• Tidak ada hasil yang ditemukan

Periode Kritis 1000 Hari Pertama Kehidupan dan Dampak Jangka Panjang terhadap Kesehatan dan Fungsinya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Periode Kritis 1000 Hari Pertama Kehidupan dan Dampak Jangka Panjang terhadap Kesehatan dan Fungsinya"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

Periode Kritis 1000 Hari Pertama

Kehidupan dan Dampak Jangka

Panjang terhadap Kesehatan dan

Fungsinya

Endang L. Achadi

Departemen Gizi Kesmas, FKM UI

Disampaikan pada: “Kursus Penyegar Ilmu Gizi”, yang diselenggarakan oleh PERSAGI, di Yogyakarta, 25 November 2014

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

(2)

Apakah 1000 HPK?

Masa selama 270 hari (9 bulan)

dalam kandungan

+

730 hari (2 tahun pertama) pasca

lahir

(3)

Mengapa 1000 HPK?

Dampak yang ditimbulkan

malnutritition pada periode ini

bersifat permanen dan berjangka

(4)

Mengapa 1000 HPK?

Kehamilan 8 minggu pertama:

terbentuknya cikal bakal yang akan

menjadi otak, hati, jantung, ginjal,

tulang, dll

Kehamilan 9 minggu – lahir:

pertumbuhan dan perkembangan lebih

lanjut organ tubuh  siap untuk hidup di

dunia baru, di luar kandungan ibu

(5)

Jendela

Kritis

Perkem-bangan

Janin

8 minggu pertama sejak pembuahan terjadi pembentuk an semua cikal bakal organ tubuh Perkembangan penting sebagian organ berlanjut sampai akhir kehamilan Perkembang an penting sebagian organ berlanjut sampai kira-kira 2 tahun pertama kehidupan

(6)

Thompson, R. A., & Nelson, C. A. (2001). Developmental science and the media: Early brain development. American Psychologist, 56(1), 5-15.

Otak Setelah Lahir: Masih Mengalami

Perkembangan Fungsi, menurun rata-rata

setelah usia 2-3 tahun

Pembentukan sistem syaraf Myelinasi mulai menurun sejak -2 bulan sp 5-10 thn • 0-2 thn: puncak perkembangan fungsi melihat, mendengar,

berbahasa, & fungsi kognitif yg lbh tinggi

•-3 bln sp 15-18 thn:

sinaptogenesis

•setelah usia >2-3 thn,

fungsi kognitif yg lebih tinggi ,turun

(7)

In: Thompson and Nelson, Developmental Science and the Media: Early Brain Development.

American Psychologist, vol. 56. No. 1, 5-15. January 2001. DOI: 10.1037//0003-066X 56.1.5.

Otak mengalami over-produksi neural connections (synaps) secara masif (blooming) pada periode dini kehidupannya. Otak bayi yg lahir aterm mempunyai synaps yg lebih banyak dibandingkan dewasa

Periode synaptogenesis ini biasanya diikuti dengan synaptic retraction/ reduction (pruning) yg

memberikan efisiensi thd otak untuk berfungsi

Waktu antara “synaptic blooming and pruning” sangat bervariasi antar bagian-bagian didalam otak

(8)

In: Thompson and Nelson, Developmental Science and the Media: Early Brain Development.

American Psychologist, vol. 56. No. 1, 5-15. January 2001. DOI: 10.1037//0003-066X 56.1.5. Contoh:

Puncak synaptic overproduction di bagian kortex visual terjadi pada usia kira-kira 4 bulan postpartum, diikuti dengan

pengurangan secara bertahap sampai pertengatan-akhir usia pra-sekolah, dimana pada saat ini densitas synapsis sama

dengan dewasa

Di bagian otak yang mengatur fungsi pendengaran dan bahasa, terjadinya lebih lambat

Namun demikian di bagian kortex prefrontal yang mengatur

fungsi kognitif dan pengaturan diri yang lebih tinggi, puncak

over production terjadi sekitar umur 1 tahun, dan mencapai densitas seperti pada dewasa pada usia remaja.

