• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rapat Koordinasi Litbangda Provinsi Jambi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rapat Koordinasi Litbangda Provinsi Jambi"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

REPUBLIK INDONESIA

Santosa Yudo Warsono

Direktur Inovasi Industri

Rapat Koordinasi Litbangda Provinsi Jambi

(2)

Lay-out Paparan

DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI - KEMENTERIAN RISET,

TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

2

1.

Latar Belakang

2.

Proses Inovasi

3.

Program Kemenristekdikti

4.

Mengembangkan Supply Chain

(3)
(4)

PERTANIAN

PANGAN

Produksi Kelapa Sawit Tahun 2017 Luas Area (Ha) Produksi (ton) Perkebunan Rakyat 463.952 1.044.724 Perkebunan Negara 24.276 95.242 Perkebunan Swasta 267.293 938.497 TOTAL 755.522 2.078.463

Industri Pengolahan Hasil Perikanan

Pelabuhan Perikanan Terpadu Kuala Tungkal & Muara Sabak

Luas perairan : 44.496 km2,potensi ikan rata2 :

114.036 ton/tahun

Potensi lestari perairan laut : ± 71.000 ton/tahun ; tingkat pemanfaatan 62%

Potensi komoditas ikan : tenggiri, bawal, senangin, kembung, udang, dll

Karet

Jumlah produksi tahun 2016 : 326.000 ton Ekspor SIR20 tahun 2016 : 297.000 ton Industri hilir yang dapat dikembangkan : alat kesehatan & lab, ban, perlengkapan kendaraan bermotor, sandal, perlengkapan pakaian olahraga, perlengkapan teknik industry,

perlengkapan anak & bayi, perlengkapan rumah tangga

POTENSI UNGGULAN

PROVINSI JAMBI

Pada tahun 2008, struktur ekonomi Provinsi Jambi didominasi oleh sektor

Pertanian (30%), Perdagangan (17%) dan industri Pengolahan (14%)

(5)

POTENSI UNGGULAN

PROVINSI JAMBI

ENERG

I

(6)

Mewujudkan

masyarakat Indonesia

yang mandiri, maju,

adil dan makmur

melalui percepatan

pembangunan di

segala bidang dengan

struktur

perekonomian yang

kokoh berlandaskan

keunggulan

kompetitif

Menata kembali

NKRI, membangun

Indonesia yg aman

dan damai, yg adil

dan demokratis

dengan tingkat

kesejahteraan yang

lebih baik

Memantapkan

penataan kembali

NKRI, meningkatkan

kualitas SDM,

membangun

kemampuan iptek,

memperkuat daya

saing perekonomian

RPJMN

Tahun 2005-2009

RPJMN

Tahun 2015-2019

RPJMN

Tahun 2020-2024

Memantapkan

pembangunan secara

menyeluruh dengan

menekankan

pembangunan

keunggulan kompetitif

perekonomian yang

berbasis SDA yang

tersedia, SDM yang

berkualitas, serta

kemampuan iptek

RPJMN

Tahun 2010-2014

VISI

Pembangunan

2025

Penciptaan nilai tambah

berbasis keunggulan kompetitif

(SDA + SDM + IPTEK)

Arah Pembangunan Nasional Jangka Panjang

(7)

9

(Sembilan) Agenda Prioritas

Pembangunan (

Nawa Cita

)

1.

Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan

memberikan rasa aman pada seluruh warga negara;

2.

Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan

terpercaya;

3.

Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan

desa dalam kerangka negara kesatuan;

4.

Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan

penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya;

5.

Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;

6.

Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar

internasional;

7.

Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor

strategis ekonomi domestik;

8.

Melakukan revolusi karakter bangsa;

9.

