rangkak (%) (1) (2) (3) (4) (5)=(4)/gauge length awal 16-Sep-11 1 menit 0,02 11,600 5,800 16-Sep-11 2 menit 0,03 12,086 6,043 16-Sep-11 4 menit 0,07 12,571 6,286 16-Sep-11 8 menit 0,13 13,057 6,529 16-Sep-11 15 menit 0,25 13,543 6,771 16-Sep-11 30 menit 0,50 14,029 7,014 16-Sep-11 60 menit 1,00 15,000 7,500 16-Sep-11 2 jam 2 15,200 7,600 16-Sep-11 4 jam 4 15,400 7,700 16-Sep-11 8 jam 8 15,600 7,800 17-Sep-11 24 jam 24 16,600 8,300

19-Sep-11 2 hari, 22 jam 70 17,600 8,800

PUTUS

PENENTUAN KERUNTUHAN RANGKAK TARIK SNI XXXX

KOP INSTANSI

sional, copy standar ini dibuat unt u k PT: 91-01 Bahan Konstruksi Ba nguna n dan Rekay a sa Sipil, da n ti da k untuk d ik o me rs ia lka n

(25)

FORM 4 A1 B1 C1 90 72 70 74 72,0 2,0 2,26 87,1 84 198 200 195 197,7 2,5 2,85 80,8 60 650 645 652 649,0 3,6 4,08 58,8 48 1002 1000 999 1000,3 1,5 1,73 45,0 Keterangan: Penyelia Pelaksana

(Rakhman Taufik) (Dian Asri Moelyani)

PENENTUAN KERUNTUHAN RANGKAK TARIK SNI XXXX Confidence level (jam) Confidence limit (jam) …………..., ……….. Waktu Runtuh Benda Uji

(Jam) Persentase beban aktual yang diterapkan (%) Rata-rata waktu runtuh (jam) Standar deviasi waktu runtuh (jam) 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0 200 400 600 800 1000 1200 Regang an (%) Waktu (Jam)

Keruntuhan Rangkak Tarik

KOP INSTANSI

sional, copy standar ini dibuat unt u k PT: 91-01 Bahan Konstruksi Ba nguna n dan Rekay a sa Sipil, da n ti da k untuk d ik o me rs ia lka n

Gambar

Gambar 2- Definisi kontraksi lateral
Gambar 3- Alat pencatat rangkak tarik
Gambar 4 - Tipikal lengan pembeban pada sistem pembebanan

Referensi

Dokumen terkait

68 Tabel 8 Distribusi Responden Menurut Faktor Ekstrinsik Pekerjaan terhadap Stres Kerja pada Polisi Lalu Lintas di Polresta Depok Tahun 2017 .. 72 Tabel 9

RANCANG BANGUN APLIKASI PELAYANAN CUSTOMER PADA SENGKALING FOOD

Hasil dari penelitian ini akan dibahas mengenai isolasi dan produksi xilanase dari Trichoderma viride dengan menggunakan substrat kulit melon dan kulit pisang dengan

16 NILAI EKSPOR NONMIGAS MENURUT JENIS VALUTA V.16 V.16 • Reklasifikasi pada neraca Barang sesuai dengan penjelasan pada Tabel V.2.. • Penyesuaian valuta utama

Pengertian komunikasi matematika menurut Syaban adalah merefleksikan pemahaman ide-ide matematika, sedangkan Asikin menjelaskan bahwa komunikasi matematika adalah

KINERJA PRODUKSI DAN REPRODUKSI KAMBING BETINA PERANAKAN ETAWAH DI INDONESIA Walaupun kambing Peranakan Etawah (PE) termasuk kambing tipe dwi guna (penghasil daging dan

Sistem clustering dengan algoritma Self Organizing Maps (SOM) dapat digunakan untuk memetakan kecerdasan majemuk

DAN TERSINKRONISASI Komite Penanganan COVID-19 perlu segera memba- ngun sistem informasi data dan pusat data yang terkoneksi, terintegrasi, dan tersinkronisasi sebagai