Kalimantan Tengah
Jembatan Kahayan
Jembatan Kahayan adalah jembatan yang mem-belah Sungai Kahayan di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Indonesia. Jembatan ini memi-liki panjang 640 meter dan lebar 9 meter, terdiri atas 12 bentang dengan bentang khusus sepan-jang 150 meter pada alur pelayaran sungai.
Ibu Kota : Palangkaraya Luas Wilayah : 153.565 km2 Jumlah Penduduk : 2,21juta Kepadatan Penduduk : 16 jiwa/km2 PDRB/Kapita2) : Rp 9,6 juta IPM : 67,77 Angka Pengangguran3) : 3,24% Koefisien Gini4) : 0,350 83.168
IKM
241.666 962.954 57,5% 37,1% 40,8% 42,4% 0,15126,4%
24,1%
15,0%
7,8%
0,8%
0,24495,4%
88,6%
83,8%
71,9%
36,2%
34,5%
Profil Kemiskinan Multidimensi
Jumlah Rumah Tangga Miskin : 324.834 Jumlah Penduduk Miskin : 1.258.508
Angka Kemiskinan : 50,4%
Keparahan Kemiskinan : 42,01% Indeks Kemiskinan Multidimensi : 0,212
295.554
Profil Kalimantan Tengah
2014
Karakter Kemiskinan Perbandingan Kemiskinan Multidimensi
Desa
Kota
Keterangan Simbol Kemiskinan Multidimensi
Persentase Penduduk Miskin Keparahan Kemiskinan Multidimensi Penduduk Miskin Kota Indeks Kemiskinan Multidimensi
IKM
RT Miskin Keterangan1) Semua perhitungan kecuali pada jumlah penduduk miskin IKM menggunakan standar rumah tangga 2)PDRB/kapita tanpa Migas
3)Data Agustus 2014 4)Data 2013
BARITO TIMUR BARITO SELATAN GUNUNG MAS MURUNG RAYA BARITO UTARA SUKAMARA KOTAWARINGIN BARAT LAMANDAU SERUYAN KOTAWARINGIN TIMUR PULANG PISAU KOTA PALANGKARAYA KAPUAS KATINGAN 27 64 69 19 16 6 7 27 22 21 15 12 15 21Keterangan Simbol Karakteristik Akses
air bersih
Partisipasi
Sekolah MelekHuruf
Pembantu Kelahiran Bahan Ba-kar untuk Memasak Sumber
Penerangan Kondisi Atap Lantai Dinding Kepemilikan Aset Rumah Gizi Seimbang Anak Balita Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Sanitasi
Peta Kemiskinan Multidimensi
Provinsi Kalimantan Tengah
2013
>50 40-50 30-40 20-30 <20 n.a.
Keterangan RT Miskin (%) Jumlah RT Miskin (dalam ribu)
Profil Kemiskinan Multidimensi
Selama periode 2012-2014 Indeks Kemiskinan Multidimensi di Provinsi Kalim-antan Tengah mengalami kelambanan pe-nurunan. Pada 2012 indeks ini turun 0,022 persen dan pada tahun berikutnya hanya turun 0,007 persen atau hampir tiga kali lipat lebih rendah dari tahun sebelumnya, seperti terlihat pada Tabel 1.
Lambannya penurunan Indeks Kemiskinan Multidimensi di provinsi yang beribu kota di Palangkaraya ini terutama dipengaruhi oleh keparahan kemiskinan multidimensi. Pada kurun waktu yang sama keparahan kemi-skinannya mengalami fluktuasi. Pada 2013 keparahan kemiskinan multidimensi di Kali-mantan Tengah menurun, tetapi pada tahun berikutnya kembali meningkat, meskipun masih lebih rendah dari tahun 2012. Artinya tingkat keparahan kemiskinan multidimensi meningkat atau makin bertambahnya mas-yarakat Kalimantan Tengah yang terdep-rivasi pada tahun 2014.
Selain keparahan kemiskinan, lambann-ya penurunan Indeks Kemiskinan Multidimen-si juga dipengaruhi oleh jumlah penduduk miskin dan angka kemiskinan multidimensi. Meskipun secara agregat parameter indeks kemiskinan ini turun, tetapi di daerah perko-taan justru meningkat. Pada 2013 jumlah penduduk miskin dan angka kemiskinan di perkotaan meningkat, dan kembali turun pada 2014. Namun, jumlah penduduk miskin perkotaannya masih lebih tinggi dibanding-kan dengan dua tahun sebelumnya.
