• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS MANAGEMENT CONTROLLING SYSTEM TERHADAP FUNGSI PERENCANAAN, PENGAWASAN, DAN IMPLEMENTASI TUJUAN PADA PT. CITRA ROBIN SARANA ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS MANAGEMENT CONTROLLING SYSTEM TERHADAP FUNGSI PERENCANAAN, PENGAWASAN, DAN IMPLEMENTASI TUJUAN PADA PT. CITRA ROBIN SARANA ABSTRAK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS MANAGEMENT CONTROLLING SYSTEM

TERHADAP FUNGSI PERENCANAAN, PENGAWASAN, DAN

IMPLEMENTASI TUJUAN PADA PT. CITRA ROBIN SARANA

Elisabeth Tantri

1

, Thomas Sumarsan

2

, Melanthon Rumapea

3

1Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Methodist Indonesia, 2,3Dosen Fakultas Ekonomi Universitas

Methodist Indonesia

ABSTRAK

Management controlling system merupakan suatu alat bantu yang dapat digunakan

perusahaan untuk membentuk struktur pengendalian manajemen dan proses pengendalian manajemen agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Dengan adanya management controlling

system yang baik di dalam perusahaan, maka fungsi perencanaan dan pengawasan dapat

dilakukan dengan optimal, sehingga tujuan perusahaan dapat diimplementasikan dengan baik, yang akhirnya berdampak positif pada perusahaan yaitu peningkatan kinerja yang sesuai perencanaan. PT. Citra Robin Sarana merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penjualan alat penyemprot hama tanaman. Dalam operasionalnya, fungsi perencanaan dan pengawasan pada perusahaan belum berjalan dengan optimal, karena terjadi penyimpangan antara anggaran dengan realisasi.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kepustakaan dan lapangan. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan yaitu pengaruh management controlling system terhadap fungsi perencanaan, pengawasan, dan implementasi tujuan perusahaan adalah penerapan

management controlling system mempengaruhi pelaksanaan fungsi perencanaan dan

pengawasan.

Kata kunci: management controlling system, fungsi perencanaan, pengawasan, implementasi tujuan

1. PENDAHULUAN

Peningkatan kinerja keuangan tidak dapat dihasilkan begitu saja, tetapi harus didukung oleh tindakan dan manajemen perusahaan yang baik. Perusahaan memerlukan penerapan suatu sistem yang dapat menangani strategi, perencanaan, dan pengawasan dengan baik sehingga tujuan yang diharapkan dapat diimplementasikan dengan baik oleh perusahaan.

Dengan adanya management controlling system yang baik di dalam perusahaan, maka fungsi perencanaan dan pengawasan dapat dilakukan dengan optimal, sehingga tujuan perusahaan dapat diimplementasikan dengan baik, yang akhirnya berdampak positif pada perusahaan yaitu peningkatan kinerja yang sesuai perencanaan. Management controlling system merupakan suatu alat bantu yang dapat digunakan perusahaan untuk membentuk struktur pengendalian manajemen dan proses pengendalian manajemen agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

PT. Citra Robin Sarana merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penjualan alat penyemprot hama tanaman. Penerapan fungsi perencanaan pada perusahaan adalah perencanaan keuangan (anggaran) dan fungsi pengawasan adalah pengawasan atas hasil perencanaan keuangan yang dilakukan. Dalam operasionalnya, fungsi perencanaan dan pengawasan pada perusahaan belum berjalan dengan optimal, karena terjadi penyimpangan antara anggaran dengan realisasi. Hal ini disebabkan oleh kurang baiknya penerapan management controlling system perusahaan, sehingga tujuan finansial perusahaan berupa perolehan laba yang sesuai dengan target tidak dapat diimplementasikan dengan baik.

(2)

Oleh karena itu, perlu dianalisis management controlling system terhadap fungsi perencanaan, pengawasan, dan implementasi tujuan pada perusahaan. Adapaun perumusan maalah pada penelitian ini adalah: “Apakah management controlling system telah diterapkan perusahaan dengan baik, sehingga fungsi perencanaan dan pengawasan dapat dilakukan dengan optimal untuk mendukung implementasi tujuan perusahaan ?”.