(9)

Mekanisme

Terjadinya?

(10)

Barker, DJP – Human Groth and Cardiovascular Disease. 2008

Definisi Developmental plasticity: suatu fenomena

dimana satu genotipe dapat meningkatkan status

fisiologis dan morfologis dalam rentang yang berbeda, sebagai respons thd kondisi lingkungan yg berbeda

selama masa perkembangan.

Esensi dari Developmental plasticity adalah: suatu

periode kritis saat suatu sistem bersifat plastis dan sensitif thd lingkungannya, diikuti dg hilangnya

plastisitas dan kapasitas fungsional yg menetap.

Sebagian besar organ &sistem, masa kritisnya terjadi saat periode didlm kandungan

Developmental Plasticity

(11)

Gluckman, Peter D , Mark A Hanson, et al. Lancet 2009; 373: 1654–57

Plastisitas tidak hanya untuk keadaan

kekurangan gizi, tetapi mencakup semua rentang lingkungan, termasuk lingkungan dengan keadaan gizi yg berlebihan

(excessive) yg berhubungan dg obesitas maternal atau diabetes gestasional

Keadaan ini bisa menggiring pada siklus penyakit yang bersifat multi-generasi

(12)

Cleal, et al. PNAS, May 29, 2007 vol. 104 no. 22 9529-9533

Respons janin thd perubahan gizi ibu (melalui

mekanisme developmental plasticity), menyebabkan bayi membutuhkan lingkungan yg sama dengan saat dalam kandungan

Apabila lingkungan pasca-salin berbeda (kurang saat dalam kandungan, dan berlebih setelah lahir), maka akan menyebabkan situasi

Mismatch

antara apa yg sudah dipersiapkan oleh janin dalam kandungan

(kekurangan) untuk menghadapi situasi pasca-salin (berlebih), sehingga meningkatkan risiko terjadinya PTM

(13)

Dampak Jangka Pendek dan Jangka Panjang Akibat Gangguan Gizi Pada Masa Janin dan Usia Dini

+ 20 % IUGR krn PBBH rendah + 1/4 IUGR krn faktor gizi Ibu Perkem-bangan Otak Pertumbuhan (IUGR) Metabolic Programing Kemampuan Kognitif & Pendidikan Stunting/ Pendek Hipertensi -Diabetes -Obesitas -PJK -Stroke BB Ibu Prahamil rendah Gangguan Gizi pada Masa Janin dan Usia Dini

Dampak Jangka Pendek

Dampak Jangka Panjang

Sumber : Modifikasi dari Rajagopalan, S, Nutrition and challenges in the next decade, Food and Bulletin vol 24 no.3, 2003 Ibu Pendek

(14)

Akar Trans-generasi Penyakit Khronis

Barker, Public Health 2012

Ibu: •Melepaskan telur; •Menyediakan zat gizi/makanan; •Mempengaruhi plasenta; •Melahirkan bayi; •Memberi makan bayi; •Menstimulasi bayi; Memberi makan anak Bapak: Mendonasikan gen Nenek: •Membuat telur/ovum cucunya •Mendonas ikan gen Placenta: •Mentranspo rtasikan zat gizi; •Memproduk si hormon; •Mengeluark an buangan Janin: •Membuat plasenta; •Mengambil zat gizi; •Membuat organ; •Bertumbuh Bayi/Anak: •Makan makanan; •Bertumbuh Kerentanan thd penyakit khronik, kanker dan infeksi 100 tahun Alur gizi

(15)

Peran krusial Gizi Ibu?

Fetal

Undernutrition

Mismatch

-lingkungan gizi pre &

postnatal; -< 2 thn & sesudahnya • Growth restriction •Perkembangan kognitif & mental •Risiko PTM: CHD, Stroke, Hipertensi, DM Risiko PTM Gaya Hidup Faktor genetik Fetal Overnutrition Developmental Plasticity

(16)

Eriksson, Johan G. In: Barker, DJOP, RL Bergmann, PL Ogra. The Window of Opportunity: Pre-pregnancy to 24 Months of Age. Nestle Nutrition Workshop Series Pediatric Program, vol. 61. 2008.

Dari studi Helsinki Birth Cohort Study (HBCS)

Seseorang yang merupakan carrier Pro12Ala (alanine) atau Ala allele dari PPAR δ-2 gene, mempunyai suatu efek

protective thd konsentrasi cholesterol HDL , walaupun dia mengalami BBLR

Sebaliknya, seseorang yang merupakan carrier 121Q allele

(Plasma Cell Glycoprotein Gene) mempunyai risiko lebih tinggi yg signifikan untuk menderita P Diabetes type 2 dan

hypertensi, tetapi untungnya hanya bila berat badan lahirnya kecil/rendah

 Hal ini menunjukkan adanya manifestasi interaksi

genetik dan lingkungan dini

(17)

Plagemann, A, T. Harder and JW Dudenhausen. The Diabetic Pregnancy, Macrosomia, and Perinatal

Nutritional Programming. In: Barker, DJOP, RL Bergmann, PL Ogra. The Window of Opportunity:

Pre-pregnancy to 24 Months of Age. Nestle Nutrition Workshop Series Pediatric Program, vol. 61. 2008.

Kesehatan dan Penyakit merupakan hasil interaksi antara gen, keterpaparan thd faktor risiko lingkungan dan juga

kondisi gizi, metabolik dan hormonalnya pada priode kritis pada awal kehidupannya.

Sebagai contoh, maternal overweight, diabetes gestasional, dan pemberian makan berlebihan pada neonatal (neonatal

overfeeding) akan meningkatkan risiko disposisi epigenetik pada masa perinatal (perinatally acquired epigenetic

disposition) untuk penyakit obesitas, diabetes, metabolic syndrome dan P’ pembuluh darah jantung

(18)

Konsep Fundamental akar multi-ecological Penyakit2 Obesitas, DM,

Sundrom Metabolik dan konsekuensi P Cardiovascular (CVD), yang di

pre-programmed secara kritis oleh keadaan gizi pre and perinatal (Plagemann, A, et al, 2008)

(19)

Ma, RCW and JCN Chan. International Journal of Gynecology and Obstetrics 104 (2009) S42-S45.

• Untuk orang Asia, situasinya agak lebih complex. Etnis Asia sendiri merupakan faktor risiko thd

terjadinya DM Gestasional (DMG).

• Interaksi antara faktor lingkungan, genetik dan perinatal menyebabkan ibu dg riwayat DMG dan anaknya berisiko mendapatkan diabetes dan

sindrom metabolik, sehingga menimbulkan lingkaran setan “diabetes begetting diabetes”

(20)

From: Barker, DJP – Human Growth and Cardiovascular Disease. 2008

Di India, masyarakatnya menjadi

resisten thd insulin pada tingkat

akumulasi lemak yg lebih rendah

dibandingkan standar barat,

khususnya masyarakat India lebih

cenderung mengakumulasi lemaknya

di perut.

(21)

Anak stunting merupakan predisposisi untuk meningkatnya

adipositas pada usia kemudian - Sumber: Roger Shrimpton presentation, Kemenkes,

Dec 2012 Keduanya mempunyai IMT 22.3, tetapi % lemak tubuhnya berbeda: 9.1% vs 21.2%

(22)

Bukti Epidemiologis

Global

(23)

Proporsi pendek 16X

lebih banyak pada perempuan yg pada usia 3 thn sangat

pendek, dibandingkan yg pendek ringan

Hasil Studi Guatemala

Sumber: pesentasi Prof. Martorell , Jakarta 25 August 2008

Perbedaan Nilai Skor baca

-Laki2 dewasa mempunyai

skor baca 15 points (19%) lebih rendah pada mereka yang sangat pendek di usia 3 thn - dibanding mereka yang pendek ringan.

-Pada perempuan 11 points

(24)

Hasil Studi Guatemala

Sumber: Prof. Martorells presentation, Jakarta 25 August 2008

Perbedaan tingkat sekolah: - laki-laki 1.6 tingkat (26%) lebih rendah pd kelompok yg stunting parah dibandingkan yg stunting ringan - perempuan 1.3 tingkat (26%) lbh rendah Perbedaan antara 2 ekstrim: -Pendapatan pada laki-laki $903 (23%) lebih rendah - Perempuan $656 (43% ) lebih rendah

(25)

Victora, et al . The Lancets Series on Maternal and Child Undernutrition 2. 2008.

Efek gizi kurang di dalam

kandungan dapat memanjang ke

3 generasi, seperti diindikasikan

oleh hubungan antara ukuran TB

nenek dan berat badan lahir bayi

yg dilahirkan oleh wanita dlm

(26)

Chandrakant L. The Lancet Series and Indian Perspective. Indian Pediatrics, Volume 45, April 17, 2008.

Bukti dari India: anak yg gizi kurang, cenderung menjadi dewasa pendek, selanjutnya cenderung melahirkan bayi kecil , yg berisiko mempunyai risiko berprestasi pendidikan yg rendah, dan pada akhirnya

mempunyai status ekonomi yg rendah.

Stunting pada usia dini dapat

memprediksikan kinerja kognitif dan risiko terjadinya Penyakit

Jantung Koroner pd dewasa

Pertum-buhan

dan

Fungsi

Kognitif

(27)

Hanson, Mark A. Presentation in: Early Life Meeting Forum. Jakarta 15 May 2011. Danone Baby Nutrition

Memperbaikik gizi pd masa dini (0-36

bulan) dapat meningkatkan

penghasilan secara bermakna 

Fungsi kognitif

(Hoddinott,Lancet 2008)

Rates of return to human capital

investment: terbaik jika

investasi/intervensi tsb dilakukan

(28)

Victora, et al . The Lancets Series on Maternal and Child Undernutrition 2. 2008.

Analysis dari penelitian kohor di

5 negara memberikan bukti kuat

bahwa gizi yg cukup di dalam

kandungan dan di usia 2 tahun

pertama kehidupan sangat kritis

untuk pembangunan SDM

(29)

Hasil

studi di

Hertford

shire

-Inggris

Dari 15.000 laki-laki dan

perempuan yang lahir 50 tahun

sebelumnya (sebelum tahun 1930), 3000 diantaranya sudah

meninggal dan hampir separonya meninggal karena serangan

jantung

Proporsi yang meninggal lebih tinggi pada orang yang lahir

dengan berat badan lahir lebih rendah. Semakin rendah berat

badan lahir, semakin tinggi risiko penyakit jantung

(30)

Studi

thd

100.000

perawat

di

Amerika

Mereka yang lahir dg BB

lebih rendah mempunyai

risiko P Jantung lebih tinggi,

tanpa terkait dengan

pola hidupnya dan

(31)

Di

Amerika

Penyakit jantung lebih tingggi di

wilayah negara bagian yang

miskin dibandingkan wilayah

kaya:

West Virginia (10%) >

Kentucky (9%), dan terendah

di Colorado (5%)

Didalam setiap negara bagian,

orang miskin mempunyai risiko

lebih tinggi

(32)

Barker, DJP – Human Growth and Cardiovascu lar Disease. 2008

Hubungan antara hambatan pertumbuhan janin, yg direpresentasikan oleh BBLnya, dg risiko yg lebih tinggi u/ terjadinya

coronary heart disease (CHD), stroke,

hypertension dan type 2 diabetes semakin meyakinkan

Hubungan tidak terbatas pada berat badan lahir < 2500 gram. Bukti menunjukkan

bahwa risiko tsb juga meluas pada bayi yg mempunyai BBL > 2500 gram.

Hubungan tsb diasumsikan merupakan konsekuensi dari developmental

plasticity

(33)

Wanita yang Overweight dapat

melahirkan bayi makrosomik (sangat besar) yg seringkali tidak bisa

memproduksi insulin dg baik, sehingga berisiko mengalami obesitas dan

diabetes type 2.

