BAB 3
BAB 3
SISTEM DRAINASE SERTA
SISTEM DRAINASE SERTA
PERMASALAHANNYA YANG ADA
PERMASALAHANNYA YANG ADA
3.1.
3.1. KOND
KONDISI
ISI EKSIS
EKSISTING
TING SIST
SISTEM D
EM DRAIN
RAINASE
ASE KOTA
KOTA AMUR
AMURANG
ANG
Bila dilihat dari kondisi topografi kota Amurang, arah pengaliran air sebagian Bila dilihat dari kondisi topografi kota Amurang, arah pengaliran air sebagian bes
besar ar lanlangsugsung ng menmenuju uju ke ke araarah h laulaut t dendengan gan melamelalui lui sunsungaigai-su-sungangai i yanyangg menjadi saluran drainase primer kota dan melayani area yang ada di hulu menjadi saluran drainase primer kota dan melayani area yang ada di hulu da
dan n sesekitkitar ar susungngaiai. . AlAlur ur jajarinringagan n drdraiainanase se di di kotkota a AmAmururanang g menmengigikutkutii ketinggian (kontur) dan mengikuti pola jaringan jalan kota yang ada, di mana ketinggian (kontur) dan mengikuti pola jaringan jalan kota yang ada, di mana si
siststem em pepembmbuauangngan an air air huhujajan n yayang ng mamasisih h menmenjadjadi i sasatu tu dedengngan an sisiststemem pe
pembmbuauangngan an aiair r kokototor. r. SisSistetem m drdraiainanase se cacampmpur ur inini, terli, terlihihat kuraat kurangng menguntungkan untuk daerah yang landai seperti wilayah permukiman di menguntungkan untuk daerah yang landai seperti wilayah permukiman di deka
dekat t pelpelabuabuhanhan, , karkarena ena hal hal ini ini mengmengakiakibatbatkan kan terterjadjadinyinya a penpengengendapdapanan s
samampapah h yyanang g memengnghahambmbat at lalaju ju aaliliraran n aiair, r, ssehehiningggga a ssererining g teterjrjadadii penggenangan di saluran dan menyebabkan bau dan tumpukan sampah. penggenangan di saluran dan menyebabkan bau dan tumpukan sampah. Pad
Pada a bagbagian ian lailain, n, konkondisdisi i jaljalan an yanyang g relrelatiatif f tintinggi ggi terterhadhadap ap perpermukmukimaniman pen
pendudduduk uk menmenjadjadikan ikan salsalurauran n dradrainainase se jalajalan n hanhanya ya dapdapat at dimdimanfaanfaatkatkanan sebaga
sebagai i salurasaluran n penampupenampung limpasan air ng limpasan air hujan dari badan hujan dari badan jalan, sedangkjalan, sedangkanan saluran pembuangan dari permukiman melalui saluran yang dibuat sendiri saluran pembuangan dari permukiman melalui saluran yang dibuat sendiri dan dialirkan ke saluran drainase yang ada.
dan dialirkan ke saluran drainase yang ada. Secar
Secara a umum sistem drainase kota umum sistem drainase kota AmuranAmurang g relatif banyak telah tertanganirelatif banyak telah tertangani sec
secara ara fisfisik, ik, baibaik k padpada a salsalurauran n primprimer, er, seksekundunder er maumaupun pun tertersiesier. r. NamNamunun dengan adanya perkembangan kota dan terbukanya jalan-jalan baru serta dengan adanya perkembangan kota dan terbukanya jalan-jalan baru serta te
terbrbaangngununnynya a bebbebererapapa a kakawawasasan n peperdrdagaganangagan n dadan n pepermrmukukimimanan menyebabkan kantong-kantong air sebagai tangkapan hujan telah banyak menyebabkan kantong-kantong air sebagai tangkapan hujan telah banyak beralih fungsi sehingga menyebabkan volume air yang mengalir ke dalam beralih fungsi sehingga menyebabkan volume air yang mengalir ke dalam saluran semakin besar, selain itu adanya endapan lumpur (sedimen) akibat saluran semakin besar, selain itu adanya endapan lumpur (sedimen) akibat bawaan air hujan mengakibatkan volume saluran semakin terbatas untuk bawaan air hujan mengakibatkan volume saluran semakin terbatas untuk mengali
Hal lain yang mempengaruhi sistem drainase di kota Amurang adalah pengaruh pasang surut. Hal ini sangat dirasakan pengaruhnya apabila pada saat bersamaan terjadi hujan lebat dan air pasang. Pengaruh yang ditimbulkan adalah terjadinya luapan di sekitar alur sungai akibat air banjir dari hulu yang tertahan oleh pasang air laut dan kapasitas sungai yang tidak mencukupi. Luapan air banjir dari sungai tersebut menggenangi pemukiman dan jalan yang ada di sekitarnya, seperti di sekitar kawasan pelabuhan dan permukiman yang ada di sekitarnya.
3.1.1.
Kondisi Sungai dan Saluran Pembuang Alam Yang
Ada
Terdapat beberapa alur sungai dan saluran pembuang alam yang ada di wilayah Kota Amurang. Sungai dan saluran pembuang alam tersebut berfungsi sebagai saluran pembuang utama yang menerima buangan air dari saluran drainase tersier dan sekunder yang berasal dari dalam pusat kota. Sistem drainase utama tersebut yang selanjutnya ditetapkan sebagai sistem drainase makro yang berperan menerima buangan air dari wilayah Kota Amurang adalah sebagai berikut :
1. DAS Ranoyapo 2. DAS Lewet
3. DAS Ranowangko 4. DAS Worotikan
3.1.2.
Kondisi Saluran Drainase Kota Yang Ada
Sistem drainase mikro yang ada pada wilayah Kota Amurang adalah saluran-saluran drainase yang dibangun disisi kiri dan kanan jalan- jalan yang berada di wilayah kota Amurang. Saluran drainase yang ada antara lain terdiri dari : saluran terbuka tanpa pasangan (saluran tanah), saluran terbuka dengan pasangan batu atau beton, dan saluran pasangan yang tertutup plat beton (saluran tertutup). Sebagian besar saluran drainase sudah dibangun, terutama pada jalan-jalan yang ada di dalam pusat kota Amurang. Saluran drainase yang ada berfungsi sebagai saluran-saluran drainase tersier dan
sekunder yang menerima buangan air langsung dari wilayah daerah tangkapan air atau dari saluran-saluran drainase yang lebih kecil.
3.2. DAERAH RAWAN GENANGAN
Berdasarkan survei lapangan, diidentifikasi lokasi-lokasi yang rawan terjadi genangan banjir di Kota Amurang adalah sebagai berikut :
- Desa Lopana - Kelurahan Bitung - Kelurahan Lewet - Kelurahan Pondang - Kelurahan Ranomea - Desa Buyungan - Kelurahan Ranoyapo - Desa Kapitu
- Desa Teep (Kompleks perkatoran BPS dan DPRD) - Desa Teep Trans (di kawasan RSUD Amurang)
3.3
PERMASALAHAN SISTEM DRAINASE KOTA AMURANG
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan sistem drainase kota Watampone secara umum adalah sebagai berikut :
- Pelaksanaan pembangunan saluran drainase yang tidak mengacu pada suatu sistem jaringan, karena belum ada outline plan jaringan drainase. - Masih rendahnya pemeliharaan saluran yang dilakukan baik oleh instansi
yang berwewenang maupun masyarakat setempat;
- Hambatan hidrolis (lekukan, cekungan, kemiringan, pembangunan duiker yang rendah);
- Beban saluran yang terlalu besar, sehingga kapasitas saluran yang ada tidak bisa menampung beban tersebut;
- Perkembangan kota dan terbukanya jalan-jalan baru serta terbangunnya beberapa kawasan perdagangan dan permukiman yang menyebabkan banyak lokasi kantong-kantong air beralih fungsi menjadi kawasan terbangun, menyebabkan kantong-kantong air sebagai tangkapan hujan telah banyak beralih fungsi sehingga menyebabkan volume air yang mengalir ke dalam saluran semakin besar, selain itu adanya endapan lumpur (sedimen) akibat bawaan air hujan mengakibatkan volume saluran semakin terbatas untuk mengalirkan air
Permasalahan umum yang ditemukan pada sistem drainase yang ada antara lain adalah sebagai berikut :
- Saluran Primer
- Kapasitas saluran/sungai tidak mencukupi, sehingga perlu normalisasi - Saluran primer/sungai di pusat kota dan sekitar pemukiman banyak
terdapat tumpukan sampah dan sedimentasi yang mengurangi kapasitas pengaliran
- Lokasi sungai yang berada di dekat muara dipengaruhi pasang surut air laut, serta lokasi terdapat pertemuan 2 anak sungai menambah tingginya puncak banjir
- Saluran Sekunder
- Kapasitas saluran rencana tidak mencukupi dibanding debit yang lewat
- Saluran banyak tertutup sedimen, dan sampah, - Saluran Drainase Lokal
- Kapasitas saluran rencana tidak mencukupi dibanding debit yang lewat,
- Saluran banyak tertutup sedimen, sampah, bahkan tertimbun tanah, Saluran tertutup tersumbat karena kurang pemeliharaan, atau sulitnya dilakukan pembersihan karena saluran tertutup terlalu panjang dan tidak tersedia lubang untuk membersihkan,
3.4
DAMPAK YANG DITIMBULKAN AKIBAT GENANGAN
Genangan yang terjadi, secara tidak langsung mengakibatkan terjadinya dampak-dampak terhadap fisik, sosial dan ekonomi. Dampak-dampak yang ditimbulkan tersebut antara lain :
- Terjadinya erosi pada badan-badan sungai yang ada; - Badan jalan menjadi cepat rusak;
- Lingkungan permukiman menjadi kumuh;
- Wabah penyakit seperti diare, malaria dan penyakit kulit; - Kegiatan ekonomi menjadi terganggu dan tidak lancar.
- Bertambahnya biaya pengeluaran oleh masyarakat yang terkena dampak banjir atau genangan karena harus melakukan perbaikan rumah akibat
Gambar 3.1
Saluran Drainase di Kelurahan Ranomea
Gambar 3.2
Gambar 3.3
Saluran Drainase di Kelurahan Bitung
Gambar 3.4
Gambar 3.5
Saluran Drainase di Kelurahan Ranoyapo
Gambar 3.6