Adapun tujuan penelitian adalah untuk menganalisis management controlling system terhadap fungsi perencanaan, pengawasan, dan implementasi tujuan pada perusahaan serta mengusulkan saran perbaikan. 2. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Abdul Halim dan Bambang Supomo (2008:9), “Pengendalian manajemen sebagai suatu sistem yang terdiri dari struktur pengendalian manajemen dan proses pengendalian manajamen”. Sedangkan Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan (2008:8) mendefinisikan “Pengendalian manajemen merupakan proses dengan mana para manajer mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi”. Menurut Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan (2008:59), “Management controlling system atau sistem pengendalian manajemen merupakan alat untuk mengimplementasikan strategi, dimana setiap organisasi memiliki strategi yang berbeda-beda dan pengendalian harus disesuaikan dengan syarat strategi spesifik”.

Konsep-konsep dasar suatu sistem pengendalian manajemen meliputi “pengendalian, manajemen, dan sistem” (Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan (2008:3)). Kegiatan pengendalian dapat diklasifikasikan dalam pengendalian manajemen (management control) dan pengendalian operasional (operational control). Pengendalian manajemen mengarah pada pengendalian kegiatan secara menyeluruh demi mendapatkan keyakinan bahwa strategi perusahaan telah dijalankan secara efektif dan efisien, sedangkan pengendalian operasional hanya menyangkut tugas-tugas tertentu telah dilaksanakan secara efektif dan efisien.

Dalam proses pengendalian manajemen terdapat beberapa bagian kegiatan yaitu penyusunan program, penyusunan anggaran, pelaksanaan dan pengukuran kegiatan, serta pelaporan dan analisis kegiatan sedangkan dalam struktur perusahaan terdapat beberapa hal yaitu: struktur organisasi, aliran informasi, pusat pertanggungjawaban dan pelimpahan wewenang, serta tolok ukur prestasi dan motivasi. Beberapa tindakan manajemen sering bersifat tidak sistematis, karena para manajer umumnya menghadapi situasi, yang aturan tidak terdefinisikan dengan baik, sehingga harus menggunakan penilaian terbaik dalam memutuskan tindakan apa yang akan diambil. Efektivitas tindakan ditentukan oleh kepiawaian dalam berhadapan dengan orang-orang, dan bukan oleh aturan yang ditentukan dalam sistem, meskipun sistem mungkin memberikan gambaran umum dari respons yang wajar. Pandangan ini berargumentasi bahwa sistem pengendalian manajemen harus sesuai dengan strategi perusahaan.

Menurut Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan (2008:3), Setiap sistem pengendalian sedikitnya memiliki empat elemen, yaitu:

1. Pelacak (detector) atau sensor, yaitu suatu perangkat yang mengukur apa yang sesungguhnya terjadi dalam proses yang sedang dikerjakan.

2. Penilai (assessor), yaitu suatu perangkat yang menentukan signifikansi dari peristiwa aktual dengan cara membandingkannya dengan beberapa standar atau ekspektasi dari apa yang seharusnya terjadi. 3. Effector, yaitu suatu perangkat (yang sering disebut dengan ‘umpan balik’) yang mengubah perilaku

jika assessor mengindikasikan kebutuhan untuk melakukan hal tersebut.

4. Jaringan komunikasi, yaitu perangkat yang meneruskan informasi antara detector dan assessor, dan antara assessor dan effector

Menurut Suadi (2009:10), “Struktur diartikan sebagai suatu kerangka sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang membentuk sistem itu sendiri”. Menurut Abdul Halim dan Bambang Supomo (2008:133), “Struktur pengendalian manajemen adalah unsur-unsur yang membentuk sistem pengendalian manajemen

(3)

yang terdiri dari pusat-pusat pertanggungjawaban dan ukuran prestasi”. Dengan demikian, struktur pengendalian manajemen berisi unsur-unsur dalam membentuk sistem pengendalian manajemen.

Menurut Abdul Halim dan Bambang Supomo (2008:134), “Pusat pertanggungjawaban adalah bagian atau unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab terhadap unit yang dipimpinnya”. Dengan demikian, setiap pusat pertanggungjawaban mempunyai wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh organisasi yang bersangkutan.

Menurut Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan (2008:175), “terdapat empat jenis pusat tanggung jawab yang digolongkan menurut sifat input dan output moneter, yang diukur untuk tujuan pengendalian, yaitu pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba, dan pusat investasi”. Masing-masing pusat tanggung jawab membutuhkan perencanaan dan sistem pengendalian manajemen yang berbeda.

Pengendalian manajemen merupakan suatu proses yang manajemennya menjamin bahwa organisasi telah melaksanakan strateginya dengan efektif dan efisien. Dalam hal ini, efektivitas diukur berdasarkan kaitan antara keluaran pusat pertanggungjawaban dengan tujuan atau target yang ditetapkan, sedangkan efisiensi adalah perbandingan antara keluaran dengan masukan pusat pertanggungjawaban.

Akuntansi pertanggungjawaban menyajikan informasi mengenai masukan yang diolah dan keluaran yang dihasilkan pusat pertanggungjawaban. Masukan diukur dalam satuan uang yang disebut dengan biaya, sedangkan keluaran diukur dalam satuan uang yang disebut dengan pendapatan. Hal ini merupakan ukuran prestasi perusahaan.

Menurut Abdul Halim dan Bambang Supomo (2008: 141), “Proses pengendalian manajemen merupakan proses bekerjanya pengendalian manajemen yang terdiri dari penyusunan program, penyusunan anggaran, pelaksanaan dan pengukuran, pelaporan dan analisis”. Menurut Milamashuri (2010:3), “Proses pengendalian manajemen meliputi perencanaan strategi, penyusunan anggaran, pelaksanaan anggaran, dan evaluasi kinerja”. Proses pengendalian yang digunakan oleh manajer mengandung elemen yang sama dengan elemen pada sistem pengendalian yang lebih sederhana seperti detector, assessor, effector dan sistem komunikasi.

Detector melaporkan apa yang sedang terjadi atas organisasi, assessor membandingkan informasi ini

dengan keadaan yang diinginkan, effector mengambil tindakan koreksi terhadap perbedaan yang signifikan antara keadaan aktual dengan keadaan yang diinginkan dan sistem komunikasi memberitahukan kepada para manajer apa yang sedang terjadi dan bagaimana hal tersebut dibandingkan dengan keadaan yang diinginkan. Pengendalian manajemen terletak antara formulasi strategi dan pengendalian tugas dalam beberapa hal.

Menurut Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan (2008:8), Pengendalian manajemen tersebut meliputi proses sebagai berikut:

1. Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan organisasi.

2. Mengkoordinasikan aktivitas–aktivitas dari beberapa bagian organisasi. 3. Mengkomunikasikan informasi.

4. Mengevaluasi informasi.

5. Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil.

6. Mempengaruhi orang–orang untuk mengubah perilaku mereka.

Dari uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa dalam proses pengendalian manajemen meliputi kegiatan perencanaan, yaitu merencanakan hal yang perlu dilakukan perusahaan, melakukan koordinasi aktivitas/kegiatan untuk mendukung perencanaan, mengkomunikasikan informasi yang berisi tujuan yang ingin dicapai, mengevaluasi informasi untuk mengetahui pelaksanaan atas perencanaan yang dilakukan, melakukan pengawasan dan memutuskan tindakan yang harus diambil jika terjadi penyimpangan, dan mengupayakan agar perencanaan yang disusun dapat didukung dan dilaksanakan dengan baik oleh karyawan.

(4)

Menurut Amin Widjaja Tunggal (2009:3), “anggaran merupakan gambaran kuantitatif mengenai tujuan serta maksud manajemen dan suatu alat untuk memantau kemajuan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi”. Sedangkan M. Nafarin (2004:12), “Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitif dan umumnya dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu”. Pada dasarnya, anggaran yang bermanfaat dan realistis tidak hanya dapat membantu mempererat kerja sama karyawan, memperjelas kebijakan dan merealisasikan rencana saja, tetapi juga dapat menciptakan keselarasan yang lebih baik dalam perusahaan dan keserasian tujuan diantara para manajer dan bawahannya.

Abdul Halim dan Bambang Supomo (2008:167), Manfaat anggaran bagi perusahaan adalah sebagai: 1. Alat bantu untuk membuat dan mengkoordinasikan perencanaan laba jangka pendek (short-range

plans).

2. Alat komunikasi antara rencana yang disusun dengan para manajer pusat pertanggungjawaban. 3. Alat untuk memotivasi para manajer dalam mencapai tujuan pusat pertanggungjawaban yang

dipimpinnya.

4. Dasar untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan.

5. Pedoman untuk mengevaluasi prestasi para manajer dan pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. 6. Piranti pendidikan bagi manajer.

Proses penyusunan anggaran meliputi kegiatan perencanaan. Menurut Siagian (2006: 108), “Perencanaan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan”.

Dalam penyusunan anggaran, diperlukan pengetahuan, ketrampilan, dan analisis data. Menurut M.Nafarin (2007:12) dalam penyusunan anggaran diperlukan:

1. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan. 2. Data tahun-tahun sebelumnya.

3. Kemungkinan perkembangan ekonomi.

4. Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak-gerik pesaing. 5. Kemungkinan adanya perubahan kebijakan pemerintah.

6. Penelitian untuk pengembangan perusahaan.

Management controlling system atau sistem pengendalian manajemen memiliki fungsi pengendalian

terhadap aktivitas-aktivitas dalam suatu organisasi yang diupayakan agar sesuai dengan strategi badan usaha untuk mencapai tujuannya. keterkaitan antara sistem pengendalian manajemen terhadap fungsi perencanaan, pengawasaan, dan implementasi tujuan adalah:

1. Penerapan sistem pengendalian manajemen mempengaruhi pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengawasaan.

2. Dengan adanya sistem pengendalian manajemen yang baik di dalam perusahaan, maka fungsi perencanaan dan pengawasan dapat dilakukan dengan baik, sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan untuk mendukung pencapaian tujuan finansial perusahaan.

(5)

3. METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Berpikir Penelitian

Hipotesis

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut: “Management controlling system belum diterapkan dengan baik, sehingga fungsi perencanaan dan pengawasan tidak dapat dilakukan dengan optimal untuk mendukung implementasi tujuan perusahaan”.

Analisis Management Controlling System Terhadap Fungsi Perencanaan, Pengawasan, dan Implementasi Tujuan pada PT. Citra Robin Sarana

Fakta

Management controlling system pada perusahaan

belum berjalan baik, karena belum dapat mendukung fungsi perencanaan dan pengawasan agar lebih optimal,sehingga tujuan perusahaan tidak dapat diimplementasikan dengan baik Kerangka Berpikir

Management controlling system yang baik dapat

mendukung fungsi perencanaan dan pengawasan lebih optimal,sehingga tujuan perusahaan dapat diimplementasikan yaitu peningkatan kinerja yang sesuai perencanaan

Perumusan Masalah

Apakah management controlling system telah diterapkan perusahaan dengan baik untuk mendukung implementasi tujuan perusahaan?

Hipotesis

Management controlling system belum diterapkan perusahaan dengan baik, sehingga

fungsi perencanaan dan pengawasan tidak dapat dilakukan dengan optimal untuk mendukung implementasi tujuan perusahaan

Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Kepustakaan

2. Teknik Lapangan

Teknik Analisis Data Teknik Deskriptif

Hasil Penelitian

Pembahasan Hasil Penelitian

Kesimpulan dan Saran

(6)

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Management controlling system

Merupakan suatu alat bantu yang dapat digunakan perusahaan untuk membentuk struktur pengendalian manajemen dan proses pengendalian manajemen agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

2. Fungsi perencanaan

Merupakan gambaran dari kegiatan yang akan dilakukan di masa yang akan datang dalam pencapaian suatu tujuan.

3. Pengawasan

Merupakan kegiatan mengamati pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.

4. Implementasi tujuan

Merupakan kegiatan mewujudkan tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik kepustakaan

Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data secara teoritis dengan mempelajari berbagai tulisan yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini, seperti dari buku-buku, literatur, karya ilmiah, bahan bacaan internet, dan lainnya.

2. Teknik lapangan

Penulis mengadakan pengamatan di perusahaan untuk mengamati masalah yang dihadapi perusahaan saat ini serta melihat secara langsung hal-hal yang berhubungan dengan materi yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, terutama dalam analisis management controlling system terhadap fungsi perencanaan, pengawasan, dan implementasi tujuan pada perusahaan.

Teknik Analisis Data

Dalam menyelesaikan skripsi ini, teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif, yang dilakukan dengan menginterprestasikan data yang diperoleh, sehingga memberikan gambaran mengenai masalah yang diteliti.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari perbandingan Anggaran Operasional dengan Realisasi yang dilakukan, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Realisasi pendapatan dari penjualan bersih pada tahun 2011 jauh lebih kecil dibandingkan dengan yang dianggarkan dan terjadi penyimpangan sebesar Rp. 1.513.126.650, yang mencerminkan ketidakmampuan perusahaan dalam mencapai penjualan yang dianggarkan, yang disebabkan oleh kurang realistisnya jumlah penjualan yang dianggarkan, karena perusahaan menganggarkan kenaikan penjualan yang jauh lebih tinggi dibandingkan realisasi penjualan pada tahun 2009.

2. Realisasi laba setelah pajak (laba bersih) pada tahun 2011 jauh lebih kecil dibandingkan dengan yang dianggarkan dan terjadi penyimpangan sebesar Rp. 1.232.674.523 dan merupakan penyimpangan yang besar, yang mencerminkan ketidakmampuan perusahaan untuk mencapai laba yang direncanakan. Pada tahun 2009, realisasi laba bersih perusahaan hanya sebesar Rp. 5.192.378.087 sedangkan perusahaan menganggarkan kenaikan laba bersih pada tahun 2011 sebesar Rp. 6.588.693.120, di mana merupakan kenaikan yang cukup besar.

3. Pembagian dividen pada tahun 2011 tidak sesuai dengan perencanaan dan terjadi penyimpangan sebesar Rp. 616.337.261. Pada tahun 2010, realisasi jumlah dividen yang dibagikan adalah sebesar Rp. 2.596.189.044 sedangkan pada tahun 2011 perusahaan menganggarkan pembagian dividen sebesar Rp. 3.294.346.560, di mana merupakan jumlah kenaikan yang cukup besar.

4. Realisasi kenaikan laba ditahan pada tahun 2011 lebih kecil dibandingkan dengan yang dianggarkan dan terjadi selisih sebesar Rp. 616.337.261. Pada tahun 2010, realisasi jumlah kenaikan laba ditahan

(7)

hanya sebesar Rp. 2.596.189.044 sedangkan pada tahun 2010 perusahaan menganggarkan jumlah kenaikan laba ditahan sebesar Rp. 3.294.346.560, di mana merupakan jumlah kenaikan yang cukup besar.

Perbandingan Anggaran Keuangan Dengan Realisasi yang dilakukan, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Realisasi kas dan setara kas lebih kecil dibandingkan dengan yang dianggarkan, yang mencerminkan

realisasi pemasukkan kas dan setara kas tidak sesuai yang direncanakan perusahaan, dimana hal ini dapat disebabkan oleh realisasi penerimaan kas dari penjualan yang tidak sesuai dengan yang dianggarkan.

2. Realisasi piutang usaha jauh lebih tinggi dibandingkan dengan yang dianggarkan, yang mencerminkan terjadinya peningkatan penjualan kredit pada tahun 2010 dan rencana perusahaan untuk mengurangi piutang usaha tidak berhasil.

3. Realisasi persediaan lebih rendah sedikit dibandingkan dengan yang dianggarkan, yang mencerminkan adanya pengurangan investasi persediaan akibat penurunan penjualan.

4. Realisasi kewajiban lebih tinggi dibandingkan dengan yang dianggarkan, baik pinjaman bank dan utang wesel, utang usaha, pajak terutang, kewajiban lainnya terutang dan utang jangka panjang, yang mencerminkan adanya peningkatan kegiatan peminjaman dari bank, peningkatan transaksi pembelian kredit, peningkatan pajak, dan peningkatan kewajiban lainnya yang diakibatkan kinerja keuangan perusahaan mengalami penurunan dan tidak sesuai dengan perencanaan.

5. Realisasi kenaikan laba ditahan lebih rendah dibandingkan dengan yang dianggarkan, yang mencerminkan penerapan fungsi pengendalian manajemen pada perusahaan tidak berjalan dengan baik.

Dari hasil analisis yang dilakukan, diketahui bahwa penyimpangan yang terjadi antara anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun perusahaan dengan realisasinya disebabkan oleh: 1. Penyusunan anggaran yang tidak realistis dan sesuai dengan kemampuan, kebijakan, manajemen, dan

tindakan yang akan diterapkan, sehingga kinerja keuangan perusahaan mengalami penurunan dan berdampak pada perolehan laba perusahaan yang tidak sesuai dengan perencanaan.

2. Perusahaan tidak mengamati dengan baik apakah pergerakan aliran kas seperti kenaikan atau penurunan aliran kas yang terjadi telah sesuai kinerja keuangan pada perusahaan.

Anggaran yang disusun perusahaan tidak memadai dan realistis, sehingga upaya perusahaan untuk mengawasi pelaksanaan penyusunan anggaran tidak dapat optimal, karena tidak sesuainya penyusunan anggaran dengan kemampuan perusahaan. Hal ini akan berdampak pada sulitnya perusahaan menerapkan pengawasan yang efektif untuk mendukung implementasi tujuan perusahaan.