(Barker, DJP – Human Growth and Cardiovascular Disease. 2008)

Anak-anak dari ibu obese atau diabetes mempunyai risiko lebih tinggi

menderita diabetes dan komplikasi cardiometabolic lainnya.

(34)

Godfrey, KM, Lillycrop, KA, Burdge, GH, Gluckman, PD, Hanson, MA. Epigenetic Mechanisms

and the Mismatch Concept of the Developmental Origins of Health and Disease. Pediatric

Research: May 2007 - Vol. 61 – Issue 5, Part 2.

Evidence mengenai efek obesitas

maternal dan diabetes gestasional sebagai faktor risiko thd penyakit metabolik dan penyakit pembuluh

darah jantung di kemudian hari pada bayi yg dilahirkannya semakin

meyakinkan, yang mengindikasikan adanya kelanjutan antar-generasi dari penyakit tsb

(35)

Bukti Epidemiologis di Indonesia:

Beban Ganda

Indonesia termasuk salah satu dari

17 negara dari 193 negara yang

mempunyai 3 masalah gizi tinggi

pada balita:

(36)

Prevalensi Wasting (BB/TB) & Underweight (BB/U) pada Balita Indonesia berdasarkan kuintil, 2007 – Sumber: Atmarita 2007

14.7 13.9 13.4 13 13 13.6 12 12.5 13 13.5 14 14.5 15 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Total Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Total Kurus/Wasting 22.1 19.5 18.1 16.5 13.7 18.4 0 5 10 15 20 25 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Total Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Total Gizi Kurang/Underweight

Gizi Kurang dan kurus lebih banyak pd kelompok kuintil rendah

(37)

perbedaan

Overweight

antara yg

termiskin dan

terkaya tdk

terlalu besar

0 2 4 6 8 10 12 14 16 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Total

Overweight

bukan lagi

masalah pola

makan saja

Sumber: Atmarita/ Riskesdas 2007

Prevalensi Overweight,

(38)

40.5 38.9 37.2 34.1 30.3 36.8 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Total Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Total Prevalensi Stunting diantara Balita kelompok termiskin sangat tinggi,tapi pada kelompok terkaya juga tinggi,

perbedaan antara kuintil 1 dan 5 sekitar 10% (Riskesdas 2007) Sumber: Atmarita/ Riskesdas 2007

(39)

Perbedaan Tinggi Badan rata-rata Anak 15-19 thn (Riskesdas) dg Standar WHO 2005

100.0 110.0 120.0 130.0 140.0 150.0 160.0 170.0 180.0 190.0 200.0 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 T in gg i Ba dan ra ta -ra ta Umur (thn) Laki-laki WHO 2005 Anak laki-laki Indonesia 100.0 110.0 120.0 130.0 140.0 150.0 160.0 170.0 180.0 190.0 200.0 5 6 7 8 9 10111213141516171819 T in g g i B ad an r ata -r ata Umur (thn) Perempuan WHO 2005 Anak perempuan Indonesia Lebih pendek 13,6 cm

pd usia dewasa Lebih pendek 10,4 cm

pada usia dewasa

(40)

Apakah PTM semata-mata disebabkan perubahan Gaya Hidup?

Prevalensi PTM meningkat dan tinggi, dan tidak begitu berbeda antara kelompok miskin dan kaya Apakah malnutrition pada Balita disebabkan oleh

kemiskinan?

Undernutrition pd anak Balita, utamanya Stunting,

masih sangat tinggi pada semua kuintil, dan lebih tinggi pada kelompok miskin

Overweight pada Balita bertambah, dan pada

(41)

Prevalensi Hypertensi berdasarkan kuintil kekayaan, Riskesdas 2007 Perbedaan Q1 (kelompok termiskin) dan Q5 (kelompok terkaya) hanya 2.5% (30,5% vs 33%) Sumber: Dr. Atmarita Riskesdas 2007

(42)

Prevalensi CVD

(Penyakit

Jantung

Koroner)

berdasarkan

kuintil

kekayaan,

Riskesdas 2007 Beda Q1 (6.8%) dan Q5 (7.3%) hanya 0.5%

(43)

Diabetes 0.8 0.9 1.1 1.2 1.7 1.1 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Total Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Total Obesitas Central

Prevalensi Obesitas Sentral dan Diabetes berdasarkan kuintil kekayaan, Riskesdas 2007 – Sumber: DR. Atmarita

15 16.8 17.8 19.9 23.2 18.8 0 5 10 15 20 25 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Total Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Total

Perbedaan DM: Q5 dua kali Q1

(44)

Prevalensi Stroke (0/00 ) berdasarkan kuintil Riskesdas 2007 7.7 8 7.9 8.7 9.3 8.3 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Total Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Total Sumber: DR. Atmarita Prevalensi Stroke

pada kuintil termiskin cukup tinggi

Perbedaan antara kuintil terkaya dan

termiskin tidak begitu signifikan

(45)

Bagaimana dengan “Kecerdasan”?

• Asesmen terkini yang dilakukan pada tahun 2012 oleh OECD PISA

(the Organisation for Economic Co-operation and Development -

Programme for International Student Assessment), suatu

organisasi global bergengsi, terhadap kompetensi 510.000 pelajar usia 15 tahun di 65 negara, termasuk Indonesia, dalam bidang

membaca, matematika, dan science menunjukkan hasil yang

tidak menggembirakan bagi kita semua. Kompetensi pelajar Indonesia dalam ketiga bidang tersebut ternyata berada jauh di bawah rata-rata negara-negara OECD yang keanggotaannya

diikuti juga oleh beberapa negara Asia Tenggara yaitu Singapura, Vietnam, Thailand, dan Malaysia. Posisi Singapura, Vietnam,

Thailand, dan Malaysia berturut-turut adalah pada urutan ke 2, 17, 50, dan 52.

(46)

SUN (Scaling Up Nutrition) MOVEMENT

• Pada tahun 2010, telah diluncurkan oleh Sekjen PBB inisiatif yang

kemudian berkembang menjadi gerakan global, yang disebut

Scaling Up Nutrition movement atau SUN Movement.

SUN movement merupakan dorongan global untuk memperbaiki

gizi bagi semua, terutama untuk perempuan dan anak-anak.

Mengapa Gizi? Kurang gizi merupakan salah satu masalah

paling serius di dunia, tetapi paling sedikit mendapatkan

perhatian, padahal, biaya kemanusiaan dan ekonomi dari kurang gizi, luar biasa besarnya, karena kurang gizi, terutama menimpa kelompok masyarakat termiskin, perempuan dan anak-anak. Gizi patut menjadi prioritas karena kekurangan gizi dapat dicegah, dan telah dibuktikan melalui berbagai intervensi langsung,

(47)

SUN (Scaling Up Nutrition) MOVEMENT

Secara global, SUN Movement memfokuskan

pada penurunan angka stunting atau pendek

Mengapa Stunting? Sebanyak 165 juta anak berusia dibawah

lima tahun atau balita di dunia menderita stunting. Stunting,

merepresentasikan riwayat kekurangan gizi yang khronis dan/atau berulang pada usia dini kehidupan

Namun, sesungguhnya stunting hanya merupakan masalah kecil, bila dibandingkan dengan dampak jangka panjang dari perubahan fisiologis pada organ-organ tubuh yang

menyertainya, saat proses stunting tersebut terjadi

Oleh karena itu, sangatlah tepat apa yang dikatakan oleh Anthony

Lake, Direktur Eksekutif UNICEF, bahwa Stunting merupakan

(48)

Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan

Untuk Indonesia, SUN Movement sangat relevan, karena pada intinya SUN Movement menekankan bahwa semua pemangku kepentingan harus mempunyai satu platform yang sama agar semua pihak bergerak dengan arah yang sama pula, yang di Indonesia masih merupakan masalah.

Untuk itu diperlukan pendekatan “Three Ones” atau

“TIGA-SATU”, yang disepakati bersama. Pertama adanya

Satu Kerangka Kerja sebagai dasar untuk koordinasi

kerja semua mitra; Kedua, adanya Satu Otoritas

Koordinasi tingkat Nasional; dan Ketiga, adanya Satu Sistem Monitoring dan Evaluasi tingkat Nasional.

(49)

Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan

Komitmen Pemerintah Indonesia telah

dinyatakan melalui Peraturan Pemerintah No. 42

Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional

Percepatan Perbaikan Gizi, dan pada tanggal 30

Oktober 2013 Bapak Presiden Republik

Indonesia telah meluncurkan “Gerakan Nasional

Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka Seribu

Hari Pertama Kehidupan” (Gerakan 1000 HPK).

(50)

PENYUSUNAN DOKUMEN PENDUKUNG

Kerangka Kebijakan Gerakan Nasional Percepatan

Perbaikan Gizi Dalam Rangka Seribu Hari Pertama

Kehidupan atau Gerakan 1000 HPK.  platform SUN

Movement

Berisikan tentang: (i) Latar Belakang Pentingnya 1000 HPK; (ii) Perlunya akselerasi perbaikan gizi melalui Gerakan 1000 HPK; (iii) Intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif; (iv) Visi, misi, dan sasaran Gerakan 1000 HPK, baik jangka pendek (Tahun 2015) maupun jangka panjang (Tahun 2025) dengan basis tahun 2010; (v) Tahapan, strategi, bentuk kemitraan, dan pengorganisasian kegiatan; serta (vi) Indikator keberhasilan Gerakan 1000 HPK,

50

Pedoman Perencanaan Program Gerakan 1000 HPK

• Menjelaskan mekanisme kerja dan langkah-langkah dalam penyusunan

perencanaan program berkaitan dengan Gerakan 1000 HPK.

• Digunakan oleh para perencana di tingkat nasional dan daerah, baik pemerintah maupun pemangku kepentingan lainnya dalam rangka menyusun perencanaan dan penganggaran untuk mendukung Gerakan 1000 HPK.

(51)

Kesimpulan

Masalah Gizi di Indonesia menggambarkan masalah yang dimulai sejak usia dini kehidupan

Implikasi permasalahan jangka panjang terbukti dengan tingginya PTM pada kelompok Miskin dan

rendahnya kinerja akademis siswa Indonesia

Beban keluarga, masyarakat dan pemerintah di masa mendatang sangat tinggi

Dapat dikatakan bahwa Indonesia berada dalam “Keadaan Situasi Daurat Gizi”

(52)

Mengecilkan Puncak Gunung Es atau

mengecilkan Gunung Es?

Upaya 1000 HPK adalah Upaya mengecilkan Gunung Es, bukan Puncak Gunung Es Endang Achadi, 2014

(53)

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan perawatan dan perbaikan arsip diutamakan dengan kegiatan antara lain: - Laminasi arsip yaitu Perbaikan fisik arsip kertas yang rusak.. - Deasidifikasi arsip yaitu

Variabel yang digunakan untuk mengidentifikasi hubungan antara dua set variabel dengan korelasi kanonik adalah indeks ketimpangan distribusi pendapatan yang

Masih berkaitan dengan IPK, walaupun student autonomy memiliki korelasi dengan IPK yang tidak sebesar student engagement , adanya korelasi yang positif antara student

Efek dari makanan yang haram ini menyebabkan jiwa sulit untuk diajak menyatu dengan hal-hal yang positif, seperti : dibuat zikir tidak khusuk, berdo'a tidak sungguh-sungguh dan

Kebijakan AS adalah mencoba melemahkan berbagai pengaruh dan kontrol Eropa di Irak, sebagaimana dikatakan Michael O’Hanlon dari Brookings Institute kepada The House Armed

bahwa Peraturan Walikota Semarang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Standar Satuan Harga di Lingkungan Pemerintah Kota Semarang Tahun Anggaran 2008 sudah tidak sesuai

Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan spiritual, kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar pada siswa IPS kelas XI di SMA Negeri 01

Roberts pada tahun 1959 dan digunakan untuk mengawasi proses dan mendeteksi adanya faktor tersusut yang terlihat dari adanya pergeseran terus menerus terutama pergeseran