Memperteguh ke-bhinneka-an dan memperkuat restorasi sosial

(8)
(9)

Strategi 10 :

Meningkatkan relevansi dan daya saing pendidikan tinggi, melalui strategi:

a.Pengembangan jurusan-jurusan

inovatif sesuai dengan kebutuhan

pembangunan dan industri

, disertai peningkatan

kompetensi lulusan

berdasarkan bidang ilmu yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja

;

b.Penguatan

kerjasama perguruan tinggi dan dunia industri

untuk kegiatan

riset dan pengembangan;

c.Pengembangan

pendidikan dan pelatihan kewirausahaan yang

terintegrasi di dalam mata kuliah

, dengan

menjalin kerjasama dengan

dunia usaha/dunia industri.

RPJMN 2015-2019

Buku 1 BAB 6 AGENDA PEMBANGUNAN NASIONAL

Bagian 6.5.2 Pembangunan Pendidikan: Pelaksanaan Program Indonesia Pintar;

Halaman 6-73

(10)

PENGERTIAN INOVASI

Menurut OECD :

An innovation is the implementation of a new or significantly improved

product (good or service), or process, a new marketing method, or a

new organizational method in business practices, workplace

organization or external relations. Innovation covers a wide range of

domains with science and technology innovation as the core.

10

UU

18/2002

memaknai

inovasi

sebagai

“kegiatan penelitian,

pengembangan,

dan/atau

perekayasaan

yang

bertujuan

mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan

yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi

Sedangkan RUU memaknai inovasi sebagai

“kegiatan penelitian,

pengembangan, pengkajian, penetapan dan/atau perekayasaan yang

menghasilkan kebaruan dan perubahan yang diterapkan dan

(11)

Regional Pangan Energi Kesehatan dan obat

Transport

asi TIK HanKam

Material maju Maritim dan kelautan Penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana Perubaha n iklim Sosial humaniora Total per Regional

SUMATERA (11 Perguruan Tinggi) 56 21 14 1 15 0 9 4 3 1 13 137

JAWA (27 Perguruan Tinggi) 115 92 61 24 89 1 68 61 11 2 68 592

BALI, LOMBOK dan NUSA TENGGARA

(7 Perguruan Tinggi) 33 2 5 0 4 0 9 1 0 8 17 79 KALIMANTAN (3 Perguruan Tinggi) 7 4 11 4 11 0 3 0 3 1 4 48

SULAWESI, MALUKU dan PAPUA

(3 Perguruan Tinggi) 23 17 10 1 2 0 1 3 2 0 11 70

Total per Bidang 234 136 101 30 121 1 90 69 19 12 113 926

Pengisian Pemetaan Potensi Inovasi Oleh Perguruan Tinggi

11 Perguruan Tinggi

27 Perguruan Tinggi

3 Perguruan Tinggi

7 Perguruan Tinggi

(12)

INNOVATION

Innovation I

ITERATION

Business Model, Supply

Chain, Manufacturing

Market Need and

Application

New and Old S&T

(13)

13

Technical world

Technological

entrepreneurship

Commercial world

Invention/discoveries/technologi

es

Technological innovations

Researc

h

activities

Development

activities

Market

development

activities

Product/

process

development

activities

Thinkering/

experimenting

Result

Activities

Relationships Among Key Concepts Concerning Technological Innovation

(14)

Perilaku budaya Kesesuaian Iptek yang dimiliki

dengan yang dibutuhkan

Kebutuhan pasar dan perkembangan teknologi Dunia Usaha/Industri atau Perusahaan Kapasitas litbang Tatakelola perusahaan Struktur pasar Kapasitas produksi Kinerja inovasi Perguruan Tinggi & Lembaga litbang

Kapabilitas litbang Fokus bidang riset Pola pengorganisasian Kapasitas pemanfaatan

Kinerja litbang

Saluran Interaksi

Promosi

program Insentif fiskal dan pendanaan INDUSTRY – SCIENCE RELATIONSHIP (ISR) Dukungan pengelolaan dan pendanaan riset Tatakelola dan tatalaksana Intermediaries

Struktur Insentif

Regulasi

Kerangka Konseptual

Hubungan Industri dengan Organisasi Publik Sains/Iptek

(15)