Dalam melaksanakan fungsi perencanaan, perusahaan perlu:

1. Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan agar anggaran yang direncanakan dapat diterapkan dengan baik, seperti perencanaan pengubahan sistem penjualan, pengubahan prosedur kerja karyawan, dan lainnya.

2. Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas yang perlu dilakukan perusahaan untuk mendukung fungsi perencanaan tersebut, seperti melakukan pengawasan biaya operasional dan lainnya.

3. Mengkomunikasikan informasi seperti tujuan yang ingin dicapai dan tahapan pencapaiannya.

4. Mengevaluasi informasi seperti memeriksa apakah dalam pelaksanaannya telah sesuai dengan yang direncanakan.

5. Memutuskan tindakan yang perlu diambil jika terjadi penyimpangan.

6. Mengupayakan agar perencanaan yang disusun dapat dilaksanakan dengan optimal oleh karyawan dan hal ini tentunya perencanaan yang disusun harus logis dan sesuai kemampuan.

Dalam melaksanakan fungsi pengawasan, perusahaan perlu:

1. Memantau pelaksanaan atas perencanaan keuangan yang dilakukan. 2. Memantau cara kerja karyawan dalam melaksanakan fungsi perencanaan.

3. Melakukan perbandingan antara perencanaan keuangan (anggaran) dengan realisasi setiap saat, sehingga memudahkan mengetahui penyimpangan yang terjadi.

(8)

Pelaksanaan management controlling system yang baik dapat mendukung peningkatan kinerja dan laba perusahaan. Agar pelaksanaan management controlling system dapat berjalan dengan baik, maka sebelum dilakukan perencanaan keuangan, manajer perusahaan yang terkait dengan fungsi perencanaan perlu melakukan evaluasi prestasi kerja yang dicapai periode sebelumnya agar perencanaan keuangan yang disusun dapat realistis dan sesuai dengan kemampuan perusahaan, sehingga perusahaan dapat lebih mudah melakukan kegiatan pengawasan untuk mengimplementasikan tujuan perusahaan, yang akhirnya dapat memicu peningkatan kinerja perusahaan dan perolehan laba yang sesuai dengan perencanaan.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis management controlling system terhadap fungsi perencanaan, pengawasan, dan implementasi tujuan pada perusahaan, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:

1. Penerapan sistem pengendalian manajemen pada perusahaan meliputi pendelegasian tanggung jawab kepada manajer keuangan dan manajer operasional dalam menyusun anggaran dan mengawasi proses pelaksanaan anggaran untuk mengimplementasikan tujuan perusahaan.

2. Pengaruh management controlling system terhadap fungsi perencanaan, pengawasan, dan implementasi tujuan perusahaan adalah penerapan management controlling system mempengaruhi pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengawasan, dan jika management controlling system tidak diterapkan dengan baik, maka akan menyulitkan perusahaan dalam membentuk suatu fungsi perencanaan dan pengawasan yang baik pula untuk mengimplementasikan tujuan perusahaan. 3. Dari hasil analisis, diketahui bahwa anggaran yang disusun perusahaan pada tahun 2011 tidak memadai

dan realistis, sehingga upaya perusahaan untuk mengawasi pelaksanaan penyusunan anggaran tidak dapat optimal, karena tidak sesuainya penyusunan anggaran dengan kemampuan perusahaan. Hal ini akan berdampak pada sulitnya perusahaan menerapkan pengawasan yang efektif untuk mendukung implementasi tujuan perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro dan Asri. 2007. Anggaran Perusahaan. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan. 2008. Management Control System, Edisi Ke-1, Buku Ke-11.

Jakarta: Penerbit Salemba Empat

Christina. 2007. Anggaran Perusahaan Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama

Halim, Abdul dan Supomo, Bambang. 2008. Akuntansi Manajemen, Cetakan Ke-15. Yogyakarta: Penerbit BPFE

Milamashuri. 2010. Sistem Pengendalian Manajemen. Wordpress

Nafarin, M. 2007. Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat

Skousen, Stice Stice. 2007. Akuntansi Intermediate, Buku-1 , Edisi-15. Jakarta: Penerbit Salemba Empat Suadi. 2009. Sistem Pengendalian Manajemen. Yogyakarta: Penerbit UPP Amp YPKN

Sugiri, Slamet. 2008. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: Penerbit UPP Amp YPKN Tunggal, Amin Widjaja. 2009. Akuntansi Manajemen A to Z, Jakarta: Penerbit Harvarindo

Gambar

Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Berpikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait