Periode Kritis 1000 Hari Pertama
Kehidupan dan Dampak Jangka
Panjang terhadap Kesehatan dan
Fungsinya
Endang L. Achadi
Departemen Gizi Kesmas, FKM UI
Disampaikan pada: “Kursus Penyegar Ilmu Gizi”, yang diselenggarakan oleh PERSAGI, di Yogyakarta, 25 November 2014
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
Apakah 1000 HPK?
Masa selama 270 hari (9 bulan)
dalam kandungan
+
730 hari (2 tahun pertama) pasca
lahir
Mengapa 1000 HPK?
Dampak yang ditimbulkan
malnutritition pada periode ini
bersifat permanen dan berjangka
Mengapa 1000 HPK?
•
Kehamilan 8 minggu pertama:
•
terbentuknya cikal bakal yang akan
menjadi otak, hati, jantung, ginjal,
•
tulang, dll
•
Kehamilan 9 minggu – lahir:
•
pertumbuhan dan perkembangan lebih
lanjut organ tubuh siap untuk hidup di
dunia baru, di luar kandungan ibu
Jendela
Kritis
Perkem-bangan
Janin
8 minggu pertama sejak pembuahan terjadi pembentuk an semua cikal bakal organ tubuh Perkembangan penting sebagian organ berlanjut sampai akhir kehamilan Perkembang an penting sebagian organ berlanjut sampai kira-kira 2 tahun pertama kehidupanThompson, R. A., & Nelson, C. A. (2001). Developmental science and the media: Early brain development. American Psychologist, 56(1), 5-15.
Otak Setelah Lahir: Masih Mengalami
Perkembangan Fungsi, menurun rata-rata
setelah usia 2-3 tahun
Pembentukan sistem syaraf Myelinasi mulai menurun sejak -2 bulan sp 5-10 thn • 0-2 thn: puncak perkembangan fungsi melihat, mendengar,
berbahasa, & fungsi kognitif yg lbh tinggi
•-3 bln sp 15-18 thn:
sinaptogenesis
•setelah usia >2-3 thn,
fungsi kognitif yg lebih tinggi ,turun
In: Thompson and Nelson, Developmental Science and the Media: Early Brain Development.
American Psychologist, vol. 56. No. 1, 5-15. January 2001. DOI: 10.1037//0003-066X 56.1.5.
Otak mengalami over-produksi neural connections (synaps) secara masif (blooming) pada periode dini kehidupannya. Otak bayi yg lahir aterm mempunyai synaps yg lebih banyak dibandingkan dewasa
Periode synaptogenesis ini biasanya diikuti dengan synaptic retraction/ reduction (pruning) yg
memberikan efisiensi thd otak untuk berfungsi
Waktu antara “synaptic blooming and pruning” sangat bervariasi antar bagian-bagian didalam otak
In: Thompson and Nelson, Developmental Science and the Media: Early Brain Development.
American Psychologist, vol. 56. No. 1, 5-15. January 2001. DOI: 10.1037//0003-066X 56.1.5. Contoh:
Puncak synaptic overproduction di bagian kortex visual terjadi pada usia kira-kira 4 bulan postpartum, diikuti dengan
pengurangan secara bertahap sampai pertengatan-akhir usia pra-sekolah, dimana pada saat ini densitas synapsis sama
dengan dewasa
Di bagian otak yang mengatur fungsi pendengaran dan bahasa, terjadinya lebih lambat
Namun demikian di bagian kortex prefrontal yang mengatur
fungsi kognitif dan pengaturan diri yang lebih tinggi, puncak
over production terjadi sekitar umur 1 tahun, dan mencapai densitas seperti pada dewasa pada usia remaja.
Mekanisme
Terjadinya?
Barker, DJP – Human Groth and Cardiovascular Disease. 2008
• Definisi Developmental plasticity: suatu fenomena
dimana satu genotipe dapat meningkatkan status
fisiologis dan morfologis dalam rentang yang berbeda, sebagai respons thd kondisi lingkungan yg berbeda
selama masa perkembangan.
• Esensi dari Developmental plasticity adalah: suatu
periode kritis saat suatu sistem bersifat plastis dan sensitif thd lingkungannya, diikuti dg hilangnya
plastisitas dan kapasitas fungsional yg menetap.
Sebagian besar organ &sistem, masa kritisnya terjadi saat periode didlm kandungan
Developmental Plasticity
Gluckman, Peter D , Mark A Hanson, et al. Lancet 2009; 373: 1654–57
• Plastisitas tidak hanya untuk keadaan
kekurangan gizi, tetapi mencakup semua rentang lingkungan, termasuk lingkungan dengan keadaan gizi yg berlebihan
(excessive) yg berhubungan dg obesitas maternal atau diabetes gestasional
• Keadaan ini bisa menggiring pada siklus penyakit yang bersifat multi-generasi
Cleal, et al. PNAS, May 29, 2007 vol. 104 no. 22 9529-9533
• Respons janin thd perubahan gizi ibu (melalui
mekanisme developmental plasticity), menyebabkan bayi membutuhkan lingkungan yg sama dengan saat dalam kandungan
• Apabila lingkungan pasca-salin berbeda (kurang saat dalam kandungan, dan berlebih setelah lahir), maka akan menyebabkan situasi
“
Mismatch”
antara apa yg sudah dipersiapkan oleh janin dalam kandungan(kekurangan) untuk menghadapi situasi pasca-salin (berlebih), sehingga meningkatkan risiko terjadinya PTM
Dampak Jangka Pendek dan Jangka Panjang Akibat Gangguan Gizi Pada Masa Janin dan Usia Dini
+ 20 % IUGR krn PBBH rendah + 1/4 IUGR krn faktor gizi Ibu Perkem-bangan Otak Pertumbuhan (IUGR) Metabolic Programing Kemampuan Kognitif & Pendidikan Stunting/ Pendek Hipertensi -Diabetes -Obesitas -PJK -Stroke BB Ibu Prahamil rendah Gangguan Gizi pada Masa Janin dan Usia Dini
Dampak Jangka Pendek
Dampak Jangka Panjang
Sumber : Modifikasi dari Rajagopalan, S, Nutrition and challenges in the next decade, Food and Bulletin vol 24 no.3, 2003 Ibu Pendek
Akar Trans-generasi Penyakit Khronis
Barker, Public Health 2012
Ibu: •Melepaskan telur; •Menyediakan zat gizi/makanan; •Mempengaruhi plasenta; •Melahirkan bayi; •Memberi makan bayi; •Menstimulasi bayi; Memberi makan anak Bapak: Mendonasikan gen Nenek: •Membuat telur/ovum cucunya •Mendonas ikan gen Placenta: •Mentranspo rtasikan zat gizi; •Memproduk si hormon; •Mengeluark an buangan Janin: •Membuat plasenta; •Mengambil zat gizi; •Membuat organ; •Bertumbuh Bayi/Anak: •Makan makanan; •Bertumbuh Kerentanan thd penyakit khronik, kanker dan infeksi 100 tahun Alur gizi
Peran krusial Gizi Ibu?
Fetal
Undernutrition
Mismatch
-lingkungan gizi pre &
postnatal; -< 2 thn & sesudahnya • Growth restriction •Perkembangan kognitif & mental •Risiko PTM: CHD, Stroke, Hipertensi, DM Risiko PTM Gaya Hidup Faktor genetik Fetal Overnutrition Developmental Plasticity
Eriksson, Johan G. In: Barker, DJOP, RL Bergmann, PL Ogra. The Window of Opportunity: Pre-pregnancy to 24 Months of Age. Nestle Nutrition Workshop Series Pediatric Program, vol. 61. 2008.
Dari studi Helsinki Birth Cohort Study (HBCS)
• Seseorang yang merupakan carrier Pro12Ala (alanine) atau Ala allele dari PPAR δ-2 gene, mempunyai suatu efek
protective thd konsentrasi cholesterol HDL , walaupun dia mengalami BBLR
•
Sebaliknya, seseorang yang merupakan carrier 121Q allele
(Plasma Cell Glycoprotein Gene) mempunyai risiko lebih tinggi yg signifikan untuk menderita P Diabetes type 2 dan
hypertensi, tetapi untungnya hanya bila berat badan lahirnya kecil/rendah
Hal ini menunjukkan adanya manifestasi interaksi
genetik dan lingkungan dini
Plagemann, A, T. Harder and JW Dudenhausen. The Diabetic Pregnancy, Macrosomia, and Perinatal
Nutritional Programming. In: Barker, DJOP, RL Bergmann, PL Ogra. The Window of Opportunity:
Pre-pregnancy to 24 Months of Age. Nestle Nutrition Workshop Series Pediatric Program, vol. 61. 2008.
Kesehatan dan Penyakit merupakan hasil interaksi antara gen, keterpaparan thd faktor risiko lingkungan dan juga
kondisi gizi, metabolik dan hormonalnya pada priode kritis pada awal kehidupannya.
Sebagai contoh, maternal overweight, diabetes gestasional, dan pemberian makan berlebihan pada neonatal (neonatal
overfeeding) akan meningkatkan risiko disposisi epigenetik pada masa perinatal (perinatally acquired epigenetic
disposition) untuk penyakit obesitas, diabetes, metabolic syndrome dan P’ pembuluh darah jantung
Konsep Fundamental akar multi-ecological Penyakit2 Obesitas, DM,
Sundrom Metabolik dan konsekuensi P Cardiovascular (CVD), yang di
pre-programmed secara kritis oleh keadaan gizi pre and perinatal (Plagemann, A, et al, 2008)
Ma, RCW and JCN Chan. International Journal of Gynecology and Obstetrics 104 (2009) S42-S45.
• Untuk orang Asia, situasinya agak lebih complex. Etnis Asia sendiri merupakan faktor risiko thd
terjadinya DM Gestasional (DMG).
• Interaksi antara faktor lingkungan, genetik dan perinatal menyebabkan ibu dg riwayat DMG dan anaknya berisiko mendapatkan diabetes dan
sindrom metabolik, sehingga menimbulkan lingkaran setan “diabetes begetting diabetes”
From: Barker, DJP – Human Growth and Cardiovascular Disease. 2008
Di India, masyarakatnya menjadi
resisten thd insulin pada tingkat
akumulasi lemak yg lebih rendah
dibandingkan standar barat,
khususnya masyarakat India lebih
cenderung mengakumulasi lemaknya
di perut.
Anak stunting merupakan predisposisi untuk meningkatnya
adipositas pada usia kemudian - Sumber: Roger Shrimpton presentation, Kemenkes,
Dec 2012 Keduanya mempunyai IMT 22.3, tetapi % lemak tubuhnya berbeda: 9.1% vs 21.2%
Bukti Epidemiologis
Global
Proporsi pendek 16X
lebih banyak pada perempuan yg pada usia 3 thn sangat
pendek, dibandingkan yg pendek ringan
Hasil Studi Guatemala
Sumber: pesentasi Prof. Martorell , Jakarta 25 August 2008
Perbedaan Nilai Skor baca
-Laki2 dewasa mempunyai
skor baca 15 points (19%) lebih rendah pada mereka yang sangat pendek di usia 3 thn - dibanding mereka yang pendek ringan.
-Pada perempuan 11 points
Hasil Studi Guatemala
Sumber: Prof. Martorell’s presentation, Jakarta 25 August 2008
Perbedaan tingkat sekolah: - laki-laki 1.6 tingkat (26%) lebih rendah pd kelompok yg stunting parah dibandingkan yg stunting ringan - perempuan 1.3 tingkat (26%) lbh rendah Perbedaan antara 2 ekstrim: -Pendapatan pada laki-laki $903 (23%) lebih rendah - Perempuan $656 (43% ) lebih rendah
Victora, et al . The Lancet’s Series on Maternal and Child Undernutrition 2. 2008.
•
Efek gizi kurang di dalam
kandungan dapat memanjang ke
3 generasi, seperti diindikasikan
oleh hubungan antara ukuran TB
nenek dan berat badan lahir bayi
yg dilahirkan oleh wanita dlm
Chandrakant L. The Lancet Series and Indian Perspective. Indian Pediatrics, Volume 45, April 17, 2008.
• Bukti dari India: anak yg gizi kurang, cenderung menjadi dewasa pendek, selanjutnya cenderung melahirkan bayi kecil , yg berisiko mempunyai risiko berprestasi pendidikan yg rendah, dan pada akhirnya
mempunyai status ekonomi yg rendah.
• Stunting pada usia dini dapat
memprediksikan kinerja kognitif dan risiko terjadinya Penyakit
Jantung Koroner pd dewasa
Pertum-buhan
dan
Fungsi
Kognitif
Hanson, Mark A. Presentation in: Early Life Meeting Forum. Jakarta 15 May 2011. Danone Baby Nutrition
•
Memperbaikik gizi pd masa dini (0-36
bulan) dapat meningkatkan
penghasilan secara bermakna
Fungsi kognitif
(Hoddinott,Lancet 2008)•
Rates of return to human capital
investment: terbaik jika
investasi/intervensi tsb dilakukan
Victora, et al . The Lancet’s Series on Maternal and Child Undernutrition 2. 2008.
•
Analysis dari penelitian kohor di
5 negara memberikan bukti kuat
bahwa gizi yg cukup di dalam
kandungan dan di usia 2 tahun
pertama kehidupan sangat kritis
untuk pembangunan SDM
Hasil
studi di
Hertford
shire
-Inggris
Dari 15.000 laki-laki dan
perempuan yang lahir 50 tahun
sebelumnya (sebelum tahun 1930), 3000 diantaranya sudah
meninggal dan hampir separonya meninggal karena serangan
jantung
Proporsi yang meninggal lebih tinggi pada orang yang lahir
dengan berat badan lahir lebih rendah. Semakin rendah berat
badan lahir, semakin tinggi risiko penyakit jantung
Studi
thd
100.000
perawat
di
Amerika
•
Mereka yang lahir dg BB
lebih rendah mempunyai
risiko P Jantung lebih tinggi,
tanpa terkait dengan
pola hidupnya dan
Di
Amerika
Penyakit jantung lebih tingggi di
wilayah negara bagian yang
miskin dibandingkan wilayah
kaya:
West Virginia (10%) >
Kentucky (9%), dan terendah
di Colorado (5%)
Didalam setiap negara bagian,
orang miskin mempunyai risiko
lebih tinggi
Barker, DJP – Human Growth and Cardiovascu lar Disease. 2008
Hubungan antara hambatan pertumbuhan janin, yg direpresentasikan oleh BBLnya, dg risiko yg lebih tinggi u/ terjadinya
coronary heart disease (CHD), stroke,
hypertension dan type 2 diabetes semakin meyakinkan
Hubungan tidak terbatas pada berat badan lahir < 2500 gram. Bukti menunjukkan
bahwa risiko tsb juga meluas pada bayi yg mempunyai BBL > 2500 gram.
Hubungan tsb diasumsikan merupakan konsekuensi dari “developmental
plasticity”
• Wanita yang Overweight dapat
melahirkan bayi makrosomik (sangat besar) yg seringkali tidak bisa
memproduksi insulin dg baik, sehingga berisiko mengalami obesitas dan
diabetes type 2.
• (Barker, DJP – Human Growth and Cardiovascular Disease. 2008)
• Anak-anak dari ibu obese atau diabetes mempunyai risiko lebih tinggi
menderita diabetes dan komplikasi cardiometabolic lainnya.
Godfrey, KM, Lillycrop, KA, Burdge, GH, Gluckman, PD, Hanson, MA. Epigenetic Mechanisms
and the Mismatch Concept of the Developmental Origins of Health and Disease. Pediatric
Research: May 2007 - Vol. 61 – Issue 5, Part 2.
Evidence mengenai efek obesitas
maternal dan diabetes gestasional sebagai faktor risiko thd penyakit metabolik dan penyakit pembuluh
darah jantung di kemudian hari pada bayi yg dilahirkannya semakin
meyakinkan, yang mengindikasikan adanya kelanjutan antar-generasi dari penyakit tsb
Bukti Epidemiologis di Indonesia:
Beban Ganda
Indonesia termasuk salah satu dari
17 negara dari 193 negara yang
mempunyai 3 masalah gizi tinggi
pada balita:
Prevalensi Wasting (BB/TB) & Underweight (BB/U) pada Balita Indonesia berdasarkan kuintil, 2007 – Sumber: Atmarita 2007
14.7 13.9 13.4 13 13 13.6 12 12.5 13 13.5 14 14.5 15 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Total Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Total Kurus/Wasting 22.1 19.5 18.1 16.5 13.7 18.4 0 5 10 15 20 25 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Total Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Total Gizi Kurang/Underweight
Gizi Kurang dan kurus lebih banyak pd kelompok kuintil rendah
perbedaan
Overweight
antara yg
termiskin dan
terkaya tdk
terlalu besar
0 2 4 6 8 10 12 14 16 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 TotalOverweight
bukan lagi
masalah pola
makan saja
Sumber: Atmarita/ Riskesdas 2007Prevalensi Overweight,
40.5 38.9 37.2 34.1 30.3 36.8 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Total Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Total Prevalensi Stunting diantara Balita kelompok termiskin sangat tinggi,tapi pada kelompok terkaya juga tinggi,
perbedaan antara kuintil 1 dan 5 sekitar 10% (Riskesdas 2007) Sumber: Atmarita/ Riskesdas 2007
Perbedaan Tinggi Badan rata-rata Anak 15-19 thn (Riskesdas) dg Standar WHO 2005
100.0 110.0 120.0 130.0 140.0 150.0 160.0 170.0 180.0 190.0 200.0 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 T in gg i Ba dan ra ta -ra ta Umur (thn) Laki-laki WHO 2005 Anak laki-laki Indonesia 100.0 110.0 120.0 130.0 140.0 150.0 160.0 170.0 180.0 190.0 200.0 5 6 7 8 9 10111213141516171819 T in g g i B ad an r ata -r ata Umur (thn) Perempuan WHO 2005 Anak perempuan Indonesia Lebih pendek 13,6 cm
pd usia dewasa Lebih pendek 10,4 cm
pada usia dewasa
Apakah PTM semata-mata disebabkan perubahan Gaya Hidup?
• Prevalensi PTM meningkat dan tinggi, dan tidak begitu berbeda antara kelompok miskin dan kaya Apakah malnutrition pada Balita disebabkan oleh
kemiskinan?
• Undernutrition pd anak Balita, utamanya Stunting,
masih sangat tinggi pada semua kuintil, dan lebih tinggi pada kelompok miskin
• Overweight pada Balita bertambah, dan pada
Prevalensi Hypertensi berdasarkan kuintil kekayaan, Riskesdas 2007 Perbedaan Q1 (kelompok termiskin) dan Q5 (kelompok terkaya) hanya 2.5% (30,5% vs 33%) Sumber: Dr. Atmarita Riskesdas 2007
Prevalensi CVD
(Penyakit
Jantung
Koroner)
berdasarkan
kuintil
kekayaan,
Riskesdas 2007 Beda Q1 (6.8%) dan Q5 (7.3%) hanya 0.5%Diabetes 0.8 0.9 1.1 1.2 1.7 1.1 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Total Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Total Obesitas Central
Prevalensi Obesitas Sentral dan Diabetes berdasarkan kuintil kekayaan, Riskesdas 2007 – Sumber: DR. Atmarita
15 16.8 17.8 19.9 23.2 18.8 0 5 10 15 20 25 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Total Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Total
Perbedaan DM: Q5 dua kali Q1
Prevalensi Stroke (0/00 ) berdasarkan kuintil Riskesdas 2007 7.7 8 7.9 8.7 9.3 8.3 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Total Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Total Sumber: DR. Atmarita Prevalensi Stroke
pada kuintil termiskin cukup tinggi
Perbedaan antara kuintil terkaya dan
termiskin tidak begitu signifikan
Bagaimana dengan “Kecerdasan”?
• Asesmen terkini yang dilakukan pada tahun 2012 oleh OECD PISA
(the Organisation for Economic Co-operation and Development -
Programme for International Student Assessment), suatu
organisasi global bergengsi, terhadap kompetensi 510.000 pelajar usia 15 tahun di 65 negara, termasuk Indonesia, dalam bidang
membaca, matematika, dan science menunjukkan hasil yang
tidak menggembirakan bagi kita semua. Kompetensi pelajar Indonesia dalam ketiga bidang tersebut ternyata berada jauh di bawah rata-rata negara-negara OECD yang keanggotaannya
diikuti juga oleh beberapa negara Asia Tenggara yaitu Singapura, Vietnam, Thailand, dan Malaysia. Posisi Singapura, Vietnam,
Thailand, dan Malaysia berturut-turut adalah pada urutan ke 2, 17, 50, dan 52.
SUN (Scaling Up Nutrition) MOVEMENT
• Pada tahun 2010, telah diluncurkan oleh Sekjen PBB inisiatif yang
kemudian berkembang menjadi gerakan global, yang disebut
Scaling Up Nutrition movement atau SUN Movement.
• SUN movement merupakan dorongan global untuk memperbaiki
gizi bagi semua, terutama untuk perempuan dan anak-anak.
• Mengapa Gizi? Kurang gizi merupakan salah satu masalah
paling serius di dunia, tetapi paling sedikit mendapatkan
perhatian, padahal, biaya kemanusiaan dan ekonomi dari kurang gizi, luar biasa besarnya, karena kurang gizi, terutama menimpa kelompok masyarakat termiskin, perempuan dan anak-anak. Gizi patut menjadi prioritas karena kekurangan gizi dapat dicegah, dan telah dibuktikan melalui berbagai intervensi langsung,
SUN (Scaling Up Nutrition) MOVEMENT
•
Secara global, SUN Movement memfokuskan
pada penurunan angka stunting atau pendek
• Mengapa Stunting? Sebanyak 165 juta anak berusia dibawah
lima tahun atau balita di dunia menderita stunting. Stunting,
merepresentasikan riwayat kekurangan gizi yang khronis dan/atau berulang pada usia dini kehidupan
• Namun, sesungguhnya stunting hanya merupakan masalah kecil, bila dibandingkan dengan dampak jangka panjang dari perubahan fisiologis pada organ-organ tubuh yang
menyertainya, saat proses stunting tersebut terjadi
• Oleh karena itu, sangatlah tepat apa yang dikatakan oleh Anthony
Lake, Direktur Eksekutif UNICEF, bahwa Stunting merupakan
Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan
• Untuk Indonesia, SUN Movement sangat relevan, karena pada intinya SUN Movement menekankan bahwa semua pemangku kepentingan harus mempunyai satu platform yang sama agar semua pihak bergerak dengan arah yang sama pula, yang di Indonesia masih merupakan masalah.
• Untuk itu diperlukan pendekatan “Three Ones” atau
“TIGA-SATU”, yang disepakati bersama. Pertama adanya
Satu Kerangka Kerja sebagai dasar untuk koordinasi
kerja semua mitra; Kedua, adanya Satu Otoritas
Koordinasi tingkat Nasional; dan Ketiga, adanya Satu Sistem Monitoring dan Evaluasi tingkat Nasional.
Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan
•
Komitmen Pemerintah Indonesia telah
dinyatakan melalui Peraturan Pemerintah No. 42
Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi, dan pada tanggal 30
Oktober 2013 Bapak Presiden Republik
Indonesia telah meluncurkan “Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka Seribu
Hari Pertama Kehidupan” (Gerakan 1000 HPK).
PENYUSUNAN DOKUMEN PENDUKUNG
Kerangka Kebijakan Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi Dalam Rangka Seribu Hari Pertama
Kehidupan atau Gerakan 1000 HPK. platform SUN
Movement
Berisikan tentang: (i) Latar Belakang Pentingnya 1000 HPK; (ii) Perlunya akselerasi perbaikan gizi melalui Gerakan 1000 HPK; (iii) Intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif; (iv) Visi, misi, dan sasaran Gerakan 1000 HPK, baik jangka pendek (Tahun 2015) maupun jangka panjang (Tahun 2025) dengan basis tahun 2010; (v) Tahapan, strategi, bentuk kemitraan, dan pengorganisasian kegiatan; serta (vi) Indikator keberhasilan Gerakan 1000 HPK,
50
Pedoman Perencanaan Program Gerakan 1000 HPK
• Menjelaskan mekanisme kerja dan langkah-langkah dalam penyusunan
perencanaan program berkaitan dengan Gerakan 1000 HPK.
• Digunakan oleh para perencana di tingkat nasional dan daerah, baik pemerintah maupun pemangku kepentingan lainnya dalam rangka menyusun perencanaan dan penganggaran untuk mendukung Gerakan 1000 HPK.
Kesimpulan
Masalah Gizi di Indonesia menggambarkan masalah yang dimulai sejak usia dini kehidupan
Implikasi permasalahan jangka panjang terbukti dengan tingginya PTM pada kelompok Miskin dan
rendahnya kinerja akademis siswa Indonesia
Beban keluarga, masyarakat dan pemerintah di masa mendatang sangat tinggi
Dapat dikatakan bahwa Indonesia berada dalam “Keadaan Situasi Daurat Gizi”
Mengecilkan Puncak Gunung Es atau
mengecilkan Gunung Es?
Upaya 1000 HPK adalah Upaya mengecilkan Gunung Es, bukan Puncak Gunung Es Endang Achadi, 2014