Design Intervention

Intervention

Implementation

Post Intervention

Funded components

Goal

Milestone

Role of

Inter-

Agency

monthly

evaluation

Monthly report

Logbook

Evaluation

Monitoring & measuring Impact

TIME LINE

MENGELOLA/MENGGERAKAN INOVASI

Business

model

Production

& Sales Data

(16)

16

Kerangka Logis Rencana Strategis

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

DAYA

SAING

LEMBAGA

YANG

BERKUALITAS

INOVASI

SUMBERDAYA

BERKUALITAS

TENAGA KERJA

TERAMPIL

DIKTI

PENELITIAN

DAN

PENEMBANGAN

(17)

Regulating

Executing

Empowering

1. Mobility Peneliti/ Perekayasa/

Dosen ke Industri

2. Reward bagi Peneliti/

Perekayasa/Dosen 

Penilaian angka kredit

3. Pengaturan Royalti atas

Komersialisasi Paten DN

4. Flexibility pendanaan riset,

pengembangan dan inovasi melaui

skema Block Grant

5. Insentif Fiskal dan Non Fiskal

6. Pengadaan Pemerintah untuk pre

komersial produk hasil R&D

7. Penjaminan Resiko/Asuransi

Teknologi/ sistem jaminan inovasi

8. Kewajiban bagi setiap PTN

untuk menghasilkan produk

inovasi setiap tahun

9. Harmonisasi Kebijakan Sektoral

1. Roadmap Prioritas Produk Inovasi

Thn. 2025)

2. Fasilitasi Pendanaan Inovasi

a. Penerapan Teknologi di

Industri

b.Inovasi PT di Industri

c. Perusahaan Pemula

Berbasis Teknologi

d.Inovasi PPBT di PT

3. Pengembangan Teaching

Industri

4. Pengembangan Konsorsium

Inovasi

5. Pengembangan Wahana

Interaksi ABG Industri (STP,

Klaster Inovasi)

1. Pengembangan/Penguatan unit-unit

Intermediasi/ Technology Transfer

Office – TTO

2. Pengembangan Help Desk untuk konsultasi

inovasi bagi IKM

3. Pengembangan Pusat – Pusat Pelatihan

4. Penguatan Standarisasi berbasis hasil R&D

Penguatan Lembaga Uji dan Sertifikasi

5. Memperkuat kolaborasi dengan BUMN dan

Industri sebagai penggerak inovasi

6. Regionalisasi Inovasi PT

7. Pengembangan database dan sistem

informasi inovasi

8. Penguatan difusi dan diseminasi; pameran

dan promosi; Business Gathering

9. Penguatan Kerjasama Internasional (G to G;

B to B)

10. Penguatan Neraca Inovasi dan Daya Saing

INISIATIF PENGUATAN INOVASI NASIONAL

(18)

18

UJI ALPHA (α)

1. Pengembangan purwarupa (prototype) 2. Replikasi 3. Uji laboratorium

UJI BETA (β)

1. Uji Lapangan (lingkungan pengguna/nyata) 2. Pengembangan Lanjut

DIFUSI

1. Aplikasi di pengguna 2. Komersialisasi awal 3. Pengembangan pasar 4. Komersialisasi lanjut

EKSPLORASI

1. Ide/Konsep 2. Riset Eksplorasi 3. Feasibility/Scanning

Penguatan

Inovasi

Lingkup Penguatan Inovasi Nasional

Temuan

(19)

PROGRAM

PPBT 2017

CALON PERUSAHAAN

PEMULA BERBASIS

TEKNOLOGI

1

2

3

INKUBASI BISNIS

TEKNOLOGI

PPBT – PERGURUAN

TINGGI

(20)

PROGRAM PENERAPAN INOVASI INDUSTRI

Tujuan

Mempercepat Hilirisasi

hasil-hasil R & D

Focus

ICT; Hankam; Pangan;

Kesehatan; Energi;

Transportasi; Material maju

Sinergi

Kerjasama ABG untuk

mengembangkan Produk Inovasi

Pendanaan Inovasi

Penyempurnaan Prototipe Industri, Pengujian,

Penyesuaian Standar, Sertifikasi, Audit Teknologi,

Alih Teknologi, Trial Production

Output/Outcome

(21)

PROGRAM INOVASI PERGURUAN TINGGI DI INDUSTRI

Tujuan

Membangun Industri

berbasis teknologi yang

berfungsi sebagai sarana

pembelajaran dan

pengembangan produk

inovasi

Focus

ICT; Hankam; Pangan;

Kesehatan; Energi;

Transportasi; Material

Maju

Teaching

Industry

Kriteria Seleksi

Kelayakan Pembelajaran;

Kelayakan Bisnis (Industry);

Kesiapan dan Rekam Jejak

Peneliti; Luaran, Resiko dan

Dampak

Output/Outcom

e

Pembelajaran,

Industri dan

Produk Inovasi

(22)

Mengembangkan Supply Chain

Inovasi (Nasional-Daerah)

DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI - KEMENTERIAN RISET,

(23)

23

PENGEMBANGAN BUAH TROPIKAL

(24)

24

SUPPLY CHAIN

INDUSTRI BIBIT BUAH

(25)

25

PETA PENYEBARAN BIBIT BUAH

(26)

26

KLUSTER INDUSTRI BIBIT NASIONAL

(27)

Produk

s

i Beni

h

Kom

ersi

al

SUPPLY CHAIN INDUSTRI BENIH SUMBER

(PROGRAM BENIH DASAR

)

BS : Breeder Seed /Benih Penjenis FS : Foundation Seed /Benih Dasar

SS : Stock Seed/Benih Pokok ES : Extention Seed /Benih Sebar

Program

Beni

h

Das

ar

Pemuliaan

Nucleus Seed

(Benih Inti)

Pre – BS

(Original Seed)

BS

Pemeliharaan Varietas

Initial Seed Production

BS

FS

ES

SS

FS

SUMBER: IPB

(28)

ENREKANG

SULSEL

BANYUMULEK

NTB

FATUTETA

NTT

RUMPIN

BOGOR

7 P

ILAR

BREEDING DAN GENETIKA REPRODUKSI DAN PEMBIAKAN

PAKAN KESEHATAN HEWAN PENGOLAHAN DAN PASCA PANEN

REGULASI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SDM

HULU

ON FARM

HILIR

Teaching Farm

Breeding Center

Produksi dan

Industri Pembiakan

Produksi GPS

(29)

MODEL PEMANFAATAN BIOMASS DALAM SISTEM

KLASTER DAERAH

DR D DRD DR D DRD DR D KELOMPOK MASYARAKA T

INDUSTRI BAHAN BAKU DAERAH BERTEKNOLOGI PEMD A DRN koordinasi pendanaan

Infrastruktur & fasilitas

Produk bahan baku berteknologi maju (advance material)

INDUSTRI HIGH TECH

NASIONAL

supply

Produk hilir berteknologi tinggi (high tech)

Litbang dan Perguruan

Tinggi

teknologi

teknologi agenda riset nasional

kebijakan insentif kebijakan insentif kebijakan klaster daerah

(30)

ANALISIS KONSISTENSI MUTU SKALA PRODUKSI MASSAL PADA KOMPON

KARET DAN PRODUK KARET BANTALAN UNTUK PERLETAKAN JEMBATAN

DAN JALAN LAYANG JENIS KARET ALAM

Diskripsi dan Kegunaan

Elastomeric Bridge Bearing (EBB) atau karet bantalan jembatan berfungsi sebagai isolator yang mampu meredam gangguan (beban lalu lintas dan getaran gempa bumi) yang diterima oleh struktur jembatan dan jalan layang. Adanya EBB dapat memperpanjang umur pakai jembatan/jalan layang dan memberikan jaminan keamanan dan keselamatan bagi pengguna jembatan dan jalan layang.

Kegiatan

Pengujian skala industri (produksi massal EBB), Rancang bangun alat uji sifat dinamis EBB, Sertifikasi, Alih Teknologi.

Output

• Produk inovasi : EBB jenis karet alam

• Alat uji sifat dinamis EBB : kekakuan tekan, kekakuan geser • Dokumen hasil uji skala produksi (Sertifikasi)

• Dokumen alih teknologi (Perjanjian Lisensi)

• Dokumen User Manual (Instruksi Kerja) alat uji EBB

Potensi Pasar : BUMN Karya dan Perusahaan Konstruksi Jalan dan Jembatan Dalam dan Luar Negeri

Elastomeric Bridge Bearing

(31)

BENTONIT DAN ZEOLIT TERMODIFIKASI SEBAGAI MATERIAL PENGOLAH

MINYAK NILAM AGAR MEMENUHI PERSYARATAN SNI

Diskripsi dan Kegunaan

Bentonit dan zeolit termodifikasi merupakan material berbasis zeolite dan bentonite yang dapat digunakan untuk mengolah minyak nilam sehingga memenuhi standar Nasional Indonesia (SNI).

Kegiatan

Pembuatan material pengolah, Produk minyak nilam terolah, Alih teknologi; Pengujian skala industri; Sertifikasi material pengolah dan minyak nilam terolah

.

Output

• Material pengolah berbasis zeolite dan bentonit • Dokumen metode pengolahan minyak nilam • Paket teknologi pembuatan material pengolah • Draft paten

• Dokumen sertifikasi material pengolah dan minyak nilam

Potensi Pasar : Industri parfum, kosmetik

(32)

PEMBUATAN BLOKREM KERETA API DARI BAHAN KOMPOSIT POLIMER NON

ASBESTOS DALAM SKALA INDUSTRI

Diskripsi dan Kegunaan

PT.KAI (persero) mulai memakai blokrem komposit yang mempunyai keunggulan lifetime lebih lama dan murah. Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) bekerjasama dengan Koperasi Batur Jaya dan PT. Inti Bagas Perkasa mengembangkan produk blokrem komposit dalam negeri dengan specifikasi dan keunggulan lebih baik dari produk import.

Kegiatan

Proses Produksi, Sertifikat Paten, Sertifikat Pengujian, Legalitas Perusahaan

Output

• Produk 300 buah Blok Rem Kereta Api Komposit untuk pengujian di Kereta milik PT. KAI • Sertifikasi Pengujian B4T

• Sertifikat Hak Paten - SNI

(33)

Referensi

Dokumen terkait

Bangunan Pusat Rekreasi dan Pengenalan Profesi Anak menonjolkan suasana ruang yang memperhatikan aspek psikologis anak dan mewakilkan suasana tiap profesi yang terdapat dalam

Proses ini tidak menimbulkan perubahan fasa kecuali rekristalisasi. Banyak faktor yang dapat menimbulkan timbulnya tegangan di dalam logam sebagai akibat dari proses

Usaha penggilingan daging di Kabupaten Seruyan berada pada kuadran pertama yaitu memiliki sejumlah kekuatan yang besar dan peluang-peluang besar impresif yang

Tim adalah kelompok kerja yang terbentuk dari individu- individu yang melihat diri mereka dan dilihat oleh orang lain sebagai satu kesatuan sosial, yang saling ketergantungan

Percobaan ini bertujuan untuk membuat sumber eksitasi Instrument X-Ray Fluorescent dari limbah penangkal petir yang mengandung Am-241 dengan cara melarutkannya dan

a) Penelitian selanjutnya disarankan agar merancang model pengukuran kinerja penyelarasan yang lebih komprehensif yang tidak hanya mengakomodasi seberapa besar

Perubahan persentase kandungan nitrogen daun antar varietas (Binjai, Rapiah, Garuda, dan Lebak Bulus) mempunyai kemiripan pola pada setiap fase pertumbuhan, yaitu trubus

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan..