Business Blueprint
Modul Project System
Implementasi SAP Terkait Penyesuaian Struktur Organisasi
PT Pelabuhan Indonesia III (PERSERO)
Desember 2018
Tujuan
Dokumen Business Blueprint ini merupakan suatu dokumentasi kebutuhan fungsional dan non- fungsional dari modul aplikasi untuk mendukung kebutuhan-kebutuhan di area bisnis yang termasuk dalam lingkup implementasi sistem SAP. Dokumen ini juga menjelaskan proses-proses secara keseluruhan yang didukung oleh modul aplikasi dan kebutuhan detil yang mencakup fungsional, data, form, laporan (report), dan interface. Kebutuhan tersebut akan mengacu pada lingkup proyek yang disepakati di Project Charter.
Dokumen ini akan menjadi suatu dasar untuk aktivitas desain teknis, kustomisasi dan testing modul aplikasi SAP di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) yang mengacu pada Project Charter.
Kontrol Perubahan Dokumen
Versi Tanggal Oleh Ringkasan Perubahan
Ver. 0.0 02-05-2016 Erwin Kusbiantoro
Rizka Febryani Initial document Ver. 1.0 20-05-2016 Erwin Kusbiantoro
Rizka Febryani Final document Ver. 1.1 31-12-2016 Erwin Kusbiantoro
Rizka Febryani Revision before Go Live Ver. 2.0 19-11-2018 Darmitha Tandepadang Final Document Reorganization
Lembar Pengesahan
Project System
PS Key User PS Consultant
Aris Setya Yuwana Darmitha Tandepadang
Pelindo III Perdana Consulting
Business Process Owner
Angga Pradiptya Hendiek Eko Setiantoro
SVP Port Engineering Supervision
Pelindo III
SVP Port Facility Pelindo III
Topo Sapto Nugroho Agus Dharmawan
SVP Port Equipment Pelindo III
SVP Information and Communication Technology Pelindo III
Project Coordinator
M. Rofi’ul Ibad Haryono
Pelindo III Perdana Consulting
Project System Team
NO NAMA PERUSAHAAN
1 Angga Pradiptya PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)
2 Topo Sapto Nugroho PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) 3 Hendiek Eko Setiantoro PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)
4 Agus Dharmawan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)
5 Aris Setya Yuwana PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)
6 Darmitha Tandepadang Perdana Consulting
7 Galent Oktanaseven Altha Consulting
DAFTAR ISI
TUJUAN ... 2
KONTROL PERUBAHAN DOKUMEN ... 2
LEGEND ... 8
1 STRUKTUR ORGANISASI ... 9
1.1 Client ... 9
1.2 Controlling Area ... 10
1.3 Company Code ... 10
1.4 Plant ... 11
1.5 Person Responsible ... 12
2 MASTER DATA PROJECT SYSTEM ... 13
2.1 Work Center ... 13
2.1.1 Aliran Proses PS-MD-01 Pengelolaan Data Work Center ... 16
2.1.2 Deskripsi Proses PS-MD-01 Pengelolaan Data Work Center ... 17
2.2 Standard WBS dan Network ... 18
2.2.1 Aliran Proses PS-MD-02 Pengelolaan Data Standard WBS & Network ... 26
2.2.2 Deskripsi Proses PS-MD-02 Pengelolaan Data Standard WBS dan Network ... 27
2.3 Struktur Biaya Pemeliharaan ... 29
2.3.1 Aliran Proses PS-MD-03 Pengelolaan Struktur Biaya Pemeliharaan ... 33
2.3.2 Deskripsi Proses PS-MD-03 Pengelolaan Struktur Biaya Pemeliharaan ... 34
3 PROSES BISNIS PROJECT SYSTEM ... 35
3.1 Skenario Perencanaan RKAP Investasi ... 37
3.1.1 Aliran Proses PS-BP-01 Perencanaan RKAP Investasi ... 38
3.1.2 Deskripsi Proses PS-BP-01 Perencanaan RKAP Investasi... 40
3.2 Skenario Pelaksanaan Pekerjaan - Konsultansi Perencanaan Investasi ... 43
3.2.1 Aliran Proses PS-BP-02.1 Pelaksanaan Pekerjaan – Konsultansi Perencanaan Investasi ... 44
3.2.2 Deskripsi Proses PS-BP-02.1 Pelaksanaan Pekerjaan – Konsultansi Perencanaan Investasi ... 45
3.3 Skenario Pelaksanaan Pekerjaan – Fisik dan Supervisi Investasi ... 47
3.3.1 Aliran Proses PS-BP-02.2 Pelaksanaan Pekerjaan – Fisik dan Supervisi Investasi ... 48
3.3.2 Deskripsi Proses PS-BP-02.2 Pelaksanaan Pekerjaan – Fisik dan Supervisi Investasi ... 50
3.4 Skenario Addendum Pekerjaan Investasi ... 57
3.4.1 Aliran Proses PS-BP-02.3 Addendum Pekerjaan Investasi ... 58
3.4.2 Deskripsi Proses PS-BP-02.3 Addendum Pekerjaan Investasi ... 59
3.5 Skenario Pelaporan Progress Pelaksanaan Pekerjaan ... 60
3.5.1 Aliran Proses PS-BP-03 Pelaporan Progress Pelaksanaan Pekerjaan ... 61
3.5.2 Deskripsi Proses PS-BP-03 Pelaporan Progress Pelaksanaan Pekerjaan ... 62
3.6 Skenario Revisi RKAP Investasi ... 63
3.6.1 Aliran Proses PS-BP-04 Revisi RKAP Investasi ... 64
3.6.2 Deskripsi Proses PS-BP-04 Revisi RKAP Investasi ... 65
3.7 Skenario Posting Biaya Tidak Langsung Pekerjaan Investasi ... 67
3.7.1 Aliran Proses PS-BP-05 Posting Biaya Tidak Langsung Proyek Investasi ... 68
3.7.2 Deskripsi Proses PS-BP-05 Posting Biaya Tidak Langsung Proyek Investasi ... 69
3.8 Skenario Settlement Biaya Proyek RKAP Investasi ... 70
3.8.1 Aliran Proses PS-BP-06 Settlement Biaya Biaya Pekerjaan Investasi ... 71
3.8.2 Deskripsi Proses PS-BP-06 Settlement Biaya Biaya Pekerjaan Investasi ... 72
3.9 Skenario Penutupan Pekerjaan Investasi ... 73
3.9.1 Aliran Proses PS-BP-07 Penutupan Pekerjaan Investasi... 74
3.9.2 Deskripsi Proses PS-BP-07 Penutupan Proyek RKAP Investasi ... 75
4 WORKFLOW, REPORT, INTERFACE, CONVERSION, ENHANCEMENT, DAN FORM (WRICEF) ... 76
4.1 Report – SAP Standard ... 76
4.2 WRICEF – Non-SAP Standard ... 77
Daftar Tabel
Tabel 1. Struktur Organisasi Plant Pada Modul MM (Material Management) ... 12
Tabel 2. Struktur Organisasi Person Responsible Pekerjaan Investasi ... 12
Tabel 3. Master Data Work Center Pekerjaan Investasi ... 15
Tabel 4. Project Profile Pekerjaan Investasi... 19
Tabel 5. Project Coding Mask Pekerjaan Investasi ... 20
Tabel 6. Definisi Project Coding Mask Pekerjaan Investasi ... 22
Tabel 7. WBS (Work Breakdown Structure) Coding Mask Pekerjaan Investasi ... 23
Tabel 8. Network Type Pekerjaan Investasi ... 24
Tabel 9. Network Profile Pekerjaan Investasi ... 25
Tabel 10. Project Profile Struktur Realisasi Biaya Pemeliharaan ... 29
Tabel 11. Project Coding Mask Struktur Realisasi Biaya Pemeliharaan ... 29
Tabel 12. Definisi Project Coding Mask Struktur Realisasi Biaya Pemeliharaan ... 31
Tabel 13. WBS Coding Mask Struktur Biaya Pemeliharaan ... 31
Tabel 14. Control Key Pekerjaan Investasi... 43
Tabel 15. Daftar Form & Report Custom di Project System ... 77
Tabel 16. Daftar WRICEF Proses Bisnis Pekerjaan Investasi ... 80
LEGEND
Legend adalah simbol yang menjelaskan aliran proses bisnis yang akan digunakan dalam tiap-tiap skenario bisnis. Daftar legend adalah sebagai berikut :
Start
Indicates the start or end of the process
Manual Process (without System)
Process in SAP system (Standard)
End
Description of Manual Process
Process in SAP system (Enhancement)
Process in SAP system (Other SAP Modules)
Background Process in SAP system
PM-MD-02
Process Group Other Process (Process Group)
Description of Other System
Process in Other System Non SAP
Description of SAP process
(TCode)
Description of SAP process
(TCode)
Description of SAP process
(TCode)
SAP Background process
(TCode)
Printed document
From SAP Form created by SAP
Printed document
From Non-SAP Form created by Non-SAP
Decision Decision
Database Database
Connector Automatically routes between the shapes it connects
Approval by Managerial
Staff
Additional information that needs to be explained on the steps
1 STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi di modul Project System perlu didefinisikan untuk menentukan fungsi entitas perusahaan yang terlibat dalam proses bisnis yang terkait dengan perencanaan RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) investasi, pelaksanaan pekerjaan investasi, addendum pekerjaan investasi, pelaporan progress pekerjaan investasi, revisi RKAP investasi, posting biaya tidak langsung pekerjaan investasi, settlement biaya pekerjaan investasi, dan penutupan pekerjaan investasi.
Struktur organisasi di modul Project System (PS) terdiri dari Client, Controlling Area, Company Code, Plant, dan Person Responsible. Struktur organisasi Client, Controlling Area, Company Code mengikuti struktur organisasi yang didefinisikan di modul Financial Accounting (FI) dan Controlling (CO). Sedangkan struktur organisasi Plant mengikuti struktur organisasi yang didefinisikan di modul Material Management (MM).
Figure 1. Struktur Organisasi Project System
Struktur organisasi yang spesifik didefinisikan untuk kebutuhan di modul Project System adalah Person Responsible.
1.1 Client
Client adalah organisasi tertinggi dalam struktur organisasi di SAP dimana seluruh entitas perusahaan melakukan transaksi dalam database yang sama. PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) memiliki satu production client di SAP dalam menjalankan transaksi perusahaan. Kode Client yang digunakan adalah 300.
1.2 Controlling Area
Controlling Area merupakan struktur organisasi di dalam perusahaan yang merepresentasikan organisasi untuk pengontrolan biaya (cost) dan pendapatan (revenue).
PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) memiliki satu Controlling Area di sistem SAP sesuai dengan legal entity-nya yakni PT Pelabuhan Indonesia III (Persero). Kode Controlling Area yang digunakan di dalam sistem SAP adalah 1000.
1.3 Company Code
Company code adalah organisasi di sistem yang mewakili legal entity yang memiliki laporan keuangan baik Neraca (Balance Sheet) maupun Laporan Laba Rugi (Profit & Loss Statement).
PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) memiliki satu Company Code di sistem SAP sesuai dengan legal entity-nya yakni PT Pelabuhan Indonesia III (Persero). Kode Company Code yang digunakan di dalam sistem SAP adalah 1000.
1.4 Plant
Plant adalah organisasi yang melakukan aktivitas pekerjaan investasi, proses pengadaan, pemeliharaan, dan penjualan. PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), Plant menggambarkan kantor pusat, Regional, atau Terminal.
Detail kode dan deskripsi Plant dijelaskan di struktur organisasi modul Material Management (MM).
Kode Plant Deskripsi Tipe Plant
1011 Kantor Pusat Kantor Pusat
1020 Regional Jawa Timur Regional
1022 Terminal Jamrud Terminal
1023 Terminal Nilam Mirah Terminal
1024 Terminal Kalimas Terminal
1031 Terminal Gresik Terminal
1032 Terminal Kalianget Terminal
1041 Terminal Tanjung Tembaga Terminal 1060 Regional Jawa Tengah Regional
1061 Terminal Tanjung Emas Terminal
1062 Terminal Tegal Terminal
1071 Terminal TPKS Terminal
1081 Terminal Tanjung Intan Terminal
1090 Regional Bali Nusra Regional
1091 Terminal Benoa Terminal
1051 Terminal Tanjung Wangi Terminal
1101 Terminal Celukan Bawang Terminal
1111 Terminal Lembar Terminal
1121 Terminal Bima Terminal
1122 Terminal Badas Terminal
1131 Terminal Maumere Terminal
1141 Terminal Kupang Terminal
1142 Terminal Kalabahi Terminal
1143 Terminal Waingapu Terminal
1144 Terminal Ende - Ippi Terminal
1160 Regional Kalimantan Regional
1161 Terminal Kotabaru Terminal
1151 Terminal Trisakti Terminal
1152 Terminal Pulang Pisau Terminal
Kode Plant Deskripsi Tipe Plant
1156 Terminal TPKB Terminal
1162 Terminal Batulicin Terminal
1163 Terminal Mekar Putih Terminal
1171 Terminal Sampit Terminal
1174 Terminal Bagendang Terminal
1181 Terminal Kumai Terminal
1182 Terminal Bumiharjo Terminal
Tabel 1. Struktur Organisasi Plant Pada Modul MM (Material Management)
1.5 Person Responsible
Person responsible adalah penanggung jawab dari suatu pekerjaan investasi yang di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) di-representasikan sebagai Project Management Office (PMO). Person responsible di SAP dapat digunakan sebagai pembatas akses terhadap data suatu pekerjaan investasi. Person Responsible diisi di level project definition, maka field di level Work Breakdown Structure (WBS) element tersebut sudah secara otomatis terisi sama dengan yang ada di project definition.
Person responsible di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) didesain per Regional dan Terminalnya hanya ada satu, sedangkan khusus untuk Kantor Pusat dibagi di level Subdit terkait.
Pengkodean Person Responsible mengikuti aturan sebagai berikut : XYYZZ
X : Initial Company Code
YY : Identifikasi Kode Kantor Pusat/Regional ZZ : Nomor Urut
Kode Deskripsi
10101 Subdit HC & GA 10102 Subdit Port Facility 10103 Subdit Port Equipment 10104 Subdit ICT
10105 Subdit Business Development 10201 Jawa Timur
10401 Bali Nusra 10301 Jawa Tengah 10501 Kalimantan 99999 Plant Maintenance
Tabel 2. Struktur Organisasi Person Responsible Pekerjaan Investasi
2 MASTER DATA PROJECT SYSTEM
Master data didefinisikan sebagai sekumpulan data yang harus sudah ada di sistem terlebih dahulu sebelum proses bisnis di SAP dijalankan. Tipikal dari master data adalah dapat digunakan berkali-kali dan frekuensi perubahannya kecil.
Master data yang terkait dengan modul SAP Project System adalah : 1. Work Center
2. Standard Work Breakdown Structure (WBS) dan Network 3. Struktur Biaya Pemeliharaan
2.1 Work Center
Secara garis besar pekerjaan investasi selalu melibatkan pihak internal perusahaan dan pihak eksternal perusahaan (rekanan). Untuk mengidentifikasi pihak internal perusahaan yang terlibat dalam pekerjaan investasi, maka di SAP perlu dibuat data work center.
Definisi work center di dalam sistem SAP, merupakan seorang atau sekelompok orang dari internal perusahaan yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang merupakan bagian dari suatu pekerjaan investasi. Contoh di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) terdapat pekerjaan survey yang dilakukan oleh Subdit terkait di Kantor Pusat sebagai bagian dari persiapan pekerjaan investasi.
Beberapa hal penting terkait dengan project work center yang ada di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero):
• Work Center Category yang digunakan adalah 0006 – Project Management.
• Usage yang digunakan adalah 003 – only network.
• Formula Capacity yang digunakan adalah SAP008 -Proj:RqmtsNetwkMaint.
• Capacity Utilization yang digunakan adalah 100 persen.
• Formula Scheduling yang digunakan adalah SAP004 -Proj:Netw/Maint.Time.
• Cost Center data harus di-assign ke dalam costing data work center.
Master data work center di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) diperlukan dengan tujuan sebagai berikut :
• Mengidentifikasi terdapat pekerjaan-pekerjaan yang merupakan bagian dari suatu pekerjaan investasi yang dikerjakan oleh internal perusahaan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero).
• Menghitung kapasitas suatu work center untuk kebutuhan penjadwalan berdasarkan jam kerja dan jumlah orang yang didefinisikan dalam work center.
Desain work center yang digunakan di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) adalah merepresentasikan Subdit-Subdit di Kantor Pusat dan Regional yang terlibat dalam pekerjaan- pekerjaan yang dikerjakan secara internal untuk suatu proyek investasi. Kode Work Center dibuat berdasarkan jumlah Terminal, dengan pertimbangan bahwa pekerjaan investasi yang dilakukan oleh internal untuk Regional dan Terminalnya selalu ditangani di level Terminal.
Pengkodean work center mengikuti aturan sebagai berikut :
XYYZZ
X : Initial Company Code
YY : Identifikasi Kantor Pusat/Terminal ZZ : No. Urut
Work Center Deskripsi
10101 Subdit HC & GA 10102 Subdit Port Facility 10103 Subdit Port Equipment 10104 Subdit ICT
10105 Subdit Business Development 10106 Subdit Procurement
10200 Regional Jawa Timur
10202 Jamrud
10203 Nilam-Mirah
10204 Kalimas
10301 Gresik
10302 Kalianget
10401 Tanjung Tembaga 10600 Regional Jawa Tengah
10601 Tanjung Emas
10602 Tegal
10701 TPK. Semarang
10801 Tanjung Intan 10900 Regional Bali Nusra
10901 Benoa
10501 Tanjung Wangi
11001 Celukan Bawang
11101 Lembar
11201 Bima
11202 Badas
11301 Maumere
11401 Kupang
11402 Kalabahi
11403 Waingapu
11404 Ende – Ippi
Work Center Deskripsi 11600 Regional Kalimantan
11501 Trisakti
11506 TPKB
11502 Pulang Pisau
11601 Kotabaru
11602 Batu Licin 11603 Mekar Putih
11701 Sampit
11704 Bagendang
11801 Kumai
11802 Bumiharjo
Tabel 3. Master Data Work Center Pekerjaan Investasi
2.1.1 Aliran Proses PS-MD-01 Pengelolaan Data Work Center
Administrator Master Data PS (Port Engineering Supervision)Pimpinan Subdit / Divisi FungsionalSubdit / Divisi Fungsional
Last Modified Prepared By Ver.
PS-MD-01
Pengelolaan Data Work Center
2.0 06.12.2018 Mitha
Positions / Job Roles
Ya
Tidak
Start
1b.
Permintaan Perubahan Work Center
End End
1a.
Permintaan Work Center
Baru
3a. Menampilkan Work Center (CNR3)
Hardcopy/
3b. Menampilkan Work Center (CNR3)
4a. Membuat Work Center (CNR1)
2b.
Persetujuan Perubahan Work Center
4b. Mengubah Work Center
(CNR2) Sudah Ada?
2a.
Persetujuan Permintaan Work Center
Baru Start
Hardcopy/
Email Hardcopy/
Hardcopy/
2.1.2 Deskripsi Proses PS-MD-01 Pengelolaan Data Work Center
Step
No. Deskripsi Proses Peran Dokumen T-code
Permintaan Pembuatan Data Work Center
1a. Jika ada kebutuhan untuk permintaan pembuatan work center, maka pengguna harus membuat permintaan pembuatan work center dalam format hardcopy atau email yang telah ditentukan template-nya.
Data ini kemudian harus dimintakan persetujuan ke Pimpinan Subdit terkait Kantor Pusat/Terminal.
Subdit / Divisi Fungsional
Detil data work center dalam hardcopy/
2a. Permintaan pembuatan work center harus disetujui oleh Pimpinan Subdit terkait Kantor Pusat/Terminal, dalam bentuk hardcopy atau email sesuai template yang berisi data detil dari dari work center yang dimaksud.
Setelah disetujui maka data dapat dikirimkan ke administrator master data PS (Subdit Port Engineering Supervision).
Jika tidak disetujui, maka proses kembali ke langkah nomor 1a.
Pimpinan Subdit / Divisi Fungsional
Detil data work center dalam hardcopy/
3a. Untuk menghindari duplikasi data work center di sistem SAP, administrator master data PS (Subdit Port Engineering Supervision) harus melakukan pengecekan apakah work center yang diminta oleh pengguna sudah ada dalam sistem SAP.
Port
Engineering Supervision
CNR3
4a. Setelah melakukan pengecekkan terhadap work center dan tidak tersedia, maka administrator master data PS (Subdit Port Engineering Supervision) membuat work center baru berdasarkan data yang terdapat dalam hardcopy/email yang diminta oleh pengguna.
Port
Engineering Supervision
CNR1
Permintaan Perubahan Data Work Center
1b. Jika ada kebutuhan untuk permintaan perubahan work center baru, maka pengguna harus membuat permintaan perubahan work center dalam format hardcopy atau email yang telah ditentukan template-nya.
Data ini kemudian harus dimintakan persetujuan ke pimpinan Subdit terkait Kantor Pusat/Terminal.
Subdit / Divisi Fungsional
Detil data work center dalam hardcopy/
2b. Permintaan perubahan work center harus disetujui oleh Pimpinan Subdit terkait Kantor Pusat/Terminal, dalam bentuk hardcopy atau email sesuai template yang berisi data detil dari dari work center yang dimaksud.
Setelah disetujui maka data dapat dikirimkan ke ke administrator master data PS (Subdit Port Engineering Supervision).
Jika tidak disetujui, maka proses kembali ke langkah nomor 1b.
Subdit / Divisi Fungsional
Detil data work center dalam hardcopy/
Step
No. Deskripsi Proses Peran Dokumen T-code
3b. Administrator master data PS (Subdit Port Engineering Supervision) melakukan pengecekan terhadap parameter di work center yang ingin diubah.
Subdit Port Engineering Supervision
CNR3
4b. Setelah melakukan pengecekan dalam sistem maka administrator master data PS (Subdit Port Engineering Supervision) melakukan perubahan data parameter work center seperti yang diminta oleh pengguna.
Port
Engineering Supervision
CNR2
2.2 Standard WBS dan Network
Tahapan awal sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan investasi di sistem SAP adalah menyusun struktur pekerjaan investasi (project structure) yang terdiri dari susunan Work Breakdown Structure (selanjutnya disebut WBS) beserta aktivitas-aktivitas di dalamnya (di SAP disebut sebagai Network).
Di SAP memungkinkan pembuatan struktur pekerjaan investasi (project structure) dilakukan dengan :
• Membuat secara manual struktur pekerjaan investasi yang terdiri dari WBS dan network- nya.
• Menyalin dari standard WBS dan network kemudian melakukan modifikasi.
• Menyalin dari struktur pekerjaan investasi (operative project definition) yang telah ada sebelumnya kemudian melakukan modifikasi.
Untuk kebutuhan standarisasi struktur pekerjaan investasi, PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) membuat standard WBS dan network yang disusun berdasarkan data histori proyek-proyek investasi di masa lalu yang sering dilakukan oleh PT Pelabuhan Indonesia III (Persero). Data ini dijadikan template standar, yang nantinya dapat disalin sehingga memudahkan dalam proses pembuatan struktur pekerjaan investasi setelah RKAP Investasi ditetapkan dan disahkan.
Pembuatan data standard WBS dan network diperlukan oleh PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) dengan tujuan sebagai berikut :
• Terdapat standarisasi dalam penentuan struktur pekerjaan investasi baik dari WBS maupun network.
• Kemudahan dalam penyusunan struktur pekerjaan investasi dengan menyalin struktur pekerjaan investasi yang telah dibuat standar-nya.
• Fleksibilitas dalam menambahkan atau mengurangi struktur pekerjaan investasi.
Standard project definition merupakan master data yang merupakan kerangka awal dari struktur pekerjaan investasi berdasarkan histori pekerjaan investasi di masa lalu. Dalam satu standard project definition terdapat standard WBS (Work Breakdown Structure) yang merupakan representasi fase-fase dalam pekerjaan investasi dan standard network yang representasi detail pekerjaan proyek.
Desain struktur pekerjaan investasi di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) adalah satu sub- program untuk proyek investasi dibuat sebagai satu standard project definition. Berikut ini adalah contoh beberapa sub-program pekerjaan investasi yang didefinisikan sebagai satu project definition di SAP :
• Pembangunan open storage untuk general cargo di Terminal Mirah,
• Refurbishment CC 01 (container crane) dan CC 02 di Terminal Nilam,
• Pembangunan tower masjid Baitul Hakam di Pelabuhan Tanjung Perak,
• Pengadaan 2 unit HPC(Harbour Portal Crane) dan 1 unit HMC (Harbour Mobile Crane) Justifikasi desain satu sub program dibuat satu project definition di SAP :
• Proses penganggaran dilakukan per sub program,
• Perencanaan waktu pekerjaan (timeline) proyek adalah per sub program,
• Satu sub program terdapat aset yang akan dikapitalisasi.
Catatan : informasi program induk disimpan di salah satu parameter di SAP.
Figure 2. Project Structure
Standard project definition memiliki informasi sebagai berikut :
• Basic Data, berisi informasi factory calendar, time unit, dan organization data (person responsible, controlling area, company code, dan currency).
• Control Data, berisi informasi mengenai project profile, network profile, planning method untuk penjadwalan
• Administration Data, berisi informasi mengenai user yang membuat standard project definition, tanggal dibuat, dan perubahan atas informasi standard project definition.
Project Profile
Project profile merupakan profil yang menentukan nilai default dan parameter-parameter yang dapat mengontrol fungsi-fungsi, proses bisnis, dan keperluan laporan dalam suatu struktur proyek.
Project profile yang digunakan untuk pekerjaan investasi di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) adalah :
Profil Deskripsi
I001 Investment Project
Tabel 4. Project Profile Pekerjaan Investasi
PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) project profile yang terkait dengan proyek investasi hanya ada 1 jenis yaitu I001 dan dapat digunakan untuk semua Kantor Pusat dan Regional/Terminal.
Pada awal project profile memiliki kode “I” memiliki arti investment. Kode “001” adalah urutan untuk project profile yang digunakan di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero). Apabila ada kebutuhan proses bisnis baru, maka dapat dibuatkan project profile dengan urutan 002, 003 dan seterusnya.
Masing-masing project profile berisi informasi penting mengenai :
• Organization
Bagian ini berisi default organisasi di SAP yang terkait proyek investasi seperti controlling area, company code, project currency.
• Planning method
Bagian ini berisi pengaturan untuk menentukan tipe penjadwalan pada saat perencanaan WBS. Di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) digunakan bottom-up planning, dimana tanggal dari semua network activity akan teragregasi ke masing- masing WBS-nya.
• Factory calendar
Factory calendar digunakan untuk menentukan kalendar yang digunakan untuk penjadwalan proyek. Di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) kalendar yang digunakan adalah semua hari dalam setahun diset sebagai hari kerja (working days).
• Network profile
Network profile digunakan untuk menentukan profil network header dan network activity yang digunakan untuk proyek investasi (misal : network type, scheduling dll)
Standard Project & WBS Coding Mask
Coding mask di dalam sebuah proyek digunakan untuk memberikan penamaan/kodifikasi suatu proyek. Beberapa hal penting yang berkaitan dengan coding mask untuk standard project definition dan WBS di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) yaitu :
• Coding mask standard project definition dan WBS memiliki pengkodean yang sama dengan coding mask untuk operative project definition.
• Coding mask untuk proyek di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) yang berisi informasi tahun dimulainya project, informasi Terminal atau Kantor Pusat, Asset Class, dan nomer urut.
• Hanya digunakan di level project definition dan WBS.
Adapun penamaan Project Coding Mask yang digunakan untuk proyek investasi di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) adalah :
Profil Deskripsi Coding Mask
I001 Investment Project
I/X.00.00.00000.00.00.00
A B CC DD EEEEE FF GG HH Tabel 5. Project Coding Mask Pekerjaan Investasi
Berikut adalah keterangan mengenai coding mask proyek investasi :
Karakter Penggunaan
A Berupa huruf, sebagai identifikasi proyek.
I : Indikator struktur pekerjaan investasi
B Berupa huruf atau angka, sebagai identifikasi kode perusahaan
1 : PT Pelabuhan Indonesia III
CC Berupa angka, sebagai identifikasi tahun mulai dilaksanakannya proyek.
16 : Tahun 2016 17 : Tahun 2017
DD Berupa angka, sebagai identifikasi kode Kantor Pusat atau Terminal.
20 : Kantor Pusat
30 : Regional Jawa Timur 31 : Jamrud
32 : Nilam-Mirah 33 : Gresik 34 : Kalimas
35 : Tanjung Tembaga 36 : Kalianget
40 : Regional Jawa Tengah 41 : Tanjung Emas
42 : TPK. Semarang 43 : Tanjung Intan 44 : Tegal
50 : Regional Bali Nusra 51 : Benoa
52 : Tanjung Wangi 53 : Celukan Bawang 54 : Lembar
55 : Bima 56 : Badas 57 : Maumere 58 : Kupang 59 : Kalabahi
Karakter Penggunaan 60 : Waingapu
61 : Ende – Ippi
70 : Regional Kalimantan 71 : Trisakti
72 : TPKB 73 : Pulang Pisau 74 : Kotabaru 75 : Batu Licin 76 : Mekar Putih 77 : Sampit 78 : Bagendang 79 : Kumai 80 : Bumiharjo
EEEEE Berupa angka, sebagai identifikasi kode asset class.
20210 : Asset Class Bangunan Fasilitas Pelabuhan 20220 : Asset Class Kapal
FF Berupa angka, sebagai identifikasi nomor urut suatu project definition.
01 : Pembangunan Fasilitas Car Terminal
02 : Pembangunan Open Storage Terminal Mirah GG Berupa angka, sebagai kodifikasi untuk WBS Level 2 HH Berupa angka, sebagai kodifikasi untuk WBS Level 3
Tabel 6. Definisi Project Coding Mask Pekerjaan Investasi Standard Work Breakdown Structure
WBS (Work Breakdown Structure) element menggambarkan fase atau kelompok pekerjaan di dalam sebuah pekerjaan investasi. Di sistem SAP, WBS dapat digunakan dalam monitoring biaya realisasi per fase dan monitoring realisasi waktu pelaksanaan proyek investasi.
Pengkodean master data standard WBS di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) mengikuti coding mask seperti yang sudah dibahas di poin sebelumnya (Standard Project & WBS Coding Mask).
Untuk pekerjaan investasi, standard WBS element terdiri dari beberapa level yang berisi informasi sebagai berikut :
• Level 1 yaitu sub-program investment project
• Level 2 yaitu fase pekerjaan
• Level 3 yaitu kelompok pekerjaan
Penamaan kode standard WBS tidak lepas dari kode standard project definition. WBS element memiliki hirarki/level, maka antar level di tiap WBS harus unik dalam hal pengkodean. Level 1 WBS element memiliki kode yang sama dengan standard project definition. Kode level 2 WBS element mengandung kode WBS level 1 ditambah kode yang disesuaikan dengan keperluan pekerjaan investasi tersebut sesuai dengan aturan coding mask.
Dibawah ini adalah standard WBS coding mask beserta identifikasi leveling yang didefinisikan di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) :
Profil Deskripsi Coding Mask
I001 Investment Project
I/X.00.00.00000.00.00.00
Project Definition : I/1.16.01.20210.01
[Standard - Pembuatan Open Storage]
WBS Level 1 : I/1.16.01.20210.01
[Standard - Pembuatan Open Storage]
WBS Level 2 : I/1.16.01.20210.01.01 [Perencanaan Desain]
WBS Level 3 : I/1.16.01.20210.01.01.01 [Pelelangan Desain]
Tabel 7. WBS (Work Breakdown Structure) Coding Mask Pekerjaan Investasi
Beberapa hal penting terkait dengan fungsi WBS element di dalam sistem SAP yaitu:
• Sebagai account assignment untuk posting biaya di level detil pekerjaan (network).
• Dapat digunakan untuk perencanaan kegiatan per fase dengan memasukkan tanggal rencana mulai pekerjaan beserta tanggal rencana selesai pekerjaan.
• Monitoring dan analisa realisasi per fase pekerjaan.
Penentuan struktur WBS element di SAP dapat dilakukan dengan berbagai metode. Karena secara sistem tidak ada rekomendasi khusus yang berkaitan dengan penyusunan WBS element, sehingga berapa level WBS yang diperlukan tergantung dari analisa yang digunakan untuk suatu pekerjaan investasi, namun terdapat batasan karakter yang diperbolehkan oleh SAP yaitu maksimum 24 karakter untuk kode WBS element.
Ada banyak faktor yang terkait dengan penyusunan WBS element diantaranya:
• Phase-based structuring, yaitu penyusunan WBS element berdasarkan tahapan pekerjaan investasi.
• Function-based structuring, yaitu penyusunan WBS element berdasarkan fungsi alat yang digunakan untuk kegiatan investasi.
• Structuring based on organizational aspects, yaitu penyusunan WBS element berdasarkan struktur organisasi yang ada dalam suatu pekerjaan investasi.
Di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), struktur WBS element-nya dibuat dengan pendekatan phase-based structuring dimana WBS level 2 dibagi kedalam fase-fase seperti Perencanaan Desain, Pekerjaan Fisik Investasi, Supervisi. Untuk WBS level 3 berisi informasi lebih detail dari fase tersebut yang terdiri dari kelompok-kelompok pekerjaan seperti Pelelangan Desain, Pekerjaan Desain. Pengaturan WBS element untuk pekerjaan investasi :
• WBS element terdiri dari maksimum 3 level, dengan justifikasi sebagai berikut : o Standarisasi struktur WBS untuk semua pekerjaan investasi
o Mengurangi kompleksitas struktur WBS dengan menstandarisasi WBS level 2 dan 3
• WBS element menggunakan system status standar yang ada di SAP, adalah sebagai berikut :
o CRTD : Created o REL : Released o CNF : Confirmed
o TECO : Technically Completed o CLSD : Closed
• Account assignment element di WBS element di-set secara default. Indikator ini menandakan bahwa WBS tersebut dapat memilliki network header dan activity untuk menampung detil pekerjaan sekaligus biaya yang terjadi.
Standard Network
Definisi standard network di SAP adalah suatu yang dapat merepresentasikan pekerjaan- pekerjaan detil (activity) investasi. Dalam struktur pekerjaan investasi, network ini digunakan sebagai dasar untuk melakukan perencanaan, analisa, dan monitoring jadwal pekerjaan, penugasan tenaga kerja, pembobotan pekerjaan, dan nantinya sebagai masukkan untuk progress fisik pekerjaan.
Struktur standard network di SAP didefinisikan ke dalam 2 bagian, yaitu standard network header dan network activity. Network header digunakan untuk mengelompokkan beberapa network activity kedalam satu kelompok.
Network Type
Network type digunakan untuk menentukan parameter yang akan di-maintain dalam suatu pekerjaan investasi, seperti penomoran dan settlement profile. Network type yang didesain untuk digunakan di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) adalah sebagai berikut :
Tipe Network Deskripsi Penomoran
IN01 Investment Project - Network 510000000 - 519999999
Tabel 8. Network Type Pekerjaan Investasi
Penomoran network type dibuat secara internal number dimana sistem akan men-generate secara otomatis penomoran sesuai dengan range yang telah ditentukan dan di-assign ke seluruh plant (Kantor Pusat dan Terminal) di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero).
Network Profile
Network profile berisi informasi mengenai parameter default yang di-set dalam sebuah standard network. Network profile harus diisikan dari profil yang telah dibuat sebelumnya. Di dalam network profile berisi informasi-informasi sebagai berikut :
• Default value untuk aturan penomoran network activity, default control key untuk pekerjaan internal maupun eksternal, unit of work/duration yang muncul pada saat membuat sebuah network activity sehingga user tidak perlu lagi melakukan banyak entry data pada saat proses pembuatan network activity tersebut.
Profil Deskripsi
IN01 Investment Project - Network
Tabel 9. Network Profile Pekerjaan Investasi
2.2.1 Aliran Proses PS-MD-02 Pengelolaan Data Standard WBS & Network
Administrator Master Data PS (Port Engineering Supervision)Pimpinan Subdit / Divisi FungsionalSubdit / Divisi Fungsional
Last Modified Prepared By
PS-MD-02
Ver.Pengelolaan Data Standard
WBS & Network
2.0 06.12.2018 MithaPositions / Job Roles
Ya
Tidak Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak 1b. Menambah/
Mengubah Standard Project Structure
2b. Persetujuan Penambahan/
Pengubahan Standard Project
Structure
End 2a. Persetujuan
Pembuatan Standard
Project Structure 1a. Membuat
Standard Project Structure
4a. Membuat Standard Project Definition & WBS
(CJ91)
Menambah/
Mengubah Standard WBS?
Start
Sudah Ada?
Menambah/
Mengubah Standard Network
Activities?
7b. Membuat Standard Network Header &
Activities (CN01)
5a.
PS-MD-01 Pengelolaan
Data Work Center
Membuat Standard Network Header
Baru?
3a. Menampilkan Standard Project Definition & WBS (CJ93)
6b. Menambah/
Mengubah Standard Network Activities
(CN02) 4b. Menambah/
Mengubah Standard WBS (CJ92) Hardcopy/
Hardcopy/
5b.
PS-MD-01 Pengelolaan
Data Work Center Hardcopy/
6a. Membuat Standard Network Header &
Activities (CN01)
End Start
3b. Menampilkan Standard Project Definition & WBS (CJ93)
Hardcopy/
2.2.2 Deskripsi Proses PS-MD-02 Pengelolaan Data Standard WBS dan Network
No Deskripsi Proses Peran Dokumen T-code
Permintaan Pembuatan Data Standard WBS dan Network 1a. Jika ada kebutuhan untuk permintaan pembuatan
standard project structure (project definition, WBS, dan network), maka pengguna harus membuat permintaan pembuatan standard project structure dan meminta persetujuan Pimpinan Subdit Kantor Pusat/Terminal dengan menyertakan lampiran berupa hardcopy atau email sesuai template yang berisi data detil dari dari standard project structure yang dimaksud.
Subdit / Divisi Fungsional
Detil data standard project structure dalam hardcopy/
2a. Permintaan pembuatan standard project structure (project definition, WBS, dan network) harus disetujui oleh Pimpinan Subdit Kantor Pusat/
Terminal sebelum dikirim ke administrator master data PS (Subdit Port Engineering Supervision).
Jika tidak disetujui, maka proses kembali ke langkah nomor 1a.
Pimpinan Subdit / Divisi Fungsional
Detil data standard project structure dalam hardcopy/
3a. Untuk menghindari duplikasi data standard WBS dan network, di sistem SAP, administrator master data PS (Port Engineering Supervision) harus melakukan pengecekan apakah standard WBS dan network yang diminta oleh pengguna sudah ada dalam sistem SAP.
Port
Engineering Supervision
CJ93
4a. Setelah memeriksa standard WBS dan network tidak tersedia di sistem SAP, maka proses dilanjutkan dengan pembuatan standard WBS baru.
Port
Engineering Supervision
CJ92
5a. Data work center harus telah tersedia terlebih dahulu untuk pembuatan standard network (header dan activity).
Mengacu pada proses :
• (PS-MD-01) Pengelolaan Data Work Center
6a. Selanjutnya proses dilanjutkan dengan pembuatan standard network (header dan activity). Dalam pembuatan network activity. Data work center harus telah tersedia terlebih dahulu.
Port
Engineering Supervision
CN01
Permintaan Menambah/Mengubah Data Standard WBS dan Network 1b. Jika ada kebutuhan untuk permintaan
menambah/mengubah standard project structure (project definition, WBS, dan network), maka pengguna harus membuat permintaan pembuatan standard project structure dan meminta persetujuan Pimpinan Subdit Kantor Pusat/Terminal dengan menyertakan lampiran berupa hardcopy atau email sesuai template yang berisi data detil dari dari standard project structure yang dimaksud.
Subdit / Divisi Fungsional
Detil data standard project structure dalam hardcopy/
No Deskripsi Proses Peran Dokumen T-code 2b. Permintaan penambahan atau perubahan standard
project structure (project definition, WBS, dan network) harus disetujui oleh Pimpinan Subdit terkait Terminal & Kantor Pusat harus disetujui oleh Pimpinan Subdit Kantor Pusat/Terminal sebelum dikirim ke administrator master data PS (Port Engineering Supervision).
Jika tidak disetujui, maka proses kembali ke langkah nomor 1b.
Pimpinan Subdit / Divisi Fungsional
Detil data standard project structure dalam hardcopy/
3b. Untuk menghindari duplikasi data standard WBS dan network, di sistem SAP, administrator master data PS (Port Engineering Supervision) harus melakukan pengecekan apakah standard WBS dan network yang diminta oleh pengguna sudah ada dalam sistem SAP.
Port
Engineering Supervision
CJ93
4b. Setelah memeriksa standard WBS dan network tidak tersedia di sistem SAP, maka proses dilanjutkan dengan penambahan/pengubahan standard WBS tersebut.
Port
Engineering Supervision
CJ92
5b. Data work center harus telah tersedia terlebih dahulu untuk pembuatan/penambahan/perubahan standard network (header dan activity).
Mengacu pada proses :
• (PS-MD-01) Pengelolaan Data Work Center
6b. Apabila tidak dibutuhkan standard network header baru, tetapi menambah/mengubah network activity dari standard network yang telah ada, maka proses dilanjutan dengan melakukan penambahan /pengubahan network activity. Data work center harus telah tersedia terlebih dahulu.
Port
Engineering Supervision
CN02
7b. Apabila dibutuhkan standard network header baru maka proses dilanjutkan ke pembuatan network header baru beserta activity-nya.
Port
Engineering Supervision
CN01
2.3 Struktur Biaya Pemeliharaan
Struktur di dalam project definition dan WBS (Work Breakdown Structure) tidak hanya dapat digunakan untuk pekerjaan investasi, namun juga dapat digunakan dalam modul PM (Plant Maintenance) untuk mengelompokkan realisasi biaya pemeliharaan.
Tujuan dibuatnya struktur biaya pemeliharaan di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) adalah untuk mengelompokkan realisasi biaya pemeliharaan berdasarkan kelompok-kelompok yang telah didefinisikan oleh PT Pelabuhan Indonesia III (Persero).
Struktur project definition dan WBS (Work Breakdown Structure) untuk struktur realisasi biaya pemeliharaan menggunakan empat level WBS dengan coding mask yang berbeda dengan proyek investasi. Project profile digunakan untuk menyusun struktur realisasi biaya pemeliharaan.
Profil Deskripsi
O001 Opex Maintenance
Tabel 10. Project Profile Struktur Realisasi Biaya Pemeliharaan
Project & WBS Coding Mask
Project Coding Mask yang digunakan untuk struktur realisasi biaya pemeliharaan di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) adalah:
Profil Deskripsi Coding Mask
O001 Opex Maintenance
O/X.00.00.X.00.XX
A B CC DD E FF GG Tabel 11. Project Coding Mask Struktur Realisasi Biaya Pemeliharaan
Berikut adalah keterangan mengenai coding mask proyek investasi :
Karakter Penggunaan
A Berupa huruf, sebagai identifikasi struktur biaya pemeliharaan O : Indikator struktur biaya pemeliharaan (opex)
B Berupa huruf atau angka, sebagai identifikasi kode perusahaan
1 : PT Pelabuhan Indonesia III
CC Berupa angka, sebagai identifikasi tahun pemeliharaan 16 : Tahun 2016
17 : Tahun 2017
Karakter Penggunaan
DD Berupa angka, sebagai identifikasi kode Kantor Pusat atau Terminal.
20 : Kantor Pusat
30 : Regional Jawa Timur 31 : Jamrud
32 : Nilam-Mirah 33 : Gresik 34 : Kalimas
35 : Tanjung Tembaga 36 : Kalianget
40 : Regional Jawa Tengah 41 : Tanjung Emas
42 : TPK. Semarang 43 : Tanjung Intan 44 : Tegal
50 : Regional Bali Nusra 51 : Benoa
52 : Tanjung Wangi 53 : Celukan Bawang 54 : Lembar
55 : Bima 56 : Badas 57 : Maumere 58 : Kupang 59 : Kalabahi 60 : Waingapu 61 : Ende – Ippi
70 : Regional Kalimantan 71 : Trisakti
72 : TPKB 73 : Pulang Pisau 74 : Kotabaru 75 : Batu Licin 76 : Mekar Putih 77 : Sampit 78 : Bagendang
Karakter Penggunaan 79 : Kumai
80 : Bumiharjo
E Berupa huruf, sebagai kodifikasi untuk WBS Level 2 (kelompok anggaran)
FF Berupa angka, sebagai kodifikasi untuk WBS Level 3 (kelompok objek)
GG Berupa huruf atau angka, sebagai kodifikasi untuk WBS Level 4 (objek teknik)
Tabel 12. Definisi Project Coding Mask Struktur Realisasi Biaya Pemeliharaan
Work Breakdown Structure
Level WBS untuk struktur realisasi biaya pemeliharaan terdiri dari:
• Level 1 yaitu opex maintenance per Terminal di tahun tersebut
• Level 2 yaitu kelompok anggaran
• Level 3 yaitu kelompok objek
• Level 4 yaitu objek teknik
Berikut adalah contoh project coding mask struktur realisasi biaya pemeliharaan:
Profil Deskripsi Coding Mask
O001 Opex
Maintenance
O/X.00.00.X.00.XX
Project Definition : O/1.16.31
[Opex Maintenance Terminal Jamrud 2016]
WBS Level 1 : O/1.16.31
[Opex Maintenance Terminal Jamrud 2016]
WBS Level 2 : O/1.16.31.A
[Beban Pemeliharaan Bangunan Faspel]
WBS Level 3 : O/1.16.31.A.03 [Dermaga]
WBS Level 4 : O/1.16.31.A.03.01 [Dermaga A]
Tabel 13. WBS Coding Mask Struktur Biaya Pemeliharaan
Setting WBS element untuk struktur realisasi biaya pemeliharaan:
• WBS element menggunakan system status standard yang ada di SAP.
• Account assignment element di WBS element tidak di-set secara default, harus diisi manual di level 4 saja. Indikator ini berfungsi untuk bahwa WBS tersebut dapat memilliki work order untuk menampung detail pekerjaan sekaligus biaya yang terjadi.
2.3.1 Aliran Proses PS-MD-03 Pengelolaan Struktur Biaya Pemeliharaan
Administrator Master Data PM
Last Modified Prepared By Ver.
PS-MD-03
Pengelolaan Struktur Biaya Pemeliharaan
2.0 06.12.2018 Erwin K Positions /
Job Roles
Dibuat di awal tahun
Ya Akhir Tahun?
1. Membuat dan Menyetujui Struktur Biaya Pemeliharaan
(CJ20N)
3.
PM-BP-01 PM-BP-02 PM-BP-03 PM-BP-04 Maintenance Order
Processing
4. Melakukan Technical Complete (TECO) dan Menutup
Struktur Biaya Pemeliharaan
(CJ20N)
End Start
Ditutup di akhir tahun
2b. PM-MD-03 Pengelolaan
Data Equipment 2a. PM-MD-02
Pengelolaan Data Functional
Location
Tidak
2.3.2 Deskripsi Proses PS-MD-03 Pengelolaan Struktur Biaya Pemeliharaan
No Deskripsi Proses Peran Dokumen T-code
1 Pembuatan Struktur Biaya Pemeliharaan dilakukan di awal tahun oleh Administrator Master Data PM, dengan membuat struktur project definition, WBS level 1 sampai dengan 4 sesuai dengan kelompok- kelompok biaya yang diinginkan. Kemudian proses dilanjutkan dengan proses persetujuan (Release) project definition beserta WBS tersebut. Proses ini diilakukan setiap awal tahun.
Administrator Master Data PM
CJ20N
2a Data WBS akan dimasukkan di setiap master data Functional Location.
Mengacu pada proses :
• (PM-MD-02) Pengelolaan Data Functional Location
2b Data WBS akan dimasukkan di setiap master data Equipment.
Mengacu pada proses :
• (PM-MD-03) Pengelolaan Data Equipment
3 Apabila belum mencapai akhir tahun, proses pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan (Maintenance/Work Order) akan mengacu ke data WBS di Functional Location dan Equipment untuk tahun tersebut.
Mengacu pada proses :
• (PM-BP-01) Maintenance Notification
• (PM-BP-02) Preventive Maintenance
• (PM-BP-03) Predictive Maintenance
• (PM-BP-04) Corrective Maintenance 4 Ketika akhir tahun dilakukan penutupan struktur
biaya pemeliharaan dengan melakukan Technically Completed (TECO) dan Close pada project definition dan WBS tersebut. Hal ini dimaksudkan biaya dari Maintenance/Work Order di tahun berikutnya tidak salah posting ke project definition dan WBS di tahun sebelumnya
Administrator Master Data PM
CJ20N
3 PROSES BISNIS PROJECT SYSTEM
Proses bisnis Project System meliputi aktivitas yang terkait dengan pekerjaan investasi yang ada di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) mulai dari perencanaan RKAP (Rencana Kerja & Anggaran Perusahaan) investasi, pelaksanaan pekerjaan, addendum, pelaporan progress, revisi RKAP investasi, posting biaya tidak langsung, settlement biaya, dan penutupan pekerjaan investasi. Project System terintegrasi dengan modul lain di SAP sebagai berikut :
Figure 3. Integrasi Modul PS (Project System) dengan Modul SAP Lain
1. Business Planning and Consolidation (BPC)
Modul ini digunakan untuk proses perencanaan RKAP investasi dan revisi RKAP investasi. Versi usulan, koreksi, penetapan dan pengesahan, dan revisi disimpan di modul ini.
2. Fund Management (FM)
Usulan RKAP investasi yang telah ditetapkan dan disahkan ditransfer ke Fund Management, untuk kemudian dibuat menjadi Fund Center (pusat anggaran) yang bisa digunakan untuk pembiayaan pekerjaan investasi.
3. Material Management (MM)
Modul Material Management menangani proses pengadaan dan terintegrasi dengan sistem E- Procurement untuk pelelangan sampai pembuatan kontrak.
4. Financial Accounting (FI) dan Controlling (CO)
Semua biaya yang terjadi baik yang terkait dengan pekerjaan fisik langsung maupun tidak langsung melewati modul Financial Accounting untuk perjurnalan akutansinya. Modul ini juga menangani proses pembuatan AUC (asset under construction) untuk kapitalisasi biaya pekerjaan investasi menjadi aset.
Modul Controlling (CO) menangani proses settlement dari biaya-biaya pekerjaan investasi baik langsung maupun tidak langsung ke Cost Center (dibiayakan) ataupun ke AUC (dikapitalisasi).
5. Plant Maintenance (PM)
Modul Plant Maintenance terkait dengan proses peningkatan fungsi dan kehandalan peralatan yang meningkatkan nilai peralatan tersebut, seperti proses retrofit atau refurbishment container crane.
Skenario proses bisnis untuk pekerjaan investasi dalam modul Project System di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) meliputi skenario-skenario dibawah ini :
• Skenario Perencanaan RKAP Investasi
• Skenario Pelaksanaan Pekerjaan - Konsultansi Perencanaan Investasi
• Skenario Pelaksanaan Pekerjaan - Fisik dan Supervisi Investasi
• Skenario Addendum Pekerjaan Investasi
• Skenario Pelaporan Progress Pelaksanaan Pekerjaan
• Skenario Revisi RKAP Investasi
• Skenario Posting Biaya Tidak Langsung Pekerjaan Investasi
• Skenario Settlement Biaya Pekerjaan Investasi
• Skenario Penutupan Pekerjaan Investasi
3.1 Skenario Perencanaan RKAP Investasi
Perencanaan RKAP (Rencana Kerja & Anggaran Perusahaan) investasi dimulai dari usulan yang dilakukan oleh Subdit terkait Kantor Pusat atau Terminal kemudian dilakukan pembuatan analisa investasi untuk seluruh peralatan, bangunan, fasilitas, dan instalasi pelabuhan. Perencanaan untuk usulan RKAP investasi ini dilakukan di modul SAP BPC (Business Planning and Consolidation).
Pengajuan usulan perencanaan RKAP investasi diperiksa oleh Pimpinan Subdit terkait Kantor Pusat atau Terminal pengusul. Kemudian dilakukan penjadwalan pembahasan mengenai usulan RKAP investasi yang akan dibahas bersama Komite Investasi dan Pimpinan Subdit terkait Kantor Pusat atau Terminal.
Dokumen-dokumen pendukung yang harus dilampirkan untuk usulan RKAP investasi diantaranya : 1. Analisa Kebutuhan
2. Analisa Kelayakan 3. Analisa Resiko
Proses selanjutnya adalah penetapan dan pengesahan RKAP investasi oleh Direksi dan Komisaris PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) kemudian anggaran dari RKAP investasi yang telah disetujui di- transfer dari SAP BPC (Business Planning and Consolidation) ke SAP FM (Fund Management) untuk kemudian dibuatkan project definition berdasarkan master data standard WBS dan network yang telah dibuatkan oleh administrator master data PS (Subdit Teknologi Informasi dan Komunikasi). Setelah project definition terbentuk, maka Direktorat Keuangan menentukan settlement rule sebagai penerima akhir beban biaya pekerjaan investasi pada setiap network activity.
Proses selanjutnya adalah project approver melakukan persetujuan (release) atas proyek investasi tersebut agar dapat dilakukan pekerjaan pelaksanaan fisik dan supervisi.
3.1.1 Aliran Proses PS-BP-01 Perencanaan RKAP Investasi
NotesProject Planner Subdit / Divisi Fungsional BOD, BOC, dan RUPS Komite Investasi dan Pimpinan Subdit / Regional
Subdit / Regional / Terminal
Subdit ICT Unit Solution & Development Back End
Project Planner Subdit / Divisi Fungsional
Last Modified Prepared By Ver.
PS-BP-01
Perencanaan RKAP Investasi
2.0 06.12.2018 Aris Positions /
Job Roles
* Termasuk menentukan bobot pekerjaan, tanggal dimulainya pelaksanaan, durasi dan relationship antar Network Activity Default
Settlement Rule adalah AUC 7.
PS-MD-02 Standard WBS dan Network
8.
FI-MD-2.5 Master Data Aktiva Tetap
Start
6. Membuat Project Definition*
(CJ20N)
5. Transfer Anggaran SAP FM
(SAP BPC)
1. Penyampaian Usulan RKAP
Investasi
End
9.
PS-BP-02.1 Pelaksanaan
Pekerjaan - Konsultansi Perencanaan
Investasi 2. Pembahasan
Usulan RKAP Investasi
3. Presentasi ke BOD &
BOC, Pra- RUPS
4. Persetujuan RUPS, &
Penetapan RKAP
A
<Process Name>
DireksiSubdit Port Engineering Supervision
Last Modified Prepared By Ver.
PS-BP-01
Perencanaan RKAP Investasi
Positions /
Job Roles 2.0 06.12.2018 Aris
10.
Pembentukan Tim PMO
A
11. Persetujuan Pembentukan
Tim PMO
12.
PS-BP-02.2 Pelaksanaan Pekerjaan - Fisik
dan Supervisi Investasi
End
3.1.2 Deskripsi Proses PS-BP-01 Perencanaan RKAP Investasi
Step
No. Deskripsi Proses Peran Dokumen T-code
1. Mengajukan usulan RKAP investasi yang dilakukan di modul BPC (Business Planning and Consolidation). Usulan RKAP investasi menyertakan :
1. Analisa Kebutuhan (Business Analysis) adalah kajian yang berisikan analisis kualitatif dan kuantitatif mengenai kebutuhan barang dan jasa tertentu untuk menjalankan aktivitas perusahaan.
2. Analisa Kelayakan (Feasibility Analysis) adalah kajian setelah analisa kebutuhan yang meliputi analisis kualitatif dan kuantitatif mengenai kelayakan suatu rencana investasi/proyek.
3. Analisa Resiko (Risk Analysis) adalah kajian yang menggambarkan dampak yang ditimbulkan apabila investasi/proyek tersebut dijalankan.
Subdit / Regional/
Terminal
Analisa Kebutuhan, Analisa Kelayakan dan Analisa Resiko
SAP BPC
2. Pembahasan Usulan RKAP oleh Komite Investasi Subdit terkait.
Pembahasan Usulan RKAP investasi harus sesuai dengan visi, misi, RJPP/RIP dan kewajaran penggunaan estimasi biaya dalam analisa kebutuhan.
Hasil penilaian atas usulan RKAP Investasi berupa rekomendasi, yaitu :
1. Ditampung dalam usulan RKAP investasi (disetujui)
2. Diperlukan kajian terkait analisa kelayakan (disetujui tetapi perlu dilakukan koreksi)
3. Ditunda/tidak disetujui untuk ditampung dalam Usulan RKAP investasi.
Komite Investasi
Berita Acara
3. Setelah dibahas oleh Komite Investasi, usulan RKAP investasi dipresentasikan dalam rapat dengan BOD (Board of Director) & BOC (Board of Commissioner), serta dilakukan Pra-RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) untuk menganalisa jumlah anggaran yang diberikan untuk proyek investasi. Anggaran proyek investasi akan disesuaikan kembali sesuai dengan anggaran yang disetujui dalam Pra- RUPS.
Persiapan dokumen untuk dipresentasikan ke BOD adalah sebagai berikut :
1. Komite Investasi melakukan persiapan berkas Usulan RKAP investasi.
2. Komite Investasi mempersiapkan presentasi paparan ke BOD.
BOD & BOC, RUPS
Step
No. Deskripsi Proses Peran Dokumen T-code
3. Komite Investasi mempersiapkan dokumen-dokumen penunjang usulan RKAP Investasi
4. Pembahasan usulan investasi antara Komite Investasi dengan BOD.
5. Dalam pembahasan terdapat penilaian dari BOD terhadap Usulan RKAP Investasi yang disetujui, yang disetujui tetapi ada perbaikan atau koreksi, dan yang tidak disetujui.
6. Tim investasi melakukan perbaikan/revisi usulan investasi berdasarkan arahan/pembahasan bersama BOD.
Setelah mendapat persetujuan BOD, maka dilakukan persiapan untuk persetujuan BOC (Board of Commissioner). Berikut adalah hal- hal yang harus dilakukan :
1. Pemaparan Usulan RKAP investasi kepada BOC.
2. Persetujuan usulan investasi oleh BOC.
3. Penyampaian usulan investasi yang disetujui oleh BOD dan BOC
4. RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) untuk Penetapan dan Pengesahan RKAP investasi.
4. Hasil dari pembahasan Usulan RKAP investasi (final) akan disetujui dalam RUPS dan dilakukan penetapan RKAP.
BOD & BOC, RUPS
5. Unit Solution & Development Back End melakukan transfer jumlah anggaran yang telah disetujui ke dalam fund center dalam SAP FM (Fund Management).
Subdit ICT Unit Solution &
Development Back End
SAP BPC
6. Project Planner Subdit terkait Kantor Pusat atau Terminal membuat project definition di SAP PS (Project System). Project definition yang dibuat dapat menyalin Standard WBS dan Network yang telah dibuat sebagai master data.
Project Planner Subdit/ Divisi Fungsional
CJ20N
7. Subdit Teknologi Informasi dan Komunikasi membuat standard WBS (Work Breakdown Structure) dan network sebagai master data.
Master data tersebut dapat digunakan oleh Project Planner untuk membuat project definition/operative WBS element dan Network.
Mengacu pada proses :
•
(PS-MD-02) Standard WBS dan Network8. SAP Modul FI (Finance) membuatkan master data aktiva tetap yang dapat digunakan sebagai penerima beban biaya atau settlement rule untuk dikapitalisasikan pada project definition.
Mengacu pada proses :