• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Kunci: problematic internet use, social anxiety, loneliness. Abstract

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata Kunci: problematic internet use, social anxiety, loneliness. Abstract"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PROSIDING Seminar Nasional Kesehatan “Transformasi Bidang Kesehatan di Era Industri 4.0” Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, 21 November 2019 ISBN : 978-602-5881-60-2 2. Hubungan Problematic Internet Use pada Social Anxiety dan Loneliness Ajeng Anggoro Putri

Program Studi Magister Psikologi Sains, Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya Email: ajenganggoroputri@gmail.com

Abstrak

Penggunaan internet yang berlebihan dan problematic internet use dikaitkan dengan banyak hal masalah psikososial dan kesehatan mental. Dalam banyak penelitian, PIU memiliki hubungan dengan gangguan hubungan sosial, permasalahan pada pola perilaku, isolasi sosial, depresi dan bunuh diri. Makalah ini menampilkan analisis dari beberapa tinjauan literatur. Makalah ini bertujuan untuk (1) membahas secara psikologis hubungan antara problematic internet use dengan social anxiety dan perasaan loneliness (2) upaya apa yang dapat dilakukan pada subjek yang mengalami problematic internet use, social

anxiety dan loneliness. Metodologi: Penelusuran literatur menggunakan website science

direct, google schollar dan elsevier. Hasil: ditemukan tujuh literatur yang menunjukkan

hubungan antara problematic internet use, social anxiety dan loneliness. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi problematic internet use, social anxiety dan loneliness adalah melakukan kontrol diri, konseling dengan psikolog dan pelatihan keterampilan sosial.

Kata Kunci: problematic internet use, social anxiety, loneliness Abstract

Excessive use of the internet and problematic internet use many psychosocial and mental health problems. In many studies, PIU has relations with social relationships, problems with relationship patterns, social isolation, depression and suicide. This paper show analysis from many studies. This paper aims for (1) discuss the relationship between problematic internet use with social anxiety and feelings of loneliness in psychologically (2) efforts that can be made on subjects with problematic internet use, social anxiety and loneliness. Methods: search for literature use website science direct, google schollar and elsevier. Result: found seven literatures that show the relationship between problematic internet use, social anxiety and loneliness. Efforts that can be made to reduce problematic internet use, social anxiety and loneliness are self-control, counseling with psychologists and social skills training.

(2)

Pendahuluan

Internet (interconnection networking) adalah seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar sistem global Transmission Control

Protocol/Internet Protocol Suite (TCP/IP) sebagai protokol pertukaran paket untuk

melayani miliaran pengguna di seluruh dunia. Jaringan internet terdiri dari jutaan jaringan pribadi, publik, akademik, bisnis dan pemerintahan, dari lingkup lokal hingga global yang dihubungkan oleh beragam teknologi elektronik, nirkabel dan jaringan optik. Internet membawa beragam sumber daya dan layanan informasi seperti inter-linked hypertext

documents of the world wide web (www) dan infrastruktur untuk mendukung email.

Internet juga merupakan pelopor dari revolusi industri 4.0. Dengan adanya internet beberapa teknologi pada saat ini dilakukan tanpa menggunakan tenaga manusia.

Pengguna internet di Indonesia cukup banyak, hasil survey pada tahun 2017 oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia sejumlah 143,26 juta (54,68%) jiwa penduduk Indonesia menggunakan internet dari total populasi penduduk Indonesia yang berjumlah 262 juta jiwa. Pada tahun yang sama APJII menyebutkan bahwa pengguna internet terbanyak pada usia 19-34 tahun. Pada survei ini juga disebutkan pengguna internet terbanyak tinggal di wilayah urban atau perkotaan.

Kehadiran internet memberikan kemudahan dalam berkomunikasi, mencari informasi terbaru dengan mudah dan cepat. Namun kehadiran internet juga berdampak negatif yaitu individu memilih mengabaikan teman untuk fokus mengakses internet, individu sering menunda aktivitas lain, individu cenderung masih mengedepankan aktivitas untuk mengakses internet dan lebih memilih untuk menunda aktivitas yang berhubungan dengan interaksi sosial secara langsung bersama dengan teman-teman (Hakim S et al, 2017).

Problematic internet use adalah sindrom multidimensi yang terdiri dari

gejala-gejala kognitif dan perilaku sehingga menghasilkan efek negatif pada kehidupan sosial, akademik dan profesional. Caplan (2010) mengelompokkan gejala utama PIU menjadi empat gejala utama, yaitu preference for online social interaction (POSI), mood regulation, regulasi diri yang kurang (cognitive preoccupation & compulsive internet use), dan efek negatif yang muncul akibat PIU.

Problematic internet use merupakan perilaku adiktif, keasyikan yang berlebihan

atau kurang terkontrol, adanya dorongan atau perilaku mengenai penggunaan komputer dan akses internet yang menyebabkan penurunan nilai atau kesedihan. Masalah ini lebih sering terjadi pada remaja laki-laki daripada remaja perempuan dan biasanya dikaitan dengan game online. Dalam kasus yang parah, aktivitas online dapat mengambil alih kehidupan seseorang untuk mengesampingkan kegiatan yang lain. Prevalensi PIU di kalangan remaja dan dewasa muda bervariasi antara 0,9-38% diseluruh dunia (Leung, L. 2004). Prevalensi PIU di kalangan anak muda di Eropa dilaporkan 2,5-4% (Niemz et al, 2005).

Penggunaan internet yang berlebihan dan problematic internet use dikaitkan dengan banyak hal masalah psikososial dan kesehatan mental. Dalam banyak penelitian, PIU memiliki hubungan dengan gangguan hubungan sosial, permasalahan pada pola perilaku, isolasi sosial, depresi dan bunuh diri (Kormas et al, 2011; Yen et al, 2007). Salah satu faktor yang menyebabkan problematic internet use adalah perilaku impulsif

(3)

(melakukan tindakan tanpa memikirkan konsekuansinya), agresi (sengaja melukai seseorang), alexithymia (tidak mampu mengidentifikasi dan mendeskripsikan secara verbal emosi dan perasaan yang sedang dialami) dan loneliness (kesepian) (Batigun et al, 2010; Berardis et al, 2009).

Penelitian yang dilakukan oleh Ceyhan (2008) menunjukkan bahwa problematic

internet use (PIU) lebih banyak dialami oleh siswa laki-laki daripada siswa perempuan.

Siswa laki-laki mengalami efek negatif dari internet lebih intensif dan mereka menggunakan internet lebih banyak untuk kenyamanan bersosialisasi. Alasan yang mungkin berhubungan pada hasil ini adalah bahwa laki-laki sering mengalami kesulitan dalam membangun hubungan secara intim, yang merupakan salah satu tugas perkembangan manusia, sehingga mereka lebih suka berkomunikasi melalui internet daripada bertatap muka secara langsung dan juga mereka merasa nyaman untuk mengekspresikan perasaan mereka sendiri melalui internet.

Pada penelitian Ceyhan (2008) juga ditemukan gejala-gejala dari PIU yaitu penggunaan internet secara berlebihan, depresi dan impuls control disorder yaitu kegagalan dalam menahan godaan atau dorongan atau ketidakmampuan untuk berpikir panjang. Siswa-siswa yang memiliki gejala PIU mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah, psychological well-being yang buruk dan kurang memiliki jiwa sosial.

Dalam penelitian Ozgur, et al (2014) loneliness adalah prediktor semua dimensi

problematic internet use, yaitu negative consequences of the internet, social benefit/social comfort dan excessive usage. Individu dengan kehidupan sosial yang bermasalah dapat

mengekspresikan diri mereka lebih bebas di dunia virtual, berkomunikasi lebih baik dengan orang lain dan secara bertahap menjadi individu yang lebih terisolasi dan kesepian. Koc (2011) menyatakan bahwa individu yang mencari dukungan sosial, mencoba memenuhi kebutuhan ini dengan menjelajahi internet tanpa batas. Hal inilah yang menjadi pemicu dalam masalah psikologis seperti depresi dan kesepian dan menyebabkan individu menjadi problematic internet use dan bahkan menunjukkan indikasi kecanduan pada internet.

Beberapa hal yang dapat dilihat pada individu yang menunjukkan problematic internet use (1) waktu online yang tak terdeteksi (2) kesulitan menyelesaikan pekerjaan rumah tepat waktu (3) mengisolasi diri dari keluarga dan teman-teman, menarik diri dari kegiatan sehari-hari seperti sekolah, mundur dari tim olahraga (4) hanya merasa senang saat bermain game online (5) gejala fisik seperti mata kering, sakit punggung dan leher, sakit kepala, jam tidur terganggu atau penurunana berat badan yang nyata (McLean S, 2013).

Berdasarkan penjabaran diatas, maka terdapat 2 pertanyaan penelitian (research

question) yang akan diulas pada paper ini, yaitu (1) Penelitian apa saja yang mengangkat

topik Hubungan Problematic Internet Use pada Social Anxiety dan Loneliness (2) Bagaimana upaya yang dapat dilakukan pada subjek yang mengalami problematic internet

use, social anxiety dan loneliness.

Metode

Penyusunan paper ini adalah untuk mengumpulkan dan mengevaluasi penelitian-penelitian yang berhubungan dengan pertanyaan yang diangkat untuk dibahas. Adapun

(4)

pertanyaan-pertanyaan itu adalah (1) Penelitian apa saja yang mengangkat topik Hubungan Problematic Internet Use pada Social Anxiety dan Loneliness (2) Bagaimana upaya yang dapat dilakukan pada subjek yang mengalami problematic internet use, social

anxiety dan loneliness. Teknik pengumpulan data

Penelusuran dilakukan menggunakan science direct, google schollar dan elsevier dengan kata kunci tiap variabel yang telah dipilih. Artikel yang telah ditemukan kemudian dibaca dengan cermat apakah artikel memenuhi kriteria penulis untuk dijadikan sebagai literatur. Pencarian jurnal dibatasi mulai dari tahun 2009 sampai tahun 2019 yang dapat diakses fulltext dalam format pdf. Untuk memudahkan pencarian literatur penulis menggunakan kata kunci sebagai berikut:

a. Problematic internet use b. Social anxiety

c. Loneliness

Kriteria inklusi pemilihan literatur

a. Paper yang dapat digunakan termasuk kedalam internet addiction, problematic

internet usage, anxiety disorder, feeling of loneliness, social, behavior, education, personality yang pada umumnya masuk kedalam psikologi kesehatan mental

b. Diutamakan tipe paper berupa research paper dengan menggunakan metodologi

survey dengan alat ukur

c. Berupa jurnal atau conferences

Kriteria eksklusi pemilihan literatur

a. Topik penelitian yang tidak berhubungan dengan pembahasan dan tidak mencakup pertanyaan penelitian

b. Tidak berhubungan dengan problematic internet use, social anxiety dan loneliness c. Jurnal dengan tahun terbit dibawah tahun 2009

Teknik Analisis Data

Literatur yang telah dibaca dengan cermat yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi selanjutnya akan di ekstraksi. Tujuan ekstraksi data adalah untuk konsisten dan keakuratan dari ekstraksi informasi. Adapun data yang termasuk dalam ekstraksi adalah identifikasi nama penulis, tahun publikasi, sumber, metodologi pengumpulan data, analisis data dan hasil penelitian.

(5)

Hasil dan Pembahasan

Untuk mencari literatur, penulis melakukan pencarian menggunakan kata kunci yang sudah ditentukan. Setelah dilakukan seleksi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan sejumlah 7 literatur. Berikut ini adalah literatur yang akan dianalisis:

Tabel 1. Literatur yang Terkait dengan Problematic Internet Use, Social Anxiety dan Loneliness

No Judul Penulis dan

Tahun Metode Desain dan Analisis Hasil 1 Hubungan antara Problematic Internet Use dengan Social Anxiety pada Remaja Nadya Parisa dan Tino Leonardi (2014) Analisis dilakukan dengan teknik korelasi Pearson Product Moment. Instrumen yang digunakan General problematic Internet Use scale 2 (GPIUS2) dan Social Anxiety for Adolescent

(SAS-A)

Adanya hubungan yang signifikan antara problematic

internet use dengan social anxiety pada

remaja dengan koefisien korelasi 0,316 dengan taraf signifikansi 0,001. 2 Seeking safety on the internet: Relationship between social anxiety and problematic internet use Bianca W. Lee and Lexine A. Stapinski (2012) Survey dengan alat ukur Liebowitz Social Anxiety Scale. Survey penggunaan internet dengan menentukan frekuensi dan luasnya penggunaan aplikasi online dalam rata-rata per minggu. Social anxiety dikonfirmasi secara signifikan sebagai prediktor dari problematic internet use ketika digunakan

untuk mengkontrol depresi dan

gangguan kecemasan secara umum. Social

anxiety berhubungan

dengan kontrol persepsi dan menurunkan resiko dari efek negatif ketika berkomunikasi secara online, namun tidak ada efek yang signifikan pada social

anxiety terhadap

kualitas hubungan.

3 Problematic

(6)

feelings of

loneliness Mariana Machado (2018) Loneliness Scale (Version 3) dan

The Generalized Problematic Internet Use scale-2 problematic internet use berhubungan

dengan social feeling

of loneliness and social networking.

Korelasi antara

problematic internet use dengan loneliness

pada perempuan sebesar 0,28 (p < 0,001) sedangkan pada pria sebesar 0,35 (p < 0,001)

4 Relations Among

Loneliness, Depression, Anxiety, Stress and Problematic Internet Use Jayashree Panicker & Ritika Sachdev (2014) Survey dengan UCLA Loneliness Scale, Depression, Anxiety and Stress scale (DASS-21) PIU berkorelasi secara signifikan dengan loneliness (r=0,25; p < 0,01). PIU juga berkorelasi secara signifikan dengan anxiety (r= 0,20; p < 0,05) 5 Study of The Relationship between Internet Addiction with social Anxiety and Loneliness among High School Students in Yasuj Shahbaz Mozafari, Mohamad Ali Sepahvandi, Firoozeh Ghazanfari (2018)

Alat ukur yang digunakan The

Internet Addiction test

(IAT), Loneliness

scale dan Social Anxiety Scale

Social anxiety dan loneliness

menunjukkan korelasi yang sangat tinggi dengan internet addiction (t=0,32, p< 0,01). Social loneliness (t=0,28; p<0,01), romantic loneliness (t=0,21; p<0,01) dan family loneliness (t=0,19; p < 0,01) menunjukkan korelasi yang tinggi dengan internet addiction. 6 Problematic Internet Use, loneliness and dating anxiety among young adult university students Hatice Odaci, Melek Kalkan (2010) Pearson correlation analysis. Dating anxiety scale, Loneliness scale, The Online Cognition scale

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa adanya korelasi antara problematic

internet use dengan loneliness (r=0,194, p

< 0,001),

communication anxiety (r=0,15, p <

(7)

Didapatkan 7 literatur yang terkait dengan problematic internet use, social anxiety dan loneliness. Dari 7 literatur ini metode pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan survey menggunakan instrumen atau skala yang sesuai dengan variabel penelitian. Adapaun instrumen yang digunakan yaitu Problematic Internet Usage Scale (PIUS), Social

Anxiety Scale, Loneliness Scale, Internet Adiction Test, UCLA Loneliness, Depression Anxiety and Stress Scale (DASS-21), The Generalized Problematic Internet Use scale-2.

Pada literatur pertama, sebagian besar subjek mengalami problematic internet use pada tingkat rendah dan subjek mengalami kecemasan pada tingkat sedang. Hubungan antara problematic internet use dengan social anxiety memiliki kekuatan hubungan sedang, faktor yang menyebabkan social anxiety pada remaja yaitu problematic internet use yang tidak dapat dikontrol dan faktor kepribadian, individu yang memiliki kepribadian

ekstrovert cenderung lebih banyak menghabiskan waktunya berinteraksi melalui internet

untuk tetap menjalin hubungan yang sebelumnya sudah ada.

Pada literatur kedua, social anxiety dikonfirmasi secara signifikan sebagai prediktor dari problematic internet use ketika digunakan untuk mengkontrol depresi dan gangguan kecemasan secara umum. Social anxiety berhubungan dengan kontrol persepsi dan menurunkan resiko dari efek negatif ketika berkomunikasi secara online, namun tidak ada efek yang signifikan pada social anxiety terhadap kualitas hubungan. Pada penelitian ini menunjukkan seseorang yang memiliki social anxiety yang tinggi lebih banyak melakukan komunikasi secara online dibandingkan dengan bertatap muka secara langsung.

Pada literatur ketiga, PIU lebih banyak berkorelasi dengan loneliness, fungsi keluarga yang buruk dan kurangnya waktu bersama keluarga. Selain itu, perempuan dengan PIU yang tinggi kurang suka berkomitmen pada sebuah hubungan. Begitu juga dengan laki-laki yang memiliki PIU yang tinggi, kemungkinan kurang suka memiliki waktu bersama pasangan dan kurang suka besosialisasi dengan teman-teman.

Pada literatur keempat menunjukkan korelasi antara PIU dengan loneliness dan PIU dengan anxiety. Penelitian menyatakan bahwa semakin siswa tersebut kecanduan internet maka tingkat stres dan kesemasannya juga semakin tinggi. Pada penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan antara PIU dengan prokastinasi (sikap suka menunda-nunda pekerjaan), hal ini menunjukkan bahwa beberapa orang menggunakan internet untuk mengurangi stres.

7 Investigation of Problematic Internet Usage of University Students With Psychosocial Levels at Different Levels Mehmet Eroglu, Mustafa Pamuk, Kiibra Pamuk (2013) Problematic Internet Usage Scale (PIUS), UCLA Loneliness Scale, Shyness Scale. Analisis dengan correlation test, t test dan One way

ANOVA Penelitian ini menunjukkan hasil korelasi antara problematic internet usage dengan loneliness (r=0,35) dan shyness (perasaan malu) dengan nilai r = 0,31

(8)

Pada literatur kelima menunjukkan hasil, social anxiety dan loneliness yang tinggi dilaporkan juga memiliki internet addiction yang tinggi. Satu alasan dari social anxiety adalah kurangnya keterampilan komunikasi dalam menjalin hubungan yang intim. Orang-orang yang mengalami social anxiety sebenarnya sangat membutuhkan hubungan yang aman dan tetap, namun karna mereka memiliki ketakutan yang berlebihan pada penilaian negatif tentang diri mereka, oleh karena itu mereka bersembunyi dalam kesepian dan mencoba menutupi kekurangan mereka dan mencari kedamaian melalui ruang virtual (internet).

Literatur keenam mengungkapkan bahwa individu yang menggunakan internet selama lebih dari 5 jam per hari menunjukkan tingkat problematic internet use yang tinggi daripada mereka yang menggunakan internet untuk 1-5 jam atau kurang dari 1 jam per hari. Pada penelitian ini menunjukkan problematic internet use berhubungan dengan

loneliness. Loneliness terjadi karena mengalami kegagalan dalam membangun hubungan

yang dekat dan bermakna dengan orang-orang sekitar.

Literatur ketujuh, adanya hubungan antara loneliness dan problematic internet use dikarenakan internet merupakan wadah yang menerima semua kondisi individu tanpa syarat apapun. Menghabiskan waktu di internet juga mengurangi tatap muka dengan seseorang. Situasi seperti ini yang menyebabkan interaksi sosial menjadi rendah dan mengalami kesepian.

Dari ketujuah literatur yang telah diuraikan diatas, disimpulkan bahwa penyebab munculnya problematic internet use adalah kondisi social anxiety dan feeling of loneliness. Orang yang mengalami social anxiety memiliki ketakutan yang berlebihan dalam penilaian negatif tentang diri mereka dan juga mereka kurang memiliki kemampuan dalam berkomunikasi. Social anxiety disorder (SAD), juga disebut sebagai fobia sosial, ditandai oleh rasa takut yang terus-menerus dan penghindaran situasi sosial karena ketakutan akan evaluasi dari orang lain. SAD bisa sangat menyusahkan dan dapat mengganggu aktivitas sekolah, pekerjaan dan kehidupan sosial karena penderita menghindari situasi sosial. Meskipun banyak orang dengan SAD melaporkan bahwa tingkat kecemasan mereka bervariasi tergantung dengan jenis kelamin orang-orang yang berinteraksi dengan mereka dan hasil pengamatan menunjukkan bahwa pasien laki-laki lebih banyak pada pengobatan untuk SAD dibandingkan dengan gangguan kecemasan lainnya (Schneier et al, 2015).

Individu diciptakan untuk melakukan interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan kebutuhan dalam kehidupan bermasyarakat yang dapat berpengaruh terhadap kelompok masyarakat tempat seorang individu hidup dengan lingkungan sekitarnya. Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai dari interaksi sosial, yaitu:

a. Terciptanya hubungan yang harmonis

b. Tercapainya tujuan hubungan dan kepentingan

c. Sarana dalam mewujudkan keteraturan hidup (kehidupan sosial masyarakat)

Menurut Soekanto, interaksi sosial sangat berguna untuk menelaah dan mempelajari banyak masalah dalam masyarakat. Sebagai contoh di Indonesia, dapat dibahas bentuk-bentuk interaksi sosial yang berlangsung antara berbagai suku bangsa, golongan, yang disebut mayoritas dan minoritas, antara golongan terpelajar dengan golongan agama, dan seterusnya. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan

(9)

sosial karena tanpa interaksi sosial tidak akan mungkin ada kehidupan bersama (Psikologi Sosial, 2015).

Orang yang memiliki feeling of loneliness akan menghabiskan waktu di internet karena internet merupakan wadah yang menerima semua kondisi individu tanpa syarat apapun dan di internet kita bisa melakukan hal apapun. Loneliness adalah situasi yang dialami oleh individu sebagai situasi di mana ada kekurangan (kualitas) hubungan tertentu yang tidak menyenangkan atau tidak dapat diterima. Ini termasuk situasi, di mana jumlah hubungan yang ada lebih kecil dari yang diinginkan atau yang dapat diterima, serta situasi di mana keintiman yang diinginkannya belum terwujud (Gierveld, 1987)

Perlman dan Peplau (1998) juga membagi kesepian menjadi dua tipe, yakni: (1) Kesepian emosional, merupakan jenis kesepian yang terjadi ketika seseorang tidak memiliki figur attachment yang intim, seperti yang mungkin diberikan oleh orang tua kepada anak-anak mereka atau orang dewasa dengan pasangannya atau teman dekat, (2) Kesepian sosial ialah merupakan jenis kesepian yang terjadi ketika seseorang tidak memiliki rasa integrasi sosial atau keterlibatan masyarakat yang mungkin disediakan oleh jaringan teman-teman, tetangga, atau rekan kerja. Loneliness yang menyebabkan

problematic internet use merupakan kesepian sosial karena individu yang mengalami

kegagalan dalam menjalin hubungan antar individu yang lain dan juga kurang menyukai bersosialisasi.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk coping loneliness yaitu berpartisipasi secara sosial atau membangun dan meningkatkan hubungan. Beberapa penelitian melaporkan intervensi terhadap loneliness misalnya membentuk kelompok kecil orang-orang yang kesepian/loneliness. Intervensi ini dibuat untuk mempengaruhi adanya harapan untuk menjadi lebih baik pada individu tersebut, untuk meningkatkan hubungan dengan orang lain atau untuk mengatur perilaku apa yang harus dilakukan agar keluar dari kondisi kesepian/loneliness, memberikan pelatihan dan feedback. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjek yang diberikan intervensi menjadi lebih baik pada kontak sosial dan pada kondisi kesepiannya. Jadi, loneliness bisa disembuhkan, loneliness bukan suatu kondisi kehidupan yang ireversibel (Gierveld, 1998).

Ketergantungan internet adalah keadaan dimana individu sulit untuk mengendalikan dirinya sendiri. Stase-stase seperti menghabiskan waktu yang lama untuk online dan merasa tidak nyaman di lingkungan tanpa akses internet adalah gejala yang dapat dikurangi atau dihilangkan dengan meningkatkan kontrol internal individu. Kontrol internal dapat ditingkatkan dengan dukungan psikologis. Konseling psikologis harus dilakukan untuk meningkatkan kontrol internal agar individu dapat membatasi penggunaan internet. Bantuan konseling psikologis dan pelatihan peningkatan keterampilan akan membantu individu untuk membangun komunikasi yang sehat dan hubungan antarpribadi. Dengan meningkatkan keterampilan ini maka akan membantu meningkatkan jumlah dan kualitas hubungan tatap muka dan membantu mengurangi hubungan secara virtual (online). Untuk meningkatkan hubungan interpersonal dan mengurangi problematic internet use dapat dilakukan pelatihan persahabatan, pelatihan

(10)

keterampilan hubungan antar manusia dan pelatihan keterampilan sosial (Odaci & Kalkan, 2010).

Memberikan edukasi mengenai keterampilan sosial mungkin dapat efektif dalam mengurangi feeling of loneliness dan shyness (perasaan malu), secara tidak langsung program ini juga dapat mengurangi dan mencegah problematic internet use (eroglu et al, 2013).

Problematic internet use pada anak-anak, sebaiknya orang memiliki andil dalam

penggunaan internet anak mereka. Orang tua diharapkan bisa membatasi penggunaan internet anak mereka ketika dirumah. Misalnya dengan memberlakukan jam malam untuk tidak mengakses internet, sehingga dari situ penggunaan internet pada anak dapat berkurang. Orang tua juga diharapkan lebih peduli terhadap anak apabila anak sudah mulai berubah seperti selalu menggunakan telepon genggam. Emosi anak yang tidak stabil apabila tidak mengakses internet, dari situ orang tua dapat mengambil tindakan terkait penggunaan internet pada anak (Parisa & Leonardi, 2014).

Kesimpulan dan Saran

Penyebab individu mengalami problematic internet use adalah karena individu mengalami loneliness dan social anxiety. Kondisi ini yang menyebabkan individu tersebut lebih menyukai dunia virtual (internet) dibanding dengan dunia nyata. Internet merupakan wadah yang dapat menerima semua kondisi individu oleh karena itu individu yang mengalami dua kondisi ini lebih senang menghabiskan waktunya di internet.

Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi problematic internet use, social

anxiety dan loneliness yaitu (1) melakukan kontrol dari dalam diri sendiri untuk

membatasi penggunaan internet (2) pelatihan mengenai komunikasi yang sehat dan hubungan antar pribadi (3) memberikan edukasi mengenai keterampilan sosial mungkin dapat efektif dalam mengurangi feeling of loneliness dan shyness (perasaan malu).

Saran yang dapat diberikan pada literature review ini yaitu (1) meneliti lebih lanjut mengenai penyebab problematic internet use terutama pada anak-anak (2) meneliti lebih lanjut mengenai hubungan antara pola asuh anak terhadap problematic internet use,

social anxiety dan loneliness

Daftar Pustaka

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. Penetrasi & Perilaku Pengguna Internet Indonesia. 2017. Available from https://www.teknopreneur.com

Bambang SA. Psikologi Sosial. CV. Pustaka Setia: Bandung; 2015

Caplan ES. Relations Among Loneliness, Social Anxiety and Problematic Internet Use. Cyber Psychology & Behavior Volume 10, Number 2, 2007 [Internet]. 2007. Available from

Caplan ES. Theory and Measurement of Generalized Problematic Internet Use: A Two-Step Approach. Computers in Human Behavior Volume 26 (2010) p 1089-1097 [Internet]. 2010. Available from http://www.elsevier.com/locate/comphumbeh

(11)

Ceyhan AA. Predictors of Problematic Internet Use on Turkish University Students. Cyber Psychology & Behavior Volume 11, Number 3, 2008 [Internet]. Available from http://www.researchgate.net

Costa Miguel, Patrao et al. Problematic Internet Use and Feelings of Loneliness. International Journal of Psychiatry in Clinical Practice [Internet]. 2018. Available from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/30570343

Eroglu Mehmet, Pamuk et al. Investigation of Problematic Internet Usage of University students With Psychosocial Levels at Different Levels. Procedia-Social and Behavioral Sciences 103 (2013) 551-557 [Internet]. 2013. Available from https://www.sciencedirect.com

Gierveld JJ. A Review of Loneliness: Concept and Definitions, Determinants and Consequences. Review In Clinical Gerontology Volume 8, Issue 1 February 1998; 73-80 [Internet]. Available from http://www.cambridge.org

Hakim SN, Raj AA. Dampak Kecanduan Internet (Internet Addiction) pada Remaja. Prosiding Temu Ilmiah Nasional X Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia. Volume 1, 2017 [Internet]. 2017. Available from http://jurnal.unissula.ac.id

Lee W Bianca, Stapinski AL. Seeking Safety on The Internet: Relationship Between social Anxiety and Problematic Internet Use. Journal of Anxiety Disorders 26 (2012) 197-205 [Internet]. 2012. Available from http://www.sciencedirect.com

McLean Susan. Problematic Internet Use. Department of Education and Training [Internet]. 2013. Available from http://education.vic.gov.au

Mozafari S, Sepahvandi AM et al. Study of The Relationship between Internet Addiction with Social Anxiety and Loneliness among High School Students in Yasuj. Journal of Advanced Pharmacy Education & Research (2018) [Internet]. 2018. Available from http://www.japer.in

Odaci Hatice, Kalkan M. Problematic Internet Use, Loneliness and Dating Anxiety Among Young Adult University Students. Computers & Education 55 (2010) 1091-1097 [Internet]. 2010. Available from https://www.elsevier.com/locate/compedu

Panicker J, Sachdev R. Relations Among Loneliness Depression Anxiety Stress and Problematic Internet Use. International Journal of Research In Applied, Natural and Social Sciences (IMPACT: IJRANSS) Vol 2 Issue 9 September 2014, 1-10 [Internet]. 2014. Available from http://www.impactjournals.us

Parisa N, Leonardi T. Hubungan antara Problematic Internet Use dengan Social Anxiety pada Remaja. Jurnal Psikologi Kepribadian dan Social Vol 03 No. 1 April 2014 [Internet]. 2014. Available from http://journal.unair.ac.id

Perlman D & Peplau AL. Loneliness. A Sourcebook of Current Theory Research and Therapy 1982 Chapter 8 [Internet]. Available from http://researchgate.net/publication/284634633

Schneier F & Goldmark J. Social Anxiety Disorder. Springer International Publishing

Switzerland 2015 [Internet]. Available from

Gambar

Tabel 1. Literatur yang Terkait dengan Problematic Internet Use, Social Anxiety dan  Loneliness

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan literasi informasi digital adalah ketertarikan, sikap dan kemampuan individu dalam menggunakan teknologi digital dan alat komunikasi untuk mengakses,

Penilaian diri mahasiswa pada menjahit rok berfuring dilakukan sesuai langkah-langkah yang telah ditentukan, yaitu: (1) menyiapkan perangkat penilaian yang sudah

Dari hasil survey lapangan yang telah dilakukan, maka didapatlah sebuah kesimpuan bahwa pada saat ini informasi yang sangat dibutuhkan oleh mahasiswa adalah tentang jadwal

Akan tetapi hasil penelitian yang berbeda (pada pengujian hipotesis 7) menunjukkan bahwa secara tidak langsung pengembangan (X2) dapat berpengaruh signifikan

Dari hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa jumlah pohon berpengaruh positif di mana nilai t hitung -4,305 dengan signifikasi 0,000 lebih kecil dari taraf

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap naskah kuna BAS dengan menggunakan pendekatan intertekstualitas menunjukkan keterkaitan teks yang sangat kental dengan teks hipogram

Siswa menyimak informasi dan peragaan materi tentang cara keterampilan gerak permainan bola voli (Passing bawah, passing atas, servis, smesh dan block) serta pengertian

Indikator self-efficacy berpikir krtiis yang muncul pada S, dan AE adalah merasa berminat, merasa optimis, merasa yakin, dapat meningkatkan upaya, memiliki