• Tidak ada hasil yang ditemukan

Protozoa I M A Y U D H A P E R W I R A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Protozoa I M A Y U D H A P E R W I R A"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

I M A Y U D H A P E R W I R A

(2)

Karakteristik Protozoa

Protozoa: proto (Yunani) artinya ‘pertama’

dikombinasikan dengan zoa (Yunani) artinya

‘hewan’ , jadi protozoa adalah nama untuk hewan-hewan yang paling primitive.

 Anggota protozoa terdiri atas makhluk hidup

eukariotik sederhana yang memiliki ciri-ciri hewan. Misalnya, mampu bergerak berpindah tempat dan mencerna makanan.

 Cara bergeraknya ada yang menggunakan : flagela,

silia, atau pseudopodia, bahkan ada yang tidak memiliki alat gerak.

(3)

 Merupakan filum hewan bersel satu yang dapat

melakukan reproduksi seksual (generatif) maupun aseksual (vegetatif).

 Dahulu, para ilmuwan menganggap protozoa sebagai

hewan yang pertama kali terbentuk di permukaan bumi. Namun, dalam perkembangannya ternyata anggapan tersebut sudah tidak tepat. Meskipun demikian, penggunaan istilah protozoa masih dipertahankan untuk suatu pengetahuan.

Protozoa merupakan hewan bersel tunggal, dan

(4)

Morfologi Protozaoa

 Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu

sendiri dengan menggunakan organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan

mitokondria.

Protozoa tidak mempunyai dinding sel.

Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai dengan fleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran sel.

Protozoa tersusun oleh membran sel yang tipis,

elastis, permeable, yang tersusun dari bahan

lipoprotein, sehingga bentuknya mudah

(5)

 Pada sebagian besar spesies, membran itu telah

dilapisi oleh lapisan lain (dari zat kapur) ,

sehingga terbentuk kulit atau pelliculus yang tegar, sehingga protozoa yang bersangkutan memiliki

(6)

 Beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera

mempunyai kerangka luar sangat keras yang tersusun dari Si dan Ca.

 Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat

mengikat partikel mineral untuk membentuk

kerangka luar yang keras.

Radiolarian dan Heliozoan dapat menghasilkan

skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering ditemukan dalam bentuk fosil.

(7)
(8)

Sitoplasma protozoa sebagian besar tidak

berwarna, tetapi beberapa spesies kecil, misalnya

Stentor coeruleus berwarna biru,dan Blepharia laterilia berwarna merah atau merah muda.

 Sitoplasma terdiri atas dua bagian, yaitu ektoplasma

(bagian pinggiran) dan endoplasma (bagian sentral yang lebih padat dan bergranula).

(9)

Stentor coeruleus

Arcella vulgaris

(10)

 Nukleus protozoa umumnya hanya sebuah, tetapi

ada juga yang lebih, misalnya Arcella vulgaris atau Opalina ranarum.

 Struktur nukleus pada prinsipnya ada yang vasikular

dan granular.

 Pada nukleus vasikuler, kromatin terkonsentrasi

dalam sebuah massa atau butir (Arcella), sedang yang granular berkhromatin tersebar secara merata dalm butir melalui seluruh nukleus (Amoeba).

(11)

 Vakuola yang terdapat pada protozoa dapat

dibedakan atas vakuola kontraktil, vakuola

makanan, dan vakuola stationeri.

Vakuola stationeri mengandung cairan yang

terdapat dalam tubuh protozoa. Vakuola makanan dan vakuola kontraktil terdapat pada protozoa air tawar, tetapi tidak terdapat pada sebagian besar

protozoa yang hidup parasit dan hidup di dalam air laut.

Fungsi vakuola kontraktil selain sebagai alat

ekskresi juga berfungsi sebagai pengatur tekanan osmosis tubuh.

(12)

Mitokondria terdapat pada protozoa pada bagian

yang melakukan pernafasan secara aerobik.

 Pada sebagian besar mitokondria mempunyai

tubulus pada bagian dalamnya.

 Mitokondria erat hubungannya dengan

penggunaan energi untuk alat gerak, dan vakuola

(13)

 Protozoa merupakan sel tunggal, yang dapat bergerak

secara khas menggunakan pseudopodia (kaki palsu), flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak aktif.

Berdasarkan alat gerak yang dipunyai dan

mekanisme gerakan inilah protozoa dikelompokkan ke dalam 4 kelas.

 Protozoa yang bergerak secara amoeboid dikelompokkan

ke dalam Sarcodina, yang bergerak dengan flagela dimasukkan ke dalam Mastigophora (Flagellata), yang bergerak dengan silia dikelompokkan ke dalam

Cilliaphora (Cilliata), dan yang tidak dapat bergerak

serat merupakan parasit hewan maupun manusia dikelompokkan ke dalam Sporozoa.

(14)

Kegiatan Makan Protozoa

 Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan

memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel

organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis.

 Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi

melalui membran, dapat masuk sel secara pinositosis.

Pinositosis ("peminuman seluler") merupakan salah

satu jenis endositosis di mana sel "meneguk" tetesan fluida ekstraseluler dalam vesikula kecil.

 Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran

sel, saat saluran penuh kemudian masuk ke dalam membrane yang berikatan denga vakuola.

 Vakuola kecil terbentuk, kemudian dibawa ke bagian

dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke sitoplasma.

(15)

 Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara

Fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid dan

anggota lain dari kelompok Sarcodina.

 Partikel dikelilingi oleh bagian membran sel yang

fleksibel untuk ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar (vakuola makanan).

 Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami

pengasaman.

 Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola

makanan tersebut untuk mencernakan makanan, kemudian vakuola membesar kembali.

(16)

 Hasil pencernaan makanan didispersikan ke dalam

sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan dari sel.

 Cara inilah yang digunakan protozoa untuk

(17)

Reproduksi Vegetatif

Protozoa dapat mereproduksi secara Vegetatif

dengan pembelahan biner. Beberapa protozoa bereproduksi secara seksual, beberapa aseksual, sementara beberapa menggunakan kombinasi.

 Perkembangbiakan Rhizopoda yang biasa dilakukan

adalah dengan pembelahan biner.

 Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan

pembelahan secara setiap 15 menit. Peristiwa ini

dimulai dengan pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi dua.

(18)
(19)

 Kemudian diikuti dengan pembelahan

sitoplasmanya, menjadi dua yang masing- masing menyelubungi inti selnya.

 Selanjutnya bagian tengah sitoplasma menggenting

diikuti dengan pemisahan sitoplasma.

 Akhirnya setelah sitoplasma telah benar-benar

terpisah, maka terbentuknya dua sel baru yang masing=masing mempunyai inti baru dan

(20)

Reproduksi Generatif

Reproduksi generatif pada Cilliata dilakukan dengan

Konjugasi yaitu dengan cara penggabungan atau

penyatuan fisik sementara antara dua individu kemudian terjadi pertukaran nukleus. Dengan demikian, akan terjadi perpaduan sifat yang dibawa oleh kedua individu tersebut dan menghasilkan satu individu baru.

(21)

 Dua Paramaecium saling mendekat dan menempel

pada bagian mulut sel untuk kawin, lalu terbentuk tabung konjugasi.

 Mikronukleus masing-masing individu bermeosis 2

kali, lalu menghasilkan 4 mikronukleus haploid pada asing-masing individu.

 Tiga mikronukleus melebur/hilang dan satu

mikronukleus akan membelah secara mitosis menjadi dua mikronukleus.

 Pasangan tersebut kemudian mempertukarkan satu

(22)

 Mikronukleus yang sudah dipertukarkan akan melebur

dengan makronukleus, terjadilah singami. Terbentuklah zigot nucleus yang diploid. Kemudian pasangan

Paramaecium memisah.

 Zigot nucleus masing-masing membelah secara mitosis

sebanyak 3 kali berturut turut sehingga terbentuk 8 mikronukleus yang identic pada asing-masing

paramaecium.

 Selanjutnya masing-masing makronukleus yang asli

hancur. (kenapa hancur?karena yang berperan dalam proses konjugasi hanya mikronukleus, sedangkan

(23)

 Empat mikronukleus akan hilang sehingga tersisa

akan tersisa empat mikronukleus.

 Tiga mikronukleus akan bergabung menjadi satu

mikronukleus dan satu mikronukleus lainnya akan tetap menjadi mikronukleus.

(24)

Pergiliran Fase Aseksual dan Seksual

Sporozoa melakukan reproduksi secara vegetatif

(aseksual) dan generatif (seksual). Sporozoa

memiliki pergiliran antara fase seksual dan aseksualnya.

 Reproduksi vegetatif dilakukan dengan pembentukan

spora. Reproduksi generatif dilakukan dengan

pembentukan gamet dan dilanjutkan dengan penyatuan gamet jantan dan betina.

(25)

Klasifikasi Protozoa

Kelas Rhizopoda, ciri khusus hewan ini adalah alat

geraknya yang berupa kaki semu (pseudopodium).

 Struktur tubuhnya terdiri dari protoplasma yang

dibatasi oleh membran.

 Kaki semu merupakan penjuluran protoplasma sel.  Proses penjuluran plasma ini berlangsung sedemikian

rupa , mula- mula bagian protoplasma yaitu endoplasma yang kental (plasmogel) mencair sementara menjadi

plasmosol, sehingga mudah bergerak membentuk

penjuluran.kemudian jika plasmosol mengental , maka penjuluran tertarik kembali.

(26)

 Kaki semu pada Rhizopoda ada dua tipe yaitu: Tipe

lobodia dan Tipe filopodia.

 Tipe lobodia berbentuk agak lebar dengan ujung

penjuluran berbentuk tabung. Protoplasma tersusun atas ektoplasma dan endoplasma.

 Berbeda dengan tipe lobodia, tipe filopodia memiliki

ujung penjuluran yang meruncing dan biasanya bercabang, protoplasma-nya tersusun atas

(27)

 Kelas Rhizopoda terbagi menjadi beberapa

kelompok: Amoeba, Foraminifera, Radiolaria, dan Haliozoa.

Amoeba ada yang dibungkus cangkang atau tanpa

selubung cangkang (telanjang).

 Amoeba telanjang dari genus Amoeba dan Pelomyxa,

bentuknya asimetris dan bentuk ini selalu berubah, Sebaliknya amoeba bercangkang memperlihatkan simetris bagian luarnya (cangkangnya).

(28)

 Pseudopodia ada yang tipe lobopodia (pada amoeba

telanjang) atau tipe filopodia (pada amoeba bercangkang).

 Pada lobofodia, penjuluran lebih besar dan

mengandung ekto dan endoplasma, sedang pada filopodia lebih kecil dan hanya tersusun dari

ektoplasma.

 Cangkang berasal dari sekresi sitoplasma berupa

(29)

 Protoplasma terdiri dari beberapa lapisan yaitu :

Plasmolemma (lapisan luar sebagai membran sel), Ektoplasma (Lapisan protoplasma yang berwarna

bening), dan Endoplasma (Protoplasma yang berbutir).

 Di dalam endoplasma ini terdapat: Nukleus yang

berfungsi untuk mengatur kegiatan sel; Vakuola

berdenyut, berfungsi untuk mengatur kadar air dalam tubuhnya, berarti menjaga tekanan osmosis sel agar konstan (osmoregulator); Vakuola makanan, berfungsi untuk mencernakan makanan, karena mengeluarkan

enzim. Sari makanan diserap protoplasma, sisa makanan dibuang.

(30)

Foraminifera, Pseudopodianya seperti benang,

bercabang dan saling bersambungan disebut reticulopodia.

 Foraminifera mensekresikan bahan cangkang yang

komposisinya terutama kalsium karbonat plus

sedikit bahan organik seperti silikat dan magnesium sulfat.

 Bentuk cangkang berbeda dengan pada amoeba

bentuk bisa unicolar (cangkang beruang satu) atau multicolar (cangkang beruang dua).

(31)

 Karena penambahan ruang mengikuti pola simetris

maka cangkang multicolar mempunyai bentuk yang jelas ada yang berbentuk garis lurus, atau seperti

dompol bawang, atau mungkin bentuk spiral seperti pada siput.

 Sebagian besar Foraminifera adalah benthos

(melekat pada dasar lautan ), tetapi ada juga yang sebagai plankton seperti Globigerina.

(32)
(33)

Radiolaria, merupakan protozoa yang paling

cantik. Seluruhnya hidup di laut dan terutama sebagai plankton.

 Ukurannya cukup besar dengan diameter mulai dari

beberapa milimeter sampai beberapa centimeter.

 Tubuh radiolaria bentuknya bulat dan terbagi

menjadi bagian luar dan bagian dalam. Bagian

dalam yang mengandung satu sampai beberapa inti terbungkus oleh kapsul sentral dari bahan kitin yang berlubang-lubang yang memungkinkan sitoplasma bagian dalam berhubungan dengan sitoplasma

(34)

 Pseudopodia bertipe filopodia, reticulapodia, atau

axopodia, yang tumbuh dari sentral kapsul.

 Rangka hampir selalu terdapat pada radiolaria,

biasanya mengandung silika.

 Susunan rangka ada dua tipe. Tipe yang pertama tipe

radial, tersusun dalam bentuk seperti duri atau

jarum yang mencuat ke atas. Tipe kedua berupa kisi-kisi berbentuk bola.

(35)

Helizoa, dikenal dengan binatang matahari.

 Pseudopodia lurus seperti jarum disebut axopodia,

muncul dari permukaan tubuh.

 Setiap axopodia mengandung benang axial sentral

yang tertutup oleh ektoplasma yang bergranular.

 Tubuh heliozoa terbagi atas dua bagian: bagian luar

(korteks sering berupa vakuola besar), dan bagian dalam atau medula berisi protoplasma dengan satu sampai beberapa nukleus, dan bonggol-bonggol

(36)

 Walaupun tidak bercangkang, heliozoa bisa saja

mengandung pasir atau diatome atau silika.

 Komponen rangka ini menempel pada bagian luar

(37)

Kelas Mastigophora (Flagellata), Superklas

Mastighopora mencakup protozoa yang

menggunakan flagela (bulu cambuk) sebagai alat gerak dewasa (mastik = cambuk) dan dianggap sebagai protozoa yang paling sederhana.

 Alat geraknya berupa flagel (bulu cambuk).  Bergerak dengan flagel (bulu cambuk) yang

digunakan juga sebagai alat indera dan alat bantu untuk menangkap makanan.

(38)

 Di lihat dari bentuknya , flagellata terbagi menjadi 2:

Fitoflagellata dan Zooflagellata.

 Fitoflagellata (berbentuk seperti tumbuhan ) yang

mengandung klorofil dan bersifat fotosintetik. Contoh : Euglena.

 Zooflagellata (berbentuk seperti hewan) yang tidak

mempunyai klorofil dan bersifat heterotrof. Contoh : Trypanosoma.

(39)

Kelas Cilliata, Cilliophora hanya memiliki satu

Kelas Cilliatea.

 Jenisnya terbesar dari semua Kelas Protozoa.  Semua anggotanya memiliki bulu getar( silia)

sebagai alat gerak atau untuk menangkap makanan, dan sebagian besar memiliki mulut atau sitostome.

 Satu ciri Cilliophora adalah memiliki dua inti ;

Makronukleus (vegetatif) adn Mikronukleus (generatif).

 Kebanyakan ciliata berbentuk simetris kecuali ciliate

(40)

 Tubuhnya diperkuat oleh perikel, yaitu lapisan luar

yang disusun oleh sitoplasma padat.

 Tubuhnya diselimuti oleh silia , yang menyelubungi

seluruh tubuh utama disebut silia somatik.

 Ciliata tidak mempunyai struktur khusus pertukaran

udara dan sekresi nutrisi dan cara makan.

 Ciliata memiliki mulut atau sitosom yang terbuka

menjadi saluran pendek.

(41)

Kelas Sporozoa, menyerupai spora yang infektif.  Tidak memiliki alat gerak khusus, tapi bersifat

parasit.

 Zigot mampu bereproduksi membentuk spora.

 Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga

Skizogoni dan secara generatif (seksual) disebut Sporogoni.

Referensi

Dokumen terkait

Swasembada dan swasembada berkelanjutan padi, jagung dan kedelai (2) Peningkatan diversifikasi pangan, (3) Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor, dan (4)

Fakta bahwa kawin campur beda agama sering terjadi di masyarakat kita, khususnya di sini di Paroki St. Paulus Palu dan merupakan pilihan konkret yang

M PR PR (-) (-) yang yang ter ter masuk masuk tulangan pelat tulangan pelat didala didalam lebar e m lebar e ffek ffek tip balok , tip balok , akan hasilnya akan hasilnya yang

Uraian Desain industri ini dibuat dalam bahasa Indonesia pada kertas ukuran siandar A4 - 80 gram dan harus nempunyai kesatuan dengan gambar atau foto dari desain

Upaya menjawab permasalahan yang dihadapi oleh umat Islam telah dilakukan, baik yang dilakukan secara individu maupun yang dilakukan secara kolektif atau melalui

Perbedaan ini karena pemberian perlakuan F10 yang terdiri dari kombinasi (kotoran ayam 3 kg, air kelapa 300 ml, dedak 300 g, MOL 300 ml) memberikan respon

Keikutsertaan ibu di kelas ibu hamil tidak berpengaruh secara signifikan terhadap praktik Inisiasi Menyusu Dini, akan tetapi dengan ikut serta dalam program kelas ibu

Adanya penanaman hal itu, seseorang dapat mencapai lebih banyak wawasan dengan memilih analisis psikologis dari tujuan ke dalam pencapaian kemampuan intelektual