Angka Kemiskinan Multidimensi
Selama kurun waktu 2012-2014 perger-akan angka kemiskinan multidimensi dan kemiskinan moneter di Provinsi Kalimantan Tengah memiliki kecenderungan yang ber-beda. Perbedaan itu terjadi terutama pada tahun 2013. Pada tahun tersebut angka kem-iskinan multidimensi turun, tetapi pada saat yang sama angka kemiskinan yang didasar-kan pada tingkat pengeluaran penduduk
jus-Analisis Kemiskinan Multidimensi
Kalimantan Tengah
Tabel 1 Profil Kemiskinan Multidimensi Kalimantan Tengah 2012-2014
Keterangan
2012 2013 2014
Desa Kota Desa + Kota Desa Kota Desa + Kota Desa Kota Desa + Kota
Jumlah Rumah Tangga Miskin 278.654 70.082 348.736 262.529 79.432 341.961 241.666 83.168 324.834 Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) 1.083.676 276.391 1.360.067 1.008.888 297.162 1.306.050 962.954 295.554 1.258.508 Angka Kemiskinan Multidimensi (%) 68,4 35,0 57,4 61,2 37,0 53,1 57,5 37,1 50,4 Keparahan Kemiskinan Multidimensi (%) 42,3 40,8 42,0 41,5 40,8 41,3 42,4 40,8 42,0 Indeks Kemiskinan Multidimensi 0,289 0,143 0,241 0,254 0,151 0,219 0,244 0,151 0,212
tru meningkat. Hal ini menunjukkan adanya perbaikan kapabilitas sebagian masyarakat di Kalimantan Tengah, meskipun pada saat yang sama daya beli mereka cenderung turun. Baru pada tahun 2014 angka kemi-skinan multidimensi dan moneter sama-sama turun meskipun turunnya angka kemiskinan moneter lebih rendah daripada turunnya an-gka kemiskinan multidimensi.
Grafik 1 menunjukkan bahwa pada 2012, angka kemiskinan multidimensi di Provinsi Kalimantan Tengah tercatat 57,4 persen. Artinya, lebih dari separuh penduduk Kalimantan Tengah yang miskin terkait den-gan pendidikan, kesehatan, dan kualitas hidup. Angka ini merupakan angka terting-gi selama dua tahun terakhir ini. Sementara angka kemiskinan multidimensi terendah ter-catat pada tahun 2014, setelah turun dari tahun 2012 dan 2013. Saat itu penduduk yang tergolong miskin multidimensi tercatat sebesar 50,4 persen, turun dari angka sebel-umnya yang tercatat sebesar 53,1 persen.
Sementara itu, angka kemiskinan mone-ter pada periode yang sama justru mone-tertinggi pada tahun 2013, padahal pada tahun yang sama angka kemiskinan multidimensi turun relatif tinggi. Pada tahun tersebut penduduk yang miskin moneter tercatat 6,23 persen, naik 0,04 persen, yang semula pada tahun 2012 sebesar 6,19 persen. Hal ini
menun-jukkan penduduk yang daya belinya turun bertambah 0,04 persen. Namun, pada tahun berikutnya angka kemiskinan moneter dapat ditekan hingga menjadi 6,07 persen.
Selama periode 2012-2014 angka kem-iskinan multidimensi gabungan desa dan kota di Kalimantan Tengah dan nasional memben-tuk pola yang sama. Trennya terus turun dari tahun ke tahun. Konsentrasi kemiskinan multi-dimensinya pun berada di perdesaan. Oleh karena itu, desa menjadi penyumbang utama tingginya angka kemiskinan multidimensi di Kalimantan Tengah. Hanya saja, presentase rumah tangga miskin multidimensi baik di perdesaan maupun perkotaan Kalimantan Tengah masih lebih tinggi dibandingkan den-gan persentase rumah tangga miskin perde-saan dan perkotaan tingkat nasional.
Grafik 2 menunjukkan bahwa pada 2014 angka kemiskinan multidimensi di perdesaan Kalaimantan Tengah tercatat 57,5 persen, sementara itu di tingkat nasional angka kem-iskinan perdesaan mencapai 40,8 persen. Artinya, lebih dari separuh rumah tangga mi-skin di Kalimantan Tengah berada di perde-saan, sementara di tingkat nasional kurang dari separuh.
Berbeda halnya dengan angka kemi-skinan multidimensi gabungan desa dan kota atau desa saja, kemiskinan multidimensi di wilayah perkotaan Kalimantan Tengah
jus-Grafik 1 Perbandingan Angka Kemiskinan Multidimensi dengan Angka Kemiskinan Moneter (%)
57,4% 53,1% 50,4% 6,19% 6,23% 6,07% 0,0% 10,0% 20,0% 30,0% 40,0% 50,0% 60,0% 70,0% 2012 2013 2014 Tahun
tru meningkat pada 2013. Pada tahun ini ada 37,0 persen penduduk perkotaan yang tergolong miskin multidimensi. Artinya, lebih dari sepertiga penduduk perkotaan di Kali-mantan Tengah masih memiliki persoalan da-lam hal kesehatan, pendidikan, dan kualitas hidup.
Rasio angka kemiskinan multidimensi an-tara desa dan kota di Kalimantan Tengah se-kitar 1,7. Artinya, angka kemiskinan multidi-mensi di perdesaan 1,7 kali lipat lebih tinggi dibandingkan angka kemiskinan multidimen-si di perkotaan. Sementara itu, ramultidimen-sio angka kemiskinan multidimensi antara desa dan kota di tingkat nasional sebesar 2,2. Hal ini
menunjukkan bahwa konsentrasi kemiskinan multidimensi perdesaan di wilayah ini tidak setinggi di tingkat nasional.
Keparahan Kemiskinan Multidimensi
Dilihat dari sisi keparahan kemiskinannya, pergerakan keparahan kemiskinan di Provin-si Kalimantan Tengah mengalami pasang surut. Turun pada tahun 2013 dan naik kem-bali pada 2014. Berbeda halnya dengan keparahan kemiskinan secara nasional yang sempat turun pada tahun 2013 yang kemu-dian stagnan di tahun berikutnya.
Pergerakan keparahan kemiskinan di
68,4 35,0 57,4 47,6 22,2 35,0 61,2 37,0 53,1 42,2 19,4 30,8 57,5 37,1 50,4 40,8 18,5 29,7 10,0 20,0 30,0 40,0 50,0 60,0 70,0 80,0
Desa Kota Desa + Kota Desa Kota Desa + Kota Kalimantan Tengah Nasional
2012
2013
2014
Grafik 2 Angka Kemiskinan Multidimensi (%) Menurut Desa-Kota
Grafik 3 Keparahan Kemiskinan Multidimensi (%) Menurut Desa-Kota
42,3 40,8 42,0 43,4 40,3 42,4 41,5 40,8 41,3 42,7 39,6 41,8 42,4 40,8 42,0 42,7 40,0 41,8 37,0 38,0 39,0 40,0 41,0 42,0 43,0 44,0
Desa Kota Desa + Kota Desa Kota Desa + Kota Kalimantan Tengah Nasional
2012
2013
Kalimantan Tengah tentu saja dipengaruhi oleh pergerakan keparahan kemiskinan di desa dan pergerakan keparahan kemiskinan di kota. Di Kalimantan Tengah terjadi per-bedaan pergerakan keparahan kemiskinan antara desa dan kota. Dalam kurun waktu tiga tahun keparahan kemiskinan di perko-taan Kalimantan Tengah cenderung tetap.
Grafik 3 menunjukkan bahwa pada ku-run waktu 2012-2014 keparahan kemiskinan di perkotaan cenderung tetap dan tercatat sebesar 40,8 persen. Berbeda halnya den-gan keparahan kemiskinan di desa yang pada 2013 justru turun, tetapi pada 2014 kembali naik bahkan angkanya lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2012. Artinya, tingkat keparahan kemiskinan baik desa maupun kota di Kalimantan Tengah semakin tinggi. Pola ini berbeda dengan tingkat na-sional yang angka keparahan kemiskinannya menurun pada tahun 2013 dan relatif ajek di tahun berikutnya.
Indeks Kemiskinan Multidimensi
Indeks Kemiskinan Multidimensi di Kali-mantan Tengah masih cukup tinggi. Posisin-ya berada di urutan ke-9 terbesar dari 33 provinsi. Bahkan masih di atas Provinsi Kali-mantan Barat, KaliKali-mantan Selatan, apalagi Kalimantan Timur. Dibandingkan dengan
In-deks Kemiskinan Multidimensi nasional pun angkanya masih lebih tinggi. Pada tahun 2014 Indeks Kemiskinan Multidimensi Kalteng tercatat 0,212.
Tren pergerakan indeks kemiskinan di Provinsi Kalimantan Tengah dan nasional cenderung sama, yakni turun bertahap dari tahun ke tahun secara konsisten. Begitu juga dengan wilayah perdesaan Kalimantan Ten-gah dan perdesaan tingkat nasional, trenny-apun cenderung sama, yakni turun dari tahun ke tahun. Namun, tren indeks kemiskinan di perkotaan Kalimantan Tengah mempunyai pola yang berbeda, justru naik di tahun 2013 dan relatif stagnan di tahun berikutnya.
Grafik 4 menunjukkan bahwa pada 2012 indeks kemiskinan perkotaan Kalimantan Ten-gah tercatat 0,143 dan naik menjadi 0,151 di tahun berikutnya. Berbeda halnya dengan Indeks Kemiskinan Multidimensi perkotaan tingkat nasional yang cenderung terus turun dari 0,089 pada 2012 menjadi 0,074 pada tahun 2014. Hal ini mengindikasikan bertam-bahnya rumah tangga miskin multidimensi di daerah perkotaan Kalimantan Tengah atau dengan kata lain masyarakat perkotaan yang miskin di bidang kesehatan, pendidi-kan dan kualitas hidup di Kalimantan Tengah meningkat.
Meski demikian, secara bertahap indeks kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah pada
0,289 0,143 0,241 0,207 0,090 0,149 0,254 0,151 0,219 0,180 0,077 0,129 0,244 0,151 0,212 0,174 0,074 0,124 0,050 0,100 0,150 0,200 0,250 0,300 0,350
Desa Kota Desa + Kota Desa Kota Desa + Kota Kalimantan Tengah Nasional
2012 2013 2014
periode yang sama terus turun dari tahun ke tahun. Pada 2012 Indeks Kemiskinan Multi-dimensi Kalimantan Tengah tercatat 0,241, kemudian turun menjadi 0,219 pada tahun 2013, dan kembali turun lagi pada tahun berikutnya hingga mencapai 0,212. Pe-nurunan Indeks Kemiskinan Multidimensi ini terutama disumbang oleh turunnya Indeks Kemiskinan Multidimensi yang berada di perdesaan.
Indeks Kemiskinan Multidimensi perde-saan di provinsi ini pada tahun 2012 tercat-at 0,289 dan terus menurun hingga tinggal 0,244 pada 2014. Akan tetapi, Indeks Kem-iskinan Multidimensi perdesaan masih tetap lebih tinggi dibandingkan dengan perkotaan. Hal ini juga terjadi di tingkat nasional. Artin-ya wilaArtin-yah perdesaan juga sama-sama men-jadi penyumbang utama Indeks Kemiskinan Multidimensi. Memang, rasio perbandingan antara Indeks Kemiskinan Multidimensi an-tara desa dan kota di Kalimantan Tengah tidak setinggi rasio di tingkat nasional. Hal ini menunjukkan ketimpangan kemiskinan an-tara desa dan kota di provinsi ini lebih ren-dah dibandingkan dengan ketimpangan di tingkat nasional.
Di tingkat kabupaten dan kota di Provin-si Kalteng, Kabupaten Kapuas merupakan daerah dengan indeks kemiskinan tertinggi. Kabupaten ini terletak berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Selatan dan dilalui oleh Sungai Kapuas. Indeks Kemiskinan Multidi-mensinya tercatat 0,318, masih di atas in-deks kemiskinan provinsi. Selain Kabupaten Kapuas, masih ada lima kabupaten lagi yang indeks kemiskinannya lebih tinggi dengan in-deks kemiskinan provinsi, yaitu Kabupaten Murung Raya, Pulang Pisau, Kotawaringin Timur, Gunung Mas, dan Kabupaten Seruyan.
Kota Palangkaraya merupakan daerah yang mempunyai Indeks Kemiskinan mensi terendah. Indeks Kemiskinan Multidi-mensi satu-satunya kota di Kalteng ini ter-catat sebesar 0,119. Daerah lain dengan indeks kemiskinan terdekat dengan Kota Palangkaraya adalah Kabupaten Lamandau kemudian diikuti oleh Kabupaten Kotawar-ingin Barat. Indeks Kemiskinan Multidimen-sinya masing-masing tercatat 0,1535 dan 0,1536.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Kesimpulan
Provinsi Kalimantan Tengah merupakan provinsi terbesar yang berada di Pulau Kali-mantan. Luasnya sekitar 253.800 kilometer persegi, dengan sebagian wilayahnya ada-lah hutan. Bagian utara adaada-lah pegunungan yang sulit dijangkau dan bagian tengahnya merupakan hutan tropis yang lebat. Hingga kini, masih terdapat lebih dari 300.000 ru-mah tangga yang tergolong miskin multidi-mensi di provinsi ini. Hal ini membuat Indeks Kemiskinan Multidimensinya berada di sem-bilan terbesar dari seluruh provinsi.
Dari 11 indikator kemiskinan multidimen-si, terdapat tiga indikator yang mendomi-nasi karakteristik kemiskinan multidimensi di Kalimantan Tengah. Ketiga indikator terse-but berkaitan dengan standar kualitas hidup dan kesehatan, yakni bahan bakar untuk memasak, ketersediaan air bersih, dan sum-ber penerangan. Indikator kesehatan lainn-ya lainn-yang masih jadi persoalan di provinsi ini adalah sanitasi yang masih tergolong buruk.
Selama periode 2012-2014 keterse-diaan bahan bakar untuk memasak meru-pakan indikator paling utama membentuk kemiskinan multidimensi di Provinsi Kaliman-tan Tengah. Dalam beberapa tahun terakh-ir, lebih dari 90 persen rumah tangga miskin multidimensi di provinsi ini masih mengguna-kan arang dan kayu dalam memasak. Meski demikian, pergerakan angka indikator terse-but dari tahun ke tahun terus menurun. Selain itu, masih ada lebih dari 80 persen penduduk Kalimantan Tengah yang masih kesulitan da-lam mendapatkan air bersih dan sumber penerangan yang layak.
Jika dilihat selama tiga periode, sama sekali tidak ada perubahan indikator-indika-tor yang membentuk kemiskinan multidimensi di Kalimantan Tengah. Persoalannya masih tetap sama, bahkan ada tujuh indikator yang persentasinya terus meningkat. Ketujuh in-dikator tersebut berkaitan dengan pendidi-kan, kesehatan, dan standar kualitas hidup.
Aspek pendidikan meliputi akses pada layanan pendidikan prasekolah, keberlanju-tan pendidikan, dan melek huruf yang
mem-buruk. Sementara dari aspek kesehatan, yakni bertambah buruknya asupan gizi seim-bang pada anak balita dan akses pada pelayanan persalinan yang semakin sulit, dan dari aspek standar kualitas hidup, yakni status kepemilikan rumah dan kondisi atap, lantai, dan dinding rumah yang tidak layak semakin bertambah. Persoalan tersebut apa-bila terus dibiarkan, percepatan penurunan kemiskinan multidimensi di provinsi ini akan terhambat, bahkan bisa meningkat.
Rekomendasi
Kemiskinan multidimensi di Kalimantan Tengah masih terkonsentrasi di daerah per-desaan. Hal ini tidak berarti bahwa kemi-skinan multidimensi di perkotaan sudah kecil. Angka rasio kemiskinan multidimensi antara perdesan dan perkotaan di Kalimantan Ten-gah menunjukkan angka 1,6. Artinya, kemi-skinan di perdesaan jumlahnya 1,6 kali dari kemiskinan multidimensi di perkotaan.
Untuk menanggulangi kemiskinan multi-dimensi di Provinsi Kalimantan Tengah, hal-hal yang menjadi persoalan utama masyar-akat harus dilihat secara objektif. Telah jelas wajah kemiskinan multidimensi di provinsi ini terkait dengan persoalan utama, yaitu dimensi standar kualitas hidup dan dimensi kesehatan.
Dimensi standar kualitas hidup melipu-ti keterbatasan sumber energi untuk bahan bakar untuk memasak yang tidak memadai dan ketersediaan sumber penerangan yang masih terbatas. Sementara untuk dimensi kes-ehatan meliputi ketersediaan air bersih yang sulit dijangkau.
Ada sembilan dari sepuluh rumah tangga miskin di Kalimantan Tengah menghadapi persoalan akses ke sumber bahan bakar un-tuk memasak. Penduduk perdesaan paling banyak mengalami persoalan ini. Mereka pada umumnya menggunakan bahan bakar untuk memasak dengan kayu bakar dan min-yak tanah. Hanya sedikit yang menggunakan elpiji.
Dari 1569 desa dan kelurahan di Kalim-antan Tengah, sebanyak 1.099 desa/kelura-han sebagian besar keluarganya memasak dengan kayu bakar, dan hanya 104 desa/
kelurahan yang sebagian warganya memasak menggunakan elpiji, sementara sisanya menggunakan bahan bakar minyak tanah (BPS 2014). Faktor utama penyebab semua ini adalah keterisolasian daerah tersebut karena minimnya infrastruktur jalan darat. Akibatnya, agen penjual bahan bakar elpiji pun hanya tersebar di 360 desa. Mas-yarakat selama ini hanya mengandalkan transportasi sungai yang memakan waktu cukup lama dan berbahaya.
Selain keterisolasian, sampai saat ini kayu bakar merupakan alternatif ter-baik sebagai bahan bakar untuk kegiatan masak-memasak karena kemudahan dalam mendapatkan sumber energi ini. Konsumsi kayu, terutama di desa yang semakin jauh dari kota, cenderung semakin tinggi. Ini mer-upakan indikasi bahwa di daerah-daerah dengan aksesibilitas rendah, konsumsi kayu bakar per kapita semakin meningkat karena jenis-jenis bahan bakar substitusi seperti min-yak tanah kurang tersedia.
Sebagian masyarakat miskin juga memili-ki keterbatasan akses pada sumber air yang bersih. Masyarakat masih banyak mengan-dalkan air sungai, air hujan, dan mata air tak terlindungi. Sementara kesadaran akan pentingnya air tanah bagi keberlangsun-gan sebuah kehidupan belum begitu dipa-hami oleh masyarakat, terutama masyarakat yang berada di daerah permukiman sepan-jang daerah aliran sungai. Hal ini disebab-kan adanya anggapan bahwa kebutuhan air bagi mereka sudah terpenuhi oleh air sungai yang secara kuantitas memang besar.
Di satu sisi pemerintah pun masih belum mampu mengelola air bersih. Sebagai contoh di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, yang dilintasi Sungai Kahayan, air PDAM mengalir, tetapi sering keruh karena terpen-garuh tanah gambut. Warga harus lebih dulu menampung air agar kotoran mengendap (Kompas 3 Maret 2015).
Persoalan sumber penerangan juga men-jadi sumber utama kemiskinan multidimensi di Kalimantan Tengah. Persoalan ini pada um-umnya terjadi pada masyarakat miskin yang tinggal di perdesaan walaupun tidak sedik-it juga yang ada di perkotaan. Setidaknya delapan dari sepuluh rumah tangga miskin
mengalami persoalan ini. Meski demikian, persoalan ini cenderung membaik dari tahun ke tahun.
Selain itu, ada beberapa persoalan penting dan tidak bisa diabaikan, yaitu persoalan sanitasi yang masih buruk, akses pada layanan pendidikan prasekolah, dan kurangnya asupan gizi yang seimbang pada anak balita. Dari sepuluh orang, tujuh orang masih hidup dengan sanitasi yang tidak me-madai. Sebagian masyarakat membuang air besar di pinggiran sungai. Persoalan lainn-ya adalah akses pada lalainn-yanan pendidikan prasekolah serta asupan gizi yang seimbang pada anak balita cenderung memburuk sela-ma tiga periode ini. Hal ini mengindikasikan kurang berjalannya program penanggulan-gan kemiskinan yang berkaitan denpenanggulan-gan pen-didikan dan kesehatan.
Seperti yang digambarkan di dalam sasaran program, sepatutnya pula dalam merumuskan program penanggulangan kem-iskinan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Ten-gah harus memperhatikan dan memprioritas-kan program-program sebagai berikut:
1. Peningkatan distribusi gas di Kabu-paten Kapuas, Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat, dan Seruyan. 2. Peningkatan akses air bersih di
Ka-bupaten Kapuas, Kotawaringin Timur, Seruyan, dan Kotawaringin Barat. 3. Peningkatan infrastruktur listrik di
Ka-bupaten Kapuas, Kotawaringin Timur, Seruyan, dan Kotawaringin Barat. 4. Perbaikan sanitasi di Kabupaten
Kapuas, Kotawaringin Timur, Pulang Pisau, dan Seruyan.
5. Peningkatan akses pendidikan prase-kolah di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kapuas, Kotawaringin Barat, dan Seruyan.
Indikator
2012 2013 2014
Desa Kota Desa +
Kota Desa Kota
Desa +
Kota Desa Kota
Desa + Kota 242.516 32.785 275.301 222.671 41.549 264.220 190.984 42.550 233.534 244.681 58.115 302.796 238.354 68.953 307.307 212.194 75.726 287.919 59.776 10.263 70.040 48.538 9.594 58.132 66.320 12.110 78.430 85.906 31.145 117.052 74.548 28.174 102.722 81.879 30.076 111.956 39.148 7.510 46.658 34.349 10.412 44.762 37.185 11.458 48.643 17.233 3.649 20.882 11.932 6.166 18.098 18.106 7.139 25.244 91.196 27.636 118.832 85.128 28.063 113.191 87.801 29.861 117.662 261.561 52.141 313.702 241.638 59.338 300.975 212.801 59.472 272.273 277.765 68.856 346.621 258.893 77.611 336.504 233.542 76.215 309.757 1.020 122 1.142 1.342 439 1.781 1.026 1.551 2.576 43.429 37.877 81.306 45.726 43.390 89.117 40.680 44.917 85.597
Kode KABUPATEN/KOTA Jumlah RT Miskin Angka Kemiskinan Multidimensi (%) Keparahan Kemiskinan Multidimensi (%) Indeks Kemiskinan Multidimensi
6201 Kab. Kotawaringin Barat 27.226 40,7 40,4 0,165
6202 Kab. Kotawaringin Timur 66.372 63,5 42,6 0,271
6203 Kab. Kapuas 65.291 77,1 42,4 0,327
6204 Kab. Barito Selatan 20.218 57,8 42,1 0,243
6205 Kab. Barito Utara 18.812 58,1 42,6 0,247
6206 Kab. Sukamara 5.852 45,4 41,6 0,189
6207 Kab. Lamandau 8.442 45,4 39,8 0,181
6208 Kab. Seruyan 29.040 68,5 42,3 0,290
6209 Kab. Katingan 25.275 62,6 41,2 0,258
6210 Kab. Pulang Pisau 20.960 65,5 41,7 0,273
6211 Kab. Gunung Mas 15.519 63,8 43,7 0,279
6212 Kab. Barito Timur 10.042 36,6 42,3 0,155
6213 Kab. Murung Raya 16.629 69,2 42,8 0,296
6271 Kota Palangkaraya 19.059 30,5 39,5 0,121
62 KALTENG 348.736
Lampiran 2 Kemiskinan Multidimensi Menurut Kabupaten/Kota 2012 (Ribu)
Lampiran 3 Kemiskinan Multidimensi Menurut Kabupaten/Kota 2013 (Ribu)
Kode KABUPATEN/KOTA Jumlah RT Miskin
Angka Kemiskinan Multidimensi (%) Keparahan Kemiskinan Multidimensi (%) Indeks Kemiskinan Multidimensi
6201 Kab. Kotawaringin Barat 27.365 37,9 40,5 0,154
6202 Kab. Kotawaringin Timur 64.280 60,4 41,6 0,252
6203 Kab. Kapuas 68.907 73,3 42,4 0,311
6204 Kab. Barito Selatan 19.208 55,3 42,2 0,233
6205 Kab. Barito Utara 16.313 48,0 41,5 0,200
6206 Kab. Sukamara 6.247 44,4 41,7 0,185
6207 Kab. Lamandau 7.446 38,9 39,5 0,154
6208 Kab. Seruyan 26.808 57,3 40,9 0,235
6209 Kab. Katingan 21.534 51,1 40,8 0,208
6210 Kab. Pulang Pisau 20.833 63,2 40,6 0,257
6211 Kab. Gunung Mas 14.729 56,1 42,4 0,238
6212 Kab. Barito Timur 12.245 42,0 40,1 0,168
6213 Kab. Murung Raya 15.098 60,0 43,1 0,258
6271 Kota Palangkaraya 20.947 31,3 38,0 0,119
78,9 86,8 20,1 33,6 13,4 6,0 34,1 90,0 99,4 0,3 23,3 77,3 89,9 17,0 30,0 13,1 5,3 33,1 88,0 98,4 0,5 26,1 71,9 88,6 24,1 34,5 15,0 7,8 36,2 83,8 95,4 0,8 26,4 0,0 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 2014 2013 2012
KABUPATEN/ KOTA Jum-lah RT Miskin
Dimensi Kesehatan Dimensi Pendidikan Dimensi Standar Kualitas Hidup Kab. Kotawari-ngin Barat 27,2 15,0 19,9 3,8 12,0 3,1 3,9 12,0 21,2 27,2 - 7,7 Kab. Kotawari-ngin Timur 66,4 56,7 61,4 18,4 18,7 8,8 3,5 21,2 59,5 65,8 0,4 14,0 Kab. Kapuas 65,3 58,3 61,6 9,0 18,4 12,3 4,1 18,4 62,7 65,3 0,3 9,8 Kab. Barito Selatan 20,2 16,4 16,8 3,5 7,3 2,1 0,5 7,9 19,0 20,1 - 4,9 Kab. Barito Utara 18,8 15,2 17,0 3,8 7,5 2,8 0,6 7,2 17,0 18,7 0,1 2,6 Kab. Sukamara 5,9 4,1 4,3 1,4 2,4 1,0 0,6 1,9 5,4 5,8 - 1,1 Kab. Lamandau 8,4 7,2 5,2 2,4 3,0 0,4 0,6 3,1 7,4 8,4 - 1,4 Kab. Seruyan 29,0 21,6 26,1 8,8 8,5 3,9 2,4 10,0 27,2 28,7 - 4,9 Kab. Katingan 25,3 20,8 21,1 3,5 8,5 2,4 0,6 8,7 22,9 25,2 - 7,3 Kab. Pulang Pisau 21,0 19,7 18,7 3,1 3,8 2,7 1,8 6,3 19,4 20,9 0,1 4,8 Kab. Gunung Mas 15,5 11,8 14,0 4,5 6,7 2,6 0,2 5,9 13,4 15,4 0,1 4,0 Kab. Barito Timur 10,0 6,8 7,8 2,6 4,0 1,0 0,7 3,9 9,1 9,9 0,2 3,1 Kab. Murung Raya 16,6 14,0 13,5 4,0 6,6 2,2 0,8 6,5 15,0 16,6 - 3,1 Kota Palang -karaya 19,1 7,8 15,4 1,2 9,7 1,4 0,6 5,8 14,7 18,6 - 12,5 KALTENG 349 275 303 70 117 47 21 119 314 347 1 81
KABUPATEN/ KOTA Jum-lah RT Miskin
Dimensi Kesehatan Dimensi Pendidikan Dimensi Standar Kualitas Hidup Kab. Kotawari-ngin Barat 27,4 17,5 23,6 2,0 11,5 2,7 4,0 9,3 21,4 27,3 - 8,2 Kab. Kotawari-ngin Timur 64,3 51,7 60,2 10,1 18,4 6,5 2,9 23,1 56,3 63,0 - 17,9 Kab. Kapuas 68,9 61,8 66,3 10,7 16,0 11,1 4,2 19,9 66,9 68,5 1,1 12,0 Kab. Barito Selatan 19,2 16,2 15,9 5,0 6,3 3,0 0,4 6,8 17,7 19,0 - 3,6 Kab. Barito Utara 16,3 13,3 14,8 3,2 5,5 2,1 1,2 4,7 14,3 16,1 0,1 3,3 Kab. Sukamara 6,2 4,1 4,6 2,0 2,3 0,8 0,7 2,1 5,5 6,0 - 1,9 Kab. Lamandau 7,4 5,9 5,4 1,6 2,3 0,7 0,4 2,2 6,4 7,3 0,1 1,9 Kab. Seruyan 26,8 18,3 24,3 5,8 6,9 4,9 1,4 8,6 25,5 26,7 - 4,1 Kab. Katingan 21,5 16,7 18,9 3,3 6,8 2,7 0,4 6,4 19,5 20,5 0,1 7,0 Kab. Pulang Pisau 20,8 18,9 19,6 3,0 4,3 2,8 0,7 5,8 18,2 20,8 0,2 4,1 Kab. Gunung Mas 14,7 11,9 13,3 3,0 4,8 1,8 - 5,8 12,8 14,7 0,1 4,0 Kab. Barito Timur 12,2 8,7 10,0 2,4 4,8 1,5 0,6 4,3 9,6 11,8 0,1 3,0 Kab. Murung Raya 15,1 12,8 11,4 4,6 6,6 1,9 0,5 5,9 13,5 14,4 - 3,6 Kota Palang -karaya 20,9 6,5 18,7 1,3 6,2 2,1 0,6 8,1 13,2 20,5 - 14,5 KALTENG 342 18 24 2 12 3 4 9 21 27 - 8
Lampiran 7 Peta Indikator Kemiskinan Multidimensi
Indikator KABUPATEN/KOTA
Kapuas Kotawaringin
Timur Pulang Pisau Seruyan
Kapuas Kotawaringin Timur Seruyan Kotawaringin Barat Kotawaringin
Timur Kapuas Kotawaringin Barat Seruyan
Kapuas Kotawaringin Timur Seruyan Kotawaringin Barat Kapuas Kotawaringin Timur Kotawaringin Barat Seruyan